Anda di halaman 1dari 7

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 5, No. 1, Mei 2014


Hal: 49-55

STATUS PEMANFAATAN SUMBERDAYA UDANG


OLEH PERIKANAN SKALA KECIL DI WILAYAH PESISIR
KABUPATEN CILACAP

Utilitization Status of Shrimp by Small Scale Fisheries in the Coastal Area


of Cilacap District

Oleh:

Andreas D. Patria1*, Luky Adrianto2, Tridoyo Kusumastanto2, M. Mukhlis Kamal2,


Rokhmin Dahuri2

1 Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
2 Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

* Korespondensi: ad_patria@yahoo.com

Diterima: 8 Oktober 2013; Disetujui: 4 Februari 2014

ABSTRACT
Fish stock in marine is dynamic due to fluctuation in the annual total catch. Consequently,
the estimate number of fish stock changes yearly, without exception in the coastal of Cilacap
District. This current study was intended to reassess the condition of fish stock utilization in the
coastal water of Cilacap in 2012. Data of fish production, effort, fish price, and effort cost in 1999-
2012 are taken from the Office of Fisheries Agency of Cilacap District. Analysis of fish stock
condition is carried out using Gordon-Schaefer bioeconomic model. The results showed that
utilization of marine fish resource in the coastal water of Cilacap District was in the condition of
over fishing both in terms of MSY or MEY.
Key words: fish stock assessment, Gordon-Schaefer model, small scale of fisheries

ABSTRAK
Stok sumberdaya ikan di suatu perairan laut selalu dinamis karena jumlah penangkapan
ikan berubah setiap tahunnya. Konsekuensinya adalah bahwa dugaan stok ikan di suatu lokasi
perairan juga berubah setiap tahunnya, tidak terkecuali di perairan pantai selatan Kabupaten
Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menduga status tingkat pemanfaatan
stok udang oleh nelayan skala kecil di perairan pesisir Kabupaten Cilacap dengan tahun acuan
2012. Data produksi udang, data upaya penangkapan, data harga udang, dan data biaya per
upaya penangkapan tahun 1999-2012 bersumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Cilacap. Analisis kondisi tingkat pemanfaatan stok ikan dilakukan menggunakan model
keseimbangan bioekonomi Gordon-Schaefer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan
sumberdaya ikan laut di wilayah pesisir Kabupaten Cilacap telah berada pada kondisi lebih
tangkap (overfishing) baik dari segi MSY maupun MEY.
Kata kunci: pendugaan stok ikan, model Gordon-Schaefer, nelayan skala kecil
50 Marine Fisheries 5 (1): 49-55, Mei 2014

PENDAHULUAN pendekatan anthropocene oleh Crutzen dan


Stoermer (2000), dimana intervensi manusia
Sumberdaya perikanan merupakan salah telah menimbulkan perubahan terhadap sistem
satu aset alamiah yang dapat diekstraksi untuk alam yang pada gilirannya sistem alam kembali
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, memberikan pengaruh terhadap kehidupan
baik manfaat dari aspek ekologi, ekonomi mau- manusia.
pun sosial. Sebagai sumberdaya yang dapat
pulih, maka dalam pemanfaatan sumberdaya Dalam konteks inilah kemudian dibutuh-
perikanan dibutuhkan suatu tindakan yang bi- kannya suatu proses pengelolaan sehingga
jaksana, agar sumberdaya tidak mengalami ke- terjadi keseimbangan dan keberlanjutan dalam
rusakan atau kepunahan. sistem hubungan timbal balik antara manusia
dengan alam. Pengeloaan sumberdaya peri-
Pengembangan ekonomi perikanan pada kanan ditujukan untuk menentukan alokasi
dasarnya berbeda dengan ekonomi produksi di sumberdaya yang menjamin keberlanjutan
sektor pertanian pada umumnya. Perbedaan produksi sumberdaya dan tujuan-tujuan pem-
utama terletak pada hak kepemilikan sumber- bangunan perikanan lainnya (FAO 2001). Se-
daya. Kegiatan perikanan memiliki ketergan- iring dengan perkembangannya maka tujuan
tungan yang tinggi pada penguasaan teknologi pengelolaan dapat dibedakan menjadi 4 ka-
penangkapan ikan dan kondisi sumberdaya tegori, yaitu yang berorientasi pada aspek
alam milik bersama (common property). Christy biologi, aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek
dan Scott (1965) mengemukakan bahwa, rekreasi (Murdiyanto 2004). Beberapa jenis per-
karena sifatnya yang open access, sumberdaya ikanan memungkinkan hanya menekankan pa-
perikanan dapat digunakan oleh banyak indivi- da satu atau dua tujuan saja, akan tetapi seca-
du. Setiap pengguna dapat memanfaatkannya ra umum perlu mengusahakan terciptanya ke-
secara tak terbatas untuk bersaing yang dapat seimbangan yang baik antara berbagai tujuan
berakibat pada kondisi lebih tangkap (over- tersebut. Dengan demikian tujuan pengelolaan
fishing) dan penggunaan sumberdaya yang perikanan perlu mempertimbangkan tujuan eko-
inefisien. Hal ini karena pada kondisi open nomi yang berkaitan dengan kondisi ekonomi,
access, nelayan akan tetap memilih bertahan di tujuan sosial berkaitan dengan kesejahteraan
sektor perikanan selama biaya rata-rata sama nelayan dan tujuan pemeliharaan lingkungan
dengan penerimaan rata-rata. Hal ini berten- yang berkaitan dengan tingkat pemanfaatan
tangan dengan perilaku maksimisasi profit dari sumberdaya yang diiringi dengan pemeliharaan
seorang produsen yang umum diterangkan da- lingkungan perairan sebagai habitat sumber-
lam teori ekonomi mikro, dimana produsen ber- daya perikanan tersebut.
usaha untuk menyamakan penerimaan marjinal
dengan biaya marjinalnya. Penelitian ini bertujuan untuk menduga
status tingkat pemanfaatan stok sumberdaya
Ekstraksi sumberdaya perikanan meru-
perikanan oleh nelayan skala kecil di perairan
pakan aktivitas ekonomi yang menggunakan
Kabupaten Cilacap. Beberapa parameter stok
input seperti tenaga kerja, kapal, mesin, bahan
ikan yang akan diduga adalah Maximum
bakar dan sebagainya. Penyediaan komponen
Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic
input ini membutuhkan biaya. Nelayan akan
Yield (MEY) dan Open Acces equilibrium Yield
memaksimumkan manfaat yang diperoleh da-
(OAY).
lam mengekstraksi sumberdaya perikanan ter-
sebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa nela-
yan telah melakukan proses produksi yang dila-
METODE
kukan melalui proses transformasi input, sum-
berdaya perikanan dan manfaat ekonomi. Pro- Metode pengumpulan data yang yang di-
ses produksi inilah yang kemudian akan mem- gunakan adalah metode survai dan studi pus-
pengaruhi perilaku nelayan dan dinamika sum- taka. Lokasi yanga dipilih adalah sentra-sentra
berdaya ikan. Perilaku nelayan dalam meman- pendaratan ikan pada 10 Tempat Pelelangan
faatkan sumberdaya ikan dan dinamika kebera- Ikan (TPI) di Pesisir Kabupaten Cilacap. Data
daan sumberdaya ikan merupakan hubungan yang dikumpulkan meliputi hasil pencatatan
timbal balik yang saling mempengaruhi. Pola pendaratan ikan pada setiap lokasi sentra pen-
pemanfaatan yang tidak terkendali akan me- daratan ikan. Perikanan skala kecil di daerah
nimbulkan tekanan terhadap sistem ekologi, tropis mempunyai unsur kompleksitas yang
yaitu sumberdaya ikan. Sebaliknya, jika sum- tinggi dengan karakteristik variasi pada target
berdaya ikan mengalami deplesi, maka nelayan spesies, alat tangkap dan teknik penangkapan
tidak dapat memaksimalkan manfaat ekonomi. yang sangat dinamis dan berubah tergantung
Kondisi tersebut merupakan dampak balik yang musim dan hasil tangkapan (Sudarmo et al.
menimbulkan tekanan terhadap kehidupan eko- 2013). Perikanan skala kecil yang menjadi
nomi nelayan. Hal inilah yang disebut sebagai objek penelitian adalah sebagaimana definisi
Patria et al. – Status Pemanfaatan Sumberdaya Udang 51

tentang nelayan kecil yang tercantum pada Sehingga hubungan antara ukuran kelimpahan
Undang-undang Nomor 45 tahun 2009 tentang (stok) dengan tingkat upaya dapat dinyatakan
perubahan Undang-undang Nomor 31 tahun dalam persamaan sebagai berikut:
2004 tentang Perikanan.
X = k − k / rE ................. (6)
Analisis data dilakukan melalui pendekat-
an bioekonomi model Gordon-Schaefer. Asum- Subsitusi persamaan (5) ke dalam persa-
si dasar yang digunakan dalam model ini ada- maan (3), maka diperoleh fungsi produksi lesta-
lah permintaan ikan hasil tangkapan dan pena- ri perikanan tangkap yang menggambarkan hu-
waran upaya penangkapan adalah elastis sem- bungan antar tingkat upaya (effort) dengan ha-
purna. Harga ikan (p) dan biaya marginal upaya sil tangkapan (produksi) lestarinya, sehingga
penangkapan masing-masing mencerminkan secara matematis persamaannya menjadi:
manfaat marginal dari ikan hasil tangkapan bagi h = k.E−(k / r)E2 ................. (7)
masyarakat dan biaya sosial marginal upaya
penangkapan (Fauzy dan Anna 2005). Dengan memasukkan faktor harga per
satuan hasil tangkap dan biaya per satuan upa-
Menurut Schaefer (1957), perubahan ya penangkapan, maka persamaan keuntungan
stok sumberdaya ikan secara alami dipengaruhi dari usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan
oleh pertumbuhan logistik ikan, yang secara menjadi:
metematis dapat dinyatakan dalam sebuah
fungsi sebagai berikut: = TR −TC ....................... (8)

= P.h − C.E ..................... (9)


.................... (1)
Keterangan:
Keterangan:
dx/dt = Laju pertumbuhan biomas = Keuntungan pemanfaatan sumberdaya
X = Ukuran kelimpahan biomas ikan P = Harga rata-rata hasil tangkapan
k = Daya dukung lingkungan C = Biaya penangkapan ikan per satuan upaya
r = Laju pertumbuhan instrinsik TR = Penerimaan total
TC = Biaya total penangkapan ikan
Pengelolaan sumberdaya ikan yang ber-
kelanjutan mensyaratkan agar hasil yang di- Tingkat keseimbangan pada kondisi
tangkap sama dengan hasil pertumbuhan. Kon- open access akan tercapai pada saat peneri-
disi ini disebut kondisi keseimbangan (equilibri- maan total (TR) sama dengan biaya total (TC),
um) yaitu selisih antara laju pertumbuhan bio- dengan tingkat upaya = E0A. Kondisi tersebut
mas dengan jumlah biomas yang ditangkap menurut Gordon disebut sebagai "bioeconomic
adalah sama, sehingga secara hubungan fung- equilibrium of open acces fishery". Pada tingkat
sional, dinyatakan sebagai berikut: upaya di bawah E0A, penerimaan total lebih be-
sar dari biaya totalnya, sehingga pelaku peri-
kanan akan lebih banyak tertarik untuk mening-
................ (2) katkan upaya panangkapan ikannya. Pada ting-
dimana h adalah hasil tangkapan yang secara kat upaya di atas E0A biaya total lebih besar dari
matematis dapat dituliskan sebagai berikut: penerimaan total, sehingga mendorong pelaku
perikanan untuk mengurangi upaya, dengan
demikian hanya pada tingkat upaya E0A, kese-
..................... (3) imbangan akan tercapai.
Keterangan:
q = Koefisien teknologi penangkapan
E = tingkat upaya penangkapan (effort) HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kondisi keseimbangan, perubahan Analisis bioekonomi dilakukan dengan
kelimpahan sama dengan nol (dx/dt = 0), de- pendekatan model surplus produksi. Model sur-
ngan asumsi koefisien teknologi sama dengan plus produksi pada dasarnya hanya berlaku un-
satu (q = 1) maka diperoleh hubungan antara tuk perikanan dengan spesies tunggal. Model
laju pertumbuhan biomassa dengan hasil tang- surplus produksi dengan species tunggal memi-
kapan. Hubungan tersebut secara matematis liki banyak kelemahan, walaupun dalam per-
dinyatakan sebagai berikut: kembangannya masih dapat diterapkan pada
perikanan multispesies yang mempunyai kesa-
maan parameter populasi dan wilayah penye-
................ (4) baran (Joko 2009; Zulbainarni et al. 2011).
Model yang digunakan pada penelitian ini ada-
lah model untuk perikanan multispesies di pan-
......................(5) tai khsususnya dari kelompok udang (crusta-
52 Marine Fisheries 5 (1): 49-55, Mei 2014

cea). Kelompok udang ini dipilih karena meru- hadap nelayan skala kecil dan diasumsikan po-
pakan hasil tangkapan yang dominan didarat- la yang sama terjadi pada seluruh nelayan ska-
kan oleh nelayan skala kecil di Kabupaten Cila- la kecil di Kabupaten Cilacap serta data statistik
cap berdasarkan pencatatan data di setiap TPI yang tersedia (Tabel 1).
yang menjadi basis nelayan skala kecil. Usaha
penangkapan udang menumbuhkan industri pe- Berdasarkan perhitungan antara CPUE
ngolahan, pemasaran dan perdagangannya dengan trip penangkapan (effort) udang diha-
(Pangesti et al. 2011). Pada umumnya usaha silkan persamaan CPUE=63,86-0,0006E. Per-
penangkapan dimiliki oleh rakyat, dengan skala samaan tersebut menunjukkan bahwa CPUE
kecil dan merupakan usaha keluarga. Usaha memiliki korelasi negatif dengan kegiatan pe-
rakyat (skala kecil) diarahkan ke usaha profesi- nangkapan, karena upaya penangkapan udang
onal agar memberikan nilai tambah yang seca- (E) bernilai negatif. Semakin banyak kegiatan
ra ekonomis lebih menguntungkan (Boesono penangkapan udang yang dilakukan pada per-
2008). Jenis udang yang tertangkap terutama airan Cilacap, maka semakin rendah nilai
jenis yang ditemukan di perairan pantai sehing- CPUE. Nilai CPUE akan berbanding lurus de-
ga diasumsikan memiliki parameter populasi ngan tingkat produktivitas alat tangkap udang
yang tidak terlalu jauh berbeda. trammel net, apabila CPUE semakin berkurang
maka produktivitas alat tangkap terhadap objek
Dalam penelitian Naamin (1987) dilapor- hasil tangkapan juga akan semakin berkurang.
kan bahwa daerah asuhan udang jerbung di Demikian juga apabila nilai CPUE bertambah,
perairan Cilacap adalah di perairan Segara maka alat tangkap yang digunakan memiliki
Anakan dari stadium post larva sampai stadium produktivitas yang baik bagi objek tangkapan-
yuwana. Selanjutnya menurut Zarochman nya. Persamaan diatas menunjukkan bahwa
(2003) penurunan produksi udang di perairan alat tangkap trammel net yang dioperasikan
Cilacap dan sekitarnya sebagian besar dipe- nelayan skala kecil di Kabupaten Cilacap pro-
ngaruhi oleh degradasi lingkungan habitat dan duktivitasnya terus menurun walaupun jumlah
kegiatan penangkapan di perairan Segara trip penangkapan udang terus ditingkatkan. Hal
Anakan. ini menjelaskan bahwa produksi tidak hanya
Produksi udang yang daratkan oleh dipengaruhi oleh upaya penangkapan (trip), na-
nelayan skala kecil di Kabupaten Cilacap dalam mun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya
rantang waktu 1999-2012 secara rata-rata ada- seperti tenaga kerja, kondisi sumberdaya mau-
lah 1.775 ton per tahun dengan volume tertinggi pun modal (Panayotou 1982). Terbukti dari ko-
terjadi pada tahun 1999 sebesar 2.923 ton dan relasi negatif persamaan CPUE, dimana setiap
volume terendah pada tahun 2010 sebesar 746 penambahan trip penangkapan (effort) sebesar
ribu kg. E, nilai CPUE berkurang sebesar 0,0006 kali
trip penangkapan (E) di Cilacap (Gambar 1).
Alat tangkap yang dominan digunakan
oleh nelayan skala kecil adalah trammel net (ja- Persamaan CPUE di atas menjadi acuan
ring tiga lapis) yang digunakan sebagai alat dalam menghitung hasil tangkapan udang les-
tangkap standar. Jumlah hari melaut per tahun tari dengan metode Schaefer. Persamaan ter-
(trip) dihitung berdasarkan hasil wawancara ter- sebut menghasilkan nilai hasil tangkapan u-

Tabel 1 Data produksi udang yang didaratkan pada TPI di Kabupaten Cilacap

Trip Alat
Tahun Produksi Udang (kg) CPUE
Tangkap (E)
1999 2.923.913,21 44.600 65,56
2000 1.308.453,28 45.280 28,90
2001 1.355.293,50 45.500 29,79
2002 1.865.728,20 46.120 40,45
2003 2.014.639,37 46.680 43,16
2004 2.039.335,80 47.700 42,75
2005 1.849.396,01 48.330 38,27
2006 2.263.023,18 48.900 46,28
2007 1.385.638,77 50.240 27,58
2008 2.181.908,82 51.170 42,64
2009 1.263.514,95 55.625 22,71
2010 746.661,55 44.500 16,78
2011 1.701.856,70 69.760 24,40
2012 1.953.799,68 68.420 28,56
Patria et al. – Status Pemanfaatan Sumberdaya Udang 53

Trip (E)

Gambar 1 Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan di wilayah perairan


Kabupaten Cilacap

dang maksimum lestari (hmsy) sebesar 1.834 faatan sumberdaya udang oleh nelayan skala
ton per tahun dan nilai upaya penangkapan u- kecil di Kabupaten Cilacap, maka produksi saat
dang maksimum lestari (Emsy) sebesar 57.443 ini adalah 1.827,8 ton dan upaya penangkapan
trip pertahun. Apabila upaya tangkap melebihi 69.090 trip alat tangkap per tahun. Upaya sedi-
jumlah upaya penangkapan maksimum lestari kit lebih tinggi melampaui upaya optimal secara
(E > Emsy), maka hasil tangkapan udang akan biologis (FMSY) maupun upaya optimal secara
terus menurun, seperti digambarkan kurva ekonomi (FMEY) (Tabel 2). Jika mengacu pada
schaefer (Gambar 2). Jika dibandingkan de- kaidah yang biasa digunakan pada Kemente-
ngan hasil tangkapan udang tahun 2012, sebe- rian Kelautan dan Perikanan bahwa total jumlah
sar 1.953,8 ton dengan trip sebesar 68.420 tangkapan ikan yang diperbolehkan (JTB) atau
maka kondisi aktual menunjukan produktivitas Total Allowable Catch (TAC) adalah 80 persen
sudah melebihi produksi lestari. dari MSY, maka nilainya sebesar 1.467, 34 ton
Rata-rata pemanfaatan stok udang di per tahun, yang berarti hasil tangkapan aktual
perairan wilayah pesisir Kabupaten Cilacap pa- sudah jauh melebihi dari yang diperbolehkan.
da tahun 2011 dan 2012 telah melewati tingkat Secara umum kondisi penangkapan u-
kelestarian sumberdaya (MSY). Adapun pada dang oleh nelayan skala kecil di Kabupaten Ci-
tahun 2009-2010 tingkat pemanfaatan jauh di- lacap dapat dikatakan berpotensi tidak berke-
bawah MSY. Jika diambil rata-rata produksi ak- lanjutan, apabila kondisi seperti dua tahun ter-
tual dan upaya penangkapan udang selama du- akhir dibiarkan terjadi. Trajektori pemanfaatan
a tahun terakhir sebagai acuan kondisi peman- sumberdaya udang oleh nelayan skala kecil di

Upaya penangkapan (Trip alat/tahun)

Gambar 2 kurva produksi lestari schaefer dengan upaya penangkapan (E) dengan trammel net
dan hasil tangkapan aktual udang di Kabupaten Cilacap
54 Marine Fisheries 5 (1): 49-55, Mei 2014

Tahun

Gambar 3 perbandingan produksi udang aktual dengan produksi lestari

Tabel 2 Hasil analisis bio-ekonomi terhadap hasil produksi, MSY, MEY, dan open access pada
pengelolaan udang
Total Biaya
Effort Total Penerimaan Rente
Rincian Hasil(Kg) Trip
(Trip) (Rp1.000) (Rp1.000)
(Rp1.000)
Aktual 69.090,00 1.827.828,19 54.834.845 13.818.000 41.016.845
MSY 57.443,00 1.834.178,00 55.025.340 11.488.600 43.536.740
MEY 51.492,00 1.814.493,23 54.434.796 10.298.400 44.136.396
Open Access 102.892,29 685.948,57 20.578.457 20.578.457 0

perairan pesisir Kabupaten Cilacap memperli- KESIMPULAN DAN SARAN


hatkan kondisi rata-rata yang telah mencapai
potensi lestari (Gambar 3). Kesimpulan
Status pemanfaatan sumberdaya udang
Tingkat pemanfaatannya yang berkisar oleh nelayan skala kecil di Kabupaten Cilacap
antara “di bawah” dan “di atas” potensi lestari- saat ini sudah melebih potensi lestarinya baik
nya menunjukan dinamika pemanfaatannya. secara biologi maupun secara ekonomi. Hal ini
Pemanfaatan sumberdaya udang jauh di bawah berakibat tidak optimalnya manfaat ekonomi
potensi lestari yang terjadi pada tahun 2010 yang diperoleh nelayan. Apabila hal ini terus
terjadi karena effort atau upaya penangkapan- berlangsung maka economic resilience (resi-
nya yang rendah (44.500). Hal ini disebabkan liensi ekonomi) nelayan akan semakin teran-
kondisi cuaca yang tidak stabil selama tahun cam karena manfaat ekonomi tidak bisa lagi di-
2010, yang dicirikan oleh gelombang tinggi tingkatkan.
yang terjadi hampir sepanjang tahun, sehingga
membatasi upaya tangkap yang dapat dilaku- Walaupun manfaat ekonomi tidak dapat
kan oleh nelayan skala kecil. ditingkatkan lagi, namun karena didorong oleh
tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup, maka
Secara ekologis pemanfaatan sumberda- kondisi upaya penangkapan ikan akan dapat
ya udang di Kabupaten Cilacap secara rata-rata terus bertambah sampai pada titik upaya pada
menunjukan kondisi yang masih berkelanjutan posisi open acces, dimana tidak ada lagi man-
dalam periode 2009-2012. Namun apabila kon- faat ekonomi yang bisa diperoleh. Apabila kon-
disi seperti dua tahun terakhir terus terjadi, ma- disi ini terus terjadi maka tekanan terhadap ke-
ka potensi pemanfaatan sumberdaya udang ini tersediaan sumberdaya perikanan akan sema-
berpeluang menjadi tidak berkelanjutan. Dilain kin terancam, sehingga ecology resilience (resi-
pihak, walaupun secara ekologis masih menun- liensi ekologi) akan terlampaui.
jukan kondisi yang berkelanjutan, namun seca- Nilai produksi saat telah melaumpaui
ra ekonomi, manfaat yang diperoleh dibawah MSY maupun MEY, namun belum melampaui
potensi ekonomi lestarinya. Secara umum da- OAY, sehingga perlu pengelolaan yang menga-
pat disimpulkan bahwa nilai ekonomi pemanfa- tur tingkat laju pemanfaatan sumberdaya udang
atan sumberdaya udang di perairan pesisir Ka- bagi nelayan skala kecil di perairan pesisir
bupaten Cilacap saat ini tidak optimal. Cilacap.
Patria et al. – Status Pemanfaatan Sumberdaya Udang 55

DAFTAR PUSTAKA Indonesia In-Country Project. Semarang.


March 7-9, 1988: 17 p.
Boesono H. 2008. Perkembangan perikanan
tangkap akibat perubahan luasan laguna Panayotou T. 1982. Management Concepts for
Segara Anakan Cilacap, Jawa Tengah. Small-scale Fisheries, Economic and
Bulletin PSP. 17(2): 241-247. Social Apect. FAO Technical Paper.
Rome: FAO.
Christy FTJr, Scott A. 1965. The Common-
wealth in Ocean Fisheries. Baltimore, Pangesti TP, Nurani TW, Wiyono ES. 2011.
Johns Hopkins University Press, for Strategi pengelolaan untuk meningkatkan
Resources for the Future, Inc., 481 p. produksi udang di Kabupaten Cilacap.
Crutzen, P. I. and Stoermer, E. F. 2000. Jurnal Marine Fisheries. 2(2): 189-199.
The “Anthropocene”. IGBP Newsletter. Schaefer MB. 1954. Some Aspects of
Crutzen PJ, Stoermer EF. 2000. “The Dynamics of Population Important to the
anthropocene”. IGBP Newsletter. Management of Commercial Marine
Fisheries. Bulletin of The Inter-American
Dinas Kelautan dan Perikanan Cilacap. 2012. Tropical Tuna Commission. 1: 27-56.
Statistik Perikanan Kabupaten Cilacap.
Cilacap: Dinas Kelautan dan Perikanan. Sudarmo AG, Baskoro MS, Wiryawan B, Wiyo-
no ES, Monintja DR. 2013. Perikanan
FAO. 1996. Integration of Fisheries into Coastal skala kecil: Proses pengambilan keputus-
Area Management. FAO Technical an nelayan dalam kaitannya dengan
Guidelines for Responsible Fisheries. faktor-faktor yang mempengaruhi pe-
Rome: FAO. nangkapan ikan. Jurnal Marine Fisheries.
FAO. 2001. Managing fishing capacity: A 4(2):195-200.
Review of Policy and Technical issues. Susilo SB. 2009. Kondisi Stok Ikan Perairan
FAO Technical Papers. Rome: FAO. Pantai Selatan Jawa Barat. Jurnal Ilmu-
Fauzy A, Anna S. 2005. Pemodelan Sumber ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia.
Daya Perikanan dan Kelautan untuk Ana- 16(1): 39-46.
lisis Kebijakan. Jakarta: Gramedia Pusta- Zarochman. 2003. Laju Tangkap Udang dan
ka Utama. Masalah Jaring Apung di Pelawangan
Murdiyanto B. 2004. Pelabuhan Perikanan. Timur Laguna Segara Anakan [Tesis].
Bogor: Fakultas Perikanan & Ilmu Kelaut- Program Pasca Sarjana Universitas
an, IPB. Diponegoro Semarang.
Naamin, N. 1987. The Role of Segara Anakan Zulbainarni N, Tambunan M, Syaukat Y,
Lagoon as a Nursery Ground of Penaeid Fahrudin A. 2011. Model bioekonomi
Shrimp in the South Coast of Java. In eksploitasi multispesies sumberdaya
Proceeding Technical Workshop ASEAN- perikanan pelagis di perairan Selat Bali.
US Coastal Resources Management Jurnal Marine Fisheries. 2(2): 141-154.

Anda mungkin juga menyukai