Anda di halaman 1dari 13

Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim ......... Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali .....

(Ratna Patriana dan Arif Satria)

POLA ADAPTASI NELAYAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM:


Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali, Desa Pamotan,
Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
Adaptation Pattern of Fishers in Addressing Climate Change: A Case
Study of Fishers in Ciawitali, Pamotan Village, Province Kalipucang
Subdistrict, Ciamis Regency of West Java

Ratna Patriana1 dan Arif Satria2


1
Center for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia and Pacific,
Institut Pertanian Bogor, Bogor 16183, Indonesia. Telp: (0251)8313709, Fax: (0251)8310779
2
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
Jl. Kamper, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia. Telp./Fax: (0251)8629227
Diterima 2 November 2012 - Disetujui 4 Juni 2013

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dampak perubahan iklim pada aktivitas
nelayan perikanan tangkap, dan (2) menganalisis pola adaptasi dan strategi ekonomi yang dilakukan
oleh nelayan untuk mengatasi dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif eksploratif yang dilengkapi dengan studi literatur.
Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan Focused Group
Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perubahan iklim menyebabkan terjadinya
perubahan wilayah dan musim penangkapan ikan, meningkatnya resiko melaut akibat gelombang
ekstrim dan angin kencang, dan menghambat akses nelayan dalam melaut akibat pendangkalan muara
sungai dan gelombang besar, (2) adaptasi yang dilakukan oleh nelayan antara lain adalah adaptasi iklim
melalui “mengejar musim ikan”, adaptasi sumber daya pesisir, adaptasi alokasi sumber daya dalam
rumah tangga yang meliputi optimalisasi tenaga kerja dalam rumah tangga dan pola nafkah ganda, dan
keluar dari kegiatan perikanan (escaping from fisheries).

Kata Kunci: perubahan iklim, nelayan, adaptasi, mata pencaharian

ABSTRACT
The objectives of this research were (1) to identify the impact of climate change on fishing
activities and; (2) to analyze the adaptation patterns and economic strategy undertaken by fishers to
overcome the economic impact caused by climate change. The study was conducted using qualitative
exploratory methods, complemented with literature study. Primary data were collected through in-depth
interview, observation, and focused group discussion (FGD). The results showed that; (1) climate change
leads to changes in the fishing area and the fishing season, the increased risk in fishing activity due to
extreme waves and strong winds, and disrupt access to fishing due to siltation of the estuary and large
waves and; (2) fishers undertake economy strategies and climate change adaptations in terms of climate
adaptation through “chasing the fishing season”, coastal resources adaptation, resource allocation within
households including optimalization of labor in the family, multiple livelihood and escaping from fisheries.

Keywords: climate change, fisher, adaptation, livelihood

11
J. Sosek KP Vol. 8 No. 1 Tahun 2013

PENDAHULUAN ekosistem penyangga habitat ikan dan biota laut


yang selama ini merupakan komoditas tangkapan
Indonesia sebagai negara kepulauan nelayan. Supriharyono (2007) menyebutkan
tropis memiliki kekayaan hayati laut yang sangat sejumlah organisme bernilai ekonomi yang
luar biasa dan merupakan potensi besar bagi kehidupannya bergantung pada terumbu karang,
kemakmuran rakyatnya. Nelayan dengan ikatan yaitu penyu, udang barong, octopus, conches,
ekonomi maupun historisnya telah memanfaatkan kerang, oyster, rumput laut, kima dan teripang.
sumber daya hayati laut ini secara turun temurun. Kerusakan yang terjadi pada ekosistem terumbu
Namun kondisi saat ini menunjukkan bahwa karang pada akhirnya memengaruhi populasi ikan
berada di tengah melimpahnya kekayaan sumber dan dapat berimplikasi pada aktivitas melaut dan
daya alam hayati laut dan pesisir ternyata belum perekonomian para nelayan (Satria, 2009).
dapat membuat perekonomian nelayan Indonesia
terangkat dari garis kemiskinan. Sejumlah permasalahan perubahan iklim
yang berdampak pada kegiatan perikanan tangkap,
Keterpurukan nelayan ini diperparah sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya,
oleh kerusakan ekologi yang terjadi pada merupakan landasan akan pentingnya dilakukan
ekosistem pesisir dan laut yang menjadi sumber suatu penelitian yang bertujuan untuk (1)
matapencahariannya. Salah satu faktor penyebab mengidentifikasi dampak perubahan iklim pada
terjadinya perubahan ekologi pesisir dan laut ini aktivitas perikanan tangkap, dan (2) menganalisis
adalah perubahan iklim. Perubahan iklim mengacu pola adaptasi dan strategi ekonomi yang dilakukan
pada perubahan-perubahan yang terjadi pada oleh nelayan untuk mengatasi dampak ekonomi
iklim dari waktu ke waktu baik secara alamiah yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
maupun disebabkan oleh aktivitas manusia (IPCC,
2007). Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan METODOLOGI
iklim yaitu terjadinya kenaikan muka air laut
(Murdiyarso, 2007; IPCC, 2007; Tebtebba, 2008; Lokasi dan Waktu
Satria, 2009; UNEP, 2009), peningkatan suhu air
laut (IPCC, 2007; Chen, 2008; Satria, 2009; UNEP, Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juni
2009), meningkatnya keasaman laut (Chen, 2008; 2010 hingga September 2010 di Dusun Ciawitali,
UNEP, 2009), perubahan pola sirkulasi dan proses Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten
upwelling di lautan (Diposaptono et.al., 2009;UNEP, Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
2009), perubahan curah hujan (Murdiyarso, 2007), penelitian dilakukan secara purposive (sengaja)
serta meningkatnya frekuensi dan intensitas cuaca dengan pertimbangan bahwa Dusun Ciawitali
ekstrim (IPCC, 2007). merupakan kampung nelayan yang didominasi
oleh nelayan tradisional, sementara tantangan
Setidaknya terdapat empat hal yang dapat yang dihadapi cukup besar mengingat kondisi
terjadi pada perikanan tangkap terkait dampak- lautan yang bertemu langsung dengan Samudra
dampak perubahan iklim di wilayah laut, berdasarkan Hindia. Selain itu, Desa Pamotan juga merupakan
pendapat (Diposaptono et al., 2009). Pertama, lokasi penelitian mengenai dampak perubahan iklim
terjadi perubahan pola migrasi ikan akibat perubahan yang dilakukan oleh Center for Climate Risk and
suhu permukaan laut. Kedua, terjadi stratifikasi Opportunity Management in Southeast Asia and
kolom air yang memengaruhi proses upwelling Pacific (CCROM SEAP) Institut Pertanian Bogor,
yang berkorelasi positif dengan gerombolan ikan bekerjasama dengan Ikatan Petani Pengendalian
(fish schooling), dan dengan sendirinya Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI) dan Diakonie
mengakibatkan nelayan sulit menangkap ikan. Katastrophenhilfe Germany.
Ketiga, terjadi perubahan kawasan penangkapan
ikan (fishing ground). Keempat, semakin Nelayan Ciawitali merupakan representasi
terpuruknya nasib nelayan akibat dibutuhkannya dari nelayan yang dianggap rentan terkena
waktu dan biaya yang lebih besar untuk melaut dampak perubahan iklim meliputi perubahan
karena migrasi maupun rusaknya habitat perikanan pola angin. Di samping itu, salah satu komoditas
dan fishing ground. tangkapan yang diandalkan oleh nelayan Ciawitali
adalah udang karang (lobster), dimana ekosistem
IPCC (2007) juga menyebutkan dampak terumbu karang yang menjadi habitatnya juga
perubahan iklim berupa pemutihan terumbu mengalami tekanan ekologis akibat terjadinya
karang (coral bleaching) yang berperan sebagai perubahan iklim.

12
Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim ......... Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali ..... (Ratna Patriana dan Arif Satria)

Teknik Pemilihan Informan mungkin nelayan sehingga dapat mencapai titik


jenuh informasi, dimana tambahan informan tidak
Populasi dari penelitian ini adalah nelayan lagi menghasilkan pengetahuan baru.
di Dusun Ciawitali yang melakukan kegiatan
penangkapan di lautan dan bukanlah di sekitar Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data
muara Sungai Citanduy ataupun Segara Anakan.
Populasi diambil berdasarkan informasi yang Jenis data yang digunakan dalam
diperoleh dari data Rukun Nelayan (RN) dan penelitian ini terdiri dari data primer dan data
Kelompok Usaha Bersama (KUB) Putra Kendal sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan
Ciawitali. Dari data tersebut diketahui jumlah melalui wawancara mendalam (in-depth interview),
populasi nelayan Ciawitali sebanyak 90 orang. observasi atau pengamatan berperan serta dan
Informan kunci dalam penelitian ini ditentukan diskusi kelompok terarah atau Focused Group
sebanyak 8 (delapan) orang yang terdiri dari 1 Discussion (FGD). Pengumpulan data sekunder
(satu) orang kepala RN Ciawitali, 1 (satu) orang dilakukan melalui studi literatur serta kajian
kepala KUB Putra Kendal Ciawitali, dan 6 (enam) dokumen-dokumen yang relevan dengan tujuan
orang tokoh nelayan yang telah melakukan penelitian. Kebutuhan data, metode pengumpulan,
penangkapan lebih dari 15 tahun. Namun begitu, jenis dan sumber data dalam penelitian ini dapat
wawancara juga dilakukan terhadap sebanyak dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan Data, Metode Pengumpulan Data, Jenis, dan Sumber Data.
Table 1. Required Data, Data Collection Methods, Types and Source of Data.
Metode Pengumpulan
Kebutuhan Data / Jenis Data/ Sumber Data /
No. Data / Data Collection
Required Data Types of Data Source of Data
Methods
1 Kondisi sosial-ekonomi nelayan / Wawancara, Observasi / Primer / Nelayan, Tokoh
Socio-economic condition of the Interview, Observation Primary Masyarakat, dan Literatur
fishers / Fishers, Community
Leaders, and Literature
2 Kondisi ekosistem dan gejala Wawancara, Observasi / Primer / Nelayan / Fishers
perubahan iklim yang terjadi / Interview, Observation Primary
Ecosystem condition and the
current climate change symptoms
3 Dampak ekologis dari perubahan Studi Literatur, Primer, Nelayan / Fishers
iklim yang mempengaruhi Wawancara, Observasi Sekunder
kegiatan penangkapan ikan / / Literature Study, / Primary,
Ecological impact of climate Interview, Observation Secondary
change which affects the
fisheries activity
4 Pengaruh perubahan ekologi laut Studi Literatur, Primer, Nelayan dan Koperasi
terhadap perekonomian nelayan Wawancara, Observasi Sekunder Nelayan / Fishers and
/ Impact of marine ecological / Literature Study, / Primary, Fisher’s Cooperative
change to fishers economy Interview, Observation Secondary
5 Kegiatan penangkapan ikan Wawancara , Observasi Primer / Nelayan / Fishers
sebelum dan sesudah terjadinya / Interview, Observation Primary
perubahan ekologi laut akibat
perubahan iklim / Fishing
activities before and after the
ecological changes of the ocean
due to climate change
6 Wilayah tangkapan / Fishing Observasi, FGD / Primer / Nelayan / Fishers
groud Observation, Focused Primary
Group Discussion
7 Musim penangkapan ikan / FGD / Focused Group Primer / Nelayan / Fishers
Fishing season Discussion Primary
8 Adaptasi perikanan tangkap / Wawancara, Observasi / Primer / Nelayan / Fishers
Capture fisheries adaptation Interview, Observation Primary
9 Strategi ekonomi dan mata Wawancara, Observasi / Primer / Nelayan dan Tokoh
pencaharian nelayan / Economic Interview, Observation Primary Masyarakat / Fishers and
and livelihood strategy of the Community Leaders
fishers

13
J. Sosek KP Vol. 8 No. 1 Tahun 2013

Metode Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian Dampak Ekologis


ini mengacu pada konsep Miles dan Huberman
(1984, 1994 dalam Miles dan Huberman, 2009) Berdasarkan perspektif nelayan Ciawitali,
dimana terdapat tiga sub-proses analisis data yang perubahan ekologi pada ekosistem laut
saling terkait, yaitu reduksi data, penyajian data dan memengaruhi aktivitas penangkapan ikan melalui
pengambilan kesimpulan. Reduksi data merupakan terjadinya perubahan musim ikan dan kekacauan
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada musim angin.
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis 1) Perubahan musim ikan
di lapangan. Penyajian data merupakan penyusunan
informasi yang memungkinkan adanya penarikan IPCC (2001) dalam (IPCC), 2007)
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan menyebutkan bahwa kedepannya, perubahan
penarikan kesimpulan berbentuk pencatatan arus laut, naiknya permukaan laut, suhu air
keteraturan pola-pola yang terjadi, penjelasan, laut, perubahan salinitas, arah dan kecepatan
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab- angin, kekuatan upwelling, ketebalan lapisan
akibat, dan proposisi. Ketiga kegiatan analisis dan pencampuran di laut dan respon predator terhadap
pengumpulan data ini merupakan proses siklus perubahan iklim memiliki potensi untuk secara
dan interaktif sebagaimana ditunjukkan dalam substansial mengubah habitat berkembang biak
Gambar 1. Analisis data dilakukan secara berlanjut, ikan dan pasokan makanan bagi ikan hingga
berulang dan terus menerus. akhirnya kelimpahan populasi ikan di perairan Asia.

Pengumpulan data /
Data collection Penyajian data / Data
display

Reduksi data / Data


reduction
Kesimpulan:
penggambaran/verifikasi /
Conclusion: description/verifying

Gambar 1. Komponen Analisis Data: Model Interaktif.


Figure 1. Components of Data Analysis: Interactive Model.
Sumber: Miles dan Huberman (1984, 1994 dalam Miles dan Huberman, 2009)/
Source: Miles and Huberman (1984, 1994 in Miles and Huberman, 2009)

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya Perubahan iklim menyebabkan terjadinya


kasalahan interpretasi digunakan pula metode perubahan suhu permukaan laut dan stratifikasi
triangulasi. Teknik ini mengacu pada suatu kolom air yang kemudian memengaruhi proses
proses pemanfaatan persepsi yang beragam upwelling di lautan (Diposaptono et al., 2009).
untuk mengklarifikasi makna, memverifikasi Perubahan sirkulasi laut, dan proses upwelling
kemungkinan pengulangan dari suatu observasi ini menyebabkan terjadinya perubahan pola
ataupun interpretasi, namun harus dengan prinsip migrasi ikan dan gerombolan ikan (Diposaptono
bahwa tidak ada observasi atau interpretasi yang et al., 2009). Hal ini juga sejalan dengan pendapat
seratus persen dapat diulang (Stake, 2009). Teknik seorang ahli ekologi, Eugene P. Odum (1994) yang
triangulasi ini berguna untuk memperoleh kombinasi menyatakan bahwa bagian lautan yang paling
data yang akurat melalui uji keabsahan dengan uji produktif adalah di tempat terjadinya penaikan air
silang tiga sumber data, yaitu hasil wawancara, atau upwelling ini. Migrasi ikan, dimana gerombolan
observasi serta studi literatur. ikan-ikan dengan jenis tertentu melintasi suatu

14
Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim ......... Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali ..... (Ratna Patriana dan Arif Satria)

Gambar 2. Kerangka Pendekatan.


Figure 2. Framework Approach.
Sumber: Data sekunder diolah (2010) / Source: Secondary data, processed (2010)

wilayah penangkapan inilah yang dipahami oleh berdasarkan pengakuan nelayan, pada beberapa
nelayan sebagai musim penangkapan ikan atau tahun belakangan jumlah ikan layur yang diperoleh
musim ikan. semakin sedikit atapun tidak terdapat ikan layur
sama sekali dalam satu tahun.
Perubahan musim ikan ini sangat
mempengaruhi penghasilan nelayan mengingat 2) Kekacauan musim angin
beberapa spesies ikan memang hanya datang
di musim-musim tertentu. Salah satunya adalah Salah bentuk dari perubahan iklim yang
ikan layur. Ikan layur merupakan salah satu ikan mepengaruhi kegiatan produksi nelayan adalah
musiman yang hanya bisa ditangkap pada periode perubahan pola angin (UNEP, 2009). Perubahan
tertentu dalam satu tahun. Biasanya ketika musim pola angin, selain memengaruhi proses sirkulasi
ikan layur datang, ikan ini akan muncul dalam yang pada akhirnya berdampak pada kelimpahan
jumlah yang besar. Menurut nelayan, perubahan ikan di lautan, juga menyebabkan sulitnya nelayan
iklim diduga telah memberi dampak yang signifikan memprediksi waktu-waktu yang tepat untuk melaut.
terhadap periode musim ikan jenis ini, karena

15
J. Sosek KP Vol. 8 No. 1 Tahun 2013

Nelayan Ciawitali mengenal dua musim angin Nelayan Ciawitali memanfaatkan musim
yang berhembus di wilayah perairan Ciawitali, angin timur sebagai momentum untuk mencari ikan.
yaitu musim angin timur dan musim angin barat. Sedangkan berhembusnya angin barat merupakan
Musim angin timur berhembus sejak bulan April suatu hambatan yang menyebabkan nelayan tidak
hingga Agustus, sedangkan musim angin barat dapat melaut di sekitar wilayah tangkapan ikan
berhembus di bulan September hingga Januari. seperti biasanya. Hal ini berkaitan dengan wilayah
Pengalaman nelayan Ciawitali dalam mencari penangkapan ikan nelayan Ciawitali yang terlindung
ikan selama bertahun-tahun telah menghasilkan dari terpaan angin timur namun sangat rentan akan
kalender musim aktivitas nelayan sebagaimana terpaan angin barat. Wilayah penangkapan ikan
dapat dilihat dalam gambar 3 berikut. nelayan ini dapat dilihat dalam Gambar 4.

Gambar 3. Kalender Musim Penangkapan Ikan Nelayan Ciawitali Sebelum Terjadi Perubahan Iklim
(lebih dari 10 tahun yang lalu).
Figure 3. Fishing Season Calendar of Ciawitali’s Fishers Before The Occurance of Climate
Change (over 10 years ago).
Sumber: Data pimer diolah (2010) / Source: Primary data, processed (2010)

Gambar 4. Wilayah Penangkapan Ikan Nelayan Ciawitali.


Figure 4. Fishing Ground of Ciawitali’s Fishers.
Sumber: Data pimer diolah (2010) / Source: Primary data, processed (2010)

16
Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim ......... Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali ..... (Ratna Patriana dan Arif Satria)

Dalam FGD yang dilakukan bersama pada lingkungan masyarakat Ciawitali


nelayan Ciawitali, nelayan mengungkapkan yaitu terganggunya sumber-sumber air
bahwa kondisi musim angin yang tidak menentu bersih dan terjadinya angin puting beliung
menyebabkan sulitnya menyusun kalender di wilayah pemukiman. Kondisi tanah di
musim yang menggambarkan kondisi ekologis perkampungan nelayan Ciawitali sendiri
laut dan aktivitas perikanan di masa sekarang. didominasi oleh tanah berkapur (karst).
Perubahan iklim, berdasarkan perspektif nelayan, Jika musim kemarau tiba, kuantitas air
menyebabkan kekacauan musim angin di wilayah akan menurun. Di beberapa wilayah
penangkapan. Bulan-bulan yang telah dipahami terjadi kekeringan, sedangkan beberapa
sebagai musim berhembusnya angin timur, saat tempat lainnya terdapat air dengan
ini mengalami pergeseran atau kekacauan dimana kualitas yang baik. Sedangkan jika musim
angin barat kadang datang secara tiba-tiba di hujan berkepanjangan, jumlah air akan
tengah musim angin timur. Selain itu, pergeseran melimpah, namun kualitasnya menurun.
musim terjadi dimana angin barat datang lebih Air yang dihasilkan berwarna putih susu
awal, yang sekaligus memotong masa angin timur dengan kandungan kapur yang tinggi.
dan merugikan sebagian besar nelayan yang Dampak lain dari perubahan iklim ini
tidak dapat pergi melaut. Kekacauan musim ini adalah meningkatnya cuaca ekstrim yang
menyebabkan sulitnya nelayan menentukan waktu berpotensi membahayakan kehidupan
yang tepat untuk melaut. Persepsi nelayan akan penduduk pesisir. Nelayan menduga hal
terjadinya kekacauan musim angin dapat disimak ini juga merupakan penyebab terjadinya
dalam kutipan wawancara dengan salah satu tokoh angin puting beliung yang menimpa
nelayan, AR (50 th) sebagai berikut: pemukiman masyarakat Ciawitali pada
tahun 2009.
“Sejak dahulu, di bulan Juli-
Agustus, tangkapan yang kita peroleh 2. Dampak pada aktivitas perikanan tangkap.
biasanya banyak, karena bulan-bulan ini Pada perikanan, perubahan iklim
musimnya angin timur. Jadi lebih aman menyebabkan menurunnya hasil
untuk ke laut. Tapi beberapa tahun tangkapan nelayan yang dipicu oleh:
terakhir di musim angin timur terkadang a). Sulitnya menentukan wilayah
terjadi angin barat juga. Contohnya saja tangkapan ikan.
bulan Juli kemarin. Saya sempat terjebak
selama berjam-jam di Nusa Kambangan, Nelayan Ciawitali telah memiliki
karena angin barat yang tiba-tiba datang wilayah penangkapan tertentu yang
dan berlangsung hampir seharian” menjadi areanya mencari ikan selama
bertahun-tahun. Perubahan iklim yang
Dampak Perubahan Iklim menyebabkan perubahan pola migrasi
ikan terjadi pula di wilayah perairan
Menurut nelayan, dengan didukung oleh Ciawitali. Hal ini kemudian menimbulkan
literatur, perubahan iklim menyebabkan terjadinya kendala di kalangan nelayan tradisional
dampak sosial-ekonomi pada: (1) kesehatan yang masih mengandalkan pengetahuan
lingkungan dan pemukiman masyarakat; lokal serta pengalaman empirik semata
dan (2) aktivitas perikanan tangkap, akibat dalam pencarian ikan. Ketika perubahan
sulitnya menentukan wilayah tangkapan ikan, iklim memberi dampak yang signifikan
sulitnya menentukan musim penangkapan ikan, pada kondisi ekosistem laut dan membuat
meningkatnya resiko melaut, dan terganggunya banyak perbedaan dibanding kondisi
akses kegiatan melaut1. lautan sebelumnya, pengalaman empirik
nelayan dalam pencarian ikan menjadi
1. Dampak pada kesehatan lingkungan
tidak berlaku lagi. Nelayan menjadi sulit
dan pemukiman masyarakat.
untuk menentukan wilayah penangkapan
Dampak perubahan iklim yang terjadi

1
Dampak-dampak perubahan iklim ini dirangkum dari hasil FGD dan wawancara mendalam yang dilakukan bersama nelayan
Ciawitali, didukung oleh literatur dan observasi peneliti (metode triangulasi).

17
J. Sosek KP Vol. 8 No. 1 Tahun 2013

ikan. Hal ini diperburuk dengan semakin dan pendangkalan muara sungai. Pertama,
sedikitnya stok ikan yang terdapat di gelombang besar. Pada gambar 3 dapat dilihat
lautan, baik akibat perubahan pola migrasi bahwa pelawangan merupakan pintu keluar
ikan maupun kerusakan wilayah mangrove yang digunakan nelayan dalam mencapai
yang merupakan habitat dari berbagai jenis lautan lepas. Pelawangan ini merupakan
komoditas tangkapan nelayan. gugus bebatuan dan karang dengan sebuah
celah yang dapat dilewati oleh perahu. Jika
b). Sulitnya menentukan musim
terjadi gelombang besar nelayan tidak
penangkapan ikan.
mampu melewati celah ini, dengan kata
Perubahan iklim yang menyebabkan lain kegiatan melaut tidak dapat dilakukan
tidak lagi berlakunya kalender musim karena perahu yang digunakan tidak dapat
penangkapan ikan, menyebabkan nelayan menjangkau lautan. Kedua, pendangkalan di
merasa kesulitan dalam menentukan muara sungai. Sebagaimana diungkapkan
waktu-waktu untuk memulai kegiatan dalam Diposaptono, et al., (2009) kenaikan
melaut. Berbagai pengetahuan lokal, muka air laut menyebabkan perubahan pola
seperti tata mangsa juga dirasakan oleh sedimentasi dan pendangkalan di muara
nelayan tidak lagi relevan sebagai acuan sungai yang dapat mengganggu akses
dalam menghitung musim angin. Sulitnya keluar masuknya perahu yang digunakan
memprediksi musim penangkapan ikan nelayan untuk melaut. Ciawitali merupakan
ini juga menyebabkan kerugian yang wilayah yang terkena dampak yang
signifikan bagi para nelayan. Hal tersebut signifikan akibat sedimentasi muara sungai
terjadi ketika tiba periode dimana biasanya Citanduy dan menyebabkan pendangkalan
nelayan melaut dan mendapatkan hasil pada aliran sungai yang merupakan akses
tangkapan yang menguntungkan, namun keluar-masuknya perahu nelayan Ciawitali
yang terjadi justru biaya produksi yang dalam kegiatan penangkapan. Hal ini
dikeluarkan melebihi dari hasil yang diperburuk dengan adanya perubahan
diperoleh. iklim. Terjadinya sedimentasi di jalur
keluar-masuknya perahu nelayan ini
c). Meningkatnya resiko melaut. sangat menyulitkan nelayan karena pada
Salah satu dampak perubahan iklim saat-saat air surut, nelayan bahkan tidak
pada eksosistem laut adalah meningkatnya dapat melewati aliran tersebut dan harus
frekuensi gelombang ekstrim dan badai. memaksakan untuk mendorong perahunya
Hal ini juga merupakan dampak turunan sejauh lebih dari satu kilometer untuk dapat
dari terjadinya kenaikan permukaan air pergi melaut.
laut (UNEP, 2009). Pada wilayah perairan
Berbagai gejala perubahan iklim di
Ciawitali gelombang ekstrim serta badai
wilayah pesisir yang dipicu oleh kenaikan
merupakan ancaman yang biasanya
permukaan air laut, perubahan suhu dan
datang ketika tiba musim angin barat serta
keasaman laut, meningkatnya frekuensi dan
musim penghujan. Namun perubahan
intensitas cuaca ekstrim, serta perubahan
iklim yang terjadi menyebabkan kejadian
curah hujan merupakan sederetan
gelombang ekstrim dan angin kencang
faktor yang memicu terjadinya berbagai
juga seringkali terjadi di musim angin
perubahan fisik dan lingkungan yang
timur, dan masa-masa puncak kegiatan
berdampak pada kegiatan produksi dan
penangkapan. Hal ini tentu sangat
kehidupan nelayan Ciawitali. Perubahan
merugikan, dimana perahu dan sarana
fisik seperti kerusakan ekosistem terumbu
penangkapan ikan nelayan Ciawitali masih
karang, sedimentasi di muara sungai dan
tradisional dan belum dalam kapasitas
sebagainya memicu perbagai perubahan
menghadapi badai ataupun gelombang
lain yang pada akhirnya berdampak
besar.
pada kondisi sosial dan ekonomi nelayan
d). Terganggunya akses kegiatan melaut. sebagaimana dipaparkan sebelumnya.
Pengaruh-pengaruh ini secara umum dilihat
Terdapat dua dampak perubahan iklim dalam Gambar 5.
yang menyebabkan terganggunya akses
melaut para nelayan, yaitu gelombang besar

18
Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim ......... Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali ..... (Ratna Patriana dan Arif Satria)

Adaptasi terhadap Perubahan Iklim dan Strategi di lokasi lain bisa saja ikan-ikan sangat
Ekonomi Nelayan melimpah.”

2). Adaptasi Sumber daya Pesisir


1. Adaptasi Iklim

Adaptasi sumber daya pesisir adalah bentuk


Sulitnya memperoleh hasil tangkapan di
strategi ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya
suatu wilayah penangkapan ikan mendorong para
pesisir untuk menghasilkan berbagai komoditas
nelayan Ciawitali melakukan strategi adaptasi
bernilai ekonomi tanpa pergi ke laut lepas.
yang di kalangan nelayan biasa disebut dengan
Salah satu sumber daya yang cukup potensial
“strategi mengejar musim ikan”. Strategi ini
adalah mangrove. Dusun Ciawitali memiliki lahan
merupakan bentuk adaptasi yang dilakukan oleh
mangrove yang cukup luas. Walaupun bukan
nelayan Ciawitali apabila di wilayah perairan sekitar
dalam kondisi yang sangat baik, perairan di
Ciawitali mengalami masa paceklik. Informasi
wilayah mangrove ini masih memberikan hasil
keberadaan ikan di wilayah lain dari satu nelayan
perikanan yang bermanfaat bagi para nelayan.
ke nelayan lainnya inilah yang mendorong para
Salah satu komoditas wilayah mangrove dengan
nelayan melakukan kegiatan penangkapan ikan di
nilai ekonomi yang tinggi adalah kepiting
wilayah dimana musim ikan tersebut terjadi. Salah
bakau. Kegiatan pencarian kepiting bakau ini
satu tokoh nelayan, JA (38 tahun) menyebutkan:
juga menjadi salah satu alternatif pola adaptasi
“….kalau di Pacitan sedang musim ikan yang dilakukan oleh nelayan Ciawitali di kala
dan disini tidak, kita mengejar musim kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk ke laut.
sampai kesana, perahu diangkut. Sampai Di musim-musim paceklik pun banyak nelayan
ke wilayah ujung kulon juga pernah. yang mencari kepiting bakau sebagai komoditas
Kadang musim ikan sulit ditebak. Di sini substitusi untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-
susah sekali mendapatkan ikan, namun hari.

Tinjauan Teoritis / Theoritical Review Tinjauan Lapangan / Field Observation

Kerusakan Ekosistem Mangrove / Perubahan Musim Ikan / Fish Season


Damage to Mangrove Ecosystem

Ecological
Ekologis /
Dampak
Change

Impacts
Kenaikan Sedimentasi di Muara Sungai / Kekacauan Musim Angin / Wind Season
Muka Air Sedimentation in Estuary Disorder
Laut / Sea
Level Rise Gelombang Ekstrim dan Badai /
Kerusakan Sumber Air Bersih / Damage to
Extreme Wave and Hurricane Water Source
Dampak Sosial-Ekonomi /
Angin Puting Beliung di Pemukiman /
Socio-Economy Impacts

Perubahan Kerusakan Terumbu Karang / Whirlwind on Settlement Area


Damage to Coral Reef
Suhu dan
Sulit Menentukan Wilayah Tangkapan /
Keasaman / Difficulty in Determining Fishing Area
Perubahan Pola Sirkulasi dan Pola
Temperature Migrasi Hewan di Lautan /
and Circulation and Migration Shift Sulit Menentukan Musim Penangkapan /
Acidification Difficulty in Determining Fishing Season
Change
Meningkatnya Frekuensi dan Intensitas Cuaca Ekstrim / Meningkatnya Resiko Melaut / Increase Risk
Increasing Frequency and Intensity of Extreme Weather of Fishing

Perubahan Curah Hujan / Precipitation Change Terhambatnya Akses Kegiatan Melaut /


Inhibition of Fishing Access

Keterangan / Information:
Hubungan Pengaruh / Influence Correlation

Gambar 5. Dampak Perubahan Iklim pada Kegiatan Penangkapan Ikan dan Kehidupan
Sosial-Ekonomi Nelayan, Berdasarkan Persepsi Nelayan di Ciawitali yang
Disistematisasi oleh Peneliti.
Figure 5. Impacts of Climate Change to Fishing Activity and Socio-Economy of Fishers, Base on
Ciawitali’s Fishers Perception which was Systematized by Researcher.
Sumber: Data pimer diolah (2010) / Source: Primary data, processed (2010)

19
J. Sosek KP Vol. 8 No. 1 Tahun 2013

Selain kepiting bakau, komoditas lain yang Hama Terpadu Indonesia) pada tahun 2009,
dapat diperoleh dari wilayah mangrove adalah ikan terdapat 125,2 hektar lahan pertanian padi sawah
belanak serta kerang atau totok. Kerang totok ini di Dusun Ciawitali. Hal ini merupakan salah satu
adalah sejenis kerang hidup di wilayah pasang peluang nafkah yang biasanya dimanfaatkan oleh
surut serta sekitar mangrove. Para istri nelayan nelayan dengan menjual jasa sebagai buruh tani.
seringkali mencari kerang ini untuk dikonsumsi Salah seorang nelayan yang melakukan adaptasi
ataupun diolah menjadi sate kerang kemudian sebagai buruh tani, ST (29 tahun) mengungkapkan
dijual. Kelimpahan kerang totok di wilayah mangrove pengalamannya sebagai berikut:
Ciawitali masih cukup tinggi. Pengolahan kerang
ini dapat menjadi alternatif tambahan pendapatan “Jika tiba musim paceklik di laut dan musim
bagi keluarga nelayan ketika nelayan mengalami panen di sawah, saya dan (nelayan) yang
kesulitan melaut. lainnya seringkali bekerja memanen padi di
sawah. Pendapatan yang diperoleh cukup
3). Adaptasi Alokasi Sumber daya Manusia dalam lumayan, dari 60 kg padi yang dipanen,
Rumah Tangga kita mendapat 10 kg padi. Sawah yang
dikerjakan ini biasanya milik para petani
a). Optimalisasi Tenaga Kerja Rumah Tangga di Dusun Pamotan.”

Ketika musim ikan sedang tidak menentu Selain sebagai buruh pada lahan padi
dan frekuensi melaut nelayan semakin berkurang, sawah, sebagian nelayan juga menggarap lahan
anak-anak nelayan seringkali mencari tangkapan miliknya sendiri. Lahan ini biasanya adalah kebun.
di wilayah mangrove, baik bersama nelayan Salah satu yang cukup potensial adalah kebun
(ayahnya) ataupun bersama anak-anak nelayan jati dan sengon. Sebagian nelayan sejak dahulu
lainnya. Para istri nelayan juga berperan dalam telah menanam jati dan sengon pada lahan yang
menyelamatkan ekonomi keluarga dengan dimilikinya. Meskipun tidak dapat dikategorikan
melakukan usaha-usaha lainnya seperti sebagai bentuk adaptasi, namun pemanfaatan
pengolahan totok. Selain itu, ketika musim jati dan sengon pada kebun nelayan juga turut
paceklik berkepanjangan dimana nelayan berkontribusi dalam menyelamatkan perekonomian
mulai melakukan pekerjaan sambilan sebagai nelayan Ciawitali selama musim paceklik.
buruh tani, para istri nelayan juga biasanya ikut
melakukan pekerjaan yang sama bersama suami c). Pola Nafkah Ganda Jasa Pengangkutan
demi menambah penghasilan yang didapatkan.
Perahu, bagi kebanyakan nelayan merupakan
Optimalisasi tenaga kerja rumah tangga yang
harta sekaligus modal satu-satunya yang dapat
paling menghasilkan biasanya diperoleh jika
diandalkan untuk melakukan usaha-usaha ekonomi.
salah satu anggota keluarga mulai melakukan
Ketika musim paceklik tiba, nelayan yang memiliki
migrasi, mencari pekerjaan ke kota atau menjadi
perahu menggunakan perahu mereka sebagai
TKI (Tenaga Kerja Indonesia) ke luar negeri.
jasa pengangkutan. Perahu ini seringkali disewa
Beberapa istri nelayan mengaku sempat
sebagai sarana pengangkut hasil kayu yang
menjadi TKI di Arab Saudi demi menambah
ditebang di hutan masyarakat sekitar muara sungai
penghasilan keluarga. Keluarga yang salah satu
dan tebing di tepian pantai. Berbagai komoditas
anggotanya pernah menjadi TKI biasanya terlihat
pertanian yang dihasilkan dari Pulau Nusa
dari bentuk rumah yang lebih baik dibandingkan
Kambangan juga seringkali disebrangkan menuju
dengan rumah-rumah nelayan pada umumnya.
pelabuhan Dusun Majingklak, Desa Pamotan
b). Pola Nafkah Ganda Tani-Nelayan menggunakan perahu nelayan, sebagaimana
diungkapkan pula oleh salah seorang nelayan, SM
Lahan pertanian yang cukup luas di wilayah (40 tahun) pada bulan Juni 2010 :
Ciawitali mendorong pola adaptasi nelayan ke
“Sudah hampir tiga bulan perahu saya
arah pertanian. Perubahan iklim menyebabkan
dan banyak nelayan lain yang tidak turun
meningkatnya resiko melaut sehingga memaksa
ke laut mencari ikan. Cuacanya sangat
nelayan untuk mencari alternatif sumber nafkah
buruk, ikan-ikan juga semakin jarang.
di daratan. Salah satu yang paling dominan
Kalau sudah seperti ini pekerjaan apa
adalah buruh tani. Berdasarkan data dari Risk
saja asal halal pasti ditekuni. Apa saja,
Assesment IPPHTI (Ikatan Petani Pengendalian
mengangkut pisang dari nusa kambangan

20
Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim ......... Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali ..... (Ratna Patriana dan Arif Satria)

ke majingklak pun jadi. Setidaknya daya yang ada, dimana Dusun Ciawitali merupakan
anak-istri masih bisa makan…” wilayah dengan lahan pertanian yang cukup luas.

d). Adaptasi Melalui Keluar dari Kegiatan Faktor-faktor yang Memengaruhi Pilihan
Perikanan (Escaping from Fisheries) Adaptasi dan Strategi Ekonomi Nelayan

Kondisi ekosistem pesisir Ciawitali Pilihan strategi ekonomi dan adaptasi


yang semakin memprihatinkan dari hari ke nelayan dipengaruhi oleh berbagai faktor dapat
hari, penghasilan dari laut yang semakin tidak dilihat pada karakteristik individu nelayan pelaku
mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, serta adaptasi/strategi tersebut. Karakteristik ini
keterbatasan sarana yang dimiliki menyebabkan diantaranya adalah klasifikasi nelayan, luasnya
sebagian nelayan memutuskan untuk tidak lagi jejaring sosial nelayan tersebut, kepemilikan sarana
bekerja sebagai nelayan dan mencari pekerjaan produksi perikanan seperti perahu dan alat tangkap
baru. Terdapat dua pekerjaan yang biasanya lainnya, status sosial nelayan, banyaknya jumlah
menjadi tujuan alih profesi ini, yaitu buruh anggota keluarga nelayan serta kedekatan nelayan
pabrik dan petani. Pekerjaan sebagai buruh ini tersebut dengan suatu budaya pekerjaan.
diminati karena adanya kepastian penghasilan
yang diperoleh. Kedua adalah petani. Nelayan Hubungan antara pilihan strategi dan
cenderung memilih untuk berganti profesi adaptasi yang dilakukan oleh nelayan dengan faktor
menjadi petani berdasarkan ketersediaan sumber yang memengaruhinya, berdasarkan observasi
peneliti, dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Adaptasi dan Strategi Ekonomi Nelayan, Serta Faktor yang Mempengaruhi.
Table 2. Types of Adaptation and Economic Strategy of Fisher and the Influencing Factors.
Jenis Adaptasi dan
Strategi Ekonomi / Uraian / Karakteristik Nelayan /
No.
Types of Adaptation and Description Characteristic of the Fishers
Economic Strategy
1. Adaptasi Iklim / Climate Melakukan perpindahan wilayah Nelayan penuh dengan kapasitas dan
Adaptation tangkapan dengan memanfaatkan kepemilikan sarana produksi yang lebih
informasi mengenai musim ikan memadai. Memiliki jejaring sosial yang luas
di wilayah lain / Move to other antar nelayan di berbagai tempat / Fulltime
catchment area by utilizing fishers with capability and ownership of
information about fish season in adequate fishing facilities
other area
2. Adaptasi Sumberdaya Pencarian hasil tangkapan tanpa Nelayan penuh yang memiliki sarana
Pesisir / Coastal harus pergi ke laut lepas / Looking produksi cukup memadai, namun
Resource Adaptation for other fishing commodity without cenderung kurang memiliki jejaring sosial
go to the sea yang luas / Fulltime fishers with sufficient
fishing facilities, but tend to have less social
network
3. Adaptasi Alokasi
Sumberdaya Manusia
dalam Rumah Tangga
/Adaptation human
resource allocation within
household:
a. Optimalisasi Tenaga Melibatkan peran dari anggota Keluarga nelayan dengan jumlah anggota
Kerja Rumah Tangga / keluarga dalam perekonomian keluarga yang tinggi dan cenderung jejaring
Optimalization of Labor rumah tangga / Involves the role sosial yang luas / Household with a high
in The Family of family members in the number of family member and tend to have
household economy wider social network
b. Nafkah Ganda: Tani- Bekerja sebagai buruh tani selama Nelayan yang dekat dengan budaya
Nelayan / Multiple paceklik atau mencari sumber pertanian, memiliki kerabat petani atau
Livelihood: Farmer- pendapatan lain dari kegiatan dahulu merupakan seorang petani / Fishers
Fisher berkebun / Work as a peasant with a high connection to farming cultures,
during the bad season or find have relatives farmer, or a fishers who was
another source of income from a famer previously
gardening/farming activities

21
J. Sosek KP Vol. 8 No. 1 Tahun 2013

Lanjutan Tabel 2/Continues Table 2

Jenis Adaptasi dan


Strategi Ekonomi / Uraian / Karakteristik Nelayan /
No.
Types of Adaptation and Description Characteristic of the Fishers
Economic Strategy
c. Nafkah Ganda: Jasa Memanfaatkan perahu yang Nelayan dengan status sosial yang
Pengangkutan / dimilikinya untuk mengangkut cenderung lebih rendah, namun memiliki
Multiple Livelihood: berbagai komoditas dari pulau sarana produksi yang memadai / Fishers
Transfer Service nusa kambangan atau daerah- with lower social status but have sufficient
daerah di tepi laut. / Utilizing their fishing facility
boat to transfer various commodity
from Nusa Kambangan island, or
other area along the waterfront
5. Keluar dari Kegiatan
Perikanan / escaping
from fisheries:
a. Buruh / Labor Meninggalkan pekerjaan sebagai Nelayan dengan status sosial yang rendah,
nelayan dan beralih menjadi buruh dengan kepemilikan sarana produksi yang
tetap / Leaving their job as a fisher rendah pula / Fishers with lower social
and turn into permanent labor status, without an adequate fishing facility
b. Petani / Farmer Meninggalkan pekerjaan sebagai Nelayan yang sejak dahulu merupakan
nelayan dan beralih menjadi petani petani (tani-nelayan) serta nelayan yang
sepenuhnya / Leaving their job dekat dengan budaya pertanian ataupun
as a fisher and turn into fulltime memiliki lahan pertanian / Halftime fishers
farmer who works as farmers since a long time
ago, fishers with a high connection to
farming cultures, and fishers who own an
agriculture land
Sumber: Data primer diolah (2010) / Source: Primary data, processed (2010)

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN akses teknologi serta informasi yang relatif terbatas
sehingga bentuk adaptasi yang lebih antisipatif
Kesimpulan belum ada dan belum diketahui oleh masyarakat.
Bentuk adaptasi yang telah dilakukan antara lain
Perubahan iklim yang terjadi mepengaruhi yaitu:
aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan oleh
1. Adaptasi iklim berupa mengejar musim
nelayan akibat terjadinya perubahan ekologi
ikan ke wilayah lain.
yang meliputi perubahan musim ikan dan
kekacauan musim angin. Dampaknya adalah 2. Adaptasi sumber daya pesisir dengan
menurunnya hasil tangkapan yang disebabkan mencari hasil tangkapan di wilayah
oleh sulitnya menentukan wilayah tangkapan, mangrove.
sulitnya menentukan musim penangkapan ikan, 3. Adaptasi alokasi sumber daya manusia
meningkatnya resiko melaut dan terhambatnya dalam rumah tangga yang meliputi
akses kegiatan melaut. optimalisasi tenaga kerja rumah tangga,
pola nafkah ganda tani-nelayan, serta
Adaptasi dan strategi ekonomi yang
jasa pengangkutan menggunakan perahu
dilakukan oleh nelayan dalam menghadapi
nelayan.
permasalah perubahan iklim ini didominasi oleh
pola-pola adaptasi yang sifatnya reaktif. Hal ini 4. Adaptasi melalui keluar dari kegiatan
terjadi karena nelayan Ciawitali hingga sejauh perikanan (escaping from fisheries)
ini masih merupakan nelayan tradisional dengan dengan cara beralih profesi.

22
Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim ......... Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali ..... (Ratna Patriana dan Arif Satria)

Implikasi Kebijakan Miles, M.B dan M.A. Huberman 2009. Manajemen


Data dan Metode Analisis, in: Denzin,
Adapun saran yang dapat direkomendasikan Norman K. and Yvonna S. Lincoln.
dari hasil penelitian ini adalah pengembangan (Eds). Handbook of Qualitative Research
sistem informasi prakiraan cuaca untuk nelayan dan pp.591-612. Penerj. Dariyatno, et al.
penguatan kapasitas adaptasi untuk mendukung Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
bentuk-bentuk adaptasi perubahan iklim yang IPCC. 2007. Climate Change 2007: Impacts,
sifatnya antisipatif. Wujud konkrit dari penguatan Adaptation and Vulnerability. Cambridge:
kapasitas adaptasi nelayan terhadap perubahan Cambridge University Press.
iklim ini antara lain:
Murdiyarso, D. 2007. Protokol Kyoto: Implikasinya
1. Pengembangan pola nafkah ganda bagi bagi Negara Berkembang. Jakarta: Kompas.
nelayan,
Odum, E. P. 1994. Dasar-dasar Ekologi, edisi ketiga
2. Teknologi yang memadai untuk mencari (terjemahan). Yogyakarta: Gadjahmada
ikan di tengah cuaca yang buruk, University Press.
3. Diversifikasi alat tangkap untuk Satria, A. 2009. Pesisir dan Laut Untuk Rakyat.
mengantisipasi variasi musim. Bogor: IPB Press.

Stake, R. E. 2009. “Studi Kasus,” Handbook of


DAFTAR PUSTAKA Qualitative Research. Norman K. Denzin
dan Yvonna S. Lincoln, Eds. Yogyakarta:
Chen, CTA. 2008. “Effects of Climate Change on Pustaka Pelajar.
Marine Ecosystem,” Fisheries for Global
Supriharyono. 2007. Pengenalan Ekosistem
Welfare and Environment: 5th World
Terumbu Karang. Jakarta: Djambatan.
Fisheries Congress. K. Tsukamoto, T.
Kawamura, T. Takeuchi, T. D. Beard, Jr. and Tebtebba. 2008. Panduan Tentang Perubahan
M. J. Kaiser. eds. Tokyo: TERRAPUB. Iklim dan Masyarakat Adat (terjemahan).
Philippines: Tebtebba Foundation
Diposaptono, S., Budiman, dan F. Agung. 2009.
Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah UNEP. 2009. Climate Change Science Compendium.
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Bogor: PT. United Nation Environment Programme.
Sarana Komunikasi Utama http://www.unep.org/pdf/ccScienceCom-
pendium2009. (Diakses pada 28 Januari
2010).

23

Anda mungkin juga menyukai