Anda di halaman 1dari 10

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology

Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10


Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN PELAGIS


PADA USAHA PERIKANAN TANGKAP
DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TAWANG
KABUPATEN KENDAL
Dhiya Rifqi Rahman*), Imam Triarso, dan Asriyanto

Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang (email : dhiyarifqirahman@yahoo.com)

ABSTRAK
Perairan Kabupaten Kendal merupakan salah satu wilayah penyebaran ikan pelagis yang
cukup potensial yang kelestarian sumberdayanya dapat terancam. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis aspek biologi dan ekonomi tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di
Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang Kabupaten Kendal yang meliputi produksi ikan pelagis per
usaha penangkapan, Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), dan
Open Access Equilibrium (OAE). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012. Materi
penelitian ini adalah unit usaha perikanan tangkap yang mendaratkan hasil tangkapan ikan pelagis
di PPP Tawang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat studi
kasus dengan jumlah sampel 30 nelayan. Metode analisa data yang digunakan adalah metode time
series dan metode bioekonomi model Gordon-Schaefer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
rata-rata Catch per Unit Effort (CPUE) sumberdaya ikan pelagis pada tahun 2007-2011 di PPP
Tawang Kabupaten Kendal adalah 0,417 ton/trip. Produksi optimal (Copt) pada Maximum
Sustainable Yield (MSY) sebesar 307,168 ton/tahun dengan effort optimum (Eopt) 490 trip/tahun.
Produksi optimal (Copt) pada Maximum Economic Yield (MEY) sebesar 307,008 ton/tahun dan
effort optimum (Eopt) sebesar 479 trip/tahun. Produksi optimal (Copt) pada Open Access
Equilibrium (OAE) sebesar 27,342 ton/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 958 trip/tahun.
Tingkat pemanfaatan rata-rata sumberdaya ikan pelagis selama 5 tahun terakhir di PPP Tawang
Kabupaten Kendal sebesar 85,57%.

Kata Kunci : Sumberdaya Ikan Pelagis; Bioekonomi; PPP Tawang Kabupaten Kendal

ABSTRACT
Kendal Regency Seawaters is one of distribution area of potential pelagical fish. If there
is no control in the resources utilization, the resources will be threaten. This research aims were
to analyze biological and economic aspect of the utilization of the pelagic fish in Tawang fishing
port Kendal Regency Seawaters which includes Catch per Unit Effort (CPUE), Maximum
Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), and Open Access Equilibrium (OAE).
This research conducted in March-April 2012. Research material was unit of fishing industries
was put pelagical fish target in Tawang fishing port. Research method was case study descriptive
method. Sampling method was purposive sampling with 30 samples obtained. Data analysis
method used time series and bioeconomic method – Gordon-Schaefer Model. This study showed
that the average of Catch per Unit Effort (CPUE) pelagical fish potency rate for 2007-2011 in
Tawang fishing port Kendal Regency Seawaters is 0, 417 tonnes/trip. The optimum product (Copt)
of the Maximum Sustainable Yield (MSY) was 307,168 tonnes per year with optimum effort (Eopt)
was 490 trip per year. The optimum product (Copt) of the Maximum Economic Yield (MEY) was
307,008 tonnes per year with optimum effort (Eopt) was 479 trip per year. The optimum product
(Copt) of the Open Access Equilibrium (OAE) was 27,342 tonnes per year with optimum effort
(Eopt) was 958 trip per year. The pelagical fish resource utilization rate during the last 5 years in
Tawang fishing port Kendal Regency has an average rating of 85,57%.

Keywords : Pelagical Fish Resource; Bioeconomic; Tawang Fishing Port Kendal Regency

*) Penulis Penanggung Jawab 1


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

PENDAHULUAN
Perairan Kabupaten Kendal pelagis di perairan Utara Jawa Tengah
merupakan salah satu wilayah telah berada dalam kondisi overfishing.
penyebaran ikan demersal dan pelagis Hal ini diduga karena jumlah stok ikan
yang cukup potensial di perairan Utara yang semakin berkurang serta armada
Jawa Tengah. Pemanfaatan sumberdaya penangkapan yang semakin meningkat.
ikan hingga kini diusahakan oleh Oleh karena itu perlu dilakukan
nelayan dengan menggunakan berbagai penelitian mengenai tingkat
macam alat tangkap seperti jaring pemanfaatan dilihat dari aspek biologi
Rampus, Dogol, jaring Klitik, jaring dan ekonomi di perairan Utara Jawa
Ampera, jaring Cakalang, Bubu, jaring Tengah khususnya Kabupaten Kendal
Milinium, jaring Arad, Pukat Kantong karena perairan Kabupaten Kendal
Mini dan jaring Cantrang. memiliki potensi perikanan yang
Salah satu basis utama industri semakin berkembang.
perikanan tangkap di Kabupaten Kendal Permasalahan tersebut di atas
berdasarkan data statistik adalah perlu dikaji, baik dari segi biologi
Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang maupun ekonomis yaitu dengan
yang memiliki jumlah usaha perikanan pendekatan bioekonomi Gordon-
tangkap yang dicirikan dengan Schaefer untuk mengetahui nilai MSY,
penggunaan sarana penangkapan perahu MEY, dan OAE dengan memasukkan
motor tempel serta kapal motor aspek ekonomi (modal, biaya,
berukuran kurang dari 30 GT tahun penyusutan, pendapatan, dan
2011 berjumlah 867 unit dari 1404 unit keuntungan) serta kendala biologi dalam
perahu motor tempel dan 26 unit kapal pengelolaan sumberdaya perikanan.
motor yang ada di Kabupaten Kendal Tujuan penelitian ini adalah:
(DKP Kendal, 2011). Oleh karena itu, 1. Menganalisis aspek biologi dan
sumberdaya perikanan tangkap di ekonomi tingkat pemanfaatan
Kabupaten Kendal perlu dikelola dengan sumberdaya ikan pelagis pada usaha
benar sehingga didapatkan manfaat perikanan tangkap di PPP Tawang
secara optimal dan lestari. Kabupaten Kendal yang meliputi
Seiring dengan usaha untuk produksi ikan pelagis per usaha
meningkatkan pemanfaatan sumberdaya penangkapan atau Catch per Unit
perikanan dalam bidang penangkapan, Effort (CPUE), Maximum
maka nampak sekali telah terjadi Sustainable Yield (MSY), Maximum
fluktuasi jumlah hasil tangkapan tiap Economic Yield (MEY), dan Open
tahun khususnya ikan pelagis di daerah Access Equilibrium (OAE); dan
Kendal. Menurut Purnomo (2002), 2. Mengetahui tingkat pemanfaatan
dikatakan dalam penelitian analisis sumberdaya perikanan pelagis pada
potensi dan permasalahan sumberdaya usaha perikanan tangkap di PPP
ikan pelagis kecil di perairan Utara Jawa Tawang Kabupaten Kendal.
Tengah dengan menggunakan model
surplus produksi schaefer, bahwa rata- METODE PENELITIAN
rata nilai tingkat pemanfaatan mencapai Materi yang digunakan dalam
90,75%, sedangkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah unit usaha
perhitungan tersebut jika didasarkan perikanan tangkap yang mendaratkan
pada kesepakatan internasional yang hasil tangkapan ikan pelagis di PPP
tertuang pada Code of Conduct for Tawang Kabupaten Kendal.
Responsible Fisheries (CCRF), maka Lokasi yang digunakan untuk
sumberdaya yang boleh ditangkap hanya penelitian adalah PPP Tawang, desa
sekitar 80% dari potensi yang ada Gempolsewu, Kecamatan Rowosari,
(Nikijuluw, 2002). Kabupaten Kendal.
Hal ini mengindikasikan adanya Metode yang digunakan dalam
tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan penelitian adalah metode deskriptif yang

*) Penulis Penanggung Jawab 2


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

bersifat studi kasus. Studi Kasus atau unit kapal motor yang ada di Kabupaten
penelitian kasus merupakan penelitian Kendal (DKP Kendal, 2011). Oleh
tentang status subjek penelitian yang karena itu, sesuai dengan Sugiharto
berkenaan dengan suatu fase spesifik dalam Ardianto (2009) jumlah nelayan
atau khas dari keseluruhan personalitas yang diambil sebagai responden dalam
(Nazir, 2005). Studi yang dilakukan penelitian ini sebanyak 30 responden
dalam penelitian ini bertujuan untuk yang terdiri dari 8 nelayan jaring
memberikan gambaran secara mendetail Rampus dan jaring nelayan Dogol, 7
dari suatu status mengenai jumlah nelayan jaring Ampera dan Pukat
produksi hasil tangkapan ikan pelagis Kantong Mini.
dan upaya unit alat tangkap yang Data yang dikumpulkan dalam
digunakan dengan cara melakukan penelitian ini berupa data primer dan
pengamatan langsung di lokasi data sekunder. Data primer adalah data
penelitian, yang meliputi perairan yang didapatkan secara langsung dari
Kabupaten Kendal dengan kebiasaan obyek penelitian yaitu dengan observasi
nelayan mengoperasikan alat tangkap dan wawancara. Data sekunder adalah
ikan pelagis sejauh 3 mil dari garis data yang didapatkan dari publikasi dan
pantai hingga 12 mil laut. dokumentasi yang bersumber dari
Metode pengambilan sampel instansi atau dinas yang terkait
yang digunakan adalah metode Pada penelitian ini dilakukan
purposive sampling atau metode yang analisis data dengan melakukan
dilakukan secara sengaja berdasarkan perhitungan standarisasi alat tangkap
pertimbangan karakteristik tertentu yang untuk mendapatkan alat tangkap standar
dianggap mempunyai sangkut paut diperlukan standarisasi alat tangkap
dengan karakteristik populasi yang yang dilakukan dengan ketentuan
sudah diketahui sebelumnya (Umar, sebagai berikut:
2004). Karakteristik yang ada di daerah 1. Menentukan CPUE standar
penelitian tersebut, yaitu nelayan yang Alat tangkap yang dijadikan standar
mempergunakan alat tangkap dengan dipilih alat tangkap yang memiliki data
target hasil tangkapan ikan pelagis yang lengkap secara runtut waktu (time
berasal dari daerah perairan Kabupaten series) serta mempunyai CPUE terbesar.
Kendal. Diharapkan dengan metode ini, 2. Menghitung fishing power index
hasil penelitian yang diperoleh dapat (FPI)
memberikan gambaran hasil yang sesuai a. Alat tangkap yang dijadikan
dengan keadaan di lapangan. standar dipilih alat tangkap yang
Untuk mengetahui besarnya memiliki data lengkap secara
ukuran sampel yang akan dipilih atau runtut waktu (time series) serta
diambil digunakan metode pengambilan mempunyai CPUE terbesar.
sampel agar diketahui ketepatannya. b. Hitung FPI dari masing – masing
Sampel diambil sebesar 10% dari total alat tangkap.
individu populasi yang diteliti. Bilamana c. Nilai faktor daya tangkap atau FPI
sampel sebesar 10% dari populasi dari alat tangkap yang dijadikan
dianggap besar (lebih dari 30) maka standar adalah 1, sedangkan FPI
alternatif yang bisa digunakan adalah dari alat tangkap lain bervariasi
mengambil sampel sebanyak 30 individu dengan alat tangkap standar
(Sugiharto dalam Ardianto, 2009). dijadikan sebagai pembanding.
Sedangkan berdasarkan data jumlah d. Nilai FPI dapat diperoleh melalui
usaha perikanan di PPP Tawang yang persamaan Gullan (1983) :
dicirikan dengan penggunaan sarana CPUE r = Catch r / Effort r
penangkapan perahu motor tempel serta CPUE s = Catch s / Effort s
kapal motor berukuran kurang dari 30 FPI i = CPUE r / CPUE s
GT tahun 2011 berjumlah 867 unit dari i = 1, 2, 3, … k
1404 unit perahu motor tempel dan 26 Di mana :

*) Penulis Penanggung Jawab 3


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

CPUE r = total hasil tangkapan per pada persamaan fungsinya. Terdapat


upaya tangkap dari alat tiga kondisi keseimbangan dalam model
tangkap yang Gordon-Schaefer yaitu, MSY (Maximum
distandarisasi Sustainable Yield), MEY (Maximum
CPUE s = total hasil tangkapan per Economic Yield), dan OAE (Open
upaya tangkap dari alat Access Equilibrium) (Wijayanto, 2008).
tangkap yang dijadikan Analisis Bioekonomi Statis
standar berbasis model Gordon-Schaefer dapat
FPI i = fishing power index dari alat dilakukan dengan metode regresi linier,
tangkap ke i dengan persamaan sebagai berikut:
3. Menghitung CPUE standar CPUE = α – βE
Nilai FPI i selanjutnya digunakanntuk Dalam regresi linier sederhana
menghitung total upaya standar yaitu: menurut Sudjana (2003), rumus
i dasarnya adalah sebagai berikut:
E=  FPIi.Ei
i 1  x. y    x  y 
2

a=
Di mana : n x   x 
2 2

E = total effort atau jumlah upaya


tangkap dari alat tangkap yang di n  xy   x  y 
b=
n  x   x 
standarisasi dan alat tangkap 2 2
standar
Ei = effort dari alat tangkap yang Dimana:
distandarisasi dan alat tangkap standar Y : variabel terikat a:
Analisis bioekonomi statis intercept (konstanta, nilai Y jika
berbasis model Gordon-Schaefer, X=0)
dikembangkan oleh Schaefer X : variabel bebas
menggunakan fungsi pertumbuhan b : slope (kemiringan garis
logistik yang dikembangkan oleh regresi)
Gordon. Model fungsi pertumbuhan Sehingga rumus untuk
logistik tersebut dikombinasikan dengan menghitung tiga kondisi keseimbangan
prinsip ekonomi, yaitu dengan cara dapat dilihat pada Tabel 1.
memasukkan faktor harga per satuan
hasil tangkap dan biaya per satuan upaya

Tabel 1. Rumus Tiga Kondisi Keseimbangan Gordon-Schaefer


MSY MEY OAE
2
Hasil tangkapan (C) a / 4b aEMEY - b(EMEY)2 aEOAE - b(EOAE)2
Upaya penangkapan (E) a / 2b (pa-c) / (2pb) (pa-c) / (pb)
Total penerimaan (TR) CMSY . p CMEY . p COAE . p
Total pengeluaran (TC) c.EMSY c.EMEY c.EOAE
Keuntungan TRMSY - TCMSY TRMEY - TCMEY TROAE - TCOAE
Sumber: Wijayanto (2008)

Tingkat pemanfaatan dinyatakan dimana :


dengan persen (%) dapat diperoleh TP(i) = Tingkat pemanfaatan tahun ke- i
dengan menggunakan rumus ( Garcia, et C(i) = Total catch (hasil tangkapan)
al, 1989) : tahun ke-i
TP(i) = C(i ) x 100 % MEY = Maximum Economic Yield
CMEY/MSY MSY = Maximum Sustainable Yield

*) Penulis Penanggung Jawab 4


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

HASIL DAN PEMBAHASAN


PPP Tawang berdasarkan Peraturan tertinggi pada tahun 2008 yaitu 0,619
Daerah Pemerintah Kabupaten Kendal ton/trip dan terendah pada tahun 2009
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Rencana yaitu 0,247 ton/trip. Nilai CPUE tersebut
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal, berfluktuatif dari tahun 2007-2011. Hal
Desa Gempolsewu termasuk Wilayah ini terjadi karena selama periode tahun
Pengembangan Perikanan III Kabupaten tersebut terjadi penambahan dan
Kendal dan ditetapkan sebagai kawasan pengurangan jumlah upaya penangkapan
pengembangan perikanan tangkap, (effort).
pengembangan industri pengolahan Menurut Nabunome (2007), jika
ikan atau industri kecil berbasis kelautan dihubungkan antara CPUE dan effort
(agromarine industry). (trip), maka semakin besar effort, CPUE
Hasil tangkapan yang didaratkan di akan semakin berkurang, sehingga
PPP Tawang tersebut terdiri dari produksi semakin berkurang. Artinya
beberapa jenis sumberdaya ikan yang bahwa CPUE berbanding terbalik
ada di perairan Kabupaten Kendal, dengan effort di mana dengan setiap
antara lain sumberdaya ikan pelagis dan penambahan effort maka makin rendah
ikan demersal. Sumberdaya ikan pelagis hasil Catch per Unit Effort (CPUE). Hal
terdiri dari ikan tongkol, tengiri, ini disebabkan meningkatnya kompetisi
kembung, jui dan teri (Wijayanto, 2008). antar alat tangkap yang beroperasi
Untuk mengetahui perhitungan dimana kapasitas sumberdaya yang
CPUE harus dilakukan standarisasi alat terbatas dan cenderung mengalami
tangkap terlebih dulu karena penurunan akibat usaha penangkapan
berdasarkan data produksi terjadi lebih yang terus meningkat.
dari satu alat tangkap yang bisa Berdasarkan nilai CPUE dan
digunakan untuk menangkap ikan produksi total yang cenderung
pelagis. Penstandaran alat tangkap perlu mengalami penurunan tiap tahunnya
diketahui adanya jumlah trip sehingga maka hal tersebut mengindikasikan
nantinya akan diketahui nilai CPUE bahwa perairan Kabupaten Kendal telah
masing-masing alat tangkap sehingga mengalami lebih tangkap (overfishing).
akan diketahui nilai FPI. Standart alat Menurut Nabunome (2007), bahwa salah
tangkap yang digunakan adalah Pukat satu ciri overfishing adalah grafik
Kantong Mini karena produksinya setiap penangkapan dalam satuan waktu
tahun dan nilai CPUE yang didapat berfluktuasi atau tidak menentu dan
adalah lebih besar dibandingkan dengan penurunan produksi secara nyata,
alat tangkap yang lain. Berdasarkan mengatakan bahwa kejadian tangkap
nilai CPUE tiap tahun yang didapat lebih sering dapat dideteksi dengan
maka dapat dilihat fluktuasi nilai CPUE penurunan hasil Catch per Unit Effort
tersebut dari tahun 2007-2011 pada (CPUE) dengan melihat trend CPUE
Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1, yang dapat dilihat pada Gambar 1.
diperoleh nilai CPUE ikan pelagis
700.00
600.00 619.38
CPUE (Kg/Trip)

500.00 488.21
400.00 396.45
300.00 338.36
247.25
200.00
100.00
0.00
2007 2008 Tahun2009 2010 2011
Gambar 1. Grafik Fluktuasi CPUE Ikan Pelagis di PPP Tawang Kabupaten Kendal Tahun
2007-2011

*) Penulis Penanggung Jawab 5


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

700.00
600.00 619.38

CPUE (kg/Trip)
488.21
500.00
400.00 396.45
300.00 338.36
247.25
200.00 R² = 0.8097
100.00
0.00
400 - 600200800 1,000
Effort (Trip)
Gambar 2. Grafik Trend CPUE Ikan Pelagis di PPP Tawang Kabupaten Kendal

Berdasarkan Gambar 2, per upaya penangkapan dan harga ikan


menunjukkan grafik hubungan CPUE pelagis. Biaya penangkapan terdiri dari
dan effort, dimana dengan biaya tetap per tahun dan biaya variabel
menggunakan program Microsoft Office dalam trip atau tahun. Komponen biaya
Excel 2007 menghasilkan nilai koefisien tetap terdiri dari nilai depresiasi perahu,
determinasi atau R2 = 0,809. Hal tersebut mesin, serta alat tangkap, biaya
menunjukkan bahwa koefisien perawatan perahu, mesin, dan alat
determinasinya (R2) sebesar 0,809 atau tangkap dan biaya perijinan, sedangkan
81 %. Hal tersebut berarti variasi atau biaya tidak tetap terdiri dari biaya
naik turunnya CPUE sebesar 81 % operasional dan biaya retribusi dapat
disebabkan oleh naik turunnya nilai dilihat pada lampiran. Biaya
effort, sedangkan sisanya 19 % penangkapan ikan pelagis, didapatkan
disebabkan oleh variabel lain yang tidak dari rata-rata biaya total per alat tangkap
dibahas di dalam model. Nilai keeratan berdasarkan keterangan 30 orang
(koefisien korelasi/R) hubungan antara responden yang mengoperasikan alat
CPUE dan effort adalah 0,899 yang tangkap jaring Dogol, jaring Ampera,
berasal dari √0,809. Hal tersebut jaring Cantrang, jaring rampus dan
menandakan bahwa CPUE dan effort Pukat Kantong Mini. Berikut perincian
memiliki nilai keeratan yang tinggi atau biaya penangkapan ikan pelagis dengan
kuat antara CPUE dan effort, karena alat tangkap Pukat Kantong Mini di PPP
koefisien korelasinya terletak berkisar Tawang Kabupaten Kendal.
antara 0,7 < KK ≤ 0,9 (Hasan dalam Biaya penangkapan per tahun,
Novita, 2011). diperoleh dari rata-rata biaya
Menurut Widodo dan Suadi penangkapan per upaya penangkapan
(2006), Maximum Suistainable Yield dikali dengan rata-rata jumlah upaya
(MSY) adalah hasil tangkapan terbesar penangkapan per tahun. Pada alat
yang dapat dihasilkan dari tahun ke tangkap Pukat Kantong Mini diperoleh
tahun oleh suatu perikanan. Konsep rata-rata biaya operasional penangkapan
MSY didasarkan atas suatu model yang dalam tiap trip yaitu sebesar Rp
sangat sederhana dari suatu populasi 668.571,-. Perincian biaya penangkapan
ikan yang dianggap sebagai unit tunggal. ikan pelagis di PPP Tawang Kabupaten
Maximum Sustainable Yield (MSY) Kendal dapat dilihat pada Tabel 2.
merupakan parameter pengelolaan yang Karena sumberdaya ikan pelagis
dihasilkan alam pengkajian sumberdaya terdiri dari banyak macamnya, maka
perikanan. Pendugaan parameter sebelum melakukan perhitungan total
tersebut dibutuhkan data tingkat penerimaan dan pengeluaran dari MSY,
produksi tahunan (time series) (Susanto, MEY, dan OAE, maka dilakukan
2006). Parameter keseimbangan perhitungan proporsi harga ikan pelagis
ekonomi, meliputi biaya penangkapan yang dapat dilihat pada Tabel 3.

*) Penulis Penanggung Jawab 6


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Tabel 2. Biaya Penangkapan per Tahun Ikan Pelagis dengan Alat Tangkap Pukat Kantong
Mini di PPP Tawang Kabupaten Kendal
Biaya Penangkapan
Jumlah (Rp/tahun) Jumlah (Rp/trip)
(per tahun)
Biaya Tetap
-Biaya Penyusutan 13.931.712 103.968
-Biaya Perawatan 38.175.260 284.890
-Biaya Perijinan 50.000 374
Biaya Tidak Tetap
-Biaya Operasional 89.684.082 668.571
Jumlah 141.841.170 1.057.803

Tabel 3. Harga Ikan Pelagis setelah Diproporsi


Harga Harga ikan
Jenis Ikan ikan Proporsi (%) pelagis setelah
(Rp/kg) diproporsi (Rp)
Kembung 11.167 13 1.398
Tenggiri 35.250 40 13.935
Tongkol 24.750 28 6.870
Jui 5.333 6 319
Teri 6.500 7 474
Selar 6.167 7 426
Jumlah Rata-rata 89.167 100 23.423

Tabel 4. Hasil Perhitungan MSY, MEY, dan OAE Ikan Pelagis


α : 1.253,45 c : 668.571
β : 1,28 P : 23.423
MSY MEY OAE Aktual
Hasil tangkapan (C) 307.168 307.008 27.342 262.761
Upaya penangkapan (E) 490 479 958 653
Total penerimaan (TR) 7.194.790.181 7.191.059.286 640.429.793 6.154.641.534
Total pengeluaran (TC) 327.676.685 320.214.896 640.429.793 436.576.863
Keuntungan 6.867.113.495 6.870.844.390 - 5.718.064.671

Berdasarkan Tabel 4, hasil 479 trip/tahun, dengan tingkat


tangkap optimal dan upaya penangkapan keuntungan atau manfaat ekonomi
optimal merupakan keluaran dari model sebesar Rp 6.870.844.390. Pada
bioekonomi. Keluaran yang menjadi keseimbangan MSY (Maximum
pembanding dari kondisi terkendali Sustainable Yield), diperoleh produksi
yaitu MSY, yang menggambarkan optimal (Copt) sebesar 307,168
keseimbangan lestari suatu perairan, ton/tahun, dan upaya penangkapan
yaitu pada kondisi produksi lestari optimum (Eopt) sebesar 490 trip/tahun,
maksimum dari keseimbangan ikan dengan tingkat keuntungan atau manfaat
pelagis secara biologi yang dapat ekonomi sebesar Rp 6.867.113.495.
ditangkap. Hasil model bioekonomi Sedangkan pada dalam keadaan OAE
dengan kondisi terkendali (MEY) (Open Access Equilibrium), diperoleh
diperoleh produksi optimal (Copt) jumlah produksi (C) sebesar 27,342
sebesar 307,008 ton/tahun dan upaya ton/tahun dengan upaya penangkapan
penangkapan optimum (Eopt) sebesar lebih besar dari upaya penangkapan (E)

*) Penulis Penanggung Jawab 7


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

MSY dan MEY yaitu dengan jumlah (Total Allowable Catch) atau jumlah
958 trip/tahun dimana apabila usaha tangkapan yang diperbolehkan. Jumlah
penangkapan berada dalam keadaan tangkapan yang diperbolehkan (JTB)
OAE (Open Access Equilibrium) maka tersebut adalah 80% dari potensi
akan mengalami kerugian karena upaya maksimum lestarinya (CMSY) (FAO
penangkapan bertambah namun Code of Conduct for Responsible
produksi penangkapan sedikit. Berikut Fisheries, 1995 dalam Dahuri, 2008).
kurva produksi lestari terlihat pada Berikut ini tingkat pemanfaatan
Gambar 3. sumberdaya ikan pelagis di PPP Tawang
Berdasarkan Gambar 3, terlihat Kabupaten Kendal dapat dilihat pada
bahwa semua tahun memiliki jumlah trip Gambar 4. Berdasarkan hasil
yang melebihi EMSY, yaitu pada tahun perhitungan tersebut di atas, jika
2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 yaitu didasarkan pada kesepakatan
berturut-turut sebesar 649, 495, 773, 666 internasional yang tertuang pada Code of
dan 684 trip dengan produksi berturut- Conduct for Responsible Fisheries
turut 219.472 kg, 306.832 kg, 191.058 (CCRF), maka sumberdaya yang boleh
kg, 325.267 kg dan 271.174 kg. Jadi ditangkap hanya sekitar 80% dari
dengan demikian, pada tahun 2007, potensi yang ada (Nikijuluw, 2002).
2008, 2009, 2010 dan 2011 berdasarkan Tingkat pemanfaatan
EMSY, penangkapan sumberdaya ikan sumberdaya ikan pelagis selama 5 tahun
pelagis di PPP Tawang Kabupaten terakhir di PPP Tawang Kabupaten
Kendal telah terjadi overfishing atau Kendal mempunyai nilai rata-rata
sudah melebihi batas lestarinya. sebesar 85,57%. Hal ini menunjukkan
Hal tersebut dikarenakan bahwa kondisi tingkat pemanfaatan
jumlah alat tangkap serta armada sudah melebihi ketentuan CCRF atau
penangkapan ikan khususnya ikan sudah overfishing.
pelagis mengalami kenaikan, di mana Pada Gambar 4 di atas dapat
alat tangkap jaring Rampus mengalami dilihat bahwa 2010 memiliki nilai
kenaikan tajam pada tahun 2009 yaitu tingkat pemanfaatan terbesar dengan
dari 18 buah menjadi 357 buah di tahun nilai tingkat pemanfaatan mencapai
2011. 105,92% dengan total produksi sebesar
Kenaikan jumlah alat tangka 325.627 Kg diikuti tahun 2008 yang
tersebut berbanding lurus dengan memiliki nilai tingkat pemanfaatan
naiknya jumlah trip penangkapan, sebesar 99,92% dengan total produksi
Sehingga produksi ikan pelagis semakin sebesar 306.832 Kg serta pada tahun
kecil dengan upaya yang semakin 2009 memiliki tingkat pemanfaatan
meningkat. Selain itu penurunan terendah sebesar 62,22% dengan total
produksi ikan pelagis ini dapat produksi sebesar 191.058 Kg
disebabkan oleh adanya pencemaran dibandingkan empat tahun yang lain.
lingkungan perairan. Hal ini mengindikasikan dengan nilai
Tingkat pemanfaatan rata-rata tingkat pemanfaatan sebesar
sumberdaya ikan pelagis dapat diketahui 85,57% dengan nilai rata-rata produksi
setelah didapatkan CMSY. Tingkat sebesar 262.760,6 Kg sudah berada
pemanfaatan dihitung dengan cara dalam keadaan overfishing pada
mempersenkan jumlah hasil tangkapan produksi ikan pelagis di perairan
pada tahun tertentu terhadap nilai TAC Kabupaten Kendal.

*) Penulis Penanggung Jawab 8


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

350000 2010
300000 2008
2011

Produksi (Ton)
250000
2007
200000 2009
150000
100000
50000
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Effort (Trip)
Gambar 3. Kurva Produksi Lestari Sumberdaya Ikan Pelagis di PPP Tawang
Kabupaten Kendal
120.00
Tingkat Pemanfaatan (%)

100.00 99.92 105.92


88.31
80.00
71.47
60.00 62.22
40.00
20.00
0.00
2009 2010 2007 2011 2008
Tahun
Gambar 4. Grafik Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis di PPP Tawang
Kabupaten Kendal Tahun 2007-2011

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dapat Produksi optimal (Copt) pada Open
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Access Equilibrium (OAE)
1. Analisis aspek biologis dan sebesar 27,342 ton/tahun dan
ekonomis pada usaha penangkapan effort optimum (Eopt) sebesar
ikan pelagis pada usaha perikanan 958 trip/tahun.
tangkap dengan alat tangkap 2. Tingkat pemanfaatan
standar Pukat Kantong Mini di sumberdaya ikan pelagis memiliki rata-
perairan Kabupaten Kendal adalah rata nilai sebesar 85,57% di mana di
sebagai berikut: tahun 2010 dan 2008 memiliki nilai
Nilai rata-rata Catch per Unit tingkat pemanfaatan sebesar 105,92%
Effort (CPUE) pada tahun 2007- dan 99,92%. Hal ini mengindikasikan
2011 di perairan Kabupaten sudah terjadinya keadaan overfishing
Kendal adalah 0,714 ton/trip. pada produksi ikan pelagis di perairan
Produksi optimal (Copt) pada Kabupaten Kendal.
Maximum Sustainable Yield
(MSY) sebesar 307,168 Berdasarkan hasil dan kesimpulan
ton/tahun dengan effort yang didapatkan pada penelitian tesebut
optimum (Eopt) 490 trip/tahun. di atas, maka saran yang dapat diberikan
Produksi optimal (Copt) pada adalah sebagai berikut:
Maximum Economic Yield 1. Perlu dilakukan penyuluhan
(MEY) sebesar 307,008 mengenai overfishing oleh pihak
ton/tahun dan effort optimum Pelabuhan Perikanan Pantai
(Eopt) sebesar 479 trip/tahun. Tawang Kabupaten Kendal kepada
nelayan setempat.

*) Penulis Penanggung Jawab 9


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 1-10
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

2. Perlu pengadaan bantuan berupa Universitas Diponegoro,


kapal besar dan alat tangkap yang Semarang.
lebih ramah lingkungan sehingga
nantinya jalur penangkapan tidak Nikijuluw, V.P.H. 2002. Rezim
hanya terbatas di jarak sejauh 12 Pengelolaan Sumberdaya
mil saja, sehingga diharapkan Perikanan. Pustaka Cidesindo,
eksploitasi di area penangkapan 12 Jakarta.
mil dapat terjaga kelestarianya.
Novita, Lusi Andriani. 2011. Analisis
DAFTAR PUSTAKA Potensi dan Tingkat Pemanfaatan
Ardianto, SW. 2009. Analisa Sumberdaya Ikan Demersal di
Manajemen Operasi Penangkapan Perairan Kabupaten Pekalongan,
Ikan Dilihat dari Aspek Produksi Semarang. [Skripsi].
di PPN Prigi Trenggalek Jawa
Timur, Semarang [Skripsi]. Purnomo, Hari. 2002. Analisis Potensi
dan Permasalahan Sumberdaya
Dahuri, Rokhmin. 2008. 14 Jurus Ikan Pelagis Kecil di Perairan
Membangun Perikanan Tangkap Utara Jawa Tengah. [Tesis].
di Indonesia. Majalah Samudra Program Pasca Sarjana
Edisi 59, Jakarta. Universitas Diponegoro,
Semarang
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Kendal. 2011. Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi
Perikanan Dalam Angka dan Korelasi Bagi Para Peneliti.
Kabupaten Kendal Tahun 2011. Tarsito, Bandung.

Garcia S, P.Sparre and J.Csirke, 1989. Sugiharto, D.S. 2006. Metode Statistika.
Estimating Surplus Production PT. Gramedia Pustaka Utama.
and Maximum Sustainable Yield Jakarta.
from Biomass Data when Catch
and Effort 53 Time Series are not Susanto. 2006. Kajian Bioekonomi
Available. Fisheries Research, 8 Sumberdaya Kepiting Rajungan
(1989) 13-23. (Portunus Pelagicus L) di
Perairan Kabupaten Maros,
Gulland, J.A., 1983. The Fish Sulawesi Selatan. Jurnal
Resources of The Ocean. Agrisistem, Desember 2006, 2(2):
Fishing News Book Ltd. London. 61-62.

Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian
Statistik 2 (Statistik untuk Skripsi dan Thesis Bisnis.
Inferensif) Edisi Kedua. Rajawali Press, PT. Raja Grafindo
Bumi Aksara, Jakarta. Persada, Jakarta.

Moh, Nazir. 2005. Metode Penelitian. Widodo, Johanes dan Suadi. 2006.
Ghalia Indonesia, Jakarta. Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan Laut. Gajah Mada
Nabunome, Welhelmus. 2007. Model University Press, Yogyakarta.
Analisis Bioekonomi dan
Pengelolaaan Sumberdaya Ikan Wijayanto, Dian. 2008. Buku Ajar
Demersal (Studi Empiris di Kota Bioekonomi Perikanan. FPIK
Tegal), Jawa Tengah. [Tesis]. UNDIP. ISBN 978.979.704.641.5,
Program Pasca Sarjana Semarang.

*) Penulis Penanggung Jawab 10

Anda mungkin juga menyukai