ABSTRAK
Perairan Kabupaten Kendal merupakan salah satu wilayah penyebaran ikan pelagis yang
cukup potensial yang kelestarian sumberdayanya dapat terancam. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis aspek biologi dan ekonomi tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di
Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang Kabupaten Kendal yang meliputi produksi ikan pelagis per
usaha penangkapan, Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), dan
Open Access Equilibrium (OAE). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012. Materi
penelitian ini adalah unit usaha perikanan tangkap yang mendaratkan hasil tangkapan ikan pelagis
di PPP Tawang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat studi
kasus dengan jumlah sampel 30 nelayan. Metode analisa data yang digunakan adalah metode time
series dan metode bioekonomi model Gordon-Schaefer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
rata-rata Catch per Unit Effort (CPUE) sumberdaya ikan pelagis pada tahun 2007-2011 di PPP
Tawang Kabupaten Kendal adalah 0,417 ton/trip. Produksi optimal (Copt) pada Maximum
Sustainable Yield (MSY) sebesar 307,168 ton/tahun dengan effort optimum (Eopt) 490 trip/tahun.
Produksi optimal (Copt) pada Maximum Economic Yield (MEY) sebesar 307,008 ton/tahun dan
effort optimum (Eopt) sebesar 479 trip/tahun. Produksi optimal (Copt) pada Open Access
Equilibrium (OAE) sebesar 27,342 ton/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 958 trip/tahun.
Tingkat pemanfaatan rata-rata sumberdaya ikan pelagis selama 5 tahun terakhir di PPP Tawang
Kabupaten Kendal sebesar 85,57%.
Kata Kunci : Sumberdaya Ikan Pelagis; Bioekonomi; PPP Tawang Kabupaten Kendal
ABSTRACT
Kendal Regency Seawaters is one of distribution area of potential pelagical fish. If there
is no control in the resources utilization, the resources will be threaten. This research aims were
to analyze biological and economic aspect of the utilization of the pelagic fish in Tawang fishing
port Kendal Regency Seawaters which includes Catch per Unit Effort (CPUE), Maximum
Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), and Open Access Equilibrium (OAE).
This research conducted in March-April 2012. Research material was unit of fishing industries
was put pelagical fish target in Tawang fishing port. Research method was case study descriptive
method. Sampling method was purposive sampling with 30 samples obtained. Data analysis
method used time series and bioeconomic method – Gordon-Schaefer Model. This study showed
that the average of Catch per Unit Effort (CPUE) pelagical fish potency rate for 2007-2011 in
Tawang fishing port Kendal Regency Seawaters is 0, 417 tonnes/trip. The optimum product (Copt)
of the Maximum Sustainable Yield (MSY) was 307,168 tonnes per year with optimum effort (Eopt)
was 490 trip per year. The optimum product (Copt) of the Maximum Economic Yield (MEY) was
307,008 tonnes per year with optimum effort (Eopt) was 479 trip per year. The optimum product
(Copt) of the Open Access Equilibrium (OAE) was 27,342 tonnes per year with optimum effort
(Eopt) was 958 trip per year. The pelagical fish resource utilization rate during the last 5 years in
Tawang fishing port Kendal Regency has an average rating of 85,57%.
Keywords : Pelagical Fish Resource; Bioeconomic; Tawang Fishing Port Kendal Regency
PENDAHULUAN
Perairan Kabupaten Kendal pelagis di perairan Utara Jawa Tengah
merupakan salah satu wilayah telah berada dalam kondisi overfishing.
penyebaran ikan demersal dan pelagis Hal ini diduga karena jumlah stok ikan
yang cukup potensial di perairan Utara yang semakin berkurang serta armada
Jawa Tengah. Pemanfaatan sumberdaya penangkapan yang semakin meningkat.
ikan hingga kini diusahakan oleh Oleh karena itu perlu dilakukan
nelayan dengan menggunakan berbagai penelitian mengenai tingkat
macam alat tangkap seperti jaring pemanfaatan dilihat dari aspek biologi
Rampus, Dogol, jaring Klitik, jaring dan ekonomi di perairan Utara Jawa
Ampera, jaring Cakalang, Bubu, jaring Tengah khususnya Kabupaten Kendal
Milinium, jaring Arad, Pukat Kantong karena perairan Kabupaten Kendal
Mini dan jaring Cantrang. memiliki potensi perikanan yang
Salah satu basis utama industri semakin berkembang.
perikanan tangkap di Kabupaten Kendal Permasalahan tersebut di atas
berdasarkan data statistik adalah perlu dikaji, baik dari segi biologi
Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang maupun ekonomis yaitu dengan
yang memiliki jumlah usaha perikanan pendekatan bioekonomi Gordon-
tangkap yang dicirikan dengan Schaefer untuk mengetahui nilai MSY,
penggunaan sarana penangkapan perahu MEY, dan OAE dengan memasukkan
motor tempel serta kapal motor aspek ekonomi (modal, biaya,
berukuran kurang dari 30 GT tahun penyusutan, pendapatan, dan
2011 berjumlah 867 unit dari 1404 unit keuntungan) serta kendala biologi dalam
perahu motor tempel dan 26 unit kapal pengelolaan sumberdaya perikanan.
motor yang ada di Kabupaten Kendal Tujuan penelitian ini adalah:
(DKP Kendal, 2011). Oleh karena itu, 1. Menganalisis aspek biologi dan
sumberdaya perikanan tangkap di ekonomi tingkat pemanfaatan
Kabupaten Kendal perlu dikelola dengan sumberdaya ikan pelagis pada usaha
benar sehingga didapatkan manfaat perikanan tangkap di PPP Tawang
secara optimal dan lestari. Kabupaten Kendal yang meliputi
Seiring dengan usaha untuk produksi ikan pelagis per usaha
meningkatkan pemanfaatan sumberdaya penangkapan atau Catch per Unit
perikanan dalam bidang penangkapan, Effort (CPUE), Maximum
maka nampak sekali telah terjadi Sustainable Yield (MSY), Maximum
fluktuasi jumlah hasil tangkapan tiap Economic Yield (MEY), dan Open
tahun khususnya ikan pelagis di daerah Access Equilibrium (OAE); dan
Kendal. Menurut Purnomo (2002), 2. Mengetahui tingkat pemanfaatan
dikatakan dalam penelitian analisis sumberdaya perikanan pelagis pada
potensi dan permasalahan sumberdaya usaha perikanan tangkap di PPP
ikan pelagis kecil di perairan Utara Jawa Tawang Kabupaten Kendal.
Tengah dengan menggunakan model
surplus produksi schaefer, bahwa rata- METODE PENELITIAN
rata nilai tingkat pemanfaatan mencapai Materi yang digunakan dalam
90,75%, sedangkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah unit usaha
perhitungan tersebut jika didasarkan perikanan tangkap yang mendaratkan
pada kesepakatan internasional yang hasil tangkapan ikan pelagis di PPP
tertuang pada Code of Conduct for Tawang Kabupaten Kendal.
Responsible Fisheries (CCRF), maka Lokasi yang digunakan untuk
sumberdaya yang boleh ditangkap hanya penelitian adalah PPP Tawang, desa
sekitar 80% dari potensi yang ada Gempolsewu, Kecamatan Rowosari,
(Nikijuluw, 2002). Kabupaten Kendal.
Hal ini mengindikasikan adanya Metode yang digunakan dalam
tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan penelitian adalah metode deskriptif yang
bersifat studi kasus. Studi Kasus atau unit kapal motor yang ada di Kabupaten
penelitian kasus merupakan penelitian Kendal (DKP Kendal, 2011). Oleh
tentang status subjek penelitian yang karena itu, sesuai dengan Sugiharto
berkenaan dengan suatu fase spesifik dalam Ardianto (2009) jumlah nelayan
atau khas dari keseluruhan personalitas yang diambil sebagai responden dalam
(Nazir, 2005). Studi yang dilakukan penelitian ini sebanyak 30 responden
dalam penelitian ini bertujuan untuk yang terdiri dari 8 nelayan jaring
memberikan gambaran secara mendetail Rampus dan jaring nelayan Dogol, 7
dari suatu status mengenai jumlah nelayan jaring Ampera dan Pukat
produksi hasil tangkapan ikan pelagis Kantong Mini.
dan upaya unit alat tangkap yang Data yang dikumpulkan dalam
digunakan dengan cara melakukan penelitian ini berupa data primer dan
pengamatan langsung di lokasi data sekunder. Data primer adalah data
penelitian, yang meliputi perairan yang didapatkan secara langsung dari
Kabupaten Kendal dengan kebiasaan obyek penelitian yaitu dengan observasi
nelayan mengoperasikan alat tangkap dan wawancara. Data sekunder adalah
ikan pelagis sejauh 3 mil dari garis data yang didapatkan dari publikasi dan
pantai hingga 12 mil laut. dokumentasi yang bersumber dari
Metode pengambilan sampel instansi atau dinas yang terkait
yang digunakan adalah metode Pada penelitian ini dilakukan
purposive sampling atau metode yang analisis data dengan melakukan
dilakukan secara sengaja berdasarkan perhitungan standarisasi alat tangkap
pertimbangan karakteristik tertentu yang untuk mendapatkan alat tangkap standar
dianggap mempunyai sangkut paut diperlukan standarisasi alat tangkap
dengan karakteristik populasi yang yang dilakukan dengan ketentuan
sudah diketahui sebelumnya (Umar, sebagai berikut:
2004). Karakteristik yang ada di daerah 1. Menentukan CPUE standar
penelitian tersebut, yaitu nelayan yang Alat tangkap yang dijadikan standar
mempergunakan alat tangkap dengan dipilih alat tangkap yang memiliki data
target hasil tangkapan ikan pelagis yang lengkap secara runtut waktu (time
berasal dari daerah perairan Kabupaten series) serta mempunyai CPUE terbesar.
Kendal. Diharapkan dengan metode ini, 2. Menghitung fishing power index
hasil penelitian yang diperoleh dapat (FPI)
memberikan gambaran hasil yang sesuai a. Alat tangkap yang dijadikan
dengan keadaan di lapangan. standar dipilih alat tangkap yang
Untuk mengetahui besarnya memiliki data lengkap secara
ukuran sampel yang akan dipilih atau runtut waktu (time series) serta
diambil digunakan metode pengambilan mempunyai CPUE terbesar.
sampel agar diketahui ketepatannya. b. Hitung FPI dari masing – masing
Sampel diambil sebesar 10% dari total alat tangkap.
individu populasi yang diteliti. Bilamana c. Nilai faktor daya tangkap atau FPI
sampel sebesar 10% dari populasi dari alat tangkap yang dijadikan
dianggap besar (lebih dari 30) maka standar adalah 1, sedangkan FPI
alternatif yang bisa digunakan adalah dari alat tangkap lain bervariasi
mengambil sampel sebanyak 30 individu dengan alat tangkap standar
(Sugiharto dalam Ardianto, 2009). dijadikan sebagai pembanding.
Sedangkan berdasarkan data jumlah d. Nilai FPI dapat diperoleh melalui
usaha perikanan di PPP Tawang yang persamaan Gullan (1983) :
dicirikan dengan penggunaan sarana CPUE r = Catch r / Effort r
penangkapan perahu motor tempel serta CPUE s = Catch s / Effort s
kapal motor berukuran kurang dari 30 FPI i = CPUE r / CPUE s
GT tahun 2011 berjumlah 867 unit dari i = 1, 2, 3, … k
1404 unit perahu motor tempel dan 26 Di mana :
a=
Di mana : n x x
2 2
500.00 488.21
400.00 396.45
300.00 338.36
247.25
200.00
100.00
0.00
2007 2008 Tahun2009 2010 2011
Gambar 1. Grafik Fluktuasi CPUE Ikan Pelagis di PPP Tawang Kabupaten Kendal Tahun
2007-2011
700.00
600.00 619.38
CPUE (kg/Trip)
488.21
500.00
400.00 396.45
300.00 338.36
247.25
200.00 R² = 0.8097
100.00
0.00
400 - 600200800 1,000
Effort (Trip)
Gambar 2. Grafik Trend CPUE Ikan Pelagis di PPP Tawang Kabupaten Kendal
Tabel 2. Biaya Penangkapan per Tahun Ikan Pelagis dengan Alat Tangkap Pukat Kantong
Mini di PPP Tawang Kabupaten Kendal
Biaya Penangkapan
Jumlah (Rp/tahun) Jumlah (Rp/trip)
(per tahun)
Biaya Tetap
-Biaya Penyusutan 13.931.712 103.968
-Biaya Perawatan 38.175.260 284.890
-Biaya Perijinan 50.000 374
Biaya Tidak Tetap
-Biaya Operasional 89.684.082 668.571
Jumlah 141.841.170 1.057.803
MSY dan MEY yaitu dengan jumlah (Total Allowable Catch) atau jumlah
958 trip/tahun dimana apabila usaha tangkapan yang diperbolehkan. Jumlah
penangkapan berada dalam keadaan tangkapan yang diperbolehkan (JTB)
OAE (Open Access Equilibrium) maka tersebut adalah 80% dari potensi
akan mengalami kerugian karena upaya maksimum lestarinya (CMSY) (FAO
penangkapan bertambah namun Code of Conduct for Responsible
produksi penangkapan sedikit. Berikut Fisheries, 1995 dalam Dahuri, 2008).
kurva produksi lestari terlihat pada Berikut ini tingkat pemanfaatan
Gambar 3. sumberdaya ikan pelagis di PPP Tawang
Berdasarkan Gambar 3, terlihat Kabupaten Kendal dapat dilihat pada
bahwa semua tahun memiliki jumlah trip Gambar 4. Berdasarkan hasil
yang melebihi EMSY, yaitu pada tahun perhitungan tersebut di atas, jika
2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 yaitu didasarkan pada kesepakatan
berturut-turut sebesar 649, 495, 773, 666 internasional yang tertuang pada Code of
dan 684 trip dengan produksi berturut- Conduct for Responsible Fisheries
turut 219.472 kg, 306.832 kg, 191.058 (CCRF), maka sumberdaya yang boleh
kg, 325.267 kg dan 271.174 kg. Jadi ditangkap hanya sekitar 80% dari
dengan demikian, pada tahun 2007, potensi yang ada (Nikijuluw, 2002).
2008, 2009, 2010 dan 2011 berdasarkan Tingkat pemanfaatan
EMSY, penangkapan sumberdaya ikan sumberdaya ikan pelagis selama 5 tahun
pelagis di PPP Tawang Kabupaten terakhir di PPP Tawang Kabupaten
Kendal telah terjadi overfishing atau Kendal mempunyai nilai rata-rata
sudah melebihi batas lestarinya. sebesar 85,57%. Hal ini menunjukkan
Hal tersebut dikarenakan bahwa kondisi tingkat pemanfaatan
jumlah alat tangkap serta armada sudah melebihi ketentuan CCRF atau
penangkapan ikan khususnya ikan sudah overfishing.
pelagis mengalami kenaikan, di mana Pada Gambar 4 di atas dapat
alat tangkap jaring Rampus mengalami dilihat bahwa 2010 memiliki nilai
kenaikan tajam pada tahun 2009 yaitu tingkat pemanfaatan terbesar dengan
dari 18 buah menjadi 357 buah di tahun nilai tingkat pemanfaatan mencapai
2011. 105,92% dengan total produksi sebesar
Kenaikan jumlah alat tangka 325.627 Kg diikuti tahun 2008 yang
tersebut berbanding lurus dengan memiliki nilai tingkat pemanfaatan
naiknya jumlah trip penangkapan, sebesar 99,92% dengan total produksi
Sehingga produksi ikan pelagis semakin sebesar 306.832 Kg serta pada tahun
kecil dengan upaya yang semakin 2009 memiliki tingkat pemanfaatan
meningkat. Selain itu penurunan terendah sebesar 62,22% dengan total
produksi ikan pelagis ini dapat produksi sebesar 191.058 Kg
disebabkan oleh adanya pencemaran dibandingkan empat tahun yang lain.
lingkungan perairan. Hal ini mengindikasikan dengan nilai
Tingkat pemanfaatan rata-rata tingkat pemanfaatan sebesar
sumberdaya ikan pelagis dapat diketahui 85,57% dengan nilai rata-rata produksi
setelah didapatkan CMSY. Tingkat sebesar 262.760,6 Kg sudah berada
pemanfaatan dihitung dengan cara dalam keadaan overfishing pada
mempersenkan jumlah hasil tangkapan produksi ikan pelagis di perairan
pada tahun tertentu terhadap nilai TAC Kabupaten Kendal.
350000 2010
300000 2008
2011
Produksi (Ton)
250000
2007
200000 2009
150000
100000
50000
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Effort (Trip)
Gambar 3. Kurva Produksi Lestari Sumberdaya Ikan Pelagis di PPP Tawang
Kabupaten Kendal
120.00
Tingkat Pemanfaatan (%)
Garcia S, P.Sparre and J.Csirke, 1989. Sugiharto, D.S. 2006. Metode Statistika.
Estimating Surplus Production PT. Gramedia Pustaka Utama.
and Maximum Sustainable Yield Jakarta.
from Biomass Data when Catch
and Effort 53 Time Series are not Susanto. 2006. Kajian Bioekonomi
Available. Fisheries Research, 8 Sumberdaya Kepiting Rajungan
(1989) 13-23. (Portunus Pelagicus L) di
Perairan Kabupaten Maros,
Gulland, J.A., 1983. The Fish Sulawesi Selatan. Jurnal
Resources of The Ocean. Agrisistem, Desember 2006, 2(2):
Fishing News Book Ltd. London. 61-62.
Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian
Statistik 2 (Statistik untuk Skripsi dan Thesis Bisnis.
Inferensif) Edisi Kedua. Rajawali Press, PT. Raja Grafindo
Bumi Aksara, Jakarta. Persada, Jakarta.
Moh, Nazir. 2005. Metode Penelitian. Widodo, Johanes dan Suadi. 2006.
Ghalia Indonesia, Jakarta. Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan Laut. Gajah Mada
Nabunome, Welhelmus. 2007. Model University Press, Yogyakarta.
Analisis Bioekonomi dan
Pengelolaaan Sumberdaya Ikan Wijayanto, Dian. 2008. Buku Ajar
Demersal (Studi Empiris di Kota Bioekonomi Perikanan. FPIK
Tegal), Jawa Tengah. [Tesis]. UNDIP. ISBN 978.979.704.641.5,
Program Pasca Sarjana Semarang.