Oleh:
Dareen Nadya Rema1, Mulyono S Baskoro1, Mohammad Imron1, Muhammad Johar
Rudin2
1TeknologiPerikanan Laut, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
dareen2309@gmail.com; baskoro.mul@gmail.com; mohammad.imron@gmail.com
2PT. Cilacap Samudera Fishing Industry. Mjoharrudinazzahir30@gmail.com
*Korespondensi: dareen2309@gmail.com
Diterima: 17 September 2021; Disetujui: 13 September 2022
ABSTRACT
Fishing gear is used to catch fish and it has various techniques and functions. The fishery
potential in Central Bangka Regency is good, but most fishers still use simple fishing techniques. An
assessment of each fishing gear is required to identify the most prevailing fishing gear to optimize
the utilization of fish resources. Hence, the purpose of the study was to identify the remarkable fishing
gear in the waters of Central Bangka Regency. The method used in this study was multi-criteria
analysis which includes technical, environmental, and socio-economic aspects. The analysis results
showed that the gill net was the first priority with VA = 13.26, the second was hand line with VA =
12.87 and the third was liftnet with VA = 11.56.
Keywords: fishing, scoring analysis, traditional, featured.
ABSTRAK
Alat penangkapan ikan merupakan sarana dan perlengkapan yang digunakan untuk
menangkap ikan yang memiliki teknik dan fungsi beragam. Potensi perikanan di Kabupaten Bangka
Tengah cukup besar, tetapi mayoritas nelayannya masih menggunakan teknologi penangkapan
sederhana. Penilaian kinerja setiap alat tangkap penting untuk dilakukan sehingga optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya ikan yang ada dapat dilakukan melalui pengembangan unit penangkapan
ikan unggulan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi alat tangkap ikan unggulan di perairan
Kabupaten Bangka Tengah. Pengumpulan data dilakukan melalui suvei dan observasi lapang. Data
dianalisis menggunakan teknik multicriteria analysis yang meliputi aspek teknik, lingkungan dan
sosial ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap jaring insang berada pada
prioritas pertama dengan VA = 13,26, prioritas kedua alat tangkap pancing ulur dengan VA = 12,87
dan prioritas ketiga adalah alat tangkap bagan tancap dengan VA =11,56.
Kata kunci: analisis skoring, penangkapan, tradisional, unggulan.
prasarana pangkalan pendaratan ikan (PPI) sebanyak 1.773 unit yang terdiri atas 370 unit
yaitu PPI Kurau dan PPI Sungai Selan. bagan tancap, 1.085 unit jaring insang, bubu
Mayoritas nelayan di Kabupaten Bangka 129 unit, sero 60 unit, pancing 125 unit dan
Tengah masih menggunakan teknologi pukat tarik 4 unit. Jumlah nelayan sampel yang
penangkapan ikan yang sederhana sehingga diambil dari populasi yang sudah diketahui
produktivitas penangkapannya rendah. ditentukan dengan rumus Taro Yaname dan
Penilaian kinerja terhadap masing-masing alat Slovin (Riduwan dan Kuncoro 2011). Jumlah
tangkap perlu dilakukan sebagai upaya sampel ditentukan dengan formula berikut.
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan.
Nelayan perlu adanya unit penangkapan ikan
unggulan yang berkelanjutan bagi bio-ekologi
namun menguntungkan dari segi ekonomi
Dengan: n = Jumlah anggota sampel
pada upaya penangkapan ikan. Penelitian ini N = Jumlah populasi (1.773)
bertujuan untuk menentukan jenis alat tangkap e2 = Presisi (presisi yang ditetapkan = 10%)
ikan unggulan berdasarkan aspek teknik,
biologi, sosial dan ekonomi di Kabupaten 1.773
n=
Bangka Tengah. Alat tangkap unggulan 1 +(1.773 𝑥 0,12
menjadi salah satu pendekatan yang dapat = 94,66
digunakan untuk menentukan strategi = 95 orang
pengelolaan yang ideal untuk pemanfaatan
sumberdaya ikan yang berkelanjutan. Unit Hasil perhitungan menunjukkan
penangkapan ikan unggulan memiliki kriteria bahwa jumlah sampel minimum yang
1) efektif digunakan; 2) tidak merusak atau dibutuhkan adalah 95 orang. Karena
mengganggu kelestarian sumberdaya; 3) komposisi jumlah alat tangkap yang beragam,
dapat diterima oleh masyarakat dan 4) maka jumlah nelayan masing-masing dibagi
penggunaannya menguntungkan (Selvika et berdasarkan proporsi masing-masing jenis alat
al. 2018). Kinerja teknik, biologi dan ekonomi tangkap. Jumlah responden yang diambil
dari setiap alat tangkap yang digunakan di dalam penelitian ini adalah 20 orang nelayan
Kabupaten Bangka Tengah perlu dianalisis alat tangkap bagan tancap, 58 nelayan alat
sehingga hasilnya dapat digunakan untuk tangkap jaring insang, 7 nelayan alat tangkap
menentukan jenis alat tangkap unggulan yang sero, 20 nelayan alat tangkap pancing ulur dan
layak untuk dikembangkan. 1 nelayan alat tangkap pukat tarik. Nelayan
yang dipilih merupakan nelayan yang memiliki
minimal 1 kapal, nelayan asli Kabupaten
METODE Bangka Tengah dan menggunakan salah satu
alat tangkap bagan tancap, jaring insang,
Penelitian dilaksanakan pada bulan
bubu, sero, pancing atau pukat tarik.
Juni hingga Agustus 2021 di PPI Kurau dan
PPI Sungai Selan, Provinsi Kepulauan Bangka Analisis data dilakukan menggunakan
Belitung. Penelitian ini dilakukan dengan metode multicriteria analysis. Kriteria yang
metode deskriptif. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam analisis alat tangkap
digunakan dalam penelitian adalah aspek unggulan adalah aspek teknik, lingkungan dan
teknis, aspek lingkungan, aspek sosial dan sosial ekonomi mengacu pada hasil penelitian
ekonomi. Data tersebut diperoleh dengan Kholis et al. (2017). Analisis ini menggunakan
metode observasi dan wawancara dengan metode skoring dengan skala likert. Skala ini
pihak-pihak terkait antara lain Kepala PPI merupakan data riil dari sebuah nilai rata-rata
Kurau, Kepala PPI Sungai Selan dan nelayan. yang dihasilkan dari semua responden satu
Selain itu, dikumpulkan juga data pendukung jenis unit penangkapan ikan untuk satu kriteria
yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan seperti disajikan pada Tabel 1. Tahapan
Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka selanjutnya pemberian penilaian berdasarkan
Belitung, Dinas Perikanan Kabupaten Bangka hasil wawancara terhadap responden.
Tengah dan Badan Pusat Statistik Provinsi Semakin tinggi skor maka semakin tinggi pula
Kepulauan Bangka Belitung. keandalan (keunggulan) dari aspek tersebut
Jumlah alat tangkap yang (Silaban et al. 2017).
berdasarkan data dari DKP Bangka Tengah
Rema et al. – Penentuan Alat Tangkap Ikan Unggulan ….. 163
Tabel 1 Kriteria aspek teknik, lingkungan dan sosial ekonomi terhadap penilaian alat tangkap ikan unggulan di perairan
Kabupaten Bangka Tengah
Keterangan Skor
No. Aspek Kriteria
1 2 3 4
1. Teknis (X1) Metode Alat tangkap
Alat tangkap
penangkapan Alat tangkap dan
dan cara Alat tangkap aman
(X1a) dan penggunaannya
penggunaann bagi nelayan
penggunaannya dapat berakibat
ya dapat sehingga nelayan
dapat berakibat gangguan
berakibat sudah ahli dan
cacat permanen kesehatan yang
kematian mampu
pada nelayan sifatnya
pada nelayan mengoperasikannya
karena cukup sementara
karena sulit dengan mudah
sulit sehingga masih
dioperasikan
dapat diatasi
Daya jangkau
operasi (X1b) 0 – 1 mil 2 – 3 mil 4 – 11 mil ≥ 12 mil
Ukuran kapal
(X1c) ≤ 5 GT 6 – 10 GT 11 – 30 GT ≥ 30 GT
Kapasitas muat
≤ 1 ton 2 – 5 ton 6 – 10 ton ≥ 10 ton
ikan (X1e)
2. Lingkungan Kualitas hasil Buruk
Cukup baik Baik
(X2) tangkapan (X2a) (hasil Sangat baik
(hasil angkapan (hasil
tangkapan (hasil tangkapan
mati, segar dan tangkapan mati
mati dan masih hidup)
cacat fisik) segar)
busuk)
Keramahan alat Tidak ramah Cukup ramah Ramah
tangkap (X2b) (Menyebabka (Menyebabkan (Menyebabkan Sangat ramah
n kerusakan kerusakan sebagian (Aman bagi habitat
habitat pada habitat pada habitat pada (tidak merusak
wilayah yang wilayah yang wilayah yang habitat)
luas) sempit) sempit)
Dampak terhadap
biodiversity (X2c)
Buruk
(Alat tangkap Cukup baik Baik
dan (Alat tangkap (Alat tangkap
operasinya dan operasinya dan operasinya
Sangat baik
menyebabka menyebabkan menyebabkan
(Aman bagi
n kematian kematian kematian
keanekaan
semua beberapa beberapa
sumberdaya hayati)
makhluk spesies dan spesies tetapi
hidup dan merusak tidak merusak
merusak habitat) habitat)
habitat)
Selektivitas alat
tangkap (X2d) Sangat
rendah Tinggi
(Alat Sedang (Alat
Sangat tinggi
menangkap (Alat menangkap
(Alat menangkap
lebih dari tiga menangkap tiga kurang dari tiga
satu spesies saja
spesies dengan spesies dengan
spesies dengan ukuran yang
ukuran yang ukuran yang
dengan kurang lebih sama)
berbeda jauh) kurang lebih
ukuran yang sama)
berbeda
jauh)
Hasil tangkapan Sangat
yang terbuang rendah
minimum (X2e) (Hasil
Sedang
tangkapan Tinggi Sangat tinggi
(By-catch terdiri
sampingan (By-catch (By-catch kurang
dari beberapa
(by-catch) kurang dari tiga dari tiga jenis dan
jenis dan ada
terdiri dari jenis dan laku berharga tinggi di
yang laku dijual
beberapa dijual di pasar) pasar)
di pasar)
jenis
(spesies)
yang tidak
164 Marine Fisheries 13(2): 161-169, November 2022
Keterangan Skor
No. Aspek Kriteria
1 2 3 4
laku dijual di
pasar)
Pemasaran hasil
Tidak dijual
tangkapan (X3e)
(konsumsi Tengkulak Ekspor Impor
pribadi)
Diterima secara
sosial (X3f)
Diantaranya:
1) biaya investasi
Alat tangkap
murah Alat tangkap Alat tangkap
memenuhi
2) menguntungkan memenuhi dua memenuhi tiga Alat tangkap
satu dari
secara ekonomi dari empat butir dari empat butir memenuhi semua
empat butir
3) tidak bertentangan pernyataan di pernyataan di dari empat butir
pernyataan di
dengan budaya atas atas,
atas
setempat
4) tidak bertentangan
denga peraturan
yang ada
Dengan:
X1= Aspek Teknis; X2= Aspek Lingkungan; X3= Aspek Sosial Ekonomi, UP= Urutan Prioritas
Hasil standardisasi alat tangkap pancing, jaring insang, belat/sero dan pukat
berdasarkan aspek teknis (Tabel 3) tarik pantai dengan nilai sebesar 4. Pada
menunjukkan bahwa alat tangkap jaring kriteria (X2g) menunjukkan bahwa keamanan
insang mendapatkan prioritas pertama, alat tangkap terhadap hewan yang dilindungi
pancing ulur pada prioritas ke-2, dan alat dapat dikategorikan aman dan sangat aman
tangkap bagan tancap mendapatkan prioritas karena seluruh alat tangkap yang digunakan
ke-3. oleh nelayan di Kabupaten Bangka Tengah
Berdasarkan aspek lingkungan (Tabel tidak menangkap hasil tangkapan ikan yang
4), alat tangkap bagan tancap, pancing ulur, dilindungi. .
bubu ikan dan jaring insang memiliki nilai Berdasarkan hasil dari standardisasi
indeks tertinggi sebesar 3,00 untuk kualitas alat tangkap di Kabupaten Bangka Tengah
hasil tangkapan (X2a). Alat tangkap tersebut berdasarkan aspek lingkungan bahwa alat
menangkap ikan dalam kondisi hidup atau tangkap pancing ulur mendapatkan prioritas
mati segar. Namun demikian, alat tangkap pertama, bubu ikan mendapatkan prioritas ke-
belat/sero dan pukat tarik pantai memiliki skor 2 dan alat tangkap jaring mendapatkan
yang lebih rendah pada kriteria yang sama. prioritas ke-3 (Tabel 5).
Penangkatan belat/sero yang dilakukan hanya Berdasarkan kriteria sosial dan
satu kali sehari menyebabkan sebagian kan ekonomi, pada kriteria jumlah ABK (X3a) nilai
yang tertangkap sudah mati dan dalam kondisi tertinggi terdapat pada alat tangkap bagan
kurang segar. Hal ini menyebabkan skor alat tancap. Alat tangkap belat/sero dan pukat tarik
tangkap belat/ sero pada kriteria ini cenderung pantai hanya dioperasikan 2-3 orang,
redah. sedangkan pada bagan tancap nelayan yang
Pada kriteria (X2b), nilai tertinggi ikut dalam operasi penangkapan berkisar 10-
diperoleh pada alat tangkap bagan tancap dan 20 orang karena ukuran bagan tancap dengan
pancing ulur sebesar 4,00. Alat tangkap bagan panjang 9 meter, lebar 9 meter. Hal tersebut
tancap mempunyai selektivitas yang tinggi dikarenakan alat tangkap yang cukup besar
karena menangkap kurang lebih tiga spesies sehingga metode pengoperasian yang
dengan ukuran yang relatif seragam, aman membutuhkan banyak tenaga ABK untuk
bagi habitat dan tidak merusak habitat membantu dalam proses penangkapan.
(Surbakti dan Sir 2019). Hal ini sesuai dengan Ketaatan nelayan pada peraturan
FAO (1995) bagan tancap merupakan salah (X3b) memiliki nilai tertinggi pada jaring
satu alat tangkap yang ramah lingkungan. insang, tetapi nilai tersebut masih masuk
Pengoperasian pancing ulur hanya dalam kategori kurang patuh. Banyak nelayan
menangkap jenis atau ukuran ikan tertentu yang memiliki PAS kapal sudah kadaluarsa
sesuai dengan ukuran mata pancing yang (mati). Nelayan tetap menggunakan PAS
digunakan. Oleh karena itu, pancing tersebut karena proses perpanjangan PAS
memberikan dampak yang minimum terhadap saat ini lebih lama dan rumit. Bahkan, masih
keanekaragaman sumberdaya hayati banyak nelayan yang belum memiliki Surat
(biodiversity). Bagan tancap merupakan alat Izin Usaha Perikanan (SIUP) dan Surat Izin
tangkap yang mampu menangkap Penangkapan Ikan (SIPI).
multispesies karena menggunakan waring. Nilai skor tertinggi pada kriteria biaya
Kondisi serupa terjadi pada purse seine operasional (X3c) terdapat pada alat tangkap
waring yang menangkap berbagai macam pancing ulur, bubu dan jaring insang. Biaya
ukuran ikan ketika dioperasikan (Firdaus et al. operasional rata-rata pada pancing ulur dan
2017). bubu berkisar Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000,
Pada kriteria (X2e), alat tangkap dan jaring insang antara Rp 2.000.000 – Rp
pancing dan bubu ikan memiliki skor sebesar 5.000.000,-. Pengeluaran tersebut biasanya
3. Bubu merupakan jenis alat tangkap pasif untuk biaya perbekalan melaut, solar, BBM
dan menetap yang diprioritaskan untuk untuk generator lampu, serta pembelian es
menangkap ikan target. Nilai terendah berada untuk menjaga kesegaran ikan hasil
pada alat tangkap jaring insang, sero dan tangkapan.
pukat tarik pantai karena alat tangkap tersebut
Jaring ingsang merupakan alat tangkap
masih menghasilkan by-catch. Menurut
yang dominan digunakan oleh nelayan di
Firdaus et al. (2017), bubu merupakan alat
Kabupaten Bangka Tengah. Himelda et al.
tangkap yang memiliki selektivitas tinggi dan
(2012) menyatakan alat tangkap jaring insang
tidak menangkap hewan yang dilindungi
merupakan alat tangkap yang memiliki potensi
(Bawole et al. 2017; Mujiono et al. 2021).
untuk di kembangkan tetapi perlu adanya
Alat tangkap yang mendapat nilai
pengaturan jumlah dan kapasitas yang harus
tertinggi untuk kriteria keamanan alat tangkap
dipenuhi. Prioritas kedua yaitu alat tangkap
terhadap hewan yang dilindungi (X2f) adalah
bagan tancap dengan pendapatan bersih rata-
168 Marine Fisheries 13(2): 161-169, November 2022
rata Rp. 2.000.000 per trip. Pada prioritas Perairan di Bird’s Head Seascape -
ketiga yaitu alat tangkap pancing ulur. BHS) Papua: Konektivitas Migrasi
Menurut Wiyono (2011), bubu dan pancing Spesies dan Genetik. Coastal and
merupakan alat tangkap yang sederhana dan Ocean JournaL 1(2):189-200.
memerlukan biaya yang relatif kecil, tetapi
menghasilkan ikan hasil tangkapan yang FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Himelda et Fisheries. FAO Fisheries Department
al. (2012), alat tangkap jaring insang (online). Accessed 19Juli 2015: 24
merupakan alat tangkap yang memiliki potensi
untuk dikembangkan tetapi perlu adanya Firdaus I, Fitri ADP, Sardiyatmo, Kurohman F.
pengaturan jumlah dan kapasitas yang harus 2017. Analisis Alat Penangkap Ikan
dipenuhi. Penelitian yang dilakukan oleh Berbasis Code of Conduct for
Kholis et al. (2017) juga menyebutkan bahwa Responsible Fisheries (CCRF) di
alat tangkap yang pancing ulur menempati Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
prioritas pertama dan alat tangkap jaring Tawang, Kendal. Jurnal Saintek
insang menempati prioritas kedua. Perikanan.13(1): 65-74.