OLEH
IKHSAN MAULANA
OLEH
IKHSAN MAULANA
NRP. 52165111631
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin.
”.
PERIKANAN PURSE SEINE DI LAUT JAWA YANG BERPANGKALAN DI PPN
PEKALONGAN, STUDI KASUS : TONGKOL ABU-ABU (Thunnus tonggol)
Abstrak
Purse seine adalah alat tangkap yang banyak dioperasikan di Laut Jawa
(WPPNRI 712). Purse Seine merupakan alat tangkap yang banyak berkontribusi
mendaratkan ikan pelagis di PPN Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji komposisi hasil tangkapan, aspek biologi dan aspek perikanan tangkap
dari purse seine di Laut Jawa yang berpangkalan di PPN Pekalongan.
Pengamatan dilakukan pada 2 Maret - 15 Mei 2020. Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu menggunakan metode survey dan observasi langsung,
melakukan survei di PPN Pekalongan dan juga observasi diatas kapal
penangkapan (Purse Seine). Hasil penelitian ini menunjukkan Komposisi hasil
tangkapan dominan purse seine di Laut Jawa selama bulan Maret - April terdiri
dari ikan kembung (Rastrelliger spp), ikan layang (Decapterus spp), Ikan selar
(Caranx sp), ikan tembang (Sardinella fimbriata), ikan tongkol abu-abu (Thunnus
tonggol) dan ikan pelagis kecil lainnya dan hasil tangkapan utamanya adalah ikan
tongkol abu-abu (Thunnus tonggol). Pengamatan dari 1004 ekor, Berdasarkan
status biologi didapatkan hasil bahwa hububungan panjang-bobot ikan tongkol
abu-abu yaitu Alometrik Negatif dimana pertumbuhan panjang lebih cepat
dibandingkan bobotnya, Nisbah kelamin antara jantan dan betina yaitu 1 : 1,08 hal
ini dikatakan seimbang. Tingkat kematangan gonad didominasi oleh ikan yang
telah matang gonad dengan persentase 85% (170 ekor). nilai Lc<Lm artinya ikan
belum sempat memijah, sehingga terprediksi potensi ikan tongkol abu-abu
terancam jika terus di eksploitasi. Pengoporasian alat tangkap purse seine
berlangsung pada pukul 06:00 – 18:00 WIB dengan lama setting-hauling 2-4 jam
bahkan lebih. Hasil korelasi antara CPUE dan Effort didapat persamaan y = -
0,0945x + 585,96 menjelaskan bahwa setiap penangkapan sebesar x satuan per
hari melaut maka akan mengurangi nilai CPUE sebesar 0,0945 kg per hari melaut.
Kata kunci : Purse Seine, WPPNRI 712, Tongkol abu-abu (Thunnus tonggol),
CPUE
PURSE SEINE FISHERIES IN JAVA SEA WHICH IS LOCATED IN PPN
PEKALONGAN, CASE STUDY : LONGTAIL TUNA (Thunnus tonggol)
Abstract
Purse Seine is a fishing gear that is widely operated in the Java Sea
(WPPNRI 712). Purse Seine is a fishing gear that contributes much to land the
pelagic fish in the PPN of Pekalongan. This research aims to assess the
composition of the catches, aspects of biology, and aspects of the capture fisheries
of the Purse Seine in the Java Sea based on the PPN of Pekalongan. Observations
were made on 2 March - 15 May 2020. The method used in this research is to use
a survey method and direct observation, conducting surveys in the PPN of
Pekalongan and also an observation on the arrested vessel (Purse Seine). The
results of this study showed the composition dominant of the Purse Seine capture
in the Java Sea during March-April consisting of a (Rastrelliger spp), (Decapterus
spp), (Caranx sp), (Sardinella fimbriata), (Thunnus tonggol) and other small pelagic
fishes and the main catch is the Longtail tuna (Thunnus tonggol). Observation of
1004 tails, Based on biological status, it was found that the long-weight relationship
of longtail tuna was negative allometric where the growth of the length was faster
than the weight, the sex ratio between males and females was 1: 1.08 it was said
to be balanced. The maturity level of gonads is dominated by fish that has ripe
gonads with a percentage of 85% (170 tails). The value of Lc < Lm means fish
have not had clusters, so predicted potential gray cob is threatened if continued in
exploitation. The operation of the Seine purse capture takes place at 06:00 – 18:00
WIB with the old setting-hauling 2-4 hours even more. Results of the correlation
between CPUE and Effort obtained the equation y = -0.0945x + 585.96 explains
that each capture of x units per day at sea will reduce the value of CPUE by 0.0945
kg per day at sea.
Keywords: Purse Seine, WPPNRI 712, Longtail tuna (Thunnus tonggol), CPUE
RINGKASAN
Ikhsan Maulana. 52165111631. Perikanan Purse Seine di Laut Jawa yang
berpangkalan di PPN Pekalongan, Studi Kasus : Tongkol Abu-abu (Thunnus
tonggol). Dibawah bimbingan I Nyoman Suyasa dan Mulyoto.
Indonesia memiliki potensi perikanan sebesar 12,54 juta ton per tahun.
Potensi ini terdiri dari ikan pelagis, ikan demersal dan ikan karang dan biota laut
lainnya. Laut Jawa (WPPNRI 712) merupakan perairan territorial, kegiatan
penangkapan sebagian besar dilakukan di perairan utara Jawa, dengan potensi
ikan pelagis yang cukup besar. Pada tahun 2014 produksi perikanan tangkap di
Laut Jawa terbesar diseluruh Indonesia yaitu (17,91% dari total produksi
Indonesia) 6.037.654 ton.
PPN Pekalongan mempunyai peranan penting didalam pengusahaan
sumberdaya perikanan di Laut Jawa. Unit penangkapan yang berkontribusi paling
banyak dalam mendaratkan ikan pelagis yaitu purse seine. Hasil tangkapan purse
seine paling banyak didaratkan di PPN Pekalongan adalah Ikan tongkol abu-abu
(Thunnus tonggol). Produksi ikan tongkol abu-abu berperan penting pada produksi
perikanan di Indonesia. Produksi ikan tongkol abu-abu di Laut Jawa pada tahun
2014 sebesar 5.362 ton.
Tujuan dari Karya Ilmiah Praktik Akhir adalah Mengkaji komposisi hasil
tangkapan, aspek biologi dan aspek perikanan tangkap dari purse seine di Laut
Jawa yang berpangkalan di PPN Pekalongan. Dengan batasan masalah Objek
kajian adalah pengoperasisan alat tangkap, daerah penangkapan, komposisi hasil
tangkapan purse seine di Laut Jawa selama praktik (Maret-April) dan juga
memverifikasi hasil tangkapan purse seine dari logbook dan TPI; melakukan
pengamatan aspek biologi (Hubungan Panjang-Bobot, Nisbah kelamin, TKG dan
Lc-Lm) dan perikanan tangkap (musim penangkapan dan CPUE terhadap hasil
tangkapan utama dari purse seine di laut jawa yang berpangkalan di PPN
Pekalongan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan random
sampling, melakukan survei di PPN Pekalongan dan juga observasi diatas kapal
penangkapan (Purse Seine). Analisis data yang dianalisis yaitu aspek perikanan
tangkap yang meliputi pengoperasisan alat tangkap, komposisi hasil tangkapan,
Verifikasi hasil tangkapan, daerah penangkapan, musim penangkapan dan CPUE.
Aspek Biologi yang meliputi Hubungan Panjang-Bobot, Nisbah kelamin, TKG dan
Lc-Lm.
Komposisi hasil tangkapan dominan purse seine di Laut Jawa (WPPNRI
712) yang didaratkan di PPN Pekalongan selama bulan Maret - April terdiri dari
ikan kembung, ikan layang, ikan selar, ikan tembang, ikan tongkol abu-abu dan
ikan pelagis kecil lainnya. Dari total produksi sebanyak 672 ton. ikan tongkol abu-
abu merupakan hasil tangkapan terbesar yaitu 349 ton kemudian diikuti oleh
kembung, layang, tembang dan selar masing-masing sebesar 85 ton, 80 ton, 53
ton dan 25 ton. Terdapat mis data produksi purse seine pada tempat pendaratan
ikan dan logbook pada bulan Maret – April sebanyak 12% dan 21%.
Hasil tangkapan utama purse seine yang berpangkalan di PPN Pekalongan
adalah ikan tongkol abu-abu, hububungan panjang-bobot ikan tongkol abu-abu
yang diamati, sebanyak 1004 ekor, didapat pola pertumbuhannya adalah
Alometrik Negatif, yaitu pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan bobotnya.
Nisbah kelamin yang didapat antara jantan dan betina yaitu 1 : 1 hal ini dikatakan
seimbang. Tingkat kematangan gonad didominasi oleh ikan yang telah matang
gonad (TKG III & IV) dengan persentase 85% (170 ekor). Nilai Lc (43,91 cm) < Lm
(46,09 cm) yang artinya potensi ikan tongkol abu-abu terancam, jika masih di
eksplotasi akan mengalami kepunahan stok tongkol abu-abu.
Pengoporasian purse seine berlangsung pada pukul 06:00 – 18:00 WIB dengan
lama setting-hauling 2-4 jam tergantung hasil tangkapan. Daerah penangkapan
purse seine meliputi Perairan Laut Jawa dapat dilihat pada Gambar 20. Musim
penangkapan tongkol abu-abu, terdapat diperalihan musim timur ke musim barat,
musim puncak penangkapan tongkol abu-abu yaitu pada bulan April dan Oktober
– November, musim paceklik terjadi pada bulan Januari – Februari dan Juli –
Agustus sedangkan bulan Maret, Mei, Juni, September dan Desember merupakan
musim biasa. Hasil korelasi antara CPUE dan Effort didapat persamaan y = -
0,0945x + 585,96 menjelaskan bahwa setiap penangkapan sebesar x satuan per
hari melaut maka akan mengurangi nilai CPUE sebesar 0,0945 kg per hari melaut.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
Kasih dan Rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Karya Ilmiah
Praktik Akhir tepat pada waktunya dengan segala kecukupan dalam
pelaksanaannya. Praktik akhir ini berjudul “Perikanan Purse Seine di Laut Jawa
yang berpangkalan di PPN Pekalongan, Studi Kasus Tongkol Abu-abu
(Thunnus tonggol)”. Karya Ilmiah Praktik Akhir ini terdiri dari 5 bab: Pendahuluan,
Tinjauan Pustaka, Metodologi, Hasil dan Pembahasan serta Kesimpulan.
Karya Ilmiah Praktik Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan diploma IV dan mendapatkan gelar sarjana pada
program studi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan di Politeknik Ahli
Usaha Perikanan. Kegiatan praktik dilaksanakan selama 75 hari yang berlokasi di
PPN Pekalongan.
Tujuan dari Karya Ilmiah Praktik Akhir ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan baik dari segi pengambilan data dilapangan, analisis data yang
didapatkan, serta kemampuan untuk mengintegrasikan apa yang telah didapatkan
dengan panduan literatur yang ada. Penyusun menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga sangat
membutuhkan masukan dan saran yang membangun.
Semoga Karya Ilmiah Praktik Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi penyusun dan pembaca.
Penulis
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah
Praktik Akhir ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr.Ir. I Nyoman Suyasa, MS dan
bapak Drs. Mulyoto, MM sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Ilmiah
Praktik Akhir ini. Ucapan terima kasih ini juga disampaikan kepada :
1. Bapak Ilham, S.St.Pi., M.Sc., Ph.D selaku Direktur Politeknik Ahli Usaha
Perikanan
2. Ibu Ratna Suharti Dra., M.Si selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pengelolaan Sumberdaya Perairan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 2
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia ............................. 3
2.1.1 Laut Jawa .............................................................................. 4
2.2 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan .................................... 5
2.3 Perikanan Tongkol Abu-abu ............................................................... 6
2.3.1 Sumberdaya Perikanan Tongkol Abu-abu .............................. 6
2.3.2 Taksonomi dan Morfologi Tongkol Abu-abu ............................ 7
2.3.3 Habitat .................................................................................... 8
2.3.4 Distribusi Sebaran .................................................................. 8
2.4 Aspek Biologi ..................................................................................... 9
2.4.1 Pola Pertumbuhan .................................................................. 9
2.4.2 Reproduksi ............................................................................. 9
2.5 Aspek Perikanan Tangkap ................................................................. 12
2.5.1 Kapal Penangkapan ............................................................... 12
2.5.2 Alat Tangkap (Purse Seine) .................................................... 12
2.5.3 Daerah penangkapan (Fishing ground) ................................... 15
2.5.4 Musim Penangkapan .............................................................. 15
2.5.5 Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine ............................... 16
2.5.6 Trend Produktivitas Penangkapan .......................................... 16
3 METODE PRAKTIK
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 18
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 18
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 19
3.4 Metode Analisis Data ......................................................................... 21
3.4.1 Hubungan Panjang-Bobot .................................................... 21
3.4.2 Nisbah Kelamin .................................................................... 21
3.4.3 Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ...................................... 22
3.4.4 Ukuran Pertama Kali Tertangkap (Lc) ................................... 22
3.4.5 Ukuran Pertama Kali Matang Gonad (Lm) ............................ 23
3.4.6 Catch Per Unit Effort (CPUE ) .............................................. 23
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktik .......................................................... 24
4.2 Produksi Purse Seine di Laut Jawa pada PPN Pekalongan ............... 24
4.2.1 Perbandingan Data Produksi Purse Seine ............................ 25
4.3 Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine ........................................... 26
4.4 Aspek Biologi ...................................................................................... 29
4.4.1 Distribusi Frekuensi Panjang ................................................. 29
4.4.2 Hubungan Panjang-Bobot .................................................... 31
4.4.3 Nisbah Kelamin .................................................................... 33
4.4.4 Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ...................................... 34
iii
4.4.5 Ukuran Pertama Kali Tertangkap (Lc) ................................... 35
4.4.6 Ukuran Pertama Kali Matang Gonad (Lm) ............................ 36
4.5 Aspek Perikanan Tangkap .................................................................. 37
4.5.1 Armada Penangkapan .......................................................... 37
4.5.2 Konstruksi Purse Seine ........................................................ 38
4.5.3 Metode Pengoperasian Purse Seine .................................... 40
4.5.4 Daerah Penangkapan Purse Seine ...................................... 42
4.5.5 Hasil Tangkapan Purse Seine .............................................. 44
4.5.6 Musim Penangkapan Tongkol Abu-abu ................................ 45
4.5.7 Catch Per Unit Effort (CPUE) ............................................... 46
5 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia ................................ 4
2. Peta WPPNRI 712 ............................................................................. 5
3. Tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) ................................................... 7
4. Pengukuran panjang ikan ................................................................... 9
5. Kontruksi Purse Seine ........................................................................ 14
6. Pengoperasian Purse Seine ............................................................... 15
7. Peta Lokasi Praktik ........................................................................... 18
8. Produksi Purse Seine Perbulan .......................................................... 25
9. Komposisi Hasil Tangkapan Dominan Purse Seine Perbulan ............. 28
10. Komposisi Hasil Tangkapan Dominan Purse Seine ............................ 29
11. Distribusi Frekuensi Panjang Ikan Tongkol Abu-abu .......................... 30
12. Distribusi Frekuensi Panjang Ikan Tongkol Abu-abu Jantan ............... 30
13. Distribusi Frekuensi Panjang Ikan Tongkol Abu-abu Betina ................ 31
14. Hubungan Panjang-Bobot Ikan Tongkol Abu-abu ............................... 32
15. Nisbah Kelamin Ikan Tongkol Abu-abu .............................................. 34
16. Nilai Lc Tongkol Abu-abu ................................................................... 35
17. Armada Purse Seine .......................................................................... 38
18. Produksi Tongkol abu-abu Perbulan .................................................. 45
19. Perkembangan Produksi, Effort dan CPUE Tongkol Abu-abu ............. 46
20. Korelasi CPUE dan Effort ................................................................... 47
21. Fishing Ground Purse Seine .............................................................. 59
22. Konstruksi Purse Seine (modifikasi) ................................................... 60
23. Konstruksi Kapal Purse Seine ............................................................ 63
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat dan Bahan ..................................................................................... 18
2. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tongkol ............................................. 22
3. Perbandingan data PPN Pekalongan dan data Logbook DJPT ............. 25
4. Perbandingan data Tempat Pendartan Ikan dan data Logbook ............. 26
5. Pesentase TKG Ikan Tongkol Abu-abu ................................................ 34
6. Nilai Lc dan Lm Ikan Tongkol Abu-abu .................................................. 36
7. Informasi Data Kapal ............................................................................. 37
8. Spesifikasi Alat Tangkap ....................................................................... 38
9. Waktu Pengoperasian Purse Seine ....................................................... 41
10. Titik Koordinat Pengoperasian Purse Seine .......................................... 42
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Lokasi Praktik ............................................................................. 59
2. Konstruksi Purse Seine ...................................................................... 60
3. Konstruksi Kapal Purse Seine ............................................................. 63
4. Kapal Purse Seine ............................................................................. 64
5. Dokumentasi ..................................................................................... 68
6. Kuesioner Borang Pemantau Kapal Perikanan .................................. 71
7. Surat Tugas Observer ........................................................................ 76
8. Surat Keterangan Berlayar ................................................................. 78
vii
1. PENDAHULUAN
Jawa) masih difokuskan pada perbaikan data dan informasi melalui program log-
book penangkapan, port sampling program dan program observer. Dalam rangka
mendeskripsikan pemanfaatan dan mengetahui kondisi perikanan tongkol abu-
abu di WPPNRI 712 (Laut Jawa) maka penulis mengambil judul “Perikanan Purse
Seine di Laut Jawa yang berpangkalan di PPN Pekalongan, Studi Kasus : Tongkol
Abu-abu (Thunnus tonggol)”.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui komposisi Hasil Tangkapan purse seine di Laut Jawa yang
didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.
2. Mengkaji aspek biologi hasil tangkapan purse seine yang didaratkan di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.
3. Mengkaji aspek perikanan tangkap purse seine yang berpangkalan di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.
Tenggara. Data hasil tangkapan ikan di PPN Pekalongan mencapai 163,78 ton per
hari, merupakan Salah satu pelabuhan perikanan dengan aktivitas yang tinggi.
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan terdapat tiga alat
tangkap yang digunakan oleh nelayan, diantaranya purse seine, mini purse seine,
dan gill net (Anggriani et al., 2016). purse seine merupakan jenis alat tangkap yang
dominan di PPN Pekalongan (Mudzakir et al., 2009; Imanda et al., 2016). Purse
seine berkontribusi paling banyak dalam mendaratkan ikan pelagis di PPN
Pekalongan (Wahju et al., 2011), serta mempunyai peranan penting didalam
pengusahaan sumberdaya perikanan di Laut Jawa (Zamroni & Suwarso, 2017).
Salah satu sumber daya tuna neritik yang dikelola IOTC meliputi tongkol
abu-abu atau longtail tuna (Thunnus tonggol) (Herrera & Pierre, 2009). Sejauh ini
data dan informasi tentang sumber daya tuna neritik yang dimiliki IOTC relatif
kurang dibanding data dan informasi jenis tuna tropis. Kondisi ini menyebabkan
ketidakpastian dalam pengelolaan Neritik tuna. Dalam rangka mengumpulkan
informasi dan mengembangkan langkah pengelolaan yang tepat, IOTC
melaksanakan Working Party on Neritik Tuna (WPNT-IOTC) yang diikuti negara-
negara anggotanya setiap tahun yang dimulai sejak tahun 2011(Widodo, 2012).
Ikan tongkol juga tergolong ikan pelagis besar yang memiliki kemampuan
renang cepat dan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia setalah Tuna dan
Cakalang dimana volume ekspor ikan tongkol pada tahun 2010 mencapai 122.450
ton dan mengalami kenaikan sebesar 7,2 % menjadi 131.269 ton (Hapsari, 2014).
horizontal. Sirip dada, sirip panggul dan sirip ekor berwarna kehitam-hitaman,
sedangkan sirip dorsal kedua, dan sirip anal berwarna kekuning-kuningan dengan
tepian gelap. Pada sirip dorsal kedua diikuti 8-10 finlet sedangkan pada sirip anal
diikuti 7-9 finlet. Tongkol abu-abu adalah spesies terkecil kedua dari delapan
spesies Thunnus, tumbuh dengan ukuran maksimal 142 cm dan bobot 35,9kg
(Griffiths et al., 2007).
2.3.3 Habitat
Apabila ingin memahami aspek biologi suatu organisme, maka diperlukan
pengetahuan mengenai habitat organisme dan pergerakan organisme tersebut
diantara habitat yang berbeda (Weng et al., 2009). Kondisi perairan sangat
menentukan kelimpahan dan penyebaran organisme didalamnya, tetapi setiap
organisme memiliki kebutuhan dan keperluan yang berbeda-beda terhadap
lingkungan tempat hidupnya.
Ikan tongkol abu-abu mendiami perairan neritik dengan kedalaman 20-45
meter. Makanan utama ikan tongkol adalah Krustasea dan Cephalopoda,
sedangkan predator ikan ini berasal dari golongan tuna besar, marlin, barakuda
dan hiu. Ikan tongkol pada umumnya sangat sensitif terhadap perubahan suhu
maupun salinitas, tongkol hidup pada perairan hangat dengan kisaran suhu 20-
28oC dan tingkat salinitas 32-34 ppm (Hasyim, 2004; Shabrina, 2017; Wagiyo &
Febrianti, 2015).
2.4.2 Reproduksi
2.4.2.1 Nisbah Kelamin (Sex ratio)
Nisbah kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan
jumlah individu jantan dan betina dalam suatu populasi (Umi Chodrijah & Budiarti,
2017). Pengetahuan mengenai nisbah kelamin berkaitan dengan upaya
mempertahankan kelestarian populasi ikan yang diteliti. Aspek ini dapat dijadikan
10
indikator populasi dalam kondisi yang ideal. Untuk mempertahankan populasi dari
kepunahan diharapkan organisme dalam kondisi seimbang bahkan diharapkan
jumlah betina lebih banyak sehingga populasinya dapat dipertahankan walaupun
ada kematian alami dan penangkapan (Saputra, 2009; Wujdi et al., 2016). Kondisi
nisbah kelamin yang ideal umumnya di dukung oleh kondisi lingkungan dan habitat
yang baik untuk kelangsungan hidup organisme (Widyastuti, 2011).
Sex ratio (Nisbah kelamin) juga dapat dijadikan parameter kelimpahan satu
spesies pada suatu lokasi penangkapan. sex ratio yang seimbang (1:1) Artinya
rekruitmen anggota baru yang seimbang dari proses penetasan telur sehingga
proporsi jumlah jantan dan betina yang tertangkap seimbang (Ningrum et al.,
2015). Jenis kelamin ditentukan secara morfologis, yaitu mengamati bentuk dan
warna gonad ikan sampel (Ardelia et al., 2018) Rasio kelamin dihitung
berdasarkan perbandingan antara jumlah jantan dan betina dari ikan contoh,
sehingga dapat diketahui rasio keduanya.
sesuai dengan kebutuhan agar dapat memperoleh hasil tangkapan yang maksimal
(Suryana & Rahardjo, 2013).
Purse seine adalah jenis alat tangkap yang tergolong seine yaitu
merupakan alat tangkap yang aktif untuk menangkap ikan-ikan pelagik yang
umumnya hidup membentuk kawanan dalam kelompok besar (Prihartini, 2006;
Friedman, 1986; Ardidja, 2010), dengan cara melingkarkan jaring pada
gerombolan ikan lalu bagian bawah jaring dikerucutkan dengan menarik purse line.
Dengan kata lain, ikan yang tertangkap di dalam jaring tidak dapat meloloskan diri
(Ayodhyoa, 1981; Prasetyo et al., 2016).
Terdapat 2 jenis armada purse seine di PPN Pekalongan yaitu :
1. Mini purse seine : tipe ini khusus ditemukan di Pelabuhan Pekalongan, Jawa
Barat. Beroperasi selama 6-15 hari/trip. Hasil tangkapan yang diperoleh
dilelang di pasar Jawa. Ukuran kapal yang digunakan memiliki panjang 15-
20 m dengan kapasitas palka 20-25 ton. alat tangkap mini purse seine
dengan ukuran armada penangkapan yang dominan adalah 10-30 GT.
Secara umum, alat tangkap mini purse seine cenderung dioperasikan
nelayan dengan menggunakan kapal berukuran di atas 10 GT. (Wijayanto &
Kurohman, 2018).
2. Purse seine : terkonsentrasi di tiga provinsi yaitu Tegal, Pekalongan-Batang,
dan Juwana Rembang. Armada tersebut biasanya beroperasi selama 45
hari/trip, hasil tangkapan yang diperoleh dipasarkan dipasar nasional.
Ukuran kapal yang digunakan memiliki panjang 40-65 m dengan kapasitas
palka 50-80 ton ( Prasetyo et al., 2011; Hariati, 2017).
Informasi hasil tangkapan ikan pelagis kecil bervariasi menurut musim dan
daerah penangkapan (dari utara Tegal dan Pekalongan sampai Matasiri dan Laut
Cina Selatan) (Wijopriono, 2017). Hasil tangkapan tertinggi terjadi pada musim
peralihan 2 (bulan September sampai Nopember) dan terendah pada musim timur
(bulan Juni sampai Agustus). Pola Angin muson berpengaruh terhadap kegiatan
penangkapan dan keberadaan ikan di laut Jawa (Suherman Banon Atmaja &
Nugroho, 1995).
Tabel 1. Lanjutan
No Alat dan bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan
Alat pengukur
100 cm, Untuk mengukur
2 panjang atau 1 buah
ketelitian 1 mm panjang ikan
penggaris
Untuk menimbang
Ketelitian 1 gr
3 Timbangan digital 1 buah bobot ikan, gonad dan
dan 0.001 gr
lambung ikan
Untuk membedah
4 Disecting set Stainless steel 1 set
ikan
Wadah untuk
5 Nampan Plastik 1 buah
membedah
Mencatat data-data
6 Alat tulis Buku tulis, pena 1 buah
yang didapat
7 Kamera 10 megapixel 1 buah Mengambil gambar
Untuk menentukan
8 GPS Garmin 1 buah
titik koordinat
Untuk memasukkan
Core i5, Ram
9 PC 1 buah data yang didapat di
4GB
lapangan
Untuk Keselamatan
11 Life jacket Styrofoam 1 buah
diatas kapal
Membantu
12 Borang Observer - 2 buah pengamatan kegitan
penangkapan ikan
time series hasil tangkapan dan upaya penangkapan selama 5 tahun terakhir yang
diperoleh dari PPN Pekalongan dan DJPT.
Pengambilan sampel di TPI dan on board dilakukan secara random
sampling diharapkan dapat mewakili populasi ikan dari berbagai macam ukuran,
tujuan pengambilan data secara on board dilakukan untuk mengetahui fishing
ground dan factor-faktor lain dari sampel biota yang ada di TPI dan target
wawancara dengan metode purposive sampling, purposive sampling yaitu sampel
yang diambil didasarkan pada pertimbangan tertentu. Sampel yang digunakan
pada metode ini ditentukan oleh peneliti sendiri.
Jumlah penarikan sampel biota dan target wawancara berdasarkan
random sampling, diharapkan akan mewakili setiap jenis pada semua tingkat
ukuran dan jenis kelamin.
W=aLb
setelah itu dibentuk dalam regressi linier (Hossain et al., 2009; Hossain et al.,
2012), regressi linier dari persamaan tersebut adalah :
ln w = ln a + ln b
NK =Nnl /Nji
1
SL=
a+exp(a-bL)
23
-a
Lc=
b
d
m=xk + -(dƩPi)
2
CPUE = Ci/Ei
Desember
November
Oktober
September
Bulan Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Produksi (ton)
Tabel 3. Perbandingan data PPN Pekalongan dan data Logbook DJPT 2015-2019
TRIP PRODUKSI (ton)
TAHUN PPN Logbook - PPN Logbook - MIS DATA
Pekalongan DJPT Pekalongan DJPT
2015 883 419 2.927 1.976 15%
2016 899 535 4.817 2.770 2%
2017 783 462 3.238 1.721 5%
2018 795 473 2.810 1.404 8%
2019 491 235 2.477 1.022 7%
tinggi dan pada tahun 2016 merupakan mis data terendah. Berdasarkan hasil
wawancara dari pihak pelabuhan ada beberapa faktor yang menyebabkan mis
data tersebut. sehingga dari hal tersebut perlu di verifikasi, dengan pengamatan
data produksi purse seine dan trip operasi dari TPI dan Logbook PPN Pekalongan
selama praktik (Maret - April). Data disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan data Tempat Pendartan Ikan dan data Logbook Maret-April
TRIP PRODUKSI (kg)
BULAN MIS DATA
TPI Logbook TPI Logbook
- April 2020, terdapat 46 jenis ikan, namun untuk anilisis komposisi hasil tangkapan
di kelompokkan beberapa jenis ikan yang dominan, komposisi Jenis ikan tersebut
sebagai berikut, dapat dilihat pada Gambar 10.
Hasil tangkapan dominan purse seine terdiri dari kembung, layang, selar,
tembang, dan tongkol abu-abu. Dari hasil tangkapan bulan Maret - April, tongkol
abu-abu merupakan hasil tangkapan terbesar dengan total yaitu 349 ton kemudian
diikuti oleh kembung, layang, tembang dan selar, masing-masing sebesar 85 ton,
80 ton, 53 ton, 25 ton dan ikan lainnya dari total produksi 672 ton.
Purse seine adalah alat penangkap ikan yang dipergunakan untuk
menangkap ikan pelagis yang bergerombol seperti : kembung, lemuru, layang,
tongkol, dan lainnya (Damayanti, 2020). Ikan yang didaratkan di PPN Pekalongan
yang ditangkap dengan menggunakan purse seine, seperti ikan Kembung,
Tongkol, Layang, Tembang, dan Selar (Imanda et al., 2016). Dari hasil di atas
diketahui ikan tongkol abu-abu merupakan ikan ekonomis penting, memiliki
produksi yang tinggi, sehingga perlu di kaji aspek biologi dan perikanan
tangkapnya, Untuk mengetahui status perikanan tongkol abu-abu di PPN
Pekalongan.
panjang ikan tongkol abu-abu yang tertangkap di perairan Laut Jawa (WPPNRI
712) pada Gambar 11.
n : 1004
200 L min : 40 cm
180
Jumlah (ekor)
160
140 L max : 58,5 cm
120 L rata-rata : 49,25 cm
100
80
60
40
20
0
Panjang (cm)
Gambar 11. Frekuensi Panjang Ikan Tongkol abu-abu Jantan dan Betina di PPN
Pekalongan
Sampel ikan Tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) yang diamati dalam
penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 1004 ekor, dengan kisaran panjang
40-58,5 cm serta memiliki nilai tengah 49,25 cm. Didominasi oleh tongkol abu-abu
dengan ukuran 41,8 - 43,5 cm.
Sedangkan untuk frekuensi panjang ikan tongkol abu-abu jantan dan
betina dapat dilihat pada Gambar 12 dan Gambar 13.
35 n : 104
30
Jumlah (ekor)
L min : 41 cm
25
20 L rata-rata : 49,75 cm
L max : 58,5 cm
15
10
5
0
Panjang (cm)
Gambar 12. Frekuensi Panjang Ikan Tongkol abu-abu Jantan di PPN Pekalongan
Sampel ikan Tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) yang diamati dalam
penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 104 ekor, dengan kisaran panjang 41-
58,5 cm serta memiliki nilai tengah 49,75 cm. Didominasi oleh tongkol abu-abu
dengan ukuran 43,3 - 45,59 cm.
31
25
n : 96
Jumlah (ekor) L min : 41,2 cm
20
L rata-rata : 49,85 cm
15 L max : 58,5 cm
10
Panjang (cm)
Gambar 13. Frekuensi Panjang Ikan Tongkol abu-abu Betina di PPN Pekalongan
Sampel ikan Tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) yang diamati dalam
penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 96 ekor, dengan kisaran panjang 41,2-
58,5 cm serta memiliki nilai tengah 49,85 cm. Didominasi oleh tongkol abu-abu
dengan ukuran 43,5 - 45,79 cm.
Ukuran tongkol abu-abu di Laut Cina Selatan berkisar antara 35-83 cm,
dengan ukuran rata-rata 46,7 cm. Abdussamad et al., (2012) menyatakan ukuran
ikan tongkol abu-abu di perairan India berkisar antara : 23-111 cm. Sementara
Kaymaram et al., (2011) menyatakan ukuran ikan diperairan Teluk Persia dan
perairan Oman berkisar 26-125 cm. Sedangkan ukuran ikan diperairan Australia
berkisar 30-150 cm (Griffiths et al., 2010). Struktur ukuran ikan tongkol abu-abu
yang tertangkap di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan lebih kecil terutama ukuran
maksimal dibandingkan dengan ukuran di peraian India, Teluk Persia dan
Australia, hal ini karena perbedaan kondisi habitat perairan (Hidayat & Noegroho,
2018).
hubungan panjang-bobot Tongkol abu-abu jantan dan betina dapat dilihat pada
Gambar 14.
y
n : 1004
4500
4000
BERAT (GRAM)
3500 W = 1,0185L1,9489
3000 R² = 0.763
2500
2000
1500
1000
500
0 x
0 10 20 30 40 50 60 70
PANJANG (CM)
(a)
y
4500 n : 104
4000
3500
BERAT (GRAM)
3000
2500 W = 0,999L1,9597
2000
R² = 0.9177
1500
1000
500
0 x
0 10 20 30 40 50 60 70
PANJANG (CM)
(b)
y
4500 n : 96
4000
BERAT (GRAM)
3500
3000
W = 0,999L1.9556
2500
2000
R² = 0.9196
1500
1000
500
0 x
0 10 20 30 40 50 60 70
PANJANG (CM)
(c)
Gambar 14. Hubungan panjang-bobot Tongkol abu-abu
(a) Gabungan, (b) Jantan dan (c) Betina
uji t tongkol abu-abu terhadap nilai b diperoleh nilai thitung = 21,1589 dan ttabel =
1,9738 , uji t tongkol abu-abu jantan terhadap nilai b diperoleh nilai thitung = 15,0234
dan ttabel = 1,9738 , dan uji t tongkol abu-abu betina terhadap nilai b diperoleh nilai
thitung = 14,2456 dan ttabel = 1,9738. Hasil uji t tongkol abu-abu menunjukkan bahwa
(thitung > ttabel) maka diketahui bahwa tongkol abu-abu memiliki pola pertumbuhan
allometrik negatif. Risti et al., (2019) menyatakan pola pertumbuhan ikan tongkol
abu-abu pada prairan langsa juga memiliki pola pertumbuhan yang bersifat
allometrik negatif. Hal tersebut menyatakatan dimana pertambahan panjang lebih
cepat daripada pertambahan bobotnya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan antara nilai dari
alometrik positif dan allometrik negatif serta nilai koefisien b yang berbeda dari
suatu pertumbuhan ikan antara lain adalah faktor dari kualitas dan kuantitas
makanan yang dimakan dari ikan sendiri, kemudian faktor kimia perairan seperti
kekeruhan, O2, CO2, pH dan suhu perairan (Mansor et al., 2014). juga dipengaruhi
oleh perilaku ikan, hal tersebut erat kaitannya dengan alokasi energi yang
digunakan oleh ikan dalam pergerakannya dan pertumbuhan (Mulfizar et al., 2012)
Koefisien determinasi total adalah R2=0,763. Artinya 76% pertambahan
bobot tubuh ikan terjadi karena pertambahan panjang tubuh ikan, sedangkan 24%
pertambahan bobot ikan disebebkan oleh faktor lain seperti faktor lingkungan dan
umur. Koefisien determinasi pada jantan adalah R2=0,9177. Artinya 92%
pertambahan bobot tubuh ikan terjadi karena pertambahan panjang tubuh ikan,
sedangkan 8% pertambahan bobot ikan disebabkan oleh faktor lain seperti faktor
lingkungan dan umur. Sedangkan koefisien determinasi betina adalah R2=0,9196.
Artinya 92% pertambahan bobot tubuh ikan terjadi karena pertambahan panjang
tubuh ikan, sedangkan 8% pertambahan bobot ikan disebebkan oleh faktor lain
seperti faktor lingkungan dan umur.
Keeratan hubungan antara panjang dan berat ikan ditentukan oleh masing-
masing koefisien determinasinya (R2). Ini memberi informasi bahwa pertambahan
berat sekitar 0,878% dapat dijelaskan oleh besarnya pertambahan panjang melalui
hubungan regresinya (Risti et al., 2019).
melihat ciri-ciri gonadnya. Diketahui perbedaan nisbah kelamin antara jantan dan
betina dapat dilihat pada Gambar 15.
52% 48%
Betina Jantan
Untuk jantan, jumlah ikan yang matang gonad sebesar 87% dan yang belum
matang gonad sebesar 13%. Dan untuk betina, jumlah ikan yang matang gonad
sebesar 83% dan yang belum matang gonad sebesar 17%. Secara keseluruhan
(jantan dan betina), jumlah ikan yang matang gonad sebesar 85% dan yang belum
matang gonad sebesar 15%. Hal ini menunjukkan bahwa ikan yang tertangkap
telah matang gonad dan telah sempat memijah, terprediksi potensi ikan tongkol
abu-abu masih substainable.
Hasil pengamatan didapatkan ikan-ikan belum matang gonad didominasi
terdapat pada ukuran 41-58,5 cmFL pada Jantan dan betina. Sedangkan ikan
yang sudah matang gonad baru ditemukan pada ikan berukuran 47,63 cmFL
(Jantan), dan 47,66 cmFL (Betina). Hal ini diduga disebabkan akibat dari tekanan
penangkapan sehingga menyebabkan populasi ikan dewasa yang matang gonad
menjadi sedikit. Secara umum terdapat korelasi antara ukuran panjang dengan
tingkat kematangan gonad ikan. Semakin besar ukuran ikan semakin berkembang
pula tingkat kematangan gonadnya (Wujdi et al., 2016).
00,001
00,001
Frekuensi Kumulatif
00,001
00,001
00,000
00,000
0 20 40 60 80
Panjang Ikan (cm)
perbedaan distribusi panjang ikan yang menjadi contoh saat pengamatan (Wujdi
et al., 2013). Hal ini sebagai konsekuensi dan penggunaan spesifikasi alat tangkap
yang berbeda oleh nelayan di perairan Laut jawa dan Langsa. Semakin besar nilai
Lc mengindikasikan semakin selektif suatu alat penangkapan ikan (Masuswo &
Widodo, 2016). Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa purse seine
di perairan Laut jawa lebih selektif dibandingkan dengan purse seine yang
digunakan di perairan Langsa.
Analisis Lc digunakan untuk mengetahui panjang ikan pada saat pertama
kali tertangkap. Idealnya panjang pertama kali tertangkap (Lc) lebih besar dari
pada panjang pertama kali memijah (Lm), sehingga kelestarian ikan tetap terjaga
(Sutjipto et al., 2013).
Berdasarkan analisis data ikan tongkol abu-abu di perairan Laut Jawa yang
tertangkap oleh purse seine, dari sampel ikan tongkol abu-abu jantan sebanyak
104 ekor dan tongkol abu-abu betina sebanyak 96 ekor didapatkan hasil nilai Lm
45,72 cmFL dan 46,88 cmFL. Namun keseluruhan sebanyak 200 ekor di dapat
nilai Lm 46,09 cmFL.
Berdasarkan analisis nilai Lc dan Lm dari sampel 200 ekor ikan tongkol
abu-abu jantan dan betina didapat nilai (Lc<Lm). artinya ikan sudah tertangkap
sebelum matang gonad. Fenomena ini menunjukkan bahwa tongkol abu-abu yang
tertangkap belum sempat memijah terlebih dahulu. Hasil tangkapan yang
didominasi oleh ikan-ikan kecil akan mengarah kepada kondisi growth overfishing
37
(Agustina et al., 2015). Growth overfishing merupakan situasi dimana stok yang
ditangkap rata-rata ukurannya lebih kecil daripada ukuran yang seharusnya
(Saputra et al., 2009).
Menurut Abdussamad et al., (2012) Ukuran pertama kali matang gonad
ikan tongkol abu-abu jantan dan betina di Laut Cina Selatan adalah 40,77 cmFL
dan 42,16 cmFL. Sedangkan menurut Wagiyo & Febrianti (2015) ukuran pertama
kali matang gonad ikan tongkol abu-abu di perairan Langsa 40,34 cmFL. Dari hasil
tersebut ukuran pertama kali matang gonad ikan tongkol abu-abu di perairan Laut
Jawa lebih besar dibandingkan di perairan Laut Cina Selatan dan Langsa.
Armada penangkapan KM. Sintia Jaya dan KM. Lancar Barokah yang
digunakan dalam pengoperasian purse seine merupakan kapal berbahan dasar
kayu. Ukuran dimensi kapal tersebut yaitu dengan panjang 16, 22 m dan 14,15 m,
dengan lebar 5,75 m dan 5,6 m, Sesuai dengan dokumen kapal, kapal tersebut
memiliki berat kotor 25 GT dan 29 GT dengan berat bersih 8 NT dan 9 NT. memiliki
kapasitas tampung sebanyak 29 ABK termasuk juru mesin dan juru mudi. Selain
itu sistem penyimpanan palka ikan masih menggunakan es balok, belum
menggunakan freezer.
Tabel 8. Lanjutan
Jenis Ukuran Jumlah
Bagian (buah)
Bahan Ø (mm) Panjang (m) # (mm) Berat (g)
Tali Kolor PE 35 750 - - 1
Serampat Atas PA 0,2 - 46 - -
Serampat Bawah PE 0,2 - 76,4 - -
Sayap (1) PA 0,2 - 47,3 - -
Badan PA 0,2 - 57,4 - -
Sayap (2) PA 0,2 - 104,2 - -
Pelampung PVC 93 0,14 - - 1200
Pemberat Pb 27 0,05 - 160 2400
Cincin Kuningan 16 - - 1000 130
Sumber: Penelitian, (2020).
Alat tangkap yang digunakan di KM. Sintia Jaya dan KM. Lancar Barokah,.
Pekalongan memiliki tali pelampung yang digunakan memiliki panjang 650 m;
berbahan PE dengan diameter 22 mm. Tali pemberat panjangnya 650 m berjenis
bahan PE dengan diameter 15 mm. Pada tali ris atas panjangnya 750 m berjenis
bahan PE dengan diameter 22 mm. Tali ris bawah memiliki panjang 650 m berjenis
bahan PE dengan diameter 15 mm. Tali cincin panjangnya 2 m berjenis bahan PE
dengan diameter 15 mm. Pada tali kolor panjangnya 750 m berjenis bahan PE
dengan diameter 35 mm. Pada badan menggunakan jaring dengan bahan
Polyamide (PA) atau Nylon multifilament dengan diameter 0,2 mm dan ukuran
mesh size 57,4 mm. Sayap (1) menggunakan bahan jaring berjenis PA dengan
diameter 0,2 mm dan ukuran mesh size 47,3 mm, sayap (2) menggunakan jaring
berbahan jenis PA dengan diameter 0,2 mm dan ukuran mesh size 104,2 mm.
Pelampung yang digunakan pada purse seine adalah PVC Y-50 dengan diameter
93 mm dengan panjang 14 mm dan berjumlah 1200 buah. Pemberat yang
digunakan Pb diameternya 27 mm dengan panjang 50 mm yang mempunyai berat
160 gram dan berjumlah 2400 buah dan cincin yang digunakan berasal dari
kuningan dengan diameter 16 mm dan berjumlah 130 buah.
Purse seine yang beroperasi di Laut Jawa berpangkalan di PPN Muara
Angke memiliki konstrusi sebagai berikut : Panjang tali ris 400 m, bagian sayap 60
m, bagian badan 80 m, bahan jaring bagian sayap PA No. 0,6 Tex, bahan jaring
bagian badan PA No. 0,9 Tex, bahan jaring kantong benang karet ukuran mata
jaring 1 Inch ,bahan pelampung PVC (Polyvynil cloride), jarak antar pelampung 40
cm, tali ris atas dan tali pelampung PE ø 16, jarak antar pemberat 20 cm, tali ris
bawah dan tali pemberat PE ø 16, bahan pemberat Timah (pb), cincin Baja
stainless Jarak antar cincin 250 cm, Jenis / Panjang tali cincin PE ø 16 /100 cm,
tali kerut PE ø 30 (Nurwahidin et al., 2020).
40
Hasil pengamatan dan pengoperasian purse seine dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Waktu Pengoperasian Purse Seine
Lama wanktu
No Tanggal No. Setting
Setting Hauling
5 menit 1 jam 30 menit
1 10/3/2020 I
16:05 WIB 16:10 WIB
18 menit 2 jam 2 menit
2 11/3/2020 II
12:00 WIB 12:18 WIB
5 menit 1 jam 54 menit
3 12/3/2020 III
11:10 WIB 11:15 WIB
5 menit 2 jam 15 menit
4 13/3/2020 IV
15:10 WIB 15:15 WIB
5 menit 2 jam 18 menit
5 14/3/2020 V
13:39 WIB 13:44 WIB
4 menit 2 jam 40 menit
6 15/3/2020 VI
12:16 WIB 12:20 WIB
5 menit 2 jam
7 16/3/2020 VII
17:45 WIB 17:50 WIB
5 menit 1 jam 57 menit
VIII
06:43 WIB 06:48 WIB
8 17/3/2020
4 menit 2 jam 11 menit
IX
14:25 WIB 14:29 WIB
5 menit 2 jam 18 menit
9 18/3/2020 X
17:50 WIB 17:55 WIB
8 menit 1 jam 47 menit
10 1/4/2020 XI
14:15 WIB 14:23 WIB
10 menit 2 jam 9 menit
11 2/4/2020 XII
15:41 WIB 15:51 WIB
7 menit 2 jam 8 menit
12 5/4/2020 XIII
16:20 WIB 16:27 WIB
4 menit 1 jam 31 menit
13 6/4/2020 XIV
08:47 WIB 08:51 WIB
8 menit 2 jam 12 menit
14 9/4/2020 XV
15:20 WIB 15:28 WIB
19 menit 2 jam 3 menit
15 10/4/2020 XVI
16:08 WIB 16:27 WIB
42
Koordinat
No Tanggal No. Setting
Setting Hauling
S 060 51,690’
Fishing Base
E 1090 41,504’
S 6° 29' 580" S 6° 29' 658"
1 10/3/2020 I
E 109° 58' 980" E 109° 58' 860"
S 6° 5' 630" S 6° 4' 880"
2 11/3/2020 II
E 109° 58' 460" E 109° 58' 480"
S 6° 4' 432" S 6° 4' 718"
3 12/3/2020 III
E 109° 34' 911" E 109° 35' 78"
S 6° 5' 387" S 6° 5' 390"
4 13/3/2020 IV
E 109° 34' 484" E 109° 34' 432"
5 14/3/2020 V S 6° 16' 163" S 6° 16' 752"
43
lumba termasuk mamalia yang dilindungi yang masuk kedalam appendix II pada
CITES. Pengaturan jumlah alat penangkapan ikan pelagis besar yang beroperasi
yaitu, pengaturan ukuran minimal ikan pelagis besar yang boleh ditangkap,
pengaturan jumlah dan pemasangan rumpon, sosialisasi tentang juwana kepada
nelayan, peningkatan kesadaran dan sosialisasi terhadap nelayan tentang ETP
(Wahid et al., 2019).
tersebut membuktikan ikan tongkol abu-abu memiliki nilai ekonomis yang tinggi di
berbagai tempat.
Desember
November
Oktober
September
Agustus
Bulan
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari
0 50,000 100,000 150,000 200,000
Produksi (Kg)
itu pada saat musim timur perairan Laut Banda dan Laut Maluku diduga lebih subur
(Taeran, 2007).
600 1400000
500 1200000
Effort (X10 hari melaut)
CPUE (Kg/hari melaut)
1000000
400
Produksi (Kg)
800000
300
600000
200
400000
100 200000
0 0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Produksi ikan tongkol abu-abu hasil tangkapan purse seine di WPPNRI 712
yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan tahun 2015-2019
mengalami fluktuasi. Yaitu mengalami kenaikan produksi dari tahun 2015-2018
sebanyak 64 ton menjadi 1.213 ton, selanjutnya pada tahun 2019 mengalami
penurunan menjadi 1.122 ton. Peningkatan produksi tongkol abu-abu di PPN
Pekalongan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya dengan adanya
modifikasi alat tangkap pada purse seine pelagis kecil.
Penurunan produksi pada tahun 2019 disebabkan adanya kegiatan
penangkapan yang meningkat drastis pada 4 tahun terakhir dan juga faktor cuaca
mempengaruhi jumlah produksi. Berdasarkan rangkuman hasil kajian stock tuna
47
neritic oleh IOTC pada 2018 status stok ikan tongkol abu-abu telah mengalami
overfished dan overfishing. Jika jumlah tangkapan dipertahankan seperti hasil
tangkapan pada tahun 2015 maka di harapkan stock akan ≥ MSY pada tahun 2025
(Widodo et al., 2020). Kondisi tersebut mengakibatkan nilai CPUE menurun, dari
korelasi antara CPUE dan Effort tongkol abu-abu hasil tangkapan purse seine di
Laut Jawa yang di daratkan di PPN Pekalongan dapat dilihat dari Gambar 20.
400.000
350.000
CPUE (Kg/hari melaut)
300.000
250.000
200.000
150.000
y = -0.0945x + 585.96
100.000 R² = 0.3729
50.000
-
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Effort (hari melaut)
Abdussamad, E. M., Koya, K. P. S., Ghosh, S., Joshi, K. K., Manojkumar, B.,
Prakasan, D., Kemparaju, S., Elayath, M. N. K., Dhokia, H. K., Sebastine,
M., & Bineesh, K. K. (2012). Fishery, biology and population characteristics
of longtail tuna, Thunnus tonggol (Bleeker, 1851) caught along the Indian
coast. 10.
Adinugroho, M. H. (2018). Kesesuaian Ukuran Konstruksi Utama Kapal Purse
Seine di PPN Pekalongan dengan Aturan Biro Klasifikasi Indonesia. 17.
Agustina, S., Boer, M., & Fahrudin, A. (2015). Dinamika Populasi Sumber Daya
Ikan Layur (Lepturacanthus savala) di Perairan Selat Sunda (Population
Dinamycs of Savalai Hairtail fish (Lepturacanthus savala) in Sunda Strait
Waters). Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and
Management, 6(1), 77–85.
Alamsyah, N., Iqbal, T. H., Damora, A., Batubara, A. S., & Muchlisin, Z. A. (2020).
(Thunnus tonggol) di Perairan Laut Aceh. 5, 10.
Anggityarini, S., & Rosyid, A. (2013). Analisis Kinerja Satker PSDKP Pekalongan
dilihat dari Aspek Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Pekalongan. 2, 10.
Anggriani, F. D., Boesono, H., & Nnd, D. A. (2016). Analisis Komposisi Hasil
Tangkapan dan Keuntungan Usaha Penangkapan Purse Seine di
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan, Jawa Tengah. 5, 8.
Ardelia, V., Boer, M., & Yonvitner, Y. (2018). Precautionary Approach dalam
Pengelolaan Sumberdaya Ikan Tongkol (Euthynnus affinis, Cantor 1849) di
Perairan Selat Sunda. Tropical Fisheries Management Journal, 1(01), 33–
40, 14.
Ardidja, S. (2010). Kapal Penangkapan Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta,
Indonesia.
Atmaja, S.B, & Nugroho, D. (2016). Optimisasi Hasil Tangkapan Perikanan Pukat
Cincin di Perairan Laut Jawa dan Sekitarnya. Jurnal Penelitian Perikanan
Indonesia, 19(2), 73–80.
Atmaja, Suherman Banon, & Nugroho, D. (1995). Aspek Reproduksi Ikan Layang
Deles (Decapterus macrosoma) dan Siro (Amblygaster sirm) Sebagai
Pertimbangan dalam Pengelolannya di Laut Java. Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia, 1(3).
Ayodhyoa, A. U. (1981). Metode penangkapan ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor, 97.
Blackwell, B. G., Brown, M. L., & Willis, D. W. (2000). Relative Weight (Wr) Status
and Current Use in Fisheries Assessment and Management. Reviews in
Fisheries Science, 8(1), 1–44.
Boesono, H., & Wijayanto, D. (2013). Analisis Kelayakan Usaha Aspek Finansial
Penangkapan Mini Purse Seine dengan Ukuran Jaring yang Berbeda di
PPI Ujungbatu Kabupaten Jepara. 2, 10.
Cardinale, M., Nugroho, D., & Hernroth, L. (2009). Reconstructing historical trends
of small pelagic fish in the Java Sea using standardized commercial trip
based catch per unit of effort. Fisheries Research, 99(3), 151–158.
50
Chodrijah, U, & Hariati, T. (2017). Musim Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Laut
Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 16(3), 217–233.
Chodrijah, Umi, & Budiarti, T. W. (2017). Beberapa Aspek Biologi Cumi-Cumi
Jamak (Loligo duvaucelli) yang didaratkan di Blanakan, Subang,
Jawabarat. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap, 3(6), 357-362.
Collete, B. B., & Nauen, C. E. (1983). Marine Resources Service Fishery
Resources and Environment Division FAO Fisheries Department 00100
Rome, Italy. 140.
Damayanti, H. O. (2020). Produktivitas Perikanan Tangkap Jaring Purse Seine
The Productivity Of Purse Seine Net Fisheries Business. 16(1), 14.
Damora, A., & Ernawati, T. (2011). Bebeberapa Aspek Biologi Ikan Beloso
(Saurida micropectoralis) di Perairan Jawa Tengah. 3(6), 363–367.
Dewi, D. A. N. N., Wibowo, B. A., & Husni, I. A. (2018). Keberlanjutan Usaha
Penangkapan Purse Seine di Pekalongan ditinjau dari Aspek Efisiensi
Usaha. Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan, 11(2), 7–13.
Dewi, D., & Husni, I. (2018). Komposisi Hasil Tangkapan dan Laju Tangkap
(CPUE) Usaha Penangkapan Purse Seine di Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Pekalongan, Jawa Tengah. Jfmr-Journal Of Fisheries
And Marine Research, 2(2), 68–74.
Diana, e. (2007). Tingkat Kematangan Gonad Ikan Wader (Rasbora argyrotaenia)
di Sekitar Mata Air Ponggok Klaten Jawa Tengah (Doctoral dissertation.
UNIVERSITAS SEBELAS MARET.
Dwiyanti, R. D., Muhlisin, A., & Muntaha, A. (2015). MRSA dan VRSA pada
Paramedis RSUD Ratu Zalecha Martapura. Medical Laboratory
Technology Journal, 1(1), 27.
Effendie, M. I. (1979). Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor, 112.
Ernaningsih, D., Simbolon, D., Wiyono, E. S., & Purbayanto, A. (2013). Zonasi
Pemanfaatan Kawasan Perikanan Tangkap di Teluk Banten (Zonation of
Utilization Fishing Zone in Banten Bay). Marine Fisheries : Journal of
Marine Fisheries Technology and Management, 2(2), 177.
Ernaningsih, Dwi. (2013). Analisis Bioekonomi Ikan Pelagis Kecil di Teluk Banten.
9.
Fadhil, R., Muchlisin, Z. A., & Sari, W. (2016). Hubungan Panjang-Berat dan
Morfometrik Ikan Julung-julung (Zenarchopterus dispar) dari Perairan
Pantai Utara Aceh. 1(April), 146–159.
Friedman, A. I. (1986). Calculation for Fishing Gear Design. Perhitungan dalam
merancang alat penangkap ikan (diterjemahkan oleh Tim BPPI Semarang).
Food Agriculture Organization United Nations, Rome.
Gonzales, B. J., Palla, H. P., & Mishina, H. (2000). Length-Weight Relationship of
Five Serranids from Palawan Island, Philippines. 23(3), 3.
Griffiths, S., CSIRO (Australia), & Division of Marine and Atmospheric Research.
(2010). Biology, fisheries and status of longtail tuna (thunnus tonggol), with
special reference to recreational fisheries in Australian waters. CSIRO
Marine and Atmospheric Research.
51
Griffiths, S. P., Fry, G. C., Manson, F. J., & Pillans, R. D. (2007). Feeding dynamics,
consumption rates and daily ration of longtail tuna (Thunnus tonggol) in
Australian waters, with emphasis on the consumption of commercially
important prawns. Marine and Freshwater Research, 58(4), 376.
Gulland, J. A. (1983). Fish stock assessment: A manual of basic methods, volume
1. John Wiley & Sons, Inc. New YorkUSA. Xii + 223 p., 1.
Halley, J. M., & Stergiou, K. I. (2005). The implications of increasing variability of
fish landings. Fish and Fisheries, 6(3), 266–276.
Hapsari, T. D. (2014). Distribusi dan Margin Pemasaran Hasil Tangkapan Ikan. 8.
Hargiyatno, I. T., Satria, F., Prasetyo, A. P., & Fauzi, M. (2013). Length-Wight
Relationship and Condition Factors Of Scalloped Spiny Lobster (Panulirus
homarus) In Yogayakarta And Pacitan Waters. 5, 8.
Hariati, T. (2011). Komposisi Hasil Tangkapan, Musim Penangkapan, dan Indeks
Kelimpahan Ikan Pelagis yang Tertangkap Pukat Cincin Mini di Perairan
Kendari, Laut Banda. 2, 8.
Hariati, T. (2017). Hasil Tangkapan dan Upaya Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
Yang Tertangkap dengan Pukat Cincin di Selat Malaka Tahun 2003.2004.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 12(2), 105-115.
Hartaty, H., Nugraha, B., & Styadji, B. (2016). Perikanan Pukat Cincin Tuna Skala
Kecil yang Berbasis di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan
(Small Scale Tuna Purseseine Fisheries Based in Tamperan Fishing Port).
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and
Management, 3(2), 161-167.
Hastrini, R., Rosyid, A., & Riyadi, P. H. (2013). Analisis Penanganan (Handling)
Hasil Tangkapan Kapal Purse Seine yang didaratkan di Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo Kabupaten Pati. Journal Of Fisheries
Resources Utilization Management And Technology, 2(3), 1–10.
Hasyim, B. (2004). Penerapan Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI)
Untuk Mendukung Usaha Peningkatan Produksi dan Efisiensi Operasi
Penangkapan Ikan. 14.
Herrera, M., & Pierre, L. (2009). Status Of IOTC Databases For Neritic Tunas. 46.
Hidayat, T., & Noegroho, T. (2018). Biologi Reproduksi Ikan Tongkol Abu-Abu
(Thunnus tonggol) di Perairan Laut Cina Selatan. Bawal Widya Riset
Perikanan Tangkap, 10(1), 17-28.
Hossain, B. M. Y., Jasmine, S., Ibrahim, A. H. M., Ahmed, Z. F., Rahman, M. M.,
& Ohtomi, J. (2009). Short Communication Length – weight and Length –
Length Relationships of 10 small Fish Species from the Ganges ,
Bangladesh. 25, 117–119.
Hossain, B. M. Y., Rahman, M., Fulanda, B., Jewel, M. A. S., Ahamed, F., &
Ohtomi, J. (2012). Technical Contribution Length – Weight and Length –
Length Relationships of Five Threatened Fish Species from the Jamuna (
Brahmaputra River tributary ) River , Northern Bangladesh. 28, 275–277.
Hufiadi, H., & Nurdin, E. (2016). Efisiensi Penangkapan Pukat Cincin di Beberapa
Daerah Penangkapan Watampone. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,
19(1), 39–45.
52
Ibrahim, Y., Saputra, F., Yusnita, D., & Karim, A. (2020). Evaluasi Pertumbuhan
dan Perkembangan Gonad Ikan Serukan (Osteochilus sp) yang diberi
Pakan Tepung Kunyit. Jurnal Akuakultura, 2(2).
Imanda, S. N., Setiyanto, I., & Hapsari, T. D. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Tangkapan Kapal Mini Purse Seine di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pekalongan. 5, 8.
Islamadina, R., Pramita, N., Arnia, F., Munadi, K., & Iqbal, T. M. (2018).
Pengukuran Badan Ikan Berupa Estimasi Panjang, Lebar, dan Tinggi
Berdasarkan Visual Capture. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi
Informasi (JNTETI), 7(1).
Jamal, M., Sondita, F. A., Wiryawan, B., & Haluan, J. (2016). Konsep Pengelolaan
Perikanan Tangkap Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Kawasan Teluk
Bone dalam Perspektif Keberlanjutan. Jurnal IPTEKS Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, 1(2).
Jatmiko, I., Hartaty, H., & Bahtiar, A. (2015). Biologi Reproduksi Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis) di Samudera Hindia Bagian Timur. Bawal Widya
Riset Perikanan Tangkap, 7(2), 87-94.
Kaymaram, F., Darvishi, M., Parafkandeh, F., Ghasemi, S., & Talebzadeh, S. A.
(2011). Population dynamic parameters of Thunnus tonggol in the north of
the Persian Gulf and Oman Sea. First Meeting of the IOTC Working Party
on Neritic Tunas, Chennai, India, 15.
Kurniawan, F., Triarso, I., & Kurohman, F. (2017). Analisis Tingkat Kepuasan
Nelayan Terhadap Fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
Per.08/Men/2012. 6, 10.
Makmurl, S., & Rahardio, M. R. (2017). Banjiran Sungai Musi Sumatera Selatan.
6.
Ma’mun, A., Priatna, A., Amri, K., & Nurdin, E. (2019). Hubungan Antara Kondisi
Oseanografi dan Distribusi Spasial Ikan Pelagis di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 712 Laut Jawa. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia, 25(1), 1-14.
Mansor, M. R., Sapuan, S. M., Zainudin, E. S., Nuraini, A. A., & Hambali, A. (2014).
Conceptual design of kenaf fiber polymer composite automotive parking
brake lever using integrated TRIZ–Morphological Chart–Analytic Hierarchy
Process method. Materials & Design (1980-2015), 54, 473–482.
Mardlijah, S. (2012). Biologi Reproduksi Ikan Madidihang (Thunnus albacares
Bonnatere 1788) di Teluk Tomini. 4, 8.
Martasuganda, S., Sudrajat, A., Saad, S., Purnomo, J., Basuki, R., Asyik, M., &
Christano, D. (2004). Teknologi untuk pemberdayaan masyarakat pesisir.
Seri Alat Tangkap Ikan. Jakarta: Departemen Kelautan Dan Perikanan
Indonesia, 92.
Masuswo, R., & Widodo, A. A. (2016). Karakteristik biologi ikan tongkol komo
(Euthynnus affinis) yang tertangkap jaring insang hanyut di Laut Jawa.
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 8(1), 57–63.
53
Maulana, R. A., & Kurohman, F. (2017). Pengaruh Lama Waktu Setting dan
Penarikan Tali Kerut (Purse Line) Terhadap Hasil Tangkapan Alat Tangkap
Mini Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. 6, 9.
Mehanna, S. F., Baker, T. S., Soliman, F. M., & Hamdy, A. (2017). Some Bological
Aspects and Population Dynamics of the Five-Lined Snapper , Lutjanus
Quinquelineatus ( Family: Lutjanidae ) from Red Sea off Hurghada , Egypt.
5(5), 321–326.
Melmambessy, E. H. P. (2010). Pendugaan Stok Ikan Tongkol di Selat Makassar
Sulawesi Selatan. 3, 9.
Merta, I. G. S., Nurhakim, S., & Widodo, J. (1992). Sumberdaya Perikanan Pelagis
Kecil dalam Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan Laut di Perairan
Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan.
Mudzakir, A. K., Boesono, H., & Hidayah, N. (2009). Penggunaan Metode
Structural Equation Modelling (SES) Dalam Penilaian Kinerja Usaha
Perikanan Tangkap Purse Seine di Kota Pekalongan.
Mulfizar, M., Muchlisin, Z. A., & Dewiyanti, I. (2012). Hubungan panjang berat dan
faktor kondisi tiga jenis ikan yang tertangkap di perairan Kuala Gigieng,
Aceh Besar, Provinsi Aceh. 9.
Mutiara. (2014). Journal Of Marine Research., 2, 8.
Natsir, M., & Mahiswara, M. (2017). Pola Agregasi Ikan Pelagis Terhadap
Pengaruh Cahaya Pada Alat Tangkap Mini Purse Seine. Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia, 16(1), 63–73.
Nelwan, A. F. P. (2015). Produktivitas Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan
Kabupaten Sinjai Pada Musim Peralihan Barat-Timur. 9.
Nelwan, A. F., Sondita, M. F., Monintja, D. R., & Simbolon, D. (2010). Analisis
Upaya Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Selat Makassar, Perairan Pantai
Barat Sulawesi Selatan. Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan, 1(1),
1–14.
Ningrum, V. P., Ghofar, A., & Ain, C. (2015). di Perairan Betahwalang dan
Sekitarnya. 10.
Novianto, D., Nugraha, B., & Bahtiar, A. (2017). Komposisi Ukuran, Perbandingan
Jenis Kelamin, dan Tingkat Kematangan Gonad Ikan Todak Berparuh
Pendek (Tetrapturus angustirostris) di Samudera Hindia. Bawal Widya
Riset Perikanan Tangkap, 3(2), 123-128.
Novitriana, R. (2003). (Fam. Leiognathidae) di Pesisir Mayangan Subang, Jawa
Barat. 7.
Nugroho, B. A., & Boesono, H. (2013). Fluktuasi Harga dan Alur Distribusi Ikan
Layang (Decapterus spp) dari Hasil Tangkapan Mini Purse Seine yang
didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. 2, 10.
Nurdin, E. (2017). Pengaruh Jumlah Lampu Terhadap Hasil Tangkapan Pukat
Cincin Mini di Perairan Pemalang Dan Sekitarnya. Bawal Widya Riset
Perikanan Tangkap, 1(6), 215-220.
Nurwahidin, N., Rumpa, A., Setianto, T., Isman, K., Tamrin, T., & Tandipuang, P.
(2020). Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Pukat Cincin pada Berbagai
Koordinat di Perairan Laut Jawa. Jurnal Airaha, 9(01).
54
Nwosu, F. M., & Holzlöhner, S. (2016). Fecundity , Length and Age at Massive
Maturation of Commercially Important Prawn Species in the Artisanal
Fishery of the Cross River Estuary , Nigeria. 8005(March).
Okgerman, H. (2005). Of Rudd (Scardinius erythrophthalmus L.) in Sapanca Lake.
International Journal of Zoological Research, 1(1), 6–10.
Omar, S. Bin A., Nur, M., Ilham, Muh. A., Umar, M. T., & Kune, S. (2017). Nisbah
Kelamin Dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Endemik Bp-08.
August 2014.
Padmaningrat, K. B., Karang, I. W. G. A., & As-syakur, Abd. R. (2017). Aplikasi
Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh untuk Pemetaan
Daerah Penangkapan Ikan Tuna Mata Besar di Selatan Jawa dan Bali.
Journal of Marine and Aquatic Sciences, 3(1), 70-83.
Prasetyo, A. B., Setiyanto, I., & Hapsari, T. D. (2016). Analisis Usaha Perikanan
Tangkap Kapal Purse Seine Berpendingin Freezer dibandingkan dengan
Es di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo, Juwana, Kabupaten
Pati. 19.
Prasetyo, A. P., Kasim, K., & Triharyuni, S. (2011). Dampak Variabilitas Iklim
Terhadap Dinamika Perikanan Pukat Cincin yang Berbasis PPN
Pekalongan. 2, 10.
Prihartini, A. (2006). Analisis Tampilan Biologis Ikan Layang (Decapterus spp)
Hasil Tangkapan Purse Seine yang didaratkan di PPN Pekalongan. 106.
Purwanto, P., & Nugroho, D. (2016). Daya Tangkap Kapal Pukat Cincin dan Upaya
Penangkapan Pada Perikanan Pelagis Kecil di Laut Jawa. Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia, 17(1), 23–30.
Putri, R. S., Jaya, I., & Pujiyati, S. (2018). Survei Keberadaan Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis) di Teluk Bone. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis, 10(1), 69.
Restiangsih, Yoke Hani, Noegoho, T., & Wagiyo, K. (2017). Beberapa Aspek
Biologi Ikan Tenggiri Papan (Scomberomorus guttatus) di Perairan Cilacap
Dan Sekitarnya. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap, 8(3), 191-198.
Restiangsih, Yoke Hany, & Hidayat, T. (2018). Analisis Pertumbuhan dan Laju
Eksploitasi Ikan Tongkol Abu-Abu, (Thunnus tonggol Bleeker, 1851) di
Perairan Laut Jawa. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap, 10(2), 95-104.
Richter, T. J. (2007). Development and Evaluation of Standard Weight Equations
for Bridgelip Suckers and Largescale Suckers. North American Journal of
Fisheries Management, 27(3), 936–939.
Rintaka, W. E., Susilo, E., & Hastuti, A. W. (2015). Pengaruh In-Direct Upwelling
Terhadap Jumlah Tangkapan Lemuru Di Perairan Selat Bali. 9.
Risti, N. M., Dewiyanti, I., & Nurfadillah, N. (2019). Hubungan Panjang-Berat dan
Kebiasaan Makan Ikan Tongkol Abu-Abu (Thunnus tonggol) di Perairan
Kabupaten Aceh Barat Daya. 4, 7.
Safitri, I., & Magdalena, W. (2018). Perikanan Tangkap Purse Seine di Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Pemangkat Kalimantan Barat. 8.
55
Suwarso, S., Wudianto, W., & Atmaja, S. B. (2017). Perubahan Upaya dan Hasil
Tangkapan Ikan Pelagis Kecil Di Sekitar Laut Jawa: Kajian Paska Kolaps
Perikanan Pukat Cincin Besar. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap,
2(1), 17-26.
Taeran, I. (2007). Tingkat Pemanfaatan dan Pola Musim Penangkapan Beberapa
Jenis Ikan Pelagis Ekonomis Penting Di Provinsi Maluku Utara. 143.
Tangke, U., Karuwal, J. W. C., Mallawa, A., & Zainuddin, M. (2016). Analisis
Hubungan Suhu Permukaan Laut, Salinitas, Dan Arus Dengan Hasil
Tangkapan Ikan Tuna Di Perairan Bagian Barat Pulau Halmahera. Jurnal
IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, 3(5).
Triharyuni, S., Satria, F., & Wudianto. (2015). Kajian Kerentanan Beberapa Jenis
Ikan Pelagis Kecil Di Perairan Laut Jawa. J. Lit. Perikan. Ind., 139–146.
Wagiyo, K., & Febrianti, E. (2015). Aspek Biologi dan Parameter Populasi Ikan
Tongkol Abu-Abu (Thunnus tonggol) di Perairan Langsa dan Sekitarnya.
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap, 7(2), 59-66.
Wahid, N. I., Noviyanti, R., & Riani, E. (2019). Pengelolaan Perikanan Pelagis
Besar dengan Pendekatan Ekosistem di Kabupaten Mamuju Utara
Sulawesi Barat. Jurnal Matematika Sains dan Teknologi, 20(1), 30–44.
Wahju, R. I., Zulkarnain, Z., & Mara, K. P. S. (2011). Estimasi Musim Penangkapan
Layang (Decapterus Spp) yang didaratkan di PPN Pekalongan, Jawa
Tengah. Buletin PSP, 19(1).
Wahyuni, S., Triarso, I., & Kurohman, F. (2018). Analisis Pengembangan Fasilitas
Pelabuhan yang Berwawasan Lingkungan (Ecoport) di Pelabuhan
Nusantara Pekalongan. 7, 7.
Wahyuni, S., Zakaria, W. A., & Endaryanto, T. (2019). Pendapatan Rumah Tangga
Nelayan di Pesisir Kota Agung Kabupaten Tanggamus. 7(4), 8.
Waluyo, B. S. (2009). Kajian Potensi Perikanan Tangkap Dan Pertumbuhan
Jumlah Kapal Tangkap ( Purse Seine) di Kabupaten Pekalongan. 6, 4.
Weng, K. C., Stokesbury, M. J. W., Boustany, A. M., Seitz, A. C., Teo, S. L. H.,
Miller, S. K., & Block, B. A. (2009). Habitat and behaviour of yellowfin tuna
Thunnus albacares in the Gulf of Mexico determined using pop-up satellite
archival tags. Journal of Fish Biology, 74(7), 1434–1449.
Widodo, A. A. (2012). Changing Of The Fishing Ground, Species Target And
Technology Of The Purse Seine Fleet Of Jawa Sea In The Pacific Ocean.
4, 11.
Widodo, A. A., Trihargiyatno, I., Anggawangsa, R. F., & Wudianto, W. (2020).
Pemanfaatan dan Pengelolaan Tuna Neritik Di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 573. Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia, 26(1), 11-20.
Widyastuti, A. (2011). Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Kerang Darah
(Anadara antiquata) di Perairan Pulau Auki, Kepulauan Padaido, Biak,
Papua. 9.
Wijayanti, N. (2008). Pola hubungan kerja antara nelayan pemilik kapal purse
seine dengan buruh di pangkalan pendaratan ikan (PPI) unit 2 pantai utara
desa bajomulyo kecamatan juwana kabupaten pati.
57
Lampiran 2. Lanjutan
b. Perbandingan Produksi Tongkol Abu-abu Hasil Tangkapan Purse Seine Normal dan Modifikasi
Produksi (Kg)
BULAN 2019 2018 2017
Purse Seine Modifikasi Purse Seine Modifikasi Purse Seine Modifikasi
Januari 262 - 1170 5248 1282 -
Februari - 34516 55 508 -
Maret 15 70398 905 43819 1047 12214
April 746 152929 2920 169717 12383 253743,05
Mei 2018 1264 3527 178758 3965 131149,45
Juni - - 704 70931 120 57752
Juli - - 23 - 120 -
Agustus - 13654 - - 1555 -
September 944 - 292,88 92766 390 94066
Oktober 1253 396158 1423,6 189034 1666 147503
November 3994 358451 1550 336261 6272 96441
Desember 653 131323 5879 107831 900 27980,2
9885 1158693 18449,48 1194365 30208 820848,7
Jumlah
1168578 1212814,48 851056,7
selisih 1% 99% 2% 98% 4% 96%
62
Lampiran 2. Lanjutan
c. Komposisi Tangkapan Purse Seine (Maret-April)
PRODUKSI (KG)
NO JENIS IKAN JUMLAH
MARET APRIL
1 ALU-ALU 1501 1739 3240
2 BAWAL HITAM 6917 8471 15388
3 BELOSO 15 119 134
4 CUMI-CUMI 3583 5536 9119
5 GABUS 11 71 82
6 GOLOK-GOLOK 464 500 964
7 HIU PILUS - 27 27
8 HIU TOKEK - 2 2
9 JAPUH 260 515 775
10 JENAHA 2 205 207
11 JULUNG-JULUNG 4 10 14
12 KAKAP PUTIH - 65 65
13 KAKAP MERAH 2 332 334
14 KEMBUNG LELAKI 2282 4422 6704
15 KEMBUNG PEREMPUAN 29464 48889 78353
16 KERAPU BALONG - 5 5
17 KUNIRAN - 9 9
18 KURISI 6 - 6
19 KURO - 7 7
20 KWE 52 35 87
21 LAYANG BENGGOL 27742 17699 45441
22 LAYANG DELES 17818 16875 34693
23 LAYARAN - 103 103
24 LAYUR 1277 1053 2330
25 LEMADANG 29 57 86
26 MANYUNG 43 46 89
27 PARI KEKEH 20 24 44
28 PARI KELAPA 17 - 17
29 PEPEREK 6264 5615 11879
30 REMANG 1 - 1
31 SELAR BENTONG 5469 14267 19736
32 SELAR KOMO 333 733 1066
33 SELAR KUNING 1631 2989 4620
34 SEMAR 2093 1403 3496
35 SETUHUK HITAM 40 - 40
36 SIRO 26 - 26
37 SOTONG 2 9 11
38 SUNGLIR 195 - 195
39 SWANGGI 42 - 42
40 TALANG-TALANG 428 1432 1860
41 TEMBANG 15593 37852 53445
42 TENGGIRI 5050 9320 14370
43 TETENGKEK 2815 1502 4317
44 TIGAWAJA 190 396 586
45 TONGKOL ABU-ABU 230625 118677 349302
46 TONGKOL KOMO 4365 4118 8483
JUMLAH 366671 305129 671800
63
Skala :
0 1 3 5m
b. Tampak Atas
Lampiran 4. (Lanjutan)
Lampiran 4. (Lanjutan)
i) Pengukuran cincin
67
Lampiran 4. (Lanjutan)
j) Pengkuran tali
k) Pengukuran pemberat
l) Pengukuran Pelampung
68
Lampiran 5. Dokumentasi
Lampiran 5. (Lanjutan)
d) Hasil tangkapan Purse Seine
Lampiran 5. (Lanjutan)
g) Pengamatan Gonad Ikan Tongkol Abu-abu (Thunnus tonggol)
Lampiran 6. (Lanjutan)
73
Lampiran 6. (Lanjutan)
74
Lampiran 6. (Lanjutan)
75
Lampiran 6. (Lanjutan)
76
Lampiran 7. (Lanjutan)
78