12
13
Dinas Peternakan,
Perikanan, dan Kelautan
Kabupaten jember
Pimpinan BBI
Urusan Pelayanan
Administrasi
4.1.4Manajemen Produksi
Faktor yang paling menentukan dalam produksi ikan lele adalah BBI
rambigundam untuk memenuhi kebutuhan konsumen baik di daerah jember
maupun diluar daerah jember. Benih yang dihasilkan di BBI rambigundam sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kualitas indukan, teknik
pemeliharaan, pakan yang diberikan, danpenanganan hama dan penyakit.
4.1.5Manajemen Sumberdaya Manusia
Manajemen Sumberdaya Manusia adalah serangkaian aktivitas organisasi
yang diarahkan untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga
kerja yang efektik. Manajemen sumberdaya manusia diperlukan dalam konteks
lingkungan yang kompleks dan berubah. (Sunarto, 2007)
Balai Benih Ikan (BBI) Rambigundam dalam melaksanakan fungsi dan
tugasnya masih belum menerapkan pembagian tugas yang jelas sebagaimana
tertera dalam struktur organisasi Balai Benih Ikan (BBI) Rambigundam, hal itu
disebabkan karena keterbatasan sumberdaya manusia dan kualitas pendidikan
SDM. Sehingga dalam pelaksanaan kerja semua pegawi bisa merangkap beberapa
pekerjaan. Adapun Pegawai Balai Benih Ikan (BBI)
Rambigundamdapatdilihatsebagaiberikut :
Tabel 4.2 Nama-nama pegawai BBI
No Nama Pendidikan Jabatan
1 Karsam Budi S, SP S1 Pimpinan
2 Ahmad Suyud SMK Produksi
3 Iwan Haryanto SLTP Produksi dan Honorer
4 Slamet Sabari SD Produksi dan Honorer
5 Muhammad muhtar SD Produksi dan Honorer
6 Muhammad sohe SD Produksi dan Honorer
7 Febryn Reza SMK Produksi
8 Ali Mufti SMK Produksi
Sumber : BBI Rambigundam (2017)
17
4.7 Stripping
Alat dan bahan serta prosedur kerja stripping induk betina yaitu sebagai
berkut:
a. Alat :
· Mangkuk stainless
· Serbet/kain
· Sarung tangan
b. Bahan
· Tissue
c. Prosedur Kerja :
1) Jarak waktu antara penyuntikan induk dengan stripping adalah 12 jam,
kemudian induk betina ikan lele siap untuk distripping.
2) Pertama induk harus ditenangkan dengan menutup bagian kepala
dengan kain berwarna gelap.
3) Kemudian disiapkan wadah untuk telur berupa mangkuk dan bagian
genital induk dibersihkan dengan menggunakan kain halus/tissue
4) Stripping dilakukan dengan mengurut bagian perut kearah lubang
genital hingga telur keluar, ciri-ciri telur yang baik adalah berwarna
hijau tua dan mengkilap
4.8 Pengambilan Sperma
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan sperma serta prosedur
yang digunakan sebagai berikut :
Alat : Bahan :
Gunting Larutan fisiologis
Pinset Sperma induk jantan
Gelas ukur
Kain/serbet
21
Prosedur Kerja :
1) Induk jantan yang telah memenuhi kriteria matang gonad disiapkan.
2) Pada bagian kepala kembali ditutup untuk menguragi rasa stress pada
ikan yang akan diambil spermanya.
3) Langkah awal ialah menggunting bagian perut ikan dari lubang genital
sampai dibagian bawah insang.
4) Setelah itu tampak dua kantung sperma yang berwarna putih, dilepas
dari tubuh ikan.
5) Sperma yang telah terlepas dibilas dengan larutan infus hingga bersih
dari darah dan lendir
6) Kemudian sperma diencerkan dan dicempur dengan larutan NaCl dalam
gelas ukur sebanyak 20 cc.
4.8 Fertilisasi
Fertilisasai adalah pertemuan antara sel telur dan sperma. Alat dan bahan
serta prosedur yang digunakan dalam fertilisasi yaitu:
Alat : Bahan :
Mangkuk Sperma induk jantan
Gelas ukur Sel telur induk betina
Waskom Bulu ayam
Aerator
Prosedur Kerja :
1) Sel telur dan sperma dicampur dalam mangkuk.
2) Kemudian diaduk dengan bulu ayam secara perlahan selama kurang
lebih 3 menit
3) Apabila telah tercampur secara merata akan berwarna coklat, dan diberi
sedikit air untuk mengaktifkan sperma jantan.
4) Setelah itu telur siap untuk ditebar.
22
Prosedur kerja
1) Timbang cyste artemia yang akan ditetaskan sebanyak 3 gram/liter
2) Hidrasi/rendam cyste artemia dengan air tawar dalam beaker glass selama
1-2 jam
3) Saring artemia dengan plankton net/seser halus lalu masukkan kedalam
beaker glass yang telah berisi larutan chlorine ± 20 mldan soda api, aerasi
kuat, tunggu hingga 5-15 menit, amati dan catat perubahan yang terjadi
coklat tua > abu-abu > orange (1).
4) Saring cyste artemia dengan menggunakan saringan halus, lalu bilas
dengan air tawar dan rendam dalam larutan thiosulfat hingga bau khlorin
benar-benar hilang
5) Wadah kultur diisi dengan air bersih dan ditambahkan garam hingga
salinitas 15 ppt (2)
6) Masukkan cyste artemia kedalam wadah penetasan dengan aerasi kuat (3).
7) Inkubasi artemia selama 18-14 jam (4)
8) Panen artemia naupli (5,6).
4.14 Fekunditas
Fakunditas adalah jumlah telur yang dihasilkan dari satu ekor induk dalam
sekali pemijahan. Fekunditas yang diperoleh dari kegiatan praktek pada 10 kali
sampling terlihat pada Tabel 1.
25
Daya tetas telur dipengaruhi oleh kerja enzimatik dan faktor lingkungan.
hal tersebut sesuai dengan pendapat Gusrina (2008), bahwa Penetasan telur terjadi
bila embrio telah menjadi lebih panjang dari pada lingkaran kuning dan telah
terbentuk sirip ekor. Penetasan terjadi dengan cara pelunakan chorion oleh suatu
enzim atau substansi kimia lainnya hasil sekresi kelenjar ekstoderm. Selain itu
penetasan juga disebabkan oleh gerakan-gerakan larva akibat peningkatan suhu,
intensitas cahaya dan pengurangan tekanan oksigen.
Hari ke
Parameter
1 2 3 4 5 6 7