SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
oleh
Ita Yuliani
5401409158
i
PENGESAHAN
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Penguji
Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik UNNES
ii
ABSTRAK
iii
indikator aroma, tekstur (tingkat kepadatan) dan rasa, namun tidak ada pengaruh
pada indikator warna dan tekstur (tingkat kekenyalan). 5) Ada pengaruh jenis
filler pada penggunaan jenis pangan sumber protein ikan tenggiri terhadap
kualitas nugget ampas tahu pada indikator tekstur (tingkat kepadatan), namun
tidak ada pengaruh pada indikator warna, aroma, tekstur (tingkat kekenyalan) dan
rasa. 6) Hasil keempat sampel nugget ampas tahu secara analisa kandungan
lemak, kadar air, serat kasar serta timbal (Pb) nugget ampas tahu dengan
campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda memenuhi
syarat mutu nugget yang terdapat didalam SNI 01-6683-2002. Kandungan lemak
yaitu 16,0 - 18,4%, kadar air 50,4 - 51,7%, serat kasar 2,3 - 2,5%, dan tidak
terdapat cemaran logam timbal. Namun untuk kandungan gizi protein keempat
sampel belum memenuhi standart yaitu 9,7 - 11,8 % dengan nilai standart SNI
min 12,0%. 7) Tingkat kesukaan masyarakat terhadap nugget ampas tahu dengan
campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda yang dinilai
suka oleh masyarakat yaitu sampel nugget ampas tahu dengan jenis pangan
sumber protein ikan tenggiri baik dengan filler tepung tapioka ataupun maizena.
Sedangkan kedua sampel yang lain dinilai cukup suka oleh masyarakat. Saran dari
penelitian ini adalah 1) Indikator tekstur tingkat kekenyalan hasilnya kurang
kenyal pada semua sampel yang dikarenakan ampas tahu yang digunakan masih
terlalu mengandung banyak air seharusnya ampas tahu diperas sampai kriterianya
kesat. 2) Untuk meningkatkan nilai protein nugget yang dihasilkan karena masih
dibawah nilai standart SNI perlu adanya perubahan komposisi bahan yaitu
perbandingan antara ampas tahu dan jenis pangan sumber protein 1:1.
iv
PERNYATAAN
Bahwa skripsi ini hasil karya ( penelitian ) tulisan sendiri, bukan buatan
orang lain, dan tidak menjiplak karya orang lain, baik seluruhnya maupun
sebagian.
Penulis
Ita Yuliani
5401409158
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Cintaku boleh gagal untuk sekarang tapi tidak untuk karirku, aku harus sukses
karena kesuksesan akan mendatangkan cinta yang lebih berkelas (Mario Teguh)”
“Aku memberikan satu dan berharap dua maka aku akan dapat hasil setengah,
aku memberikan satu dan berharap satu maka aku akan dapat hasil satu, namun
jika aku memberi satu dan tak berharap apa-apa maka aku akan dapat hasil yang
tak terhingga ”
PERSEMBAHAN
2. Kakakku tersayang
vi
KATA PENGANTAR
Nugget Ampas Tahu Dengan Campuran Jenis Pangan Sumber Protein Dan Jenis
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis
terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada yang
terhormat:
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun
skripsi.
2. Dra. Wahyuningsih, M. Pd, Ketua Jurusan TJP yang telah memberikan ijin
3. Ir. Siti Fathonah, M.Kes, Dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu
vii
5. , Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji serta
menyelesaikan skripsi.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
skripsi ini dan harapan penulis semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
Ita Yuliani
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
PERNYATAAN v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB 1. PENDAHULUAN
ix
2.1.3 Kriteria Nugget 22
2.8 Hipotesis 41
x
3.2.3 Prosedur pelaksanaan Eksperimen 50
4.2 Pembahasan 88
5.1 Simpulan 96
5.2 Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 99
LAMPIRAN 102
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Ampas Tahu Basah Tiap 100g 24
Tabel 2.3 Komposisi Gizi Ayam per 100g 29
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Warna 72
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Aroma 73
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Tekstur
(Tingkat Kekenyalan) 75
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Tekstur
(Tingkat Kepadatan) 76
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Rasa 78
Tabel 4.6 Rerata Uji Inderawi Nugget Ampa Tahu Pada Keseluruhan
Indikator 79
Tabel 4.8 Hasil Uji Duncan tentang pengaruh campuran jenis pangan
sumber protein pada penggunaan jenis filler tepung tapioka
terhadap mutu inderawi nugget ampas tahu 81
xii
Tabel 4.9 Hasil Uji Duncan tentang pengaruh campuran jenis pangan
sumber protein pada penggunaan jenis filler tepung maizena
terhadap mutu inderawi nugget ampas tahu 83
Tabel 4.10 Hasil Uji Duncan tentang pengaruh jenis filler pada penggunaan
jenis pangan sumber protein daging ayam terhadap mutu
inderawi nugget ampas tahu 83
Tabel 4.11 Hasil Uji Duncan tentang pengaruh jenis filler pada penggunaan
jenis pangan sumber protein ikan tenggiri terhadap mutu
inderawi nugget ampas tahu 84
Tabel 4.12 Rerata hasil uji kesukaan masyarakat terhadap nugget ampas
tahu secara keseluruhan 85
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator
Warna 73
Gambar 4.2 Grafik rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator
Aroma 74
Gambar 4.3 Grafik Rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator
tekstur (tingkat kekenyalan) 76
Gambar 4.4 Grafik Rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator
tekstur (tingkat kepadatan) 77
Gambar 4.5 Grafik rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator
rasa 78
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Kemampuan (Reliabilitas)
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
tahu oleh masyarakat masih sangat rendah. Hasil survei ke perusahaan tahu
ampas tahu tidak berbau, tetapi bau busuk akan datang berangsur sejak
bergizi dan tidak layak konsumsi. Ampas tahu memiliki kandungan protein
yang tinggi, karena ampas tahu dihasilkan oleh sisa pembuatan tahu yang
1
Depkes, 1990). Disamping itu, kandungan serat kasar pada ampas tahu
sangat tinggi 23,58 % (Sutardi, Sigit dan Tahormat 1983 dikutip Tarmidi
2010). Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air yang mempunyai fungsi khas tidak dapat
digantikan oleh zat gizi lain, yaitu mampu membangun serta memelihara
usus, penyakit diabetes melitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan
protein dan serat kasar yang bermanfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu
ampas tahu perlu dimanfaatkan menjadi lauk yang saat ini banyak diminati
masyarakat dari golongan apapun yang siap saji dan praktis yaitu nugget.
siap saji, produk lauk ini terkenal dan sangat digemari semua golongan
masyarakat, baik anak kecil, dewasa maupun orang tua. Nugget adalah jenis
2
makanan lauk pauk berkadar protein tinggi yang terbuat dari bahan dasar
hewani dan dicampur dari bahan lain melalui proses pemaniran dan
bahan dasar hewani seperti ayam, daging sapi, ikan, dan udang. Tetapi
nila, nugget keju, nugget tahu, nugget jamur, nugget ayam, nugget tempe,
nugget udang, nugget lele, nugget kentang, nugget sayur bayam, nugget
wortel, yang banyak dijual dipasaran tetapi nugget yang paling populer
adalah nugget ayam. Setiap jenis pangan protein akan menghasilkan kualitas
peralatan yang sesuai, penggunaan bahan baku yang memenuhi syarat, dan
gel. Biasanya nugget menggunakan filler tepung tapioka. Jenis bahan untuk
gel lunak atau kurang kokoh, sedangkan tepung maizena membentuk gel
3
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat diketahui jenis sumber
pangan protein dan jenis filler yang memiliki karakteristik yang berbeda.
Jenis sumber pangan yang digunakan yaitu daging ayam dan ikan tengiri,
sedangkan jenis filler yang digunakan yaitu tepung tapioka dan tepung
maizena. Dua jenis pangan sumber protein dan dua jenis filler yang
digunakan pasti akan menghasilkan kandungan gizi dan sifat sensoris yang
berbeda pada produk olahannya, termasuk nugget. Oleh karena itu peneliti
1.2 PERMASALAHAN
protein 5.00 g serta kandungan serat kasar pada ampas tahu sangat tinggi
4
tekstur,mengikat air dan membentuk gel yakni tepung tapioka dan tepung
maizena. Dari dua jenis pangan protein dan dua jenis filler yang digunakan
pasti akan menghasilkan kandungan gizi dan sifat sensoris yang berbeda
yang berbeda terhadap kualitas nugget ampas tahu ditinjau dari segi
6) Berapa kandungan lemak, protein, kadar air, serat kasar serta timbal
(Pb) nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein
dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang
berbeda ?
5
1.3 TUJUAN PENELITIAN
pangan sumber protein dan jenis filler terhadap kualitas nugget ampas tahu.
filler yang berbeda terhadap kualitas nugget ampas tahu ditinjau dari segi
tahu.
tahu.
6) Untuk mengetahui kandungan lemak, protein, kadar air, serat kasar serta
timbal (Pb) nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber
6
7) Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap nugget ampas
tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang
berbeda.
tentang penggunaan jenis pangan sumber protein yang terdiri dari daging
ayam dan ikan tenggiri serta jenis filler berbeda yang terdiri dari tepung
jurnal ilmiah.
Disamping itu, kandungan serat kasar pada ampas tahu sangat tinggi
7
kanker usus, penyakit diabetes melitus, dan jantung koroner yang
dengan Campuran Jenis Pangan Sumber Protein dan Jenis Filler yang
digunakan dalam penelitian ini. Selain itu untuk membatasi ruang lingkup
yang terbuat dari bahan dasar hewani dan dicampur dari bahan lain melalui
pendidihan bubur kedelai dan pengepresan (Tim Fatemeta IPB, 1981). Jadi
nugget ampas tahu yaitu suatu produk olahan dengan bahan baku ampas
tahu atau hasil sampingan dari pembuatan tahu dengan campuran daging
dibekukan.
8
2) Jenis pangan sumber protein
Menurut Winarno (1984) protein yang berasal dari hewani seperti daging,
karenanya disebut protein dengan mutu tinggi. Dalam penelitian ini jenis
pangan sumber protein yang digunakan yaitu daging ayam dan ikan
tenggiri. Daging ayam merupakan salah satu jenis pangan sumber protein
hewani yang berwarna putih. Daging ayam segar memiliki warna putih
keabuan, cerah, tidak ada memar, atau tidak berwarna gelap. Warna kulit
daging terasa lembap, tetapi tidak lengket. Ciri lain yang bisa dideteksi
berbau amis, dan tidak busuk (Komariah, Surajudin dan Dwi , 2005 : 14).
panjang seperti cerutu dan agak pipih, mulut besar dan terletak diujung
moncong serta gigi yang kuat dan keras tertancap (Novri, 2006).
9
3) Jenis filler (Bahan pengisi)
penelitian ini jenis filler yang digunakan yaitu tepung tapioka dan tepung
maizena. Tepung tapioka merupakan pati yang diekstrak dengan air dari
bahan pengisi, dan bahan pengikat dalam industri pangan (Astawan, 2009 :
2008 : 4). Sedangkan tepung maizena termasuk pati yang diperoleh dari
jagung. Tepung maizena dipakai untuk pengental pada sup maupun saus
(Aceng, 2009 : 17). Namun dalam penelitian ini tepung maizena digunakan
apabila dicampur dan kemudian direbus dengan air pada suhu diatas 1700F
10
1.6 SISTEMATIKA SKRIPSI
BAB I Pendahuluan
11
3) Bagian akhir skripsi ini adalah daftar pustaka, tabel-tabel yang
isi.
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
Nugget adalah jenis makanan lauk pauk berkadar protein tinggi yang
terbuat dari bahan dasar hewani dan dicampur dari bahan lain melalui proses
yaitu daging ayam, daging sapi, udang, dan ikan, tetapi yang paling populer
dari ayam) ditemukan oleh Robert C. Baker, seorang professor ilmu pangan
adalah garam, bawang putih, bawang bombay, lada, dan pala. Pemberian
telur dan tepung tapioka dapat sebagai bahan pengikat. (Wibowo, 2000).
13
Daging ayam merupakan salah satu jenis pangan sumber protein
2) Telur
dalam pembuatan berbagai macam lauk dan adonan kue. Penambahan telur
dalam pembuatan nugget berfungsi agar adonan menjadi kompak dan padat,
pemberi rasa lezat, menambah nilai gizi dan memberi tekstur adonan yang
3) Tepung tapioka
dan lembab sehingga nugget yang dihasilkan warnanya putih bersih, rasanya
enak, aromanya sedap dan teksturnya padat (Lingga, 1986 : 33). Dalam
bahan pengisi dan bahan perekat adonan. Bahan pengisi nugget merupakan
4) Bawang bombay
14
Bawang bombay merupakan salah satu jenis bawang-bawangan
yang bentuknya lebih besar dari bawang putih atau pun bawang merah.
5) Bawang putih
memberikan rasa gurih dan aroma yang harum dalam pembuatan nugget.
Bau yang khas dari bawang putih berasal dari minyak volatil yang
putih dalam pembuatan nugget dihaluskan agar bisa tercampur rata dalam
adonan.
6) Lada
dalam bumbu mempunyai aroma yang khas dan rasa sedikit pedas. Rasa
pedas merica disebabkan oleh adanya zat piperin dan piperanin, serta
7) Garam
dan digunakan sebagai penegas cita rasa dan bahan pengawet. Penggunaan
15
garam tidak boleh terlalu banyak karena akan menyebabkan terjadinya
8) Pala
rasa yang khas. Penggunaan pala dalam pembuatan nugget dalam bentuk
bubuk atau biji pala yang sudah dihaluskan agar pala dapat tercampur rata
dalam adonan nugget. Fungsi dari pala dalam pembuatan nugget yaitu untuk
9) Tepung roti
bagian luar dari nugget ampas tahu. Fungsi dari tepung roti yaitu untuk
16
2.1.2 Proses pembuatan nugget
1) Penimbangan bahan
2) Penggilingan
dalam adonan.
3) Pencampuran bahan
17
putih, garam, lada dan pala dilakukan dengan cara diaduk-aduk hingga
4) Pencetakan
5) Pengukusan
oleh granula pati akan menyerap air yang memecah kristal amilosa dan
dan akan pecah membentuk suatu matriks dengan amilosa yang disebut gel
18
6) Pemaniran
nugget yang mempunyai dua tahapan yaitu pencelupan adonan nugget yang
sudah dipotong pada putih telur dan pelumuran tepung roti. Tahapan yang
pertama merupakan pencelupan nugget yang sudah dipotong pada putih telur
dengan tujuan agar tepung roti dapat menempel pada nugget. Pelumuran
tepung roti menjadi tahapan yang kedua dan merupakan bagian yang paling
penting dalam proses pembuatan produk pangan beku dan industri pangan
yang lain. Pelumuran tepung roti dapat membuat produk menjadi renyah,
enak dan lezat. Nugget termasuk salah satu produk yang pembuatannya
tengik, wadahnya masih dalam keadaan baik, memiliki bau khas tepung, dan
7) Penggorengan
orang dengan menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan yang
1986). Reaksi Maillard terjadi antara protein, asam amino, dan amin dengan
selama pemanasan atau penyimpanan dalam waktu yang lama pada bahan
pangan berprotein.
19
Penggorengan awal (pre-frying) adalah langkah yang terpenting
rendah, pelapis produk menjadi kurang matang. Jika suhu terlalu tinggi,
8) Pembekuan
Agar tahan lama produk nugget disimpan pada suhu beku. Produk
20
Jenis Pangan Sumber protein :
Daging Ayam
Tepung Tapioka
(Bahan Pengisi / Filler)
Penggilingan
Telur Penimbangan
Bahan Pencampuran Bahan
Bumbu :
- Bawang putih
- Bawang bombay Adonan
Lada
- Garam
- Pala Pencetakan
Dikocok searah
Putih Telur Pemaniran Tepung Roti
(30 detik)
Penggorengan
(180-195°C, 30 detik )
Pembekuan
21
2.1.3 Kriteria nugget
Kriteria bahan atau produk pangan bersifat tampak secara fisik dan
dapat dengan mudah dikenali, namun demikian ada beberapa sifat lain yang
dan cemaran logam (Kartika, Pudji dan Wahyu 1988 : 1). Berdasarkan
kedua persyaratan tersebut kriteria nugget dapat dilihat dari syarat mutu
22
Kriteria yang tersembunyi meliputi nilai gizi, keamanan mikroba,
dan harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Departemen
nugget, kriteria nugget adalah nugget yang terbuat dari jenis pangan protein
dengan bumbu. Tentang keadaan warna, aroma, tekstur dan rasa dalam
keadaan normal.
berkembangnya industri tahu pada saat ini maka akan semakin banyak
tahu kurang bermanfaat dan sudah tidak mengandung gizi serta tidak layak
konsumsi. Jadi minat untuk memanfaatkan ampas tahu untuk menjadi suatu
produk olahan makanan yang bergizi serta ekonomis masih sangat rendah
sekali.
Ampas tahu memiliki tekstur lembek dengan kadar air yang tinggi
serta hanya mampu bertahan selama 24 jam, setelah itu ampas tahu
NH3. NH3 ini disebabkan oleh protein yang mengalami degradasi. Degradasi
23
molekul yang lebih sederhana. Degradasi membentuk gas NH3 yang berbau
(Koswara, 1995).
mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam
keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak.
yang terdapat dalam ampas tahu adalah senyawa isoflavon. Hasil penelitian
Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Ampas Tahu per 100 gram Bahan Basah
Zat Gizi Kandungan
Energi (kkal) 67.0
Protein (g) 5.0
Lemak (g) 2.1
Karbohidrat (g) 8.1
Kalsium (mg) 460
Phospor (mg) 88.0
Besi (mg) 1.0
Sumber: Direktorat Gizi Depkes 1990
24
Kandungan lain pada ampas tahu yaitu serat kasar yang sangat
tinggi, yakni 23,58 %. Serat kasar tersebut berfungsi positif bagi kesehatan.
bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang
pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui
mengurangi gejala sembelit dan diare, mencegah wasir dan kanker usus,
mengontrol lemak darah dan penyakit jantung serta mengatur insulin dan
25
bau langu. Timbulnya bau langu disebabkan karena aktifitas enzim
mengurangi atau menghilangkan bau langu pada ampas tahu. Hal tersebut
terjadinya proses degradasi protein pada ampas tahu yang menimbulkan bau
busuk.
untuk dijadikan suatu makanan, kalau pun digunakan untuk bahan makanan
bahwa kandungan gizi pada ampas tahu sangat banyak, terutama kandungan
protein dan serat kasar. Ampas tahu basah masih mengandung protein
serat kasar pada ampastahu sangat 23,58 % (Sutardi, Sigit dan Tahormat
26
Tngginya zat gizi terutama protein dan serat kasar pada ampas tahu
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air yang mempunyai fungsi khas tidak dapat digantikan oleh
zat gizi lain, yaitu mampu membangun serta memelihara sel-sel dan
dan serat pada ampas tahu maka ampas tahu dapat dikatakan layak untuk
dijadikan bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.
pembuatan tahu, biasanya limbah padat ini banyak dihasilkan oleh pabrik
didapatkan, ampas tahu juga mempunyai harga yang relatif murah yaitu Rp.
27
dilakukan yaitu nugget biasa terbuat dari bahan baku daging yang
daging sebagai bahan baku dengan nilai yang lebih ekonomis dan mudah
tahun 2009 tentang Mutu Karkas dan Daging Ayam, disebutkan karkas
Daging ayam lebih unggul dari pada daging sapi, kambing dan babi
karena harganya lebih ekonomis dan lebih mudah dimasak. Oleh karena itu,
lainnya. Daging ayam sebagai salah satu bahan pangan yang mempunyai
sumber protein yang berwarna putih. Kandungan nilai gizi atau komposisi
28
Tabel 2.3 Kandungan nilai gizi daging ayam per 100 gram
Nilai protein dalam daging ayam yaitu 18,2 mg. Secara umum,
protein yang terdapat didalamnya terdiri atas tiga bagian yaitu : protein yang
yaitu albumin dan globulin; dan protein yang terdapat di dalam jaringan
29
Kualitas daging ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada
waktu hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Pada waktu hewan
2003). Daging ayam segar memiliki warna putih keabuan, cerah, tidak ada
memar, atau tidak berwarna gelap. Warna kulit ayam biasanya putih
tidak lengket. Ciri lain yang bisa dideteksi adalah aromanya. Daging ayam
segar aromanya tidak menyengat, tidak berbau amis, dan tidak busuk
berbagai jenis olahan diantaranya sosis, bakso, abon, nugget serta daging
mutu protein nabati dalam jumlah yang cukup besar. (Riwati, 2002 dikutip
30
2.5.2 Ikan tenggiri (Scomberomorus spp.)
agak pipih, mulut besar dan terletak diujung moncong serta gigi yang kuat
dan keras tertancap (Novri, 2006). Kandungan gizi yang terdapat pada ikan
asam amino. Asam amino yang terdapat dalam ikan tenggiri yaitu lysine,
metthionine cystein dan valine. Kandungan nilai gizi ikan tenggiri dapat
31
No. Zat Gizi Jumlah
1. Energi 109 kkal
2. Protein 21,5 g
3. Lemak 2,60 mg
4. Karbohidrat 0g
5. Kalsium 0 mg
6. Fosfor 0 mg
7. Besi 0 mg
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (2009)
Kandungan nilai gizi protein ikan tenggiri yang cukup tinggi yaitu
laut yang paling utama karena memiliki nilai komersial tinggi. Ikan
lebih menyukai ikan tenggiri yang dipasarkan dalam bentuk potongan tipis
(fillet) atau tanpa tulang (boneless). Beberapa negara maju mengolah ikan
tenggiri untuk dikemas dalam kaleng seperti ikan sarden (Aceng, 2008).
Ikan tenggiri pun dapat diolah menjadi bentuk makanan lain, tidak selalu
dan aroma yang sangat khas. Ikan tenggiri juga digunakan dalam
32
pembuatan nugget ikan (fish nugget). Hasil penelitian Tatono (1994)
hasil yang relatif lebih dapat diterima oleh panelis jika dibandingkan
dengan kombinasi bahan pengikat dan elmusifier lain (tepung terigu dan
kasein).
butiran – butiran pati yang disebut tapioka. Sifat – sifat tepung tapioka yang
Tepung tapioka atau tepung kanji warnanya putih bersih, sangat halus dan
33
Persyaratan tepung tapioka yang bermutu baik yaitu :
2011 : 35).
pengisi, dan bahan pengikat dalam industri pangan seperti dalam pembuatan
farmasi dan lain sebagainya (Astawan, 2009 : 243). Salah satu keunggulan
juga mempunyai keunggulan lain yang tidak dimiliki oleh tepung lainnya.
34
Tabel 2.5 Komposisi gizi per 100 gram tapioka
menjadi kehilangan selera terhadap nafsu makanan lain yang lebih bergizi.
telur dan susu (dalam pembuatan kue), atau tapioka dengan daging dan ikan
35
sayuran (dalam pembuatan kudapan), akan sangat bermanfaat dalam
berasal dari Mexico, Amerika tengah. Untuk memberikan nilai tambah pada
produk jagung maka jagung diolah menjadi tepung maizena. Secara umum
kandungan gizi jagung sangatlah baik. Berikut adalah tabel kandungan gizi
tepung maizena.
36
cukup tinggi yaitu 85,0g. Maizena juga tidak mempunyai kandungan gluten
tekstur lembut dan halus, sedangkan pada kue dapat menghasilkan kue yang
pengikat atau pun bahan pengisi dalam pembuatan suatu makanan. Hasil
menghasilkan produk yang baik dengan tekstur yang lebih lembut dan
tepung beras dan beras ketan menghasilkan produk yang garing dan
terhadap kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar karbohidrat,
tidak dipisahkan terlebih dahulu, maka produk olahan jagung (tepung pati)
37
akan cepat mudah rusak (tengik) karena adanya proses oksidasi maupun
ampas tahu hanyalah limbah yang tidak mempunyai kandungan gizi serta
mudah rusak atau basi jika tidak segera ditangani. Padahal pada
kenyataannya ampas tahu memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dari
mulai protein, lemak dan serat kasar sehingga memungkinkan untuk dapat
serat makanan adalah salah satu komponen aktif dalam pangan fungsional.
melitus dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesteror darah
38
tinggi. Dengan mengetahui bahwa ampas tahu memunyai kandungan serat
kasar yang tinggi diharapkan kandungan lemak hewani pada jenis pangan
baku dalam pembuatan nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan
sumber protein dan jenis filler yang berbeda. Dalam pembuatan nugget
ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler
yang berbeda terdapat empat variasi sampel dengan formula berbeda jenis
jenis pangan sumber protein daging ayam dan jenis filler tepung tapioka.
Sampel kedua menggunakan jenis pangan sumber protein daging ayam dan
sumber protein ikan tenggiri dan jenis filler tepung tapioka. Sampel keempat
menggunakan jenis pangan sumber protein ikan tenggiri dan filler tepung
maizena. Dari keempat variasi perbedaan jenis pangan sumber protein dan
jenis filler akan menimbulkan perbedaan hasil mutu dari pembuatan nugget.
inderawi, uji kesukaan dan uji laboraturium. Skema kerangka berfikir dapat
39
Ampas Tahu
Alternatif
Dimanfaatkan untuk pembuatan nugget
Kelemahan
Rasanya hambar
Solusi
Diolah menjadi produk nugget dengan campuran jenis
pangan sumber protein dan filler yang berbeda serta bumbu
1) Ada pengaruh jenis pangan sumber protein dan penggunaan filler yang
berbeda terhadap kualitas nugget ampas tahu ditinjau dari segi warna,
2) Ada pengaruh jenis pangan sumber protein pada penggunaan jenis filler
3) Ada pengaruh jenis pangan sumber protein pada penggunaan jenis filler
4) Ada pengaruh jenis filler pada penggunaan jenis pangan sumber protein
5) Ada pengaruh jenis filler pada penggunaan jenis pangan sumber protein
yaitu :
1) Berapa kandungan lemak, protein, kadar air, serat kasar serta timbal (Pb)
nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan
41
2) Bagaimana tingkat kesukaan masyarakt terhadap nugget ampas tahu
dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang
berbeda ?
42
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
jawabkan secara ilmiah. Hal-hal yang akan diuraikan dalam metode penelitian ini
Objek dalam penelitian ini adalah nugget ampas tahu yang terbuat dari
ampas tahu yang diperoleh dari industri tahu di daerah perumahan Trangkil,
Gunungpati, Semarang, jenis pangan sumber protein yang terdiri dari daging
ayam broiler yang diperoleh dari pasar tradisonal Sampangan, Semarang, dan ikan
tenggiri yang diperoleh dari pasar ikan Semarang, serta jenis filler yang terdiri
dari tepung tapioka dan tepung maizena yang diperoleh dari toko bahan roti di
daerah Semarang.
43
Bahan objek penelitian ini diambil dengan ciri-ciri sebagai berikut :
3. Jenis filler
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini digunakan tiga jenis variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat
44
3.1.2.1 Variabel bebas
atau variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian adalah jenis pangan sumber protein yang terdiri
dari daging ayam dan ikan tengiri sebagai campuran dengan ukuran 1 bagian
untuk jenis pangan sumber protein dan 2 bagian untuk bahan utama yaitu ampas
tahu, serta filler yang terdiri dari dua jenis tepung pati yaitu tepung tapioka dan
maizena.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mutu inderawi nugget ampas tahu
dengan indikator warna, aroma, tekstur dan rasa, mutu organoleptik dari nugget
ampas tahu hasil eksperimen dengan indikator berupa tingkat kesukaan serta
kandungan protein, kadar air, serat kasar, lemak dan kandungan timbal hasil
eksperimen.
dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peralatan, asal bahan, penimbangan
1) Peralatan
45
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan nugget ampas tahu dengan
campuran jenis pangan sumber protein dan filler yang berbeda diantaranya
2) Asal Bahan
Asal bahan pembuatan nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan
sumber protein dan filler yang berbeda berasal dari industri tahu rumahan
didaerah trangkil untuk ampas tahu, jenis pangan sumber protein diperoleh dari
pasar sampangan untuk daging ayam dan untuk ikan tenggiri diperoleh dari pasar
ikan Semarang, filler diperoleh dari toko bahan roti di daerah Semarang.
3) Penimbangan bahan
spesifikasi angka satuan. Timbangan yang digunakan harus dalam kondisi yang
4) Cara pembuatan
Cara pembuatan nugget ampas tahu dengan campuran sumber pangan jenis
protein dan jenis filler yang berbeda dimulai dari pemilihan bahan, pencucian
5) Panelis
Panelis yang digunakan adalah panelis yang agak terlatih yang telah lolos
46
6) Pemeriksaan laboratorium
serat kasar dan timbal dilaksanakan di Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan
penelitian ini adalah metode eksperimen. Pada sub bab ini akan dijelaskan
eksperimen.
yang diperoleh menggunakan atau melalui suatu percobaan atau uji coba.
mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya
perlakuan tertentu. Dalam penelitian ini eksperimen yang dilakukan oleh peneliti
adalah pembuatan nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber
protein (daging ayam dan ikan tengiri) dan jenis filler yang berbeda (tepung
47
3.2.2 Desain Eksperimen
diperoleh, sehingga akan membawa pada analisis obyektif dan kesimpulan yang
menggunakan dua kategori (2 faktor). Rancangan faktor yang demikian itu biasa
digambarkan sebagai rancangan factorial 2x2 (Garpersz, 1991: 321), karena ada
dua variabel eksperimen yang diselidiki secara serempak (variabel A dan variabel
B),. Variabel dalam penelitian ini adalah jenis pangan sumber protein yaitu daging
ayam dan ikan tenggiri dengan ukuran 1 bagian untuk jenis pangan sumber
protein tersebut dan 2 bagian untuk ampas tahu serta filler yang berbeda yaitu
tepung tapioka dan tepung maizena. Faktor jenis pangan sumber protein dan jenis
1) Variabel A : jenis pangan sumber protein yang berbeda , yaitu daging ayam
Karena faktor jenis pangan sumber protein dan faktor jenis filler terdiri dari
dua jenis, maka desain eksperimen yang dipakai adalah desain atau rancangan
48
dicobakan, yaitu : (A1B1), (A1B2), (A2B1), dan (A2B2) seperti pada tabel berikut
Keterangan :
A1 : daging ayam
A2 : ikan tenggiri
B1 : tepung tapioka
B2 : tepung maizena
campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda. Adapun
prosedur pelaksanaan eksperimen meliputi tempat dan waktu, bahan dan alat yang
49
Eksperimen akan dilakukan di Eltra Kos Gang Jeruk di desa Sekaran Kec.
2013.
3.2.3.2 Bahan
Formula
Nama bahan A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Ampas Tahu (g) 500 g 500 g 500 g 500 g
Sumber Protein (g)
A1 = Ayam 250 g 250 g - -
A2 = Ikan Tengiri - - 250 g 250 g
Jenis Filler (g)
B1 = Tapioka 75 g - 75 g -
B2 = Maizena - 75 g - 75 g
Telur (g) 200 g 200 g 200 g 200 g
Bawang bombay (g) 80 g 80 g 80 g 80 g
Bawang putih (g) 20 g 20 g 20 g 20 g
Lada (g) 4g 4g 4g 4g
Pala (g) 2g 2g 2g 2g
Garam (g) 8g 8g 8g 8g
dalam kondisi bersih, dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dan peralatan
tidak menimbulkan reaksi kimia seperti berkarat. Alat tersebut antara lain baskom
50
plastik, sendok, blender, kompor, timbangan, pisau, cutting board atau talenan,
dan dandang.
dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda
melalui beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap
penyelesaian.
1) Tahap persiapan
untuk membuat nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan dan jenis filler
yang berbeda, sehingga proses pembuatan nugget berjalan dengan baik. Tahap-
tahap pembuatan nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber
protein dan jenis filler yang berbeda dapat berjalan adalah sebagai berikut :
a) Persiapan alat
Alat yang digunakan dibedakan menjadi 2 yaitu alat yang digunakan dalam
proses pembuatan dan alat ukur. Alat dalam proses pembuatan : baskom plastik,
sendok, blender, kompor, pisau, cutting board atau talenan, dan dandang. Alat
yang digunakan harus bersih dan higienis. Alat ukur berupa timbangan digital.
Alat tersebut harus valid yang artinya alat tersebut dapat dipakai untuk mengukur
b) Persiapan Bahan
agar nugget yang dibuat hasilnya dapat memuaskan. Semua bahan yang digunakan
51
ditimbang sesuai dengan takaran resep nugget. Penimbangan harus sangat teliti untuk
tahu.
2) Tahap pelaksanaan
jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda meliputi tahap
a) Penimbangan bahan
dengan formula yang ditentukan. Semua bahan harus ditimbang dengan benar
b) Penggilingan
Tahap ini dilakukan untuk membuat tekstur daging ayam dan ikan tengiri
menjadi lebih halus agar mudah dicampur dan dicetak dengan bahan lain.
c) Pencampuran Bahan
Semua bahan dicampur dan diaduk agar menjadi suatu adonan nugget
yang homogen. Pencampuran bahan meliputi ampas tahu, jenis pangan sumber
protein, filler, telur, bawang bombay, bawang putih, garam, lada dan pala bubuk.
52
d) Pencetakan
dibungkus dengan plastik dibentuk bulat panjang dengan diameter 2cm dan
e) Pengukusan
dipotong.
f) Pemaniran
nugget yang mempunyai dua tahapan yaitu pencelupan adonan nugget yang sudah
dipotong pada putih telur dan pelumuran tepung roti. Hal ini dilakukan agar
nugget mempunyai lapisan tepung roti dan bertekstur renyah setelah digoreng.
g) Penggorengan
perekat tepung pada produk sehingga dapat diproses lebih lanjut dengan
pembekuan.
53
h) Pembekuan
Agar tahan lama produk nugget disimpan pada suhu beku. Produk nugget
3) Tahap penyelesaian
Skema Pembuatan Nugget Ampas Tahu dengan Campuran Jenis Pangan Sumber
54
Ampas Tahu Pengukusan Jenis Pangan Sumber Protein :
selama 30 menit Daging Ayam dan Ikan Tengiri
Pemerasan 1x Penggilingan
dengan kain
Pencampuran Bahan
Jenis Filler : Tepung
Tapioka dan Tepung Maizena
Adonan
Telur
Pencetakan dengan plastik yang
Bumbu : dibentuk bulat panjang dengan
- Bawang putih diameter 2 cm
- Bawang
bombay
- Lada Pengukusan (100°C, 30 menit)
- Garam
- Pala
Pendinginan (3 jam) dan Pemotongan (1 cm)
Pembekuan
55
penelitian ini terdiri dari penilaian subyektif dan obyektif. Penilaian subyektif
dilakukan dengan uji inderawi dan uji organoleptik atau uji kesukaan. Penilaian
obyektif dilakukan untuk mengetahui kandungan protein, lemak, kadar air, serat
1) Uji Inderawi
pembau, perasa dan pendengar (Kartika, Pudji dan Wahyu, 1988:2). Dalam
penelitian ini pengujian inderawi memerlukan instrumen sebagai alat ukur, yaitu
panelis agak terlatih yang paham tentang cara-cara penilaian , yang meliputi
dengan memberi sampel kepada panelis dan memberikan angka penilaian untuk
pengujian. Cara penilaiannya yaitu panelis agak terlatih menilai 4 sampel nugget
hasil penelitian berdasarkan atribut yang dinilai, sesuai dengan skala nilai yang
Kriteria penilaian yang ditetapkan dengan metode skoring adalah : (a) Skor
4 untuk kriteria baik, (b) Skor 3 untuk kriteria cukup baik, (c) Skor 2 untuk
56
kriteria kurang baik, (d) Untuk skor 1 kriteria tidak baik. (Kartika, 1988 : 3) untuk
a) Warna
(3) Kuning 2
b) Aroma
c) Tekstur
a. Kenyal 4
b. Cukup kenyal 3
c. Kurang kenyal 2
d. Tidak kenyal 1
a. Padat 4
b. Cukup padat 3
c. Kurang padat 2
57
d. Tidak padat 1
d) Rasa
(1) Gurih 4
sebagai berikut :
58
2,51 – 3,25 = Cukup baik
2) Uji Organoleptik
Dalam pengujian ini panelis mengemukakan responnya yang berupa suka atau
tidak suka terhadap sifat produk hasil penelitian yang diuji yaitu nugget ampas
tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda.
Pada pegujian organoleptik ini menggunakan 5 kategori kesukaan dan diberi skor
sebagai berikut :
Selanjutnya rerata keseluruhan tiap sampel ditotal dan dilihat dengan kriteria
sebagai berikut :
59
2,61 – 3,40 Cukup Suka
3,41 – 4,20 Suka
4,21 – 5,00 Sangat Suka
lemak, kadar air, serat kasar dan timbal dari nugget hasil penelitian. Kandungan
gizi kadar protein diukur dengan metode Micro Kjeld, kadar lemak dengan
metode Ekstraksi Soxhlet dari produk hasil eksperimen (Andarwulan, 2011: 191),
kadar air dengan metode destilasi (Apriyantono, 1989 : 7), serat kasar dengan
metode hidrolisa asam basa, dan cemaran timbal (Pb) dengan metode AAS
sumber protein ikan yang berasal dari laut maka untuk mengetahui kualitas nugget
apakah terkena cemaran logam timbal atau tidak perlu diujikan ke laboratorium.
uji inderawi adalah instrument panelis agak terlatih. Dan uji kesukaan adalah
60
Panelis agak terlatih digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dari
kualitas sampel yang dilakukan melalui uji inderawi dengan indikator rasa, warna,
aroma, dan tektur. Panelis agak terlatih merupakan kelompok dimana anggotanya
merupakan hasil seleksi, menjalani latihan kontinyu dan lolos pada evaluasi
kemampuan (Kartika, Pudji dan Wahyu, 1988 : 17). Panelis agak terlatih
digunakan untuk uji inderawi terdiri dari 15-25 orang yang dipilih berdasarkan
Adapun syarat yang harus dimiliki oleh panelis agak terlatih harus valid dan
menialai suatu produk pada waktu yang berbeda. Upaya yang dapat dilakukan
untuk memperoleh instrumen yang valid dan reliabel adalah dengan menguji
61
a) Validitas Instrumen
validitas isi.
pengetahuan tentang jenis produk yang disajikan, kesukaan terhadap jenis produk,
kondisi kesehatan dari calon panelis. Idealnya panelis mampu menjawab semua
62
Dari materi wawancara ini akan diperoleh informasi tentang klasifikasi calon :
(c) Calon yang siap untuk melakukan tahap-tahap penyaringan atau validitas isi.
Calon yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa TJP yang
telah lulus mengikuti mata kuliah Analisis Mutu Pangan (AMP) sebanyak 44 orang.
Syarat panelis agak terlatih yang lolos wawancara, apabila total skor dalam kuesioner
≥75% dari ideal 100% dan tidak menolak dijadikan panelis. Syarat calon panelis yang
lolos pada tahap ini dan bisa mengikuti tahap berikutnya (validitas isi) adalah calon
panelis yang bersedia untuk mengikuti tes seleksi dan total pada tahap ini dengan 4 kali
pengulangan.
yaitu 42 orang mahasiswa dinyatakan lolos dan 2 orang mahasiwa tidak lolos pada
tahap ini. Mahasiwa yang tidak lolos pada tahap ini yaitu dengan no panelis 10.
menghasilkan persentase total skor 61,90% serta no panelis 45. yang menghasilkan
persentase skor 60,71%. Kedua persentase skor tersebut kurang dari sama dengan 75%
sehingga dinyatakan tidak lolos pada tahap ini. Hasil data wawancara keseluruhan
63
(2) Validitas Isi
Validasi isi merupakan upaya untuk mendapatkan panelis yang valid. Adapun
validasi isi ini dapat dilakukan dengan cara penyaringan. Penyaringan dalam
penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan calon panelis dalam memberikan
penilaian terhadap nugget dengan kualitas tingkat warna, aroma dan rasa.Penilaian
sampel dilakukan sebanyak 4 kali dalam waktu yang berbeda. Menurut Kartika,
Pudji dan Wahyu (1988: 24). Dalam pengambilan data pada tahap ini peneliti
menggunakan uji ranking kemudian data hasil penelitian ini dianalisis dengan
selanjutnya
Penilaian tahap uji penyaringan calon panelis (validitas isi) dilakukan oleh 42
panelis yang lolos tahap wawancara meliputi indikator warna, aroma dan rasa
sehingga diperoleh hasil 40 orang panelis lolos pada tahap ini dan 2 orang tidak
lolos. Hasil keseluruhan dari tahap uji penyaringan calon panelis dapat dilihat pada
lampiran 4.
64
b) Realiabelitas Instrumen
Reliabelitas instrument atau alat ukur adalah keajegan atau ketepatan alat
(instrumen) dalam mengukur apa yang diukurnya, dalam arti kapanpun alat tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang sama. Panelis akan mempunyai keajegan
dalam meneliti produk walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Panelis yang
lolos dalam tahap seleksi dapat mengikuti tahap selanjutnya yaitu tahap pelatihan.
dengan rumus nilai rata-rata (X) ± 1 SD dengan rentangan nilai X – 1 SD. Dari hasil
penilaian tersebut, maka dapat ditentukan jumlah panelis yang akan diterima yaitu
apabila total skor dalam range minimal ≥ 60 % dari jumlah yang ada, sedangkan
panelis yang ditolak yaitu apabila skor rangenya ≤ 60% dari jumlah skor yang ada.
ampas tahu jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda dilakukan oleh
40 orang panelis yang lolos tahap validitas isi. Hasil yang diperoleh dari tahap ini
yaitu 35 orang panelis lolos dan 5 orang panelis tidak loos pada tahap reliabilitas ini.
Namun 35 orang panelis yang lolos tidak semuanya digunakan sebagai panelis pada
tahap uji inderawi, hanya 20 orang panelis yang digunakan dalam tahap uji inderawi.
Hasil keseluruhan pada tahap penilaian calon panelis tahap evaluasi kemampuan ini
65
3.3.2.2 Panelis tidak terlatih
Panelis tidak terlatih digunakan untuk menilai tingkat kesukaan pada suatu
produk, karena menyangkut tingkat kesukan terhadap suatu produk makanan maka
semakin banyak jumlah anggota panelis, maka hasilnya akan semakin baik, minimal
80orang (Kartika, Pudji dan Wahyu, 1988: 32). Dalam penelitian ini panelis yang
mengetahui apakah hasil eksperimen ini dapat disukai oleh semua golongan
umur.Panelis tidak terlatih yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah panelis
yang telah mengenal nugget. Di dalam masyarakat yang mengkonsumsi nugget adalah
mereka yang telah berusia remaja dan dewasa baik laki-laki maupun perempuan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
factorial untuk mengikuti hipotesis 1, uji Duncan untuk menguji hipotesis 2 sampai
5, dan analisis deskriptif prosentase digunakan untuk uji organoleptik atau uji
kesukaan.
66
Analisis faktorial ini digunakan untuk mengetahui pengaruh kualitas keempat
sampel meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur dalam pembuatan nugget ampas
tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan filler yang berbeda untuk
menguji hipotesis 1. Dalam pengolahan data hasil pengujian indrawi untuk analisis
factorial digunakan Software Statistic yaitu SPSS 16. Model statistic untuk
percobaan factorial yang terdiri dari dua faktor (jenis pangan sumber protein dan
jenis filler ) dengan menggunakan rancangan dasar RAL, adalah sebagai berikut :
Rumus :
I = 1, 2, …, a
j = 1, 2, …, b
k = 1, 2, …, r
Keterangan :
Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi
perlakuan ij (taraf ke-I dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B)
(αβ)ij = pengaruh interaksi taraf ke-I faktor A dan taraf ke-j dari faktor B
ijk = pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi
perlakuan ij
67
Sumber : Gaspersz (1995 : 327)
Ketentuan :
Jika Fo (F hitung) > Ft (F tabel) atau nilai signifikansi p < 0,05 maka Ha diterima
Uji Duncan digunakan untuk mengetahui pengaruh sederhana dari faktor jenis
pati terhadap faktor pencampuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler pada
taraf tertentu, dan juga sebaliknya. Dengan demikian, uji Duncan digunakan untuk
menggunakan Software Statistic yaitu Microsoft Exel 2007. Untuk percobaan dengan
S = (S2/r)1/2 = (KTG/r)1/2
Keterangan :
R = jumlah ulangan
Ketentuan :
Jika selisih rerata > nilai pembanding, maka Ha diterima atau pengaruh nyata.
68
3.4.3 Uji Kesukaan
Data yang diperoleh melalui uji kesukaan dilanjutkan dengan perhitungan rata-rata
dengan rumus:
(Sudjana, 1996)
69
70
BAB 4
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi:
hasil pengamatan peneliti terhadap produk hasil eksperimen, data penilaian hasil uji inderawi
dan kesukaan, data hasil uji kimia produk hasil eksperimen, pembahasan hasil penelitian.
Deskripsi hasil penelitian terdiri dari hasil penelitian panelis secara subyektif (uji
inderawi dan uji organoleptik), serta hasil uji secara obyektif (uji kimiawi). Hasil penelitian
panelis secara subyektif digunakan sebagai langkah persiapan untuk menguji hipotesis
Penilaian uji inderawi terhadap nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan
sumber protein dan jenis filler yang berbeda dilakukan oleh 20 panelis meliputi indikator
warna, aroma, tekstur (tingkat kekenyalan dan tingkat kepadatan), rasa (gurih) diperoleh hasil
sebagai berikut.
71
4.1.1.1 Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Warna
Warna merupakan kenampakan yang dapat langsung dilihat oleh indera penglihatan.
Sehingga warna menjadi indikator pertama yang langsung dilihat atau diamati oleh panelis.
Data penilaian panelis hasil pengujian inderawi nugget ampas tahu dengan campuran jenis
pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda pada indikator warna dapat dilihat pada
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Warna
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar panelis memberikan skor 4 pada
keempat sampel dengan persentase 60-70%. Skor 4 tertinggi diberikan panelis pada sampel
dengan kode A2B2 dengan persentase 70%. Hasil keseluruhan uji panelis menunjukkan
bahwa keempat sampel nugget ampas tahu mempunyai kriteria hasil warna yang sama yaitu
kuning keemasan.
72
Untuk memperjelas rerata skor dari masing–masing sampel nugget ampas tahu pada
Gambar 4.1 Grafik rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator warna
Aroma merupakan salah satu indikator yang dapat langsung dirasakan dengan indera
penciuman. Data hasil pengujian inderawi nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan
sumber protein dan jenis filler yang berbeda pada indikator aroma diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Aroma
nilai skor yang berbeda. Skor 4 merupakan nilai tertinggi yang diberikan panelis pada
sampel A2B2 dengan persentase 80% sehingga dihasilkan kriteria harum khas nugget.
73
Sebaliknya penilaian panelis yang memberikan skor 2 pada sampel A1B1dengan persentase
85% dan kriterianya kurang harum. Kedua sampel yang lain yaitu sampel A1B2 dengan
kriteria cukup harum serta sampel A2B1 dengan kriteria harum. Rerata skor dari masing–
masing sampel nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis
filler yang berbeda pada indikator aroma dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini.
Gambar 4.2 Grafik rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator aroma
Tekstur pada produk makanan dan minuman akan mempengaruhi penilaian tentang diterima
atau tidaknya produk tersebut. Dalam penelitian ini tekstur yang dinilai adalah kekenyalan
1) Tingkat Kekenyalan
Data hasil pengujian inderawi nugget ampas tahu mengenai tekstur kenyal dapat dilihat pada
74
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Tekstur (Tingkat Kekenyalan)
Skor 2 diberikan panelis pada keempat sampel dengan jumlah yang hampir sama
yaitu dengan presentase 65-75%. Tekstur tingkat kekenyalan nugget ampas tahu dengan nilai
rerata tertinggi terdapat pada sampel A2B1 yaitu sebesar 2,48 dengan kriteria kurang kenyal.
Keempat sampel memiliki kriteria kurang kenyal. Rerata skor dari masing–masing sampel
nugget ampas tahu dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini.
Gambar 4.3 Grafik rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator tekstur (tingkat
kekenyalan)
1) Tingkat Kepadatan
Data hasil pengujian inderawi nugget ampas tahu mengenai tingkat kepadatan dapat
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Tekstur Padat
75
Skor Penilaian Tingkat kepadatan
Kode 4 3 2 1 Rerata Kriteria
n % n % n % n %
A1B1 0 0 5 25 14 70 1 5 2,23 Kurang padat
A1B2 0 0 9 45 10 50 1 5 2,55 Cukup padat
A2B1 0 0 5 25 15 75 0 0 2,42 Kurang padat
A2B2 0 0 20 100 0 0 0 0 3,03 Cukup padat
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar panelis memberikan skor 2 pada tiga sampel
nugget ampas tahu dengan persentase 50-75%. Sampel yang menghasilkan kriteria cukup
padat ada 2 yaitu sampel A1B2 dan A2B2. Sedangkan kedua sampel yang lain yaitu memiliki
kriteria kurang padat. Tekstur (tingkat kepadatan) nugget ampas tahu dengan nilai rerata
tertinggi terdapat pada sampel A2B2 yaitu sebesar 3,03 dengan kriteria cukup padat. Nugget
ampas tahu dengan rerata terendah adalah sampel A1B1 dengan kriteria tekstur kurang padat,
selisih antara kedua sampel tersebut adalah 1.2. Rerata skor dari masing–masing sampel
nugget ampas tahu dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini.
Gambar 4.4 Grafik Rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator tekstur (tingkat
kepadatan)
Pada umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu rasa, tetapi merupakan
gabungan berbagai macam rasa secara terpadu sehingga menimbulkan cita rasa yang utuh.
76
Indikator rasa yang dinilai dalam penelitian ini adalah rasa gurih. Data hasil pengujian
Data hasil pengujian inderawi nugget ampas tahu mengenai rasa dapat dilihat pada Tabel 4.5
dibawah ini.
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Rasa
Panelis menilai keseluruhan sampel dengan skor 3 dan 4 namun skor tertinggi pada
sampel A2B1 dengan persentase 85% dan menghasilkan kriteria gurih. Sebaliknya penilaian
panelis yang memberikan skor 2 pada sampel A1B1 dengan persentase 80% dan
menghasilkan kriteria kurang gurih. Perbedaan jumlah skor yang ekstreem menjadikan
perbedaan kriteria yang sangat nyata. Sedangkan kedua sampel yang lain memiliki kriteria
cukup gurih dan gurih. Rerata skor dari masing–masing sampel nugget ampas tahu dapat
Gambar 4.5 Grafik Rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator rasa
77
4.1.1.5 Hasil Keseluruhan Kualitas Inderawi Nugget Ampas Tahu
Hasil penilaian panelis pada uji inderawi terhadap keseluruhan indikator nugget
Tabel 4.6 Rerata Uji Inderawi Nugget Ampas Tahu Pada Keseluruhan Indikator
Indikator
Sampel Rerata Kriteria
W A T.K T.P R
A1B1 3,58 2,23 2,18 2,23 2,28 2,50 kurang baik
A1B2 3,45 2,75 2,23 2,55 2,93 2,78 cukup baik
A2B1 3,66 3,71 2,48 2,41 3,88 3,23 cukup baik
A2B2 3,76 3,75 2,40 3,03 3,80 3,35 Baik
Keterangan :
Tabel nilai rerata indikator kualitas inderawi nugget ampas tahu secara keseluruhan
menunjukkan bahwa nilai sampel nugget ampas tahu dengan nilai rerata tertinggi terdapat
pada sampel A2B2 dengan selisih rerata 0.84 dari sampel A1B1 yang merupakan sampel
dengan nilai rerata terendah. Dari pernyataan tersebut diketahui sampel nugget yang terbaik
adalah sampel dengan campuran jenis pangan sumber protein ikan tenggiri dan jenis filler
tepung maizena yaitu sampel A2B2. Dari 4 sampel nugget ampas tahu hasil eksperimen, 1
sampel dinilai kurang baik oleh panelis, 2 sampel dinilai cukup baik dan 1 sampel lainnya
dinilai baik.
statistik yang digunakan adalah analisis faktorial yang olah datanya menggunakan program
bantu statistik yaitu SPSS untuk menguji hipotesis pertama dan dilanjutkan dengan uji
78
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Faktorial Nugget Ampas Tahu
Nilai
Indikator Keterangan
Signifikansi
Warna
A 0,327 Tidak Ada Pengaruh
B 0,512 Tidak Ada Pengaruh
A*B 0,512 Tidak Ada Pengaruh
Aroma
A 0,000 Ada Pengaruh
B 0,025 Ada Pengaruh
A*B 0,303 Tidak Ada Pengaruh
Tekstur
Kenyal
A 0,072 Tidak Ada Pengaruh
B 1,000 Tidak Ada Pengaruh
A*B 1,000 Tidak Ada Pengaruh
Tekstur Padat
A 0,002 Ada Pengaruh
B 0,000 Ada Pengaruh
A*B 0,009 Ada Pengaruh
Rasa
A 0,000 Ada Pengaruh
B 0,111 Tidak Ada Pengaruh
A*B 0,002 Ada Pengaruh
Análisis faktorial ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama yaitu untuk
mengetahui pengaruh jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda ditinjau dari
aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Model statistik yang digunakan untuk percobaan
faktorial yang terdiri dari dua faktor (jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang
berbeda) dengan menggunakan rancangan dasar RAL. Hasil kesimpulan faktorial dapat
79
Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan faktor jenis pangan sumber protein tidak
ada pengaruh pada indikator warna dan tekstur kenyal serta ada pengaruh pada indikator
aroma, tekstur padat, dan rasa. Sedangkan faktor jenis filler tidak ada pengaruh pada
indikator warna, tekstur kenyal dan rasa serta ada pengaruh pada indikator aroma dan tekstur
padat. Interaksi kedua faktor tersebut tidak ada pengaruh pada indikator warna, aroma, dan
tekstur kenyal serta ada pengaruh pada indikator tekstur padat dan rasa. Dengan kata lain Ha
diterima, oleh karena itu analisis dilanjutkan dengan dengan uji Duncan.
Uji Duncan digunakan untuk mengetahui pengaruh diantara sampel ditinjau dari
indikator warna, aroma, tekstur (tingkat kekenyalan dan tingkat kepadatan), rasa. Hasil uji
Duncan terhadap nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis
filler yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8 Hasil Uji Duncan tentang pengaruh campuran jenis pangan sumber protein pada
penggunaan jenis filler tepung tapioka terhadap mutu inderawi nugget ampas tahu
Selisih Nilai
Sampel Indikator Hasil
rerata Pembanding
Warna 0,09 0,15 Tidak Berbeda Nyata
Aroma 1,51 0,12 Berbeda Nyata
A1B1 - A2B1 Tekstur Kenyal 0,30 0,11 Berbeda Nyata
Tekstur Padat 0,19 0,10 Berbeda Nyata
Rasa 1,60 0,12 Berbeda Nyata
Campuran jenis pangan sumber protein pada penggunaan jenis filler tepung tapioka
memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada kualitas nugget ampas tahu ditinjau dari
aroma, tekstur (tingkat kekenyalan dan tingkat kepadatan) serta rasa (gurih). Sedangkan pada
indikator warna menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata pada perbandingan antar
sampel.
80
Tabel 4.9 Hasil Uji Duncan tentang pengaruh campuran jenis pangan sumber protein pada
penggunaan jenis filler tepung maizena terhadap mutu inderawi nugget ampas tahu
Selisih Nilai
Sampel Indikator Hasil
rerata Pembanding
Warna 0,32 0,15 Berbeda Nyata
Aroma 1,00 0,12 Berbeda Nyata
A1B2-A2B2 Tekstur Kenyal 0,17 0,11 Berbeda Nyata
Tekstur Padat 0,48 0,10 Berbeda Nyata
Rasa 0,87 0,12 Berbeda Nyata
Hasil perbandingan campuran jenis pangan sumber protein pada panggunaan jenis
pengaruh yang berbeda nyata pada kualitas nugget ampas tahu ditinjau dari warna, aroma,
Tabel 4.10 Hasil Uji Duncan tentang pengaruh jenis filler pada penggunaan jenis pangan
sumber protein daging ayam dengan terhadap mutu inderawi nugget ampas tahu
Selisih Nilai
Sampel Indikator Hasil
rerata Pembanding
Warna 0,13 0,15 Tidak Berbeda Nyata
Aroma 0,52 0,12 Berbeda Nyata
A1B1 - A1B2 Tekstur Kenyal 0,05 0,11 Tidak Berbeda Nyata
Tekstur Padat 0,32 0,10 Berbeda Nyata
Rasa 0,65 0,12 Berbeda Nyata
Jenis filler pada penggunaan jenis pangan sumber protein daging ayam memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada kualitas nugget ampas tahu ditinjau dari aroma, tekstur
(tingkat kepadatan) serta rasa (gurih). Sedangkan pada indikator warna dan tekstur (tingkat
kekenyalan) menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata pada perbandingan antar sampel.
Tabel 4.11 Hasil Uji Duncan tentang pengaruh jenis filler pada penggunaan jenis pangan
sumber protein ikan tenggiri terhadap mutu inderawi nugget ampas tahu
81
Selisih Nilai
Sampel Indikator Hasil
rerata Pembanding
Warna 0,10 0,15 Tidak Berbeda Nyata
Aroma 0,03 0,12 Tidak Berbeda Nyata
A2B1 - A2B2 Tekstur Kenyal 0,08 0,11 Tidak Berbeda Nyata
Tekstur Padat 0,61 0,10 Berbeda Nyata
Rasa 0,08 0,12 Tidak Berbeda Nyata
Hasil uji duncan jenis filler pada penggunaan jenis pangan sumber protein ikan
tenggiri memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada kualitas nugget ampas tahu
ditinjau dari warna, aroma, tekstur (tingkat kekenyalan) serta rasa (gurih). Sedangkan pada
indikator tekstur (tingkat kepadatan) menunjukkan ada pengaruh yang nyata pada
Hasil uji kesukaan merupakan nilai yang didapat dari panelis tidak terlatih terhadap
tingkat kesukaan pada nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan
jenis filler yang berbeda hasil eksperimen yang diikuti oleh 80 panelis tidak terlatih. Uji
anak (7-12 tahun), remaja (15-18 tahun), dewasa putri (30-55 tahun), dan dewasa putra
(30-55 tahun) masing-masing 20 panelis dengan indikator penilaiannya adalah warna, aroma,
tekstur (tingkat kekenyalan dan tingkat kepadatan), rasa (gurih). Ringkasan hasil uji
kesukaan masyarakat terhadap nugget ampas tahu hasil eksperimen secara keseluruhan dapat
82
Tabel 4.12 Rerata hasil uji kesukaan masyarakat terhadap nugget ampas tahu secara
keseluruhan
Indikator Rerata
Sampel Kriteria
W A T.K T.P R Skor Total
A1B1 3,18 3,23 2,66 2,61 2,15 2,77 Cukup suka
A1B2 3,08 2,88 2,74 2,73 2,38 2,76 Cukup suka
A2B1 3,60 3,64 3,49 3,39 3,76 3,58 Suka
A2B2 3,49 3,49 3,31 3,34 3,49 3,42 Suka
Keterangan :
= Nilai rerata skor total tertinggi
Tidak semua nugget ampas tahu disukai oleh masyarakat. Sampel dengan kode A2B1
adalah sampel dengan rerata tertinggi yaitu 3,58 dan kriterianya disukai oleh masyarakat,
namun selisih nilai rerata dengan sampel A2B2 sedikit sekali yang juga memiliki kriteria yang
disukai masyarakat. Kedua sampel yang lain dengan kode A1B1 dan A1B2 memiliki kriteria
yang sama yaitu cukup disukai masyarakat. Dari keempat sampel terlihat memiliki nilai
rerata dengan selisih yang sedikit.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik radar
dibawah ini.
83
Grafik Radar Uji Kesukaan Sampel
Nugget Ampas Tahu
Warna
4,00
3,00
2,00
A1B1
Rasa Aroma
1,00
A1B2
0,00
A2B1
A2B2
protein, serat kasar dan cemaran timbal yang terdapat pada nugget ampas tahu dengan
campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda hasil eksperimen.
Kandungan gizi dari sampel nugget ampas tahu secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.13
berikut ini.
84
Tabel 4.13 Kandungan Gizi Sampel Nugget Ampas Tahu Hasil Eksperimen
Hasil Analisa (%)
Kode
No. Macam Analisa WB Rerata SNI
Sampel
UL 1 UL 2
Kadar Air (%) 50,5 50,3 50,4 Maks 60,0
Lemak (%) 18,5 18,3 18,4 Maks 20,0
1. A1B1 Protein (%) 11,9 11,7 11,8 Min 12,0
Serat Kasar (%) 2,2 2,5 2,3
Pb (ppm) Ttd Ttd Ttd Maks 2,0
Kadar Air (%) 51,1 50,8 50,9 Maks 60,0
Lemak (%) 17,0 16,6 16,8 Maks 20,0
2. A1B2 Protein (%) 11,8 11,7 11,7 Min 12,0
Serat Kasar (%) 2,7 2,3 2,5
Pb (ppm) Ttd Ttd Ttd Maks 2,0
Kadar Air (%) 51,4 51,9 51,7 Maks 60,0
Lemak (%) 15,8 16,2 16,0 Maks 20,0
3. A2B1 Protein (%) 10,2 10,1 10,1 Min 12,0
Serat Kasar (%) 2,3 2,3 2,3
Pb (ppm) Ttd Ttd Ttd Maks 2,0
Kadar Air (%) 51,3 51,5 51,4 Maks 60,0
Lemak (%) 18,2 18,4 18,3 Maks 20,0
4. A2B2 Protein (%) 9,8 9,7 9,7 Min 12,0
Serat Kasar (%) 2,1 2,4 2,3
Pb (ppm) Ttd Ttd Ttd Maks 2,0
Pengujian kandungan gizi untuk semua sampel nugget ampas tahu hasil eksperimen
dilakukan 2 kali pengulangan dengan hasil yang berbeda. Keempat sampel nugget ampas
tahu hasil analisa kandungan gizi lemak, serat kasar, kadar air dan cemaran timbal (Pb)
memenuhi syarat mutu nugget yang terdapat didalam SNI 01-6683-2002, Namun pada zat
85
gizi protein keempat sampel menunjukkan kurang dari nilai standart SNI 01-6683-2002 yaitu
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan uji inderawi menunjukkan bahwa sampel yang
terbaik terlihat pada sampel dengan kode A2B2 dengan kriteria baik. Ada lima indikator yang
dinilai pada uji inderawi yang meliputi warna, aroma, tekstur (tingkat kekenyalan dan tingkat
Indikator yang pertama yaitu warna. Warna terbaik nugget ampas tahu adalah warna
kuning keemasan. Warna kuning keemasan terlihat pada semua sampel nugget ampas tahu
dan menjadi kriteria yang disukai masyarakat yang menjadi panelis tidak terlatih pada uji
kesukaan.. Berdasarkan pengamatan, warna kuning didapat dari proses pembuatan nugget
pada tahap penggorengan awal atau pre-frying. Warna yang muncul disebabkan karena reaksi
pencoklatan (Maillard) (Ketaren, 1986). Reaksi Maillard terjadi antara protein, asam amino,
dan amin dengan gula aldehida dan keton, yang merupakan penyebab terjadinya pencoklatan
selama pemanasan atau penyimpanan dalam waktu yang lama pada bahan pangan berprotein.
Proses penggorengan awal (prefrying) pada produk nugget ampas tahu dillakukan selama 30
detik untuk semua sampel sehingga menimbulkan warna kuning yang merata. Selain itu, hasil
penelitian sebelum disajikan menjadi sampel digoreng terlebih dahulu selama 4 menit dengan
dibolak balik ketika dilakukan penggorengan agar menimbulkan efek warna kuning
keemasan yang merata pada nugget ampas tahu, sehingga proses penggorengan ini juga
memberikan pengaruh warna pada sampel. Hasil perhitungan faktorial juga menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh dari faktor jenis pangan sumber protein, jenis filler serta interaksi
keduanya terhadap nugget ampas tahu. Penelitian ini memperkuat hasil penelitian Altunakar,
86
Serpil dan Gulum (2004) warna pada nugget ayam meningkat secara linear selama
penggorengan. Dogan, Sahin, and Sumnu. (2005) pemberian tepung kedelai sebanyak 5 %
memberikan pengaruh yang tertinggi pada kekentalan dan menjadi bahan yang efektif dalam
meningkatkan parameter kualitas kerenyahan dan warna nugget ayam. Mellisa (2011)
mengatakan bahwa penambahan tepung ampastahu dan tepung terigu tidak memberikan
pengaruh warna pada nugget wortel. Namun tidak memperkuat hasil penelitian Silvia (2008)
mengatakan bahwa tepung maizena menghasilkan warna produk yang lebih terang,
sedangkan tepung tapioka, tepung beras dan beras ketan menghasilkan produk yang garing
dan gampang patah. Erawati (2001) nugget ikan sapu-sapu yang mendekati kriteria produk
komersial yaitu dengan bahan pengikat 20% digoreng selama 2 menit dengan suhu 1800C
yang menghasilkan warna merah kecoklatan. Hal ini dikarenakan warna daging ikan sapu-
sapu berwarna merah, sedangkan daging ikan tenggiri dan ayam berwarna putih. Penelitian
ini menunjukkan bahwa warna luar nugget ampas tahu juga ditentukan karena bahan pelapis
nugget dan lamanya penggorengan dengan waktu 30 detik sebelum penyimpanan dan 4 menit
setelah penyimpanan karena terjadinya reaksi maillard bukan dikarenakan jenis pangan
Indikator yang kedua yaitu aroma. Sampel nugget ampas tahu yang terbaik untuk
indikator aroma yaitu dengan kriteria harum beraroma khas nugget. Sampel yang
menggunakan jenis pangan sumber protein ikan tenggiri menghasilkan kriteria harum.
Sedangkan yang menggunakan daging ayam menghasilkan kriteria kurang harum dan cukup
harum. Hasil perhitungan faktorial yaitu ada pengaruh pada faktor jenis pangan sumber
protein dan faktor jenis filler, namun tidak ada pengaruh pada interaksi keduanya. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa jenis pangan sumber protein memberikan pengaruh, ikan
tenggiri yang mempunyai aroma khas atau aroma yang lebih keras dibandingkan dengan
daging ayam, sehingga ketika dicampur dengan bumbu lain akan memperkuat nugget yang
87
dihasilkan. Aroma khas dari ikan tenggiri menjadikan aroma harum nugget ampas tahu yang
disukai masyarakat pada uji kesukaan. Menurut Astawan, Winarno dan Yeny (1997) hasil uji
hedonik menunjukkan empek-empek palembang dari ikan tenggiri pada indikator aroma
Indikator yang ketiga yaitu tekstur tingkat kekenyalan yang hasilnya tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dikarenakan kriteria hasil dari keempat sampel sama yaitu kurang
kenyal. Hasil perhitungan faktorial menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pada faktor jenis
pangan sumber protein, jenis filler dan interaksi keduanya. Hal yang mempengaruhi tekstur
kekenyalan pada nugget ampas tahu hasil penelitian yaitu kadar air ampas tahu yang masih
cukup tinggi yaitu 9 g/100g ampastahu basah sehingga menimbulkan kriteria nugget yang
kurang kenyal pada keempat sampel hasil penelitian. Kandungan protein pada jenis pangan
sumber protein juga dapat mempengaruhi tekstur tingkat kekenyalan, semakin tinggi
kandungan proteinnya maka semakin tinggi pula kekenyalan produk yang dihasilkan. Ikan
tenggiri lebih banyak kandungan proteinnya yaitu 21,5 g sedangkan daging ayam yaitu 18,2
g sehingga ikan tenggiri pada nugget ampas tahu hasil penelitian menghasilkan nilai rerata
yang lebih tinggi meskipun dengan kriteria yang sama. Sampel yang terbaik dari uji
inderawi dan uji kesukaan dengan nilai rerata tertinggi dari nugget ampas tahu hasil
eksperimen adalah A2B1. Sampel tersebut terbuat dari campuran jenis pangan sumber protein
ikan tenggiri dan jenis filler tepung tapioka. Sedangkan hasil penelitian Surawan (2007)
menunjukkan bahwa fish nugget yang paling disukai panelis adalah fish nugget ikan tuna
yang dibuat dengan menggunakan tepung terigu pada taraf penambahan 30% yakni dengan
adanya perbedaan kriteria antar sampel nugget ampas tahu. Sampel yang menggunakan filler
88
tepung maizena memberikan kriteria cukup padat sedangkan yang menggunakan filler
tapioka kriterianya kurang padat. Hasil perhitungan faktorial pada indikator tekstur tingkat
kepadatan yaitu ada pengaruh pada faktor jenis pangan sumber protein, jenis filler dan
interaksi keduanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa tepung maizena memiliki suhu gelati
nasi yang lebih tinggi dibandingkan tepung tapioka sehingga dapat menciptakan tekstur yang
lebih padat dibandingkan tepung tapioka. Suhu gelatinasi tepung maizena yaitu 62-700C dan
tepung tapioka 52-640C (Winarno, 1984). Penelitian ini memperkuat simpulan Silvia (2008)
mengatakan bahwa tepung tapioka menghasilkan produk yang garing dan gampang patah.
Thalib (2011) mengatakan bahwa kepadatan pada nugget ikan madidihang di duga lebih
dipengaruhi oleh tepung yang di jadikan sebagai bahan pengisi mengandung pati. Sedangkan
hasil penelitian Wellyalina (2011) menunjukkan bahwa perbandingan tetelan merah tuna
dengan tepung maizena berpengaruh nyata terhadap tekstur. Pada penelitian ini tepung
maizena dapat dikatakan bahwa memberikan pengaruh pada tekstur kepadatan dibandingkan
tepung tapioka yang menghasilkan produk yang mudah patah karena suhu gelatinasi tepung
Indikator yang terakhir yaitu rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
perbedaan kriteria pada sampel yang disajikan. Sampel yang menggunakan jenis pangan
sumber protein daging ayam menghasilkan kriteria rasa kurang gurih dan cukup gurih.
Sedangkan sampel yang menggunakan ikan tenggiri menghasilkan rasa gurih. Hasil faktorial
yaitu tidak ada pengaruh pada jenis filler namun ada pengaruh pada faktor jenis pangan
sumber protein dan interaksi keduanya. Hasil uji kesukaan juga menunjukkan bahwa
masyarakat lebih menyukai nugget ampas tahu yang menggunakan sumber pangan protein
ikan tenggiri dari pada daging ayam. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tenggiri memberikan
pengaruh rasa yang lebih gurih dibandingkan dengan daging ayam. Penelitian ini
memperkuat hasil penelitian Astawan, Winarno dan Yeny (1997) mengatakan bahwa ikan
89
tenggiri adalah jenis ikan laut yang paling sering digunakan dalam pembuatan empek-empek
memenuhi persyaratan mutu nugget menurut SNI 01-6683-2002 pada kandungan lemak,
kadar air, serat kasar dan cemaran timbal. Kandungan lemak pada nugget ampas tahu hasil
penelitian yaitu antara 16,0-18,4 %, kadar air antara 50,4-51,7 %, kandungan serat kasar pada
nugget ampas tahu hasil penelitian yaitu antara 2,3-2,5 %. Nilai kandungan serat kasar
tersebut termasuk tinggi. Almatsier (2001) mengatakan serat makanan dapat mencegah
diabetes melitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.
Hasil penelitian Verma, A.K, B.D. Sharma, and R. Banerjee. (2010) pemberian bubur apel
antara 8 – 12 g/100 g pada nugget ayam meningkatkan secara signifikan pada kandungan
serat kasar. Cemaran logam timbal (Pb) pada nugget ampas tahu hasil penelitian pun tidak
terdapat pada keempat sampel nugget ampas tahu. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis
pangan sumber protein baik ikan tenggiri atau pun daging ayam berkualitas bagus. Namun
pada kandungan gizi protein nilainya masih dibawah standart SNI yaitu 12,0%, ada dua
sampel yang mendekati nilai kandungan protein standart SNI yaitu sampel A1B1 dengan nilai
11,8% dan sampel A1B2 dengan nilai 11,7%. Kedua sampel tersebut bukan merupakan
sampel yang dinilai terbaik menurut uji inderawi, tetapi sampel yang dinilai terbaik yaitu
sampel A2B2 malah memiliki nilai protein yang paling sedikit yaitu 9,7%. Hal ini dipengaruhi
oleh kandungan protein ampas tahu basah hanya 5.00 g serta proses pemanasan yang
menjadikan kandungan protein pada nugget ampas tahu dengan jenis pangan sumber protein
ikan tenggiri berkurang menjadi lebih rendah, meskipun kandungan protein tenggiri mentah
lebih tinggi dibandingkan daging ayam. Perlakuan pemanasan yang diberikan dapat
90
Pemanasan juga dapat menyebabkan komponen protein mengalami denaturasi, yaitu
berubahnya struktur fisik dan struktur tiga dimensi dari protein. Suhu pemanasan yang dapat
menyebabkan denaturasi protein adalah lebih besar dari 700C (Efendi dan Yusra, 2012).
Secara umum sampel nugget ampas tahu layak dikonsumsi masyarakat, meskipun kandungan
gizi protein keempatnya masih dibawah nilai standart SNI. Sedangkan hasil penelitian Silvia
(2008) nugget tempe dengan bahan pengikat tepung tapioka 1,5 % merupakan perlakuan
terbaik, dengan kadar air 52,47%, abu 1,7 %, groteinl2,18 %, lemak 9,27 %, serapan minyak
24,13% dan kekerasan 47,72 g/cm'. Mellisa (2011) menunjukkan bahwa nugget wortel
dengan analisis kimia menunjukan produk C (tepung terigu 70% : tepung ampas tahu 30%)
sebagai produk terbaik dengan nilai rata-rata kesukaan terhadap warna 3,65, aroma 3,45, rasa
3,10, tekstur 3,60, kadar air 53.35%, kadar abu 1,76%, kadar protein 10,06%, kadar lemak
3,59%, kadar karbohidrat 31,24%, serat kasar 6,17, daya serap minyak 12,89%, kekerasan
sebelum digoreng 12,12%, sesudah digoreng 14,11% dan lempeng total 1,1 x 103 – 2,3 x 103
CFU/g.
91
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut :
1. Ada pengaruh jenis pangan sumber protein dan penggunaan filler yang berbeda
terhadap kualitas nugget ampas tahu ditinjau dari segi aroma ,tekstur padat dan rasa.
Sedangkan untuk indikator warna dan tekstur kenyal tidak ada pengaruh.
2. Ada pengaruh jenis pangan sumber protein pada penggunaan filler tepung tapioka
terhadap kualitas nugget ampas tahu pada semua indikator kecuali warna.
3. Ada pengaruh jenis pangan sumber protein pada penggunaan filler tepung maizena
4. Ada pengaruh jenis filler pada penggunaan jenis pangan sumber protein daging ayam
terhadap kualitas nugget ampas tahu pada indikator aroma, tekstur (tingkat kepadatan)
dan rasa, namun tidak ada pengaruh pada indikator warna dan tekstur (tingkat
kekenyalan).
5. Ada pengaruh jenis filler pada penggunaan jenis pangan sumber protein ikan tenggiri
terhadap kualitas nugget ampas tahu pada indikator tekstur (tingkat kepadatan), namun
tidak ada pengaruh pada indikator warna, aroma, tekstur (tingkat kekenyalan) dan rasa.
6. Hasil keempat sampel nugget ampas tahu secara analisa kandungan lemak, kadar air,
serat kasar serta timbal (Pb) nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber
protein dan jenis filler yang berbeda memenuhi syarat mutu nugget yang terdapat
didalam SNI 01-6683-2002. Kandungan lemak yaitu 16,0 - 18,4%, kadar air 50,4 -
51,7%, serat kasar 2,3 - 2,5%, dan tidak terdapat cemaran logam timbal. Namun untuk
92
kandungan gizi protein keempat sampel belum memenuhi standart yaitu 9,7 - 11,8 %
7. Tingkat kesukaan masyarakat terhadap nugget ampas tahu dengan campuran jenis
pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda yang dinilai suka oleh masyarakat
yaitu sampel nugget ampas tahu dengan jenis pangan sumber protein ikan tenggiri baik
dengan filler tepung tapioka ataupun maizena. Sedangkan kedua sampel yang lain
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian dan pembahasan
sebagai berikut :
1. Indikator tekstur tingkat kekenyalan hasilnya kurang kenyal pada semua sampel yang
dikarenakan ampas tahu yang digunakan masih terlalu mengandung banyak air
2. Untuk meningkatkan nilai protein nugget yang dihasilkan karena masih dibawah nilai
standart SNI perlu adanya perubahan komposisi bahan yaitu perbandingan antara
93
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta
-----------------. FG, Winarno dan Yeny, K. 1997. “Kajian Mutu Empek-empek Palembang
Dari Ikan Tenggiri”. Bml.Teknol dan Industri Pangan, Vol VIII, No. 1,th 1997
[CCS] Cha Cha Search. 2011. What is the Origin of Chicken Nuggets.
http://www.chacha.com/question/what-is-the-origin-of-chicken-nuggets. Accessed 3
Januari 2013.
Departemen Perindustrian RI. 2002. Syarat Mutu Nugget SNI 01-6683-2002. Jakarta :
Departemen Perindustrian RI.
Dogan, S.F, S. Sahin, and G. Sumnu. 2005. Effects of soy and rice flour addition on batter
rheology and quality of deep-fat fried chicken nuggets. Journal of Food Engineering,
Volume 71, Issue 1, Pages 127-132
Efendi, Y dan Yusra. 2012. Pengendalian Mutu Hasil Perikanan. Padang : Univ Bung Hatta
Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan
Erawaty, Widyah R. 2001. Pengaruh Bahan Pengikat, Waktu Penggorengan Dan Daya
Simpan Terhadap Sifat Fisik Dan Organoleptik Nugget Ikan Sapu-Sapu (Hiposascus
pardalis). Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Kartika, B. Pudji, H dan Wahyu, S. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta
: PAU Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI-Press
94
Komariah., Surajudin, dan Dwi, P. 2005. Aneka Olahan Daging Sapi, Sehat, Bergizi dan
Nikmat. Jakarta : AgroMedia Pustaka
Kusna, M Rosyid dan Khabib Basori. 2011. Aneka Tepung Dan Cara Membuatnya.
Kalimantan Barat : PT Maraga Borneo Tarigas.
Mahmud. dkk. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
Mellisa, N. 20011. Pengaruh Pencampuran Tepung Ampas Tahu Dan Tepung Terigu
Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Mutu Nugget Wortel (Daucus carota L). Skripsi.
Padang : Universitas Andalas (http://repository.unand.ac.id/id/eprint/5757) diakses
12 februari 2013
Murtiningsih dan Suyanti. 2011. Membuat Tepung Umbi Dan Variasi Olahannya. Jakarta :
PT AgroMedia Pustaka
Novri, F. 2006. Analisis Hasil Tangkapan Dan Pola Musim Penangkapan Ikan Tenggiri
(Scomberomorus spp.) Di Perairan Laut Jawa Bagian Barat Berdasarkan Hasil
Tangkapan Yang Di Daratkan Di PPI Muara Angke Jakarta Utara. Skripsi. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.
Silvia, Mega. 2008. Karakteristik Dan Sifat Organoleptik Nugget Tempe Dengan Berbagai
Bahan Pengikat. Skripsi. Padang : Universitas Andalas.
(http://repository.unand.ac.id/id/eprint/5757) diakses 20 februari 2013
Sofiah, S dan S. Utami, 1990, “Mempelajari Cara Penghilangan Bau Langu Pada proses
Pembuatan Tepung kedele”, Warta IHP Vol 7, No 1. Pp 5-7, Bogor.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Surawan, Fitri ED. 2007. Penggunaan Tepung Terigu, Tepung Beras, Tepung Tapioka dan
Tepung Maizena terhadap Tekstur dan Sifat Sensoris Fish Nugget Ikan Tuna. Jurnal
Sain Peternakan Indonesia Vol. 2, No 2, Juli – Desember 2007
95
Tatono, E. 1994. Pengolahan Fish Nugget Dari Ikan Tenggiri (Scromberomorus
commersoni). Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Thalib, A. 2011. Uji Tingkat Kesukaan Nugget Ikan Madidihang (Thunnus albacares)
Dengan Bahan Pengisi Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan
(agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)
Tim Fatemeta IPB. 2011. Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Bahan Baku Pembuatan Kecap.
Verma, A.K, B.D. Sharma, and R. Banerjee. 2010. Effect of sodium chloride replacement
and apple pulp inclusion on the physico-chemical, textural and sensory properties of
low fat chicken nuggets. Food Science and Technology, Volume 43, Issue 4, May
2010, Pages 715-719
Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Welliyalina. 2001. Pengaruh Perbandingan Tetelan Merah Tuna Dan Tepung Maizena
Terhadap Mutu Nugget. Padang : Universitas Andalas
96
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA SELEKSI PANELIS
Nama/NIM :
Tanggal seleksi:
No.Hp :
Petunjuk :
Saudara diminta untuk mengisi lembar wawancara calon panelis dengan menjawab
pertanyaan yang diajukan berdasarkan pengetahuan saudara dengan keadaan yang sebenar-
benarnya. Saudara diminta memberikan tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang sesuai.
Atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Pertanyaan :
1. Apakah saudara bersedia menjadi panelis ?
a. Ya, saya bersedia
b. Tidak bersedia
2. Bagaimana kondisi kesehatan anda ?
a. Sehat
b. Sakit
3. Bagaimana kondisi kesehatan mata anda ?
a. Baik
b. Tidak
4. Berapa kali saudara sakit mata dalam satu tahun ?
a. 0 – 2 kali / tahun
b. 3 – 4 kali / tahun
c. 5 – 6 kali / tahun
d. > 7 kali / tahun
5. Bagaimana kondisi kesehatan mulut anda ?
a. Baik
b. Tidak (Sariawan, Sakit gigi)
6. Berapa kali anda sakit sariawan dalam satu bulan ?
a. 0 – 2 kali / bulan
b. 3 - 4 kali / bulan
c. 5 – 6 kali / bulan
d. > 7 kali / bulan
7. Bagaimana kondisi kesehatan hidung dan tenggorokan anda ?
97
a. Baik
b. Tidak baik
8. Berapa kali anda sakit flu dalam satu bulan ?
a. 0 – 2 kali / bulan
b. 3 - 4 kali / bulan
c. 5 – 6 kali / bulan
d. > 7 kali / bulan
9. Apakah anda alergi terhadap daging ayam ?
a. Tidak
b. Ya
10. Apakah anda alergi terhadap ikan tenggiri ?
a. Tidak
b. Ya
11. Apakah saudara seorang perokok ?
a. Tidak (langsung ke pertanyaan No. 13)
b. Ya
12. Berapa batang rokok yang anda habiskan dalam satu hari ?
a. 0 – 2 batang / hari
b. 3 – 4 batang / hari
c. 5 – 6 batang / hari
d. > 7 batang / hari
13. Apakah yang saudara ketahui tentang nugget ?
a. Nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari daging giling yang
dicetak dalam potongan persegi empat atau lainnya, yang dilapisi tepung
berbumbu.
b. Nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari daging giling yang
dicetak dalam potongan persegi empat atau lainnya, yang tidak dilapisi tepung
berbumbu.
c. Nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari daging cincang yang
dicetak dalam potongan persegi empat atau lainnya, yang dilapisi tepung
berbumbu.
d. Nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari daging cincang yang
dicetak dalam potongan persegi empat atau lainnya, yang tidak dilapisi tepung
berbumbu.
98
14. Bagaimana kesukaan saudara terhadap nugget ?
a. Suka
b. Cukup suka
c. Kurang suka
d. Tidak suka
15. Berapa kali saudara mengkonsumsi nugget dalam satu minggu ?
a. > 7 kali / minggu
b. 5 – 6 kali / minggu
c. 3 – 4 kali / minggu
d. 0 – 2 kali / minggu
16. Bagaimana warna nugget yang saudara anggap baik ?
a. Kuning keemasan
b. Kuning kecoklatan
c. Kuning
d. Kuning keputihan
17. Bagaimana aroma nugget yang saudara anggap baik ?
a. Harum khas nugget
b. Cukup harum khas nugget
c. Kurang harum khas nugget
d. Tidak harum khas nugget
18. Bagaimana tekstur kekenyalan nugget yang saudara anggap baik ?
a. Kenyal
b. Cukup kenyal
c. Kurang kenyal
d. Tidak kenyal
19. Bagaimana tekstur kepadatan nugget yang saudara anggap baik ?
a. Padat
b. Cukup padat
c. Kurang padat
d. Tidak padat
99
20. Bagaimana rasa nugget yang saudara anggap baik ?
a. Gurih
b. Cukup gurih
c. Kurang gurih
d. Tidak gurih
21. Apakah anda pernah mengkonsumsi nugget selain nugget dari daging ayam ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
100
Lampiran 2.
DATA HASIL WAWANCARA SELEKSI CALON PANELIS
101
Keterangan :
Skor Maksimal : 88
Skor > 75% : Calon panelis yang diterima/lolos untuk mengikuti tahap selanjutnya (tahap penyaringan)
Skor ≤ 75% : Calon yang ditolak/ tidak lolos mengikuti tahap selanjutnya (tahap penyaringan)
∑ : Jumlah
% : Persentase
Diterima : 42
Ditolak : 2
102
Lampiran 3.
FORMULIR PENYARINGAN
NAMA / NIM :
TANGGAL :
NO BILIK :
BAHAN/SAMPEL : Nugget ayam
PETUNJUK :
Dihadapan saudara disajikan 4 sampel nugget dengan kode yang berbeda. Saudara
diminta untuk memberikan penilaian berdasarkan kriteria penilaian terhadap sampel tersebut
seperti pada kolom dibawah ini dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia.
Sebelum dan sesudah mencicipi Nugget ayam, saudara diminta untuk minum air putih
terlebih dahulu. Atas kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Ita Yuliani
5401409158
LEMBAR PENILAIAN
103
Hasil Penilaian Tahap Uji Penyaringan Calon Panelis (Validitas Isi)
La
mpi
ran
4.
104
2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1
2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 4 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1
C
2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2
2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah 5 9 8 8 6 8 6 7 5 7 9 8 8 6 8 7 6 7 8 8 7 7 8 6 7 8 8 7 7 5 8 8 7 7 6 8 7 8 7 7 8 6
Simpangan 3 1 0 0 2 0 2 1 3 1 3 0 0 2 0 1 2 1 0 0 1 1 0 2 1 0 0 0 1 3 0 0 1 1 2 0 1 0 1 1 0 2
Range 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 3 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
Aroma
1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2
1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2
D
1 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1
1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 7 4 4 4 6 4 6 5 7 5 5 4 4 6 4 5 6 5 4 4 5 5 4 6 5 4 4 5 5 7 4 4 5 5 6 4 5 4 5 5 4 6
Simpangan 3 0 0 0 2 0 2 1 3 1 1 0 0 2 0 1 2 1 0 0 1 1 0 2 1 0 0 0 1 3 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 2
Range 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
4 1 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3
A
4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
Jumlah 16 15 14 14 13 15 16 16 14 15 14 15 15 16 14 14 16 16 15 14 16 15 16 15 15 16 14 16 13 16 15 16 15 14 16 14 16 15 15 15 14 15
Simpangan 0 1 2 2 3 1 0 0 2 1 1 1 1 0 2 2 0 0 1 2 0 1 0 1 1 0 2 0 3 0 1 0 1 2 0 2 0 1 1 1 2 1
Range 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
3 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4
B
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
Jumlah 12 13 14 14 15 13 12 12 14 13 14 13 13 12 14 14 12 12 13 14 12 13 12 13 13 12 13 12 15 12 13 12 13 14 12 14 12 13 13 13 14 13
Simpangan 0 1 2 2 3 1 0 0 2 1 1 1 1 0 2 2 0 0 1 2 0 1 0 1 1 0 3 0 3 0 1 0 1 2 0 2 0 1 1 1 2 1
Range 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 2 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
Rasa
2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1
2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2
C
2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2
2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah 7 6 7 7 7 6 8 8 6 7 6 8 7 8 6 6 8 8 7 6 7 7 8 6 8 7 8 8 6 8 7 8 7 6 8 6 8 7 5 7 7 7
Simpangan 1 2 1 1 1 2 0 0 2 1 2 0 1 0 2 2 0 0 1 2 1 1 0 2 0 1 2 0 2 0 1 0 1 2 0 2 0 1 3 1 1 1
Range 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2
1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1
D
1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 5 6 5 5 5 6 4 4 6 5 6 4 5 4 6 6 4 4 5 6 5 5 4 6 4 5 5 4 6 4 5 4 5 6 4 6 4 5 7 5 5 5
Simpangan 1 2 1 1 1 2 0 0 2 1 2 0 1 0 2 2 0 0 1 2 1 1 0 2 0 1 1 0 2 0 1 0 1 2 0 2 0 1 3 1 1 1
Range 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
Range jumlah 12 12 12 12 12 12 12 12 12 11 12 12 12 12 12 10 12 12 12 12 11 11 12 11 11 12 11 12 12 12 11 12 12 10 12 12 12 12 12 12 12 12
Jumlah simpangan 10 15 20 8 22 10 10 8 14 14 22 2 8 16 12 16 14 4 6 22 18 10 10 12 22 10 12 4 24 8 12 10 12 18 11 14 16 6 22 6 14 18
Jumlah range 6 9 8 6 8 8 5 6 6 10 13 2 6 4 4 12 6 4 6 6 8 10 2 8 8 2 9 4 8 4 10 2 8 10 2 6 6 6 8 6 10 8
Rasio 2,0 1,3 1,5 2,0 1,5 1,5 2,4 2,0 2,0 1,1 0,9 6,0 2,0 3,0 3,0 0,8 2,0 3,0 2,0 2,0 1,4 1,1 6,0 1,4 1,4 6,0 1,2 3,0 1,5 3,0 1,1 6,0 1,5 1,0 6,0 2,0 2,0 2,0 1,5 2,0 1,2 1,5
Keterangan V V V V V V V V V V X V V V V X V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
105
106
107
Keterangan :
Jika Rasio lebih besar/sama dengan 1,00 maka calon panelis tersebut Valid (V)
V : Valid
X : Tidak Valid
V = 40
X=2
108
Lampiran 5.
FORMULIR PELATIHAN
(RELIABILITAS)
NAMA / NIM :
TANGGAL :
NO BILIK :
BAHAN/SAMPEL : Nugget
PETUNJUK :
Dihadapan saudara disajikan 4 sampel nugget dengan kode yang berbeda. Saudara
diminta untuk memberikan penilaian berdasarkan kriteria penilaian terhadap sampel tersebut
seperti pada kolom dibawah ini dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia.
Sebelum dan sesudah mencicipi Nugget, saudara diminta untuk minum air putih terlebih
Peneliti
Ita Yuliani
5401409158
109
LEMBAR PENILAIAN
110
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN CALON PANELIS TAHAP EVALUASI KEMAMPUAN
(RELIABILITAS)
Nomor Sampel
La
Calon A1B1
Tekstur
A1B2
Tekstur
mpi
Warna Aroma Rasa Warna Aroma Rasa
Panelis Kenyal Padat Kenyal Padat ran
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 6.
2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 3 2 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3
5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
7 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 4 4 3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3
9 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3
11 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
13 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3
15 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3
16 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3
17 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
19 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2
20 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
21 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3
22 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3
24 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3
25 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3
26 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
27 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3
28 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
29 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3
30 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
31 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3
32 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
33 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3
34 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3
35 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 4 3
36 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
37 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3
39 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
40 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
41 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
42 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2
43 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah 130 132 130 133 104 106 108 106 118 125 124 122 121 120 121 121 121 115 111 110 124 127 131 132 101 102 101 101 100 101 104 100 115 108 106 108 143 122 122 113
Mean 3,33 3,38 3,33 3,41 2,67 2,72 2,77 2,72 3,03 3,21 3,18 3,13 3,10 3,08 3,10 3,10 3,10 2,95 2,85 2,82 3,18 3,26 3,36 3,38 2,59 2,62 2,59 2,59 2,56 2,59 2,67 2,56 2,95 2,77 2,72 2,77 3,67 3,13 3,13 2,90
SD 0,53 0,59 0,58 0,55 0,70 0,65 0,67 0,65 0,54 0,57 0,56 0,52 0,64 0,62 0,64 0,64 0,68 0,56 0,54 0,51 0,39 0,50 0,49 0,49 0,68 0,78 0,79 0,79 0,68 0,50 0,62 0,50 0,51 0,54 0,46 0,54 0,58 0,57 0,57 0,31
2,80
2,79
2,76
2,86
1,97
2,07
2,10
2,07
2,49
2,63
2,62
2,61
2,46
2,45
2,46
2,46
2,42
2,39
2,31
2,31
2,79
2,76
2,87
2,89
1,91
1,83
1,80
1,80
1,88
2,09
2,05
2,06
2,44
2,23
2,26
2,23
3,09
2,56
2,56
2,59
Range
3,86 −
3,97 −
3,91 −
3,96 −
3,37 −
3,36 −
3,44 −
3,36 −
3,56 −
3,78 −
3,74 −
3,65 −
3,74 −
3,70 −
3,74 −
3,74 −
3,78 −
3,51 −
3,39 −
3,33 −
3,57 −
3,75 −
3,84 −
3,88 −
3,27 −
3,40 −
3,38 −
3,38 −
3,24 −
3,09 −
3,29 −
3,07 −
3,46 −
3,31 −
3,17 −
3,31 −
4,24 −
3,70 −
3,70 −
3,20 −
111
Sampel
A2B1 A2B2
Tekstur Tekstur
Warna Aroma Rasa Warna Aroma Rasa
Kenyal Padat Kenyal Padat
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 4 4
3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3
2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3
4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 2 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
119 121 121 121 145 143 146 146 128 119 119 118 109 108 107 108 142 124 121 122 114 119 119 123 120 116 116 120 109 109 107 108 98 107 107 106 128 127 127 128
3,05 3,10 3,10 3,10 3,72 3,67 3,74 3,74 3,28 3,05 3,05 3,03 2,79 2,77 2,74 2,77 3,64 3,18 3,10 3,13 2,92 3,05 3,05 3,15 3,08 2,97 2,97 3,08 2,79 2,79 2,74 2,77 2,51 2,74 2,74 2,72 3,28 3,26 3,26 3,28
0,32 0,38 0,38 0,38 0,46 0,48 0,44 0,44 0,51 0,22 0,22 0,28 0,47 0,43 0,44 0,43 0,49 0,39 0,31 0,34 0,74 0,51 0,51 0,43 0,48 0,43 0,43 0,27 0,61 0,41 0,44 0,43 0,60 0,44 0,44 0,46 0,46 0,50 0,50 0,46
2,73
2,72
2,72
2,72
3,26
3,19
3,30
3,30
2,77
2,83
2,83
2,75
2,33
2,34
2,30
2,34
3,16
2,79
2,80
2,79
2,18
2,54
2,54
2,72
2,60
2,55
2,55
2,81
2,18
2,39
2,30
2,34
1,91
2,30
2,30
2,26
2,83
2,76
2,76
2,83
3,37 −
3,49 −
3,49 −
3,49 −
4,17 −
4,14 −
4,19 −
4,19 −
3,79 −
3,27 −
3,27 −
3,31 −
3,26 −
3,20 −
3,19 −
3,20 −
4,13 −
3,57 −
3,41 −
3,47 −
3,66 −
3,56 −
3,56 −
3,59 −
3,56 −
3,40 −
3,40 −
3,35 −
3,41 −
3,20 −
3,19 −
3,20 −
3,11 −
3,19 −
3,19 −
3,17 −
3,74 −
3,75 −
3,75 −
3,74 −
112
∑ ∑ %
Nilai Nilai (Di dalam
range) Keterangan
Di Luar Di Dalam
Range Range
27 53 66,25 R
27 53 66,25 R
15 65 81,25 R
24 56 70,00 R
33 47 58,75 TR
25 55 68,75 R
24 56 70,00 R
29 51 63,75 R
33 47 58,75 TR
33 47 58,75 TR
35 45 56,25 TR
25 55 68,75 R
25 55 68,75 R
8 72 90,00 R
12 68 85,00 R
16 64 80,00 R
14 66 82,50 R
28 52 65,00 R
31 49 61,25 R
34 46 57,50 TR
22 58 72,50 R
19 61 76,25 R
16 64 80,00 R
22 58 72,50 R
23 57 71,25 R
12 68 85,00 R
24 56 70,00 R
15 65 81,25 R
22 58 72,50 R
21 59 73,75 R
16 64 80,00 R
7 73 91,25 R
19 61 76,25 R
19 61 76,25 R
14 66 82,50 R
19 61 76,25 R
6 74 92,50 R
16 64 80,00 R
31 49 61,25 R
Kriteria : jika harga persentase lebih besar atau samadengan 60% maka panelis tersebut reliabel(R)
R : Reliabel
TR : Tidak Reliabel
113
Lampiran 7.
FORMULIR PENGUJIAN INDERAWI
NAMA /NIM :
TANGGAL :
NO BILIK :
PETUNJUK :
Dihadapan saudara disajikan 4 sampel Nugget ampas tahu dengan campuran jenis
pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda dengan kode yang berbeda.
terhadap sampel tersebut seperti pada kolom dibawah ini dengan memberikan
tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia. Sebelum dan sesudah mencicipi nugget
ampas tahu, saudara diminta untuk minum air putih terlebih dahulu.
Peneliti
Ita Yuliani
5401409158
114
LEMBAR PENILAIAN
115
Lampiran 8.
Data Hasil Uji Inderawi
1. Aspek warna
Sampel
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Panelis
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
Rerata Rerata Rerata Rerata
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00
2 4 4 4 4,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00
3 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
4 4 4 4 4,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00
6 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
7 4 4 4 4,00 3 2 2 2,33 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00
8 4 4 4 4,00 4 2 2 2,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
15 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67
16 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67
17 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67
19 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00
20 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
21 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67
22 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
23 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 2 2 4 2,67
25 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
26 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
27 3 3 3 3,00 3 2 2 2,33 3 3 3 3,00 2 2 2 2,00
28 4 4 3 3,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
29 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00
Jumlah 71,67 69,00 73,33 75,33
Rerata 3,58 3,45 3,67 3,77
2. Aspek Aroma
Sampel
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Panelis
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
Rerata Rerata Rerata Rerata
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
2 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00
3 2 2 2 2,00 2 3 3 2,67 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00
4 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 2 3 3 2,67 2 2 2 2,00
6 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 3 3 3 3,00
7 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
8 3 2 2 2,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
15 2 2 2 2,00 3 2 2 2,33 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00
16 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
17 2 2 2 2,00 3 2 2 2,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
19 3 2 2 2,33 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
20 3 3 3 3,00 4 3 3 3,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
21 3 3 2 2,67 3 2 3 2,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
22 2 2 3 2,33 3 2 3 2,67 4 3 3 3,33 3 3 3 3,00
23 2 2 2 2,00 4 3 3 3,33 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00
25 2 2 2 2,00 3 2 2 2,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
26 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00
27 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
28 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
29 2 2 2 2,00 4 3 3 3,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
Jumlah 44,67 55,00 74,33 75,00
Rerata 2,23 2,75 3,72 3,75
116
3. Aspek tekstur (Tingkat kekenyalan)
Sampel
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Panelis
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
Rerata Rerata Rerata Rerata
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00
2 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00
3 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00
4 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00
6 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00
7 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00
8 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00
15 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 2 2 2 2,00
16 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 2 2 2 2,00
17 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 2 2 2 2,00
19 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00
20 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 3 2 3 2,67 3 3 3 3,00
21 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 2 2,67 3 3 3 3,00
22 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 3 2,33 2 2 2 2,00
23 2 2 2 2,00 3 2 2 2,33 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00
25 2 2 2 2,00 3 2 2 2,33 4 4 2 3,33 3 3 3 3,00
26 3 3 3 3,00 3 2 2 2,33 3 3 2 2,67 3 2 2 2,33
27 2 2 3 2,33 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 3 3 2 2,67
28 1 1 2 1,33 1 2 2 1,67 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00
29 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00
Jumlah 43,67 44,67 49,67 48,00
Rerata 2,18 2,23 2,48 2,40
117
5. Aspek Rasa
Sampel
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Panelis
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
Rerata Rerata Rerata Rerata
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 2 2 2,00 3 2 2 2,33 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00
2 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00
3 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00
4 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67
6 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
7 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 3 3 3,33
8 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00
15 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
16 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67
17 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67
19 2 3 2 2,33 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00
20 2 2 2 2,00 3 2 2 2,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
21 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67
22 3 2 2 2,33 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
23 2 2 2 2,00 3 2 2 2,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
25 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
26 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
27 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
28 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
29 2 2 2 2,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00
Jumlah 45,67 58,67 77,67 76,00
Rerata 2,28 2,93 3,88 3,80
118
Lampiran 9.
Frequencies
Indikator Warna
Statistics
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
A1B1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A1B2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A2B1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
119
4 12 60.0 60.0 100.0
A2B2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Indikator Aroma
Statistics
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
A1B1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A1B2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
120
3 9 45.0 45.0 95.0
A2B1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A2B2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Indikator Tekstur Kenyal
Statistics
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
A1B1
121
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A1B2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A2B1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A2B2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Indikator Tekstur Padat
122
Statistics
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
A1B1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A1B2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A2B1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A2B2
123
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Indikator Rasa
Statistics
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
A1B1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A1B2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A2B1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
124
Valid 3 3 15.0 15.0 15.0
A2B2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
125
Lampiran 10.
HASIL ANALISIS FAKTORIAL DAN UJI DUNCAN
PADA NUGGET AMPAS TAHU HASIL EKSPERIMEN
MENGGUNAKAN SPSS 16
Univariate Analysis of Variance
[DataSet0]
Between-Subjects Factors
Value Label N
2 ikan tengiri 40
2 maizena 40
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Warna
a
Levene's Test of Equality of Error Variances
Dependent Variable:Warna
4.203 3 76 .008
126
Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across groups.
Dependent Variable:Warna
Total 1030.000 80
Between-Subjects Factors
Value Label N
2 ikan tengiri 40
2 maizena 40
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Aroma
127
ikan tengiri tapioka 3.60 .598 20
a
Levene's Test of Equality of Error Variances
Dependent Variable:Aroma
4.493 3 76 .006
Dependent Variable:Aroma
Total 785.000 80
128
Between-Subjects Factors
Value Label N
2 ikan tengiri 40
2 maizena 40
Descriptive Statistics
a
Levene's Test of Equality of Error Variances
1.265 3 76 .292
129
Tests of Between-Subjects Effects
Total 424.000 80
Between-Subjects Factors
Value Label N
2 ikan tengiri 40
2 maizena 40
Descriptive Statistics
130
Total 2.62 .490 40
a
Levene's Test of Equality of Error Variances
20.747 3 76 .000
Total 509.000 80
Between-Subjects Factors
131
Value Label N
2 ikan tengiri 40
2 maizena 40
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Rasa
a
Levene's Test of Equality of Error Variances
Dependent Variable:Rasa
3.914 3 76 .012
Dependent Variable:Rasa
132
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 32.800 3 10.933 35.510 .000
Total 850.000 80
133
PERHITUNGAN NILAI PEMBANDING UJI DUNCAN
Np =
Keterangan :
Np = Nilai pembanding
n = jumlah panelis
= 0,15
Aroma
Np =
= 0,12
Tekstur
Np =
(tingkat kekenyalan)
= 0,11
Tekstur
Np =
(tingkat kepadatan)
= 0,10
Rasa
Np =
= 0,12
134
Hasil Uji Duncan tentang pengaruh campuran jenis pangan sumber protein pada
penggunaan jenis filler tepung tapioka terhadap mutu inderawi nugget ampas
tahu
Hasil Uji Duncan tentang pengaruh campuran jenis pangan sumber protein pada
penggunaan jenis filler tepung maizena terhadap mutu inderawi nugget ampas
tahu
135
Hasil Uji Duncan tentang pengaruh jenis filler pada penggunaan jenis pangan
sumber protein daging ayam dengan terhadap mutu inderawi nugget ampas tahu
Hasil Uji Duncan tentang pengaruh jenis filler pada penggunaan jenis pangan
sumber protein ikan tenggiri terhadap mutu inderawi nugget ampas tahu
136
Lampiran 11.
FORMULIR PENILAIAN UJI KESUKAAN
Nama :
Usia :
Tanggal penilaian :
Sampel : Nugget
kesukaan saudara/i terhadap sampel tersebut seperti pada kolom dibawah ini
dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia. Sebelum dan
sesudah mencicipi Nugget, saudara diminta untuk minum air putih terlebih
Peneliti
Ita Yuliani
137
LEMBAR PENILAIAN
138
Lampiran 12.
142