1, Februari 2013
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui citarasa peda ikan layang (Decapterus
russelli) yang diberi perlakuan variasi konsentrasi garam 10, 15 dan 20%. Peda merupakan salah satu
produk olahan ikan secara tradisional yang dibuat dengan cara penggaraman kemudian diikuti dengan
cara fermentasi. Jenis ikan yang umum dibuat peda antara lain adalah ikan layang. Di Sulawesi Utara
ikan ini dikenal dengan nama ikan malalugis dan memiliki potensi untuk dikembangkan karena jumlah
produksinya yang cukup besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksperimental dan
parameter yang dianalisis adalah kadar air, lemak, tekstur dan citarasa. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa peda ikan layang dengan konsentrasi garam 20% memiliki nilai kadar air yang lebih
rendah serta citarasa yang lebih disukai.
17
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 1, No. 1, Februari 2013
ikan. Pada bagian bawah dan atas ddari wadah garam di luar tubuh ikan lebih pekat dari pada
diberi lapisan garam setebal 12 cm, lalu wadah cairan di dalam tubuh ikan, maka garam akan
ditutup dan diberi pemberat. Proses merembes masuk ke dalam tubuh ikan,
penggaraman berlangsung selama seminggu, sedangkan air akan merembes keluar. Afrianto
kemudian ikan dikeluarkan dari wadah dan dan Liviawaty (1989) juga menyatakan bahwa
bah
dibersihkan dari garam yang menempel, lalu semakin tinggi perbedaan konsentrasi antara
dijemur selama 3 jam. Selanjutnya ika ikan garam dengan cairan yang terdapat di dalam
dimasukkan lagi ke dalam wadah yang pada tubuh ikan, maka semakin cepat proses
alasnya diberi kertas, kemudian ditutup dengan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan bersamaan
rapat agar proses fermentasi berjalan dengan dengan keluarnya cairan dari dalam tubuh ikan
baik. Proses pembuatan peda dianggap selesai karena tekanan osmosa.
setelah tercium bau peda yang khas, dimana 64 54.43 54.33 47.66
lamanya fermentasi minimal satu m minggu.
Kemudian peda dijemur kembali selama kurang 32
Prosedur Analisis 4
Parameter yang dianalisis dalam 2
penelitian ini yaitu kadar air, kadar lemak 1
(Anonimous, 1981), 1), tekstur dan citarasa
10 15 20 (%)
(Soekarto, 1982).
Konsentrasi Garam
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. Hubungan konsentrasi garam
Data pengaruh perlakuan variasi terhadap kadar air peda ikan layang.
konsentrasi garam terhadap rata
rata-rata kadar air,
lemak, tekstur dan citarasa peda ikan layang
dapat dilihat pada Tabel 1. Kadar Lemak
Berdasarkan hasil analisa ternyata kadar
Tabel 1. Data pengaruh perlakuan variasi lemak peda mengalami penurunan dengan
konsentrasi garam terhadap rata
rata-rata
meningkatnya konsentrasi garam yang
kadar air, lemak, tekstur dan citarasa
peda ikan layang.
diberikan yaitu berturut-turut
berturut 4,76% pada
Variasi Konsentrasi Garam konsentrasi garam 10%, 4,57% pada
Parameter yang diukur konsentrasi garam 15%, dan 4,51% pada
10% 15% 20%
Kadar Air (%) 54,43 50,73 47,06 konsentrasi garam 20%. Hubungan konsentrasi
Kadar Lemak (%) 4,76 4,57 4,51 garam yang diberikan terhadap kadar kada lemak
Tekstur 6,54 6,27 5,94
dapat dilihat pada Gambar 2.
Citarasa 6,30 6,54 7,20
8
Kadar Air 4.76 4.57 4.51
Kadar Lemak (%)
18
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 1, No. 1, Februari 2013
Menurut Hall (1992), penurunan kadar Selanjutnya juga dikatakan bahwa konsistensi
lemak yang disebabkan oleh pengaruh masir pada peda,, sangat dipengaruhi oleh
konsentrasi garam, terjadi karena garam dapat kandungan lemaknya dan juga oleh enzim
berperan sebagai katalis pada proses oksidasi protoelotik yang dalam aktivitasnya akan
dari lemak ikan. Winarno (1992) dan Ketaren merubah tekstur ikan menjadi masir.
(2005) juga menyatakan bahwa lemak dapat Menurut Moeljanto (1982) nilai tekstur
mudah rusak akibat adanya kandungan air juga dapat dipengaruhi oleh adanya
dalam bahan pangan, sehingga lemak terhidrolis ketidakmurnian garam yang dapat menyebabkan
menye
menjadi gliserol dan asam lemak bebas. daging ikan menjadi keras, rapuh dan kaku.
Tekstur Citarasa
Perubahan nilai tekstur peda karena Hasil analisa nilai citarasa peda
variasi konsentrasi garam dapat dilihat pada menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
Gambar 3. Dari gambar tersebut terlihat adanya garam yang diberikan maka nilai citarasa
penurunan nilai tekstur dengan semakin semakin meningkat. Nilai tertinggi terdapat
tingginya konsentrasi garam. Nilai tertinggi pada konsentrasi garam 20% yaitu yait 6,87 dan
terdapat pada konsentrasi garam 10% yaitu 66,34 nilai terendah
ndah terdapat pada konsentrasi 10%
dan nilai terendah pada konsentrasi garam 20% yaitu 6,30. Hubungan konsentrasi garam
yaitu 6,14. terhadap nilai citarasa peda dapat dilihat pada
8
Gambar 4. Pada konsentrasi garam 15 dan 20%
6.34 6.4 6.14 ternyata peda memiliki citarasa yang lebih disukai
oleh panelis dibanding
ding pada konsentrasi garam
4 10%. Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989)
Telstur
19
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 1, No. 1, Februari 2013
Hall, G.M., 1992. Fish Processing Technology. VCH Soekarto, S.T., 1985. Penilaian Organileptik untuk
Publishers, Inc., New York. Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara Karya
Ketaren S., 2005. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Aksara, Jakarta.
Jakarta. Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
Mantjoro, E., O. Pontoh, O. Manus, 1990. Pengantar Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Filsafat Ilmu. Fakultas Perikanan, Unsrat, Manado.
Moeljanto, R., 1982. Penggaraman dan Pengeringan Ikan.
PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
20