Anda di halaman 1dari 13

2

JURNAL

ANALISIS WAKTU HASIL TANGKAPAN NELAYAN


DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN DUMAI KOTA DUMAI
PROVINSI RIAU

OLEH

YULI YANTI SIREGAR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
1

ANALISIS WAKTU HASIL TANGKAPAN NELAYAN


DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN DUMAI KOTA DUMAI
PROVINSI RIAU

Yuli Yanti Siregar1), Arthur Brown2), Isnaniah2)


Email: yuliyanti.siregar@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan, di Pangkalan Sesai-Dumai, pada


02-10 Agustus 2019. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis waktu di setiap fasilitas
yang dilewati dan mengetahui aktivitas pendaratan hasil tangkapan. Sedangkan manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi dasar untuk memperbaiki waktu
proses pengangkutan hasil tangkapan nelayan sehingga waktunya lebih singkat dan
tingkat kesegarannya lebih terjaga. Analisis deskriptif waktu pengangkutan hasil
tangkapan sehingga didapatkan waktu yang terbaik sesuai ketetapan Dirjen POM Dep
kes RI tahun 1987 tentang durasi waktu pengangkutan dan penggunaan es pada hasil
tangpan ikan. Waktu pengangkutan hasil tangkapan nelayan di Pangkalan Pendaratan
Ikan Kota Dumai dengan rentang waktu 72 jam - 120 jam (3-5 hari) di kapal sondong dan
di jaring insang 96 jam - 120 jam (4-5 hari). Selain itu, kesegaran ikan juga didukung
oleh rasio penggunaan es yang digunakan oleh nelayan adalah 1: 2-1: 3 pada perahu
sondong, sedangkan jaring insang 1: 1 - 1: 4 rasio es yang digunakan.

Kata kunci: Analisis Waktu, Jaring Insang dan Sondong, Dirjen POM, Dep.Kes 1987

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2

TRANSPORTATION TIME DURATION ANALYSIS OF FISHERMEN


CATCHES WAS LANDED ON DUMAI FISH FISHING PORT,
OF RIAU PROVINCE

Yuli Yanti Siregar1), Arthur Brown2), Isnaniah2)


Email: yuliyanti.siregar@yahoo.com

Abstract

This research was conducted at the Fish Landing Base, having its address at Jalan
Pangkalan Sesai-Dumai, on 02-10 August 2019. The purpose of this research is to
Analyze the time in each facility that is passed and Knowing the landing activity of
catches While the benefits of this research are as a source of basic information to improve
the time process of fishermen's catches so that the time is shorter and the level of
freshness is more maintained. From the results of this study, Analysis of fishermen's
catches needs to be known so that catches are more awake and the freshness of fish will
be better when it arrives at consumers. The transporting time of fishermen's catches at
Dumai City Fish Landing Base with a span of 72 hours - 120 hours (3-5 days) on
sondong boats and on gill nets 96 hours - 120 hours (4-5 days). In addition, the freshness
of fish is also supported by the ratio of the use of ice used by fishermen is 1: 2-1: 3 on
sondong boats, while gill nets 1: 1 - 1: 4 the ratio of ice used. According to the Director
General of POM, Dep. Kes 1987 Good use of ice can maintain the freshness of fish for
3-5 days.

Keywords: Time Analysis, Gill Net and Sondong, Dirjen POM,Dep.Kes 1987

1) Student of Fisheries and Marine Faculty, University of Riau


2) Lecturer of Fisheries and Marine Faculty, University of Riau
3

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) tersebut hanya berjumlah 2 unit saja,
Dumai Kota Dumai Provinsi Riau sedangkan produksi hasil tangkapan
terletak di jalan Kelurahan Pangkalan nelayan cukup banyak sebesar 718.282
Sesai Dumai. Kelurahan Pangkalan kg pada tahun 2018.
Sesai merupakan salah satu kelurahan Pada umumnya waktu hasil
yang terdapat di Kecamatan Dumai tangkapan nelayan sangat lemah
Barat yang memiliki potensi sumberdaya terhadap efesiensi waktu pendaratan
perairan laut yang baik di mana ikan. Hal ini menyebabkan waktu jarak
perairannya berhadapan langsung dermaga ke TPI sangat lama, berkisar
dengan selat malaka, sehingga potensi antara 160,4 m menuju ke TPI dan lama
perikanan laut adalah sumber utama fishing trip yang berkisar antara 2 hingga
komoditas perikanan yang 6 hari berkisar antara 2 hingga 6 hari.
diperdagangkan penduduk di wilayah Dengan demikian, rumusan masalah
pesisir tersebut. Armada di PPI Kota dalam penelitian ini yaitu:
Dumai Provinsi Riau tersebut berjumlah 1.Berapa lama waktu pengangkutan hasil
122 unit dengan ukuran mulai dari 2 GT tangkapan dimulai dari hasil tangkapan
- 5 GT (Data Pelabuhan Pangkalan di daratkan sampai keluar pelabuhan.
Pendaratan Ikan Kota Dumai Provinsi 2.Bagaimana aktivitas nelayan dalam
Riau, 2019). Namun fasilitas Tempat mendaratkan hasil tangkapan di
Pelelangan Ikan (TPI) di PPI Dumai Pangkalan Pendaratan Ikan di Kota
terdapat kendala, yang di mana gerobak Dumai Provinsi Riau.
pengangkut ikan tersebut hanya 1.3. Tujuan dan Manfaat
berjumlah 2 unit saja. PPI Kota Dumai Penelitian ini bertujuan untuk
Provinsi Riau menjadi tempat untuk mengetahui seberapa lama waktu hasil
mendaratkan hasil tangkapan bagi para tangkapan nelayan di tiap-tiap fasilitas
nelayan-nelayan di Kota Dumai, bahkan yang dilewati dan mengetahui aktivitas
tidak jarang nelayan dari luar Kota pendaratan hasil tangkapan nelayan.
Dumai juga mendaratkan hasil Sedangkan, manfaat dari penelitian ini
tangkapannya. Dengan demikian, yaitu sebagai sumber informasi dasar
penelitian ini bertujuan untuk untuk memperbaiki proses waktu hasil
menganalisa waktu hasil tangkapan tangkapan nelayan agar lebih pendek
nelayan sekaligus mengetahui tingkat waktunya dan tingkat kesegaran ikan
kesegaran ikan di PPI Kota Dumai lebih terjaga.
Provinsi Riau. II. TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Perumusan Masalah 2.1. Pangkalan Pendaratan Ikan
PPI merupakan istilah dari
PPI Dumai adalah pelabuhan
pelabuhan perikanan tipe D, dilihat
perikanan yang hasil tangkapannya
dari konstruksi bangunannya, sebagian
dijadikan objek untuk penelitian. Waktu
besar PPI termasuk dalam pelabuhan
hasil tangkapan berguna untuk
alam dan atau semi alam. Artinya
mengetahui tingkat kesegaran ikan.
PPI umumnya terdapat di muara atau
PPI Dumai merupakan pelabuhan
tepi sungai, di daerah yang menjorok ke
yang cukup besar di provinsi riau dan
dalam atau terletak di suatu teluk bukan
memiliki potensi dalam
bentukan manusia atau sebagian hasil
mendistribusikan hasil tangkapannya.
bentukan manusia.
Fasilitas TPI di PPI terdapat kendala,
Secara umum, PPI memiliki fungsi yang
yang di mana gerobak pengangkut ikan
sama dengan pelabuhan perikanan tipe A
4

(samudera), tipe B (nusantara), dan tipe alat penangkapan ikan yang terbuat dari
C (pantai) yang membedakan jaring atau besi, kayu, bambu, berbentuk
pengklasifikasian tersebut adalah silinder, trapesium dan bentuk lainnya
kapasitas layanan fasilitasnya (Lubis, dioperasikan secara pasif pada dasar atau
2006). permukaan perairan, dilengkapi atau
2.3. Analisis Waktu tanpa umpan.
Analisis adalah karya tulis yang Daerah penangkapan merupakan
membahas aspek dokumen secara suatu daerah perairan di mana ikan yang
mendetail. Untuk membuat analisis yang menjadi sasaran penangkapan tertangkap
bagus, harus memikirkan pertanyaan dalam jumlah yang maksimal dan alat
bagaimana dan mengapa dokumen tangkap dapat dioperasikan serta
tersebut berfungsi atau berpengaruh. ekonomis. Suatu wilayah perairan laut
Dalam hal ini, skala waktu merupakan dapat dikatakan sebagai Daerah
interval antara dua buah keadaan atau Penangkapan Ikan, apabila terjadi
kejadian bisa merupakan lama interaksi antara sumberdaya ikan yang
berlangsungnya suatu kejadian. Dengan menjadi target penangkapan dengan
demikian, waktu hasil tangkapan teknologi penangkapan ikan yang
nelayan sangat perlu kita ketahui agar digunakan untuk menangkap ikan. Hal
hasil tangkapan tersebut lebih terjaga ini dapat diterangkan bahwa walaupun
dan kesegaran ikan pun akan lebih bagus pada suatu areal perairan terdapat
saat sampai ke konsumen. sumberdaya ikan yang menjadi target
2.4. Deskriptif Alat Tangkap penangkapan tetapi alat tangkap tidak
1.) Alat Tangkap Sondong dapat dioperasikan yang dikarenakan
Sondong merupakan jenis alat oleh berbagai faktor seperti keadaan
tangkap aktif berbentuk kerucut yang cuaca maka kawasan tersebut tidak dapat
memiliki satu buah kantong, dikatakan sebagai daerah penangkapan
dioperasikan di bagian haluan kapal ikan demikian pula sebaliknya
didorong menggunakan kapal motor (Hadmojo, 2016).
dengan tujuan penangkapan yaitu udang. 2.6.Tingkat Kesegaran Ikan Menurut
Konstruksi alat tangkap sondong yang Dirjen POM, 1987
digunakan oleh nelayan di Kota Dumai Tingkat kesegaran ikan dengan
adalah sebagai berikut: kaki jaring cara pendinginan dengan perendaman,
sondong, kaki sondong terbuat dari kayu ikan direndam dalam cairan yang
tepis (Polyalthia glauca) yang berbentuk suhunya telah diturunkan, baik secara
bulat dengan panjang kayu 8 meter, alamiah maupun secara mekanik. Hal ini
berdiameter 6-10 cm. Kayu tersebut dilakukan dengan dua tahap yaitu: es
terdiri dari 2 batang yang diikat dimasukkan ke dalam wadah yang berisi
menggunakan baut dan tali di bagaian cairan. Kemudian jumlah es disesuaikan,
haluan kapal sehingga membentuk sehingga suhu cairan menjadi stabil.
seperti segitiga. Ikan dimasukkan ke dalam wadah
2.) Alat Tangkap Jaring Insang tersebut selama 4-6 jam, sambil terus
Jaring insang adalah jaring menambahkan jumlah es, sehingga suhu
dengan bentuk empat persegi panjang, pendinginan stabil.
mempunyai lebar mesh size 2,5 inchi, Apabila ikan hendak didinginkan
panjang 28 m dan lebar atau dalam 5 m, dengan menggunakan es curai, maka
dengan bahan dasar jaring insang adalah jumlah es harus cukup dan merata (0°-
nilon (Polly Eteline). 2°C). Penggunaan es curai cukup
3.) Alat Tangkap Pengerih menguntungkan, karena dapat
Pengerih adalah jenis alat menghemat ruangan dan mendapatkan
penangkapan ikan perangkap, kelompok pendinginan yang merata. Penggunaan
5

es yang baik dapat mempertahankan 3.4.1. Persiapan


kesegaran ikan selama 1 hari (Sangat Pada tahap ini kegiatan yang
Baik) 3-5 hari (Baik), lewat dari 5 hari dilakukan adalah penyusunan proposal,
ikan (Cukup Baik) menurut Dirjen POM, seminar proposal dan persiapan
1987. Data tingkat kesegaran ikan peralatan yang akan digunakan dalam
diberikan pada Tabel 1. penelitian.
Tabel 1. Tingkat Kesegaran Ikan 3.4.2. Pengumpulan Data
Menggunakan Es. Data yang dikumpulkan dalam
No. Waktu Ikan Tingkat penelitian ini terdiri dari data primer dan
Menggunakan Es Kesegaran data sekunder. Pengambilan data primer
dilakukan dengan cara pengamatan
1. 1 hari Sangat Baik langsung ke lapangan dan membagikan
2. 3 - 5 hari Baik kuisioner kepada pihak-pihak terkait,
3. 5 - 6 hari Cukup Baik sedangkan data sekunder diperoleh dari
Sumber: Dirjen POM,Dep.Kes,1987 intansi terkait ataupun literatur.
III. METODE PENELITIAN 3.4.3. Analisis Data
3.1. Waktu dan Tempat Data yang diperoleh dari penelitian
Penelitian analisis waktu ini ditabulasikan kedalam tabel
pengangkutan hasil tangkapan nelayan kemudian dianalisis secara deskriptif
ini telah dilaksanakan selama 8 hari, meliputi
pada tanggal 02 Juli sampai 10 Juli 1. Data waktu kapal sondong dan
2019, di PPI Dumai Kota Dumai jaring insang
Provinsi Riau, Jalan PPI Pangkalan 2. Data hasil tangkapan
Sesai-Dumai tersebut diberikan pada 3. Analisis tingkat kesegaran ikan
Lampiran 1. Berdasarkan informasi yang menurut Dirjen POM, Dep. Kes,
diperoleh pada saat penelitian dilakukan 1987
terjadi musim barat dengan jumlah hasil Data waktu kapal dibagi ke dalam 3
tangkapan nelayan umumnya sedang. (tiga) kategori skala likert. Skala likert
3.2. Bahan dan Alat adalah metode yang dipakai untuk
Adapun bahan dan alat yang mengkategorikan mutu fenomena
digunakan dalam pelaksanaan penelitian (Sugiono, 2012).
ini antara lain sebagai berikut: Durasi waktu menggunakan:
1. Handphone untuk dokumentasi D = (X1 + X2 + X3) (Jam)
selama penelitian dan menghitung Dengan Ket:
waktu hasil tangkapan nelayan X1 = Waktu ikan pertama kali
2. Penggaris untuk mengukur ikan tertangkap di laut
yang dominan X2 = Waktu ikan sampai di pelabuhan
3. Kuisoner yang sudah disiapkan X3 = Waktu ikan dibongkar sampai
untuk melengkapi data nelayan pelelangan selesai
4. Seperangkat alat tulis 3.4. Prosedur Penelitian
3.3. Metode Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan
Metode yang digunakan dalam dalam penelitian ini sebagai berikut:
penelitian ini adalah metode Survei 1. Menunggu kapal di dermaga untuk
dimana dilakukan dengan pengamatan mengambil data waktu hasil
langsung kelapangan dan wawancara tangkapan pada pukul 02.00 WIB
dengan nelayan. 2. Setelah kapal tiba di dermaga,
3.4. Prosedur Penelitian kemudian siap-siap menghitung
Penelitian dilakukan melalui tiga waktu dengan menggunakan
tahapan, yakni: persiapan, pengumpulan stopwatch. Di mulai dari menghitung
data dan analisis data. ikan dibongkar sampai hasil
6

tangkapan menuju ke TPI dan aktif di PPI Dumai diberikan pada Tabel
sampai dengan selesai pada pukul 2.
04.00 WIB (sebelum adzan subuh) Tabel 2. Data Kapal Perikanan di PPI
3. Selanjutnya waktu yang sudah ada Kota Dumai
dicatat Jenis Jumlah
4. Kemudian saat pelelangan sudah Kapal Kapal
siap, ikan yang dominan diukur
panjang tubuh ikan dengan Kapal Sondong 70
menggunakan penggaris.
Kapal Jaring Insang 51
5. Setelah itu melihat data hasil
tangkapan ke agen masing-masing Kapal Pengerih 1
yang dikelompokkan berdasarkan
jenis ikan yang tertangkap dan Total 122
dihitung berdasarkan berat (kg)
6. Selanjutnya melihat kesegaran ikan Sumber: Data Sekunder, 2019
menurut Dirjen POM. Kes,1987 4.1.3. Alat Tangkap
7. Terakhir melakukan wawancara Alat tangkap yang digunakan
dengan nelayan. selama penelitian untuk menangkap ikan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN di PPI Kota Dumai Provinsi Riau adalah:
4.1 Hasil 1.) Sondong (Pukat Dorong)
4.1.1. Keadaan Umum Lokasi Sondong merupakan alat
Penelitian penangkapan ikan yang termasuk pukat
Kota Dumai adalah salah satu dorong yang berupa pukat berkantong
pintu gerbang utama bagi daerah Riau yang dioperasikan pada perairan
daratan yang dulunya hanya sebuah kota permukaan atau di atas permukaan
nelayan kecil di belahan pantai timur dasar perairan dengan atau tanpa kapal
sumatera. Saat ini kota nelayan kecil (Sasmita, 2007).
tersebut telah berubah dan sedang Alat tangkap sondong diberikan
tumbuh pesat menjadi sebuah kota pada Gambar 4.
industri dan kota pelabuhan minyak
yang dilengkapi dengan tangki-tangki
penyimpanan minyak dan instalasi
lainnya (Profil Kota Dumai, 2019).
4.1.1.1. Letak Geografis Kota Dumai
Secara geografis Kota Dumai
berada di pesisir pantai pulau Sumatera
sebelah timur. Wilayah Dumai berada
pada posisi antara 101°23’37”-
101°8’13” bujur timur dan 10°23’23”- Gambar 4. Alat Tangkap Sondong
10°24’23” lintang utara. Berdasarkan 2.) Jaring insang (Gill Net)
posisi ini, zona waktu Dumai adalah Jaring insang (gill net) adalah
UTC+7, dan memiliki luas wilayah alat tangkap berbentuk empat persegi
1.727.385 km² (Data Profil Kota Dumai, panjang yang dilengkapi dengan
2019). pelampung, pemberat ris atas-bawah,
4.1.2. Armada Penangkapan sedangkan besar mata jaring bervariasi
Berdasarkan data kapal disesuaikan dengan sasaran ikan yang
perikanan di PPI Kota Dumai, ditangkap. Ikan yang tertangkap karena
didominasi oleh kapal sondong, jaring terjerat (gilled) pada bagian belakang
insang dan pengerih. Informasi lubang penutup insang (operculum),
mengenai jumlah kapal perikanan yang
7

terbelit atau terpuntal (entangledAlat Tabel 3. Jumlah Hasil Tangkapan pada


Tangkap jaring insang diberikan pada Kapal Sondong dan Jaring Insang
Gambar 5. Selama 8 Hari Penelitian.
Jaring
No. Tanggal Sondong Insang
1. 02-Agust-19 207 kg 279 kg
2. 03-Agust-19 84 kg 180 kg
3. 04-Agust-19 163 kg 107 kg
4. 05-Agust-19 100 kg 100 kg
5. 06-Agust-19 80 kg -
6. 07-Agust-19 - 86 kg
7. 08-Agust-19 70 kg -
8. 09-Agust-19 - 243 kg
Jumlah 704 kg 995 kg
Gambar 5. Alat Tangkap Jaring Insang
4.1.4. Pengoperasian Alat Tangkap . Rata-rata 88 kg 124.375 kg
Pengoperasian alat tangkap Sumber : Data Sekunder,2019
jaring insang hanyut terdiri dari 3 tahap Tabel 3 memperlihatkan hasil
yaitu penurunan alat tangkap (Setting), tangkapan selama penelitian, yang di
menunggu (Drifting) dan penarikan alat mana hasil tangkapan yang kosong
tangkap (Hauling). Lama penurunan menjelaskan bahwa data tersebut tidak
seluruh alat tangkap 2-4 jam, ada, dikarenakan jenis kapal yang ingin
pengoperasian di mulai bersiap di haluan diteliti tidak mendaratkan hasil
kapal dengan mempersiapkan alat tangkapannya di PPI Dumai. Adapun
tangkap jaring insang. Di mulai dengan grafik total hasil tangkapan kapal
diturunkan peluntang tanda yang sondong dan kapal jaring insang
dikaitkan pada ujung tali selambar ke diberikan pada Gambar 9.
laut, kemudian secara perlahan kapal 300
bergerak dengan mengikuti arah angin.
250
4.1.5. Hasil Tangkapan
Jumlah Ikan yang

Hasil tangkapan yang di daratkan 200


Didaratkan

selama penelitian di PPI Kota Dumai 150


So…
Provinsi Riau yaitu berupa udang kelong 100
Ja…
(Penaeus indicus) udang tiger (Penaeus 50
monodon sp), udang putih (Penaus 0
merguininsis), udang belang (Sculpilis), 12345678
ikan biang (Steppina breniceps), ikan Hari Pendaratan Ikan
tenggiri (Scomberomorus commerson),
ikan lomek (Horpodon neherus), ikan Gambar 9. Grafik Total Hasil Tangkapan
bawal putih (Pampus argentus sp), ikan Kapal Sondong dan Jaring Insang
parang (Chirocentus sp), kepiting Jumlah ikan yang di daratkan di
(Brachyura), ikan pari (Batoidea sp), dermaga TPI Dumai selama pengamatan
ikan hiu kecil (Selachimorpha). 8 hari terlihat semakin berkurang, namun
4.1.5.1. Jumlah Hasil Tangkapan (Kg) jumlah total yang di daratkan oleh kapal
Jumlah hasil tangkapan jaring insang lebih banyak.
berdasarkan berat (kg) pada jumlah hasil 4.1.6. Waktu Pengangkutan Hasil
tangkapan selama penelitian 8 hari di Tangkapan Nelayan
PPI Dumai tersebut diberikan pada 4.1.6.1. Waktu Kapal Melaut Sampai
Tabel 3. Kembali Ke Pelabuhan
Nelayan berangkat melaut di
mulai pada pukul 10:00 WIB. Waktu
8

yang di tempuh kapal sondong menuju 4.1.6.2.Waktu Hasil Tangkapan


ke fishing ground 4-6 jam, daerah Menggunakan Es Pertama Kali
penangkapan (Fishing Ground) alat Tertangkap Di dalam Palka Dari
tangkap sondong merupakan daerah Laut Sampai Keluar Pelabuhan pada
yang landai, berpasir dan berlumpur, Kapal Sondong
tidak memiliki arus yang kuat, Waktu penggunaan es hasil
kedalaman perairan 3-6 m. tangkapan di dalam palka sampai keluar
Sedangkan pada kapal sondong pelabuhan pada kapal sondong diberikan
menuju ke fishing ground 7 jam. Saat pada Tabel 4.
sampai ke daerah penangkapan ikan Tabel 4. Rata-Rata Waktu Hasil
pada pukul 17:00 WIB. Kemudian Tangkapan Menggunakan Es Selama
melakukan penurunan alat tangkap pada Pengangkutan pada Kapal Sondong
pukul 18.00 WIB.
Jenis Kapal Waktu Ikan Waktu Perjalanan Waktu Ikan Dari Ukuran
Dalam Palka Fishing Ground Pembongkaran Kapal
Selama di Laut Ke Dermaga Sampai Selesai
Proses Pelelangan
KM. Aira 64 Jam 4 Jam 4 Jam 3 GT
KM. Nur 67 Jam 3 Jam 4 Jam 3 GT
KM. Sari 90 Jam 4 Jam 5 Jam 3 GT
KM. Pranata II 72 Jam 3 Jam 5 Jam 4 GT
KM. Aji 85 Jam 3 Jam 5 Jam 2 GT
KM. Rizki A 75 Jam 3 Jam 3 Jam 1 GT
KM. Desi 80 Jam 3 Jam 4 Jam 3 GT
Sumber : Data Primer,2019

4.1.6.3.Waktu Hasil Tangkapan pelabuhan pada kapal jaring insang (gill


Menggunakan Es Pertama Kali net) diberikan pada Tabel 5.
Tertangkap Di dalam Palka Dari Laut Tabel 5. Rata-Rata Waktu Hasil
Sampai Keluar Pelabuhan pada Kapal Tangkapan Menggunakan Es Selama
Jaring Insang (Gill Net) Pengangkutan pada Kapal Jaring Insang
Waktu penggunaan es hasil (Gill Net)
tangkapan di dalam palka sampai keluar
Jenis Kapal Waktu Ikan Waktu Perjalanan Waktu Ikan Dari Ukuran Kapal
Dalam Palka Fishing Ground Pembongkaran
Selama di Ke Dermaga Sampai Selesai
laut Proses Pelelangan
KM. Gonggomino 95 Jam 6 Jam 4 Jam 2 GT
KM. Kurau 105 Jam 7 Jam 4 Jam 7 GT
KM. Erna 95 Jam 5 Jam 3 Jam 5 GT
KM. Hdil Jaya 85 Jam 6 Jam 3 Jam 5 GT
KM. Firman 132 Jam 7 Jam 5 Jam 4 GT
Sumber : Data Primer,2019
4.1.6.4. Waktu dimulai Hasil Waktu pemberian es pada hasil
Tangkapan Diberi Es tangkapan berbeda-beda terhadap hasil
4.1.6.5. Waktu dimulai Hasil tangkapan kapal sondong tersebut
Tangkapan Diberi Es pada Kapal diberikan pada Tabel 6.
Sondong
9

Tabel 6. Waktu Hasil Tangkapan Diberi Es


Jenis Kapal Waktu Melakukan Waktu Ikan Waktu Penyortiran
Pengoperasian Di laut PertamaKali
Ditangkap

KM. Aira 18:00-01:00 WIB 18:25 WIB 01:00-09:00 WIB

KM. Nur 17:00-00:00 WIB 17:30 WIB 00:00-08:00 WIB

KM. Sari 19:00-03:00 WIB 19:30 WIB 03:00-10:00 WIB

KM. Pranata II 18:00-02:00 WIB 02:25 WIB 02:00-08:00 WIB

KM. Aji 17:00-02:00 WIB 02:50 WIB 02:00-10:00 WIB

KM. Rizki A 18:00-04:00 WIB 04:35 WIB 04:00-11:00 WIB

KM. Desi 18:30-01:00 WIB 02:00 WIB 01:00-09:00 WIB

Sumber : Data Primer,2019

4.1.6.6.Waktu dimulai Hasil Waktu pemberian es pada hasil


Tangkapan Diberi Es pada Kapal tangkapan berbeda-beda terhadap hasil
Jaring Insang (Gill Net) tangkapan kapal jaring insang tersebut
diberikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Waktu Hasil Tangkapan Diberi Es
Jenis Kapal Waktu Melakukan Waktu Ikan Waktu Penyortiran
Pengoperasian Dilaut Pertama Kali
Ditangkap
KM. Gonggomino 17:00-23:00 WIB 17:45 WIB 23:00-06:00 WIB
KM. Kurau 18:00-02:00 WIB 18:40 WIB 02:00-09:00 WIB
KM. Erna 17:00-01:00 WIB 02:00 WIB 01:00-09:00 WIB
KM.Hdil Jaya 17:00-23:00 WIB 00:00 WIB 23:00-08:00 WIB
KM. Firman 16:00-22:00 WIB 23:00 WIB 22:00-03:00 WIB
Sumber : Data Primer,2019 L = Lebar Palka Ikan
4.1.7. Aktivitas Pendaratan Ikan T = Tinggi Palka Ikan
Aktivitas pendaratan ikan di Ukuran volume palka ikan di PPI Kota
PPI Dumai di mulai dengan aktivitas Dumai Provinsi Riau ialah:
tambat labuh kapal, bongkar muat hasil Volume Palka / Box
tangkapan. Aktivitas tambat labuh = 0,94 m × 0,54 m × 0,55 m
biasanya terjadi pada pukul 18.00 WIB = 0,279 m³
setiap harinya, sedangkan untuk aktivitas 4.2. Pembahasan
pendaratan hasil tangkapan di mulai pada 4.2.1. Analisis Waktu Hasil Tangkapan
pukul 02.00 WIB. Nelayan Menggunakan Es pada Kapal
4.1.8. Volume Palka Ikan Sondong dan Kapal Jaring Insang (Gill
Ukuran Volume Palka Ikan Net)
Berdasarkan bentuk palka, metode yang Dapat dilihat dari Tabel 10.
digunakan untuk mengukur volume palka. Analisis hasil tangkapan menggunakan es
Maka rumus yang digunakan yaitu: dimulai dari kapal menuju fishing ground
V=P×L×T dan kembali lagi ke pelabuhan, terakhir
Dengan Ket: selesai pelelangan di TPI. Tingkat
V = Volume Palka kesegaran kapal sondong dan jaring
P = Panjang Palka Ikan
10

insang dilihat dari indikator baik dan perikanan (Mohammed and Hamid,
cukup baik menurut Dirjen 2011). Selain itu pendinginan dengan
POM,Dep.Kes,1987 adalah sebagai menggunakan es basah hanya dapat
berikut: mempertahankan suhu rendah dalam
Tabel 10. Tingkat Kesegaran Ikan pada waktu yang singkat (Nugroho, 2016).
Kapal Sondong dan Jaring Insang (Giil 4.2.3. Aktivitas Pendaratan Ikan PPI
Net) di PPI Kota Dumai Provinsi Riau. Kota Dumai Provinsi Riau
Di PPI Kecamatan Purnama
Kapal Sondong WaktuIkan Tingkat
Menggunakan Es Kesegaran Kelurahan Dumai Barat Kota Dumai
KM. Aira 72 Jam Baik Provinsi Riau terdapat beberapa aktivitas
KM. Nur 74 Jam Baik
diantaranya aktivitas pendaratan hasil
tangkapan, aktivitas pemasaran hasil
KM. Sari 99 Jam Baik tangkapan, aktifitas pengisian perbekalan,
KM. Pranata II 80 Jam Baik
tambat labuh dan perawatan. Setiap
aktivitas ini memiliki kegiatan yang selalu
KM. Aji 93 Jam Baik dilakukan para nelayan, pada aktivitas
KM. Rizki A 81 Jam Baik pendaratan hasil tangkapan di mulai saat
kapal bersandar di dermaga kemudian
KM. Desi 87 Jam Baik dilakukan pembongkaran hasil tangkapan
Rata-Rata 83,71 untuk dibawa ke TPI.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kapal Jaring 5.1 Kesimpulan
WaktuIkan Tingkat
Insang Menggunakan Es Kesegaran Rentang waktu pengangkutan hasil
tangkapan yang lebih singkat akan
KM. 105 Jam Baik mempengaruhi tingkat kesegaran ikan.
Gonggomino
116 Jam Baik Semakin singkat waktu yang digunakan
KM. Kurau maka tingkat kesegaran ikan akan lebih
103 Jam Baik baik sampai ke konsumen. Waktu
KM. Erna pengangkutan hasil tangkapan nelayan di
94 Jam Baik
KM. Hdil Jaya PPI Kota Dumai dengan rentang waktu
144 Jam Cukup Baik 72 jam-120 jam (3-5 hari) pada kapal
KM. Firman sondong dan pada kapal jaring insang 96
Rata-Rata 112,4 jam-120 jam (4-5 hari). Selain itu
kesegaran ikan juga didukung oleh rasio
Sumber : Data Primer,2019 penggunaan es yang dipakai nelayan
4.2.2. Pemakaian Es dan Perbandingan adalah 1:2-1:3 pada kapal sondong,
Es sedangkan kapal jaring insang 1:1-1:4
Perbandingan es dan ikan yang perbandingan es yang digunakan.
dipergunakan oleh nelayan di PPI Kota 5.2 Saran
Dumai Provinsi Riau bervariasi antaran Saran yang diberikan yaitu
1:2 sampai 1:4. Perbandingkan tersebut sebaiknya pihak pelabuhan PPI Kota
tergantung pada waktu penyimpanan ikan Dumai Provinsi Riau, menambahkan
yang diperkirakan, suhu udara diluar gerobak ikan untuk nelayan. Kerna pada
kemasan, dan jenis wadah penyimpanan. waktu penelitian dilakukan jumlah ikan
diestimasi jumlah es yang digunakan yang didaratkan cukup banyak, sedangkan
dalam sistem penyimpanan bulk di dalam jumlah gerobak yang disediakan oleh TPI
boks tersebut adalah 48,15 kg. hanya 2 gerobak. Sedangkan proses
Pendinginan yaitu salah satu cara yang pemindahan ikan dari dermaga ke ruang
umum digunakan untuk memperlambat pelelangan ikan menjadi lebih lama.
kerusakan pada produk-produk hasil
11

DAFTAR PUSTAKA Kelautan Institut Pertanian


Adawiyah, R. (2007). Pengolahan dan Bogor.
Pengawetan Ikan. PT Bumi
Aksara. Jakarta. Martasuganda & Sulaiman, 2002. Jaring
insang (gillnet), Serial
Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1989. Teknologi Penangkapan
Pengawetan dan Ikan Berwawasan
Pengolahan Ikan. Lingkungan. Jurusan
Yogyakarta: Kanisius. Pemanfaatan Sumberdaya
Perairan Fakultas Perikanan
Arifin S., Brown A., Bustari. 2015. dan Ilmu Kelautan Institut
"Differential diameter size of Pertanian Bogor.
PVC trap to catch fish on
public water in bungaraya Nugroho, T.A., Kiryanto, dan
village siak district riau B.A. Adietya. 2016.
province." jurnal perikanan Kajian eksperimen
dan kelautan . penggunaan media
pendingin ikan berupa es
Badan Pusat Profil Kota Dumai Provinsi basah dan ice pack
Riau 2019 sebagai upaya peningkatan
performance tempat.
Dinas Pelabuhan Pangkalan Pendaratan
Ikan Kota Dumai Provinsi
Putrinatami, R. L. 2010. Kajian Usaha
Riau 2016-2018.
Penangkapan dengan Alat
Direktorat Pengawasan Makanan dan Tangkap Multi Gear di
Minuman. (1987). Pedoman Pelabuhan ratu (Studi
Pengolahan Ikan Segar. Kasus Kapal PSP 01).
Jakarta: Dirjen POM, Dep. [Skripsi] Fakultas Perikanan
Kes. dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
Hadmojo S. E. 2016. "Komposisi Hasil
Sugioni. 2012. Metode Penelitian
Tangkapan Belat Pada Siang
Kuantitatif dan
dan Malam hari di Desa
Kualitatif. Bandung (ID):
Bunga Raya Kecamatan
Alfabeta.
Bunga Raya Kabupaten Siak
Provinsi Riau”. tidak
Simanjuntak STO. 2005. Kajian Fasilitas
diterbitkan. Fakultas
dan Fungsi Pangkalan
Perikanan dan Kelautan
Pendaratan Ikan (PPI) Pasir
Universitas Riau.
dalam Menunjang Kegiatan
Perikanan Tangkap.
Junianto. 2003. Teknik Penanganan
.
Ikan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Lubis E. 2006. Pengantar Pelabuhan
Perikanan Buku 1. Bogor:
Bagian Pelabuhan Perikanan
Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu

Anda mungkin juga menyukai