Anda di halaman 1dari 13

EFFICIENCY OF TRAWL COD END FOR CATCHING RESULT IN

LAMBUR LUAR EAST MUARA SABAK EAST TANJUNG JABUNG


JAMBI PROVINCE

By

Sri Jarwanto1 . Isnaniah2. Irwandy Syofyan2

Abstract

This research was conducted at December 2013 in the Lambur Luar, East Muara Sabak,
East Tanjung Jabung, Jambi Province. The purpose of this study was to determine the
efficiency of Trawl cod end. While the benefits are expected to provide useful information
for writers, for readers, and for the people Lambur Luar, as well as an input to the fisher of
Lambur Luar to modify fishing gear and Trawl cod end size so as to correspond to the
number of catches expected. Efficiency of Trawl cod end is a principle which enables the
achievement of the best comparison between total catches and volume of Trawl cod end.
Efficiency values of Trawl cod end obtained from the division between total catches per
operation with Trawl cod end volume and multiplied by 100 %. The trawl cod end of Lambur
Luar is very inefficient, it can see from the result the values of trawl cod end efficency
between 0,1-0,31. The average of trawl cod end efficiency is 0,15.

Keywords : Efficiency, Trawl cod end, Total catches.

1 . Students of the Fisheries and Marine Sciences Faculty


2 . Lecturer of the Fisheries and Marine Sciences Faculty

PENDAHULUAN diperlukan untuk menghasilkan suatu


Indonesia merupakan sebuah Negara output yang bernilai ekonomi masa kini
yang memiliki luas perairan yang lebih maupun masa mendatang.
besar jika dibandingkan dengan luas Potensi sumberdaya perikanan di
daratan sehingga banyak potensi Indonesia cukup besar, baik sumberdaya
sumberdaya yang terkandung di dalamnya, perikanan tangkap maupun budidaya.
baik itu sumber daya yang dapat Sumberdaya perikanan tersebut merupakan
diperbaharui maupun sumberdaya yang salah satu aset yang harus dikelola dengan
tidak dapat diperbaharui. Salah satu baik. Kemajuan di bidang ilmu
sumberdaya alam yang sangat berpotensi pengetahuan dan teknologi diharapkan
bagi kesejahteraan rakyat adalah dibidang mampu mendukung pengelolaan
perikanan. sumberdaya perikanan, sehingga dapat
Perikanan adalah suatu kegiatan meningkatkan kualitas dan kuantitas
perekonomian yang memanfaatkan sumber produksi perikanan sebagai penghasil
daya alam perikanan dengan menggunakan devisa negara.
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk Provinsi Jambi secara geografis terletak
kesejahteraan manusia dengan antara 0,45° LU - 2,45° LS dan antara
mengoptimalisasikan dan memelihara 101,10°-104,55° Bujur Timur. Di sebelah
produktivitas sumber daya perikanan dan Utara berbatasan dengan Provinsi Riau,
kelestarian lingkungan. Sumber daya sebelah Timur dengan Selat Berhala,
perikanan dapat dipandang sebagai suatu sebelah Selatan berbatasan dengan
komponen dari ekosistem perikanan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah
berperan sebagai faktor produksi yang Barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan
Provinsi Bengkulu. Kondisi geografis umumnya adalah lebih besar dari
yang cukup strategis di antara kota-kota kecepatan renang rata-rata ikan yang
lain di provinsi sekitarnya membuat peran tertangkap. Disamping itu bentuk alat
provinsi ini cukup penting terlebih lagi tangkap Trawl dirancang secara khusus
dengan dukungan sumber daya alam yang sehingga memiliki sayap yang berfungsi
melimpah. untuk menggiring target ke arah mulut
Kabupaten Tanjung Jabung Timur jaring atau mencegah ikan lari ke arah sisi
secara geografis terletak pada 0°53’ - kiri dan kanan alat tangkap serta nantinya
1°41’ LS dan 103°23’ - 104°31’ BT hasil tangkapan akan berkumpul pada
dengan luas 5.445 Km² dengan ketinggian kantong (Cod end).
Ibukota-Ibukota Kecamatan dalam Kantong (Cod end) pada alat tangkap
Kabupaten Tanjung Jabung Timur berkisar terdapat pada bagian paling ujung alat
antara 1-5 m dpl. Kabupaten Tanjung tangkap yang berfungsi sebagai tempat
Jabung Timur mempunyai luas wilayah berkumpulnya hasil tangkapan sehingga
5.445 Km², dengan batas-batas sebagai ukuran benang yang digunakan pada
berikut : kantong lebih besar jika dibandingkan
 Sebelah Utara : berbatasan dengan dengan bagian alat tangkap yang lainnya
Laut Cina Selatan. serta ukuran mata jaringnya juga lebih
 Sebelah Selatan : berbatasan kecil sehingga kemungkinan ikan
dengan Kab. Muaro Jambi dan Prov. meloloskan diri sangat minim.
Sumatera Selatan. Alat tangkap Trawl yang ada di Desa
 Sebelah Barat : berbatasan dengan Lambur Luar, umumnya dioperasikan oleh
Kab. Tanjung Jabung Barat dan Kab. kapal-kapal yang berukuran lebih kurang
Muara Jambi. 5-7 GT dengan target tangkapan berupa
 Sebelah Timur : berbatasan dengan udang. Walaupun target utama
Laut Cina Selatan. pengoprasiannya adalah udang, tidak
Alat penangkapan ikan adalah sarana menutup kemungkinan ikan-ikan kecil,
dan perlengkapan atau benda-benda ikan besar serta biota laut lainnya juga
lainnya yang dipergunakan untuk masuk dan tertangkap di dalam kantong
menangkap ikan. Sedangkan sarana yang alat tangkap Trawl (Cod end).
dimaksud merupakan sarana apung atau Berdasarkan pemikiran diatas penulis
kapal/perahu yang digunakan untuk merasa perlu melakukan penelitian tentang
mengoperasikan alat di suatu perairan. tingkat efisiensi kantong alat tangkap
Kecamatan Muara Sabak Timur Trawl (Cod end) terhadap hasil tangkapan
merupakan salah satu kecamatan yang di Desa Lambur Luar.
terletak di pesisir timur Jambi dan Salah satu alat tangkap yang banyak
mempunyai komoditas perikanan tangkap digunakan nelayan di Desa Lambur Luar
yang cukup menjanjikan bagi nelayan- adalah alat tangkap Trawl. Tujuan
nelayan sekala kecil, dan salah satunya pengoprasiannya adalah udang, selain
terletak di Desa Lambur Luar. Alat udang biota lain juga tertangkap oleh alat
tangkap yang di operasikan di Desa tangkap ini seperti ikan-ikan kecil, ikan
Lambur Luar antara lain Pukat Harimau besar serta biota laut yang berada di area
(Trawl), Belat, Jaring Insang, Jaring Tiga sapuan alat tangkap Trawl sehingga
Lapis, Bubu, Kelong, Rawai, Jermal, dll. kantong Trawl (Cod end) ini akan semakin
Trawl adalah alat tangkap ikan yang padat oleh hasil tangkapan. Hal ini
bersifat aktif, dimana alat tangkap ditarik menimbulkan sebuah pertanyaan apakah
oleh kapal yang bergerak mengejar kantong alat tangkap Trawl (Cod end) ini
gerombolan ikan sehingga masuk ke dalam sudah efisien terhadap jumlah hasil
jaring, oleh karena itu kecepatan kapal tangkapan yang didapatkan, sehingga perlu
dalam menarik alat tangkap pada dilakukan perhitungan guna mengetahui
berapa nilai efisiensi Cod end agar tidak Metode yang digunakan pada penelitian
terjadi pemubaziran kantong pada alat ini adalah metode survei, yaitu melakukan
tangkap Trawl. pengamatan secara langsung terhadap alat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk tangkap Trawl, dengan melakukan
mengetahui nilai efisiensi kantong alat pengukuran dimensi alat tangkap Trawl
tangkap Trawl (Cod end) terhadap hasil dan jumlah hasil tangkapan. Pengambilan
tangkapan. Sedangkan manfaat yang data secara mendetail untuk mengetahui
diharapkan dapat memberikan informasi nilai efisiensi kantong (Cod end) pada alat
yang bermanfaat bagi penulis, bagi tangkap Trawl terhadap hasil tangkapan.
pembaca, dan bagi masyarakat Desa Data yang diambil dalam penelitian ini
Lambur Luar, serta sebagai bahan adalah data primer dan data pendukung.
masukan kepada nelayan Desa Lambur Data primer adalah data yang diambil
Luar untuk melakukan modifikasi alat dengan cara melakukan pengamatan,
tangkap dan ukuran kantong alat tangkap pengukuran, dan wawancara secara
Trawl (Cod end) sehingga dapat sesuai langsung kepada nakhoda kapal alat
dengan jumlah hasil tangkapan yang tangkap Trawl yang ada di Desa Lambur
diharapkan, karena semakin besar alat Luar, sedangkan data pendukung berupa
tangkap Trawl akan memerlukan kapal parameter lingkungan seperti kondisi fisik
yang bertenaga besar, sedangkan apabila dasar perairan.
terlalu kecil akan mempengaruhi Dalam penelitian ini data yang
banyaknya hasil tangkapan itu sendiri, dikumpulkan terdiri dari data pokok dan
serta sebagai bahan pertimbangan data pendukung. Data pokok adalah data
pengoperasian Trawl, demi kelestarian laut yang digunakan untuk menentukan
jika terbukti bahwa Trawl yang digunakan efisiensi kantong (Cod end) alat tangkap
tidak efisien terhadap hasil tangkapan yang Trawl terhadap hasil tangkapan. Data
didapatkan. pokok tersebut terdiri dari konstruksi alat
tangkap Trawl, dimensi kantong (Cod end)
METODE PENELITIAN alat tangkap Trawl yang berguna untuk
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan menentukan volume kantong, serta jumlah
Desember 2013 di Desa Lambur Luar, hasil tangkapan yang berada di dalam
Kecamatan Muara Sabak Timur, kantong (Cod end).
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Data yang telah dikumpulkan melalui
Provinsi Jambi. pengukuran, perhitungan dan wawancara
Bahan yang digunakan pada penelitian selanjutnya dilakukan analisis untuk
ini adalah lembar kuisioner untuk mengetahui tingkat efisiensi kantong pada
mengetahui kondisi perikanan di Desa alat tangkap tangkap Trawl terhadap hasil
Lambur Luar, serta objek penelitian ini tangkapan. Selain data pokok juga
adalah 3 buah alat tangkap Trawl dan hasil dilakukan pengumpulan data pendukung,
tangkapannya. Sedangkan alat yang yaitu data yang digunakan sebagai
digunakan adalah meteran gulung untuk pendukung penelitian serta mengetahui
mengukur dimensi kantong alat tangkap kondisi perairan daerah penangkapan alat
Trawl, jangka sorong untuk mengukur tangkap Trawl. Data yang diperoleh
Mesh size jaring, dimensi pelampung, selama melakukan penelitian dianalisis
pemberat dan ukuran tali yang digunakan sebagai berikut:
pada alat tangkap Trawl, timbangan untuk
mangetahui berat hasil tangkapan, kamera Volume Kantong Trawl (Cod end)
untuk dokumentasi penelitian, dan alat-alat
tulis.
Gambar 1. Konstruksi Trawl

Untuk mengetahuai volume kantong r = Jari-jari mulut Kantong (Cod end)


alat tangkap Trawl, terlebih dahulu (m)
dilakukan pengukuran dimensi dari LC = Panjang Kantong Trawl (Cod end)
kantong alat tangkap Trawl (Cod end) (m)
meliputi panjang kantong alat tangkap
Trawl (LC) dan jari-jari kantong alat Efisiensi Kantong Terhadap Hasil
tangkap Trawl (r). Pengukuran jari-jari Tangkapan
kantong alat tangkap Trawl dilakukan Efisiensi kantong terhadap hasil
dengan menggunakan rotan yang dibuat tangkapan merupakan perbandingan antara
melingkar pada mulut Cod end bagian jumlah hasil tangkapan yang didapatkan
dalam, kemudian di ukur diameter dengan volume kantong Trawl yang di
lingkarannya dan di bagi dua. gunakan. Nilai efisiensi Cod end dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
𝐓𝐂
𝐄𝐜 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝐕𝐜
Dimana:
Gambar 2. Dimensi Cod end EC = Tingkat Efisiensi Kantong (Cod
end) (%)
Kantong alat tangkap Trawl yang TC = Jumlah Hasil Tangkapan (Kg)
terdapat di Desa Lambur Luar berbentuk VC = Volume Kantong (Cod end) (m3)
kerucut sehingga untuk mengetahui Hasil analisis efisiensi kantong Trawl
vulumenya dihitung dengan rumus sebagai (Cod end) selanjutnya dibahas secara
berikut : deskriptif dengan menggunakan data
pendukung dan literatur yang ada, serta
Vc = 1/3 πr2Lc ditentukan tingkat efisiensinya dengan
berpedoman pada table berikut.
Dimana:
Tabel 1. Tingkat Efisiensi Kantong Trawl
VC = Volume Kantong (Cod end) (m3)
(Cod end) Terhadap Hasil Tangkapan
No Tingkat Efisiensi Presentase Efisiensi Nilai Efisiensi

1 Efisien 75 - 100% 0.75-1.00


2 Kurang Efisien 50 - 74,99% 0.50-0.74
3 Tidak Efisien 25 - 49,99% 0.25-0.49
4 Sangat Tidak Efisien < 25% < 0.25
Konsultasi Pembimbing II, Irwandy Syofyan, S.Pi, M.Si

Hasil Tanjung Jabung Timur. Sebelah Timur


Lambur luar adalah sebuah desa yang Desa Lambur Luar berbatasan dengan desa
terletak di Kecamatan Muara Sabak Simbur Naik, sebelah Selatan berbatasan
Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan desa Lambur Dalam, sebelah Barat
Provinsi Jambi (Gambar 3). Lambur luar berbatasan dengan desa Alang-Alang, dan
merupakan sebuah desa pesisir yang sebelah Utara berbatsan dengan Laut Cina
letaknya di pantai pesisir timur kabupaten Selatan.

Gambar 3. Peta lokasi Penelitian

Penduduk Desa Lambur Luar berasal dalam memajukan kesejahteraan semua


dari masyarakat pendatang yang terdiri masyarakat Desa Lambur Luar.
dari suku Jawa, Melayu, dan di dominasi
oleh suku Bugis yang berasal dari Pulau Mata pencaharian utama masyarakat
Sulawesi, serta masyarakat Desa Lambur Desa Lambur Luar sama halnya seperti
Luar hampir secara keseluruhannya adalah masyarakat desa pesisir lainnya yang
muslim. Meskipun penduduk Desa menggantungkan hidupnya sebagai
Lambur Luar berasal suku yang berbeda, nelayan. Nelayan yang terdapat di Desa
tetapi seperti pada desa umumnya mereka Lambur Luar sebagian besar menggunakan
saling menghormati adat istiadat suku alat tangkap Trawl untuk menangkap
yang berlaku serta saling bahu membahu udang, akan tetapi di Desa Lambur Luar
juga terdapat nelayan yang melakukan
6

operasi penangkapan dengan Desa Lambur Luar dibeli dalam kondisi


menggunakan alat tangkap Belat, Rawai, sudah jadi dan siap untuk dioperasikan.
Bubu, Jaring Insang, dan Pancing. Setelah diperoleh hasil pengukuran
Berdasarka data yang dipeoleh dari Kantor volume kantong Trawl dan jumlah hasil
Desa, jumlah alat tangkap Trawl yang ada tangkapan selama 10 hari dengan 3 kali
di Desa Lambur Luar adalah 120 unit. pengoperasian setiap harinya, untuk
Selain berprofesi sebagai nelayan, mengetahui efisiensi kantong Trawl dari 3
masyarakat Desa Lambur Luar memiliki sampel alat tangkap yang digunakan
mata pencaharian sampingan yaitu sebagai selanjutnya dilakuan pembagian antara
petani kelapa, pinang dan padi. hasil penangkapan setiap kali operasi
penangkapan dengan volume kantong
Efisiensi Kantong Trawl Terhadap Trawl dan dikalikan dengan 100% maka
Jumlah Hasil Tangkapan diperoleh nilai efisiensi kantong (Cod end)
Data hasil tangkapan yang dipeoleh setiap operasi penangkapan.
selama melakukan penelitian di analisis Efisiensi Trawl akan ditingkatkan
dengan menggunakan rumus yang telah sebanding dengan ukuran alat, semakin
ditentukan sebelumnya untuk besar alat juga mengandung arti
mendapatkan nilai efisiensi kantong (Cod memerlukan energi yang lebih besar,
end) pada alat tangkap Trawl yang ada di sebaliknya semakin besar Trawl akan
Desa Lambur Luar dan melakukan operasi memerlukan kapal yang bertenaga besar
penangkapan di Laut Cina Selatan. Data agar ekonomis, hal ini akan menimbulkan
hasil tangkapan selanjutnya dibahas secara kesulitan dalam pengembangan lanjutan
deskriptif dengan menggunakan data yang diiringi dengan semakin
pendukung dan literatur yang ada. Nilai meningkatnya bahan-bahan bakar
efisiensi kantong Trawl diperoleh dari (Ardidja, 2007).
pembagian antara hasil penangkapan Selain volume kantong, dalam
setiap operasi penangkapan dengan pengoperasian alat tangkap Trawl yang
volume kantong Trawl dikali 100%. perlu diperhatikan adalah kedalaman
Dari hasil perhitungan diperoleh perairan, sifat dasar perairan, arah angin
volume Cod end (Vc) sebesar 0,34 m3. dan arus serta kecepatan menarik alat
Sebelum menentukan nilai efisiensi tangkap. Penggunaan alat tangkap dalam
kantong alat tangkap Trawl, hal yang perlu ukuran yang besar akan memakan biaya
dilakukan konversi jumlah hasil tangkapan operasi yang besar pula, sedangkan hasil
dalam volume, karena akan mempermudah udang dan ikan yang bernilai ekonomis
dalam proses perhitungan nilai efisiensi tinggi lainnya yang tertangkap hanya
kantong (Cod end) pada alat tangkap sedikit, sehingga biaya operasi tidak
Trawl yang terdapat di Desa Lambur Luar. sebanding dengan hasil tangkapan atau
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan kata lain jumlah input (biaya
pada 3 sampel alat tangkap Trawl di Desa operasi) yang dikeluarkan tidak sebanding
Lambur Luar dapat dikatakan bahwa dengan output (keuntungan) yang diterima.
kantong Trawl (Cod end) sangat tidak Jika dilihat dari hasil rata-rata nilai
efisien. Besarnya efisiensi di pengaruhi efisiensi yang diperoleh, dapat dikatakan
oleh ukuran besarnya kantong Trawl dan bahwa volume kantong Trawl (Cod end)
jumlah hasil tangkapan yang didapatkan sangat tidak efisien apabila dibandingan
selama melakukan operasi penangkapan. dengan hasil tangkapan yang di peroleh
Volume Cod end (Vc) alat tangkap setiap pengoperasian alat tangkap karena
Trawl di Desa Lambur Luar dari ketiga nilai rata-rata efisiensi lebih kecil dari
sampel yang diambil adalah sebesar 0,34 0,25. Karena nilai rata-rata efisiensi
m3. Hal ini dikarenakan alat tangkap Trawl kantong Trawl (Cod end) lebih kecil dari
yang digunakan oleh masyarakat nelayan 0,25, sehingga harus ditinjau kembali
7

ukuran dan konstruksi kantong (Cod end) pengoperasian alat tersebut akan sangat
pada alat tangkap Trawl yang digunakan tidak efisien (Juliani, 2005).Semakin
karena dalam setiap pengoperasian alat sedikit ikan yang tertangkap pada kantong
tangkap Trawl dibutuhkan kesesuaian alat tangkap ini, maka nilai efisiensi dari
ukuran kantong (Cod end) untuk kantong alat tangkap Trawl yang
mengoptimalkan hasil tangkapan guna digunakan akan semakin rendah bahkan
memperoleh jumlah hasil tangkapan yang kantong alat tangkap Trawl ini dikatakan
sesuai dengan ukuran kantong Trawl (Cod sangat tidak efisien jika nilai efisiensinya
end). < 0,25. Hal ini didukung dalam Husen
Besarnya hasil tangkapan tidak semata- (2014) yang menyatakan bahwa kantong
mata dipengaruhi oleh ukuran lebar alat alat tangkap Trawl dikatakan sangat tidak
tangkap Trawl, tetapi juga akan efisien jika perbandingan antara volume
dipengaruhi oleh stok sumber daya udang kantong Trawl dengan jumlah hasil
di areal pengoperasian alat tangkap tangkapan nilainya < 0,25.
tersebut. Ukuran alat tangkap tidak akan Nilai efisiensi kantong Trawl (Cod end)
meningkatkan hasil tangkapan, apabila terhadap hasil tangkapan yang di dapat
stok udang di suatu areal penangkapan selama melakukan operasi penangkapan
tidak banyak, dalam arti sumberdaya dari 3 sampel alat tangkap dapat dilihat
udangnya hanya sedikit. Bila suatu areal pada table berikut:
penangkapan yang hanya memiliki stok
udang dan ikan dalam jumlah kecil, tetapi Tabel 2. Nilai Efisiensi Hasil Tangkapan
penangkapan menggunakan ukuran alat Kantong Trawl
tangkap yang terlalu besar, maka
Efisiensi Cod end Terhadap Hasil
Rata-rata Nilai
Volume Cod Tangkapan (TC) (%)
No Sampel Efisiensi Hasil
end (Vc) (m3)
Tangkapan (TC)
Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3
(%)
1 Kapal 1 0.34 0.12 0.11 0.14 0.12
2 Kapal 1 0.34 0.14 0.15 0.12 0.14
3 Kapal 1 0.34 0.14 0.14 0.15 0.14
TC Sampel Kapal 1 39.91 39.91 0.40 0.40
4 Kapal 2 0.34 0.11 0.14 0.16 0.14
5 Kapal 2 0.34 0.15 0.13 0.17 0.15
6 Kapal 2 0.34 0.18 0.17 0.12 0.16
TC Sampel Kapal 2 44.42 42.92 0.44 0.43
7 Kapal 3 0.34 0.31 0.27 0.14 0.24
8 Kapal 3 0.34 0.17 0.11 0.11 0.13
9 Kapal 3 0.34 0.14 0.15 0.12 0.14
10 Kapal 3 0.34 0.15 0.16 0.13 0.15
TC Sampel Kapal 3 0.76 0.69 0.49 0.65
Total 1.60 1.52 1.35 1

Konstruksi Alat Tangkap Trawl di Desa board), tali lengan (Hand line), tali ris atas
Lambur Luar (Head rope), pelampung (Floats), tali ris
Trawl udang ada di Desa Lambur Luar bawah (Ground rope), pemberat (Singker),
merupakan salah satu alat tangkap yang jaring (Webbing) yang yaitu bagian sayap
termasuk di dalam klasifikasi mini Trawl, (Wing), badan (body), dan kantong (Cod
karena ukurannya kecil sehingga disebut end). Hal ini sesuai dengan pernyanyataan
Small Bottom Trawl. Subani dan Barus (2000), Trawl udang
Konstruksi alat tangkap Trawl di Desa pada umumnya terdiri dari bagian kantong
Lambur Luar terdiri dari tali tarik (Warp), (Cod end), badan (body), sayap (Wing),
papan pembuka mulut jaring (Otter kantong (Cod end), Otter board dan tali
8

tarik (warp), desain secara umum sama Komponen lainnya adalah Otter board, tali
dengan Trawl biasanya. guci (otter pendant), hand rope, dan warp.
Nomura and Yamazaki (1977) Alat tangkap Trawl yang digunakan
mengatakan bahwa konstruksi Trawl oleh nelayan Desa Lambur Luar terdiri
dasar terdiri dari dua panel, empat panel dari 2 panel, yaitu panel atas dan panel
dan enam panel. Komponen utama Trawl bawah yang umumnya dibeli dalam
dasar pada umumnya terdiri dari ris atas kondisi sudah jadi dan siap digunakan
(Head rope), ris bawah (ground rope), dengan harga Rp. 3.000.000,- per unit.
sayap (Wing), square, panel samping (side
panel) terutama pada Trawl yang terdiri Tabel 3. Pengukuran Dimensi alat tangkap
dari empat panel atau lebih, badan (baiting Trawl
atau belly) dan kantong (cod end).
No Konstruksi Bahan Berat (Kg) Ø (m) Pintalan Panjang (m)
1. Warp Polyethilene (PE) - 0,02 Z 60
2. Otter board Kayu Bulian 24 - Z 0,94
3. Hand line Polyprophelene (PP) - 0,02 Z 2
Head rope & float
4. Polyprophelene (PP) - 0,013 Z 10,5
rope
Ground rope &
5. Polyprophelene (PP) - 0,013 Z 14
Sinker rope
6. Sinker Timah 5-6 0,03 - 0,07
7 Rantai Besi 10-15 - - 8-10
8. Float PVC - 0,11 - 0,16
9. Webbing:
Wings Polyethilene (PE) - 0,002 Z 4
Body Polyethilene (PE) - 0,002 Z 2
Cod end Polyethilene (PE) - 0,002 Z 2

Legalitas Pengoperasian Alat Tangkap adanya berbagai kasus pelanggaran dan


Trawl tidak adanya hukuman kepada para
Teknologi penangkapan ikan dengan pelanggar, namun dari instansi berwenang
menggunakan Trawl di Indonesia telah operasional Trawl diperbolehkan dengan
dikenal sejak zaman penjajahan Belanda, alasan masyarakat Lambur Luar hampir
walaupun pada saat itu masih dalam secara keseluruhan bermatapencaharian
percobaan. Pada tahun 1966 Trawl sering sebagai nelayan Trawl serta
disebut dengan pukat harimau mulai marak pengoperasiannya harus jauh dari pantai.
dioperasikan , yang bermula dari Saat ini Departemen Kelautan dan
Tanjungbalai Asahan kemudian menyebar Perikanan sedang menerapkan kebijakan
ke berbagai perairan lainnya. Dengan pengelolaan Trawl untuk perikanan
KEPPRES 39 tahun 1980 Trawl dilarang
dioperasikan oleh pemerintah Indonesia. tangkap, dengan menggulirkan opsi
Trawl di Desa Lambur Luar sudah lama tentang pelegalan operasional Trawl
beroperasi, walaupun status hukumnya bersyarat kepada masing-masing
Illegal Fishing dalam kaitannya dengan pemerintah kabupaten dan kota di daerah
KEPPRES tersebut. Pelanggaran ini tidak (DKP 2003).
dapat dicegah dan ditindak dengan tegas
secara hukum oleh instansi atau aparat Armada Penangkapan Trawl di Desa
berwenang setempat, sehingga jumlah Lambur Luar
armada Trawl semakin meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Peraturan-peraturan perikanan yang ada di Kantor Kepala Desa, kapal-kapal yang
daerah kurang efektif, dibuktikan dengan melakukan operasi penangkapan dengan
9

menggunakan alat tangkap Trawl di Desa medan daerah penangkapan yang dimiliki
Lambur Luar berjumlah 120 unit. Kapal oleh nelayan Desa Lambur Luar juga
alat tangkap Trawl berukuran 5-7 GT. menentukan distribusi upaya penangkapan,
Kapal ini dibeli dari daerah lain seperti karena pada beberapa stasiun dan alur
Nipah Panjang, Sei Aur, Kuala Jambi kedalaman terdapat banyak sampah, jalur
(Kampung Laut) dan Alang-alang dengan pipa minyak dan gas bawah laut milik
harga baru per unit 90-100 juta rupiah, dan perusahaan bagi hasil Pertamina dan
bekas antara 35-50 juta rupiah. Mesin yang batang kayu besar yang dapat merobek dan
digunakan pada kapal ini adalah memiliki merusak jaring saat Trawl ditarik.
tenaga yang cukup besar, pada saat kapal Dalam menentukan daerah
tidak menarik kecepatan kapal dapat penangkapan nelayan Desa Lambur Luar
mencapai 6-7 knot. Toke yang terdapat di hanya berdasarkan pengalaman dan
Desa Lambur Luar banyak yang memiliki informasi dari nelayan lain. Daerah
kapal 5-15 unit, dengan awak kapal 2-3 penangkapan ikan nelayan lambur luar di
orang per unit. tempuh selama 3-4 jam kearah timur
Armada penangkapan yang digunakan dengan jarak antara 15-25 mill dari fishing
dalam melakukan operasi penangkapan base. Kondisi dasar perairan daerah
adalah kapal dengan ukuran 5-7 GT. penangkapan adalah landai dan berlumpur
Bentuk konstruksi kapal Trawl dirancang dengan kedalaman 15-35 m.
sedemikian rupa dengan tinggi deck relatif
sejajar dengan tinggi linggi haluan kapal, Pengoperasian Alat Tangkap Trawl di
hal ini dikarenakan untuk mengurangi Desa Lambur Luar
kapal oleng pada saan operasi Pengoperasian alat tangkap Trawl di
penangkapan ikan yang sejajar dengan Desa Lambur Luar dilakukan pada malam
arus dan pada saat gelombang tinggi. hari dengan system pengoperasian One
Kecepatan kapal Trawl yang ada di Desa Day Fishing, yaitu pengoperasian yang
Lambur Luar pada saat menarik alat dilakukan setiap hari kecuali pada malam
tangkap adalah 3 knot. Kapal Trawl di Jum’at. Sebelum melakukan operasi
Desa Lambur Luar terbuat dari kayu, dan penangkapan, terlebih dahulu yang
digerakkan oleh mesin diesel. dilakukan adalah mempersiapkan
perbekalan melaut, seperti melakukan
Daerah penangkapan Alat Tangkap pengisian bahan bakar solar, solar yang di
Trawl bawa melaut sebanyak 40-50 liter, Es Batu
Daerah penangkapan alat tangkap sebanyak 15-25 buah, serta makanan untuk
Trawl setidaknya memenuhi beberapa awak kapal seperti roti, nasi, susu, kopi,
kriteria seperti permukaannya rata, dengan dll. Perjalanan menuju fishing ground
dasar berlumpur atau berpasir. Operasi memakan waktu sekitar 3-4 jam. Setelah
penarikan alat tangkap dapat dilakukan sampai di fishing ground yang perlu di
baik pada siang ataupun pada malam hari perhatikan adalah arah arus dan angin,
tergantung kondisi suatu areal perairan. kemudian alat tangkap diturunkan dan
Perairan dengan topografi yang landai ditarik memotong arah angin dan arus
sangat baik untuk operasional Trawl, (secara diagonal) selama 4 jam kemudian
keadaan ini terdapat di sekitar Laut Cina dilakukan Hauling, yaitu menaikkan alat
Selatan. Pendugaan gerombolan udang tangkap Trawl dan mengambil hasil
oleh nelayan saat melaut turut menentukan tangkapan yang di dapatkan, serta dalam 1
distribusi upaya penangkapan, umumnya trip dilakukan 3 kali operasi penangkapan
nelayan lokal memiliki pengalaman hingga pagi hari. Alat tangkap
dengan melihat tanda-tanda keberadaan dioperasikan pada buritan kapal dan ditarik
udang seperti tingkat kekeruhan air, arah dengan menggunakan satu buah kapal
arus, angin dan kedalaman. Penguasaan dengan kecepatan 3-4 knot.
10

Hasil Tangkapan Alat Tangkap Trawl tangkapan berupa ikan-ikan kecil dan
Di Desa Lambur Luar udang Nenek dibuang karena tidak
Hasil tangkapan alat tangkap Trawl di memiliki nilai jual, sedangkan ikan, gurita,
Desa Lambur Luar yang didapatkan dan cumi yang ukurannya menengah ke
selama melakukan penelitian 10 hari dan atas di jadikan ikan asin.
didominasi oleh kelompok udang-udangan Hasil tangkapan Trawl yang di
(Crustacea) yaitu udang Gogo, udang dapatkan di Desa Lambur Luar sesuai
Swallow dan udang Loreng. Hasil dengan pernyataan Subani, (1989) bahwa
tangkapan lainnya seperti ular Laut, Cumi tujuan dari penangkapan dengan
(Loligo sp), Gurita, ikan Buntal (Diodon menggunakan alat tangkap Trawl adalah
sp), ikan Sebelah (Psettodes erumeri), ikan ikan-kan dasar (bottom fish) ataupun ikan
Lidah, ikan Gulama, ikan Balak, Ikan demersal denagn sasaran utama dari
Togek, ikan merah, dan ikan Pari (Trigon penangkapan dengan memggunakan alat
Sephen), Harga jual dari target utama tangkap Trawl ini adalah udang
berupa udang yang memiliki nilai (Crustacea) dan juga jenis-jenis kerang.
ekonomis tinggi adalah udang Gogo Jumlah hasil tangkapan yang diperoleh
dengan kisaran harga Rp. 47.000,-/ Kg, selama penelitian dapat dilihat pada tabel
kemudian udang swallow dengan harga berikut:
Rp. 17.000,-/ Kg dan udang Loreng
dengan harga Rp. 3.500,-/ Kg. Hasil Tabel 4. Jumlah Hasil Tangkapan Trawl
Volume Jumlah Hasil Tangkapan
TC/Trip Rata-rata TC
No Sampel Cod end Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3 (Kg) (Kg)
(Vc) (m3) (Kg) (Kg) (Kg)
1 Kapal 1 0.34 80 75 90 245 81.67
2 Kapal 1 0.34 95 100 80 275 91.67
3 Kapal 1 0.34 90 90 100 280 93.33
TC Sampel Kapal 1 265 265 270 800 266.67
4 Kapal 2 0.34 75 90 105 270 90.00
5 Kapal 2 0.34 100 85 115 300 100.00
6 Kapal 2 0.34 120 110 80 310 103.33
TC Sampel Kapal 2 295 285 300 880 293.33
7 Kapal 3 0.34 205 180 90 475 158.33
8 Kapal 3 0.34 110 75 70 255 85.00
9 Kapal 3 0.34 90 100 80 270 90.00
10 Kapal 3 0.34 100 105 85 290 96.67
TC Sampel Kapal 3 505 460 325 1290 430
Total 1065 1010 895 2970 990
TC = Total Catch (Total Hasil Tangkapan)

Jumlah seluruh hasil tangkapan selama Karena Mesh size nya relatif kecil,
3 hari melakukan penelitian di kapal 1 berarti mulai dari jenis ukuran udang yang
adalah 800 Kg, 3 hari di kapal 2 sebanyak kecil sampai yang besar akan ikut
880 Kg, dan 4 hari di kapal 3 sebanyak tertangkap. Hasil tangkapan yang
1290 Kg. Dari data yang di sajikan dalam diperoleh dalam sekali melaut rata-rata
tabel dapat dilihat bahwa jumlah hasil sebesar 99 Kg, hasil tangkapan selain
tangkapan yang paling besar terdapat pada udang biasanya hanya 6-10 kg. Dalam
operasi penangkapan 1 hari pertama sekali pengoperasian nelayan melakukan 3
melakukan operasi pengangkapan di kapal kali setting yang mana hasil tangkapan
2, hal ini di sebabkan karena pada saat nantinya akan dijual ke tangkahan milik
melakukan operasi penangkapan jumlah tekong.
armada yang melakukan penangkapan di
area fishing ground tersebut masih sedikit.
11

Faktor Yang Mempengaruhi alat tangkap Trawl sangat mempengaruhi


Pengoperasian Alat Penangkapan nilai efisiensi suatu alat tangkap, begitu
Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula jumlah hasil tangkapan yang terdapat
dalam pengoperasian Trawl adalah didalam kantong alat tangkap Trawl (Cod
kedalaman perairan, kedalaman minimum end) juga sangat mempengaruhi nilai
untuk memutuskan pengoperasian Bottom efisiensi kantong (Cod end) alat tangkap
Trawl adalah 10 meter. Panjang warp itu sendiri. Semakin banyak hasil
biasanya 4 - 7 kali dari kedalaman perairan tangkapan maka yang terdapat di dalam
tempat dilakukannya pengoperasian. kantong, maka nilai efisiensinya semakin
Panjang warp tersebut tidaklah mutlak, besar pula.
tetapi tergantung dari jenis partikel Katong alat tangkap Trawl (Cod end)
penyusun dasar perairan. Panjang warp yang terdapat di Desa Lambur Luar
perlu diperhitungkan, dikarenakan warp ukurannya sangat tidak efisien jika dilihat
didalam air setelah mengalami penarikan hasil tangkapan yang memiliki nilai
tidak akan menjadi lurus seperti jika efisiensi kantong antara 0,11-0,31. Nilai
berada di daratan. Warp akan mengalami rata-rata efisiensi kantong alat tangkap
gaya tekanan baik dari air, dari kapalnya Trawl (Cod end) yang ada di Desa Lambur
sendiri dan juga dari jaring Trawl yang Luar adalah sebesar 0,15.
telah berisi hasil tangkapan, sehingga Sebaiknya pemerintah daerah setempat
tekanan tersebut akan berubah-ubah. memberikan undang-undang hukum
Selain hal tersebut di atas, distribusi tertulis mengenai legalitas alat tangkap
upaya penangkapan juga ditentukan oleh Trawl yang beroperasi, sehingga apabila
ukuran kapal, faktor ini juga sangat ada pemeriksaan dari pusat nelayan
menentukan cakupan daerah penangkapan memiliki landasan hukum terkait
udang, kapal yang berukuran kecil legalitasnya. Pemerintah juga harus
cenderung beroperasi di perairan pantai, melakukan manejemen pengelolaan
sementara yang berukuran lebih besar armada penangkapan alat tangkap Trawl
cenderung beroperasi lebih jauh dari yang beroperasi agar tidak terjadi
pantai. Perahu Trawl berukuran 5-7 GT kepadatan tangkap yang dapat
mendominasi perairan yang kedalamanya menyebabkan overfishing.
antara 15-35 meter di sekitar Laut Cina Mengenai efisiensi kantong alat
Selatan. Unit penangkapan udang yang tangkap Trawl di Desa Lambur Luar,
beroperasi pada kedalaman 15-35 meter nelayan setidaknya harus meninjau
yaitu kapal-kapal Trawl yang berasal dari kembali ukuran dan konstruksi kantong
Nipah Panjang, Kuala Tungkal, Simbur (Cod end) alat tangkap Trawl yang
Naik, Kampung laut dan Lambur Luar. digunakan agar jumlah hasil tangkapan
Ukuran alat tangkap mempengaruhi yang didapatkan lebih optimal dan sesuai
efisiensi operasi penangkapan, karena dengan ukuran kantong Trawl (Cod end).
semakin lebar ukuran alat tangkap Trawl
atau panjang tali ris atas (headrope), maka DAFTAR PUSTAKA
areal dasar perairan yang disapu akan Ardidja, Supardi. 2007. Kapal Penangkap
semakin luas, dengan demikian jumlah Ikan. Jakarta: Sekolah Tinggi
udang dan biota lain yang tertangkap oleh Perikanan Teknologi Penangkapan
alat tangkap tersebut juga akan semakin Ikan.
besar akan tetapi modal yang digunakan
akan semakin besar pula. Ayodhyoa, A. U. 1981. Metode
Penangkapan Ikan, Yayasan Dewi
KESIMPULAN DAN SARAN Sri, Bogor. 95 hal.
Dari hasil penelitian yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa hasil tangkapan Armansyah, Dhoni.2013. Studi Konstruksi
12

Dan Rancangan Alat Tangkap Jaring Banyuasin II Kabupaten Musi


Kurau di Desa Teluk Pambang Banyuasin Provinsi Sumatera
Kecamatan Bantan Kabupaten Selatan. Skripsi. Fakultas Perikanan
Bengkalis Provinsi Riau (Skripsi). dan Ilmu Kelautan Universitas Riau,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Pekanbaru Riau, Pekanbaru. 32 hal.
Kelautan, Universitas Riau. 47 hal. (tidak diterbitkan).

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Handayani. 2014. Studi Konstruksi Dan


2011. Keragaan perikanan tangkap Rancangan Alat Tangkap Pukat
di setiap wilayah pengelolaan Tuamang di Desa Panipahan Kota
perikanan Republik Indonesia Kecamatan Pasir Limau Kapas
(WPP-RI). Kementerian Kelautan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi
dan Perikanan Republik Indonesia. Riau. Skripsi. Fakultas Perikanan
Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau:
DKP. 2003. Departemen Kelautan dan Pekanbaru.
Perikanan RI dalam Diskusi
Nasional Pengelolaan Trawl di http://ubaidillah-
Indonesia. Gedung Biotrop Tajur sevenmission.blogspot.com/2010//ar
Ciawi 25 Oktober 2003, Bogor. ad-small-Bottom-Trawl.html di
unggah pada tanggal 15 Januari 2014
Ermasuri. 2000. Pengaruh Bukaan Mulut pukul 11.24 WIB:Pekanbaru.
Beam Trawl Terhadap Hasil
Tangkapan Juvenil Ikan di Padang Husen. 2014. Efisiensi Alat Tangkap
Lamun Perairan Teluk Banten. Trawl Terhadap Hasil Tangkapan
Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Utama Dan Sampingan (Bycatch &
Kelautan IPB (Tidak Discard) Di Tinjau Dari Aspek
Dipublikasikan). Bogor. Konstruksi di Desa Margasari,
Provinsi Lampung Timur. Skripsi.
FAO. 1972. Code Conduct of Responsible Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Fisheries (Ketentuan Pelaksanaan Kelautan Universitas Riau:
Perikanan yang Bertanggung Jawab). Pekanbaru.
Food and Agricultural Organization
of The United Nations. 23 p Juliani. 2005.Optimasi Upaya
Penangkapan Udang Di Perairan
Feliatra. 2004. Isolasi dan identifikasi Delta Mahakam Dan
bakteri probiotik dari kerapu macan Sekitarnya.tesis. Sekolah
dan upaya efisiensi pakan ikan. Pascasarjana Institut Pertanian
Jurnal. Jurnal akuakultur Indonesia. Bogor:Bogor.

Fitriyadi, A. 2007. Konstruksi Alat Kirkegaard ID, J Tuma, RH Walker. 1970.


Tangkap Bagan Perahu Di Desa Synopsis of Biologycal Data on The
Tanjung Batang Kecamatan Pulau Banana Prawn (Penaeus merguiensis
Tiga Kabupaten Natuna Provinsi de Man), 1888. SCIRO – Fisheries
Kepulauan Riau. Skripsi. Fakultas and Oseanography. DFO/S8.
Perikanan Dan Ilmu Kelautan Cronula, Sydney : p.44
Universitas Riau: Pekanbaru. 49 hal
(tidak diterbitkan). Martasuganda. S. 2008. Jaring Insang
(Gillnet). Serial Teknologi
Haizar, Y. 2002. Konstruksi dan Penangkapan Ikan Berwawasan
Rancangan Alat Tangkap Gombang Lingkungan ISBN 979-96923-0-X.
di Desa Gungsang Kecamatan Terbitan oleh Jurusan PSP. Fakultas
13

Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB 65 Sari. P.M. 2006. Studi Alat Tangkap Pukat
hal. yang Digunakan Nelayan Kecamatan
Natal Kabupaten Mandailing Natal
Naamin N, Poernomo A. 1972. Study on Provinsi Sumatera Utara. Skripsi.
the Spawning Ground of Fakultas Perikanan dan Ilmu
Commercial Species of Shrimps Kelautan Universitas Riau,
along North Coast of Central Java. Pekanbaru 42 hal (tidak diterbitkan).
IPFC/72/35, 15th Sess., Wellington,
New Zealand : 11p. Subani,W dan Barus,1989. Alat
Penangkapan Ikan dan Udang Laut
Nainggolan,Chandra. 2007. Studi di Indonesia. Jurnal Penelitian
Perencanaan Pengelolaan dan Perikanan Laut. Edisi Khusus
Pemanfaatan HTS Pukat Udang di NO.50. Badan Penelitian dan
Laut Arafura. Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian. Jakarta. 246
Nomura,M dan Yamazaki, T. 1977. hal.
Fishing Teqnique. Tokyo:Japan
International Corporation Agency Subani, W.Suwiryo , Suminarti 2000.
(JICA).461 p. Penelitian Lingkungan Hidup
Perairan Kupang, Pemanfaatan hasil
Panggabean, Mutiara Sibarani. (2004). dan Pelestarian Sumbernya dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia. laporan perikanan laut nomor 23
Ghalia Indonesia, Ciawi. BPPL Departemen Pertanian .
Jakarta.
Purbayanto,A.,Mohammad Riyanto, dan
Aristi Dian P.F. 2010. Fisiologi dan Suharto, E. 1999. Membangun Masyarakat
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Memberdayakan Rakyat: Kajian
Tangkap. IPB Press. Bogor.. Strategis Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan
Prado, J. and Nedelec, C. 1990. Definition Sosial.Bandung: Rafika Aditama.
and Clasification of Fishing Gears
Categories. FAO FISEHRIES Undang-Undang No. 31 Tahun 2004
TECHNICAL PAPER 222 Rev.1, Tentang Perikanan
FAO Fisheries Industries Division,
Rome. 92p. WWW. Yahoo. Assir, 2005. Diunggah
pada tanggal 13 Februari 2014,
Sadhori,N.1984. Bahan Alat Penangkapan pukul 21.06 WIB:Pekanbaru.
Ikan. Yasaguna;Jakarta.80 hal.

Anda mungkin juga menyukai