Anda di halaman 1dari 6

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pelabuhan perikanan


Kota Dumai merupakan salah satu kota di Provinsi Riau yang memiliki
peranan besar dalam sektor perikanan laut. Letaknya yang strategis dan berada di
tepi pantai timur Pulau Sumatera menjadikan kota ini sebagai pintu gerbang
utama di Sumatera dengan fasilitas pelabuhan terbesar di Riau. Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Kota Dumai dalam mendukung aktivitas penangkapan ikan
di Kota Dumai. Produktivitas penangkapan ikan di Kota Dumai tertinggi
ditunjukkan oleh unit penangkapan belat (perangkap pasang surut/tidal trap)
dengan nilai 67,97 kg/hari atau 8.041,2 kg/unit/tahun. Faktor yang mempengaruhi
produktivitas tersebut adalah perbekalan operasional penangkapan ikan per trip.
PP sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 45 Tahun 2009 adalah tempat yang terdiri atas daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai
tempat kapal perikanan berlabuh yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran. tipe pengelolaan pelabuhan, masingmasing tipe mempunyai pola yang
berbeda±beda, yaitu pertama pengelolaan oleh pemerintah daerah, kedua
pengelolaan oleh perusahaan umum semi publik, ketiga pengelolaan oleh
pemerintah pusat dan yang terakhir pengelolaan oleh swasta (Lubis 2012, h.77-
81).
Keberhasilan pembangunan pelabuhan perikanan tidak hanya ditentukan
oleh keberhasilan dalam proses pembangunan fisik saja, namun hal yang paling
penting adalah pemanfaatannya yang memberikan dampak positif
terhadappembangunan daerah atau wilayah, peran pelabuhan perikanan sebagai
sentral pendaratan ikan sangat penting dalam memenuhi permintaan masyarakat
maupun industri (Prayoga et al., 2017). Pelabuhan perikanan merupakan suatu

`
wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang digunakan sebagai
pangkalan kegiatan penangkapan ikan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas
sejak ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan (Nasir et al., 2012).
Pada praktikum lapangan yang dilakukan di UPT Pelabuhan Perikanan
Povinsi Riau atau PPI Dumai yang berada di jalan TPI, Pangkalan Sesai, Kec.
Dumai Barat, Kota Dumai.

3.2. Kapal Perikanan


Kapal perikanan adalah jenis kapal yang digunakan untuk menangkap ikan
atau melakukan kegiatan perikanan lainnya. Mereka dirancang khusus dengan
fitur dan peralatan yang mendukung proses penangkapan ikan, seperti jaring,
pancing, atau alat pengumpul lainnya. Kapal perikanan dapat beroperasi di
perairan sungai, danau, dan laut tergantung pada jenis perikanan yang dilakukan.

. Kapal perikanan adalah kapal, perahu atau alat apung lain yang
dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi
penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan,
pelatihan perikanan dan penelitian/ eksplorasi perikanan. Kapal penangkap ikan
adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk
menampung dan mengangkut, menyimpan, mendinginkan dan mengawetkan.
Pada praktikum lapangan yang sudah di lakukan di UPT Pelabuhan
Perikanan Povinsi Riau atau PPI Dumai yang berada di jalan TPI, Pangkalan
Sesai, Kec. Dumai Barat, Kota Dumai. Para nelayan menggunakan kapal
pompong dan both dengan tonase untuk kapal pompong yaitu 4 ton dengan mesin
dolphin dengan daya PK 16 HT dengan jumlah ABK 2-3 orang sedangkan both
tonase kapalnya 2-3 ton dengan mesin dompeng dengan daya PK 15 HT dengan
jumlah Abk 6 orang.

3.3. Alat Tangkap

Pada praktikum lapanganyang sudah dilakukan di PPI Dumai ada beberapa aalat
tangkap yang di gunakan oleh nelayan yang ada di sana yaitu sondong, gillnet,
jaring. Pada pengoperasian setiap alat tangkap nelayan juga menggunakan alat

`
bantu yaitu rumpun dan jaring ada yang di gunakan sebagai umpan dan ada yang
digunakan sesuai dengan fungsi alat bantu tersebut.

3.4. Derah penangkapan ikan

Pada praktikum yang sudah di lakukan penentuan daerah penangkapan


ikan di lakukan dengan melihat kondisi alam seperti angin kencang dan ombak
besar dan mengetahui mengetahui karakteristik daerah penangkapan dengan
kedalam 15 m. jika penangkapan dilakukan pada malam hari nelayan biasanya
menggunakan cahaya untuk menentukan lokasi penangkapan. Nelayan sering
melakukan penangkapan pada bulan 8 dan jarang melakukan pelayaran pada
bulan 3 atau 4.

3.5. Ikan hasil tangkapan

Pada praktikum yang di lakukan dapat di ketahui para nelayan yang yang
ada di PPI Dumai yang menggunakan jaring belat mereka mendapatkan hasil
tangkapan berupa ikan kakap, senangin dan udang, sedangkan nelayan yang
menggunakan gillnet mendapatkan hasil tangkapan berupa ikan biang, ikan
lomek, dan ikan hiu.

3.6. Instrumentasi penangkapan

Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan dapat di ketahui kebanyakan para
nelayan tidak menggunakan alat pendeteksi dikarenakan para nelayan masih
menggunakan cara tradisional dan filling.

`
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Setelah selesai di lakukannya praktikum PPI Dumai dapat di simpulkan
bahwa pelabuhan perikanan memiliki peran yang penting dalam proses
penangkapan ikan. Yang mana berfungsi sebagai tempat berlabuh, tempat
pendaratan ikan, tempat pemasaran serta tempat penyuluhun dan pengembangan
SDM dan tempat untuk memperlancar operasional kapal perikanan.

4.2. Saran

Saran yang dapat berikan adalah semoga pemerintahan setempat untuk


meningkatkan infrastruktur di PPI Dumai karena masih banyak yang kurang
memadai juga dikarenakan PPI Dumai merupakan salah satu pelabuhan yang
banyak dikunjungi mahasiswa.

`
DAFTAR PUSTAKA

Prayoga, M.Y,. B. H. Iskandar Dan S. H. Wisudo. 2017. Peningkatan Kinerja


Manajemen Rantai Pasok Tuna Segar Di Pps Nizam Zachman. Jakarta.
Albacore, 1 (1): 077-088.

Lubis, Ernani. 2012. Pelabuhan Perikanan. Bogor, IPB Press.

`
`

Anda mungkin juga menyukai