Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN GALANGAN KAPAL PELABUHAN PERIKANAN

SAMUDERA BUNGUS PROVINSI SUMATERA BARAT

OLEH
FEMI RIZA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
MANAJEMEN GALANGAN KAPAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA
BUNGUS PROVINSI SUMATERA BARAT

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mmperoleh Gelar Sarjana


Pada Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Riau

OLEH
FEMI RIZA
1404118768

Tim Penguji :
1. Ir. H. Syaifuddin, M. Si
2. Dr. Nofrizal, S. Pi, M. Si
3. Dr. Romie Jhonnerie, S. Pi, M. Si
4. Ronald Mangasi Hutauruk ST, MT

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
MANAJEMEN GALANGAN KAPAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA
BUNGUS PROVINSI SUMATERA BARAT

Femi Riza1) Syaifuddin2) dan Nofrizal2)


E-mail: femiriza127@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11-18 Desember 2017 di Pelabuhan


Perikanan Samudera Bungus. Objek penelitian adalah galangan kapal Pelabuhan Perikanan
Samudera Bungus. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
manajemen galangan kapal Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode survey untuk mengumpulkan data. Galangan kapal
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus adalah galangan kapal milik pemerintah dan
merupakan galangan kapal khusus perawatan dan perbaikan dengan tipe docking vessel lift.
Armada yang dilayani di galangan kapal Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus adalah
kapal perikanan dan kapal non perikanan dengan bobot maksimal 30 GT dengan bahan dasar
kapal kayu dan kapal fiber. Dilihat dari peralatan yang digunakan dalam perbaikan kapal,
terbatasnya kemampuan galangan untuk memproduksi kapal baru, dan fasilitas dock yard
yang kurang memadai galangan kapal Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus termasuk
galangan kapal tradisional. Kurangnya kemampuan dan keterampilan buruh untuk membuat
kapal baru karena tidak pernah mengikuti pelatihan dan kurangnya ukuran fasilitas dock yard
sebagai lahan untuk membuat kapal baru merupakan hambatan untuk kemajuan dan
pengembangan galangan kapal.

Kata kunci : Manajemen, Galangan kapal, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Riau
The Management of Shipyard in Bungus Fishing Port West Sumatera
Province

Femi Riza1) Syaifuddin2) and Nofrizal2)


E-mail: femiriza127@gmail.com

ABSTRACT

This research is conducted on 11-18 December 2017 in Bungus Fishing Port, West
Sumatra Province. The object of research is a shipyard in Bungus Fishing Port which is
aimed to describe the management of shipyard in Bungus Fishing Port. The method used in
this research is survey method during the process of collecting data. As information, the
shipyard in Bungus Fishing Port is owned by government and specifically focused in
maintenance and repair. This shipyard also using vessel lift type dock. The shipyard in
Bungus Fishing Port also supported the fishing vessel and non-fishing vessel with maximum
weight up to 30 GT and main material consisted from wood and fiber. The shipyard in
Bungus is categorized as traditional shipyard. From the appliance that used during the
maintenance and repair, this shipyard encountering several problem which are the limited
production of new ship and the lack of dock facility. This problem caused by the lack of the
worker ability in making new ship due to the rare of training and inappropriate of docks size
as area for building new ship. These problems can be seen as the obstacles in the
modernization and development of the shipyard in Bungus Fishing Port.

Keywords: Management, Shipyard, Bungus Fishing Port

1) Student of Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau


2) Lecturer at the Faculty of Fisheries and Marine Affairs, University of Riau
1

The Management of Shipyard in Bungus Fishing Port West Sumatera


Province

Femi Riza1) Syaifuddin2) and Nofrizal2)


E-mail: femiriza127@gmail.com

ABSTRACT

This research is conducted on 11-18 December 2017 in Bungus Fishing Port, West
Sumatra Province. The object of research is a shipyard in Bungus Fishing Port which is
aimed to describe the management of shipyard in Bungus Fishing Port. The method used in
this research is survey method during the process of collecting data. As information, the
shipyard in Bungus Fishing Port is owned by government and specifically focused in
maintenance and repair. This shipyard also using vessel lift type dock. The shipyard in
Bungus Fishing Port also supported the fishing vessel and non-fishing vessel with maximum
weight up to 30 GT and main material consisted from wood and fiber. The shipyard in
Bungus is categorized as traditional shipyard. From the appliance that used during the
maintenance and repair, this shipyard encountering several problem which are the limited
production of new ship and the lack of dock facility. This problem caused by the lack of the
worker ability in making new ship due to the rare of training and inappropriate of docks size
as area for building new ship. These problems can be seen as the obstacles in the
modernization and development of the shipyard in Bungus Fishing Port.

Keywords: Management, Shipyard, Bungus Fishing Port


1) Student of Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau
2) Lecturer at the Faculty of Fisheries and Marine Affairs, University of Riau

I.PENDAHULUAN
Latar Belakang maupun kapal fiber. Galangan melayani
Pelabuhan Perikanan Samudera kegiatan reparasi kapal pada siang hari.
Bungus (PPS Bungus) sebagai pelabuhan Galangan kapal PPS Bungus termasuk
samudera memiliki fasilitas cukup lengkap galangan kapal terbuka yaitu tidak
yang digunakan sebagai sarana pelayanan memiliki atap untuk melindungi kapal dari
bagi nelayan, seperti pelayanan bengkel, cuaca buruk. Sedangkan jika dilihat dari
bongkar muat, perbekalan dan jenis jenis, galangan kapal termasuk galangan
fasilitas pelayanan lainnya. Pelayanan kapal angkat atau Vessel lift dry dock yaitu
penyediaan kebutuhan di PPS Bungus suatu fasilitas pengedokan kapal dengan
disediakan oleh pelabuhan dan swasta menggunakan lift (Kurniati, 2014).
(PPS Bungus, 2016). Tidak terikat kontrak kerja sama
Galangan kapal PPS Bungus hanya antara buruh dengan galangan berdampak
aktif melayani kegiatan perawatan dan negatif terhadap aktivitas manajemen
perbaikan kapal, baik itu kapal kayu dalam pengendalian sumberdaya manusia.
2

Hal ini disebabkan karena pihak galangan Perkembangan bisnis galangan kapal yang
tidak wajib memberikan pelatihan tenaga semakin kompetitif menyebabkan
kerja kepada buruh. Menurut Apriliani perubahan besar dalam hal persaingan,
(2014) galangan kapal memerlukan produksi dan pemasaran. Semakin banyak
sumberdaya manusia dan teknologi yang galangan kapal menangani kapal maka
memadai untuk mendukung aktivitasnya. akan membantu keberhasilan aktivitas
operasi penangkapan ikan (Apriliani,
Tidak terjalin kerjasama antara
2014).
galangan dengan perusahaan dan tidak
Manajemen adalah rangkaian aktivitas
mendirikan koperasi dalam penyediaan
yang mengatur dan menggerakan
bahan baku perbaikan kapal pada galangan
sekelompok orang dan segenap fasilitas
ini memberikan kesulitan kepada pemilik
kapal untuk memperoleh bahan baku untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
tersebut. Hal ini juga berpengaruh kepada ditetapkan sebelumnya. Tujuan yang
manajemen keuangan karena akan dimaksud dapat beragam sesuai pula
meminimalisasi pendapatan galangan dengan ruang gerak kerjasama yang
kapal. bersangkutan, dapat berupa kegiatan
Perkembangan armada kapal ikan ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain
yang berukuran besar (antara 30-300 GT) sebagainya. Manajemen merupakan inti
dalam empat tahun terakhir dapat dari administrasi karena manajemen alat
dikatakan sangat cepat. Hal ini disebabkan pelaksana utama dari administrasi (Bathara
karena penanaman modal asing dalam et al., 2011). Menurut Daft (2002)
bentuk kerja sama dan bantuan proyek Manajemen adalah pencapaian sasaran-
bertambah, yang kemudian meransang sasaran organisasi dengan cara yang
masuknya modal nasional dalam bidang efektif dan efisien melalui perencanaan,
industri perikanan dalam bentuk PMDN pengorganisasian, kepemimpinan dan
dan swasta nasioanal. Meskipun sebagian pengendalian sumberdaya organisasi.
besar kapal perikanan yang digunakan Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
adalah buatan luar negeri, namun untuk sesuai dengan perencanaan, sementara
pemeliharaannya sangat dibutuhkan efisien berarti bahwa tugas yang ada
fasilitas renovasi dan reparasi, yang dapat dilaksanakan secara benar, terorganisir,
disediakan oleh industri galangan kapal dan sesuai dengan jadwal.
dalam negeri (Nofrizal dan Ahmad, 2013).
Kapal adalah salah satu faktor II. METODE PENELITIAN
penting dalam unit penangkapan ikan dan Penelitian dilaksanakan pada tanggal
menentukan keberhasilan operasi 11-18 Desember 2017. Lokasi penelitian di
penangkapan ikan. Oleh karena itu, Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
kondisi kapal yang baik sangat diperlukan dengan Objek pada penilitian adalah
untuk menjamin keselamatan awak kapal galangan kapal Pelabuhan Perikanan
dan muatannya selama pengoperasian.
Samudera Bungus. Sedangkan peralatan
Galangan kapal merupakan unsur
penunjang untuk memenuhi kebutuhan yang digunakan adalah proposal penelitian
kelaikan kapal pada saat melaut. Kegiatan dan lembar kuisioner, alat tulis, dan
yang dilakukan di galangan kapal yaitu kamera digital.
kegiatan perawatan kapal beserta Metode yang digunakan pada
mesinnya, yang bertujuan untuk menjaga penelitian ini adalah metode survey yaitu
agar kondisi kapal tetap baik.
dengan cara melakukan pengamatan secara
3

langsung dan wawancara kepada 5 orang Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus


yang terbagi dari 1 orang kepala tukang merupakan galangan milik pelabuhan
untuk mengetahui proses aktivitas untuk memenuhi fasilitas fungsional
perbaikan kapal, 1 orang kepala bagian Pelabuhan Perikanan Samudera Bugus.
tata usaha PPS Bungus untuk mengambil Galangan kapal ini merupakan galangan
data manajemen sumberdaya manusia kapal terbuka, tidak memiliki atap untuk
pihak pengelola galangan kapal dan 3 melindungi kapal dari cuaca buruk dan
orang pengelola galangan kapal yang lokasinya berada di tepi perairan.
terdiri dari 1 orang ketua bagian seksi Aktivitas perbaikan di galangan ini
pelayanan dan pengembangan usaha untuk terdiri dari tiga pelayanan yaitu pelayanan
mengambil data keadaan umum, untuk kapal rusak ringan, pelayanan untuk
manajemen umum dan administrasi, 1 kapal rusak sedang, dan pelayanan untuk
orang yang bertugas di bidang administrasi kapal rusak berat. Pelayanan untuk rusak
pelayanan jasa docking untuk mengambil ringan adalah perawatan lambung kapal
data manajemen keuangan, 1 orang yang untuk kapal kayu dan kapal fiber, untuk
bertugas di bidang lapangan untuk rusak sedang adalah pergantian seng yang
mengambil data manajemen operasional, telah rusak pada kapal kayu atau
manajemen sumberdaya manusia buruh pergantian fiber yang rusak pada kapal
(tukang) di galangan dan lingkungan kerja. fiber, untuk rusak berat adalah pergantian
Prosedur yang dilakukan oleh peneliti kayu lambung pada kapal kayu yang
dalam penelitian ini secara berurutan yaitu mengalami pelapukan dan rombak fiber
persiapan penelitian, turun kelapangan, seluruh badan kapal pada kapal fiber, serta
pengumpulan data (data primer dan data perbaikan dan pemasangan propeller,
sekunder), dan menganalisis data. pemasangan kemudi kapal, dan perbaikan
mesin kapal.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Galangan kapal ini di bangun sejak
Galangan kapal yang menjadi objek tahun 1981 dan beroperasi pada tahun
penelitian teletak di lingkungan Pelabuhan 1984 karena dalam proses masa
Perikanan Samudera Bungus berada dalam pembangunan. Dari awal mula berdirinya
wilayah administrasi Keluruhan Bungus galangan sudah menggunakan vessel lift
Barat Kecamatan Teluk Kabung Kota untuk mengangkat kapal dari kolam
Padang Provinsi Sumatera Barat. Kondisi pelabuhan ke lapangan perbaikan kapal
perairan PPS Bungus cukup terbilang (docking). Pertimbangan dibangunnya
tenang dan dengan kolam pelabuahan yang galangan kapal ini adalah karena
sangat dalam sehingga tidak di perlukan banyaknya nelayan yang beroperasi
pengerukan karena jarang terjadi melakukan penangkapan di sekitar
pendangkalan. perairan bungus, armada penangkapan ini
Galangan kapal Pelabuhan Perikanan tentunya membutuhkan perawatan dan
Samudera Bungus merupakan galangan perbaikan saat mengalami kerusakan untuk
pertama dan satu - satunya yang terdapat menjamin keselamatan ABK kapal dan
di Kota Padang sebagai sarana perawatan hasil tangkapan.
dan perbaikan kapal-kapal yang beroperasi Manajemen Umum
di sekitar perairan Bungus untuk menjamin Perencanaan strategis galangan kapal
kelaik lautan kapal. Galangan kapal Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
4

terfokus kepada memberikan pelayanan kapal memberikan apresiasi dan reward


kepada nelayan dan masyarkat yang kepada pegawai yang rajin.
melakukan docking di galangan ini Fasilitas yang ada di galangan kapal
semaksimal mungkin. Organisasi di Pelabuha Perikanan Samudera Bungus
galangan kapal Pelabuhan Perikanan adalah dock yard, kantor administrasi,
Samudera Bungus berjalan dengan baik vessel lift, hangar, bengkel, dan air bersih.
dan harmonis. Hal ini dapat dilihat dari Frekuensi jumlah orderan bengkel dapat
keakraban dan asas kekeluargaan yang dilihat pada grafik Gambar 1.
ditanamkan pada galangan ini baik 100 83
hubungan anatara sesama pengelola

Jumlah orderan
62
53
44
maupun hubungan antara pengelola dan 37

bengkel
50
buruh. Hal ini disebabkan terjadinya
hubungan saling menguntungkan antara 0
pihak pengelola galangan dengan buruh 2012 2013 2014 2015 2016

yang bekerja di galangan, pengelola Tahun


membutuhkan tenaga buruh untuk Gambar 1
melakukan perbaikan dan perawatan dan Kapal yang berkunjung ke pelabuhan
buruh membutuhkan areal galangan (dock membutuhkan bengkel dalam situasi rutin
yard) untuk mendapatkan pengahsilan. maupun pada situasi lain yang mendesak
Manusia selalu berperan aktif dan dominan (Lasse, 2014).
dalam setiap kegiatan organisasi, karena Administrasi
manusia menjadi perencana, pelaku, dan Galangan kapal Pelabuhan Perikanan
penentu terwujudnya organisasi (Hasibuan, Samudera Bungus tidak memiliki landasan
2014). Pelaksanaan galangan kapal ini hukum sendiri melainkan berpedoman
sesuai dengan tujuan galangan kapal ini kepada landasan hukum Pelabuhan
dibangun. Pengelola siap melayani Perikanan Samudera Bungus untuk
masyarakat dan nelayan asalkan nelayan menjalankan usahanya.
melakuan administrasi sesuai dengan
Galangan Kapal Pelabuhan Perikanan
peraturan yang telah ditetapkan dalam Samudera Bungus juga tidak memiliki
SOP. Pengawasan yang dilakukan struktur organisasi sendiri. Struktur
terhadap aktivitas pengelolaan di galangan organisasi galangan ini berdsarkan struktur
yaitu pengelola galangan yang termasuk organisasi Pelabuhan Perikanan Samudera
dalam kepegawaian Pelabuhan Perikanan Bungus dengan pimpinan tertinggi adalah
Samudera Bungus berpedoman kepada kepala pelabuhan. Bidang tata kelola dan
uraian tugas dan melaksanakan tugasnya pelayanan usaha adalah salah satu bidang
masing-masing. Setiap pegawai wajib yang ada pada organisasi Pelabuhan
membuat laporan harian dan bulanan yang Perikanan Samudera Bungus dimana pada
akan diserahkan kepada pihak Pelabuhan bidang ini terdapat seksi pelayanan usaha
Perikanan Samudera Bungus. Dari laporan yang memiliki pelayanan docking,
ini ketua seksi pelayanan dan usaha yang pelayanan bengkel, dan pelayanan air
berperan sebagai pemimpin galangan kapal bersih. Seksi pelayanan usaha merupakan
bisa melakukan contolling kepada kepala galangan yang bertanggung jawab
bawahannya. Untuk memberikan motivasi atas segala pemasalahan yang terjadi pada
kepada bawahannya pemimpin galangan
5

galangan ini. Dibawahnya ada petuga-  Pengedokan kapal


petugas yang membantu kepala seksi  Pembersihan badan kapal
pelayanan usaha.  Pemeriksaan keruasakan lambung dan
Tata cara penerimaan kapal di konstruksi lainnya
dermaga adalah pemilik kapal harus  Pelaksanaan pekerjaan
melapor ke kantor syahbandar untuk  Pemeriksaan hasil pekerjaan
mengurus surat STBLKK (Surat Tanda  Pengecatan lambung kapal
Bukti Lapor Kedatangan Kapal). Untuk  Undocking
mengurus surat ini harus membawa surat- Galangan kapal Pelabuhan
surat kapal seperti SIPI (Surat Izin Perikanan Samudera Bungus tidak
Penangkapan Ikan), SIUP (Surat Izin memiliki jaminan mutu bagi pelayanan
Usaha Penangkapan), dan surat ukur kapal. kapal-kapal yang melakukan aktivitas
Setelah mendapat izin dari syahbandar perbaikan dan perawatan di galangan.
pemilik kapal pergi ke kantor pelayanan Galangan kapal Pelabuhan Perikanan
usaha dengan membawa surat STBLKK Samudera Bungus memiliki SOP sebagai
tersebut kemudian kapal akan di docking. acuan untuk izin melakukan docking kapal
Setelah kapal selesai diperbaiki dan akan agar pelaksanaan docking kapal dapat
diturunkan, pemilik kapal membayar biaya dilakukan dengan baik dan lancar. SOP
docking ke kantor pelayanan usaha. Kantor dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
pelayanan usaha membuatkan rincian Perikanan Tangkap. Informasi mengenai
biaya dockig dan kapal siap diturunkan. Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
Manajemen Operasional dapat di akses melalui website
Armada kapal yang dilayani di http://www.pipp.kkp.go.id dan e-mail
galangan kapal Pelabuhan Perikanan address pps_bungus@yahoo.com.
Samudera Bungus adalah kapal perikanan Manajemen Keuangan
dan kapal non perikanan dengan bobot Tarif PNB KKP berdasarkan PP
kapal maksimal 30 GT. Untuk melihat No.75/2015 biaya docking untuk kapal
jumlah kapal yang melakukan aktivitas perikanan adalah Rp20.000/GT/sekali naik
docking kapal disajikan dalam Gambar 2. atau /GT/sekali turun. Biaya docking untuk
440
kapal non perikanan Rp50.000/GT/sekali
417 naik atau /GT/sekali turun. Biaya sewa
420 403
melakukan docking
Jumlah kapal yang

400 tempat (dock yard) untuk kerusakan ringan


377
380 369 Rp1.000/GT/hari, kerusakan sedang
360 349
Rp1.250/GT/hari, kerusakan berat
340 Rp1.500/GT/hari (PPS Bungus, 2016)
320
Adapun harga sewa bengkel
300
2012 2013 2014 2015 2016
tergantung kepada peralatan bengkel apa
yang digunakan. Semua mesin yang
Tahun
digunakan di bengkel Rp60.00/hari. Untuk
Gambar 2 sewa forklift Rp100.000/jam di luar
pelabuhan, sedangkan jika digunakan di
Proses aktivitas yang dilakukan di galangan
dalam pelabuhan Rp50.000/jam. Sewa
kapal adalah:
dongkrak mesin tempel Rp25.00/jam dan
 Persiapan pendockingan dan dudukan membuat perbost Rp150.000/satu perbost.
kapal
6

Sewa listrik Rp35.000/hari tarif ini Manajemen sumberdaya manusia


merupakan sumber pendapatan galangan. adalah pengembangan dan pemanfaatan
Pendapatan galangan kapal pegawai dalam rangka tercapainya tujuan
merupakan salah satu sumber pendapatan dan sasaran individu, organisasi,
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus. masyarakat, bangsa, dan internasional
Pendapatan galangan kapal terbagi dua yang efektif (Kinggundu, 1989 dalam
yaitu pendapatan bengkel dan pendapatan Sulistiyani dan Rosidah, 2009)
docking. Pendapatan bengkel dan docking
Dari sudut pandang seorang pimpinan
dalam kurun waktu lima tahun berturut -
di bidang sumberdaya manusia,
turut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tahun Pendapatan (Rp)
keberhasilan organisasi sangat tergantung
Bengkel Docking kepada perilaku karyawannya. Ia
2012 4.210.000 102.348.000 mengharapkan agar memiliki karyawan
2013 3.645.000 83.162.000 yang mau dan mampu untuk melaksanakan
2014 4.200.000 87.229.000 tugasnya dengan baik (Pangabean,2004).
2015 2.050.000 111.553.000 Penerimaan tenaga kerja di bagian
2016 2.599.000 102.607.385 pengelola galangan kapal Pelabuhan
Sumber : Data Statistik PPS Bungus 2016 Perikanan Samudera Bungus sama halnya
Perbandingan dan perkembangan seperti penerimaan PNS (Pegawai Negeri
pendapatan bengkel dan pendapatan Sipil) dengan memandang latar belakang
docking dapat dilihat pada Gambar 3. pendidikan dan mengikuti tes CPNS
120000000 (Calaon Pegawai Negeri Sipil). Untuk
Pendapatan (Rp)

100000000 pengelola galangan kapal, kepala seksi


80000000 Pendapatan pelayanan usaha atau pemimpin galangan
60000000 Bengkel (Rp) kapal berpendidikan terakhir Megister (S2)
40000000 Pendapatan di Universitas Bung Hatta Padang dan
20000000 docking (Rp) untuk pegawai – pegawai di seksi
0 pelayanan usaha berpendidikan terakhir
2015
2012
2013
2014

2016

SLTA.
Tahun
Sedangkan untuk penerimaan buruh
tidak memandang latar belakang
Gambar 3 pendidikan, yang terpenting adalah buruh
tersebut mau bekerja secara bertanggung
Pendapatan tertinggi galangan kapal
jawab dan biasanya ketua rombongan
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
buruh membawa sendiri bawahannya
pada tahun 2015 mencapai
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
Rp111.553.000. Nilai ini sangat berbeda
memperbaiki kapal-kapal yang melakukan
jauh dengan pendapatan docking
docking di galangan ini. Buruh yang
Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman
bekerja di galangan kapal pada umumnya
Jakarta, pendapatan dock angkat mencapai
berpendidikan terakahir SD dan SLTP.
Rp2.908.423.000/tahun dan dock slipway
Penempatan tenaga kerja pengelola
Rp1.904.943.000/tahun (Boesono dan
dan buruh galangan kapal Pelabuhan
Hidayati, 2008)
Perikanan Samudera Bungus sesuai
Manajemen Sumberdaya Manusia
dengan skill atau keahliannya masing-
masing. Berdasarkan jenis kapal ada buruh
7

yang ahli dalam memperbaiki kapal kayu (Kurniati, 2014). Tata letak lokasi
dan ada buruh yang ahli dalam galangan kapal Pelabuhan Perikanan
memperbaiki kapal fiber, sedangkan Samudera Bungus dapat dilihat pada
berdasarkan pembagian pekerjaan ada Gambar 4.
buruh yang bekerja pada bagian lambung,
lunas, pemasangan seng, pengecatan, dan
lain-lan.
Ada beberapa orang pengelola galangan
kapal mengikuti pelatihan namun tidak
mengenai pengelolaan galangan kapal
melainkan pelatihan-pelatihan lain.
Sedangkan buruh yang bekerja di galangan
kapal sama sekali belum pernah mengikuti
pelatihan mengenai perawatan dan Gambar 4
perbaikan kapal. Selama ini mereka Gambar yang ditujukkan pada nomor
bekerja hanya berdasarkan pengalaman 1 adalah dock yard dengan luas 2500 m2,
saja tanpa ada pelatihan sama sekali gambar nomor 2 adalah dermaga jetty
sedangkan pelatihan sangat dibutuhkan dengan panjang 20 meter dan lebar 1
seperti yang dijelaskan oleh Pangabean meter, gambar nomor 3 adalah hangar
(2004) pelatihan sebagai suatu cara yang dengan luas 80 m2, gambar nomor 4 adalah
bengkel dengan luas 100 m2, gambar
digunakan untuk memberikan atau
nomor 5 adalah kantor administrasi dengan
meningkatkan keterampilan yang
luas 50 m2, dan gambar nomor 6 adalah
dibutuhkan untuk melaksanakan
jalan menuju galangan kapal.
pekerjaanya sekarang. Kebersihan dan kemanan lingkungan
Pemberhentian tenaga kerja kerja sangat berpengaruh terhadap kualitas
merupakan fungsi terakhir manajemen kerja. Terhadap kebersihan galangan kapal
sumberdaya manusia. Pemberhentian di pengelola dan buruh galangan melakukan
bagian pengelola galangan kapal sama kerja sama kegiatan gotong royong
halnya dengan pemberhentian PNS apabila seminggu sekali setiap hari jumat demi
terciptanya lingkungan kerja yang bersih
melakukan kesalahan yang fatal misalnya
dan nyaman. Sistem kemanan di galangan
tindakan korupsi, maka pemberhentian ada satpam yang berjaga di pos depan
kerja dilakukan. Sedangkan pemberhentian Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
di bagian buruh apabila tidak ada kapal
yang melakukan docking atau buruh
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
mendapatkan pekerjaan di luar galangan
maka buruh tersebut memberitahukan Kesimpulan
kepada ketua rombongan buruh dan Galangan kapal Pelabuhan Perikanan
menjelaskan alasannya untuk berhenti. Samudera Bungus merupakan galalangan
Lingkungan Kerja kapal milik pemerintah. Galangan kapal
Tata letak galangan kapal juga dibangun untuk melengkapi fasilitas
memegang peranan penting dalam fungsional yaitu fungsi perbaikan dan
mendukung kelancaran kegiatan galangan pemeliharaan armada penangkapan ikan di
untuk melihat kelebihan dan kekurangan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
yang dimiliki galangan kapal tersebut yang tujuan utamanya adalah untuk
8

melayani masyarakat terutama nelayan di Disarankan untuk galangan kapal


sekitar perairan Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
Samudera Bungus. membuat perencanaan untuk
Dari awal dibangun hingga saat ini pengembangan fasilitas terutama fasilitas
galangan kapal Pelabuhan Perikanan dock yard demi kemajuan galangan dan
Samudera Bungus tidak pernah membuat membuatkan atap yang tinggi (lebih tinggi
perencanaan untuk perkembangan dan dari vessel lift) untuk memperlancar
kemajuan galangan kapal. Galangan kapal kegiatan buruh dalam melaksanakan
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus pekerjaanya. Perlu mengadakan pelatihan
juga tidak memiliki struktur organisasi di galangan kapal Pelabuhan Perikanan
sendiri. Pelaksanaan tujuan dari galangan Samudera Bungus untuk pembuatan kapal
kapal ini dilakukan oleh pengelola kayu dan kapal fiber bagi nelayan untuk
galangan kapal dan pengawasan dari meningkatkan kemamapuan galangan.
pelaksaannya dilakukan oleh kepala seksi Galangan juga perlu membuat rencana
pelayanan usaha yang menjabat sebagai anggaran untuk mendirikan koperasi yang
pemimpin galangan kapal. menjual bahan-bahan untuk perbaikan
Dock yard yang terbuka atau tidak kapal baik kapal kayu maupun kapal fiber
memiliki atap dan disekitar lokasi dock lengkap dengan peralatan mesinnya.
yard tidak ditanami pohon-pohon
menyulitkan buruh melakukan DAFTAR PUSTAKA
pekerjaannya. Contohnya ketika terik
Apriliani, Izza M. 2014. Strategi
panas buruh harus beristirahat dulu dan Pengembangan Manajemen
ketika hujan buruh yang melakukan Teknologi Galangan Kapal
perbaikan kapal fiber tidak bisa Koperasi Pegawai Negeri Dinas
menjalankan kegiatannya karena fiber Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta
tidak akan mengeras jika terkena air. Jika Di Muara Angke. [Tesis]. Bogor
musim hujan datang berturut-turut maka (ID): Institut Pertanian Bogor.
perbaikan kapal fiber akan berhenti untuk
Bathara, L., Yulinda, E., Darwis. 2011.
sementara waktu. Dasar-Dasar Manajemen.
Tidak lagi berjalannya koperasi Pekanbaru: Pusat Pengembangan
pegawai yang menjual bahan-bahan untuk Pendidikan, Universitas Riau.
perbaikan kapal dan peralatan mesin
menyulitkan nelayan mencari bahan-bahan Boesono, H., Hidayati, Nur R. 2008.
tersebut untuk perbaikan kapalnya. Analisis Keuntungan Usaha Dock
Slipway dan Dock Angkat Pelabuhan
Terutama jika terjadi kerusakan pada Perikanan Samudera Nizam
mesin kapal pemilik kapal harus pergi ke Zachman Jakarta. Semarang: Jurnal
kota dan memakan waktu yang cukup Saintek Perikanan. Vol.3, No.2. Hal
panjang serta pengeluaran biaya 74-81.
transportasi untuk mendapatkan peralatan
mesin yang dibutuhkan. Daft, Richard L., 2002. Manajemen
Saran .Jakarta: PT. Erlangga
9

Lasse, D.A. 2014. Manajemen


Hasibuan, M. 2014. Manajemen
Kepelabuhan. Jakarta: PT.Raja
Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT.
Gravindo Persada.
Bumi Aksara.
Nofrizal dan Ahmad, M. 2013.
Kurniati, L. 2014. Studi Pengembangan Pengembangan Galangan Kapal
Fasilitas Galangan Kapal PPS Kayu Tradisional Di Bagansiapiapi
Bungus Kota Padang Provinsi Galangan Kapal Kayu Tradisional.
Sumatera Barat. Fakultas Perikanan Pekanbaru: Penerbit UNRI Press.
Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. ISBN. 978 979 792 362 4.
Pekanbaru .Skripsi Tidak
Dipublikasikan.
Pangabean, M. 2004. Manajemen Sulistiyani, Ambar T., Rosidah. 2009.
Sumberdaya Manusia. Bogor: PT. Manajemen Sumberdaya Manusia.
Ghalia Indonesia. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus.
2016. Laporan Tahunan. Padang.

Anda mungkin juga menyukai