ABSTRAK
Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam dalam pasal 18
menyebutkan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
kewenangannya menyediakan prasarana usaha perikanan, yang meliputi prasarana
penangkapan ikan, prasarana pembudidayaan ikan serta prasarana pengolahan dan
pemasaran. Pemerintah Provinsi Aceh melalui pembangunan Sentra Kelautan dan
Perikanan Terpadu telah menyediakan cold storage yang berlokasi di PP ie Meulee
Kota Sabang sebagai tempat penyimpanan ikan, namun realita yang terjadi cold
storage yang sudah dibangun dari tahun 2016 sampai sekarang belum bisa dirasakan
manfaatnya oleh nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran serta
hambatan yang dialami oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh dalam pengelolaan
cold storage. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam
menganalisis data penulis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan yaitu teori peran dan pemberdayaan
masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan
Aceh dalam menjalankan peranya sebagai dinamisator, dimana akan melibatkan
pihak swasta yang nantinya berperan sebagai pengelola cold storage, kemudian peran
DKP Aceh sebagai fasilitator juga akan melakukan pembangunan dermaga dan
pengerukan kolam labuh kapal agar kapal-kapal skala besar bisa mendaratkan hasil
tangkapannya di PP Ie Meulee, dan peran DKP Aceh sebagai katalisator adalah,
selain menyediakan cold storage DKP Aceh juga memberikan bantuan kapal serta
pelatihan dengan tujuan nelayan bisa memaksimalkan hasil tangkapannya.
Hambatan yang dialami DKP Aceh dalam upaya pengelolaan cold storage adalah
letak bangunan yang dinilai tidak sesuai, dikatakan demikian karena fasilitas tempat
dibangunya cold storage belum lengkap sehingga menghambat tingkat produktivitas
dari cold storage. Untuk itu diharapkan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh dapat
menjalankan peranya dengan baik serta mengatasi hambatan yang terjadi sehingga
Kata Kunci: Peran, Cold Storage, Dinas Kelautan dan Perikanan, Kota Sabang
ABSTRACT
Based on Law Number 7 of 2016 concerning the Protection and Empowerment of
Fishermen, Fish Cultivators, and Salt Farmers in article 18, it is stated that the
Central Government and Regional Governments with their authority provide
fishery business infrastructure, which includes fishing infrastructure, fish
farming infrastructure and processing and marketing. The Aceh Provincial
Government through the construction of the Integrated Marine and Fisheries
Center has provided cold storage located in PP ie Meulee, Sabang City as a fish
storage place, but the reality is that the cold storage that has been built from 2016
until now has not been able to benefit fishermen. This study aims to determine the
role and obstacles experienced by the Aceh Maritime Affairs and Fisheries Service
in managing cold storage. This study used qualitative research methods. In
analyzing the data the author uses data reduction, data presentation, and drawing
conclusions. The theory used is the theory of role and community empowerment.
The results of this study indicate that the Aceh Maritime Affairs and Fisheries
Service in carrying out its role as a dynamist, which will involve the private
sector which will later act as a cold storage manager, then the role of Aceh DKP as
a facilitator will also carry out the construction of docks and dredging of ship
harbor pools so that ships can scale Most of them can land their catch in PP Ie
Meulee, and the role of Aceh DKP as a catalyst is, apart from providing cold
storage, DKP Aceh also provides ship assistance and training with the aim of
fishermen maximizing their catch. The obstacle experienced by Aceh DKP in the
effort to manage cold storage is the location of the building which is considered
inappropriate, it is said that because the facilities where the cold storage is built
are not yet complete so that it hampers the productivity level of cold storage. For
this reason, it is hoped that the Aceh Maritime Affairs and Fisheries Service can
carry out its role well and overcome the obstacles that occur so that the benefits of
cold storage can be immediately felt by fishermen and the people of Sabang City.
Keywords: Role, Cold Storage, Marine and Fisheries Service, Sabang City
TINJAUAN PUSTAKA
a. Teori Peran
Melihat peran pemerintah dalam upaya pengelolaan cold storage maka perlu adanya
indikator atau pengukur terhadap peran, terdapat tiga indikator dalam melihat peran
pemerintah Menurut (Satria, 2010: 263) terdapat tiga peran pemerintah, yaitu :
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pembelajaran kasus
dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
tidak memerlukan perhitungan yang akurat dari angka-angka, ini dikarenakan
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang memperlihatkan gambaran
mengenai kondisi baik itu secara faktual maupun sistematis terkait faktor-faktor,
sifat, serta hubungan antara fenomena yang dimiliki untuk melakukan akumulasi
secara mendasar.
1. Peran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh dalam pengelolaan Cold
Storage.
KESIMPULAN
SARAN
Berdasarkan temuan dari peneli dapatkan di lapangan, peneliti ingin
memberikan saran yang mungkin bisa menjadi bahan untuk Dinas Kelautan dan
Perikanan dalam percepatan pemanfaatan cold storage di Aceh Barat Daya:
Juanda, J., & Martunis, M. (2014). Analisa Kelayakan Finansial Pengembangan Cold
Storage Plant di Pelabuhan Perikanan Lampulo Baru Banda Aceh. Jurnal
Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia , 6 (1), 17-18.
Kementrian Kelautan dan Perikanan. (2021) Profil SKPT Kota Sabang. Diakses dari
https://kkp.go.id/SKPT/Sabang/page/1131-profil-skpt-kota-sabang
Kurniasari, N., Rosidah, L., & Erlina, M. D. (2018). Strategi Pengembangan Sektor
Kelautan Dan Perikanan Di Kota Sabang. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan, 8(2), 125-135.
Mahfud, T. (2020, Oktober 24). Gudang Beku Terintegrasi Ikan Di Sabang Belum Bisa
Dimanfaatkan Nelayan. RRI Banda Aceh. Diakses dari https://rri.co.id/banda-
aceh/ekonomi/918529/gudang-beku-terintegrasi-ikan-di-sabang-belum-bisa-
dimanfaatkan-nelayan
Novritaria, D. (2021, Juli 12). Harga Ikan Laut Naik Di Kota Sabang. RRI. Diakses
dari https://rri.co.id/ekonomi/1111281/harga-ikan-laut-naik-di-kota-sabang
Tiven, M., Huliselan, NV, & Lopulalan, Y. (2018). Efektivitas Kebijakan Kartu
Nelayan Kota Ambon. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan , 14 (2),
76-87.
Yusuf, I. (2019, Maret 9). Sabang Diminta Fungsikan Gudang Beku Ikan. Antara
News. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/807463/sabang-
diminta-fungsikan-gudang-beku-ikan