Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah Indonesia terdiri dari dua pertiganya laut, dan sepertiga wilayahnya adalah
daratan. Maka dari itu Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar.
Berdasarkan surat Nomor B-3,4/SESMA/IGD/07/2014 Badan Intelijen Geospasial,
Indonesia memiliki perairan seluas 6,32 juta kilometer persegi dan garis pantai 99.093
kilometer (“Publikasi Buku Pintar KKP.Pdf,”). Wilayah laut Indonesia memiliki beragam
sumber kehidupan hayati dan non hayat. Dikarenakan wilayah laut yang luas perikanan
laut merupakan dalah satu sumber daya alam yang sangat potensial yang mendorong
pertumbuhan ekonomi, adanya peningkatan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan
dan memberikan gizi bagi masyarakat Indonesia. Diperkirakan potensi kelestarian
sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2017 melebihi 12 juta ton/tahun. Meskipun
potensi perikanan Indonesia sangat besar (Sari, 2013).
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki perairan laut dengan panjang pantai sekitar 2.500
km dengan potensi sumber daya perikanan tangkap yang besar dengan potensi berbagai
jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Potensi perikanan Sulawesi
Selatan untuk daerah penangkapan 12 mil dari pantai sebesar 620.480 ton/tahun dan
80.072 ton/tahun untuk zona ekonomi eksklusif (ZEE), daerah penangkapan 12-200 mil
dari pantai. Potensi perikanan laut ini baru termanfaatkan sekitar 56% yaitu 14.468 ton
setiap tahunnya (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, 2007).
Potensi alam ini diharapkan dapat mendukung kegiatan perekonomian untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut secara tepat
diyakini dapat menyelamatkan masyarakat Sulawesi Selatan dari berbagai dampak krisis
ekonomi. Sayangnya, pada beberapa daerah, ada indikasi terjadi pemanfaatan sumber
daya yang melebihi daya dukung lingkungan (Saleh, 2019).

Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tentunya mempunyai peranan yang
sangat penting terhadap kelangsungan hidup perekonomian dan masyarakat luas.
Perusahaan memiliki penting dalam menciptakan lapangan kerja, kekayaan, produk dan
jasa, namun tekanan pada bisnis untuk berperan dalam isu-isu sosial yang melibatkan
karyawan, stakeholder, masyarakat, lingkungan,dan pemerintah terus meningkat dalam
isu-isu sosial yang melibatkan karyawan, stakeholder, masyarakat, lingkungan, dan
pemerintah terus meningkat (Aryawan et al., 2017).

Ikan ekor kuning adalah ikan laut yang hidup di perairan indo-pasifik. Ikan ini disebut
fusilier, suli, sulih, suliri, sulnin. Warna umumnya biru, kuning pada bagian belakangnya
dan perak. Jenis ini di kenal sebagai perenang cepat dan termasuk ikan diurnal. Ikan ini
sering di temukan di luar karang (tubir karang) makananya adalah zooplankton (Firman,
2013).
Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses menjadi
barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari perusahaan
(Lukman Syamsuddin, 2001: 281). Tetapi pengertian bahan baku di sini ditekankan pada
bahan yang secara fisik langsung berhubungan dengan produksi. Apabila persediaan
bahan baku berjalan lancar maka proses produksi juga akan berjalan lancar, sebagai
contoh apabila persediaan bahan baku dalam proses produksi tidak tersedia dengan
cukup maka akan mengganggu kegiatan produksi dan berdampak terhadap penurunan
hasil produksi
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dipahami lebih terkait proses stok bahan baku
ikan fillet ikan ekor kuning (Caesio cuning) pada Pt. Arti Buana Lautan Indonesia yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, penulis
mengangkat judul “Manajemen Stok Bahan Baku ikan fillet ikan ekor kuning (Caesio
cuning) pada Pt. Arti Buana Lautan Indonesia”.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilaksanakan Praktik Kerja Profesi ini adalah untuk mengetahui secara
langsung mengenai bagaimana manajemen stok bahan baku fillet ikan ekor kuning
(Caesio cuning) pada PT. Arti Buana Lautan Indonesia. Adapun kegunaan dari Praktei
Kerja Profesi ini adalah untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
dalam kegiatan produksi olahan perikanan khususnya manajemen stok bahan baku serta
sebagai bahan informasi dan perbandingan teori yang diperoleh dibangku perkuliahan
dengan kenyataan yang ada di lapangan.

C. Metode Pelaksanaan

Praktik Kerja Profesi (PKP) ini berlangsung selama kurang lebih 3 minggu (5
hari/minggu), yang berlangsung mulai dari bulan September sampai dengan Oktober
2022, yang berlokasi di PT. Arti Buana Lautan Indonesia, Kota Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Profesi
(PKP) pada PT. Arti Buana Lautan Indonesia yaitu metode partisipatif dengan cara
melihat, mengamati, serta terlibat langsung pada proses produksi bersama pekerja,
setiap kegiatan yang dilakukan mendapatkan arahan dari pembimbing lapangan yang
telah ditugaskan oleh pihak PT. Arti Buana Lautan Indonesia. Selain itu metode lain yang
dilaksanakan berupa oleh data primer dan data sekunder yang peroleh dari pihak
perusahaan dengan cara wawancara dan didapatkan dari data -data arsip perusahaan
PT. Arti Buana Lautan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai