Anda di halaman 1dari 12

Jurnal IPTEKS PSP, Vol.

4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

KONDISI DAN ANALISIS KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN


FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) TERNATE

CONDITION AND THE DEVELOPMENT POSSIBILITY ANALYSIS


OF FACILITY OF NUSANTARA FISHING PORT (PPN) TERNATE
Ilham Jaya1), Muhammad Kurnia1), Firman2)

1)
Departemen Perikanan, Universitas Hasanuddin Makassar
2)
Dinas Perikanan dan Kelautan Halmahera Selatan Maluku Utara

Diterima : 7 Februari 2017; Disetujui : 16 Februari 2017

ABSTRAK

Penelitian tingkat kondisi dan pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara


Ternate bertujuan menentukan tingkat pemanfaatan fasilitas teknis dan fungsional dan
kemungkinan pengembangan fasilitas PPN Ternate. Metode yang digunakan adalah deskriptif
analitik dengan teknik pengambilan data primer dan sekunder melalui observasi serta
wawancara dengan nelayan dan staf pelabuhan, meliputi: jenis dan jumlah kapal per hari,
produksi hasil tangkapan (ton/hari), distribusi bahan logistik (BBM, air bersih, es balok); ukuran
fasilitas dermaga, kolam pelabuhan, Kedalaman perairan, dan gedung TPI serta data sekunder
meliputi jumlah armada, produksi dan nilai produksi dari PPN Ternate dan instansi terkait. Data
dianalisis secara deskriptif berdasarkan perbandingan nilai pemanfaatan fasilitas dengan nilai
kebutuhan fasilitas yang ada pada saat penelitian dilakukan. Tingkat pemanfaatan fasilitas-
fasilitas PPN Ternate yakni: Dermaga sebesar 128 m; TPI 1 sebesar 738 m2; TPI 2 sebesar 369
m2; kolam pelabuhan sebesar 5767,593 m2; kedalaman area kolam sebesar 3560 m; dan luas
area daratan pelabuhan sebesar 2650 m2. Namun hanya TPI 1 dan TPI 2 yang masuk kategori
pemanfaatan yang sangat baik dan membutuhkan pengembangan guna memaksimalkan
pelayanan pendaratan jumlah hasil tangkapan (ton/hari) di PPN Ternate.

Kata kunci : Tingkat Pemanfaatan Fasilitas, PPN Ternate

Jaya dkk. 49
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

ABSTRACT

The study of condition level and facilities utilization of Ternate Fishing Port aims to
determine the facilities utilization level of technical and functional and the development
possibility of Ternate Fishing Port facilities. Analytic descriptive Methods was conducted by
collecting technic of primary and secondary data through observations and interviews with
fishermen and fishing port staffs included the kind and number of fishing vessel per day; catch
productions (ton/day); logistic material distribution of BBM, water, and ice; quay facility
dimension; basin; water depth and TPI building. Secondary data include number of fishing
vessel, fish and production value of Ternate fishing port and relevant institution. The data was
analyzed descriptively based on the comparison between facilities utilization value and existing
facility value at the moment of study. The facilities utilization level of Ternate fishing port that
is quay= 128 m; TPI 1= 738 m2; TPI 2= 369 m2; basin = 5767,593 m2; depth water of basin=
3560 m; and fishing port land area square was 2650 m2. However, only the TPI 1 and TPI 2
were classified very good utilization and need for development to maximize the service of fish
catches number (ton/day) in Ternate Fishing Port.

Keyword : facilities utilization level, Ternate Fishing Port

Contact person : Ilham Jaya


Email : ilhamjayaamir@yahoo.co.id
PENDAHULUAN Maka untuk mendukung hal tersebut
Sumber daya alam pesisir dan laut pembangunan sarana dan prasarana, salah
merupakan salah satu aset negara dan satunya pelabuhan perikanan di Indonesia
daerah yang strategis untuk dikembangkan mutlak. Prasarana tersebut antara lain
sebagai basis kegiatan ekonomi masyrakat. berbentuk pelabuhan perikanan yang
Sumber daya perikanan dan kelautan berfungsi sebagai sarana penunjang
memiliki daya saing yang cukup tinggi, peningkatan produksi. Pembangunan dan
dimana permintaan dan kebutuhan pengembangan pelabuhan akan
produk-produk perikanan terus meningkat, mendukung dan merealisasikan konsep
beberapa jenis diantaranya seperti udang, wawasan nusantara di tinjau dari aspek
kepiting, tuna, cakalang, dan lain-lain untuk pembangunan perikanan nasional dalam
menjadi komuditas andalan ekspor. Selain memanfaatkan potensi sumber daya ikan
itu permintaan dalam negeri ini juga terus di wilayah perairan Indonesia. Lubis (2002)
meningkat khusunya dalam pemenuhan menyebutkan dalam kaitannya dengan
kebutuhan masyrakat akan sumber protein pembangunan agribisnis perikanan,
hewani. Oleh sebab itu perlu diupayakan tersedianya pelabuhan perikanan atau
langkah-langkah untuk meningkatkan pangkalan pendaratan ikan mempunyai
produksi dan produktifitas. peranan yang sangat penting, antara lain:

Jaya dkk. 50
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

(1) Meningkatkan aktifitas ekonomi; (2) perikanan dalam menunjang tumbuhnya


Menunjang tumbuhnya usaha perikanan usaha perikanan skala kecil, menengah dan
skala kecil dan besar secara pararel; (3) besar, serta pemanfaatan pelabuhan yang
Menunjang terwujudnya sentra produksi semakin hari semakin meningkat. Maka
perikanan dalam suatu skala ekonomi yang perlu dilakukan kajian evaluasi
efisien. pemanfaatan serta analisis kemungkinan
PPN Ternate merupakan Unit pengembangan PPN Ternate.
Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Penelitian bertujuan menentukan
Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan tingkat pemanfaatan fasilitas teknis dan
dan Perikanan. Pelabuhan Perikanan fungsional dan kemungkinan
mempunyai fungsi pemerintahan dan pengembangan fasilitas PPN Ternate.
pengusahaan guna mendukung kegiatan Hasilnya diharapkan sebagai informasi bagi
yang berhubungan dengan pengelolaan pemerintah pusat untuk mengambil
dan pemanfaatan sumber daya ikan dan kebijakan pengembangan PPN Ternate dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, pembangunan perikanan tangkap secara
produksi, pengolahan sampai dengan umum.
pemasaran. Sebagaimana ditegaskan
METODE PENELITIAN
dalam UU No. 45 tahun 2009 pasal 1 ayat
Waktu dan Tempat
23 bahwa pelabuhan perikanan adalah
Penelitian ini dilaksanakan pada April
tempat yang terdiri atas daratan dan
- Juni 2012 di Pelabuhan Perikanan
perairan dengan batas-batas tertentu
Nusantara (PPN) Ternate, Maluku Utara.
sebagai tempat kegiatan pemerintah dan
kegiatan sistem bisnis perikanan yang
Pengambilan Data
digunakan sebagai tempat kapal perikanan
Pengumpulan data primer melalui
bersandar, berlabuh, dan bongkar muat
wawancara dengan nelayan dan staf
ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
pelabuhan, meliputi:
keselamatan pelayaran dan kegiatan
1. Proses bongkar muat hasil tangkapan :
penunjang perikanan.
- Pendaratan hasil tangkapan (hari/ton)
Grafik pendaratan hasil tangkapan di
- Jenis alat tangkap dan jumlah kapal
PPN Ternate mengalami peningkatan.
per hari
Dimana untuk tahun 2010 volume produksi
2. Pendistribusian bahan logistik nelayan :
sebesar 5,148 ton kg, dan nilai penjualan
- Jumlah BBM (Bahan Bakar Minyak)
sebesar Rp 47,215,738,841. Sedangkan
- Jumlah air bersih
untuk tahun 2011 volume produksi sebesar
3. Pemasaran hasil tangkapan.
6,767,831 kg, dengan nilai penjualan
4. Pengukuran fasilitas fisik, meliputi
sebesar Rp 70,238,893,510 atau mengalami
panjang dermaga, kolam pelabuhan,
peningkatan sebesar 31.5%.
Kedalaman perairan, dan gedung TPI
Berdasarkan data produksi tersebut,
5. Pengukuran kapal, klasifikasi kapal yang
guna meningkatkan aktifitas ekonomi
berlabuh, dan pola sandar kapal

Jaya dkk. 51
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

Data sekunder meliputi jumlah armada, Lt = luas untuk memutar dengan radius
produksi dan nilai produksi dari PPN pemutarannya minimum satu kali
Ternate dan instansi terkait panjang kapal terbesar, dihitung
dengan luas lingkaran.
Analisis Data
Lt = 𝜋 𝑥 𝑟 2
Data yang diperoleh disajikan dalam
Dimana :
bentuk tabel dan dianalisis secara teknis
Lt = luas untuk memutar kapal (m2)
untuk menentukan ukuran fasilitas yang
𝜋 = 3.14, r = panjang kapal terbesar
dibutuhkan dan analisis tingkat
3. Kedalaman Perairan yang dibutuhkan
pemanfaatan untuk menentukan tingkat
ditentukan dengan rumus (Direktorat
fasilitas yang ada (Nurcholis dkk., 2013).
Jenderal Perikanan 1981b):
Analisis teknis dengan rumus Direktorat
D = d + 1/2 H + S + C
Jenderal Perikanan (1981b) antara lain:
Dimana:
1. Panjang Dermaga yang dibutuhkan
D = kedalaman perairan (cm)
diketahui dengan rumus (Direktorat
d = draft kapal terbesar (cm)
Jenderal Perikanan, (1981b).
H = tinggi gelombang (maks = 80 cm)
( I + s) x n x a x h
𝐿𝑥 =
uxd S = tinggi ayunan kapal melaju (maks
30 cm)
C = jarak aman dari lunas kapal ke
Dimana: dasar perairan (minimal 25 cm)
L = Panjang Dermaga (m), I = lebar kapal 4. Luas gedung pelelangan yang
rata-rata (m), s = jarak antara kapal (m), dibutuhkan dengan rumus Yano dan
n = jumlah rata-rata kapal yang merapat NxP
Noda (1970) yaitu: S =
a = berat rata-rata kapal yang merapat Rx𝑎
Dimana:
(ton), h = lama rata-rata ikan yang
S = Luas gedung pelelangan (m2)
didaratkan (jam), u = jumlah rata-rata
N = jumlah produksi rata-rata (hari/ton)
ikan yang didaratkan tiap kapal (ton),
P = daya tampung produksi per hari
d = rata-rata lamanya fishing trip (jam)
(m2/ton)
2. Kolam Pelabuhan, ditentukan dengan
R = intensitas lelang per hari
rumus (Dirjen Perikanan 1981b).
α = perbandingan ruang lelang dengan
Lx = Lt + (3 x n x I x b ) gedung lelang (0,271).
Dimana: Sedangan untuk menentukan tingkat
Lx = Luas kolam pelabuhan (m2) pemanfaatan fasilitas pelabuhan
Lt = Luas untuk memutar kapal (m2) menggunakan rumus Zain dkk. (2011):
n = Jumlah kapal maksimum sekali
berlabuh pada waktu yang sama, Tingkat Pemanfaatan
ukuran yang dimanfaatkan
I = Panjang kapal (m) = X 100 %
ukuran yang tersedia
b = Lebar kapal (m)

Jaya dkk. 52
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

Tingkat pemanfaatan fasilitas yang berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,


diperoleh selanjutnya dikelompokkan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kriteria Tingkat Pemanfaatan fasilitas (Nurcholis dkk., 2013)

Persentase Tingkat Pemanfaatan Fasilitas


No Tingkat Pemanfaatan
(%)

I Sangat Baik >100

II Baik 76 – 100

III Kurang Baik 51 – 75

IV Tidak Baik 26 – 50

V Sangat Tidak Baik 1 – 25

Hasil selanjutnya dibahas secara deskriptif bebas. Serta dilindungi oleh pulau-pulau di
menjadi pedoman usaha peningkatan sekitarnya yaitu Pulau Tidore dan Maitara.
pemanfaatan fasilitas PPN Ternate.
Kapal dan Produksi PPN Ternate
HASIL DAN PEMBAHASAN Kapal yang memanfaatkan PPN
Gambaran Umum Pelabuhan Ternate untuk sandar melakukan aktivitas
PPN Ternate dibangun pada tahun cukup banyak dan sangat variatif, sebagian
1984-1985, didasari pada kondisi nelayan besar kapal yang mendaratkan hasil
yang sulit untuk menjual hasil tangkapan di tangkapannya bukan hanya berasal dari
wilayah administrasi Ternate. Sebagai Ternate (lokal) melainkan ada juga dari
upaya pengembangan usaha perikanan pulau-pulau terdekat seperti Pulau Tidore,
tangkap. Lokasinya yang berada tepat Sidangoli, dan Pulau Bacan.
disamping pasar tradisonal yang menjadi Kapal-kapal yang berkunjung ke PPN
titik cerntral terjadinya jual beli berbagai Ternate dari tahun ke tahun mengalami
bahan pokok antara konsumen dan peningkatan. Hal ini dikarenakan selain
produsen. Sehingga menjadi nilai tambah lokasi yang strategis dan terjangkau,
bagi PPN Ternate. Berdasarkan lokasinya fasilitas pelabuhan yang semakin hari
PPN Ternate merupakan salah satu fasilitas semakin baik. Produksi perikanan dari
perikanan yang termasuk dalam klasifikasi tahun ke tahun mengalami perubahan
pelabuhan dalam, oleh karena tidak yang fluktuatif dan cenderung
berhadapan langsung dengan perairan peningkatan, selengkapnya dapat dilihat

Jaya dkk. 53
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

pada Tabel 2 tentang jenis, ukuran, jumlah Namun, beberapa jenis ikan yang
kapal dan produksi perikanan PPN Ternate. bernilai ekonomis seperti tuna menjadi
salah satu komoditi ekspor, dengan
Pemasaran
mekanisme yang tidak langsung diekspor
Sistem pemasaran di PPN Ternate
ke negara tujuan melainkan melalui pusat
masih bersifat konvensional yakni tawar
seperti Surabaya dan Jakarta yang
menawar antara pembeli dan pedagang.
membuka cabang di PPN Ternate.
Sistem pelelangan sudah tidak terjadi lagi,
meskipun pada tahun 1987-1988, sempat Penyaluran Logistik Air, BBM, dan Es
terjadi sistem pelelangan tapi kemudian di Sumber air bersih diperoleh dari
hentikan. Karena kondisi masyarakat saat PDAM dan dari dalam PPN yang dibangun
itu yang tidak memungkinkan dan tidak pada tahun anggaran 1984/1985. Air bersih
adanya dukungan dari pemerintah daerah. digunakan untuk pelayanan kapal, industri,
dan perkantoran.

Tabel 2. Jenis, ukuran dan jumlah kapal dan produksi perikanan PPN Ternate 2007-2011

Ukuran Kapal (GT)


Jumlah Produksi
Tahun
(Ton)
< 10 11-20 21-30 31-50 50-100 > 100 Jumlah

2007 2313 333 321 - 3 2 4,841 4,484

2008 2,922 1202 775 11 - - 5,770 4,625

2009 2,284 833 511 2 2 - 4,363 5,073,093

2010 2,537 914 697 - - 88 5,113 5,147,588

2011 1,667 452 725 8 10 22 4,731 6,767,831

Kapal-kapal yang merapat di PPN dan luar Pelabuhan. Di dalam pelabuhan


Ternate sebagan besar menggunakan terdapat pabrik es yang dikelola PPN
mesin dengan BBM solar. PPN Ternate Ternate dan swasta. Jumlah penyaluran Air
menyediakan sebuah Depot Solar yang Bersih, Solar, dan Es oleh PPN Ternate dan
dikelola koperasi”MINA SEJAHTERA”. Swasta dapat dilihat pada Tabel 3.
Penyaluran es balok dilakukan dari dalam

Jaya dkk. 54
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

Tabel 3. Jumlah penyaluran Air Bersih, Solar, dan Es Balok oleh PPN Ternate dan Swasta

Es balok (ton)
Tahun Air Bersih (Volume/ton) Solar (ton)
PPN Ternate swasta
2007 13,631 585 301 6,093
2008 5,062 595 409 5,467
2009 8,691 500 337 5,630
2010 9,472 535.000 293 4,698
2011 8,185 700.000 336 4,568

Pemanfaatan Fasilitas Fisik Daratan PPN Ternate terbagi dua


1. Dermaga merupakan fasilitas fisik bagian yakni area seluas 4 Ha terdiri dari
pelabuhan berfungsi sebagai tempat fasilitas seperti kantor, perbengkelan,
bertambatnya kapal untuk bongkar hasil balai pertemuan nelayan, mushollah, pos
tangkapan dan mengisi perbekalan. PPN jaga, balai pengujian mutu, tangki air
Ternate memiliki 2 dermaga dengan tipe bersih, MCK, serta kantor pelayanan 1
pier/jetty berbentuk T. atap. Sedangkan area 6 Ha merupakan
2. Tempat Pemasaran Ikan (TPI) yang ada lahan dalam proses pengembangan.
di PPN Ternate sebanyak 2 unit yakni TPI 5. Kantor administrasi merupakan fasilitas
2 2
1 seluas 416 m dan TPI 2 seluas 288 m . penunjang yang berfungsi untuk
Pemanfaatan TPI masih belum optimal mengatur dan mempelancar semua
dan hanya setengahnya yang terpakai. kegiatan yang dilakukan di dalam
3. Kolam Pelabuhan pelabuhan.
PPN Ternate secara spesifik tidak 6. Perbengkelan PPN Ternate memiliki luas
memiliki kolam pelabuhan untuk ± 200 m2 dengan alat perlengkapan
menampung kapal. Areal perairan yang seperti mesin bor, mesin las, mesin
digunakan untuk menampung kapal gergaji, mesin pres, dan lain-lain. Sarana
adalah alur perairan yang luas dan perbengkelan dimanfaatkan nelayan
dalam. Sehingga merupakan nilai untuk perbaikan mesin-mesin yang
tambah, karena kapal-kapal berukuran rusak.
lebih dari 40 m dapat berlabuh dan 7. Cold Storage PPN Ternate memiliki luas
melakukan putaran secara leluasa. 140 m2 dengan kapasitas 70 ton. Sarana
PPN Ternate merupakan pelabuhan ini digunakan oleh nelayan dan pihak
perikanan berklasifikasi pelabuhan swasta yang memiliki usaha di dalam
dalam yang letaknya tidak berhadapan pelabuhan.
langsung dengan perairan bebas, tidak
Pemanfaatan Fasilitas fungsional
memiliki Breakwater tapi dilindungi oleh
1. Bangsal pembongkaran Ikan terbuat dari
pulau-pulau yang ada di sekitarnya yaitu
beton dan luas 340 m2.
Pulau Tidore, dan Pulau Maitara.
4. Daratan Pelabuhan.

Jaya dkk. 55
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

2. Tangki air bersih yang disuplai dari TPI merupakan tempat terjadinya
sumur bor yang ada di kawasan PPN transaksi jual beli hasil tangkapan antara
3
Ternate dengan kapasitas 50 m debit air konsumen dan produsen. PPN Ternate
4 detik dan digunakan untuk kebutuhan memiliki dua TPI yakni TPI 1 berukuran
kapal-kapal dan pabrik es. 466 m2 dan daya tampung 20 m2/ton dan
3. Tangki BBM solar berkapasitas 5 ton TPI 2 berukuran 288 m2 dengan daya
yang dilengkapi dengan instalasi pompa tampung 10 m2/ton.
serta jaringan pipa yang mengarah ke Hasil perhitungan menunjukkan
dermaga untuk memudah kapal-kapal bahwa luas TPI yang dibutuhkan untuk
yang mengisi bahan bakar. menampung hasil tangkapan 20 m2/ton
4. Pabrik es balok memiliki luas 200 m2 adalah 738 m2/ton. Sementara luas yang
dengan kapasitas 10 ton/hari. Produksi ada hanya 466 m2. Oleh karena itu TPI 1
es balok diutamakan untuk melayani memerlukan adanya pengembangan.
kapal-kapal yang ada di sekitar Sedangan untuk TPI 2, berdasarkan hasil
pelabuhan. perhitungan dibutuhkan luas TPI 2
sebesar 369 m2/ton. Sementara luas yang
Analisis Pengembangan Fasilitas
ada hanya 288 m2. Oleh karena itu TPI 2
Analisis pengembangan fasilitas PPN
memerlukan pengembangan.
Ternate dapat dilihat pada Tabel 4.
3. Kolam Pelabuhan
1. Dermaga
Kolam pelabuhan PPN Ternate tidak
PPN Ternate memiliki 2 unit dermaga
memiliki batas kolam. Berdasarkan data
yakni dermaga 1 terletak di bagian
WKOPP (Wilayah Kerja Operasional
Selatan dan dermaga 2 di bagian Utara
Pelabuhan) luas kolam pelabuhan
pelabuhan. Dermaga 1 merupakan 2
315.000,0 m . Sedangkan berdasarkan
dermaga utama yang ukuran lebih besar
hasil perhitungan bahwa kolam
dari dermaga 2 yang memiliki ukuran
pelabuhan yang diperlukan dalam
panjang 160,7 m dan lebar 7 m.
menampung 30 kapal yang berlabuh
Berdasarkan hasil analisis
berukuran panjang terbesar 49,60 m
pengembangan bahwa dermaga PPN
dengan lebar rata-rata 4 m pada saat
Ternate dapat menampung yang kapal
yang sama yaitu seluas 5.767,593 m2.
berlabuh sebanyak 18 unit/hari dengan
Berdasarkan hasil analisis dapat
panjang kapal rata-rata 16 m dan Lebar 3
disimpulkan bahwa PPN Ternate belum
m. Rata-rata kapal yang bersandar setiap
memerlukan adanya pengembangan
hari ini hanya membutuhkan dermaga
kolam pelabuhan dalam waktu dekat.
sepanjang 128 m. Hal ini menunjukan
bahwa dermaga tidak perlu ada 4. Kedalaman Perairan PPN Ternate
pengembangan dalam waktu dekat Kedalaman Perairan PPN Ternate
5,50 m, hasil perhitungan bahwa
2. TPI (Tempat Pemasaran Ikan)
kedalaman yang dibutuhkan ± 3,56 m.

Jaya dkk. 56
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

Perhitungan ini di lakukan berdasarkan dari lunas kapal yaitu 1 m. Hal ini
draft kapal terbesar yaitu 300 cm. Dengan menunjukan bahwa kedalaman kolam
tinggi gelombang maksimum 25 cm, dan masih layak dan tidak memerlukan
tinggi ayunan kapal 30 cm, serta jarak aman pengerukan dalam waktu dekat.

Tabel 4. Hasil Analisis Perhitungan dan Pengembangan Fasilitas Pokok PPN Ternate

Ukuran Persentasi
Fasilitas Pemanfaatan Pengembangan
Saat ini Perhitungan (%)

Dermaga 160,7 m 128 m 79.65 Tidak Perlu

TPI 1 466 m2 738 m2 158.37 Perlu

TPI 2 288 m2 369 m2 128.13 Perlu

Kolam Pelabuhan 315000 m2 5767,593 m2 1.83 Tidak Perlu

Kedalaman 5,5 m 3,560 m 64.73 Tidak Perlu

Luas Area 40.000 m2 2,650 m2 6.63 Tidak Perlu

5. Daratan Pelabuhan PPN Ternate tingkat pemanfaatan fasilitas yang sangat


Secara keseluruhan berjumlah baik (>100 %) pada TPI 1= 158.37% dan TPI
2 2
106.000 m . Dimana 40.000 m adalah 2= 128,13% berdasarkan kriteria tingkat
lahan eksisting dengan bangunan pemanfaatan fasilitas (Nurcholis dkk.,
fasilitas yang sudah ada seperti dermaga, 2013). Namun, disisi lain pemanfaatan yang
TPI, kantor, balai pertemuan nelayan, dan sangat baik memberikan indikasi positif
kantor pelayanan 1 atap. Sedangkan bahwa fasilitas-fasilitas ini membutuhkan
2
untuk lahan 66.000 m merupakan lahan pengembangan guna memaksimalkan
area pengembangan. Berdasarkan hasil pelayanan terhadap jumlah hasil
perhitungan, lahan yang dibutuhkan tangkapan (ton/hari) yang didaratkan oleh
2
seluas 2.650 m . Hasil ini menunjukkan nelayan di PPN Ternate.
bahwa lahan yang dimiliki oleh PPN Sementara fasilitas-fasilitas lainnya
Ternate masih sangat layak untuk yakni dermaga, kolam pelabuhan,
menampung berbagai fasilitas yang ada kedalaman perairan dalam area kolam
dan memerlukan perluasan lahan. pelabuhan, dan luas area daratan
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel pelabuhan perikanan yang dianalisis
4 yang dilakukan terhadap fasilitas-fasilitas diperoleh hasil bahwa fasilitas-fasilitas
pada PPN Ternate, maka didapat nilai tersebut tidak memerlukan

Jaya dkk. 57
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

pengembangan volume dan ruang dalam Disamping lokasinya yang


waktu dekat. Hal ini disebabkan bahwa berhadapan dengan fishing ground PPN
pemanfaatannya masih dalam kondisi Ternate juga merupakan tempat yang baik
belum termanfaatkan secara optimal. untuk industri-industri yang membuka
PPN Ternate merupakan pelabuhan cabang di Pelabuhan Nusantara Ternate,
tipe B yang berdasarkan Permen KP Nomor baik industri-industri lokal maupun industri
16 tahun 2006, telah memenuhi kriteria dan regional dan nasional yang berinvestasi di
persyaratan yaitu kriteria memiliki fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate.
tambat labuh untuk kapal perikanan Perencanaan strategis PPN Ternate,
berukuran sekurang-kurangnya 30 GT, merupakan rencana yang sistematis, terinci
adapun kapal-kapal yang melakukan dan terarah serta berkesinambungan yang
tambat labuh di PPN Ternate adalah kapal berisikan pernyataan Visi, Misi, Tujuan,
dengan berbagai ukuran yakni antara 5 - Sasaran, Kebijaksanaan, Program dan
>100 GT dengan jumlah rata-rata setiap Kegiatan untuk menjawab tuntutan,
tahunnya adalah sebanyak 4964 unit dan tantangan dan harapan dari masyarakat
atau rata-rata setiap hari sebanyak 14 unit. perikanan (nelayan, pengusaha dan
Tingkat pendayagunaan fasilitas- stakeholder). Diharapkan dari pelaksanaan
fasilitas yang ada di pelabuhan sangat rencana strategis ini, akan meningkatkan
ditentukan oleh indikator teknis dan pelayanan kepada pengguna jasa (users),
tingkat pemanfaatan fasilitas yang ada meningkatkan produktivitas dan
(Yusrizal dalam Thahir (2011). Kemampuan pendapatan nelayan/pengolah ikan serta
pemanfaatan yang baik dapat membantu meningkatkan kinerja SDM aparatur yang
kelancaran segala kegiatan operasional di pada gilirannya akan berdampak pada
dalam pelabuhan. Sehingga pada akhirnya pengembangan dan pembangunan sektor
dapat diketahui kecenderungan. Kelautan dan Perikanan di daerah.

Perencanaan Pengembangan Fasilitas KESIMPULAN


Pengembangan Pelabuhan Berdasarkan hasil perhitungan dan
Perikanan Nusantara Ternate cukup evaluasi pemanfaatan fasilitas dapat ditarik
beralasan, hal ini mengingat lokasinya yang kesimpulan bahwa pelabuhan Perikanan
berPhadapan dengan fishing ground. Di Nusantara (PPN) Ternate layak dan
WPP (Wilayah Pengolahan Perikanan) 715 memerlukan pengembangan fasilitas,
berdasarkan data Badan riset Kelautan dan khususnya Tempat Pemasaran Ikan guna
Perikanan (BRKP 2007) menujukan bahwa lebih mengoptimalkan operasional TPI
di WPP 715 memiliki potensi sumber daya secara keseluruhan. Mengingat lokasinya
perikanan 590,6 juta ton/tahun. Dan baru di yang sangat strategis, dan juga menjadi
manfaatkan sekitar 97,64 ribu ton/tahun. tempat usaha pengembangan perikanan
Atau sekitar 33,46%. Lahan yang disiapakan tangkap.
PPN Ternate untuk pengembangan
kedepan memiliki luas 6 Ha.

Jaya dkk. 58
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

DAFTAR PUSTAKA 4/1983 Tahun II. Direktorat jenderal


Perikanan. Jakarta.
Ayodhyoa. 1975. Lokasi dan Fasilitas
Pelabuhan Perikanan. Bagian Lubis, Ernani. 2000. Pengantar Pelabuhan
Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan. IPB, Bogor
Perikanan Institut Pertanian Bogor.
Laporan Akhir 2006, Studi Kelayakan
Bogor
Tempat Pendaratan Ikan Ulo-Ulo
Bambang Murdiyanto. 2003. Pelabuhan Kecamatan Belopa Kabupaten
Perikanan. Fakultas Perikanan dan Luwu.
Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Maaroef, A. 2001.
Sekilas Lintas
Bogor
Keragaaan dan Pengelolaan
Direktorat Jenderal Perikanan 1981a. Pelabuhan Perikanan Samuder
Fungsi dan Perananan Pelabuhan Bungus, Departemen Kelautan dan
Perikanan. Pertemuan Teknis Kepala Perikanan Dirjen Perikanan
Tangkap. Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan. Jakarta.
Samudera Bungus. Padang
Direktorat Jenderal Perikanan 1981b.
Standar Rencana Induk dan Pokok- Nurholis, J. Zain, Syaifuddin, 2013. Study
Pokok Desain Untuk Pelabuhan on Functional Facilities Utilization of
Perikanan Dan Pangkalan Bungus Fishing Port at West
Pendaratan Ikan. PT Inconeb. Jakarta. Sumatera Province. Laporan
Penelitian. Fisheries and Marine
Direktorat Jenderal Perikanan 1991. Science Faculty, University of Riau
Petunjuk Organisasi Tata Kerja.
Departemen Pertanian. Jakarta. Pelabuhan Perikanan Nusanatara PPN
Ternate Laporan lima tahun terakhir
Direktorat Bina Prasarana Perikanan. 1994. Tahun 2007-2011. Ternate Maluku
Petunjuk Teknis Pelabuhan Utara.
Perikanan. Direktorat Jenderal
Perikanan. Departemen Pertanian Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No.16 Tahun 2006
Jakarta.
tentang Pelabuhan Perikanan.
Gueckian, W.J. 1970
Planing and Jakarta.
Prepatory Work of A Fishing
Harbour Development Project. Thahir, M. A. 2011. Studi Pemanfaatan
Fishing News (Book). Ltd London. Fasilitas Tempat Pendaratan Ikan di
Kecamatan Merbau Kabupaten
England.
Kepulauan Meranti Provinsi Riau.
Hamin. 1993. Pelabuhan Perikanan Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Indonesia. Bulletin Warta Mina No Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
77 Hal.

Jaya dkk. 59
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (7) April 2017: 49 - 60 ISSN: 2355-729X

Triatmojo, B. 1996. Pelabuhan. Beta offset.


Yogyakarta.

Yusrizal. 2003 . Studi Tentang


Pemanfaatan Fasilitas Pelabuhan
Perikanan dan Kemungkinan
Perkembangannya di Pelabuhan
Perikanan Samudera Belawan
Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru. 90 Hal.
(tidak diterbitkan).

Zain, J., Syaifudin, A.H, Yani. 2011.


Pelabuhan Perikanan. Pusat
Pengembangan Pendidikan Unri.
Pekanbaru. Riau. 176 ha

Jaya dkk. 60

Anda mungkin juga menyukai