Dimuat dalam Bunga Rampai Penginderaan Jauh Indonesia 2012, Editor Ketut
Wikantika dan Lissa Fajri, Pusat Penginderaan Jauh, ITB
Abstrak
Luas perairan negara Indonesia sebesar 5,8 juta km2, namun PDB dari sektor
perikanan sekitar 3,2%. Untuk meningkatkan produksi yang efektif dan efisien,
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui BPOL menerbitkan PPDPI, yang
disusun berdasarkan data penginderaan jauh berupa citra suhu permukaan laut,
konsentrasi klorofil-a, dan tinggi muka air laut. PPDPI yang dihasilkan
didistribusikan melalui website, surat elektronik, faksimili, dan layanan pesan
singkat. Nelayan Kabupaten Indramayu yang telah menggunakan PPDPI
memperoleh omzet tidak kurang dari 200 juta rupiah sehingga bisa menambah
satu unit kapal. Untuk meningkatkan akurasi PPDPI, BPOL meminta kepada
pelabuhan perikanan dan pengguna untuk mengirim data respon balik tangkapan
ikan berdasarkan koordinat lintang-bujur.
Abstract
Indonesia ocean area is 5,8 million km2, while GDP is about 3,2% from fisheries
sector. To increase effectiveness and efficiency, Ministry of Fisheries and Marine
Affairs, through BPOL, produce PPDPI, which is based on remote sensing data
such as sea surface temperature, chlorophyll-a concentration, and sea surface
height. PPDPI distributed via website, email, fax, and short-message-service.
Fisherman in Regency of Indramayu using PPDPI get a turnover no-less-than
200 million rupiahs, so that he can add one unit of ship. To increase PPDPI
accuracy, BPOL ask fish-ports and users to send fish catchment feedback data
based on latitude-longitude coordinate.
Keywords:
PPDPI, remote sensing, sea surfae temperature, chlorophyll-a concentration
1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara bahari memiliki luas wilayah perairan sekitar 3,1 juta
km2 atau sekitar 70% dari seluruh wilayah Nusantara. Dengan diundangkannya
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) maka luas perairan tersebut menjadi 5,8 juta
km2 dibandingkan dengan luas seluruh daratan yang hanya 1,8 juta km2.
Kepulauan Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau dengan total panjang
garis pantai sekitar 81.000 km. Pemanfaatan yang berkelanjutan dari sumber
bahan makanan dan bahan baku, posisi dan pengaruhnya terhadap negara
Indonesia dianggap sebagai sumber bahan baku makanan yang sangat penting
(http://www.dishidros.go.id/hidrografi/174-side-scan-sonar-teknologi-
a. Dengan luas laut 5,8 juta km2, PDB perikanan baru sekitar 3,2%;
masih miskin;
c. Produksi perikanan tangkap di laut sekitar 4,7 juta ton/tahun dari jumlah
yang diperbolehkan maksimum 5,2 juta ton/tahun, sehingga tersisa 0,5 juta
ton/tahun; dan
d. Jumlah nelayan (laut dan perairan umum) sebesar 2.755.794 orang, tetapi
sambilan tambahan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui UPT Balai Riset dan Observasi
Laut) melakukan pengumpulan data oseanografi dari data satelit maupun data
yang dapat mendukung kegiatan para nelayan dan masyarakat pesisir dalam
memanfaatkan hasil perikanan (Jatisworo, 2010). Hal ini juga tercantum dalam
organisasi dan tata kerja Balai Penelitian dan Observasi Laut, dimana salah
satu fungsinya adalah “pelaksanaan penelitian dan observasi sumber daya laut
produk nyata Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) untuk masyarakat
nelayan di Indonesia. PPDPI telah dibuat dan didistribusikan sejak tahun 2000,
saat itu masih dilakukan langsung oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan.
Dari awal diproduksi hingga saat ini, PPDPI terus mengalami perkembangan
dan perbaikan.
suhu permukaan laut, dan anomali tinggi permukaan air laut dari citra satelit.
Saat ini ada 3 jenis PPDPI yang dihasilkan BPOL, yaitu PPDPI Nasional, Laut
Sawu, dan Pelabuhan Perikanan (http://www.bpol.litbang.kkp.go.id/peta-pdpi,
ikan” berganti menjadi “menangkap ikan”. Hal ini akan berkaitan dengan
Penangkapan Ikan saat ini dapat diakses melalui beberapa media, yakni website
BPOL, surat elektronik, faksimili, dan pesan singkat melalui telepon seluler.
Oktober 2012).
dimulai sejak tahun 1983 dengan dikirimkannya data suhu permukaan laut ke
informasi suhu permukaan laut dianggap sangat berharga. Di Jepang, data suhu
permukaan laut tidak hanya diakuisisi oleh kapal untuk riset, namun juga oleh
1982). Selain itu, pemanfaatan data penginderaan jauh untuk perikanan mulai
Penelitian dan Observasi Laut yang berada dibawah Kementerian Kelautan dan
dibawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan ZPPI (Zona
2.2. Manfaat
Membantu meningkatkan hasil tangkapan para nelayan dan membuat
permukaan laut, klorofil-a, dan tinggi muka airlaut. Lebih jelas mengenai
ikan. Suhu yang terlalu ekstrim baik dingin maupun panas akan
dengan kondisi tubuhnya. Suhu air laut juga sangat berpengaruh pada
produktivitas perairan.
massa air yang berbeda dan dapat menjadi perangkap ikan karena
daerah ini memiliki pergerakan air yang sangat cepat dan ombak yang
besar.
Selain ketiga data utama di atas, dalam PPDPI juga memuat informasi arah dan
kecepatan angin di permukaan laut serta tinggi gelombang laut. Informasi ini
asumsi upwelling ditandai dengan adanya daerah perairan dengan suhu rendah
yang dikelilingi suhu lebih tinggi di sekitarnya (Robinson, 2010). Daerah front
diperoleh melalui interpretasi data tinggi muka air laut dengan asumsi daerah
front berasosiasi dengan arus yang kuat dan perbedaan tinggi muka laut
mendukung adanya ikan adalah 0,2 – 1 mg/m3. Jika di suatu daerah terbentuk
upwelling dan front tanpa ada konsentrasi klorofil-a, maka daerah tersebut
diperkirakan bukan daerah potensi ikan. Jika di suatu daerah terbentuk
upwelling dan front serta ada konsentrasi klorofil-a, maka daerah tersebut
informasi arah dan kecepatan angin serta tinggi gelombang laut yang
Indonesia. Ada 3 jenis peta yang dihasilkan, yakni PPDPI Nasional, Laut
setiap Senin, Rabu, dan Jum’at. PPDPI Nasional meliput wilayah-wilayah yang
Sulawesi; Maluku dan Papua; Kalimantan; dan Jawa, Bali, Nusa Tenggara.
Ratu, PPN Sungai Liat, PPP Tamperan (Pacitan), serta wilayah perairan Bali
IPTEKMAS pada Juni 2009, BPOL mulai menerbitkan PPDPI untuk wilayah
perairan Laut Sawu. PPDPI Pelabuhan Perikanan dan Laut Sawu diterbitkan
Semua jenis PPDPI yang dihasilkan BPOL dapat diakses melalui website
elektronik dapat dilakukan jika ada permintaan khusus, baik dari instansi
oleh BPOL dan Pusdatin, namun untuk saat ini dapat digunakan dengan cara
melalui layanan pesan singkat adalah informasi daerah potensi ikan dari PPDPI
Nasional.
ikan yang sangat mapan dengan armada kapal berjumlah lebih dari 30 unit
dengan kapasitas masing-masing kapal lebih dari 30 GT. Kini PPDPI kembali
mengulang suksesnya mengantarkan seorang nelayan menjadi pengusaha yang
berkembang pesat. Adalah bapak Rusmadi, seorang nelayan yang pada dua
ketertarikannya terhadap kesuksesan Haji Cartisa, Rusmadi yang saat itu hanya
rahasia dibalik usaha Haji Cartisa. Hal inilah yang mengantarkan Rusmadi
yang diproduksi dan dikembangkan oleh Balai Penelitian dan Observasi Laut.
Rusmadi sangat meyakini akurasi PPDPI yang dikirimkan oleh BPOL dua kali
dan Perikanan Indramayu melalui SMS Center. Dengan masa hari layar kapal
± 45 hari dalam sekali trip, maka informasi PPDPI menjadi sangat berharga
daerah potensial penangkapan ikan tersebut, maka biaya operasional kapal dan
waktu tempuh menuju lokasi penangkapan menjadi sangat efektif dan efisien.
Kondisi inilah yang oleh Rusmadi diyakini menjadi musim panen ikan
sepanjang tahun tanpa ada musim paceklik. Dengan omzet perolehan ikan yang
tidak kurang dari 200 juta rupiah setiap mendarat, maka usaha penangkapan
ikan Rusmadi meningkat pesat, sehingga saat ini sudah bisa menambah 1 unit
kapal tangkap. Bisa dibayangkan berapa penghasilan bersih Rusmadi jika biaya
ibadah Haji sebagai kewajiban dan ungkapan rasa sukur atas rejeki yang
diterimanya.
ikan dengan tepat waktu. Setiap harinya seorang operator akan mengunduh
perikanan.
tersebut.
agar program PPDPI ini bisa terus berjalan dan berkembang sehingga
memberikan manfaat yang lebih banyak kepada masyarakat. Disampaikan juga
Cerita sukses ini telah sampai ke Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip
nelayan;
- Operator IDPI bertugas menkonversi posisi lintang dan bujur lokasi potensi
Sebagai validasi hasil prakiraan daerah potensi ikan, BPOL meminta kepada
yang diminta adalah data hasil tangkapan nelayan berbasis koordinat lintang
dan bujur. Diharapkan dengan adanya data respon balik, BPOL dapat
sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
a. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) dihasilkan oleh
http://www.bpol.litbang.kkp.go.id;
d. PPDPI dapat diperoleh melalui surat elektronik dan faksimili jika ada
tahap pengembangan oleh BPOL dan Pusdatin, namun saat ini sudah
ikan;
5.2. Saran
a. PPDPI membutuhkan respon balik dari para pengguna untuk
Indian National Centre for Ocean Information Services. Akses pada 3 Oktober
2012 http://www.incois.gov.in/Incois/marine_fisheries_main.jsp
Realino, et al. 2007. Pola Kesuburan Perairan Indonesia. Jembrana: Balai Riset
dan Observasi Kelautan.
Saitoh, Sei-Ichi et al. 2011. Some Operational Uses of Satellite Remote Sensing
and Marine GIS for Sustainable Fisheries and Aquaculture. Japan.
Wikantika K. dan Fajri L., editor. 2012. Bunga Rampai Penginderaan Jauh
Indonesia – Pengembangan Sistem Penjejak Ikan nan Cerdas (Intelligent
Fish Tracker) dengan Pendekatan Integrasi Expert Systems, Remote Sensing,
dan GIS Model. Bandung: Pusat Penginderaan Jauh ITB.
Yan, Jihui. 2004. China’s HY-1A Ocean Satellite and Its Application. China.
Biografi Penulis
Dinarika Jatisworo
Lahir pada 16 Mei 1985 di Solo, putri dari pasangan
Edhi Sumaryoto dan Lina Chabibi ini besar di
Yogyakarta. Menamatkan SD, SMP, dan SMA di
Yogyakarta. Pada 2003 diterima di Jurusan Kartografi
dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas
Gadjah Mada. Lulus dengan predikat cumlaude pada
tahun 2008, dengan skripsi mengenai transportasi
daerah perkotaan Yogyakarta. Pada 2009 mulai bekerja
di Balai Penelitian dan Observasi Laut. Pada 2010 mulai menjabat sebagai
Koordinator Operasional Stasiun Bumi dan PPDPI.
Ari Murdimanto
Lahir di Jakarta pada 23 Februari 1986. Menamatkan
SD, SMP, dan SMA di Tangerang. Pada 2003 diterima
di Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas
per by Jatisworo & Murdiman Geografi, Universitas Gadjah Mada. Lulus pada 2008
dengan skripsi mengenai tingkat kemacetan rute Trans
Jogja. Pada 2009 sampai 2010 bekerja di konsultan
lingkungan Sekala sebagai RS/GIS officer dan terlibat
dalam pemetaan partisipatif di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Sejak
2011 mulai bekerja di Balai Penelitian dan Observasi Laut sebagai operator
stasiun bumi dan PPDPI.