Anda di halaman 1dari 6

EKONOMI MARITIM

SUMBER DAYA ALAM MARITIM

Oleh :

ANIS CHOIRIYATUL JANNAH


NPM : 05.2012.1.01026

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2016

Sumber daya maritim (kelautan) adalah sumber daya yang mencakup kehidupan
laut baik itu yang berupa flora dan fauna mulai dari organisme mikroskopis hingga
makroskopis dan habitat laut mulai dari perairan dalam hingga ke daerah pasang surut di
pantai dataran tinggi dan daerah muara yang luas. Sumber daya maritim dibagi menjadi
dua yaitu yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources). Berbagai orang memanfaatkan dan berinteraksi
dengan lingkungan laut mulai dari pelaut, petani rumput laut, nelayan komersial,
peneliti/ilmuwan, dll. Dan digunakan untuk berbagai kegiatan baik rekreasi, penelitian,
industri, dan kegitan lain yang bersifat komersial.
1.1 Potensi Sumber Daya Maritim di Indonesia
Potensi wilayah pesisir dan laut Indonesia jika dipandang dari segi pembangunan
dapat digolongkan menjadi empat (Prof. Dr. Ir. H. Tridoyo Kusumastanto, 2005).
Pembagian tersebut adalah :
1. Sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti; Perikanan (Tangkap, Budidaya,dan
Pascapanen), Hutan mangrove, Terumbu karang, Industri Bioteknologi Kelautan
dan Pulau-pulau kecil.
2. Sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti; Minyak bumi dan Gas, Bahan
tambang dan mineral lainnya serta Harta Karun.
3. Energi

Kelautan

seperti;

Pasang-surut,

Gelombang,

Angin,

OTEC

(OceanThermal Energy Conversion).


4. Jasa-jasa Lingkungan seperti; Pariwisata, Perhubungan dan Kepelabuhanan serta

penampung (penetralisir) limbah.

Tabel 1. Klasifikasi Sumber Daya Maritim


N
o

Sumber Daya
yang Dapat
Diperbaharui

Sumber Daya
yang Tidak
Dapat
Diperbaharui

Energi Kelautan

Jasa - Jasa
Lingkunga
n

Perikanan
(tangkap,
budidaya, dan
pascapanen)

Minyak Bumi

Pasang Surut

Pariwisata

Hutan Mangrove

Gas

Gelombang

Terumbu Karang

Bahan Tambang

Angin dan
Matahari

Industri
Bioteknologi
Mineral
Kelautan
Pulau - Pulau
5
Harta Karun
Kecil
Sumber : Gede Wahyu Yoga Dana, 2010
4

1.1.1

OTEC
(OceanThermal
Energy Conversion)

Perhubunga
n
Kepelabuha
nan
Penetralisir
Limbah

Arus Laut

Sumber Daya yang Dapat Diperbaharui


Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi perikanan

meliputi:
1. Perikanan Tangkap
Dalam periode 2003-2007, produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan
ratarata per tahun sebesar 1.32%, yakni dari 4.691.796 ton pada tahun 2003
menjadi 4.942.430 ton pada tahun 2007.
2. Perikanan Perairan Umum
Dalam periode 2003-2007, produksi perikanan perairan umum mengalami
penurunan rata-rata sebesar 0.96%, yakni dari 308.693 ton pada tahun 2003
menjadi 294.700 ton pada tahun 2007.
3. Perikanan Budidaya
Dalam periode 2003-2007, produksi perikanan budidaya mengalami peningkatan
rata-rata per tahun sebesar 26.60%, yakni dari 1.224.192 ton pada tahun 2003
menjadi 3.088.800 ton pada tahun 2007. Peningkatan rata-rata terbesar produksi
perikanan terjadi pada usaha budidaya laut sebesar 62.23%, yakni dari 249.242
ton pada tahun 2003 menjadi 1.572.700 ton pada tahun 2007. Selain itu, usaha
budidaya jaring apung juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebesar
32.44%, yakni dari 57.628 ton pada tahun 2003 menjadi 165.000 ton pada tahun
2007, kemudian diikuti oleh budidaya karamba (14.39%); budidaya kolam

(11.99%); budidaya tambak (9.87%) dan budidaya sawah (8.68%).

Secara

total

potensi

Sumberdaya

Perikanan

Indonesia

senilai

US$

71.935.651.400 dan yang baru sempat digali sekitar US$ 17.620.302.800 atau 24,5 %.
Potensi tersebut belum termasuk hutan mangrove, terumbu karang serta potensi pulaupulau pesisir Indonesia (Dewan Kelautan Indonesia, 2009).
1.1.2

Sumber Daya yang Tidak Dapat Diperbaharui


Sumber daya alam lainnya adalah terdapatnya berbagai jenis bahan mineral,

minyak bumi dan gas. Produksi minyak dan gas bumi di Indonesia hampir 70% berasal
dari kawasan pesisir dan laut. Berdasarkan data geologi diketahui Indonesia memiliki
60 cekungan potensi yang mengandung minyak dan gas bumi. Dari 60 cekungan
tersebut, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 berada di daerah transisi daratan dan
lautan (pesisir) dan hanya 6 saja yang berada di daratan. Dari seluruh cekungan tersebut
diperkirakan mempunyai potensi sebesar 11,3 miliar barel yang terdiri atas 5,5 miliar
barel cadangan potensial dan 5,8 miliar barel berupa cadangan terbukti. Selain itu
diperkirakan cadangan gas bumi adalah 101,7 triliun kaki kubik yang terdiri dari
cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan potensial sebesar 37,3 triliun kaki kubik.
1.1.3. Energi Kelautan
Indonesia juga memiliki potensi untuk pengembangan energi kelautan yang dapat
diperbaharui, jenis energi ini yang berpeluang dikembangkan adalah ocean thermal
energy conversion (OTEC), energi kinetik dari gelombang, pasang surut dan arus,
konversi energi dari perbedaan salinitas.
Perairan Indonesia merupakan suatu wilayah perairan yang sangat ideal untuk
mengembangkan sumber energi OTEC. Hal ini dimungkinkan karena salah satu syarat
OTEC adalah adanya perbedaan suhu air (permukaan dengan lapisan dalam) minimal
20C dan intensitas gelombang laut sangat kecil dibanding dengan wilayah perairan
tropika lainnya. Dari berbagai sumber pengamatan oseanografis, telah berhasil dipetakan
bagian perairan Indonesia yang potensial sebagai tempat pengembangan OTEC. Salah
satu pilot plant OTEC akan dikembangkan di pantai utara Pulau Bali.

Sumber energi non konvensional dari laut lainnya, antara lain energi yang berasal
dari perbedaan pasang surut, dan energi yang berasal dari gelombang. Kajian terhadap
sumber energi ini seperti yang dilakukan oleh BPPT bekerjasama dengan Norwegia di
Pantai Baron, Yogyakarta. Sementara itu, potensi pengembangan sumber energi pasang
surut di Indonesia paling tidak terdapat di dua lokasi, yaitu Bagan Siapi-Api dan
Merauke, karena di kedua lokasi ini kisaran pasang surutnya mencapai 6 meter.
1.1.4. Jasa-jasa Lingkungan
Jasa kelautan terdiri dari segala jenis kegiatan yang bersifat menunjang dan
mempelancar kegiatan sektor kelautan seperti jasa pelayaran, pelabuhan, keselamatan
pelayaran, perdagangan, pariwisata, pengembangan sumberdaya kelautan seperti
pendidikan, pelatihan dan penelitian. Sektor pelayaran misalnya memegang
peranan penting karena dapat memperlancar transaksi antar pulau,
sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi pada wilayah
berkembang. Selain itu, transportasi laut juga dapat menjadi sarana
untuk melayani mobilitas manusia, barang, dan jasa, baik di dalam
negeri maupun ke dan dari luar negeri, sebab lebih dari 90 % volume
barang

ekspor/impor

diangkut

melalui

laut

dan

sekitar

88

pergerakan barang antar pulau nasional diangkut melalui laut (Dewan


Kelautan Indonesia, 2009).
Pariwisata bahari juga merupakan salah satu aset bangsa Indonesia karena negara
kira merupakan salah saru negara maritim yang memiliki garis pantai terpanjang (95.181
km). Sepanjang garis pantai itu tumbuh keanekaragaman hayati yang menakjubkan, yang
menjadi magnet yang menarik orang untuk mengunjunginya. Keragaman yang
ditawarkan oleh wisata bahari ini bahkan bukan hanya dinikmati oleh para pelancong
yang ingin menikmati keasliannya,melainkan juga menarik minat para peneliti dan
pemerhati lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Dana, G.W.Y., 2010, Klasifikasi Sumber Daya Maritim dan Kaitannya Dengan
Kesejahteraan (Tugas), Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.
Jannah, A.C., 2016, Potensi Ekonomi Maritim di Indonesia (Tugas), Surabaya : Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Laksono, H., dkk, 2010, Sumber Daya Kelautan (Tugas), Malang : Universitas Negeri
Malang.

Anda mungkin juga menyukai