Anda di halaman 1dari 149

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Aksi Pembangunan


Infrastruktur Wilayah Dalam Mendukung Kebijakan
Pengembangan Tol Laut & Sektor Kemaritiman

Isi Jakarta, Desember 2015

I. Pendahuluan
II. Analisis Kondisi Kemaritiman
III. Analisis Kebutuhan Pengembangan Sektor Kemaritiman
IV. Analisis Wilayah
V. Perumusan
VI. Konsep Rencana Aksi
I. PENDAHULUAN
KEMARITIMAN meliputi : (dari tulisan Rokhmin Dahuri, Menteri Kelautan dan
Perikanan RI ke 2 )
1. Potensi alur pelayaran Indonesia/ruang laut yang Total potensi diperkirakan sebesar
sangat luas 171 milyar USD, Potensi wilayah
2. Sektor perikanan pesisir dan bioteknologi mencapai
3. Pertambangan dan energi kelautan lebih dari 56 % ; perikanan 18,71 %,
minyak bumi 12,28 %; selebihnya
4. Sumber daya manusia kelautan & kemaritiman transportasi laut dan wisata bahari.
5. Pariwisata bahari
6. Bioteknologi kelautan

Indonesia sebagai negara kepulauan : sekitar 70% lautan, mempunyai potensi kelautan dan
kemaritiman yang sangat besar; juga garis pantai terpanjang di dunia;
Posisi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang merupakan pertemuan arus panas dan
dingin, menyebabkan sumberdaya hayati kelautan Indonesia begitu beraneka ragam, juga potensi
sumber kekayaan non hayati, salah satunya seperti minyak dan gas alam.
Posisi geografis yang terletak di antara samudera hindia dan pasifik menjadikan Indonesia
sebagai jalur pelayaran internasional; Keseluruhan potensi ini masih belum tergali bahkan masih
fokus pada sektor perikanan dan pariwisata.
PENDAHULUAN….

Kebijakan Tol Laut dan Sektor


kemaritiman ditetapkan dengan
beberapa sasaran , diantaranya
membangun 24 pelabuhan laut,
pengembangan 270 pelabuhan
penyeberangan, pengembangan 24
pelabuhan perikanan, peningkatan
produksi hasil perikanan sampai 40-
50 juta ton per tahun,
pembangunan 104 unit kapal
perintis;

( RPJMN 2015-2019 )

Menyangkut dimensi pembangunan manusia maka terkait dengan pengembangan infrastruktur dasar bagi
masyarakat pesisir dan kawasan perkotaan di hinterland pelabuhan strategis.
Pembangunan dengan dimensi sektor unggulan erat terkait dengan pengembangan infrastruktur
pendukung pengembangan sektor perikanan dan kelautan juga sektor pariwisata bahari; disamping itu
termasuk mendukung pusat-pusat produksi yang menjadi hinterland pelabuhan strategis.
Memperhatikan dimensi kewilayahan maka terkait dengan prioritas pembangunan di wilayah luar Jawa /
wilayah Indonesia timur serta perdesaan.
24 Pelabuhan Tol Laut adalah outlet atau pintu keluar masuk barang/orang yang memberikan nilai
ekonomi bagi wilayah hinterlandnya sebagai pintu masuk bahan mentah/setengah jadi dan barang
konsumsi ataupun pintu keluar hasil produksi wilayah.
PENDAHULUAN Potensi Pelayaran Petikemas Domestik

Tol Laut, adalah konektivitas laut secara


terjadwal dan frekuensi memadai dari barat
hingga timur Indonesia.

Sumber: ITS, 2015


265 Ruas rute dilayani oleh Armada Petikemas
Domestik dari wilayah barat hingga timur Indonesia.

Konsep jalur Tol Laut, memperpendek jarak tempuh


untuk ekspor dari pusat-pusat di wilayah timur, terutama
mendukung pengembangan sektor perikanan/ kelautan
dan ekspor dari wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, Konsep dan Skenario Tol Laut : 1) menetapkan
Maluku Utara. gerbang wilayah timur di Bitung, atau di Sorong;
2) membedakan ukuran kapal dan rute wilayah barat -
rute wilayah timur untuk mencari tarif terrendah;
3) usulan daerah mengembangkan jalur selatan;
4
PENDAHULUAN

Salah satu keterpaduan Tol Laut dan pariwisata bahari


seperti di Bitung. Melalui Bitung Propinsi Sulawesi Utara
memberikan keindahan objek-objek lokasi wisata, baik
wisata alam, keindahan bawah laut, budaya ,aneka kuliner
dan souvenir khas sulawesi utara

Pelabuhan Bitung siap menunjang kegiatan pariwisata dengan selalu mengutamakan


kenyamanan dan keamanan para wisatawan, dengan kesiapan fasilitas pendukung pelabuhan
untuk kunjungan kapal-kapal pesiar ke daerah Sulawesi Utara.
TUJUAN DAN SASARAN

TERSUSUNNYA RENCANA AKSI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


WILAYAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SEKTOR KEMARITIMAN

Teridentifikasinya isu strategis, peluang dan


tantangan pengembangan sektor
kemaritiman

Tersusunnya rencana aksi pengembangan


infrastruktur wilayah khususnya PUPR
II. ANALISIS KONDISI SEKTOR KEMARITIMAN
ISU
1. Share PDB sektor kelautan hingga tahun 2014 masih rendah; dan sub sektor perikanan
kontribusi urutan ke 2 setelah pertambangan minyak & gas; share angkutan laut dan
ASDP paling rendah.
2. Pertumbuhan sektor perikanan dan angkutan laut /ASDP tinggi;
3. Nilai ICOR yang rendah dan pertumbuhan tinggi adalah sektor perikanan; (diperkirakan
termasuk juga pariwisata bahari dengan pertumbuhan cukup tinggi )

RERATA KONTRIBUSI SEKTOR KELAUTAN


TERHADAP PDB TAHUN 2004 - 2013
Investasi pada sektor
perikanan potensi
mendorong pertumbuhan
perekonomian.
Demikian juga dengan
pariwisata bahari.
PERTUMBUHAN EKONOMI KELAUTAN
MENURUT LAPANGAN USAHA ( % )

NILAI KOEFISIEN ICOR BIDANG


KELAUTAN
No Bidang Kelautan ICOR
1 Perikanan 3,31
2 Pertambangan 3,71
3 Industri Maritim 3,39
 Pengilangan Minyak Bumi
 LNG
 Industri Maritim lainnya
4 Angkutan Laut 3,67
5 Pariwisata Bahari 3,02
6 Bangunan Kelautan 4,02
7 Jasa Kelautan Lainnya 3,34
Isu dan Tantangan Pengembangan sektor perikanan

Total potensi
kemaritiman
diperkirakan sebesar
171 milyar USD,
Potensi wilayah
pesisir dan
bioteknologi
mencapai lebih dari
56 % ;
perikanan 18,71 %,
minyak bumi 12,28
% selebihnya
transportasi laut dan
wisata bahari.

1. Jumlah produksi perikanan 20,72 juta ton, target tahun 2019 sebesar 40-50 juta ton
Untuk mencapai target maka angka pertumbuhan harus ditingkatkan hingga > 10%

2. Dengan kebijakan Kementerian Kelautan Perikanan ( KepMen no. 4 Thn 2015 ) dan
pelarangan bagi kapal asing, peluang peningkatan produksi cukup besar; perlu didukung
prasarana sarana bagi perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.
Isu dan Tantangan
1. Jumlah pelabuhan perikanan di Indonesia cukup banyak 669 yang sudah
beroperasi, sehingga setiap jarak 142 km garis pantai terdapat 1 pelabuhan ikan;
pelabuhan yang belum beroperasi ( PPI ) sejumlah 147;
Pelabuhan PPS dan PPN saat ini ada 21; target 2019 sejumlah 24.
Kondisi pelabuhan secara umum masih memerlukan kelengkapan sarana
prasarana; seperti pengolahan limbah bahan baku dan industri; pabrik es; gudang
pendingin; lab pengujian; bengkel; sarana pengolahan industri;
2. Permasalahan sektor perikanan : armada dan alat tangkap masih sangat
sederhana ( sekitar 27%-80% dengan perahu ); pengetahuan dan keterampilan
SDM terbatas;
3. Terkait dengan kebutuhan peningkatan angka pertumbuhan produksi perikanan
tangkap maupun perikanan budidaya, maka diperlukan pengembangan pusat-
pusat utama bagi pengolahan ikan dan gudang pendingin atau pusat pengolahan
dan ekspor; alternatif lokasi diantaranya kluster pelabuhan perikanan ekspor
yang termasuk PPS dan PPN diantaranya : Belawan, MuaraBaru, Cilacap,
Kendari, Bitung, Tantui Ambon, Pengambengan Bali, Brondong Jatim, Kejawanan
Cirebon, Pelabuhan Ratu, Pekalongan, Tg Pandan, Ternate, Tual, dll..
PPS Aertembaga Bitung
KONDISI PERHUBUNGAN LAUT DI INDONESIA

Sumber: Kemenhub, 2013


Tabel Kondisi Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan
Jumlah Pulau: 13.466
Kunjungan kapal 25 Pelabuhan strategis Total Pelabuhan Luas daratan: 1,9 juta km2
Kunjungan kapal th 2004 204.623 unit 531.250 unit Luas lautan: 5,8 juta km2
Indonesia memiliki garis pantai sepanjang
Kunjungan kapal th 2013 311.555 unit ( 37,4 % total ) 832.559 unit 95.181 km, dengan demikian rata-rata 1
816.166 GT ( 52,6 % total ) pelabuhan setiap ± 44 km garis pantai.

25 pelabuhan strategis perlu didukung


Rata-rata pertumbuhan 8,21 % pertahun ( unit ) 9,33 % pertahun ( GT )
terus perannya dengan pengembangan
kapasitas dan kualitas pelayanan
Sumber : berbagai sumber, diolah
Isu Perhubungan Laut
1. Kunjungan kapal dan bongkar muat barang masih terkonsentrasi di beberapa pelabuhan utama
yaitu : Tg.Priok, Tg Perak, Tg Emas, Banjarmasin, Makasar, dengan bongkar muat peti kemas
diatas 400.000 TEUs.
2. Perkembangan kunjungan kapal dan arus muat barang luar negeri juga bongkar muat barang
dalam negeri cenderung meningkat, akan tetapi pelabuhan mempunyai kapasitas pelayanan
dan fasilitas yang terbatas.
3. Isu kinerja pelabuhan adalah masalah dwelling time. Lamanya dwelling time di Indonesia
merugikan Negara. Dwelling time di Indonesia 5,5 hari bahkan 8 hari, dibanding Singapura yaitu
1 hari.
4. Secara umum pengembangan pelabuhan menghadapi kendala lahan, atau kondisi kedalaman
perairan.
5. Kemampuan armada nasional sekitar 54,5 %;
6. Alutsista sudah usia , sehingga banyak kelemahan;
Isu Strategis
Waktu Dwelling/Dwelling Time (hari)

TRANSPORT COST ANGKUTAN LAUT Tanjung Priok


Thailand
8
5
Malaysia (Port Klang) 4
UK, Los Angeles (USA) 4
Japan 4.88
Australia, NZ 3
Indonesia (Avg) 14.08 France 3
Hong Kong 2
Makassar 11.70
Singapore 1.1
Medan 15.61
0 2 4 6 8 10
Surabaya 13.67
Kinerja yang buruk dari sektor Pelabuhan
Jabotabek 15.32
• Kendala utama dari sektor pelabuhan adalah
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 rendahnya waktu bongkar-muat selama 8 hari di
pelabuhan Tanjung Priok. Waktu bongkar-muat ini lebih
Indonesia
Jabotabek Surabaya Medan Makassar Japan lama dibandingkan dengan pelabuhan di Thailand yaitu
(Avg)
selama 5 hari dan di Singapura selama 1.1 hari.
Logistics Costs 15.32 13.67 15.61 11.70 14.08 4.88

 Biaya logistik Indonesia sangat tinggi, rata- Biaya logistik terhadap PDB di Indonesia diperkirakan
rata 14,08% dari total penjualan. mencapai 25.1%, jauh melampaui standar negara
 Peran armada pelayaran nasional rendah tetangga seperti Thailand (20.4%), China (18.1%) dan
Angkutan LN: nasional 7,1%, asing 92,9%; jauh di bawah Jepang (11.4%)*.
Angkuan DN: nasional 79,4% , asing 20,6%.
Hal ini disebabkan oleh besarnya backlog dalam
waktu dwelling pelabuhan, kemacetan di jalan raya,
Sumber : Ka Dinas Perhubungan Jawa Timur, 2015 dan kurangnya kapasitas perkeretaapian nasional.
Angkutan Penyeberangan

Menurut BPS 51
kota dan 243
kabupaten di
Indonesia termasuk
di pesisir, dari total
440 kabupaten/kota
tahun 2005 berarti
sekitar 66,8 %.

1. Pelayanan angkutan penyeberangan dengan lintasan perintis dan kapal perintis masih banyak terdapat di
wilayah timur Indonesia.
Total lintasan penyeberangan dilayani lintasan komersial sebanyak 42, dan lintasan perintis 178. Sebagian
diantaranya 143 lintasan dilayani ASDP, termasuk juga lintasan perintis dan komersial.

2. Kebutuhan pelabuhan feri penyeberangan di Maluku dari yang tersedia 21, masih kekurangan 28, tersebar di
Waisela, Air Nanang, Gorom, Kesui, Kur, Toyandu, Danar, Batu Goyang, Tepa, Pilan, Kaiwatu, Leti, Adault,
Elat, BandaNaera, Lamerang, Damer, Wamsisi,
Danar, Ambalau, Namrole, Taberfane, Jerol, Seira, Wunlah, Weduar, Teor, Amahai.
Kebutuhan sarana angkutan 7. Disamping itu kebutuhan pelabuhan laut sebanyak 50 tersebar di 10 wilayah
kabupaten/kota.
Isu Perhubungan Laut
1.Kebijakan Tol Laut dilihat sebagai perkuatan jaringan perhubungan/akses laut antar kota-kota
dari sisi barat dan timur. Hal ini penting untuk peningkatan sistem distribusi barang, yang
mendukung aspek pemerataan, harga, dan produktivitas.
Mengacu pada sasaran pembangunan sektor unggulan, khususnya kemaritiman, maka selain
penyelesaian batas-batas maritim ada 2 sasaran yaitu membangun konektivitas nasional dan
pengembangan ekonomi maritim. Membangun konektivitas termasuk 24 pelabuhan dan 270
pelabuhan penyeberangan. Bagi pengembangan ekonomi maritim maka sasarannya adalah
pembangunan 24 pelabuhan perikanan, peningkatan produksi perikanan .
Wilayah Timur Indonesia membutuhkan peningkatan konektivitas laut karena luasnya perairan
dan jumlah pulau-pulau yang sulit pencapaiannya. Konektivitas ini dapat terwujud dengan
pengembangan sistem penyeberangan antar pulau.

2. Pulau-pulau di wilayah Indonesia Timur masih belum terhubung dengan mudah, murah, lancar;
masih banyak kekurangan layanan kapal, dan kendala alam yaitu musim gelombang tinggi; maka
konektivitas laut yang terpadu dengan penyediaan transportasi udara sangat diperlukan untuk
menjaga pelayanan wilayah.

3.Melihat perhubungan laut sebagai satu sektor kemaritiman, maka dapat dinilai bahwa
perkembangannya belum meluas bila dikaitkan dengan potensi luasnya laut/perairan wilayah
NKRI. Transportasi jarak jauh masih mengandalkan transport udara; Isu utama dalam hal ini
diantaranya adalah armada yang memadai, dan kualitas pelayanan.

.
Tantangan
1.Pembangunan pelabuhan yang handal baik pelabuhan utama ataupun pelabuhan
Pengumpul juga pelabuhan penyeberangan sebagai kesatuan sistem yang terpadu.

2.Indonesia perlu mempersiapkan Industri kapal, Docking atau pemeliharaan kapal bagi
berbagai ukuran dan jenis kapal; Hal tersebut berarti perlu pengembangan SDM dan pusat-
pusat pengembangan bidang perkapalan.

3.Meningkatkan ketersediaan prasarana sarana penyeberangan menghubungkan antar kota


antar pulau sehingga konektivitas melalui Tol Laut dan sistem pendukungnya antara darat
dan laut dapat mengakomodir kebutuhan aliran barang dan orang. Kebutuhan tersebut sangat
mendesak adalah bagi wilayah kepulauan. ( termasuk pelabuhan penyeberangan, dermaga,
jalan akses, angkutan kereta api, akses ke bandara, kapal berbagai jenis dan ukuran sesuai
fungsi, dll)
Kondisi Sektor Pariwisata
PERTUMBUHAN KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA
( Melalui Bandara Utama )
Soekarno Hatta Ngurah Rai Kualanamu Batam lainnya Total
1997 - 2014
3.38% 11.78% 2.15% 1.87% 3.44% 5.12%

PERTUMBUHAN KEDATANGAN WISATAWAN Tahun 2004-2014


12.35% 14.45% 14.18% -0.48% 5.17% 7.73%

PERTUMBUHAN KEDATANGAN WISATAWAN Tahun 2013-2014


0.26% 15.11% 4.07% 8.81% 0.61% 7.19%

Kunjungan wisatawan Mancanegara melalui udara dan laut ( BPS )


2 014 6,155,553
2015* 6,322,592 (*data sementara)
angka kenaikan sementara 2,71 %

KUNJUNGAN KAPAL WISATA


di BITUNG

Sumber : Bappeda Provinsi Sulawesi Utara


KAPAL PESIAR SINGGAH PELABUHAN KOMODO - ( TAHUN 2011 - 2012 )
No Ship’s Name Flag Start Port Last Port Next Port Jumlh
1 MV. Vaandam Netherland Brome Darwin Padang 828
Bay
2 MV. Seven Seas Vayoger Bahamas Darwin Tanah Ampo Benoa Darwin 558

3 MS. Pacific Venus Japan Frementle Benoa Australia 252


Rata–rata kapal
4 MV. Sea Bourn Legend Bahamas Darwin Waingapu Surabaya 175
singgah 2 – 3 kapal
5 MV. Colombus Bahamas Darwin Larantuka Benoa 187 perbulan;
6 MV. Sea Bourn Legend Bahamas Darwin Waingapu Surabaya 119 Tertinggi jumlah
kapal di bulan
7 MV. Discovery Bermuda Darwin Darwin Benoa 165 Maret;
8 MV. Silver Shadow Bahamas Exmouth Exmouth Benoa 300 Lama singgah di
TN Komodo
9 MV. Amsterdam Netherland Darwin Darwin Lembar 508
sekitar 5 – 9 jam;
10 MV. Seven Seas Voyager Bahamas Darwin Darwin Benoa 402

11 MV. Austral French Darwin Baa-Rote Benoa 146


12 MV. Roterdam Netherland Frementle Perth Benoa 200 Sumber: Kantor UPP
Labuan Bajo
13 Sea Frincess French Darwin Singapore Benoa 500
III. ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN SEKTOR
KEMARITIMAN
 Syarat perwujudan Tol Laut diantaranya adalah :
a) kehandalan pelabuhan ( yang didalamnya
Analisis prediksi kebutuhan
termasuk infrastruktur, manajemen, dan kapal )
b) Inland Akses , c) kecukupan muatan (
pengembangan;
Bappenas 2015 ).
Pertimbangan Perekonomian dan
kewilayahan
 Pengembangan wilayah : Sentra –sentra
prioritas; mengacu pada sasaran RPJMN
dimensi kewilayahan yang memprioritaskan
pengembangan wilayah timur Indonesia; Dimensi pembangunan kewilayahan
RPJMN
 Pembangunan Infrastruktur wilayah dalam  Pembangunan perekonomian
mendukung kebijakan sektor kemaritiman dan dan produksi wilayah terutama
Tol Laut memperhatikan : 1)kepentingan di luar Jawa dan wilayah timur
Indonesia;
pelabuhan sebagai outlet bagi kawasan
ekonomi yang tumbuh di sekitar pelabuhan;  Mendorong berkembangnya
2)Kepentingan kawasan hinterland pelabuhan potensi unggulan daerah dan
ekspor;
yang tumbuh berbagai aktivitas sosial ekonomi,
adanya sektor kemaritiman , dan adanya
potensi ekspor;
Pertimbangan Perekonomian
Seiring dengan terjadinya moderasi ekonomi nasional pada tahun 2014, ekonomi di
seluruh kawasan juga mengalami pelambatan. Ekonomi kawasan Timur Indonesia (KTI)
pada tahun 2014 tumbuh sebesar 6,0%, angka ini turun dari tahun 2013 sebesar 7,9%.

Ekonomi Jawa turun dari 6,1% pada tahun 2013 menjadi 5,5% pada tahun 2014.
Ekonomi Sumatra melambat dari 5,3% pada tahun 2013 turun menjadi 4,7% pada tahun
2014. Sementara ekonomi Kalimantan yang pertumbuhannya paling rendah juga
termoderasi dari 3,5% pada tahun 2013 menjadi 3,2% pada tahun 2014.

PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH ( Atas Dasar PDRB tahun 2000 )


Peran Wilayah
Dalam Pembentukan PDB Nasional 1978-2013 ( %)

PULAU 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013

Sumatera 27,6 28,7 24,9 22,8 22,0 22,4 22,9 23,8

Jawa 50,6 53,8 57,4 58,6 58,0 60,0 57,9 58,0

Kalimantan 10,2 8,7 8,9 9,2 9,9 8,9 10,4 8,7

Sulawesi 5,5 4,2 4,1 4,1 4,6 4,0 4,3 4,8

Bali dan Nusa Tenggara 3,1 2,8 3,0 3,3 2,9 2,8 2,5 2,5

Maluku dan Papua 2,9 1,8 1,7 2,0 2,5 1,8 2,0 2,2

Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0


Sumber: BAPPENAS, 2015

Selama tiga dekade, kontribusi pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh wilayah Jawa dan
Sumatera.
Peran Sulawesi dan Maluku, Papua ada potensi meningkat dan perlu terus didorong maju;
POTENSI EKSPOR
Pertumbuhan export Indonesia tahun 2014 termoderasi dari 4,2% pada tahun 2013 menjadi 1,0% pada
tahun 2014. Dinamika ekonomi global yang kurang menguntungkan berdampak pada menurunnya kinerja
export Indonesia, baik export migas maupun non migas.
Komoditi utama ekspor yang masih memiliki prospek baik adalah: minyak kelapa sawit, makanan olahan,
tekstil dan kayu olahan.

Komoditas Utama Pangsa Pangsa Pertumbuhan Pertumbuhan BAGAIMANA


Ekspor 2013 2014 2013 2014 PERIKANAN ? Nilai
1.Tekstil dan produk 15,0 15,4 3,9 2,4
↓ ekspor perikanan meningkat
tekstil
2012-2014
2.Batubara 12,2 10,6 11,6 (13,7)
↓ Meskipun kontribusi sektor
3.Peralatan Listrik 6,1 6,2 12,1 0,3
kelautan dan perikanan
↓ terhadap Produk Domestik
4.Minyak kelapa sawit 5,3 5,8 6,3 8,4
↑ Bruto (PDB) masih sangat
rendah, yaitu 6,97% pada
5.Barang dari logam 4,6 4,8 (5,5) 4,1
dasar
↑ tahun 2014
6.Karet Olahan 4,7 4,0 (2,7) (15,7)

7.Makanan Olahan 2,8 3,2 2,3 12,2

8.Udang 2,1 2,2 8,9 0,5

9.Kayu Olahan 1,9 2,1 13,1 10,6

10.Produk kimia 1,7 1,9 (4,3) 11,5

Produksi Sektor Kelautan/Perikanan ( % Nasional ) Th 2013
Wilayah Produksi Nilai Ekspor RT Perikanan Kapal Produksi RT
Perikanan Perikanan Tangkap Motor Perikanan Perikanan
tangkap Budidaya Budidaya
Sumatera Utara 9,10 % 7,350 % 5,87 % 8,86 % 1,46 % 1,93 %
Sulawesi Utara 4,64 3,354 4,05 7,29 2,43 1,00
Jawa Timur 6,34 35,266 7,93 12,07 7,49 9,34
Sumatera Selatan 1,58 0,375 6,09 1,89 0,35 3,52
Kalimantan Tengah 1,67 0,000 2,24 1,14 0,41 1,22
Sulawesi Tengah 4,30 0,001 6,01 2,79 9,96 1,58
Maluku 9,04 2,983 5,14 2,19 4,45 0,98
NTT 1,70 0,036 2,58 2,35 13,09 2,22
Papua 4,69 0,525 3,30 0,50 0,07 0,29
Sumber Data : BPS; Catatan :
1. Produksi total perikanan tangkap = 6,1 juta ton; perikanan budidaya = 13,3 juta ton;
2. Rumah Tangga / RT Perikanan Budidaya terdapat di Jawa Barat ( 23,45 % ) dan Jawa Tengah ( 12,54 % ) selain
juga di Jawa Timur ( 9,34 % ), Sulawesi Selatan ( 6,53 % ), Sumatera Barat ( 5,09 % );
3. Jumlah total RT perikanan budidaya th 2013 = 1.667.428 RT
Jumlah total RT perikanan tangkap th 2013 = 969.330 RT.
4. Dari total armada perikanan laut tahun 2013 sekitar 639.708 unit , 27,44 % adalah perahu tanpa motor ( di
Maluku 79% , Sulteng, Papua 80% )
POTENSI PENGEMBANGAN SENTRA PERIKANAN
Ekspor ke TIMUR Ekspor ke ASIA Ekspor ke ASIA Ekspor ke Ekspor ke ASIA
TENGAH dan TIMUR dan TIMUR, EROPA, dan EROPA, TIMUR dan
EROPA BENUA AMERIKA BENUA AMERIKA BENUA
AMERIKA

Ekspor ke
TIMUR
TENGAH dan
EROPA

Sumber Data : KKP, 2015


Sumber Data : berbagai sumber
KOREKSI BERDASAR DATA POTENSI
PERIKANAN TANGKAP TH 2013, ORIENTASI 10 wilayah pengekspor perikanan
KE BITUNG tahun 2013 :
1. Jawa Timur
2. DKI Jakarta
3. Sumatera Utara
4. Lampung
5. Sulawesi Selatan
6. Sulawesi Utara
7. Maluku
8. Jawa Tengah
9. Bali
10. Kalimantan Timur
ISU STRATEGIS PEREKONOMIAN

 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Regional pada Tahun 2014


mengalami “perlambatan” dibanding Tahun 2013 dan masih terus
berlanjutan s/d Tri Wulan II Tahun 2015.
 Neraca Perdagangan Indonesia pada Tahun 2014 “defisit” sebesar USD
10.532,44 Juta.
 Expor Komoditas Utama Indonesia yaitu Batubara dan Karet Olahan
pada Tahun 2014 pertumbuhannya “negatif” masing-masing sebesar
13,7% dan 15,7%, sementara expor minyak sawit, makanan olahan
tumbuh “positif” masing-masing sebesar 8,4% ; 12,2% ; juga ekspor
Barang dari Logam Dasar dan produk kimia walau masih fluktuatif
tetapi tahun 2014 positif 4,1%; 11,5%. Ekspor barang dari kayu olahan
masih positif cukup besar walau menurun.
 Kontribusi Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia thd Produk
Domestik Bruto pada tahun 2014 masih kecil sekitar 6,97%.
 Index Daya Saing Produk Indonesia masih lebih rendah dibandingkan
dengan Cina, Brasil, Korea dan India.
PELUANG DAN TANTANGAN

Kecenderungan peningkatan pertumbuhan PDRB wilayah timur Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI TRI WULAN II TAHUN 2015


Perumusan Prediksi Kebutuhan Pengembangan Sektor Kemaritiman
1.Berdasarkan berbagai pertimbangan, diantaranya kondisi perekonomian nasional
yang cenderung menurun, bahkan hampir di seluruh wilayah terjadi perlambatan,
dan kondisi sektor perikanan kelautan yang menggambarkan potensi tumbuh positip
serta mempertimbangkan potensi kelautan wilayah Indonesia yang demikian besar
dan belum tergali, sehingga sektor perikanan dan kelautan sangat strategis untuk
mempertahankan pertumbuhan perekonomian nasional.

2.Berdasarkan isu utama pengembangan kewilayahan Indonesia yaitu kesenjangan


wilayah timur dan barat, dan telah sekian lama PDB Indonesia masih didominasi
Jawa dan Sumatera, akan tetapi kondisi saat ini ada kecenderungan pertumbuhan
ekonomi wilayah di Indonesia timur yang lebih tinggi serta semakin besar peran
wilayah Sulawesi dan Maluku, maka dapat dikatakan wilayah timur terutama Maluku
dan Sulawesi dapat didorong menjadi pusat-pusat baru pertumbuhan
ekonomi.

3.Gambaran tersebut diatas adalah potensi dan peluang pengembangan wilayah dan
sangat strategis untuk meningkatkan perekonomian secara merata di wilayah timur
serta meningkatkan ekonomi kemaritiman dalam arti sektor perikanan/ kelautan
secara luas. Selain perikanan tangkap, diketahui bahwa perikanan budidaya
sangat potensi dikembangkan dengan nilai produksi lebih tinggi. Seperti di NTT,
Sulteng, Jatim, Maluku dan Sulut, Sumut.

4.Untuk mendukung kebijakan Tol Laut maka isu utama kecukupan muatan dapat
diatasi dengan peningkatan produksi sektor perikanan dan industri pengolahan
sebagai salah satu sektor unggulan; Disamping itu seiring dikembangkan pula
sektor industri pengolahan berbasis keunggulan daerah lainnya mengacu pada
rencana strategis.
Perumusan Prediksi Kebutuhan Pengembangan Sektor Kemaritiman…..

5.Menyangkut isu utama yang dirasakan masyarakat wilayah kepulauan di KTI,


salah satu langkah strategis pembangunan wilayah timur adalah peningkatan
konektivitas antar wilayah, antar pulau.

6. Sektor kemaritiman yang menjadi potensi utama KTI adalah pesisir, pulau-pulau
kecil, pantai, perikanan, terumbu/taman laut, dan sejumlah objek bagi
pengembangan pariwisata bahari

Peluang dan Tantangan :


1.Meningkatkan share PDB dari sektor kemaritiman, dengan meningkatkan
produksi perikanan ( pengolahan, ekspor dan konsumsi dalam negeri ), serta
meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara terutama ke destinasi wisata
nasional di wilayah timur Indonesia.

2.Keterpaduan pengembangan sentra perikanan dengan pariwisata bahari sesuai


destinasi nasional dan adanya simpul-simpul permukiman pesisir yang kaya
dengan budaya lokal, dapat menjadi prioritas pengembangan. Antara lain di Alor,
NTT, Wakatobi, Togean, Raja Ampat, Ambon-Banda, Sangir-Talaud.

3.Pengembangan sektor kemaritiman di sentra-sentra utama pengolahan dan


ekspor seperti di Surabaya dan Bitung, serta potensi di Sorong;
PRIORITAS PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA 2015 – 2019

DUKUNGAN LANJUTAN DI 16 KSPN :

1. Danau Toba, dskt


2. Kep. Seribu, dskt
3. Kota Tua – Sunda Kelapa, dskt
4. Borobudur, dskt
5. Bromo – Tengger – Semeru, dskt
6. Tanjung Puting, dskt
7. Toraja, dskt
8. Bunaken, dskt
9. Wakatobi, dskt
10. Kintamani-Danau Batur, dskt
11. Menjangan-Pemuteran, dskt
12. Kuta-Sanur-Nusa Dua, dskt
13. Rinjani, dskt
14. Pulau Komodo, dskt
15. Ende-Kelimutu, dskt
16. Raja Ampat, dskt

PETA 50 DESTINASI PARIWISATA NASIONAL


Pengembangan Sentra Kemaritiman

VII

IV

Jalur Wisata Bahari

Potensi perikanan/kelautan dan wisata bahari dikembangkan secara terpadu, saling mendukung sehingga dapat
membentuk Sentra Kemaritiman, sebagai prioritas pembangunan.
Prioritas lokasi : Manado-Bitung; dan Ambon dsk, tidak menutup juga potensi di Makasar, Kendari; Lombok.
IV. ANALISIS WILAYAH
Bitung - Provinsi Sulawesi Utara

Pelabuhan Bitung terletak di wilayah Kota Bitung Sulawesi Utara


adalah pelabuhan Internasional yang direncanakan sebagai pintu
gerbang lalu lintas perdagangan di wilayah Asia Pasifik

INFRASTRUKTUR STRATEGIS

DUA SUDARA
GEOTHERMAL
ELECTRICITY

JALAN TOL
MANADO-
BITUNG

Pelabuhan
Internasional BITUNG

WADUK KEK BITUNG


KUWIL
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN
5.Bitung Sudah beroperasi cukup - Waduk Kuwil & Lolak Bitung. Kluster Jalur Wisata bahari: Jalur Sabuk Utara
SULUT banyak industri disekitar - PLTA Duminanga, 1 Mw, Pelabuhan Ekspor Pertemuan jalur wisata dengan rute Bitung-
Peran dalam Tol Laut pelabuhan; terutama Sawangan, 12 Mw 5, 7 dan 8 : dari Bali- Ternate, Bitung-
sebagai Pelabuhan pengolahan kelapa, ikan, dll Produksi perikanan Lombok-Wakatobi- Pananru, Bitung-Siau,
- Pembangunan Jalan Tol
Utama dan Pintu Manado-Bitung tangkap dan budidaya Banggai-Togean- Bitung-Melanguane,
Gerbang ekspor. KEK Bitung sebagai pusat - Pembangunan jalur KA cukup besar; ekspor Bunaken, dan jalur
pengolahan agro. antara Manado – Bitung - hasil perikanan potensi Derawan-Bunaken; Jalur
Peran sebagai Pusat Gorontalo – Palu - Makasar walau saat ini masih Manado-Ternate-
Logistik Nasional Rencana Industri Galangan - Pengembangan Bandara dibawah Jatim, dan RajaAmpat-Biak-
Kapal di Pulau Lembeh. Sam Ratulangi Manado Sumut. Jayapura;
Sektor unggulan : per- Wilayah pemasok ikan
kebunan kelapa di cukup luas ( Sulawesi Destinasi Wisata
Minahasa Utara, tengah, Gorontalo, Nasional Manado-
minyak nabati, dan Maluku Utara ) Bunaken; Gorontalo-
perikanan; (juga Togean; Wakatobi-
pariwisata ) Kendari;
Terkait Tol Laut, sudah
ada industri kapal.
Isu : Pengembangan 1.Potensi dan isu kemaritiman : Memiliki potensi yang strategis bagi pengembangan pusat kemaritiman; Kesiapan Kawasan
Sorong sebagai IHP di diantaranya pertemuan 3 jalur wisata bahari, dan pusat Kluster perikanan. Serta pulau-pulau Sangihe Talaud Hinterland dan
wilayah timur dan potensi mendukung pariwisata bahari, juga perikanan. Pelabuhan dengan
pusat pengolahan ikan; Pengembangan pelabuhan sangat strategis menjadi pusat pertumbuhan baru bagi wilayah timur dengan sektor perencanaan
Pasokan Ikan Bitung kemaritiman/kelautan didukung kesiapan daerah yang cukup maju; termasuk kesiapan
harus ditingkatkan; infrastruktur listrik &
Pengolahan perikanan 2.Sektor perikanan : Wilayah Pemasok ikan cukup luas, dari Gorontalo, Halmahera, Papua dan Maluku sumber air;
masih kurang daya sangat potensi mendukung industri pengolahan dan ekspor; Potensi WPP 716 masih sangat luas dan Pembangunan jalan
saing. produksi perikanan masih dapat terus ditingkatkan. koridor Manado-
Konektivitas Pulau- Pariwisata bahari Bitung dan Manado – Sangir Talaud sudah mendunia, juga dengan pulau-pulau dan pantai Bitung sudah proses
pulau kecil masih sekitar potensi sebagai salah satu sentra wisata bahari di KTI didukung infrastruktur yang memadai. tahun ini;
kurang;
Kota Bitung 3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : Pembangunan jalan koridor utama Manado-Bitung,
diperkirakan tumbuh Kesiapan pasokan listrik, sumber air bersih, untuk kebutuhan KEK Bitung dan permukiman sekitar;
semakin pesat sebagai 4.Kebutuhan Program mendukung perwujudan Tol Laut : Peningkatan akses jalan di Kota Bitung, ruas jalan ke
kota maritim. pelabuhan perikanan, ruas jalan ke pelabuhan penyeberangan; Pengembangan kawasan permukiman di Kota
Bitung dan pembangunan prasarana permukiman; Pembangunan sistem pengelolaan limbah dan
persampahan Kota Bitung dsk. Pelebaran jalan akses ke pelabuhan penyeberangan; peningkatan kondisi
pelabuhan penyeberangan Bitung;

Mendukung Sektor Perikanan : Penataan kawasan permukiman padat di pesisir; pelebaran jalan akses ke
pelabuhan perikanan; pengembangan sistem pengelolaan limbah dan sampah di pelabuhan perikanan Bitung.

Mendukung sektor pariwisata bahari : Pengembangan jalur wisata bahari mencakup pelabuhan wisata,
pelabuhan rakyat yang ada. Pemeliharaan jalan dan jembatan penghubung Kota Manado- Bandara –
pelabuhan wisata- pelabuhan penyeberangan ke pulau-pulau; Pengembangan sistem penyediaan air bersih
dan sanitasi di pulau-pulau kecil dan pesisir ( Likupang, Pulau Lembeh.
BITUNG DAN POTENSI HINTERLAND
o Hinterland Pelabuhan Bitung mencapai wilayah : Gorontalo, Balikpapan,
Samarinda, Ternate, Sorong, Biak, Manokwari, Jayapura, dan Merauke
o Beberapa Daerah tersebut merupakan penghasil Komoditi : Ikan, Cengkeh,
Kopra, Kayu Olahan, dan hasil Tambang.
o Hinterland Pelabuhan Bitung di daerah-daerah di Provinsi Sulawesi Utara kaya
akan komoditi sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan industri.
o Beberapa produk utama Bitung ikan tuna segar, minyak kelapa, Bungkil, tepung,
cengkeh, vanili, virgin coconut oil ( VCO), dan ikan olahan.
o Ekspor utama hingga 2011 bungkil dan minyak kelapa ke Belanda, Vietnam,
Thailand, dan Philipina.
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN BITUNG

RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN BITUNG

1.Nilai Proyek Rp 1,141 Trilyun


2.Pembangunan 3 dermaga Petikemas ( 2015-2017 )
3.Reklamasi dan penahanan tanah ( 2015-2016 )
4.Perkerasan Lapangan Penumpukan ( 2016-2017 )
5.Pembuatan Trestle ( 2016 )
6.Reklamasi dan Penahanan Tanah ( 2018-2019 )
7.Perkerasan Lapangan Penumpukan ( 2018-2020 )
8.Pembuatan jalur RTG dan pengadaan peralatan (
2015 ) seperti forklift, headtruck, chassis, genset,
container crane )

SUMBER DANA Campuran APBN, PMN, BUMN


PELAKSANA : Kementerian Perhubngan dan Pelindi IV
5. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Bitung – Manado – Amurang – Kotamobagu Hinterland Pelabuhan Bitung

o Hinterland Pelabuhan Bitung Kota Bitung salah satu


mencapai wilayah : Gorontalo, sentra penghasil perikanan
Balikpapan, Samarinda, Ternate, Kl yang besar ; Sulawesi
Sorong, Biak, Manokwari, Jayapura, Utara sebagai penghasil
dan Merauke Pelabuhan komoditas Kelapa,
Manado
o Hinterland Pelabuhan Bitung di Prov.
G. Kelabat

Manado Airmadidi
Bitung Cengkeh, Kopra, dll.
Sulawesi Utara meliputi daerah-daerah KEK Bitung
yang kaya akan komoditi sektor
pertanian, perikanan, peternakan, dan Tomohon
Tondano Pelabuhan
industri. G. Lokon Bitung
D. Tondano

Amurang

Lolak
Kota Mubagu

Kl Simpul Perkebunan Kelapa Simpul Perikanan


Kondisi
• Kesiapan Sulawesi Utara dan Kota Bitung dalam mendukung kebijakan
pengembangan sektor kemaritiman dan Tol Laut sangat besar, dan sejalan
dengan visi pembangunan Sulawesi Utara sebagai wilayah terdepan dan
gerbang wilyah timur Indonesia karena lokasi yang strategis berhubungan
langsung dengan kawasan Asia Pasifik. Kesiapan diantaranya pembangunan
pelabuhan, perencanaan kawasan KEK, pembangunan jalan koridor utama
menghubungkan Manado-Bitung-pelabuhan-Bandara - dan ke pusat-pusat
wilayah lain melalui jaringan transportasi jalan raya, Jalan Tol dan Kereta api.
• Bitung dikenal pula dengan sebutan Kota Multifungsi dengan potensi
kemaritiman yang cukup maju termasuk industri galangan kapal, ekspor
ikan segar beku, dan pengolahan ikan, juga pariwisata bahari.
Pelabuhan Pantoloan dan pelabuhan lain disekitar

Industri Unggulan Provinsi Sulawesi Tengah :


a. Industri Pengolahan Kakao menjadi coklat bubuk,
pasta, liquor, kue, Industri makanan dari coklat dan kembang gula.
b. Industri Pengolahan Rumput Laut menjadi karagenan dan produk
makanan olahan lainnya.
Sumber: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015
c. Industri Pengolahan Ikan menjadi ikan kering, ikan asap, ikan beku, ikan
kaleng, tepung ikan dan produk makanan olahan lainnya.
( Permen Perindustrian No.139/2009 )
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG
STRATEGIS PERIKANAN -AN
6.Pantoloan Kawasan Industri Palu - Rencana Simpul perikanan/ Jalur 5 wisata bahari Jalur Sabuk Tengah
SULTENG sebagai pusat pengolahan Pembangunan Jalan Pusat Produksi; Bali Lombok- dengan rute
kokoa, rotan, dan smelter. Baru Palu-Parigi untuk Takabonerate- Karlangau-Taipa
Peran dalam Tol Laut peningkatan akses ke Beberapa kluster Wakatobi – Banggai- dan rute Luwuk-
sebagai Pelabuhan Kawasan Industri Morowali Parigi – Bitung melalui rumput laut tersebar Togean – Bunaken – Salakan-Banggai-
Pengumpul; sebagai pusat industri di Kep, Banggai, Satal. Taliabu.
Teluk Tomini.
smelter ferronikel dan Teluk Tomini, dan
Pusat Logistik Provinsi steinless steel. Morowali, Selat Destinasi Wisata :
Rencana : makasar. Kepulauan Togean
Sektor unggulan / Telah dilakukan kilang - PLTU Palu dan Kepulauan
komoditi : perkebunan minyak bumi dan di ekspor - PLTA Poso Banggai.
coklat, karet; rotan; sejak tahun 2015. - PLTMG Morowali
ikan, rumput laut; Potensi LNG dan kilang - PLTA/MH Morowali
Donggi-Senoro di
Potensi Minyak Bumi Kabupaten Banggai. - Pengembangan
laut dalam di Selat Bandara Mutiara Palu
Makasar.
Isu : Kendala bagi 1.Potensi dan isu kemaritiman Pantoloan dsk : Potensi kemaritiman yang menonjol adalah luasnya pantai, Kesiapan Kawasan
investor antara lain perairan dan pulau-pulau; sehingga mendukung ragam objek wisata, diantaranya kepulauan Togean dan Industri Palu masih
pasokan energi listrik; Kepulauan Banggai. Pengembangan potensi sektor perhubungan laut terutama perdagangan antar pulau dan tahap perencanaan
Akses pantoloan ke ekspor di pelabuhan Pantoloan, dan Luwuk. terkait akses
Bitung relative 2.Sektor perikanan : perikanan tangkap dan budidaya rumput laut potensi dikembangkan; pelabuhan
memutar; Sektor wisata bahari : Potensi dikembangkan dalam kesatuan destinasi dengan Sulawesi Utara dan jalur 5 Pantoloan ke Bitung
Hinterland sebagai wisata bahari; relative jauh;
pemasok bahan baku 3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : Dimulainya pembangunan jalur KA lintas Sulawesi
tersebar, dan arus sebagai solusi angkutan komoditi dan hasil industri ke Bitung;
barang tersebar ke 4.Kebutuhan Dukungan Program perwujudan Tol Laut : Pembangunan jalan baru akses antara Palu-Parigi
beberapa pelabuhan. untuk integrasi fungsi pengumpulan, pengolahan dan ekspor produk ( disamping adanya rencana jalur KA);
Dukungan Sektor Perikanan : Peningkatan akses antara simpul-simpul perikanan diTeluk Tomini, PPI Ogotua-
Kab. Toli Toli dan PPI Donggala, ke rencana jalur KA. Pengembangan pusat pengolahan perikanan di PPI
Pagimana-Banggai. Dukungan Sektor Pariwisata: Peningkatan akses Bandara ke pelabuhan penyeberangan
7. WPS Pusat Pertumbuhan Baru
Palu – Banggai
Hinterland Pelabuhan Pantoloan

Industri Perikanan Terpadu:


- Kabupaten Toli Toli
- PPI Ogotua
- Pusat Kluster Rumput Laut Moutong
zona 1 ( Selat Makasar )
Kluster Rumput Laut zona 2
( TelukTomini )
- Kabupaten Pari.Mo Industri Perikanan Terpadu:
- PPI Pagimana
Industri Perikanan Tangkap - Sub Kluster Rumput Laut
- Kabupaten Donggala zona 3 ( Teluk Tolo )
- PPI Donggala

Parigi
Ampana

Sw
Ck
Kawasan Ekonomi
1.Kawasan Industri Palu
2.Kawasan perkebunan kakao
3. Kawasan Perkebunan sawit

Kawasan Perkotaan
1. Palu
Ck Simpul Perkebunan Cokelat
2. Poso Minapolitan
3. Parigi Sw
Simpul Perkebunan Sawit - Kabupaten Morowali
4. Luwuk - Pusat kluster Rumput Laut zona 3
5. Ampana
Termasuk Pelabuhan Pengumpul kelas II dengan jumlah
kunjungan kapal 7.254.909 GT tahun 2014.

Kondisi Pelabuhan Tenau Kupang


Sumber: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015 • Pelabuhan Tenau Kupang dengan terminal petikemas,
direncanakan melayani kawasan industri Bolok, juga
rencana pengembangan ke Pulau Semau untuk
mendukung Tenau. Rencana akan membangun
galangan kapal;
Industri semen di Kupang memanfaatkan gipsum
impor, diusulkan menggunakan potensi yang ada di
Alor; Selain industri semen direncanakan industri
pengolahan yang masih belum beroperasi, dan
kendala utama adalah kurangnya energi.
• Jalur laut relatif agak memutar, dan diusulkan jalur
melalui Larantuka untuk memotong jalur.
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN

7.Tenau-Kupang Sudah beroperasi industri - Pengembangan Simpul-Simpul Jalur 4 Wisata bahari Jalur Sabuk Selatan
NTT semen; Bandara Eltari Kupang Perikanan; ( Bali-NTB-NTT-Wetar) dengan rute Sape-
- Pembangunan Jalan Labuhan Bajo;
Peran dalam Tol Laut Rencana pengembangan Lingkar Kupang Destinasi Wisata rute Larantuka-
sebagai Pelabuhan Kawasan Industri Bolok - Pembangunan Nasional Kawasan Walwerang-
Pengumpul; sebagai pusat pengolahan. Kupang-Rotendao, Lewoleba-Baranusa-
Pelabuhan Kupang
Kalabahi-Ilwaki-
Peran sebagai Pusat Rencana Industri Galangan - Waduk Raknamo, Destinasi wisata Kisar
Logistik Nasional Kapal di P.Semau Kolhua, Rotiklod, terdekat :
mendukung Tenau Kupang Napunggete TN Komodo ( pulau-
Sektor unggulan : - PLTU NTT II ; pulau kecil ); Kawasan
Peternakan; pertanian; - PLTA Maubesi 1 MW, Alor-Lembata;
Kudungawa 2 MW,
Ubungawu III 0,2 MW
Isu : Kaws perbatasan 1.Potensi dan isu kemaritiman : Transportasi laut berkembang terutama menghubungkan Kupang – Surabaya; Pelabuhan Tenau –
dan Pelabuhan Wini, antar pulau-pulau masih banyak dilayani dengan kapal perintis; Rencana pengembangan rute kapal Pelni Kupang sedang
masih belum dibangun antara Kupang-ke pulau-pulau di selatan Maluku; dalam proses
sebagai beranda 2.Sektor perikanan : Pelabuhan Wini sebagai pelabuhan pengumpul dan sentra perikanan, belum pembangunan
depan Negara; berkembang. Perkembangan perikanan relatif kurang karena kendala sarana prasarana, terutama armada Dermaga, Terminal
kapal. dan perluasan CY.
Rencana Jalan Tol Sektor wisata bahari : Keindahan pantai dan alam masih belum diolah; Wisata pantai Wini dan Tanjung
Kupang-Atambua; Bastian terintegrasi dengan atraksi pacuan kuda di Wini salah satu peluang yang belum dikembangkan; Pengembangan
3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : Pembangunan pelabuhan sedang berjalan; kawasan industri
Kurangnya pasokan 4.Kebutuhan Program Mendukung Tol Laut pengolahan belum
energi listrik; Peningkatan akses jalan penghubung kawasan produksi ke jalan nasional, mendukung pengembangan ada.
kawasan produksi tanaman pangan, peternakan dan agropolitan .
Tertinggal dan Pengembangan jaringan irigasi sekunder dan tersier dari Waduk Raeknamo di Oesao.
kemiskinan di pulau- Pemeliharaan jalan nasional Kupang – Atambua, mendukung akses bagi angkutan hasil produksi ke Kupang.
pulau kecil;
Program dukungan sektor perikanan : Pengadaan bantuan armada kapal perikanan;
8. WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan
Kupang-Atambua
Hinterland Pelabuhan Tenau
• Kawasan industri yang direncanakan di Bolok kurang
berkembang karena masalah kurangnya energi. Wini, TTU, rencana dikembangkan
pelabuhan pengumpul dan Pos
• Potensi perikanan dan wisata pantai kurang berkembang Lintas Batas. Isu : Jalan antar Wini
dapat disebabkan kurangnya dukungan sarana prasarana. – Atapupu yang kurang
bermanfaat bagi masyarakat.
• Rencana Jalan Tol Kupang – Atambua untuk meningkatkan
akses antar pusat-pusat utama. Masih perlu didukung
pengembangan akses sekunder ke simpul – simpul
kegiatan potensial seperti pelabuhan pengumpul dan pos
perbatasan di Wini, Kawasan Agropolitan, kawasan
peternakan.

Kawasan Pertanian
hortikultura dan
palawija di Kab.
Kupang, dan di TTU

Kawasan peternakan di
Besipai dan Bena , TTS

Kawasan Agropolitan Oesao, telah


dibangun waduk Raeknamo, masih
membutuhkan jaringan irigasi tersier.
v
Sumber: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG
STRATEGIS PERIKANAN AN

8.Ambon Rencana KEK Pariwisata di Proyek Strategis : Sub kluster perikanan Jalur 6 Wisata bahari; Jalur Sabuk Tengah
MALUKU Banda dan KEK Buru PLTA Isal 3,4 Mw, Ambon; dari Makasar – dengan rute
Peran dalam Tol Laut Selatan Nua (Masohi) 6 Mw, Wakatobi – Ambon – Sanana-Namlea-
sebagai Pelabuhan Wai Tala 13.5 Mw, Ditetapkan sebagai Banda – Kei – Hunimau-Waipirit-
Pengumpul; Wai Tala 40.5 Mw, Lumbung Ikan Tanimbar. Amahai
Isal, 6 Mw, Nasional;
Pusat Logistik Provinsi PLTA Tersebar Maluku Pusat segitiga karang Jalur Sabuk Selatan
18.5 Mw Konservasi populasi dunia; dengan rute Letti-
Sektor unggulan : ikan; Moa-Lakor-Tepa-
perikanan, Destinasi Wisata Saumlaki-Larat-
perkebunan, Pelabuhan perikanan Nasional prioritas Tual-Dobo
perdagangan; Tual dan Ambon; tahap 2 di Kawasan
Potensi Minyak Bumi Ambon-Bandaneira;
Laut Dalam di Pulau
Barbar Selatan
Isu : 1.Potensi dan Isu Kemaritiman : Potensi kemaritiman belum dikembangkan yaitu potensi perikanan, Kesiapan Kawasan
konektivitas antar pariwisata pulau-pulau, pantai, bahari; Potensi pengembangan pulau-pulau sisi selatan sebagai Hinterland dan
pulau; satu kesatuan dari P.Wetar – P.Kisar- P.Moa- P.Yamdena- Kep. Kai, didukung adanya jalur sabuk Pelabuhan masih
kendala alam/ selatan dan rencana pengembangan Rute kapal Pelni di Jalur selatan tsb. tahap perencanaan.
gelombang laut pada Potensi pengembangan pulau-pulau sisi utara dari Ambon – Seram sebagai sentra kemaritiman;
bulan tertentu;
2.Sektor Perikanan : Potensi pengembangan dapat terus ditingkatkan terutama dengan kebijakan
Armada perikanan
kurang; moratorium dari kementerian KKP;
Kondisi jalan tidak 3.Sektor Pariwisata Bahari : Peluang pengembangan kawasan wisata bahari dan pulau-pulau kecil
mantap; masih besar;.
4.Dukungan Perwujudan Tol laut yang sedang berjalan : Rencana penambahan jalur kapal Pelni di
sisi selatan Maluku.
5.Kebutuhan Program : Pembangunan pelabuhan penyeberangan antar pulau-pulau, dan
Pembangunan dermaga kapal; pembangunan jalan akses penghubung pelabuhan penyeberangan;
Pembangunan pelabuhan perikanan.
Pengembangan angkutan udara seiring dengan pengembangan pariwisata.
6. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Ambon – Seram Hinterland Pelabuhan Ambon

Simpul Perikanan

Ch Simpul Perkebunan Cengkeh


( tersebar )

Ch

Ch

Ch
PETA PELABUHAN PERIKANAN DI MALUKU
1. PPN Tantui Ambon
2. PPN Dumar/Tual
12
3. PPI Eri/Ambon
6 5 4. PPI Taar/Tual
1 5. PPI Amahai/Malteng
3 6. PPI Kayeli/Buru
11 7. PPI Ukurlarang/MTB
13
8. PPI Klishatu/Wetar
9. PPI Kalar-kalar/Aru
10. PPP Dobo
2 10 11. PPP Tamher Tmr/SBT
4
12. PPP Piru/SBB
13. PPP Banda/Malteng
9 Pelabuhan Sedang Dibangun :
PPP nomor 4,7, 8, 10, 11, 12

PPN : Pelabuhan Perikanan


8 Nusantara
7 PPP : Pelabuhan Perikanan Pantai
PPI : Pangkalan Pendaratan Ikan
WPP LAUT SERAM : Airbuaya, Namlea, Taniwel, Wahai, Bula,
WPP LAUT BANDA : Ambon, Leksula, Piru, Banda, Geser, Tual, Wonreli, Ilwaki

WPP LAUT ARAFURA : Dobo Aru, Elat, Saumlaki


Transportasi Darat ( Jalan dan Penyeberangan )

Taniwel Wahai
Prov. Maluku Utara Sp.Pelita
Besi Pasahari
Saleman Banggoi
Kobisonta Bula
Air Buaya
Samalagi Piru Wailey P. SERAM
Waisala
Namlea Sp.Eti Liang Waipia
Masohi Tehoru
Kairatu Amahai Werinama
Teluk Bara
Waiselan
P. B U R U Loki
Waipirit Latu Tamilou
Haya
Marloso
P. B U R U Liang P. HARUKU Amahai
Hunimua
Leksula
Mako P. SAPARUA AirAir Nanang
Nanang
P. AMBON
P. NUSALAUT KEP. GORONG
Geser
Namrole Wamsisi Ambalau Ambon
Nalahia
Gorom
Umeputi
TRANS MALUKU KEP. BANDA
Keterangan : Wairiang KEP. WATUBELA
Kesui
: JALAN NASIONAL (1.066,65 Km) Elat
• Tulehu
• Waai
Banda KEP. KEI
: JALAN PROVINSI (1.297,4 Km) Naira KEP. TAYANDU
• Galala
: JALAN KABUPATEN (4.537 Km) • Poka Kur
Tayandu Ngadi Holat Weduar

: JALUR KAPAL FERI Tual


KEP. A R U
(SUDAH ADA) Langgur
Kei Besar

: JALUR KAPAL FERI Evu Ibra


(RENCANA) Tetoat
Wokam

: DERMAGA FERI TERSEDIA (13 Buah)


Danar Dobo
: DERMAGA FERI TDK TERSEDIA (12 Buah)
Teor Wunlah
DILUAR TRANS MALUKU
Taberfane
: DERMAGA FERI TERSEDIA (8 Buah)
P. LARAT
Larat
: DERMAGA FERI TDK TERSEDIA (14 Buah)
Seira Siwahan
Siwahan
P. DAMAR Batu Goyang

P. WETAR P. ROMANG P. YAMDENA Arma

Lurang
Tepa KEP. BABAR
Aruidas
Letwurung Lamerang
P. KISAR Kaiwatu P. MOA Saumlaki
Saumlaki Jerol
Ilwaki Pilan P. SERMATA SA
Wonreli Leti Sila
P. LAKOR P. SELARU
P. LETI
Adaut
Prov. NTT
V. PERUMUSAN KEBUTUHAN DUKUNGAN
Dalam waktu 5 tahun kedepan diprioritaskan pencapaian : percepatan pertumbuhan perekonomian
wilayah timur Indonesia, dan peningkatan peran sektor kemaritiman.

Langkah strategis bagi KTI sebagai wilayah kepulauan adalah :


1)peningkatan konektivitas antar pulau antar kota secara merata dan terintegrasi antar moda
melalui laut, darat, udara.
2)Pengembangan kawasan utama sebagai pusat pertumbuhan /pusat strategis kemaritiman yang
mengintegrasikan potensi strategis yang ada.

Terdapat dua karakter pusat strategis kemaritiman, yaitu a) sebagai pusat industri pengolahan, pusat
pengembangan inovasi, iptek, sosial –budaya kemaritiman dan juga potensi pengembangan wisata
bahari. Lokasi yang strategis adalah Bitung, Surabaya, Sorong; Kebutuhan pengembangan meliputi
Pengembangan infrastruktur perhubungan, yang memperlancar arus barang dan penumpang ke
pelabuhan, ke bandara, dan ke kawasan produksi. Selain itu kebutuhan lain adalah pengembangan
kawasan hinterland pelabuhan terutama kawasan permukiman, yang umumnya tumbuh berkembang
sebagai kawasan pendukung pelabuhan, dan dibutuhkan pengembangan kualitas permukiman.

Tipe b) sebagai pusat kemaritiman dengan potensi sentra perikanan yang terintegrasi dengan potensi
sebagai destinasi wisata bahari. Lokasi prioritas di Ambon, Manado, Kupang, juga peluang di Kendari,
Makasar, Lombok; Kebutuhan dukungan terutama pengembangan pelabuhan perikanan, dermaga
wisata, keterhubungan dengan pusat sekitarnya, kehandalan infrastruktur jalan, akses ke bandara,
penyediaan air baku, infrastruktur sanitasi lingkungan, energi, telekomunikasi, dan pengembangan pusat
jasa pendukungnya; Infrastruktur tersebut berfungsi sekaligus bagi aktivitas perikanan dan juga
pariwisata.

Langkah 3) Pengembangan pusat perikanan lain yang termasuk sub kluster perikanan maupun simpul
perikanan , baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya, membutuhkan keterhubungan yang
lebih baik ke pusat utama yang dikembangkan. Sebagai pusat pengumpul perikanan sangat
membutuhkan peningkatan kondisi pelabuhan perikanan dan prasarana sarana sosial ekonomi
masyarakat pesisir.
PERUMUSAN KEBUTUHAN DUKUNGAN
Langkah 4) Pengembangan pusat-pusat kegiatan industri pengolahan termasuk kegiatan diluar sektor
perikanan/kelautan , di seluruh wilayah, sesuai dengan program strategis nasional seperti kawasan
ekonomi khusus dan kawasan industri.

KEBUTUHAN DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

1.Pembangunan infrastruktur perhubungan laut, darat dan udara di wilayah kepulauan terutama di
Provinsi Maluku, Sulawesi Utara, NTT sebagai langkah strategis membangun sosial ekonomi masyarakat.

2.Pembangunan infrastruktur pengembangan pusat strategis kemaritiman – pengolahan perikanan dan


ekspor, di Bitung, Surabaya, Sorong. Termasuk pengembangan kawasan hinterland pelabuhan dan
kawasan industri.

3.Pembangunan infrastruktur pengembangan pusat strategis kemaritiman – pusat wisata bahari dan
perikanan yang terintegrasi, di Manado dsk, Ambon dsk, Kupang dsk, Kendari dsk, Makasar, dan Lombok;
Termasuk penataan kawasan permukiman masyarakat pesisir, dan pengembangan destinasi wisata bahari
lain.

4.Pembangunan infrastruktur pengembangan pusat produksi perikanan baik perikanan tangkap maupun
budidaya, yang termasuk subkluster perikanan dan simpul perikanan untuk dapat meningkatkan aktivitas
sosial ekonominya, termasuk pembangunan permukiman masyarakat pesisir, di Palu, Tual, Dobo,
Merauke, dan pelabuhan perikanan pantai ( PPP) lain di KTI.

5.Pembangunan Infrastruktur pengembangan pusat kegiatan industri pengolahan dan kawasan


pendukung di sekitarnya yang berfungsi sebagai hinterland pelabuhan strategis Tol Laut; kegiatan industri
ini termasuk pengolahan selain perikanan, sesuai dengan program strategis nasional seperti KEK dan KI di
seluruh wilayah Indonesia.
VI. KONSEP RENCANA AKSI
Tujuan / Strategi Kawasan Sasaran Dukungan Lokasi / Prioritas
pengembangan Infrastruktur
A.Mendukung Kebijakan Tol Laut
1. Percepatan pertumbuhan Wilayah Konektivitas antar pusat, Sistem transportasi Wilayah Kepulauan : Maluku,
perekonomian wilayah timur Kepulauan; antar pulau; darat, laut, udara NTT, Maluku Utara; juga
wilayah lain dengan
Indonesia
Kelancaran arus barang pelabuhan utama Tol Laut,
KEK dan KI dan adanya kawasan KEK dan
KI
KEK dan KI Peningkatan Produksi Sistem Air Baku; Kawasan KEK dan KI
Energi;
2. Pembangunan Hinterland Permukiman Peningkatan kualitas Sistem jaringan jalan Hinterland 24 pelabuhan Tol
Pelabuhan Tol Laut lingkungan Sistem air bersih Laut/
Sistem sanitasi.

B.Mendukung Kebijakan Pengembangan Sektor Kemaritiman


3. Peningkatan peran sektor Pusat –pusat Pengembangan pusat Sistem transportasi a)Bitung; Sorong;
kemaritiman strategis pertumbuhan bidang darat, laut dan udara. Surabaya;
kemaritiman: pusat industri, Prasarana dan sarana b)Ambon-Banda; Manado,
kemaritiman
pusat inovasi, destinasi kawasan. Kupang, Kendari, Makasar,
wisata. Infrastruktur Lombok.
Masyarakat pesisir. permukiman.
Pusat Produksi Peningkatan Produksi Pelabuhan perikanan, Palu; Tual
Perikanan perikanan Air Bersih, dan Dobo; Merauke;
Prasarana sarana Wini,
Industri & fasilitas PPP lain

Destinasi Wisata Peningkatan daya tarik Sistem transportasi Kepulauan Togean


Bahari kawasan, termasuk penataan darat,laut dan udara. Kepulauan Banggai
kawasan permukiman pesisir Prasarana sarana Kepulauan Sangir Talaud
kawasan; Kepulauan Tanimbar
Akomodasi wisata; Kepulauan Kai & Aru
Infrastruktur Pulau Wetar
permukiman. Alor; RajaAmpat; Morotai
Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Prioritas
Lokasi Pelaksana/ Sumber
Sasaran Program penanggung penda- Tahun Pelaksanaan
Kawasan Pengembangan jawab naan 2016 2017 2018 2019 2020

A.Mendukung Kebijakan Tol Laut


Tujuan 1 : Percepatan perekonomian wilayah timur Indonesia
Khusus Konektiivitas di Daerah Pembangunan Jalan Trans Maluku ruas Maluku Kementerian
wilayah wilayah Lingkar Barat Pulau Seram (Kairatu-Piru- PUPR APBN
kepulauan kepulauan Traniwei-Lisabota-Saleman)
prioritas
Analisa, Peningkatan status dan kapasitas Maluku Kementerian APBN
dan jaringan jalan Strategis Nasional di Ruas PUPR
dan
Daerah Jalan akses pelabuhan di : Tual;
dan
Tayandu; dan di Kur.
Analisa, Jalan nasional trans Maluku Pulau Wetar Maluku Kementerian APBN
dan (Ilwaki- Lirang) PUPR
Kelancaran arus
Daerah
KEK dan KI barang terkait
adanya Analisa, Jalan nasional trans Maluku Pulau Moa Maluku Kementerian APBN
kawasan dan (Kalwalu -Pilan) PUPR
ekonomi Daerah
Analisa, Jalan nasional trans Maluku Pulau Babar Maluku Kementerian APBN
dan (Tepa-Letwurung) PUPR
Daerah
Analisa Jalan nasional trans Maluku Pulau Maluku Kementerian APBN
dan Yamdena (Saumlaki-Larat) PUPR
BM Daerah
Analisa Jalan nasional trans Maluku Kep Aru Maluku Kementerian APBN
dan (Batu goyangan-Taberfane-Dobo-Wofam) PUPR
Daerah
Daerah Jalan nasional trans Maluku Pulau Seram Maluku Kementerian APBN
(jalan lingkar selatan-timur-utara dari PUPR
Masohi-Werinama-Bula-Wahai )
Daerah Jalan nasional trans Maluku Pulau Buru Maluku Kementerian APBN
(lingkar timur-utara : Leksula-Namlea- PUPR
Airbuaya-Telukbara)
Analisa Jalan nasional trans Maluku Kep Kei Maluku Kementerian APBN
dan (Danar-Langgur-Tual) PUPR
Daerah
Daerah Pembangunan Jalan Trans Maluku ruas Maluku Kementerian APBN
Lingkar Pulau Ambon (Laha-Alang- PUPR
Wukasibu-Asilulu-Kaitetu-Hitu-Morela-
Liang
Analisa Investasi Infrastruktur
Lampiran
Rangkuman Analisis Kondisi Sektor Kelautan/Perikanan ( 1 )
Wilayah Kondisi dan Potensi Pengembangan Potensi Sektor Kemaritiman
Sumut Pertumbuhan ekonomi 2013-2014 menurun, 5,23 % dan 5,11% tahun 2015 1.Produksi perikanan tangkap dan ekspor
Share thd PDB 2014 5,33% cukup baik; sektor utama pertanian-perkebunan hasil perikanan cukup tinggi di tingkat
dan industri pengolahan; Sumut adalah wilayah unggulan kelapa sawit nasional.
dengan share 16,05 % di Indonesia, kedua setelah Riau. 2.RT perikanan cukup besar jumlahnya 7,8
Kontribusi expor Sumatra Utara pada periode Januari s/d Agustus 2015 % nasional .
terhadap total expor nasional adalah 4,96 %. 3.Potensi sebagai produsen dan pengekspor
LQ : unggulan tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan; hasil perikanan di pertahankan;
Komoditi utama perkebunan yaitu sawit dan karet; 4.Bioteknologi perlu dikembangkan.

Sulut Pertumbuhan ekonomi menurun hingga 6,31% tahun 2014 dan 5,27 % tahun 1.Produksi perikanan tangkap dan budidaya
2015; share thd PDB relatif rendah 0,7 %; cukup besar; ekspor hasil perikanan masih
LQ : unggulan sektor angkutan, penggalian, tanaman perkebunan, hotel, dibawah Jatim, dan Sumut. Wilayah
perikanan. Tahun 2014, kontribusi kelapa terbesar Indonesia adalah Sulawesi pemasok ikanke Sulut cukup luas.
Utara dengan andil 9,34%. Kelapa merupakan komoditas utama expor 2.Telah mengembangkan extraksi Bioaktif :
Sulawesi Utara; 65% ekspor dalam bentuk Lemak dan Minyak Nabati. Omega3, Squalene, dan Polysaccharide.
Januari s/d Juli 2015 total expor Sulawesi Utara mencapai USD 722,8 juta , 3.Potensi pengolahan dan ekspor hasil
dan sekitar 20,7 % berasal dari provinsi lain. Ekspor terutama ke Amerika perikanan/kelautan terus ditingkatkan
Serikat, Belanda dan Tiongkok. sebagai andalan provinsi, lokasi di KEK
Bitung.
Jatim Pertumbuhan ekonomi menurun dari 5,9 % tahun 2014 hingga 5,2% pada 1.Mendominasi nilai ekspor hasil perikanan
triwulan II 2015 walau masih diatas angka pertumbuhan nasional ( 4,67- 5%); nasional; Produksi perikanan tangkap dan
Sektor pertanian, industri dan pertambangan cenderung tumbuh positif. Share budidaya tinggi.
SumberJatim
: hasil analisis,PDB
terhadap 2015tinggi, 14,99 %. 2.RT perikanan cukup besar 17,2% nasional
LQ : unggulan sektor restoran/perdagangan, penggalian, peternakan, 3.Potensi pengolahan dan ekspor hasil
tanaman bahan pangan, hotel, dan industri non migas. Ekspor Jatim terutama perikanan dapat terus dipertahankan.
barang perhiasan, minyak nabati, barang dari kayu, dan ikan/udang terutama 4.Budidaya perikanan dan bioteknologi
ke Jepang, Amerika, Tiongkok, Taiwan, Malaysia; kelautan perlu dikembangkan.
Analisis Kondisi Sektor Kelautan/Perikanan ( 2 )
Wilayah Kondisi dan Potensi Pengembangan Potensi Sektor Kemaritiman
Sumsel Pertumbuhan ekonomi menurun 5,6% thn 2013 menjadi 4,68% thn 2014 1.Produksi perikanan tangkap dan budidaya
dan sedikit meningkat kwartal II th 2015 sebesar 4,87%; hingga kwartal II relatif rendah dibanding wilayah lain.
2015 Sektor pertanian/perikanan menyumbang peningkatan cukup 2.RT perikanan 9,6 % dan dapat dikatakan
signifikan 9,9%; dari share PDRB provinsi terutama sektor industri cukup besar dibanding wilayah lain; Armada
pengolahan dan penggalian masing2 20 % dan pertanian 16%; Share kapal motor < 3%; masih relatif rendah.
PDB 3,05 %; Ekspor utama adalah karet melalui Boom Baru, Plaju. 3.Pengembangan perikanan / kelautan untuk
LQ : unggulan sektor tanaman perkebuhan ( karet dan sawit), kebutuhan lokal.
pertambangan migas, kehutanan,penggalian(batubara), perikanan;
Kalteng Pertumbuhan ekonomi fluktuatif 6- 7% pertahun; 6,98% pada kwartal II 1.Produksi perikanan tangkap dan budidaya
2015 didorong oleh sektor industri pengolahan. relatif rendah dibanding wilayah lain.
Share PDB sebesar 1,10%. LQ : unggulan tanaman perkebunan, 2.RT perikanan 4,46 %;
pertambangan non migas ( batubara ), karet, sawit; disusul perikanan; 3.Pengembangan perikanan/kelautan untuk
kehutanan dan peternakan; Expor Kalimantan Tengah tahun 2014 kebutuhan lokal.
melalui : pelabuhan Sampit di Kab. Kotawaringin Timur (26,57%),
Kumai di Kab. Kotawaringin Barat (9,18%), Pangkalan Bun Kab.
Kotawaringin Barat (8,09%), Pulang Pisau (1,25%), dan Kuala Kapuas
(0,18%), sisanya 54,73% melalui prov lain.
Sulteng Pertumbuhan ekonomi menurun th 2013-2014 karena sektor penggalian 1.Produksi perikanan budidaya cukup
tumbuh negatif; dan ekspor menurun; Pertumbuhan ekonomi kwartal-2 mendominasi produksi perikanan budidaya
2015 meningkat 15,72% didorong ekspor minyak mentah, lemak/minyak nasional terutama rumput laut;
nabati, besi baja, juga ikan & udang; didorong pula oleh sektor industri 2.RT perikanan total 7,59 % nasional.
pengolahan hasil budidaya kelautan. Share PDB 0,77% 3.Armada kapal motor < 3%; masih
SumberLQ
: hasil analisis,tanaman
: unggulan 2015 perkebunan ( sawit, kokoa ), kehutanan, membutuhkan dukungan armada kapal motor
perikanan. yang memadai;
Pelabuhan ekspor : Pantoloan dan Luwuk. 4.Perikanan dan pengolahan hasil perikanan
(aneka kripik ikan, terasi, dan tepung ikan) perlu
ditingkatkan.
Analisis Kondisi Sektor Kelautan/Perikanan ( 3 )
Wilayah Kondisi dan Potensi Pengembangan Potensi Sektor Kemaritiman
Maluku Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 turun menjadi 5,26% dan pada tahun 2014 1.Produksi perikanan tangkap tinggi
kembali naik menjadi 6,68%. Memasuki Tri Wulan II tahun 2015 perekonomian setelah Sumut; juga perikanan budidaya
Maluku kembali menurun sampai 5,8% urutan setelah NTT , Jatim dan Sulawesi
Share PDB 0,17%; Struktur ekonomi Maluku didominasi sektor pertanian, Tengah.
perikanan, dan sektor perdagangan , hotel & restoran serta jasa; 2.RT perikanan 6,12 % nasional.
Komoditi ekspor utama adalah ikan sampai 52%, dan bahan bakar mineral, 3.Armada kapal motor < 3%; sangat
melalui pelabuhan Ambon dan Tual. membutuhkan dukungan armada kapal
LQ : unggulan perikanan, angkutan laut, perkebunan, perdagangan dan juga motor.
kehutanan; 4.Potensi perikanan/kelautan perlu terus
dikembangkan;
NTT Perekonomian NTT tahun 2014 melambat jika dibandingkan tahun 2013 (5.42% 1.Produksi perikanan budidaya cukup
turun menjadi 5.04% pada tahun 2014 ), dan pada Tri Wulan II tahun 2015 mendominasi produksi secara nasional.
melambat menjadi 5,03%. Struktur perekonomian wilayah didominasi oleh Perikanan tangkap relatif kurang.
sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memberikan andil sebesar 2.RT perikanan total sekitar 4,8 %
30% terhadap PDRB provinsi, disusul berturut-turut sektor Perdagangan dan nasional.
Konstruksi; Share PDB 0,53 %; Komoditi ekspor utama : hasil industri/mesin; 3.Armada kapal motor < 3%;
belerang/kapur, dan ikan/udang, melalui Tenau, Atapupu dan Maumere. 4.Perikanan tangkap dan budidaya perlu
LQ : unggulan peternakan, tanaman pangan, angkutan, perkebunan, perikanan; terus dikembangkan; juga pengolahan
perlu dikembangkan kepada masyarakat
Papua Perekonomian menurun hingga 3,25% th 2013-2014 dan meningkat kembali 1.Produksi perikanan tangkap cukup
kwartal 2 th 2015 sebesar 12,77%, hal ini karena fluktuasi ekspor dan produksi memiliki potensi sedangkan perikanan
berbagai sektor menurun di tahun 2014. Produksi wilayah didominasi oleh budidaya belum dikembangkan;
Sumbersektor
: hasilPertambangan
analisis, 2015 & Penggalian yang memberikan andil sebesar 29% 2. RT perikanan sekitar 3,6% nasional.
disusul kemudian berturut-turut sektor Pertanian, Konstruksi, Perdagangan; 3.Armada kapal motor < 1%; masih sangat
LQ : unggulan sektor pertambangan/penggalian, kehutanan, perikanan; Ekspor membutuhkan dukungan armada kapal
Papua terutama bijih tembaga 89,99%, kayu dan barang dari kayu 7,56% dan motor yang memadai;
jenis-jenis ikan 2,21%, melalui Pelabuhan Amamapare. 4.Potensi perlu terus ditingkatkan.
STRUKTUR EXPOR 9 provinsi (%)

Kalimantan Tengah
Sumatra Selatan
Sumatra Utara Batubara 44,18%
Karet dan Turunannya 68%
Sawit dan Turunannya 43% Minyak Nabati 26,46%
Sawit dan Turunannya 12%
Karet dan Turunannya 41% Kayu dan Turunannya 13,64%
Batubara 10%
Karet dan Olahannya 10,31%

Jawa Timur
Nusa Tenggara Timur
Perhiasan/Permata 22,77% Maluku
Hasil Industri 58,48%
Lemak & Minyak 7,30% Ikan dan Udang 52%
Pertambangan 38,99%
Kayu dan Turunannya 5,90% Bahan Bakar Mineral 47%
Ikan dan Udang 2,53%
Ikan dan Udang 5,83%

Papua
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara Bijh Tembaga dan Konsentrat
Minyak Mentah 45,33%
Lemak dan Minyak Nabati 65% 89,99%
Bijih, Kerak dan Abu Logam 25,04%
Ikan, Daging dan Ikan Olahan Kayu dan Barang dari Kayu 7,56%
Lemak dan Minyak Nabati 16,01%
13% Ikan dan Hewan Air Lainnya
Ikan dan Udang 4,05%
2,21%
Sumber : analisis perekonomian
Tol laut, Pelabuhan dan Kawasan Ekonomi

Pelabuhan Utama
Tol laut
IV. ANALISIS WILAYAH ( lanjutan )
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN

1. Kuala Tanjung Sudah beroperasi industri - Waduk Lausimeme Belawan. Kluster Jalur 2 Wisata bahari; Tidak ada jalur
SUMUT alumunium dan turunannya. - PLTU Kuala Tanjung Pelabuhan ekspor. dari Sabang-Medan- penyeberangan di
- PLTA Wampu, 45 Mw, Batam-Babel; sekitar Kuala
Peran dalam Tol Laut KEK Sei Mangke, komoditi - Asahan III (FTP 2) 174 Sub kluster : Tanjung.
sebagai Pelabuhan CPO. Mw, Lampulo (Aceh). Destinasi Wisata
Utama dan Pintu - Hasang (FTP 2), 40 Mw, Bungus (Padang). Nasional terdekat di
Gerbang. Kawasan Industri Kuala - Simonggo-2, 86 MW, Sungai Liat (Bangka). Pekanbaru-Siak dan
Tanjung sebagai pusat - Masang-2, 55 Mw Batam-Bintan (
Peran sebagai Pusat pengolahan karet, agro dan - Pembangunan jalur KA Dalam lingkup wisata pantai di Rupat,
Logistik Nasional alumunium antara Sei Mangke- provinsi, produksi Jemur di Pekanbaru-
Bandar Tinggi-Kuala perikanan tangkap Siak; dan Batam,
Unggulan/ Komoditi Tanjung ( 60 % ) cukup tinggi namun Nongsa, Nagoya-Tg
perkebunan sawit, - Rencana Jalan Tol bukan di Kab. Uncang, dan Lagoi )
karet, di Kab. Medan-Kualanamu- Batubara
Batubara, dan Kab. Tebing Tinggi
Simalungun.
Isu : Perkembangan 1.Potensi dan Isu kemaritiman banyak terkait dengan perhubungan laut/ peran pelabuhan yang tinggi sebagai Kesiapan Kawasan
perkotaan baru; kesatuan dengan Belawan; Aktivitas pelabuhan dan lalu lintas kapal akan padat; Hal ini melihat pembangunan Hinterland dan
kepadatan lalu lintas; saat ini di terminal multipurpose, jalan KA, dan KEK Sei Mangkei; Pelabuhan Kuala
permukiman; 2.Sektor perikanan dan wisata bahari kurang meningkat di Kuala Tanjung. Tanjung di
3.Dukungan perwujudan Tol Laut sedang dalam proses seperti pembangunan pelabuhan; Rel KA; akses Tol Kabupaten batubara
Kuala Namu-Tebing Tinggi, dan jalan nasional Belawan/Medan – Kuala Tanjung; pembangkit listrik; dinilai masih terus
4.Kebutuhan Dukungan Program : peningkatan jalan nasional Tebing Tinggi-Kuala Tanjung; ditingkatkan;
Program Penyediaan Air Baku bagi kawasan pelabuhan dan hinterland;
Pengembangan permukiman dan prasarana lingkungan permukiman di kabupaten Batubara;
Peningkatan akses di kawasan hinterland, ruas jalan di persimpangan, ruas jalan antar pusat kecamatan;
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN
2.Tanjung Carat/ TAA Sebagian besar industri Belum ada. Tidak ada yang Tidak masuk jalur Jalur Sabuk Tengah:
SUMSEL tumbuh di Kota Palembang, diunggulkan; wisata bahari; Pelabuhan Tanjung
komoditi karet dan sawit, Kelian dengan rute
Peran dalam Tol Laut batubara. Destinasi Wisata Palembang(35 Ilir)-
sebagai Pelabuhan Nasional prioritas Muntok dan Sadai-
Pengumpul; Rencana KEK Tanjung Api- tahap 2 di Tanjung Rhu
Api Palembang-Bangka
Peran sebagai Pusat Belitung ( wisata
Logistik Nasional pantai di Pangkal
Pinang dan Belinyu )
Unggulan/ Komoditi :
pertambangan
batubara, perkebunan
sawit, karet di sekitar
Tanjung Api-Api.
Isu : Pengembangan 1.Potensi dan isu kemaritiman terkait dengan pelabuhan laut dan pemanfaatan perairan antara lain di Tanjung Kesiapan Kawasan
KEK TAA dan Api Api/ TAA dan Boom Baru Palembang; Alur kapal dari/ke pelabuhan TAA dan Boom Baru kurang lancar, Hinterland dan
Pelabuhan TAA masih banyak terkendala dengan pasang surut sungai Musi; Pelabuhan TAA-
menghadapi banyak Kawasan industri dan fasilitas pelabuhan direncanakan di kawasan reklamasi Tanjung Carat dan masih ada Carat masih dalam
kendala, antara lain kendala karena akses dari sumber bahan baku akan melalui Hutan Lindung dan sungai. perencanaan
pasang surut dan 2.Sektor perikanan kurang dikembangkan. terutama
sedimentasi sungai; wisata bahari : memanfaatkan alur sungai Musi dan berorientasi ke Belitung; menyangkut HL dan
3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : belum ada, atau masih rencana; memerlukan sumber
Kegiatan lalu lintas barang masih berjalan seperti saat ini, dengan terpengaruh pasang surut dan pendanaan yang
pendangkalan sungai Musi. matang;
4.Kebutuhan Dukungan Program : Persiapan dan FS antara pengerukan alur kapal, dan pembangunan Tg
Carat ( Kementerian Perhubungan ) untuk memperlancar arus barang;
Peningkatan hubugan antar daerah tetap ditingkatkan melalui pelabuhan penyeberangan, dukungan program
yang diperlukan : peningkatan kondisi pelabuhan penyeberangan Tg. Kelian;
Peningkatan jalan dan jembatan akses ke Pelabuhan Penyeberangan Tg. Kelian.
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN
3.Tanjung Perak Sudah beroperasi banyak Waduk Semantok, Sub kluster perikanan Jalur wisata : Jalur 2; Jalur Sabuk Selatan
JATIM industri di kawasan Waduk Bagong, di : antara Karimunjawa- dengan rute :
pelabuhan. Waduk Lesti, Brondong (Jatim) Surabaya – Bali. Ujung – Kamal
Peran dalam Tol Laut Waduk Wonodadi (Surabaya) dan
sebagai Pelabuhan Rencana Kawasan Industri Destinasi Wisata Nas. Ketapang-Gilimanuk
Utama. JIIPE dalam skala besar dan Kilang Minyak 300 ribu barel Prioritas tahap 2 di ( Bali )
pengembangan teknologi Surabaya- Madura;
Peran sebagai Pusat tinggi, lengkap dengan
Logistik Nasional Pelabuhan baru di Manyar. ( Destinasi terdekat di
masih proses awal ) Kawasan Lombok dsk.
Sektor unggulan : (destinasi kawasan
Perdagangan; jasa, Gili-Gili, kawasan
penggalian; Industri di Pantai Barat dan
Kota Surabaya. pantai Selatan)
Isu : Perkembangan 1.Potensi dan isu kemaritiman terkait dengan pengembangan pelabuhan memanfaatkan peran sebagai Kesiapan Kawasan
aktivitas di pelabuhan gerbang Indonesia barat dan timur; perkembangan arus kapal dan muatan barang memerlukan peningkatan Hinterland dan
yang pesat dan pelayanan di pelabuhan TG Perak dengan pembangunan bebrapa terminal dan pelabuhan lain sebagai Pelabuhan Tg.
kebutuhan ruang bagi pendukung; kondisi alur pelayaran memerlukan penanganan dengan program pengerukan,pelebaran dan Perak dalam
pengembangan rencana pemindahan pipa di bawah laut yang ada disana. kesatuan dengan
pelabuhan; 2.Sektor perikanan dan wisata bahari : potensi dikembangkan yaitu perikanan di pelabuhan nusantara pelabuhan lain
Masalah akses Brondong di kabupaten Lamongan; dan wisata bahari terkait dengan Karimunjawa di Jawa Tengah dan pulau- sudah direncanakan
pelabuhan terkait lalu pulau di sekitar Madura; secara terintegrasi
lintas kota. 3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : pembangunan beberapa terminal di Tanjung Perak; dan cukup matang;
Alur kapal sempit dan dan rencana pengoperasian kembali beberapa jalur KA; pembangunan jalan Tol untuk mengurangi kemacetan
dangkal; dalam kota; Pembangunan Teluk Lamong untuk meningkatkan kapasitas pelayanan peti kemas/ekspor.
4.Kebutuhan Dukungan Program
Mendukung Pelabuhan Tol Laut : Peningkatan ruas jalan mendukung kelancaran lalu lintas sekitar Tg. Perak-
Tg. Lamong, dan ruas jalan ke Tol. Peningkatan Industri kapal dan kerjasama antar Galangan Kapal.
Mendukung sektor Perikanan : Peningkatan pelabuhan nusantara Brondong; Jalan akses ke pelabuhan
Brondong; Fasilitas penunjang perikanan; Penyediaan pasokan listrik; Penyediaan Air Baku Pelab.Brondong.
Mendukung Pariwisata Bahari : penyediaan terminal khusus pariwisata; Akses ke Bandara;
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN

4.Sampit Belum ada. Jaringan perkeretaapian Belum ada. Tidak masuk jalur Tidak ada jalur
KALTENG Pulau Kalimantan wisata bahari. penyeberangan
yang terhubung
Peran dalam Tol Laut Destinasi Wisata
sebagai Pelabuhan Nasional terdekat di
Pengumpul; disamping Lhoksado Kalsel; dan
beberapa pelabuhan Tanjung Putting.
lain berdekatan;

Sektor unggulan :
perkebunan ( karet,
sawit ) dan
pertambangan non
migas ( batubara)

Isu : pengembangan 1.Potensi dan isu kemaritiman : memanfaatkan alur sungai sebagai penghubung ke wilayah lain/pulau Jawa; Kesiapan Kawasan
Pelabuhan terkendala sehingga muncul beberapa pelabuhan sungai di Kalimantan Tengah, yang umumnya berperan sebagai Hinterland dan
pengendapan sungai, pelabuhan pengumpul hasil-hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan dari wilayah pedalaman, seperti Pelabuhan Sampit
dan akses jalan dari juga pelabuhan sampit. dalam mendukung
Sampit-Bagendang Pelabuhan Sampit adalah pelabuhan sungai dan terkendala dengan kondisi pengendapan sungai sehingga Tol laut belum ada.
yang rusak; mengganggu kelancaran pergerakan kapal.
Pelabuhan Sampit Berperan sebagai pengumpul hasil perkebunan dan pertambangan untuk dibawa ke Surabaya;
dikhususkan bagi 2.Sektor perikanan dan wisata bahari : kurang dikembangkan.
angkutan penumpang. 3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : belum ada; angkutan lalu lintas barang di Sampit
masih berjalan seperti saat ini dan melayani hanya sekitar 24 % muatan, sedang selebihnya melalui pelabuhan
lain di sekitar.
4.Kebutuhan Dukungan Program :
Program mendukung Tol Laut : pengerukan alur sungai untuk memperlancar arus muatan barang dan
penumpang keluar/masuk;
Program mendukung Sektor Perikanan : belum ada
Program mendukung Pariwisata bahari : belum ada
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN

9.Merauke Rencana KEK Merauke Proyek Strategis : Merauke. Sebagai Jalur wisata bahari Jalur Sabuk Selatan
PAPUA (Food and Energy PLTA Orya 2,10 Mw, Sub kluster perikanan tidak ada. dengan rute
Industries) Kalibumi-2, 5 Mw, Pomako-Merauke
Peran dalam Tol Laut Mariarotu II 1.3 Mw, Destinasi Wisata
sebagai Pelabuhan (Sudah terbangun industri Baliem 10 Mw, Nasional Merauke:
Pengumpul; semen di Merauke, Kalibumi III Cascade 5 Mw, - KPPN Wazur–
terkendala lahan sengketa Baliem 40 Mw, Merauke
Pusat Logistik Provinsi untuk pembangkit listrik ) Tatui 4 Mw, - KPPN Danau Bian
Amai, 1.4 Mw - KPPN Kimaan
Unggulan : sektor Food estate baru ada 1
penggalian, investor garap 200 ha lebih;
kehutanan, perikanan
dan pertanian padi

Isu : Akses dan 1.Potensi dan isu kemaritiman : pengembangan transportasi sungai, penyeberangan, sangat diperlukan Kesiapan Kawasan
pelayanan transportasi sebagai hubungan interaksi sosial ekonomi antar wilayah; Hinterland dan
darat, sungai, masih 2.Sektor perikanan dapat ditingkatkan sebagai pemasok/produksi. Pelabuhan masih
jauh dari teratur; 3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : belum ada. dalam tahap
4.Kebutuhan Dukungan Program : perencanaan.
Rencana Kawasan Ha Dalam rangka peningkatan produktivitas wilayah Merauke, dan ekspor komoditi unggulan diperlukan Program
Anim belum ada Peningkatan kehandalan pelabuhan Merauke dan akses jalan ke Pelabuhan;
industri beroperasi; Pengembangan pelabuhan perikanan;
Percepatan pengembangan pasokan listrik;
Pengembangan prasarana penyimpanan / pendingin
Penyediaan bantuan armada kapal perikanan.
Pengembangan kawasan permukiman dan prasarana sarana permukiman;
PROFIL WILAYAH
Pelabuhan Kuala Tanjung terletak di wilayah Kabupaten
Pelabuhan Kuala Tanjung Batubara Sumatera Utara, direncanakan sebagai pelabuhan
Internasional dan pintu gerbang lalu lintas perdagangan di
KUALA TANJUNG wilayah Asia Pasifik

Rencana infrastruktur pendukung klaster industri kelapa sawit Sei Mangke :


Jalan Negara
• Pembangunan Jalan Tol Kuala Namu – Tebing tinggi 60 Km
Tanjung Tiram • Peningkatan kapasitas Ruas Lima puluh– Indrapura– Sp. Kuala Tanjung 27,5 Km
• Pembangunan Fly Over Sp. Kuala Tanjung
Jalan Provinsi
• Peningkatan kapasitas Ruas Lima puluh - Perdagangan 11 Km (Pembangunan
Jalan Perdagangan – Batas Asahan di Kabupaten Simalungun)
Jalan Kabupaten
SEI MANGKEI
• Peningkatan kapasitas ruas Sp. Mayang – Kecamatan Bosar Maligas 14 Km
• Peningkatan kapasitas ruas Sp. Mayang ke Kawasan Industri Sei Mangke
sepanjang 2.5 Km
Jalur Kereta Api
• Pembangunan jalur rel KA dari Bandar Tinggi – St. Pelabuhan Kuala Tanjung

Jalur KA yg sedang dibangun

Jalan Masuk Terminal Multipurpose Jalan Masuk Terminal Baru Sp Inalum ke Kuala Tanjung
1. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Metro
Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru

Kawasan Ekonomi
1.KEK Sei Mangke
2.Kawasan perkebunan sawit
Pelabuhan Kuala Tanjung 3.Kawasan Industri
KSPN Tangkahan dsk

T Kawasan Perkotaan
KK KEK Sei
G. Sinabung SS 1.Kota PerdaganganGerbang PT Inalum
2.451 m dpl KotaBaru
Kota BaruSei
SeiMankei
Mankei Mangke 2.Kota Inderapura
3.Pusat Kecamatan Seisuka
4.Pusat Kecamatan Medangderas

G. Sihabuhabu
2.300 m dpl
KK
Akses ke Pelabuhan Kuala Tanjung
Sei Mangke – Simpang Mayang Jalan kabupaten
5,72 km
Perdagangan -Batas Asahan Jalan Provinsi Mantap
5,3 km K 100%
Simpul Karet
SS SS
S Simpul Sawit
Batas Simalungun- Lima Puluh Jalan Provinsi T Mantap
Simpul Tembakau
5,75 km 100%
Lima Puluh – Sp. Inalum 27,5 Jalan Nasional Mantap
km 100% KK KI Tanjung Buton
Sp.Inalum – Kuala Tanjung Jalan Provinsi K
16,02 km

Catatan : Rencana Induk Pelabuhan Kuala Tanjung sedang proses revisi


LINTAS SEI MANGKEI
1. Track existing sepur Gunung Bayu Km. 0+000
s/d Km.2+637
2. Pembangunan Jalur KA Baru Km.2+637 (0+000)
s/d Km.3+225
3. Track existing sepur Gunung Bayu Km.2+637
s/d Km.4+150

LINTAS BANDAR TINGGI


1. Track existing Lintas Tebing Tinggi-Kisaran Km.
98+291 s/d Km.114+053

LINTAS BANDAR TINGGI – KUALA TANJUNG


sepanjang 21, 5 Km

Selain untuk mendukung klaster


industri Sei Mangkei, pembangunan
Pelabuhan CPO di Kuala Tanjung
juga sebagai komplementer bagi
Pelabuhan Belawan yang
diperkirakan bakal over capacity
memasuki tahun 2013.
Infrastruktur Pendukung Hinterland Pelabuhan Kuala Tanjung

Pelabuhan Kuala Tanjung

KEK Sei Mangke


Bitung - Provinsi Sulawesi Utara

Pelabuhan Bitung terletak di wilayah Kota Bitung Sulawesi Utara


adalah pelabuhan Internasional yang direncanakan sebagai pintu
gerbang lalu lintas perdagangan di wilayah Asia Pasifik

INFRASTRUKTUR STRATEGIS

DUA SUDARA
GEOTHERMAL
ELECTRICITY

JALAN TOL
MANADO-
BITUNG

Pelabuhan Internasional
BITUNG

WADUK
KUWIL KEK BITUNG
BITUNG DAN POTENSI HINTERLAND
o Hinterland Pelabuhan Bitung mencapai wilayah : Gorontalo, Balikpapan,
Samarinda, Ternate, Sorong, Biak, Manokwari, Jayapura, dan Merauke
o Beberapa Daerah tersebut merupakan penghasil Komoditi : Ikan, Cengkeh,
Kopra, Kayu Olahan, dan hasil Tambang.
o Hinterland Pelabuhan Bitung di daerah-daerah di Provinsi Sulawesi Utara kaya
akan komoditi sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan industri.
o Beberapa produk utama Bitung ikan tuna segar, minyak kelapa, Bungkil, tepung,
cengkeh, vanili, virgin coconut oil ( VCO), dan ikan olahan.
o Ekspor utama hingga 2011 bungkil dan minyak kelapa ke Belanda, Vietnam,
Thailand, dan Philipina.
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN BITUNG

RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN BITUNG

1.Nilai Proyek Rp 1,141 Trilyun


2.Pembangunan 3 dermaga Petikemas ( 2015-2017 )
3.Reklamasi dan penahanan tanah ( 2015-2016 )
4.Perkerasan Lapangan Penumpukan ( 2016-2017 )
5.Pembuatan Trestle ( 2016 )
6.Reklamasi dan Penahanan Tanah ( 2018-2019 )
7.Perkerasan Lapangan Penumpukan ( 2018-2020 )
8.Pembuatan jalur RTG dan pengadaan peralatan (
2015 ) seperti forklift, headtruck, chassis, genset,
container crane )

SUMBER DANA Campuran APBN, PMN, BUMN


PELAKSANA : Kementerian Perhubngan dan Pelindi IV
5. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Bitung – Manado – Amurang – Kotamobagu
Hinterland Pelabuhan Bitung

o Hinterland Pelabuhan Bitung Kota Bitung salah satu


mencapai wilayah : Gorontalo, sentra penghasil perikanan
Balikpapan, Samarinda, Ternate, Kl yang besar ; Sulawesi
Sorong, Biak, Manokwari, Jayapura, Utara sebagai penghasil
dan Merauke Pelabuhan komoditas Kelapa,
Manado
o Hinterland Pelabuhan Bitung di Prov.
G. Kelabat

Manado Airmadidi
Bitung Cengkeh, Kopra, dll.
Sulawesi Utara meliputi daerah-daerah KEK Bitung
yang kaya akan komoditi sektor
pertanian, perikanan, peternakan, dan Tomohon
Tondano Pelabuhan
industri. G. Lokon Bitung
D. Tondano

Amurang

Lolak
Kota Mubagu

Kl Simpul Perkebunan Kelapa Simpul Perikanan


Kondisi
• Kesiapan Sulawesi Utara dan Kota Bitung dalam mendukung kebijakan
pengembangan sektor kemaritiman dan Tol Laut sangat besar, dan sejalan
dengan visi pembangunan Sulawesi Utara sebagai wilayah terdepan dan
gerbang wilyah timur Indonesia karena lokasi yang strategis berhubungan
langsung dengan kawasan Asia Pasifik. Kesiapan diantaranya pembangunan
pelabuhan, perencanaan kawasan KEK, pembangunan jalan koridor utama
menghubungkan Manado-Bitung-pelabuhan-Bandara- dan ke pusat-pusat
wilayah lain melalui jaringan transportasi jalan raya, Jalan Tol dan Kereta api.
• Bitung dikenal pula dengan sebutan Kota Multifungsi dengan potensi
kemaritiman yang cukup maju termasuk industri galangan kapal, ekspor
ikan segar beku, dan pengolahan ikan, juga pariwisata bahari.
Kesiapan KEK Bitung
• Dewan Kawasan KEK Bitung diketuai Gubernur Sulut dan Wakil Walikota Bitung; dengan sekretriat KEK
adalah Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi Sulut.
• Tahap pertama dikembangkan lahan seluas 114,96 Ha, dan tahun 2015 bantuan perencanaan
infrastruktur dari Kementerian Perindustrian juga pembangunan dan pembebasan lahan jalan masuk
KEK sepanjang 450 meter dan lebar 70 meter; pembangunan Gapura, pagar masuk/sayap, taman dan
Pos Jaga depan, kantor administrator KEK.
• Berdasarkan Keppres RI Nomor 34 Tahun 2014 KEK Bitung terletak di Kecamatan Matuari seluas 534
Ha, dibagi dalam3 Zona utama yaitu zona Industri, Zona Logistik, Zona Pengolahan Ekspor.
• Pembiayaan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di dalam KEK dapat berasal dari:
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah; swasta; kerja sama antara Pemerintah, pemerintah daerah,
dan swasta; atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Kendala : masih belum selesai pendataan pemilikan lahan di lokasi KEK.
• Pembangunan Jalan Tol dan Bendungan multifungsi Kuwil dan DED jalur KA pada tahun 2016
Kesiapan Daerah Mendukung Tol Laut
Infrastruktur Pendukung Hinterland Pelabuhan Bitung

KEK Bitung
Rencana pembangunan pelabuhan samudera dengan lahan reklamasi di Carat,
dan pembangunan KEK Tanjung Api Api, menghadapi kendala pembangunan
karena pengembangan lahan melalui hutan lindung dan potensi mengganggu
ekosistem hutan lindung Air Telang dan sungai Telang.

Sumber: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015


2. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api

KEK Tanjung Api Api :


Kota baru
Tanjung Api-Api
industri pengolahan

Pelabuhan Tanjung Api


Kota Palembang dengan Api sebagai pelabuhan
Pelabuhan Boom Baru Pengumpul dan
Pelabuhan Carat sebagai
K
pelabuhan Khusus.
S

Way Kambas dsk


Way Rarem

Way Jepara

G. Tanggamus
S
Kota baru Bandar Negara
Kota baru ITERA

Krakatau dsk

KEK Tanjung Lesung


Infrastruktur Pendukung Hinterland Pelabuhan Tanjung Api-Api
Kendala pengembangan :
1.Pendangkalan alur sungai Mentaya
2.Kerusakan jalan akses ruas Sampit- Bagendang (di selatan)
4. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Palangkaraya-Banjarmasin-Batulicin

Jalan Nasional Kalimantan Tengah


(Palangkaraya-Kualakapuas)
Kondisi: Mantap

PALANGKARAYA

SAMPIT

Pelabuhan Batulicin
Jalan Provinsi
Kelas : Pelabuhan Pengumpul
Sampit -
Bagendang rusak BB KI Batulicin
berat BANJARMASIN
Luas: 530 Ha
B PAGATAN Jenis Industri: Industri Besi Baja
Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
Kelas : Pelabuhan Utama Internasional
Luas : ± 100 ribu m2
Kapasitas Kargo: 413.737 TEUs (tahun 2014)

B = Simpul Batubara = Kotamadya = Jalan Nasional

BB = Simpul Besi Baja = Ibukota Kabupaten

= Simpul Sawit dan Karet = Waduk


Infrastruktur Pendukung Hinterland Pelabuhan Sampit
PELABUHAN TANJUNG PERAK

Arus kapal 2014 : 75.559.177 GT;


Arus barang : 13.043.548 ton;
Peti kemas : 601.915 TEUs;
Penumpang : 740.093 orang

Sumber: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015


GREATER SURABAYA METROPOLITAN PORT
(GSMP)
1 PT Siam Maspion Terminal
2 PT Smelting Co
3 PT Petro Kimia Gresik
4 PT Petro Kimia Gresik
5 Pertamina Asphalt Gresik
6 PLTU Gresik
7 PT Semen Gresik
Kawasan Port 8 PT Wilmar Nabati Indonesia
Estate Manyar
9 PT Sumber Mas Indah Plywood
10 Terminal Teluk Lamong
11 Pelabuhan Tanjung Perak
12 Dermaga Kapal Negara
13 Terminal Socah
14 Terminal Tanjung Bulupandan
15 PT Karya Indah Alam Sejahtera
16 Pelabuhan Manyar
17 PT Petro Kimia Gresik

Keterangan:
Terminal yang ada
Tahap Konstruksi
Tahap Perencanaan
PERAN JAWA TIMUR

Tanjung Perak berperan sebagai 8,52 %


4,90 % 2,44 %
pintu perdagangan antara barat
dan timur dan sebagai pusat
pertumbuhan melayani sekitar
36,62 % penduduk Indonesia Hinterland Ekonomi Jatim
Pelayanan Tanjung Perak ditingkatkan
dengan terminal baru di Lamong, Manyar. 15,02 % 2,54 %
Penduduk
Kendala utama : pembebasan lahan. Indonesia
Pengelolaan Kemitraan
JATIM - IBT
berpengaruh terhadap Pengurangan :
Kemiskinan
Daya Beli
Disparitas antar wilayah di IBT
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Pelabuhan Tg. Perak berperan
Malang-Surabaya-Bangkalan sebagai Pelabuhan Utama dan
Gerbang antara Barat dan
Timur Indonesia dalam
mendukung Tol Laut;
Gas
KI Bangkalan
KI Lamongan
Kawasan Industri berlokasi di KI Gresik WPS Malang-Surabaya-
sekitar Kabupaten KI Maspion
Bangkalan meningkatkan
Lamongan/Gresik, Sidoarjo, Kota Gondang
keterpaduan pembangunan
Surabaya dan Kabupaten
Prijetan Tanjung Perak kawasan ekonomi dengan
KI SIER
Bangkalan. KI Berbrek infrastruktur ;

Akses/Pencapaian pelabuhan
sudah sangat berkembang dengan
Jalan Tol Surabaya – Gempol dan KI Ngoro Kawasan pelabuhan Tg
KA.
Perak dan pelabuhan/
terminal lain di sekitarnya
membutuhkan dukungan
Dukungan PUPR terkait Selorejo
Gn. Arjuna
peningkatan akses
Pengembangan Tol Laut ditujukan melalui jalan raya dan KA.
untuk : 1.meningkatkan inland
akses; Akses Bandara, Akses Kendala utama
Pelabuhan; KI Arjowinangun KI Tlogowaru
pembebasan lahan.
Lahor
2.Sumber Air Baku
3.Infrastruktur dasar terutama di Waduk Sengguruh

Sutami
kawasan pesisir
Gengteng I
4. Permukiman.
Jt

Gas Simpul Gas


Jt Simpul Perkayuan Jati
Akses Pencapaian
Pelabuhan Tg Perak
RENCANA PENGEMBANGAN JALAN AKSES
PELABUHAN TELUK LAMONG

KETERANGAN :
TITIK BOTLE-NECK
PERSIMPANGAN

Problem :
1. Pembebasan lahan
• Permintaan warga : 15 juta/m2
• Balai Besar PU: 5 juta/m2
2. Belum dialokasikan anggaran
pembebasan lahan pada tahun 2015

1. Pelebaran Jl. Kalianak – Tb. Osowilangun dr 2Jalur-2Lajur menjadi 2Jalur-4/6 lajur (3 titik
TAHAP 1 2.
bottleneck di Jembatan Branjangan, Jembatan Greges dan Jembatan Kalianak);
Dihubungkan ke Jl. Tol Surabaya-Gresik melalui :
(pelebaran dan connecting
• Jl. Margomulyo.
arteri dgn tol)
• Jl. Osowilangun – Simpang Romokalisari
GRESIK

TAHAP 2 SIMPANG
ROMOKALISARI
STATION
GAS PGN
Rencana pembangunan jalan
akses Pelabuhan Teluk
Lamong
J. OSOWILANGUN

AKSES
ROMOKALISARI 2 TERMINAL MULTIPURPOSE
GATE
SEGMEN 2 TELUK LAMONG

J. BRANJANGAN

SIMPANG J. GREGES
SEGMEN I MARGOMULYO

DALAM PELAKSANAANNYA DIBAGI MENJADI 2 (DUA) SEGMEN :


1. Segmen I : Fly Over dan Conecting akses ke Romokalisari oleh Konsorsium Pelindo III & BUMN lain (2,4 Km)
2. Segmen II : Jalan sepanjang 2 Km – Urgent Development oleh Pemkot Surabaya
Segmen I :
 SUDAH MENDAPATwww.pp3.co.id
PERSETUJUAN/PERIJINAN dari Kementerian Pekerjaan Umum: surat nomor JL.03.03-Mn/765 tanggal 12
RENCANA KONEKSITAS
Desember 2013 perihal Persetujuan Prinsip Pembangunan Simpang Susun dan Jalan Penghubung dari dan menuju Terminal
Teluk Lamong dengan Tol Surabaya-Gresik.
 Pemkot Surabaya menganggarkan pembebasan lahan dan pembangunan fisik (akses WORR) pada TA.2014 dan saat ini dalam
proses pemetaan lahan oleh BPN
 Dilaksanakan seminar Rencana Kawasan Strategis Ekonomi Teluk Lamong yang diadakan oleh Bappeko Surabaya dimana
konsep pembangunan fly over sudah tertampung di dalamnya 93
Rencana Pengembangan
Pelabuhan Pantoloan dan pelabuhan lain disekitar

Industri Unggulan Provinsi Sulawesi Tengah :


a. Industri Pengolahan Kakao menjadi coklat bubuk,
pasta, liquor, kue, Industri makanan dari coklat dan kembang gula.
b. Industri Pengolahan Rumput Laut menjadi karagenan dan produk
makanan olahan lainnya.
Sumber: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015
c. Industri Pengolahan Ikan menjadi ikan kering, ikan asap, ikan beku, ikan
kaleng, tepung ikan dan produk makanan olahan lainnya.
( Permen Perindustrian No.139/2009 )
7. WPS Pusat Pertumbuhan Baru
Palu – Banggai
Hinterland Pelabuhan Pantoloan

Industri Perikanan Terpadu:


- Kabupaten Toli Toli
- PPI Ogotua
- Pusat Kluster Rumput Laut Moutong
zona 1 ( Selat Makasar )
Kluster Rumput Laut zona 2
( TelukTomini )
- Kabupaten Pari.Mo Industri Perikanan Terpadu:
- PPI Pagimana
Industri Perikanan Tangkap - Sub Kluster Rumput Laut
- Kabupaten Donggala zona 3 ( Teluk Tolo )
- PPI Donggala

Parigi
Ampana

Sw
Ck

Kawasan Ekonomi
1.Kawasan Industri Palu
2.Kawasan perkebunan kakao
3. Kawasan Perkebunan sawit

Kawasan Perkotaan
1. Donggala Ck Simpul Perkebunan Cokelat
2. Banggai Sw
Minapolitan
Simpul Perkebunan Sawit - Kabupaten Morowali
3. Parigi
- Pusat kluster Rumput
4. Ampana Laut zona 3
Infrastruktur Pendukung Hinterland Pelabuhan Pantoloan

Nama Jalan Status Kondisi

Jalan Yos Sudarso 2 km Jalan Nasional Mantap


100%
Jalan Sam Ratulangi 1,5 km Jalan Nasional Mantap
100%
Jalan Wolter Monginsidi 0,89 Jalan Nasional Mantap
km km 100%
Jalan Parigi- Palu Jalan Provinsi Mantap
80 %
Hinterland Pelabuhan Pantoloan

Kawasan Industri Palu

Kawasan Permukiman Akses Jalan Menuju Pantoloan


v
Sumber: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015
6. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Ambon – Seram
Hinterland Pelabuhan Ambon

Simpul Perikanan

Ch Simpul Perkebunan Cengkeh


( tersebar )

Ch

Ch

Ch
PETA PELABUHAN PERIKANAN DI MALUKU
1. PPN Tantui Ambon
2. PPN Dumar/Tual
12
3. PPI Eri/Ambon
6 5 4. PPI Taar/Tual
1 5. PPI Amahai/Malteng
3 6. PPI Kayeli/Buru
11 7. PPI Ukurlarang/MTB
13
8. PPI Klishatu/Wetar
9. PPI Kalar-kalar/Aru
10. PPP Dobo
2 10 11. PPP Tamher Tmr/SBT
4
12. PPP Piru/SBB
13. PPP Banda/Malteng
9 Pelabuhan Sedang Dibangun :
PPP nomor 4,7, 8, 10, 11, 12

PPN : Pelabuhan Perikanan


8 Nusantara
7 PPP : Pelabuhan Perikanan Pantai
PPI : Pangkalan Pendaratan Ikan
WPP LAUT SERAM : Airbuaya, Namlea, Taniwel, Wahai, Bula,
WPP LAUT BANDA : Ambon, Leksula, Piru, Banda, Geser, Tual, Wonreli, Ilwaki

WPP LAUT ARAFURA : Dobo Aru, Elat, Saumlaki


Transportasi Darat ( Jalan dan Penyeberangan )
Taniwel Wahai
Prov. Maluku Utara Sp.Pelita
Besi Pasahari
Saleman Banggoi
Kobisonta Bula
Air Buaya
Samalagi Piru Wailey P. SERAM
Waisala
Namlea Sp.Eti Liang Waipia
Masohi Tehoru
Kairatu Amahai Werinama
Teluk Bara
Waiselan
P. B U R U Loki
Waipirit Latu Tamilou
Haya
Marloso
P. B U R U Liang P. HARUKU Amahai
Hunimua
Leksula
Mako P. SAPARUA AirAir Nanang
Nanang
P. AMBON
P. NUSALAUT KEP. GORONG
Geser
Namrole Wamsisi Ambalau Ambon
Nalahia
Gorom
Umeputi
TRANS MALUKU KEP. BANDA
Keterangan : Wairiang KEP. WATUBELA
Kesui
: JALAN NASIONAL (1.066,65 Km) Elat
• Tulehu
• Waai
Banda KEP. KEI
: JALAN PROVINSI (1.297,4 Km) Naira KEP. TAYANDU
• Galala
: JALAN KABUPATEN (4.537 Km) • Poka Kur
Tayandu Ngadi Holat Weduar

: JALUR KAPAL FERI Tual


KEP. A R U
(SUDAH ADA) Langgur
Kei Besar

: JALUR KAPAL FERI Evu Ibra


(RENCANA) Tetoat
Wokam

: DERMAGA FERI TERSEDIA (13 Buah)


Danar Dobo
: DERMAGA FERI TDK TERSEDIA (12 Buah)
Teor Wunlah
DILUAR TRANS MALUKU
Taberfane
: DERMAGA FERI TERSEDIA (8 Buah)
P. LARAT
Larat
: DERMAGA FERI TDK TERSEDIA (14 Buah)
Seira Siwahan
Siwahan
P. DAMAR Batu Goyang

P. WETAR P. ROMANG P. YAMDENA Arma

Lurang
Tepa KEP. BABAR
Aruidas
Letwurung Lamerang
P. KISAR Kaiwatu P. MOA Saumlaki
Saumlaki Jerol
Ilwaki Pilan P. SERMATA SA
Wonreli Leti Sila
P. LAKOR P. SELARU
P. LETI
Adaut
Prov. NTT
Peta Rute Penerbangan Komersil & Perintis Provinsi Maluku
Infrastruktur Pendukung Hinterland Pelabuhan Ambon

Wilayah kepulauan Maluku memerlukan banyak pelabuhan;


Pelabuhan laut untuk perdagangan antar wilayah, pelabuhan
penumpang dan juga pelabuhan perikanan.
Termasuk Pelabuhan Pengumpul kelas II dengan jumlah
kunjungan kapal 7.254.909 GT tahun 2014.

Kondisi Pelabuhan Tenau Kupang


Sumber: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015 • Pelabuhan Tenau Kupang dengan terminal petikemas,
direncanakan melayani kawasan industri Bolok, juga
rencana pengembangan ke Pulau Semau untuk
mendukung Tenau. Rencana akan membangun
galangan kapal;
Industri semen di Kupang memanfaatkan gipsum
impor, diusulkan menggunakan potensi yang ada di
Alor; Selain industri semen direncanakan industri
pengolahan yang masih belum beroperasi, dan kendala
utama adalah kurangnya energi.
• Jalur laut relatif agak memutar, dan diusulkan jalur
melalui Larantuka untuk memotong jalur.
PELAYARAN REGIONAL NTT
PELAYARAN NASIONAL & INTERNASIONAL
PELAYARAN ASDP NTT
8. WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan
Kupang-Atambua
Hinterland Pelabuhan Tenau
• Kawasan industri yang direncanakan di Bolok kurang
berkembang karena masalah kurangnya energi. Wini, TTU, rencana dikembangkan
pelabuhan pengumpul dan Pos
• Potensi perikanan dan wisata pantai kurang berkembang Lintas Batas. Isu : Jalan antar Wini
dapat disebabkan kurangnya dukungan sarana prasarana. – Atapupu yang kurang
bermanfaat bagi masyarakat.
• Rencana Jalan Tol Kupang – Atambua untuk meningkatkan
akses antar pusat-pusat utama. Masih perlu didukung
pengembangan akses sekunder ke simpul – simpul
kegiatan potensial seperti pelabuhan pengumpul dan pos
perbatasan di Wini, Kawasan Agropolitan, kawasan
peternakan.

Kawasan Pertanian
hortikultura dan palawija
di Kab. Kupang, dan di
TTU

Kawasan peternakan di Besipai


dan Bena , TTS

Kawasan Agropolitan Oesao, telah


dibangun waduk Raeknamo, masih
membutuhkan jaringan irigasi tersier.
RENCANA-PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR 2010-2030
PELABUHAN TERMINAL
PENGUMPAN TIPE A
PELABUHAN ATAPUPU
PENGUMPUL
WINI

BANDARA
PENGUMPUL
TERSIER
Rencana Jalan
TOL Atambua - Atambua sebagai
Kupang simpul Jalan
Negara
terintegrasi
dengan jalan TOL
ujung Timur

Kefamenanu
sebagai simpul
Jalan Negara
TERMINAL terintegrasi
TIPE A
PELABUHAN dengan jalan TOL
UTAMA
Ibukota TTS sebagai
simpul Jalan
Kota Kupang Negara
sebagai simpul terintegrasi
Jalan Negara TERMINAL dengan jalan TOL
terintegrasi TIPE B
Jalan Negara
dengan jalan TOL BANDARA TERMINAL
PENGUMPUL Atambua -
ujung Barat TIPE B
SEKUNDER Kupang
Peta Infrastruktur Hinterland Pelabuhan Tenau
PRIORITAS PARIWISATA DAN INDUSTRI DI NUSA TENGGARA TIMUR
Kawasan Strategis NTT

Destinasi Pariwisata Kawasan Strategis


Provinsi Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN)
Nasional (DPN) Pariwisata Nasional (KSPN)

NUSA 1. KPPN Komodo dan sekitarnya


DPN KOMODO–RUTENG KSPN Komodo dan
2. KPPN Labuhan Bajo dan sekitarnya
TENGGARA dan sekitarnya sekitarnya
3. KPPN Ruteng dan sekitarnya
TIMUR
1. KPPN Bajawa dan sekitarnya
DPN KELIMUTU– KSPN Ende – Kelimutu dan
2. KPPN Ende–Kelimutu dan sekitarnya MEUMERE dan sekitarnya sekitarnya
3. KPPN Meumere–Sikka dan sekitarnya
1. KPPN Waingapu–Laiwangi Wanggameti dan
sekitarnya DPN SUMBA – KSPN Waikabubak –
WAIKABUBAK dan Manupeh Tanah Daru dan
2. KPPN Waikabubak–Manupeh Tanah Daru dan sekitarnya sekitarnya
sekitarnya
1. KPPN Larantuka dan sekitarnya
DPN ALOR–LEMBATA dan KSPN Alor – Kalabahi dan
2. KPPN Lamalera–Lembata dan sekitarnya sekitarnya sekitarnya
3. KPPN Alor–Kalabahi dan sekitarnya
1. KPPN Nemberala–Rotendao dan sekitarnya DPN KUPANG–ROTENDAO KSPN Nemberala –
2. KPPN Kupang–Soe dan sekitarnya dan sekitarnya Rotendao dan sekitarnya
Provinsi PAPUA
Gerbang Pelabuhan Merauke Kondisi umum Pelabuhan
9. WPS
PETAJayapura-Merauke
KETERPADUAN INFRASTRUKTUR
WPS Pusat Pertumbuhan Baru, Hinterlan dan Perbatasan
WPS JAYAPURA-MERAUKE
Hinterland Pelabuhan Merauke

Jaringan pelayanan
transportasi sungai

Distrik terluas di Merauke :


1. Distrik Kimaam
2. Distrik Tabonji
TPI Kolam Pelabuhan

SPDN Dermaga
Kondisi dan Potensi Papua
Kondisi, Isu dan Potensi Tantangan terkait pengembangan sektor kemaritiman dan Tol laut :
• Dari sektor unggulan wilayah, diketahui bahwa perikanan dan kelautan belum banyak
berperan. Akan tetapi pelabuhan perikanan Merauke direncanakan menjadi PPP di thn 2019
berdasarkan KepMen Kelautan dan Perikanan Nomor 45 tahun 2014
• Saat ini peran ekspor hasil perikanan dari Papua masih kecil (2,5%);

Kawasan Pengembangan Ekonomi Provinsi berbasis wilayah adat:


1. KPE Saereri ( Biak )
• Peningkatan produktivitas di hulu : perikanan laut.
• Percepatan industrialisasi/hilirisasi, meliputi: Industri Pengalengan, Industri Perikanan Laut, Industri Pariwisata/MICE.
2. KPE Mamta ( Jayapura ):
• Peningkatan produktivitas di hulu, meliputi: kelapa sawit, cokelat.
• Percepatan industrialisasi/hilirisasi, meliputi: Industri Kelapa Sawit, Industri Cokelat, dan Industri Pariwisata Danau Sentani.
3. KPE Me pago ( Timika ) :
• Peningkatan produktivitas di hulu, meliputi: Kopi, Buah Merah, Ubi jalar dan Sayur/buah organik
• Percepatan industrialisasi/hilirisasi, meliputi: Industri kopi, Industri Buah Merah, Industri Ubi jalar, Industri sayur/buah
organik, dan Industri Pariwisata.
4. KPE La pago ( Wamena ) :
• Peningkatan produktivitas di hulu, meliputi: Kopi, Buah Merah, Ubi Jalar dan sayuran organik.
• Percepatan industrialisasi/hilirisasi, meliputi: Industri Kopi, Industri Buah Merah, Industri Ubi Jalar, Industri Sayuran organik
dan Industri Pariwisata.
5. KPE Ha’anim ( di Merauke ) :
• Peningkatan produktivitas di hulu, meliputi: Sagu, Karet, Tebu, Kelapa Sawit, Padi, Perikanan, Peternakan.
• Percepatan industrialisasi/hilirisasi, meliputi: Industri Sagu, Industri Tebu, Industri Kelapa Sawit, Industri Pengalengan
Ikan, Industri Pangan, Industri Peternakan.
Kondisi dan Isu Umum Papua
Kabupaten Merauke terdiri dari 20 Distrik
dengan total luas wilayah 46.175,18 km2.
Distrik terluas adalah Distrik Kimaam dan
Tabonji yang saling berbatasan satu sama
lain.
Distrik dengan luas terkecil adalah Distrik
Malind dan Distrik Kurik yang juga saling
berbatasan.

Transportasi antar kecamatan masih


banyak melalui sungai;

Kabupaten Merauke termasuk dalam


Kawasan Andalan di Provinsi Papua yang
pengembangannya diharapkan dapat
memacu perkembangan wilayah pada
bagian selatan Papua sebagaimana yang
tercantum dalam PP No. 26 tahun 2008
tentang RTRW Nasional.
Isu Umum :
1. Jayapura dan Merauke hanya terhubung melalui udara;
2. Kawasan Ekonomi di Merauke, KPE Ha Anim, belum ada industri pengolahan
3. Pembangunan Food and energy estate
4. Pusat permukiman lain adalah : Tanah Merah , Okaba, Erambu, Sata
4. Interaksi antar kabupaten berupa jaringan pelayanan transportasi jalan, sungai dan danau,
penyeberangan, laut, dan udara relatif masih jauh dari teratur yang menyangkut aspek
frekuensi, kapasitas, keterpaduan dan keterjangkauan tarif.
Peta Infrastruktur Hinterland Pelabuhan Merauke
Program Pusat dan Program Daerah
SASARAN PENGEMBANGAN WILAYAH NUSA
TENGGARA 2015-2019
• Kawasan Strategis:
• 1 KEK (Mandalika),
• 2 KPE (KAPET Bima, KAPET Mbay)
• Pembangunan Daerah Tertinggal:
• 20 Kabupaten tertinggal
• Meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-desa, diperkuat 5 (lima) pusat pertumbuhan
sebagai Pusat Kegiatan Lokal atau Pusat Kegiatan Wilayah;
• Mengembangkan 3 (tiga) Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wini, Motain dan
Motamasin;
Penanganan Jalan di Kawasan Perbatasan NTT

44
RENSTRA INFRASTRUKTUR PADA DAERAH PERBATASAN DAN

3 TERDEPAN/TERLUAR

KONDISI SNR LINTAS SELATAN P.


TIMOR
Batu Putih – Panite – Kolbano –
Boking – Wanibesak – Webua –
Motamasin
•Total Panjang 209.89 Km
•Kondisi Mantap 181.89 Km (86.7%)

RENCANA RENSTRA 2015 - 2019


Penyelesaian Peningkatan Ruas
Batu Putih – Panite – Kolbano –
Boking – Wanibesak – Webua –
Motamasin sepanjang 28 Km
menjadi MANTAP

RENCANA RENSTRA 2015 – 2019


Peningkatan dan Pembangunan
Ruas Sp. Nurobo – Umasukaer
sepanjang 34 Km, sebagai
Penghubung Ruas Nasional dan
RENCANA RENSTRA 2015 – 2019 Lintas Selatan
Peningkatan dan Pembangunan RENCANA RENSTRA 2015 – 2019
Ruas Kupang – Tablolong – Sumlili – Peningkatan dan Pembangunan
Oepaha – Burean – Teres – Oemoro – Ruas Sp. Niki Niki – Oenlasi –
Panite sepanjang 130 Km, dalam Boking sepanjang 46 Km, sebagai
fungsi sebagai HAMKAMNAS Penghubung Ruas Nasional dan
Kawasan Terdepan. Lintas Selatan
RENSTRA INFRASTRUKTUR PADA DAERAH PERBATASAN DAN

3
RENCANA RENSTRA 2015 – 2019
TERDEPAN/TERLUAR

Peningkatan Ruas Atambua – Lalu –


Weluli – Sp. Fulur – Henes & Lalu –
Haikesak – Turiskain sepanjang 72
Km, dalam fungsi sebagai Akses dan
Palalel Perbatasan.

RENCANA RENSTRA 2015 – 2019


Peningkatan Ruas Lakafehan –
Keliting – Wini – Sakato & Sp. Amol
– Manamas – Wini sepanjang 107
Km, dalam fungsi sebagai Akses dan
Paralel Perbatasan.

RENCANA RENSTRA 2015 – 2019


Peningkatan dan Pembangunan
Ruas Soe – Kapan – Nenas – Sutual
– Noelelo – Oepoli sepanjang 108
Km, dalam fungsi sebagai Akses
Perbatasan.

RENCANA RENSTRA 2015 – 2019 RENCANA RENSTRA 2015 – 2019


Peningkatan dan Pembangunan Peningkatan dan Pembanguan Ruas
Ruas Poros Tengah Kab. Kupang Halilulik – Laktutus – Motamasin
sepanjang 138 Km, dalam fungsi sepanjang 48 Km, dalam fungsi
sebagai Akses Perbatasan. sebagai Akses dan Paralel
Perbatasan.
Matriks Proyek Strategis Provinsi Papua
2015 - 2019
Perhubungan Udara Jalan
Pembangunan Bandara Taria* Pembangunan Jalan Sumohai - Dekai – Oksibil – Iwur - Waropko
Pembangunan Bandara Keenyam* Pembangunan Jalan Sarmi – Ampawar – Barapasi – Sumiangga - Kimibay
Pembangunan Bandara Aboy* Pembangunan Jalan Merauke - Okaba - Buraka - Wanam - Bian - Wogikel
Pembangunan Bandara Koroway Batu* Pembangunan Jalan Ring Road Kota Jayapura
Pengembangan Bandara Sentani (Swasta) Pembangunan Jalan Timika – Potowaiburu – Wagete - Nabire
Perpanjangan Bandara Mopah Merauke Pembangunan Jalan Lingkar Numfor
Pembangunan Jembatan Holtekam
Perhubungan Laut Pembangunan Jalan Yetti - Ubrub
Pengembangan Pelabuhan Jayapura*
Pengembangan Pelabuhan Pomako Perumahan, Air Minum, dan Sanitasi
Pengembangan Pelabuhan Serui Pembangunan rumah khusus perbatasan di Kota Jayapura, Kab. Keerom,
Pembangunan Dermaga Terminal Penumpang dan Kab.Pegunungan Bintang, Kab. Boven Digoel dan Kab.Merauke, serta di pulau
Peti Kemas Pelabuhan Depapre terluar
Pembangunan terminal agribisnis, pergudangan, Sumber Daya Air
dan pelabuhan ekspor di Serapuh & Wogikel Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Bonggo
Pengembangan Pelabuhan Merauke* Pembangunan Bendung Wanggar
Pengendalian Banjir Kabupaten Keerom
Ketenagalistrikan Pembangunan Embung di Kabupaten Merauke
PLTA Orya/Genyem (On Going) 20 MW Pembangunan jaringan dan intake Danau Sentani untuk kota Jayapura dan Kota
PLTU Jayapura - Holtekamp 50 MW Sentani tahap III (lanjutan)
PLTU Timika 14 MW
PLTMG Mobile PP (Jayapura) 50 MW ASDP
PLTMG Serui 10 MW Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Waren di Kabupaten Waropen *
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Kaonda Kabupaten di Kep. Yapen *
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Numfor di Kabupaten Biak Numfor *
Kapal Motor Sungai 200 GT Untuk Kab Mimika *
Kapal Motor Sungai 200 GT Untuk Kab Mappi *

Telekomunikasi dan Informatika


Pembangunan Backbone Palapa Ring, Telekomunikasi Informatika
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI

12
7
12
8
Penanganan Jalan Koridor Ekonomi Papua

7 (TUJUH) RUAS STRATEGIS DI PAPUA


- JAYAPURA - WAMENA - MULIA
- JAYAPURA - SARMI
- NABIRE - WAGETE - ENAROTALI
- MERAUKE - WAROPKO
- JAYAPURA - HAMADI - HOLTEKAMP - KOYA/SKOW - BATAS
PNG
- TIMIKA - MAPURUJAYA - POMAKO
- SERUI - MENAWI - SAUBEBA
4 (EMPAT) RUAS STRATEGIS DI PAPUA BARAT
- MANOKWARI - SORONG
- MANOKWARI - BINTUNI
- FAK FAK - HURIMBER - BOMBERAY
- SORONG - MAKBON MEGA
6 (ENAM) RUAS STRATEGIS TAMBAHAN
• RING ROAD JAYAPURA SENTANI
• DEPAPRE - BONGKRANG
• WAMENA - HABEMA -KENYEM
• TIMIKA - POTOWAIBULA - ENAROTALI
• FAK FAK – KAIMANA – MANOKWARI
• SUSUMUK - BINTUNI
Program Peningkatan Akses Jalan
Peningkatan Kapasitas Struktur/Geometrik Jalan

Penanganan Jalan 11 (sebelas) ruas strategis diPulau Papua antara lain 7 (tujuh) ruas
strategis
di Papua dan 4 (empat) ruas strategis di Papua Barat, serta 6 (enam) ruas strategis
tambahan;
Pemenuhan Standar Lebar 6 Jalan Lintas Perbatasan, Lintas Menuju Perbatasan, Lintas
Tengah Lintas Utara serta ruas strategis lainnya sepanjang 2.282 KM
Desain struktur Perkerasan jalan memperhatikan permintaan lalu lintas dan efektivitas
penganggaran

Pembangunan Jalan Baru (tiga tahun pertama menyiapkan dokumen perencanaan dan
pengadaan
tanah) :

Akses menuju Pelabuhan/Bandara, KPI dan KSN lainnya;;


Penanganan dan Pengembangan jalan di Pegunungan Tengah untuk membuka
keterisolasian daerah (Enaratoli-Tiom, Mameh-Windesi, Windesi-Ambuni, Tandia-Yahour
IdorBourof;
Dukungan penanganan jalan pada Kawasan Strategis Nasional Biak dan Perbatasan
Negara
di Papua;
Penyelesaian pembangunan Jembatan Hotekam.

Preservasi Jalan Nasional


Kebijakan Terkait Pengembangan Wilayah Papua

 PP 94 2010. fasilitas insentif fiskal untuk industri antara lain tax holiday untuk
industri yang dpt menciptakan lapangan kerja dlm jumlah besar, membawa
teknolog baru, masuk ke daerah terbelakang dan memberi nilai tambah
bagi industri lain dan perekonomian secara luas.
 PT Telkom Tbk berencana membangun tol kabel optik dari Sabang sampai
Merauke untuk menjadikan Indonesia lebih terintegrasi dengan catatan
walau ada jalur yang tidak layak secara bisnis, akan tetapi ini visi yang jauh
kedepan memberi nilai untuk daerah daerah. ( berita april 2015). Infrastruktur
ini bisa membantu terwujudnya kota cerdas lalu menjadi katalisator
pembangunan desa, kabupaten dan komunitas cerdas termasuk sistem
kelautan yang cerdas. Panjang kabel laut 5.444 km dan darat 655 km.
 Kawasan Ekonomi Berbasis Wilayah Adat di Papua ( Berita Juli 2015 ) untuk
mendukung sentra-sentra produksi di sektor pangan, peternakan, industri dan
kawasan wisata. Kelima kawasan tersebut adalah : Saereri di Teluk
Cendrawasih; Mamta di Kabupaten Mamberamo; Me Pago di Pegunungan
Tengah sisi barat; La Pago di Pegunungan Tengah sisi timur; dan Ha’anim di
Merauke, Asmat, Mappi dan Boven Digul.
 Kemen PUPR mendukung reklamasi rawa di Kurik, pembangunan embung
dan irigasi mendukung Merauke sebagai lumbung pangan nasional.
Laut Flores

1
3 1 1
2
3 7 4 5
1 4
6
5

8 9 1
1 1 2
2
0 1 4
2
1 3
71
8
Laut Sawu
1
6 2
22
1
1
9 Laut Timor
2
0 Keterangan : Rencana PP 2015
2019 : PPS
: PPN
: PPP
Saudera Hindia
: PPI
RENCANA PELABUHAN
PERIKANAN DALAM
5 10
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 20 TAHUN WPP
TAHUN TAHUN
2015- 2020- 2025- 2030-
2019 2024 2029 2034
WPP-RI
1 PP. Labuhan Bajo Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai Barat PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
2 PP. Reo Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
3 PP. Nangamese Nusa Tenggara Timur Kab. Ngada PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
4 PP. Konge Nusa Tenggara Timur Kab. Nagekeo PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
5 PP. Nangadhero Nusa Tenggara Timur Kab. Nagekeo PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
6 PP. Alok Nusa Tenggara Timur Kab. Sikka PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
7 PP. Amagarapati Nusa Tenggara Timur Kab. Flores Timur PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
8 PP. Borong Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai Timur PPI PPI PPI PPI 573
WPP-RI
9 PP. Aimere Nusa Tenggara Timur Kab. Ngada PPI PPI PPI PPI 573
WPP-RI
10 PP. Ende Nusa Tenggara Timur Kab. Ende PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
11 PP. Paupanda Nusa Tenggara Timur Kab. Ende PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
12 PP. Retaebang Nusa Tenggara Timur Kab. Flores Timur PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
13 PP. Amakole Jaya Nusa Tenggara Timur Kab. Flores Timur PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
14 PP. Hukung Lewoleba Nusa Tenggara Timur Kab. Lembata PPI PPI PPI PPI 573
WPP-RI
15 PP. Kenarilang Nusa Tenggara Timur Kab. Alor PPI PPI PPI PPI 713
3
8
3
3 7
6
3
3

Keterangan :
35
3
4 2
3

Rencana PP 2015 3
1

-2019 3

: PPS 0

: PPN 2 2
29
7

: PPP
8

: PPI Laut Sulawesi


1
1 1
1 2
9 0
8
7 1
6 1 3
5
1
4
Laut Maluku
5
1 4 1
2 1 6
3
1
178
2 9
2 0
21
2

2
2
2 2 3
5 4
6

Teluk Tomini
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
1 PP. Boroko Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
2 PP. Bolangitang Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
3 PP. Labuan Uki Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
4 PP. Inobonto Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
5 PP. Amurang Sulawesi Utara Kab. Minahasa Selatan PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
6 PP. Rap Rap Sulawesi Utara Kab. Minahasa Selatan PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
7 PP. Baroko Tanjung Sidupa Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
8 PP. Calaca Sulawesi Utara Kota Manado PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
9 PP. Tumumpa Sulawesi Utara Kota Manado PPP PPP PPP PPP WPP-RI 716
10 PP. Wori Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
11 PP. Bahoi Sulawesi Utara Kab. Kep. Sitaro PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
12 PP. Likupang Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
13 PP. Bitung Sulawesi Utara Kota Bitung PPS PPS PPS PPS WPP-RI 716
14 PP. Kema Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
15 PP. Atep Oki Sulawesi Utara Kab. Minahasa PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
16 PP. Bentenan Sulawesi Utara Kab. Minahasa Tenggara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
17 PP. Belang Sulawesi Utara Kab. Minahasa Tenggara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
18 PP. Ratatotok Sulawesi Utara Kab. Minahasa Tenggara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
19 PP. Kotabunan Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Timur - - PPI PPI WPP-RI 715
20 PP. Loyouw Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Timur - - PPI PPI WPP-RI 715
21 PP. Jiko Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Timur - - PPI PPI WPP-RI 715
22 PP. Sidupa Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Timur PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
23 PP. Popudu Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
RENCANA PELABUHAN
PERIKANAN DALAM
5 10
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 20 TAHUN WPP
TAHUN TAHUN
2015- 2020- 2025- 2030-
2019 2024 2029 2034
24 PP. Molibagu Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Selatan - - PPI PPI WPP-RI 715
25 PP. Dodepo Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
Sulawesi WPP-RI
26 PP. Bolang Uki Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
27 PP. Pehe Kab. Kep. Sitaro - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
28 PP. Peta Kab. Sangihe Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
29 PP. Ulu Kab. Kep. Sitaro - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
30 PP. Dagho Kab. Sangihe Talaud PPP PPP PPP PPP
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
31 PP. Tahuna Kab. Sangihe Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
32 PP. Kabaruan Kab. Kep. Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
33 PP. Salibabu Kab. Kep. Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
34 PP. Lirung Kab. Kep. Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
35 PP. Melonguane Kab. Kep. Talaud - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
36 PP. Beo Kab. Kep. Talaud - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
37 PP. Rainis Kab. Kep. Talaud - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
38 PP. Esang Kab. Kep. Talaud - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
39 PP. Tanah Wangko Kab. Minahasa PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Laut Sulawesi
4
5 3 2 1
6
7

8 Keterangan :
1 1
1 Rencana PP 2015 -2019
4 3
5 2 : PPS
9 3
Teluk Tomini : PPN
1 1 2
61 2 : PPP
10 2 6
2 7 : PPI
71 2
1 1 2 2 4
1 8 5 2 2
9 0 39 8 3
2 2 8 Laut Maluku
0
1 3
3
3 1 9
3
3 2
3
4
3
5

3
6
3
7
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
1 PP. Kuala Besar Sulawesi Tengah Kab. Buol PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
2 PP. Diapatih Sulawesi Tengah Kab. Buol PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
3 PP. Labuton Sulawesi Tengah Kab. Buol PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
4 PP. Kumalingon Sulawesi Tengah Kab. Buol PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
5 PP. Tandoleo Sulawesi Tengah Kab. Toli-Toli PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
6 PP. Ogotua Sulawesi Tengah Kab. Toli-Toli PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
7 PP. Ogoamas Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
8 PP. Panggalasiang Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
9 PP. Labean Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
10 PP. Batusuya Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
11 PP. Donggala Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPP PPN WPP-RI 713
12 PP. Taipa Sulawesi Tengah Kota Palu PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
13 PP. Ongka Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
14 PP. Ogotion Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
15 PP. Sigenti Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
16 PP. Paranggi Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
17 PP. Petapa Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
18 PP. Boyantongo Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
19 PP. Gebang Rejo Sulawesi Tengah Kab. Poso PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
20 PP. Poso Sulawesi Tengah Kab. Poso PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
21 PP. Bahari Sulawesi Tengah Kab. Tojo Una-Una PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
22 PP. Ampana Sulawesi Tengah Kab. Tojo Una-Una PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
23 PP. Malenge Sulawesi Tengah Kab. Tojo Una-Una PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
24 PP. Bunta Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
25 PP. Pagimana Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
26 PP. Bualemo Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
27 PP. Balantak Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
28 PP. Bonebobakal Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
29 PP. Kolonedale Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
30 PP. Luwuk Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
31 PP. Toili Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
32 PP. Rata Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
33 PP. Baturube Sulawesi Tengah Kab. Morowali PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
34 PP. Kolodane Sulawesi Tengah Kab. Morowali PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
35 PP. Bente Sulawesi Tengah Kab. Morowali - - PPI PPI WPP-RI 714
36 PP. Sambalagi Sulawesi Tengah Kab. Morowali PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
37 PP. Ulunambo Sulawesi Tengah Kab. Morowali PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
38 PP. Mato Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kepulauan PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
39 PP. Montop Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kepulauan PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
Laut Seram 2

1
1
1 1
90
8
7
6 1
1 3
2
1
3 4

1
2
4 5
Laut Banda 3 15
6
1
1
7
8

Keterangan :
2 Rencana PP 2015 -2019
1 2
0 2 : PPS
9 1 2
: PPN
: PPP
: PPI
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
1 PP. Masarete Maluku Kab. Buru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
2 PP. Piru Maluku Kab. Seram Bagian Barat PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
3 PP. Leihitu Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
4 PP. Eri Maluku Kota Ambon PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
5 PP. Ambon Maluku Kota Ambon PPN PPN PPN PPN WPP-RI 714
6 PP.Tulehu Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
7 PP. Salahutu Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
8 PP. Haria Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
9 PP. Amahai Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
10 PP. Masohi Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
11 PP. Tehoru Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
12 PP. Banda Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
13 PP. Tamher Timur Maluku Kab. Seram Bagian Timur PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
14 PP. Tual Maluku Kota Tual PPN PPN PPN PPN WPP-RI 714
15 PP. Dobo Maluku Kab. Kep. Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
16 PP. Benjina Maluku Kab. Kepulauan Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
17 PP. Kalar Kalar Maluku Kab. Kep. Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
18 PP. Warabal Maluku Kab. Kepulauan Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
19 PP. Klishatu Maluku Kab. Maluku Barat Daya PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
20 PP.Wetar Maluku Kab. Maluku Barat Daya PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
21 PP. Penambungan Maluku Kab. Maluku Tenggara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
22 PP. Ukularang Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
23 PP. Kelvik Taar Maluku Kota Tual PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
24 PP. Panambulai (Jambu Air) Maluku Kab. Kepulauan Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
25 PP. Opin Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
26 PP. Lairngangas Maluku Kab. Maluku Tenggara - - PPI PPI WPP-RI 714
3

4
76 5

Keterangan : Samudera Pasifik


Rencana PP 2015 1 1
-2019 8 90 1
: PPS 2

: PPN 1

: PPP
: PPI
1
2
1
3

Laut Arafuru 1
4
1
5

1
61
7
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
1 PP. Waharia Papua Kab. Nabire PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
2 PP. Waropen Papua Kab. Waropen PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
3 PP. Korem Papua Kab. Biak Numfor PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
4 PP. Sauribu Papua Kab. Biak Numfor PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
5 PP. Wadibu Papua Kab. Biak Numfor PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
6 PP. Fandoi Papua Kab. Biak Numfor PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
7 PP. Biak Papua Kab. Biak Numfor PPI PPP PPN PPS WPP-RI 717
8 PP. Demta Papua Kab. Jayapura - - PPI PPI WPP-RI 717
9 PP. Waiya Depapre Papua Kab. Jayapura PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
10 PP. Hamadi Papua Kota Jayapura PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
11 PP. Tanjung Ria Papua Kota Jayapura PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
12 PP. Poumako Papua Kab. Mimika PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
13 PP. Omor Papua Kab. Asmat PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
14 PP. Sumuraman Papua Kab. Mappi PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
15 PP. Wanam Papua Kab. Merauke PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
16 PP. Merauke Papua Kab. Merauke PPI PPP PPN PPS WPP-RI 718
17 PP. Sungai Bian Papua Kab. Merauke PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
Rangkuman Data dan Analisis
Data dan Informasi Analisis Konsep Renaksi Kurang data
Share PDB, ekspor, pertumbuhan ekonomi, Kondisi, Isu, Potensi dan Percepatan peningkatan Data pariwisata
produksi sektor perikanan; armada dan RT Tantangan sektor secara umum; perekonomian wilayah bahari; data industri
perikanan; Prediksi kebutuhan pengembangan timur dan peningkatan pengolahan ikan;
sektor secara umum; produksi kemaritiman;
Profil pelabuhan, data bongkar muat, proyeksi Kondisi, isu, potensi; Mendukung kehandalan Rencana Induk
perkembangan volume barang komoditi utama Sentra-sentra pengembangan pelabuhan dengan Pelabuhan masih
tahun 2020 dan 2030; rencana pengembangan terkait dengan pelabuhan akses ke Bandara, revisi; data
pelabuhan utama, pelabuhan pelayaran dan pelabuhan, kota-kota; bongkar muat tidak
pelabuhan penyeberangan. lengkap;
Sebaran pelabuhan perikanan; Analisis Pengembangan sentra
klustering pelabuhan perikanan; perikanan terpadu
dengan destinasi wisata.
Peta Infratruktur PU per provinsi th 2014 Ketersediaan infrastruktur

PDRB, pertumbuhan ekonomi, ekspor; Isu dan LQ; pertumbuhan; isu; analisis Kondisi infrastruktur
Potensi wilayah; tatrawil; profil wilayah; data kebutuhan pengembangan dan wilayah (
umum wilayah; dukungan infrastruktur; kewenangan
daerah ) tidak
Rencana, program dan pembangunan sedang Penilaian kesiapan daerah Kesinambungan
lengkap;
berjalan di daerah; program strategis;
Dokumen sektor : Destinasi Wisata Nasional Integrasi Kebijakan Pengembangan Prioritas pada kawasan Sasaran
prioritas; ; Rencana Induk Pelabuhan Nasional; Sektor, dan program strategis pengembanganTerpadu pembangunan
Rute Angkutan Penyeberangan; Rencana jangka menengah; dari beberapa destinasi wisata
Lintasan Penyeberangan; Sebaran KEK dan kepentingan sektor dan bahari 2015-2019
KI; Rencana Pembangunan Infrastruktur sinkron dengan program
strategis; Peta proyek strategis: waduk, PLTA, strategis.
Rencana Jejaring Transportasi Antarmoda Terintegrasi
Perpaduan jalur laut bebas hambatan, jejaring jalan, ferry penyeberangan,
dan short sea shipping akan membentuk jaringan nautical freeway yang
menjadi kunci konektivitas Indonesia.

Sumber: Kementerian Perhubungan

Analisis : Diperlukan penguatan dan pemeliharaan pelayanan penyeberangan;


terutama antara pulau-pulau terluar /perbatasan dan prioritas di wilayah kepulauan
seperti Kepri, Maluku, Maluku Utara, NTT
16
Pengembangan Poros Maritim Sebagai Backbone Transportasi Logistik Nasional
RPJMN 2015 – 2019 & Perpres Nomor 26 Tahun 2012
tentang Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS
menetapkan:
Pelabuhan Kuala Tanjung – Sumut dan Bitung – Sulut
sebagai Pelabuhan Hub Internasional dan Pusat
Distribusi Nasional

Pusat Distribusi Nasional yang


saling terhubung :
1.Medan – Sumut
2.Palembang – Sumsel
3.Jakarta – DKI Jakarta
4.Surabaya – Jawa Timur
5.Banjarmasin – Kalimantan
Selatan
6.Kupang –NTT :
7.Makasar – Sulawesi Selatan
8.Sorong -Papua Barat
Legend: Konektivitas:
Pusat Distribusi Provinsi By sea / by rail By sea / by rail / by land By land / by rail / by sea
Peran Ambon - Maluku sebagai:
Pusat Distribusi Nasional
Pusat Distribusi Provinsi
Short Sea Shipping
Pelabuhan Primer
Terhubung langsung ke 3
Pusat Distribusi Nasional

 Pelabuhan Hub Internasional di Kuala Tanjung untuk Peran Palu – Sulawesi Tengah :
Wilayah Indonesia Barat dan Bitung Untuk Wilayah Pusat Distribusi Provinsi
Indonesia Timur.
 Tol Laut sebagai basis utama arah pengembangan Peran Merauke - Papua:
kemaritiman dan logistik nasional Pusat Distribusi Provinsi
 Short Sea Shipping sebagai backbone dari Transportasi
Barang Nasional
8
SEBARAN PELABUHAN PERIKANAN EKSISTING DI INDONESIA

STATUS OPERASIONAL
0% 0% KLAS PENGELOLA
SUDAH BELUM
PPS 6 - PUSAT
PPN 15 - PUSAT
PPP 46 - 1 PUSAT, 45 DAERAH
PPI 600 147 DAERAH
SWASTA 2 - SWASTA
TOTAL 669 147

Operasional : PP telah melakukan pelayanan untuk operasional kapal (tambat labuh, bongkar muat dan jasa lainnya)
Belum Operasional : fasilitas belum memadai /SDM Terbatas/Kelembagaan belum terbentuk
Prediksi Angkutan Niaga
• Perkiraan terjadi perubahan penting terutama pada 4 komoditi perdagangan yaitu BBM,
minyak sawit, angkutan peti kemas, dan batubara.
1. Komoditi BBM peningkatan skala besar;
2. CPO peningkatan 800 %
3. Angkutan peti kemas 500 %
4. Batubara peningkatan 300 % ; sejak 2015 cenderung menurun.
(Kementerian Perhubungan, disalin dari Laporan INDEC 2015, halaman 66)

Hasil proyeksi lalu-lintas Angkutan Niaga melalui pelabuhan di Indonesia


(Kementerian Perhubungan, 2015)

• Pada tahun 2020 lalu lintas peti kemas Indonesia akan meningkat lebih dari dua kali lipat
volume tahun 2009 dan akan kembali meningkat dua kali lipat pada tahun 2030;
Pengembangan terminal peti kemas sangat diperlukan di berbagai lokasi pelabuhan;

• Peningkatan volume peti kemas juga akan menimbulkan kebutuhan pengembangan pelabuhan
peti kemas sebagai pelabuhan hub baru, baik di bagian barat maupun di timur Indonesia,
seperti Kuala Tanjung dan Bitung sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012
tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.

• Pertumbuhan lalu lintas curah kering dan cair yang lebih rendah menunjukkan bahwa total
tonase muatan hanya akan meningkat sampai dengan 50% pada tahun 2020 dan 50% lagi
pada tahun 2030.
Prediksi Bangkitan lalu Lintas
Perkiraan Volume Komoditas Menurut Wilayah Tahun 2030 ( dalam juta metrik ton )
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2015
Wilayah Peti BBM Batuba CPO Beras Kakao Ikan
kemas ra
Sumatera bagian 56,6 14,4 0 92,0 0,8 0 0
Utara
Kalimantan Barat 7,2 1,8 100,0 9,5 0,1 0 0

Sumatera bagian 30,3 7,7 100,0 24,9 0,4 0 0


selatan
Jawa 227,7 58,0 0 0,4 3,3 0 0
Bali dan arah 21,8 5,6 0 0 0,3 0 0
timur
Kalimantan 22,7 5,8 300,0 17,4 0,3 0 0
Sulawesi bagian 19,5 5,0 0 4,8 0,3 3,0 1,5
barat
Indonesia Timur 34,0 8,7 0 1,1 0,5 0 2,0

Jumlah 420,0 107,0 500,0 150,0 6,0 3,0 3,5

Isu : Kebijakan pembangunan dengan mendorong perkembangan produksi di KTI dan


membangun 1 pelabuhan ekspor impor, serta beberapa kawasan industri di KTI , dapat
meningkatkan volume komoditas/ produk olahan dari KTI lebih besar , seperti pembangunan
KEK di Bitung, dan Sorong; KI di Kupang, dan food estate di Merauke.

Anda mungkin juga menyukai