I. Pendahuluan
II. Analisis Kondisi Kemaritiman
III. Analisis Kebutuhan Pengembangan Sektor Kemaritiman
IV. Analisis Wilayah
V. Perumusan
VI. Konsep Rencana Aksi
I. PENDAHULUAN
KEMARITIMAN meliputi : (dari tulisan Rokhmin Dahuri, Menteri Kelautan dan
Perikanan RI ke 2 )
1. Potensi alur pelayaran Indonesia/ruang laut yang Total potensi diperkirakan sebesar
sangat luas 171 milyar USD, Potensi wilayah
2. Sektor perikanan pesisir dan bioteknologi mencapai
3. Pertambangan dan energi kelautan lebih dari 56 % ; perikanan 18,71 %,
minyak bumi 12,28 %; selebihnya
4. Sumber daya manusia kelautan & kemaritiman transportasi laut dan wisata bahari.
5. Pariwisata bahari
6. Bioteknologi kelautan
Indonesia sebagai negara kepulauan : sekitar 70% lautan, mempunyai potensi kelautan dan
kemaritiman yang sangat besar; juga garis pantai terpanjang di dunia;
Posisi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang merupakan pertemuan arus panas dan
dingin, menyebabkan sumberdaya hayati kelautan Indonesia begitu beraneka ragam, juga potensi
sumber kekayaan non hayati, salah satunya seperti minyak dan gas alam.
Posisi geografis yang terletak di antara samudera hindia dan pasifik menjadikan Indonesia
sebagai jalur pelayaran internasional; Keseluruhan potensi ini masih belum tergali bahkan masih
fokus pada sektor perikanan dan pariwisata.
PENDAHULUAN….
( RPJMN 2015-2019 )
Menyangkut dimensi pembangunan manusia maka terkait dengan pengembangan infrastruktur dasar bagi
masyarakat pesisir dan kawasan perkotaan di hinterland pelabuhan strategis.
Pembangunan dengan dimensi sektor unggulan erat terkait dengan pengembangan infrastruktur
pendukung pengembangan sektor perikanan dan kelautan juga sektor pariwisata bahari; disamping itu
termasuk mendukung pusat-pusat produksi yang menjadi hinterland pelabuhan strategis.
Memperhatikan dimensi kewilayahan maka terkait dengan prioritas pembangunan di wilayah luar Jawa /
wilayah Indonesia timur serta perdesaan.
24 Pelabuhan Tol Laut adalah outlet atau pintu keluar masuk barang/orang yang memberikan nilai
ekonomi bagi wilayah hinterlandnya sebagai pintu masuk bahan mentah/setengah jadi dan barang
konsumsi ataupun pintu keluar hasil produksi wilayah.
PENDAHULUAN Potensi Pelayaran Petikemas Domestik
Total potensi
kemaritiman
diperkirakan sebesar
171 milyar USD,
Potensi wilayah
pesisir dan
bioteknologi
mencapai lebih dari
56 % ;
perikanan 18,71 %,
minyak bumi 12,28
% selebihnya
transportasi laut dan
wisata bahari.
1. Jumlah produksi perikanan 20,72 juta ton, target tahun 2019 sebesar 40-50 juta ton
Untuk mencapai target maka angka pertumbuhan harus ditingkatkan hingga > 10%
2. Dengan kebijakan Kementerian Kelautan Perikanan ( KepMen no. 4 Thn 2015 ) dan
pelarangan bagi kapal asing, peluang peningkatan produksi cukup besar; perlu didukung
prasarana sarana bagi perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.
Isu dan Tantangan
1. Jumlah pelabuhan perikanan di Indonesia cukup banyak 669 yang sudah
beroperasi, sehingga setiap jarak 142 km garis pantai terdapat 1 pelabuhan ikan;
pelabuhan yang belum beroperasi ( PPI ) sejumlah 147;
Pelabuhan PPS dan PPN saat ini ada 21; target 2019 sejumlah 24.
Kondisi pelabuhan secara umum masih memerlukan kelengkapan sarana
prasarana; seperti pengolahan limbah bahan baku dan industri; pabrik es; gudang
pendingin; lab pengujian; bengkel; sarana pengolahan industri;
2. Permasalahan sektor perikanan : armada dan alat tangkap masih sangat
sederhana ( sekitar 27%-80% dengan perahu ); pengetahuan dan keterampilan
SDM terbatas;
3. Terkait dengan kebutuhan peningkatan angka pertumbuhan produksi perikanan
tangkap maupun perikanan budidaya, maka diperlukan pengembangan pusat-
pusat utama bagi pengolahan ikan dan gudang pendingin atau pusat pengolahan
dan ekspor; alternatif lokasi diantaranya kluster pelabuhan perikanan ekspor
yang termasuk PPS dan PPN diantaranya : Belawan, MuaraBaru, Cilacap,
Kendari, Bitung, Tantui Ambon, Pengambengan Bali, Brondong Jatim, Kejawanan
Cirebon, Pelabuhan Ratu, Pekalongan, Tg Pandan, Ternate, Tual, dll..
PPS Aertembaga Bitung
KONDISI PERHUBUNGAN LAUT DI INDONESIA
Biaya logistik Indonesia sangat tinggi, rata- Biaya logistik terhadap PDB di Indonesia diperkirakan
rata 14,08% dari total penjualan. mencapai 25.1%, jauh melampaui standar negara
Peran armada pelayaran nasional rendah tetangga seperti Thailand (20.4%), China (18.1%) dan
Angkutan LN: nasional 7,1%, asing 92,9%; jauh di bawah Jepang (11.4%)*.
Angkuan DN: nasional 79,4% , asing 20,6%.
Hal ini disebabkan oleh besarnya backlog dalam
waktu dwelling pelabuhan, kemacetan di jalan raya,
Sumber : Ka Dinas Perhubungan Jawa Timur, 2015 dan kurangnya kapasitas perkeretaapian nasional.
Angkutan Penyeberangan
Menurut BPS 51
kota dan 243
kabupaten di
Indonesia termasuk
di pesisir, dari total
440 kabupaten/kota
tahun 2005 berarti
sekitar 66,8 %.
1. Pelayanan angkutan penyeberangan dengan lintasan perintis dan kapal perintis masih banyak terdapat di
wilayah timur Indonesia.
Total lintasan penyeberangan dilayani lintasan komersial sebanyak 42, dan lintasan perintis 178. Sebagian
diantaranya 143 lintasan dilayani ASDP, termasuk juga lintasan perintis dan komersial.
2. Kebutuhan pelabuhan feri penyeberangan di Maluku dari yang tersedia 21, masih kekurangan 28, tersebar di
Waisela, Air Nanang, Gorom, Kesui, Kur, Toyandu, Danar, Batu Goyang, Tepa, Pilan, Kaiwatu, Leti, Adault,
Elat, BandaNaera, Lamerang, Damer, Wamsisi,
Danar, Ambalau, Namrole, Taberfane, Jerol, Seira, Wunlah, Weduar, Teor, Amahai.
Kebutuhan sarana angkutan 7. Disamping itu kebutuhan pelabuhan laut sebanyak 50 tersebar di 10 wilayah
kabupaten/kota.
Isu Perhubungan Laut
1.Kebijakan Tol Laut dilihat sebagai perkuatan jaringan perhubungan/akses laut antar kota-kota
dari sisi barat dan timur. Hal ini penting untuk peningkatan sistem distribusi barang, yang
mendukung aspek pemerataan, harga, dan produktivitas.
Mengacu pada sasaran pembangunan sektor unggulan, khususnya kemaritiman, maka selain
penyelesaian batas-batas maritim ada 2 sasaran yaitu membangun konektivitas nasional dan
pengembangan ekonomi maritim. Membangun konektivitas termasuk 24 pelabuhan dan 270
pelabuhan penyeberangan. Bagi pengembangan ekonomi maritim maka sasarannya adalah
pembangunan 24 pelabuhan perikanan, peningkatan produksi perikanan .
Wilayah Timur Indonesia membutuhkan peningkatan konektivitas laut karena luasnya perairan
dan jumlah pulau-pulau yang sulit pencapaiannya. Konektivitas ini dapat terwujud dengan
pengembangan sistem penyeberangan antar pulau.
2. Pulau-pulau di wilayah Indonesia Timur masih belum terhubung dengan mudah, murah, lancar;
masih banyak kekurangan layanan kapal, dan kendala alam yaitu musim gelombang tinggi; maka
konektivitas laut yang terpadu dengan penyediaan transportasi udara sangat diperlukan untuk
menjaga pelayanan wilayah.
3.Melihat perhubungan laut sebagai satu sektor kemaritiman, maka dapat dinilai bahwa
perkembangannya belum meluas bila dikaitkan dengan potensi luasnya laut/perairan wilayah
NKRI. Transportasi jarak jauh masih mengandalkan transport udara; Isu utama dalam hal ini
diantaranya adalah armada yang memadai, dan kualitas pelayanan.
.
Tantangan
1.Pembangunan pelabuhan yang handal baik pelabuhan utama ataupun pelabuhan
Pengumpul juga pelabuhan penyeberangan sebagai kesatuan sistem yang terpadu.
2.Indonesia perlu mempersiapkan Industri kapal, Docking atau pemeliharaan kapal bagi
berbagai ukuran dan jenis kapal; Hal tersebut berarti perlu pengembangan SDM dan pusat-
pusat pengembangan bidang perkapalan.
Ekonomi Jawa turun dari 6,1% pada tahun 2013 menjadi 5,5% pada tahun 2014.
Ekonomi Sumatra melambat dari 5,3% pada tahun 2013 turun menjadi 4,7% pada tahun
2014. Sementara ekonomi Kalimantan yang pertumbuhannya paling rendah juga
termoderasi dari 3,5% pada tahun 2013 menjadi 3,2% pada tahun 2014.
Bali dan Nusa Tenggara 3,1 2,8 3,0 3,3 2,9 2,8 2,5 2,5
Maluku dan Papua 2,9 1,8 1,7 2,0 2,5 1,8 2,0 2,2
Selama tiga dekade, kontribusi pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh wilayah Jawa dan
Sumatera.
Peran Sulawesi dan Maluku, Papua ada potensi meningkat dan perlu terus didorong maju;
POTENSI EKSPOR
Pertumbuhan export Indonesia tahun 2014 termoderasi dari 4,2% pada tahun 2013 menjadi 1,0% pada
tahun 2014. Dinamika ekonomi global yang kurang menguntungkan berdampak pada menurunnya kinerja
export Indonesia, baik export migas maupun non migas.
Komoditi utama ekspor yang masih memiliki prospek baik adalah: minyak kelapa sawit, makanan olahan,
tekstil dan kayu olahan.
Ekspor ke
TIMUR
TENGAH dan
EROPA
3.Gambaran tersebut diatas adalah potensi dan peluang pengembangan wilayah dan
sangat strategis untuk meningkatkan perekonomian secara merata di wilayah timur
serta meningkatkan ekonomi kemaritiman dalam arti sektor perikanan/ kelautan
secara luas. Selain perikanan tangkap, diketahui bahwa perikanan budidaya
sangat potensi dikembangkan dengan nilai produksi lebih tinggi. Seperti di NTT,
Sulteng, Jatim, Maluku dan Sulut, Sumut.
4.Untuk mendukung kebijakan Tol Laut maka isu utama kecukupan muatan dapat
diatasi dengan peningkatan produksi sektor perikanan dan industri pengolahan
sebagai salah satu sektor unggulan; Disamping itu seiring dikembangkan pula
sektor industri pengolahan berbasis keunggulan daerah lainnya mengacu pada
rencana strategis.
Perumusan Prediksi Kebutuhan Pengembangan Sektor Kemaritiman…..
6. Sektor kemaritiman yang menjadi potensi utama KTI adalah pesisir, pulau-pulau
kecil, pantai, perikanan, terumbu/taman laut, dan sejumlah objek bagi
pengembangan pariwisata bahari
VII
IV
Potensi perikanan/kelautan dan wisata bahari dikembangkan secara terpadu, saling mendukung sehingga dapat
membentuk Sentra Kemaritiman, sebagai prioritas pembangunan.
Prioritas lokasi : Manado-Bitung; dan Ambon dsk, tidak menutup juga potensi di Makasar, Kendari; Lombok.
IV. ANALISIS WILAYAH
Bitung - Provinsi Sulawesi Utara
INFRASTRUKTUR STRATEGIS
DUA SUDARA
GEOTHERMAL
ELECTRICITY
JALAN TOL
MANADO-
BITUNG
Pelabuhan
Internasional BITUNG
Mendukung Sektor Perikanan : Penataan kawasan permukiman padat di pesisir; pelebaran jalan akses ke
pelabuhan perikanan; pengembangan sistem pengelolaan limbah dan sampah di pelabuhan perikanan Bitung.
Mendukung sektor pariwisata bahari : Pengembangan jalur wisata bahari mencakup pelabuhan wisata,
pelabuhan rakyat yang ada. Pemeliharaan jalan dan jembatan penghubung Kota Manado- Bandara –
pelabuhan wisata- pelabuhan penyeberangan ke pulau-pulau; Pengembangan sistem penyediaan air bersih
dan sanitasi di pulau-pulau kecil dan pesisir ( Likupang, Pulau Lembeh.
BITUNG DAN POTENSI HINTERLAND
o Hinterland Pelabuhan Bitung mencapai wilayah : Gorontalo, Balikpapan,
Samarinda, Ternate, Sorong, Biak, Manokwari, Jayapura, dan Merauke
o Beberapa Daerah tersebut merupakan penghasil Komoditi : Ikan, Cengkeh,
Kopra, Kayu Olahan, dan hasil Tambang.
o Hinterland Pelabuhan Bitung di daerah-daerah di Provinsi Sulawesi Utara kaya
akan komoditi sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan industri.
o Beberapa produk utama Bitung ikan tuna segar, minyak kelapa, Bungkil, tepung,
cengkeh, vanili, virgin coconut oil ( VCO), dan ikan olahan.
o Ekspor utama hingga 2011 bungkil dan minyak kelapa ke Belanda, Vietnam,
Thailand, dan Philipina.
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN BITUNG
Manado Airmadidi
Bitung Cengkeh, Kopra, dll.
Sulawesi Utara meliputi daerah-daerah KEK Bitung
yang kaya akan komoditi sektor
pertanian, perikanan, peternakan, dan Tomohon
Tondano Pelabuhan
industri. G. Lokon Bitung
D. Tondano
Amurang
Lolak
Kota Mubagu
Parigi
Ampana
Sw
Ck
Kawasan Ekonomi
1.Kawasan Industri Palu
2.Kawasan perkebunan kakao
3. Kawasan Perkebunan sawit
Kawasan Perkotaan
1. Palu
Ck Simpul Perkebunan Cokelat
2. Poso Minapolitan
3. Parigi Sw
Simpul Perkebunan Sawit - Kabupaten Morowali
4. Luwuk - Pusat kluster Rumput Laut zona 3
5. Ampana
Termasuk Pelabuhan Pengumpul kelas II dengan jumlah
kunjungan kapal 7.254.909 GT tahun 2014.
7.Tenau-Kupang Sudah beroperasi industri - Pengembangan Simpul-Simpul Jalur 4 Wisata bahari Jalur Sabuk Selatan
NTT semen; Bandara Eltari Kupang Perikanan; ( Bali-NTB-NTT-Wetar) dengan rute Sape-
- Pembangunan Jalan Labuhan Bajo;
Peran dalam Tol Laut Rencana pengembangan Lingkar Kupang Destinasi Wisata rute Larantuka-
sebagai Pelabuhan Kawasan Industri Bolok - Pembangunan Nasional Kawasan Walwerang-
Pengumpul; sebagai pusat pengolahan. Kupang-Rotendao, Lewoleba-Baranusa-
Pelabuhan Kupang
Kalabahi-Ilwaki-
Peran sebagai Pusat Rencana Industri Galangan - Waduk Raknamo, Destinasi wisata Kisar
Logistik Nasional Kapal di P.Semau Kolhua, Rotiklod, terdekat :
mendukung Tenau Kupang Napunggete TN Komodo ( pulau-
Sektor unggulan : - PLTU NTT II ; pulau kecil ); Kawasan
Peternakan; pertanian; - PLTA Maubesi 1 MW, Alor-Lembata;
Kudungawa 2 MW,
Ubungawu III 0,2 MW
Isu : Kaws perbatasan 1.Potensi dan isu kemaritiman : Transportasi laut berkembang terutama menghubungkan Kupang – Surabaya; Pelabuhan Tenau –
dan Pelabuhan Wini, antar pulau-pulau masih banyak dilayani dengan kapal perintis; Rencana pengembangan rute kapal Pelni Kupang sedang
masih belum dibangun antara Kupang-ke pulau-pulau di selatan Maluku; dalam proses
sebagai beranda 2.Sektor perikanan : Pelabuhan Wini sebagai pelabuhan pengumpul dan sentra perikanan, belum pembangunan
depan Negara; berkembang. Perkembangan perikanan relatif kurang karena kendala sarana prasarana, terutama armada Dermaga, Terminal
kapal. dan perluasan CY.
Rencana Jalan Tol Sektor wisata bahari : Keindahan pantai dan alam masih belum diolah; Wisata pantai Wini dan Tanjung
Kupang-Atambua; Bastian terintegrasi dengan atraksi pacuan kuda di Wini salah satu peluang yang belum dikembangkan; Pengembangan
3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : Pembangunan pelabuhan sedang berjalan; kawasan industri
Kurangnya pasokan 4.Kebutuhan Program Mendukung Tol Laut pengolahan belum
energi listrik; Peningkatan akses jalan penghubung kawasan produksi ke jalan nasional, mendukung pengembangan ada.
kawasan produksi tanaman pangan, peternakan dan agropolitan .
Tertinggal dan Pengembangan jaringan irigasi sekunder dan tersier dari Waduk Raeknamo di Oesao.
kemiskinan di pulau- Pemeliharaan jalan nasional Kupang – Atambua, mendukung akses bagi angkutan hasil produksi ke Kupang.
pulau kecil;
Program dukungan sektor perikanan : Pengadaan bantuan armada kapal perikanan;
8. WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan
Kupang-Atambua
Hinterland Pelabuhan Tenau
• Kawasan industri yang direncanakan di Bolok kurang
berkembang karena masalah kurangnya energi. Wini, TTU, rencana dikembangkan
pelabuhan pengumpul dan Pos
• Potensi perikanan dan wisata pantai kurang berkembang Lintas Batas. Isu : Jalan antar Wini
dapat disebabkan kurangnya dukungan sarana prasarana. – Atapupu yang kurang
bermanfaat bagi masyarakat.
• Rencana Jalan Tol Kupang – Atambua untuk meningkatkan
akses antar pusat-pusat utama. Masih perlu didukung
pengembangan akses sekunder ke simpul – simpul
kegiatan potensial seperti pelabuhan pengumpul dan pos
perbatasan di Wini, Kawasan Agropolitan, kawasan
peternakan.
Kawasan Pertanian
hortikultura dan
palawija di Kab.
Kupang, dan di TTU
Kawasan peternakan di
Besipai dan Bena , TTS
8.Ambon Rencana KEK Pariwisata di Proyek Strategis : Sub kluster perikanan Jalur 6 Wisata bahari; Jalur Sabuk Tengah
MALUKU Banda dan KEK Buru PLTA Isal 3,4 Mw, Ambon; dari Makasar – dengan rute
Peran dalam Tol Laut Selatan Nua (Masohi) 6 Mw, Wakatobi – Ambon – Sanana-Namlea-
sebagai Pelabuhan Wai Tala 13.5 Mw, Ditetapkan sebagai Banda – Kei – Hunimau-Waipirit-
Pengumpul; Wai Tala 40.5 Mw, Lumbung Ikan Tanimbar. Amahai
Isal, 6 Mw, Nasional;
Pusat Logistik Provinsi PLTA Tersebar Maluku Pusat segitiga karang Jalur Sabuk Selatan
18.5 Mw Konservasi populasi dunia; dengan rute Letti-
Sektor unggulan : ikan; Moa-Lakor-Tepa-
perikanan, Destinasi Wisata Saumlaki-Larat-
perkebunan, Pelabuhan perikanan Nasional prioritas Tual-Dobo
perdagangan; Tual dan Ambon; tahap 2 di Kawasan
Potensi Minyak Bumi Ambon-Bandaneira;
Laut Dalam di Pulau
Barbar Selatan
Isu : 1.Potensi dan Isu Kemaritiman : Potensi kemaritiman belum dikembangkan yaitu potensi perikanan, Kesiapan Kawasan
konektivitas antar pariwisata pulau-pulau, pantai, bahari; Potensi pengembangan pulau-pulau sisi selatan sebagai Hinterland dan
pulau; satu kesatuan dari P.Wetar – P.Kisar- P.Moa- P.Yamdena- Kep. Kai, didukung adanya jalur sabuk Pelabuhan masih
kendala alam/ selatan dan rencana pengembangan Rute kapal Pelni di Jalur selatan tsb. tahap perencanaan.
gelombang laut pada Potensi pengembangan pulau-pulau sisi utara dari Ambon – Seram sebagai sentra kemaritiman;
bulan tertentu;
2.Sektor Perikanan : Potensi pengembangan dapat terus ditingkatkan terutama dengan kebijakan
Armada perikanan
kurang; moratorium dari kementerian KKP;
Kondisi jalan tidak 3.Sektor Pariwisata Bahari : Peluang pengembangan kawasan wisata bahari dan pulau-pulau kecil
mantap; masih besar;.
4.Dukungan Perwujudan Tol laut yang sedang berjalan : Rencana penambahan jalur kapal Pelni di
sisi selatan Maluku.
5.Kebutuhan Program : Pembangunan pelabuhan penyeberangan antar pulau-pulau, dan
Pembangunan dermaga kapal; pembangunan jalan akses penghubung pelabuhan penyeberangan;
Pembangunan pelabuhan perikanan.
Pengembangan angkutan udara seiring dengan pengembangan pariwisata.
6. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Ambon – Seram Hinterland Pelabuhan Ambon
Simpul Perikanan
Ch
Ch
Ch
PETA PELABUHAN PERIKANAN DI MALUKU
1. PPN Tantui Ambon
2. PPN Dumar/Tual
12
3. PPI Eri/Ambon
6 5 4. PPI Taar/Tual
1 5. PPI Amahai/Malteng
3 6. PPI Kayeli/Buru
11 7. PPI Ukurlarang/MTB
13
8. PPI Klishatu/Wetar
9. PPI Kalar-kalar/Aru
10. PPP Dobo
2 10 11. PPP Tamher Tmr/SBT
4
12. PPP Piru/SBB
13. PPP Banda/Malteng
9 Pelabuhan Sedang Dibangun :
PPP nomor 4,7, 8, 10, 11, 12
Taniwel Wahai
Prov. Maluku Utara Sp.Pelita
Besi Pasahari
Saleman Banggoi
Kobisonta Bula
Air Buaya
Samalagi Piru Wailey P. SERAM
Waisala
Namlea Sp.Eti Liang Waipia
Masohi Tehoru
Kairatu Amahai Werinama
Teluk Bara
Waiselan
P. B U R U Loki
Waipirit Latu Tamilou
Haya
Marloso
P. B U R U Liang P. HARUKU Amahai
Hunimua
Leksula
Mako P. SAPARUA AirAir Nanang
Nanang
P. AMBON
P. NUSALAUT KEP. GORONG
Geser
Namrole Wamsisi Ambalau Ambon
Nalahia
Gorom
Umeputi
TRANS MALUKU KEP. BANDA
Keterangan : Wairiang KEP. WATUBELA
Kesui
: JALAN NASIONAL (1.066,65 Km) Elat
• Tulehu
• Waai
Banda KEP. KEI
: JALAN PROVINSI (1.297,4 Km) Naira KEP. TAYANDU
• Galala
: JALAN KABUPATEN (4.537 Km) • Poka Kur
Tayandu Ngadi Holat Weduar
Lurang
Tepa KEP. BABAR
Aruidas
Letwurung Lamerang
P. KISAR Kaiwatu P. MOA Saumlaki
Saumlaki Jerol
Ilwaki Pilan P. SERMATA SA
Wonreli Leti Sila
P. LAKOR P. SELARU
P. LETI
Adaut
Prov. NTT
V. PERUMUSAN KEBUTUHAN DUKUNGAN
Dalam waktu 5 tahun kedepan diprioritaskan pencapaian : percepatan pertumbuhan perekonomian
wilayah timur Indonesia, dan peningkatan peran sektor kemaritiman.
Terdapat dua karakter pusat strategis kemaritiman, yaitu a) sebagai pusat industri pengolahan, pusat
pengembangan inovasi, iptek, sosial –budaya kemaritiman dan juga potensi pengembangan wisata
bahari. Lokasi yang strategis adalah Bitung, Surabaya, Sorong; Kebutuhan pengembangan meliputi
Pengembangan infrastruktur perhubungan, yang memperlancar arus barang dan penumpang ke
pelabuhan, ke bandara, dan ke kawasan produksi. Selain itu kebutuhan lain adalah pengembangan
kawasan hinterland pelabuhan terutama kawasan permukiman, yang umumnya tumbuh berkembang
sebagai kawasan pendukung pelabuhan, dan dibutuhkan pengembangan kualitas permukiman.
Tipe b) sebagai pusat kemaritiman dengan potensi sentra perikanan yang terintegrasi dengan potensi
sebagai destinasi wisata bahari. Lokasi prioritas di Ambon, Manado, Kupang, juga peluang di Kendari,
Makasar, Lombok; Kebutuhan dukungan terutama pengembangan pelabuhan perikanan, dermaga
wisata, keterhubungan dengan pusat sekitarnya, kehandalan infrastruktur jalan, akses ke bandara,
penyediaan air baku, infrastruktur sanitasi lingkungan, energi, telekomunikasi, dan pengembangan pusat
jasa pendukungnya; Infrastruktur tersebut berfungsi sekaligus bagi aktivitas perikanan dan juga
pariwisata.
Langkah 3) Pengembangan pusat perikanan lain yang termasuk sub kluster perikanan maupun simpul
perikanan , baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya, membutuhkan keterhubungan yang
lebih baik ke pusat utama yang dikembangkan. Sebagai pusat pengumpul perikanan sangat
membutuhkan peningkatan kondisi pelabuhan perikanan dan prasarana sarana sosial ekonomi
masyarakat pesisir.
PERUMUSAN KEBUTUHAN DUKUNGAN
Langkah 4) Pengembangan pusat-pusat kegiatan industri pengolahan termasuk kegiatan diluar sektor
perikanan/kelautan , di seluruh wilayah, sesuai dengan program strategis nasional seperti kawasan
ekonomi khusus dan kawasan industri.
1.Pembangunan infrastruktur perhubungan laut, darat dan udara di wilayah kepulauan terutama di
Provinsi Maluku, Sulawesi Utara, NTT sebagai langkah strategis membangun sosial ekonomi masyarakat.
3.Pembangunan infrastruktur pengembangan pusat strategis kemaritiman – pusat wisata bahari dan
perikanan yang terintegrasi, di Manado dsk, Ambon dsk, Kupang dsk, Kendari dsk, Makasar, dan Lombok;
Termasuk penataan kawasan permukiman masyarakat pesisir, dan pengembangan destinasi wisata bahari
lain.
4.Pembangunan infrastruktur pengembangan pusat produksi perikanan baik perikanan tangkap maupun
budidaya, yang termasuk subkluster perikanan dan simpul perikanan untuk dapat meningkatkan aktivitas
sosial ekonominya, termasuk pembangunan permukiman masyarakat pesisir, di Palu, Tual, Dobo,
Merauke, dan pelabuhan perikanan pantai ( PPP) lain di KTI.
Sulut Pertumbuhan ekonomi menurun hingga 6,31% tahun 2014 dan 5,27 % tahun 1.Produksi perikanan tangkap dan budidaya
2015; share thd PDB relatif rendah 0,7 %; cukup besar; ekspor hasil perikanan masih
LQ : unggulan sektor angkutan, penggalian, tanaman perkebunan, hotel, dibawah Jatim, dan Sumut. Wilayah
perikanan. Tahun 2014, kontribusi kelapa terbesar Indonesia adalah Sulawesi pemasok ikanke Sulut cukup luas.
Utara dengan andil 9,34%. Kelapa merupakan komoditas utama expor 2.Telah mengembangkan extraksi Bioaktif :
Sulawesi Utara; 65% ekspor dalam bentuk Lemak dan Minyak Nabati. Omega3, Squalene, dan Polysaccharide.
Januari s/d Juli 2015 total expor Sulawesi Utara mencapai USD 722,8 juta , 3.Potensi pengolahan dan ekspor hasil
dan sekitar 20,7 % berasal dari provinsi lain. Ekspor terutama ke Amerika perikanan/kelautan terus ditingkatkan
Serikat, Belanda dan Tiongkok. sebagai andalan provinsi, lokasi di KEK
Bitung.
Jatim Pertumbuhan ekonomi menurun dari 5,9 % tahun 2014 hingga 5,2% pada 1.Mendominasi nilai ekspor hasil perikanan
triwulan II 2015 walau masih diatas angka pertumbuhan nasional ( 4,67- 5%); nasional; Produksi perikanan tangkap dan
Sektor pertanian, industri dan pertambangan cenderung tumbuh positif. Share budidaya tinggi.
SumberJatim
: hasil analisis,PDB
terhadap 2015tinggi, 14,99 %. 2.RT perikanan cukup besar 17,2% nasional
LQ : unggulan sektor restoran/perdagangan, penggalian, peternakan, 3.Potensi pengolahan dan ekspor hasil
tanaman bahan pangan, hotel, dan industri non migas. Ekspor Jatim terutama perikanan dapat terus dipertahankan.
barang perhiasan, minyak nabati, barang dari kayu, dan ikan/udang terutama 4.Budidaya perikanan dan bioteknologi
ke Jepang, Amerika, Tiongkok, Taiwan, Malaysia; kelautan perlu dikembangkan.
Analisis Kondisi Sektor Kelautan/Perikanan ( 2 )
Wilayah Kondisi dan Potensi Pengembangan Potensi Sektor Kemaritiman
Sumsel Pertumbuhan ekonomi menurun 5,6% thn 2013 menjadi 4,68% thn 2014 1.Produksi perikanan tangkap dan budidaya
dan sedikit meningkat kwartal II th 2015 sebesar 4,87%; hingga kwartal II relatif rendah dibanding wilayah lain.
2015 Sektor pertanian/perikanan menyumbang peningkatan cukup 2.RT perikanan 9,6 % dan dapat dikatakan
signifikan 9,9%; dari share PDRB provinsi terutama sektor industri cukup besar dibanding wilayah lain; Armada
pengolahan dan penggalian masing2 20 % dan pertanian 16%; Share kapal motor < 3%; masih relatif rendah.
PDB 3,05 %; Ekspor utama adalah karet melalui Boom Baru, Plaju. 3.Pengembangan perikanan / kelautan untuk
LQ : unggulan sektor tanaman perkebuhan ( karet dan sawit), kebutuhan lokal.
pertambangan migas, kehutanan,penggalian(batubara), perikanan;
Kalteng Pertumbuhan ekonomi fluktuatif 6- 7% pertahun; 6,98% pada kwartal II 1.Produksi perikanan tangkap dan budidaya
2015 didorong oleh sektor industri pengolahan. relatif rendah dibanding wilayah lain.
Share PDB sebesar 1,10%. LQ : unggulan tanaman perkebunan, 2.RT perikanan 4,46 %;
pertambangan non migas ( batubara ), karet, sawit; disusul perikanan; 3.Pengembangan perikanan/kelautan untuk
kehutanan dan peternakan; Expor Kalimantan Tengah tahun 2014 kebutuhan lokal.
melalui : pelabuhan Sampit di Kab. Kotawaringin Timur (26,57%),
Kumai di Kab. Kotawaringin Barat (9,18%), Pangkalan Bun Kab.
Kotawaringin Barat (8,09%), Pulang Pisau (1,25%), dan Kuala Kapuas
(0,18%), sisanya 54,73% melalui prov lain.
Sulteng Pertumbuhan ekonomi menurun th 2013-2014 karena sektor penggalian 1.Produksi perikanan budidaya cukup
tumbuh negatif; dan ekspor menurun; Pertumbuhan ekonomi kwartal-2 mendominasi produksi perikanan budidaya
2015 meningkat 15,72% didorong ekspor minyak mentah, lemak/minyak nasional terutama rumput laut;
nabati, besi baja, juga ikan & udang; didorong pula oleh sektor industri 2.RT perikanan total 7,59 % nasional.
pengolahan hasil budidaya kelautan. Share PDB 0,77% 3.Armada kapal motor < 3%; masih
SumberLQ
: hasil analisis,tanaman
: unggulan 2015 perkebunan ( sawit, kokoa ), kehutanan, membutuhkan dukungan armada kapal motor
perikanan. yang memadai;
Pelabuhan ekspor : Pantoloan dan Luwuk. 4.Perikanan dan pengolahan hasil perikanan
(aneka kripik ikan, terasi, dan tepung ikan) perlu
ditingkatkan.
Analisis Kondisi Sektor Kelautan/Perikanan ( 3 )
Wilayah Kondisi dan Potensi Pengembangan Potensi Sektor Kemaritiman
Maluku Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 turun menjadi 5,26% dan pada tahun 2014 1.Produksi perikanan tangkap tinggi
kembali naik menjadi 6,68%. Memasuki Tri Wulan II tahun 2015 perekonomian setelah Sumut; juga perikanan budidaya
Maluku kembali menurun sampai 5,8% urutan setelah NTT , Jatim dan Sulawesi
Share PDB 0,17%; Struktur ekonomi Maluku didominasi sektor pertanian, Tengah.
perikanan, dan sektor perdagangan , hotel & restoran serta jasa; 2.RT perikanan 6,12 % nasional.
Komoditi ekspor utama adalah ikan sampai 52%, dan bahan bakar mineral, 3.Armada kapal motor < 3%; sangat
melalui pelabuhan Ambon dan Tual. membutuhkan dukungan armada kapal
LQ : unggulan perikanan, angkutan laut, perkebunan, perdagangan dan juga motor.
kehutanan; 4.Potensi perikanan/kelautan perlu terus
dikembangkan;
NTT Perekonomian NTT tahun 2014 melambat jika dibandingkan tahun 2013 (5.42% 1.Produksi perikanan budidaya cukup
turun menjadi 5.04% pada tahun 2014 ), dan pada Tri Wulan II tahun 2015 mendominasi produksi secara nasional.
melambat menjadi 5,03%. Struktur perekonomian wilayah didominasi oleh Perikanan tangkap relatif kurang.
sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memberikan andil sebesar 2.RT perikanan total sekitar 4,8 %
30% terhadap PDRB provinsi, disusul berturut-turut sektor Perdagangan dan nasional.
Konstruksi; Share PDB 0,53 %; Komoditi ekspor utama : hasil industri/mesin; 3.Armada kapal motor < 3%;
belerang/kapur, dan ikan/udang, melalui Tenau, Atapupu dan Maumere. 4.Perikanan tangkap dan budidaya perlu
LQ : unggulan peternakan, tanaman pangan, angkutan, perkebunan, perikanan; terus dikembangkan; juga pengolahan
perlu dikembangkan kepada masyarakat
Papua Perekonomian menurun hingga 3,25% th 2013-2014 dan meningkat kembali 1.Produksi perikanan tangkap cukup
kwartal 2 th 2015 sebesar 12,77%, hal ini karena fluktuasi ekspor dan produksi memiliki potensi sedangkan perikanan
berbagai sektor menurun di tahun 2014. Produksi wilayah didominasi oleh budidaya belum dikembangkan;
Sumbersektor
: hasilPertambangan
analisis, 2015 & Penggalian yang memberikan andil sebesar 29% 2. RT perikanan sekitar 3,6% nasional.
disusul kemudian berturut-turut sektor Pertanian, Konstruksi, Perdagangan; 3.Armada kapal motor < 1%; masih sangat
LQ : unggulan sektor pertambangan/penggalian, kehutanan, perikanan; Ekspor membutuhkan dukungan armada kapal
Papua terutama bijih tembaga 89,99%, kayu dan barang dari kayu 7,56% dan motor yang memadai;
jenis-jenis ikan 2,21%, melalui Pelabuhan Amamapare. 4.Potensi perlu terus ditingkatkan.
STRUKTUR EXPOR 9 provinsi (%)
Kalimantan Tengah
Sumatra Selatan
Sumatra Utara Batubara 44,18%
Karet dan Turunannya 68%
Sawit dan Turunannya 43% Minyak Nabati 26,46%
Sawit dan Turunannya 12%
Karet dan Turunannya 41% Kayu dan Turunannya 13,64%
Batubara 10%
Karet dan Olahannya 10,31%
Jawa Timur
Nusa Tenggara Timur
Perhiasan/Permata 22,77% Maluku
Hasil Industri 58,48%
Lemak & Minyak 7,30% Ikan dan Udang 52%
Pertambangan 38,99%
Kayu dan Turunannya 5,90% Bahan Bakar Mineral 47%
Ikan dan Udang 2,53%
Ikan dan Udang 5,83%
Papua
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara Bijh Tembaga dan Konsentrat
Minyak Mentah 45,33%
Lemak dan Minyak Nabati 65% 89,99%
Bijih, Kerak dan Abu Logam 25,04%
Ikan, Daging dan Ikan Olahan Kayu dan Barang dari Kayu 7,56%
Lemak dan Minyak Nabati 16,01%
13% Ikan dan Hewan Air Lainnya
Ikan dan Udang 4,05%
2,21%
Sumber : analisis perekonomian
Tol laut, Pelabuhan dan Kawasan Ekonomi
Pelabuhan Utama
Tol laut
IV. ANALISIS WILAYAH ( lanjutan )
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN
1. Kuala Tanjung Sudah beroperasi industri - Waduk Lausimeme Belawan. Kluster Jalur 2 Wisata bahari; Tidak ada jalur
SUMUT alumunium dan turunannya. - PLTU Kuala Tanjung Pelabuhan ekspor. dari Sabang-Medan- penyeberangan di
- PLTA Wampu, 45 Mw, Batam-Babel; sekitar Kuala
Peran dalam Tol Laut KEK Sei Mangke, komoditi - Asahan III (FTP 2) 174 Sub kluster : Tanjung.
sebagai Pelabuhan CPO. Mw, Lampulo (Aceh). Destinasi Wisata
Utama dan Pintu - Hasang (FTP 2), 40 Mw, Bungus (Padang). Nasional terdekat di
Gerbang. Kawasan Industri Kuala - Simonggo-2, 86 MW, Sungai Liat (Bangka). Pekanbaru-Siak dan
Tanjung sebagai pusat - Masang-2, 55 Mw Batam-Bintan (
Peran sebagai Pusat pengolahan karet, agro dan - Pembangunan jalur KA Dalam lingkup wisata pantai di Rupat,
Logistik Nasional alumunium antara Sei Mangke- provinsi, produksi Jemur di Pekanbaru-
Bandar Tinggi-Kuala perikanan tangkap Siak; dan Batam,
Unggulan/ Komoditi Tanjung ( 60 % ) cukup tinggi namun Nongsa, Nagoya-Tg
perkebunan sawit, - Rencana Jalan Tol bukan di Kab. Uncang, dan Lagoi )
karet, di Kab. Medan-Kualanamu- Batubara
Batubara, dan Kab. Tebing Tinggi
Simalungun.
Isu : Perkembangan 1.Potensi dan Isu kemaritiman banyak terkait dengan perhubungan laut/ peran pelabuhan yang tinggi sebagai Kesiapan Kawasan
perkotaan baru; kesatuan dengan Belawan; Aktivitas pelabuhan dan lalu lintas kapal akan padat; Hal ini melihat pembangunan Hinterland dan
kepadatan lalu lintas; saat ini di terminal multipurpose, jalan KA, dan KEK Sei Mangkei; Pelabuhan Kuala
permukiman; 2.Sektor perikanan dan wisata bahari kurang meningkat di Kuala Tanjung. Tanjung di
3.Dukungan perwujudan Tol Laut sedang dalam proses seperti pembangunan pelabuhan; Rel KA; akses Tol Kabupaten batubara
Kuala Namu-Tebing Tinggi, dan jalan nasional Belawan/Medan – Kuala Tanjung; pembangkit listrik; dinilai masih terus
4.Kebutuhan Dukungan Program : peningkatan jalan nasional Tebing Tinggi-Kuala Tanjung; ditingkatkan;
Program Penyediaan Air Baku bagi kawasan pelabuhan dan hinterland;
Pengembangan permukiman dan prasarana lingkungan permukiman di kabupaten Batubara;
Peningkatan akses di kawasan hinterland, ruas jalan di persimpangan, ruas jalan antar pusat kecamatan;
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN
2.Tanjung Carat/ TAA Sebagian besar industri Belum ada. Tidak ada yang Tidak masuk jalur Jalur Sabuk Tengah:
SUMSEL tumbuh di Kota Palembang, diunggulkan; wisata bahari; Pelabuhan Tanjung
komoditi karet dan sawit, Kelian dengan rute
Peran dalam Tol Laut batubara. Destinasi Wisata Palembang(35 Ilir)-
sebagai Pelabuhan Nasional prioritas Muntok dan Sadai-
Pengumpul; Rencana KEK Tanjung Api- tahap 2 di Tanjung Rhu
Api Palembang-Bangka
Peran sebagai Pusat Belitung ( wisata
Logistik Nasional pantai di Pangkal
Pinang dan Belinyu )
Unggulan/ Komoditi :
pertambangan
batubara, perkebunan
sawit, karet di sekitar
Tanjung Api-Api.
Isu : Pengembangan 1.Potensi dan isu kemaritiman terkait dengan pelabuhan laut dan pemanfaatan perairan antara lain di Tanjung Kesiapan Kawasan
KEK TAA dan Api Api/ TAA dan Boom Baru Palembang; Alur kapal dari/ke pelabuhan TAA dan Boom Baru kurang lancar, Hinterland dan
Pelabuhan TAA masih banyak terkendala dengan pasang surut sungai Musi; Pelabuhan TAA-
menghadapi banyak Kawasan industri dan fasilitas pelabuhan direncanakan di kawasan reklamasi Tanjung Carat dan masih ada Carat masih dalam
kendala, antara lain kendala karena akses dari sumber bahan baku akan melalui Hutan Lindung dan sungai. perencanaan
pasang surut dan 2.Sektor perikanan kurang dikembangkan. terutama
sedimentasi sungai; wisata bahari : memanfaatkan alur sungai Musi dan berorientasi ke Belitung; menyangkut HL dan
3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : belum ada, atau masih rencana; memerlukan sumber
Kegiatan lalu lintas barang masih berjalan seperti saat ini, dengan terpengaruh pasang surut dan pendanaan yang
pendangkalan sungai Musi. matang;
4.Kebutuhan Dukungan Program : Persiapan dan FS antara pengerukan alur kapal, dan pembangunan Tg
Carat ( Kementerian Perhubungan ) untuk memperlancar arus barang;
Peningkatan hubugan antar daerah tetap ditingkatkan melalui pelabuhan penyeberangan, dukungan program
yang diperlukan : peningkatan kondisi pelabuhan penyeberangan Tg. Kelian;
Peningkatan jalan dan jembatan akses ke Pelabuhan Penyeberangan Tg. Kelian.
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN
3.Tanjung Perak Sudah beroperasi banyak Waduk Semantok, Sub kluster perikanan Jalur wisata : Jalur 2; Jalur Sabuk Selatan
JATIM industri di kawasan Waduk Bagong, di : antara Karimunjawa- dengan rute :
pelabuhan. Waduk Lesti, Brondong (Jatim) Surabaya – Bali. Ujung – Kamal
Peran dalam Tol Laut Waduk Wonodadi (Surabaya) dan
sebagai Pelabuhan Rencana Kawasan Industri Destinasi Wisata Nas. Ketapang-Gilimanuk
Utama. JIIPE dalam skala besar dan Kilang Minyak 300 ribu barel Prioritas tahap 2 di ( Bali )
pengembangan teknologi Surabaya- Madura;
Peran sebagai Pusat tinggi, lengkap dengan
Logistik Nasional Pelabuhan baru di Manyar. ( Destinasi terdekat di
masih proses awal ) Kawasan Lombok dsk.
Sektor unggulan : (destinasi kawasan
Perdagangan; jasa, Gili-Gili, kawasan
penggalian; Industri di Pantai Barat dan
Kota Surabaya. pantai Selatan)
Isu : Perkembangan 1.Potensi dan isu kemaritiman terkait dengan pengembangan pelabuhan memanfaatkan peran sebagai Kesiapan Kawasan
aktivitas di pelabuhan gerbang Indonesia barat dan timur; perkembangan arus kapal dan muatan barang memerlukan peningkatan Hinterland dan
yang pesat dan pelayanan di pelabuhan TG Perak dengan pembangunan bebrapa terminal dan pelabuhan lain sebagai Pelabuhan Tg.
kebutuhan ruang bagi pendukung; kondisi alur pelayaran memerlukan penanganan dengan program pengerukan,pelebaran dan Perak dalam
pengembangan rencana pemindahan pipa di bawah laut yang ada disana. kesatuan dengan
pelabuhan; 2.Sektor perikanan dan wisata bahari : potensi dikembangkan yaitu perikanan di pelabuhan nusantara pelabuhan lain
Masalah akses Brondong di kabupaten Lamongan; dan wisata bahari terkait dengan Karimunjawa di Jawa Tengah dan pulau- sudah direncanakan
pelabuhan terkait lalu pulau di sekitar Madura; secara terintegrasi
lintas kota. 3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : pembangunan beberapa terminal di Tanjung Perak; dan cukup matang;
Alur kapal sempit dan dan rencana pengoperasian kembali beberapa jalur KA; pembangunan jalan Tol untuk mengurangi kemacetan
dangkal; dalam kota; Pembangunan Teluk Lamong untuk meningkatkan kapasitas pelayanan peti kemas/ekspor.
4.Kebutuhan Dukungan Program
Mendukung Pelabuhan Tol Laut : Peningkatan ruas jalan mendukung kelancaran lalu lintas sekitar Tg. Perak-
Tg. Lamong, dan ruas jalan ke Tol. Peningkatan Industri kapal dan kerjasama antar Galangan Kapal.
Mendukung sektor Perikanan : Peningkatan pelabuhan nusantara Brondong; Jalan akses ke pelabuhan
Brondong; Fasilitas penunjang perikanan; Penyediaan pasokan listrik; Penyediaan Air Baku Pelab.Brondong.
Mendukung Pariwisata Bahari : penyediaan terminal khusus pariwisata; Akses ke Bandara;
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN
4.Sampit Belum ada. Jaringan perkeretaapian Belum ada. Tidak masuk jalur Tidak ada jalur
KALTENG Pulau Kalimantan wisata bahari. penyeberangan
yang terhubung
Peran dalam Tol Laut Destinasi Wisata
sebagai Pelabuhan Nasional terdekat di
Pengumpul; disamping Lhoksado Kalsel; dan
beberapa pelabuhan Tanjung Putting.
lain berdekatan;
Sektor unggulan :
perkebunan ( karet,
sawit ) dan
pertambangan non
migas ( batubara)
Isu : pengembangan 1.Potensi dan isu kemaritiman : memanfaatkan alur sungai sebagai penghubung ke wilayah lain/pulau Jawa; Kesiapan Kawasan
Pelabuhan terkendala sehingga muncul beberapa pelabuhan sungai di Kalimantan Tengah, yang umumnya berperan sebagai Hinterland dan
pengendapan sungai, pelabuhan pengumpul hasil-hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan dari wilayah pedalaman, seperti Pelabuhan Sampit
dan akses jalan dari juga pelabuhan sampit. dalam mendukung
Sampit-Bagendang Pelabuhan Sampit adalah pelabuhan sungai dan terkendala dengan kondisi pengendapan sungai sehingga Tol laut belum ada.
yang rusak; mengganggu kelancaran pergerakan kapal.
Pelabuhan Sampit Berperan sebagai pengumpul hasil perkebunan dan pertambangan untuk dibawa ke Surabaya;
dikhususkan bagi 2.Sektor perikanan dan wisata bahari : kurang dikembangkan.
angkutan penumpang. 3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : belum ada; angkutan lalu lintas barang di Sampit
masih berjalan seperti saat ini dan melayani hanya sekitar 24 % muatan, sedang selebihnya melalui pelabuhan
lain di sekitar.
4.Kebutuhan Dukungan Program :
Program mendukung Tol Laut : pengerukan alur sungai untuk memperlancar arus muatan barang dan
penumpang keluar/masuk;
Program mendukung Sektor Perikanan : belum ada
Program mendukung Pariwisata bahari : belum ada
PELABUHAN KEK / KI PROGRAM SENTRA WISATA BAHARI PENYEBERANG-
STRATEGIS PERIKANAN AN
9.Merauke Rencana KEK Merauke Proyek Strategis : Merauke. Sebagai Jalur wisata bahari Jalur Sabuk Selatan
PAPUA (Food and Energy PLTA Orya 2,10 Mw, Sub kluster perikanan tidak ada. dengan rute
Industries) Kalibumi-2, 5 Mw, Pomako-Merauke
Peran dalam Tol Laut Mariarotu II 1.3 Mw, Destinasi Wisata
sebagai Pelabuhan (Sudah terbangun industri Baliem 10 Mw, Nasional Merauke:
Pengumpul; semen di Merauke, Kalibumi III Cascade 5 Mw, - KPPN Wazur–
terkendala lahan sengketa Baliem 40 Mw, Merauke
Pusat Logistik Provinsi untuk pembangkit listrik ) Tatui 4 Mw, - KPPN Danau Bian
Amai, 1.4 Mw - KPPN Kimaan
Unggulan : sektor Food estate baru ada 1
penggalian, investor garap 200 ha lebih;
kehutanan, perikanan
dan pertanian padi
Isu : Akses dan 1.Potensi dan isu kemaritiman : pengembangan transportasi sungai, penyeberangan, sangat diperlukan Kesiapan Kawasan
pelayanan transportasi sebagai hubungan interaksi sosial ekonomi antar wilayah; Hinterland dan
darat, sungai, masih 2.Sektor perikanan dapat ditingkatkan sebagai pemasok/produksi. Pelabuhan masih
jauh dari teratur; 3.Dukungan perwujudan Tol Laut yang sedang berjalan : belum ada. dalam tahap
4.Kebutuhan Dukungan Program : perencanaan.
Rencana Kawasan Ha Dalam rangka peningkatan produktivitas wilayah Merauke, dan ekspor komoditi unggulan diperlukan Program
Anim belum ada Peningkatan kehandalan pelabuhan Merauke dan akses jalan ke Pelabuhan;
industri beroperasi; Pengembangan pelabuhan perikanan;
Percepatan pengembangan pasokan listrik;
Pengembangan prasarana penyimpanan / pendingin
Penyediaan bantuan armada kapal perikanan.
Pengembangan kawasan permukiman dan prasarana sarana permukiman;
PROFIL WILAYAH
Pelabuhan Kuala Tanjung terletak di wilayah Kabupaten
Pelabuhan Kuala Tanjung Batubara Sumatera Utara, direncanakan sebagai pelabuhan
Internasional dan pintu gerbang lalu lintas perdagangan di
KUALA TANJUNG wilayah Asia Pasifik
Jalan Masuk Terminal Multipurpose Jalan Masuk Terminal Baru Sp Inalum ke Kuala Tanjung
1. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Metro
Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Kawasan Ekonomi
1.KEK Sei Mangke
2.Kawasan perkebunan sawit
Pelabuhan Kuala Tanjung 3.Kawasan Industri
KSPN Tangkahan dsk
T Kawasan Perkotaan
KK KEK Sei
G. Sinabung SS 1.Kota PerdaganganGerbang PT Inalum
2.451 m dpl KotaBaru
Kota BaruSei
SeiMankei
Mankei Mangke 2.Kota Inderapura
3.Pusat Kecamatan Seisuka
4.Pusat Kecamatan Medangderas
G. Sihabuhabu
2.300 m dpl
KK
Akses ke Pelabuhan Kuala Tanjung
Sei Mangke – Simpang Mayang Jalan kabupaten
5,72 km
Perdagangan -Batas Asahan Jalan Provinsi Mantap
5,3 km K 100%
Simpul Karet
SS SS
S Simpul Sawit
Batas Simalungun- Lima Puluh Jalan Provinsi T Mantap
Simpul Tembakau
5,75 km 100%
Lima Puluh – Sp. Inalum 27,5 Jalan Nasional Mantap
km 100% KK KI Tanjung Buton
Sp.Inalum – Kuala Tanjung Jalan Provinsi K
16,02 km
INFRASTRUKTUR STRATEGIS
DUA SUDARA
GEOTHERMAL
ELECTRICITY
JALAN TOL
MANADO-
BITUNG
Pelabuhan Internasional
BITUNG
WADUK
KUWIL KEK BITUNG
BITUNG DAN POTENSI HINTERLAND
o Hinterland Pelabuhan Bitung mencapai wilayah : Gorontalo, Balikpapan,
Samarinda, Ternate, Sorong, Biak, Manokwari, Jayapura, dan Merauke
o Beberapa Daerah tersebut merupakan penghasil Komoditi : Ikan, Cengkeh,
Kopra, Kayu Olahan, dan hasil Tambang.
o Hinterland Pelabuhan Bitung di daerah-daerah di Provinsi Sulawesi Utara kaya
akan komoditi sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan industri.
o Beberapa produk utama Bitung ikan tuna segar, minyak kelapa, Bungkil, tepung,
cengkeh, vanili, virgin coconut oil ( VCO), dan ikan olahan.
o Ekspor utama hingga 2011 bungkil dan minyak kelapa ke Belanda, Vietnam,
Thailand, dan Philipina.
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN BITUNG
Manado Airmadidi
Bitung Cengkeh, Kopra, dll.
Sulawesi Utara meliputi daerah-daerah KEK Bitung
yang kaya akan komoditi sektor
pertanian, perikanan, peternakan, dan Tomohon
Tondano Pelabuhan
industri. G. Lokon Bitung
D. Tondano
Amurang
Lolak
Kota Mubagu
KEK Bitung
Rencana pembangunan pelabuhan samudera dengan lahan reklamasi di Carat,
dan pembangunan KEK Tanjung Api Api, menghadapi kendala pembangunan
karena pengembangan lahan melalui hutan lindung dan potensi mengganggu
ekosistem hutan lindung Air Telang dan sungai Telang.
Way Jepara
G. Tanggamus
S
Kota baru Bandar Negara
Kota baru ITERA
Krakatau dsk
PALANGKARAYA
SAMPIT
Pelabuhan Batulicin
Jalan Provinsi
Kelas : Pelabuhan Pengumpul
Sampit -
Bagendang rusak BB KI Batulicin
berat BANJARMASIN
Luas: 530 Ha
B PAGATAN Jenis Industri: Industri Besi Baja
Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
Kelas : Pelabuhan Utama Internasional
Luas : ± 100 ribu m2
Kapasitas Kargo: 413.737 TEUs (tahun 2014)
Keterangan:
Terminal yang ada
Tahap Konstruksi
Tahap Perencanaan
PERAN JAWA TIMUR
Akses/Pencapaian pelabuhan
sudah sangat berkembang dengan
Jalan Tol Surabaya – Gempol dan KI Ngoro Kawasan pelabuhan Tg
KA.
Perak dan pelabuhan/
terminal lain di sekitarnya
membutuhkan dukungan
Dukungan PUPR terkait Selorejo
Gn. Arjuna
peningkatan akses
Pengembangan Tol Laut ditujukan melalui jalan raya dan KA.
untuk : 1.meningkatkan inland
akses; Akses Bandara, Akses Kendala utama
Pelabuhan; KI Arjowinangun KI Tlogowaru
pembebasan lahan.
Lahor
2.Sumber Air Baku
3.Infrastruktur dasar terutama di Waduk Sengguruh
Sutami
kawasan pesisir
Gengteng I
4. Permukiman.
Jt
KETERANGAN :
TITIK BOTLE-NECK
PERSIMPANGAN
Problem :
1. Pembebasan lahan
• Permintaan warga : 15 juta/m2
• Balai Besar PU: 5 juta/m2
2. Belum dialokasikan anggaran
pembebasan lahan pada tahun 2015
1. Pelebaran Jl. Kalianak – Tb. Osowilangun dr 2Jalur-2Lajur menjadi 2Jalur-4/6 lajur (3 titik
TAHAP 1 2.
bottleneck di Jembatan Branjangan, Jembatan Greges dan Jembatan Kalianak);
Dihubungkan ke Jl. Tol Surabaya-Gresik melalui :
(pelebaran dan connecting
• Jl. Margomulyo.
arteri dgn tol)
• Jl. Osowilangun – Simpang Romokalisari
GRESIK
TAHAP 2 SIMPANG
ROMOKALISARI
STATION
GAS PGN
Rencana pembangunan jalan
akses Pelabuhan Teluk
Lamong
J. OSOWILANGUN
AKSES
ROMOKALISARI 2 TERMINAL MULTIPURPOSE
GATE
SEGMEN 2 TELUK LAMONG
J. BRANJANGAN
SIMPANG J. GREGES
SEGMEN I MARGOMULYO
Parigi
Ampana
Sw
Ck
Kawasan Ekonomi
1.Kawasan Industri Palu
2.Kawasan perkebunan kakao
3. Kawasan Perkebunan sawit
Kawasan Perkotaan
1. Donggala Ck Simpul Perkebunan Cokelat
2. Banggai Sw
Minapolitan
Simpul Perkebunan Sawit - Kabupaten Morowali
3. Parigi
- Pusat kluster Rumput
4. Ampana Laut zona 3
Infrastruktur Pendukung Hinterland Pelabuhan Pantoloan
Simpul Perikanan
Ch
Ch
Ch
PETA PELABUHAN PERIKANAN DI MALUKU
1. PPN Tantui Ambon
2. PPN Dumar/Tual
12
3. PPI Eri/Ambon
6 5 4. PPI Taar/Tual
1 5. PPI Amahai/Malteng
3 6. PPI Kayeli/Buru
11 7. PPI Ukurlarang/MTB
13
8. PPI Klishatu/Wetar
9. PPI Kalar-kalar/Aru
10. PPP Dobo
2 10 11. PPP Tamher Tmr/SBT
4
12. PPP Piru/SBB
13. PPP Banda/Malteng
9 Pelabuhan Sedang Dibangun :
PPP nomor 4,7, 8, 10, 11, 12
Lurang
Tepa KEP. BABAR
Aruidas
Letwurung Lamerang
P. KISAR Kaiwatu P. MOA Saumlaki
Saumlaki Jerol
Ilwaki Pilan P. SERMATA SA
Wonreli Leti Sila
P. LAKOR P. SELARU
P. LETI
Adaut
Prov. NTT
Peta Rute Penerbangan Komersil & Perintis Provinsi Maluku
Infrastruktur Pendukung Hinterland Pelabuhan Ambon
Kawasan Pertanian
hortikultura dan palawija
di Kab. Kupang, dan di
TTU
BANDARA
PENGUMPUL
TERSIER
Rencana Jalan
TOL Atambua - Atambua sebagai
Kupang simpul Jalan
Negara
terintegrasi
dengan jalan TOL
ujung Timur
Kefamenanu
sebagai simpul
Jalan Negara
TERMINAL terintegrasi
TIPE A
PELABUHAN dengan jalan TOL
UTAMA
Ibukota TTS sebagai
simpul Jalan
Kota Kupang Negara
sebagai simpul terintegrasi
Jalan Negara TERMINAL dengan jalan TOL
terintegrasi TIPE B
Jalan Negara
dengan jalan TOL BANDARA TERMINAL
PENGUMPUL Atambua -
ujung Barat TIPE B
SEKUNDER Kupang
Peta Infrastruktur Hinterland Pelabuhan Tenau
PRIORITAS PARIWISATA DAN INDUSTRI DI NUSA TENGGARA TIMUR
Kawasan Strategis NTT
Jaringan pelayanan
transportasi sungai
SPDN Dermaga
Kondisi dan Potensi Papua
Kondisi, Isu dan Potensi Tantangan terkait pengembangan sektor kemaritiman dan Tol laut :
• Dari sektor unggulan wilayah, diketahui bahwa perikanan dan kelautan belum banyak
berperan. Akan tetapi pelabuhan perikanan Merauke direncanakan menjadi PPP di thn 2019
berdasarkan KepMen Kelautan dan Perikanan Nomor 45 tahun 2014
• Saat ini peran ekspor hasil perikanan dari Papua masih kecil (2,5%);
44
RENSTRA INFRASTRUKTUR PADA DAERAH PERBATASAN DAN
3 TERDEPAN/TERLUAR
3
RENCANA RENSTRA 2015 – 2019
TERDEPAN/TERLUAR
12
7
12
8
Penanganan Jalan Koridor Ekonomi Papua
Penanganan Jalan 11 (sebelas) ruas strategis diPulau Papua antara lain 7 (tujuh) ruas
strategis
di Papua dan 4 (empat) ruas strategis di Papua Barat, serta 6 (enam) ruas strategis
tambahan;
Pemenuhan Standar Lebar 6 Jalan Lintas Perbatasan, Lintas Menuju Perbatasan, Lintas
Tengah Lintas Utara serta ruas strategis lainnya sepanjang 2.282 KM
Desain struktur Perkerasan jalan memperhatikan permintaan lalu lintas dan efektivitas
penganggaran
Pembangunan Jalan Baru (tiga tahun pertama menyiapkan dokumen perencanaan dan
pengadaan
tanah) :
PP 94 2010. fasilitas insentif fiskal untuk industri antara lain tax holiday untuk
industri yang dpt menciptakan lapangan kerja dlm jumlah besar, membawa
teknolog baru, masuk ke daerah terbelakang dan memberi nilai tambah
bagi industri lain dan perekonomian secara luas.
PT Telkom Tbk berencana membangun tol kabel optik dari Sabang sampai
Merauke untuk menjadikan Indonesia lebih terintegrasi dengan catatan
walau ada jalur yang tidak layak secara bisnis, akan tetapi ini visi yang jauh
kedepan memberi nilai untuk daerah daerah. ( berita april 2015). Infrastruktur
ini bisa membantu terwujudnya kota cerdas lalu menjadi katalisator
pembangunan desa, kabupaten dan komunitas cerdas termasuk sistem
kelautan yang cerdas. Panjang kabel laut 5.444 km dan darat 655 km.
Kawasan Ekonomi Berbasis Wilayah Adat di Papua ( Berita Juli 2015 ) untuk
mendukung sentra-sentra produksi di sektor pangan, peternakan, industri dan
kawasan wisata. Kelima kawasan tersebut adalah : Saereri di Teluk
Cendrawasih; Mamta di Kabupaten Mamberamo; Me Pago di Pegunungan
Tengah sisi barat; La Pago di Pegunungan Tengah sisi timur; dan Ha’anim di
Merauke, Asmat, Mappi dan Boven Digul.
Kemen PUPR mendukung reklamasi rawa di Kurik, pembangunan embung
dan irigasi mendukung Merauke sebagai lumbung pangan nasional.
Laut Flores
1
3 1 1
2
3 7 4 5
1 4
6
5
8 9 1
1 1 2
2
0 1 4
2
1 3
71
8
Laut Sawu
1
6 2
22
1
1
9 Laut Timor
2
0 Keterangan : Rencana PP 2015
2019 : PPS
: PPN
: PPP
Saudera Hindia
: PPI
RENCANA PELABUHAN
PERIKANAN DALAM
5 10
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 20 TAHUN WPP
TAHUN TAHUN
2015- 2020- 2025- 2030-
2019 2024 2029 2034
WPP-RI
1 PP. Labuhan Bajo Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai Barat PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
2 PP. Reo Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
3 PP. Nangamese Nusa Tenggara Timur Kab. Ngada PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
4 PP. Konge Nusa Tenggara Timur Kab. Nagekeo PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
5 PP. Nangadhero Nusa Tenggara Timur Kab. Nagekeo PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
6 PP. Alok Nusa Tenggara Timur Kab. Sikka PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
7 PP. Amagarapati Nusa Tenggara Timur Kab. Flores Timur PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
8 PP. Borong Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai Timur PPI PPI PPI PPI 573
WPP-RI
9 PP. Aimere Nusa Tenggara Timur Kab. Ngada PPI PPI PPI PPI 573
WPP-RI
10 PP. Ende Nusa Tenggara Timur Kab. Ende PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
11 PP. Paupanda Nusa Tenggara Timur Kab. Ende PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
12 PP. Retaebang Nusa Tenggara Timur Kab. Flores Timur PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
13 PP. Amakole Jaya Nusa Tenggara Timur Kab. Flores Timur PPI PPI PPI PPI 713
WPP-RI
14 PP. Hukung Lewoleba Nusa Tenggara Timur Kab. Lembata PPI PPI PPI PPI 573
WPP-RI
15 PP. Kenarilang Nusa Tenggara Timur Kab. Alor PPI PPI PPI PPI 713
3
8
3
3 7
6
3
3
Keterangan :
35
3
4 2
3
Rencana PP 2015 3
1
-2019 3
: PPS 0
: PPN 2 2
29
7
: PPP
8
2
2
2 2 3
5 4
6
Teluk Tomini
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
1 PP. Boroko Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
2 PP. Bolangitang Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
3 PP. Labuan Uki Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
4 PP. Inobonto Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
5 PP. Amurang Sulawesi Utara Kab. Minahasa Selatan PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
6 PP. Rap Rap Sulawesi Utara Kab. Minahasa Selatan PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
7 PP. Baroko Tanjung Sidupa Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
8 PP. Calaca Sulawesi Utara Kota Manado PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
9 PP. Tumumpa Sulawesi Utara Kota Manado PPP PPP PPP PPP WPP-RI 716
10 PP. Wori Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
11 PP. Bahoi Sulawesi Utara Kab. Kep. Sitaro PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
12 PP. Likupang Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
13 PP. Bitung Sulawesi Utara Kota Bitung PPS PPS PPS PPS WPP-RI 716
14 PP. Kema Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
15 PP. Atep Oki Sulawesi Utara Kab. Minahasa PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
16 PP. Bentenan Sulawesi Utara Kab. Minahasa Tenggara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
17 PP. Belang Sulawesi Utara Kab. Minahasa Tenggara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
18 PP. Ratatotok Sulawesi Utara Kab. Minahasa Tenggara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
19 PP. Kotabunan Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Timur - - PPI PPI WPP-RI 715
20 PP. Loyouw Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Timur - - PPI PPI WPP-RI 715
21 PP. Jiko Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Timur - - PPI PPI WPP-RI 715
22 PP. Sidupa Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Timur PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
23 PP. Popudu Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
RENCANA PELABUHAN
PERIKANAN DALAM
5 10
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 20 TAHUN WPP
TAHUN TAHUN
2015- 2020- 2025- 2030-
2019 2024 2029 2034
24 PP. Molibagu Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow Selatan - - PPI PPI WPP-RI 715
25 PP. Dodepo Sulawesi Utara Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
Sulawesi WPP-RI
26 PP. Bolang Uki Kab. Bolaangmongondow PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
27 PP. Pehe Kab. Kep. Sitaro - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
28 PP. Peta Kab. Sangihe Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
29 PP. Ulu Kab. Kep. Sitaro - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
30 PP. Dagho Kab. Sangihe Talaud PPP PPP PPP PPP
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
31 PP. Tahuna Kab. Sangihe Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
32 PP. Kabaruan Kab. Kep. Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
33 PP. Salibabu Kab. Kep. Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
34 PP. Lirung Kab. Kep. Talaud PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
35 PP. Melonguane Kab. Kep. Talaud - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
36 PP. Beo Kab. Kep. Talaud - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
37 PP. Rainis Kab. Kep. Talaud - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
38 PP. Esang Kab. Kep. Talaud - - PPI PPI
Utara 716
Sulawesi WPP-RI
39 PP. Tanah Wangko Kab. Minahasa PPI PPI PPI PPI
Utara 716
Laut Sulawesi
4
5 3 2 1
6
7
8 Keterangan :
1 1
1 Rencana PP 2015 -2019
4 3
5 2 : PPS
9 3
Teluk Tomini : PPN
1 1 2
61 2 : PPP
10 2 6
2 7 : PPI
71 2
1 1 2 2 4
1 8 5 2 2
9 0 39 8 3
2 2 8 Laut Maluku
0
1 3
3
3 1 9
3
3 2
3
4
3
5
3
6
3
7
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
1 PP. Kuala Besar Sulawesi Tengah Kab. Buol PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
2 PP. Diapatih Sulawesi Tengah Kab. Buol PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
3 PP. Labuton Sulawesi Tengah Kab. Buol PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
4 PP. Kumalingon Sulawesi Tengah Kab. Buol PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
5 PP. Tandoleo Sulawesi Tengah Kab. Toli-Toli PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
6 PP. Ogotua Sulawesi Tengah Kab. Toli-Toli PPI PPI PPI PPI WPP-RI 716
7 PP. Ogoamas Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
8 PP. Panggalasiang Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
9 PP. Labean Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
10 PP. Batusuya Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
11 PP. Donggala Sulawesi Tengah Kab. Donggala PPI PPI PPP PPN WPP-RI 713
12 PP. Taipa Sulawesi Tengah Kota Palu PPI PPI PPI PPI WPP-RI 713
13 PP. Ongka Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
14 PP. Ogotion Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
15 PP. Sigenti Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
16 PP. Paranggi Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
17 PP. Petapa Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
18 PP. Boyantongo Sulawesi Tengah Kab. Parigi Mountong PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
19 PP. Gebang Rejo Sulawesi Tengah Kab. Poso PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
20 PP. Poso Sulawesi Tengah Kab. Poso PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
21 PP. Bahari Sulawesi Tengah Kab. Tojo Una-Una PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
22 PP. Ampana Sulawesi Tengah Kab. Tojo Una-Una PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
23 PP. Malenge Sulawesi Tengah Kab. Tojo Una-Una PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
24 PP. Bunta Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
25 PP. Pagimana Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
26 PP. Bualemo Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
27 PP. Balantak Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
28 PP. Bonebobakal Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
29 PP. Kolonedale Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
30 PP. Luwuk Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
31 PP. Toili Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
32 PP. Rata Sulawesi Tengah Kab. Banggai PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
33 PP. Baturube Sulawesi Tengah Kab. Morowali PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
34 PP. Kolodane Sulawesi Tengah Kab. Morowali PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
35 PP. Bente Sulawesi Tengah Kab. Morowali - - PPI PPI WPP-RI 714
36 PP. Sambalagi Sulawesi Tengah Kab. Morowali PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
37 PP. Ulunambo Sulawesi Tengah Kab. Morowali PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
38 PP. Mato Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kepulauan PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
39 PP. Montop Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kepulauan PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
Laut Seram 2
1
1
1 1
90
8
7
6 1
1 3
2
1
3 4
1
2
4 5
Laut Banda 3 15
6
1
1
7
8
Keterangan :
2 Rencana PP 2015 -2019
1 2
0 2 : PPS
9 1 2
: PPN
: PPP
: PPI
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
1 PP. Masarete Maluku Kab. Buru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
2 PP. Piru Maluku Kab. Seram Bagian Barat PPI PPI PPI PPI WPP-RI 715
3 PP. Leihitu Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
4 PP. Eri Maluku Kota Ambon PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
5 PP. Ambon Maluku Kota Ambon PPN PPN PPN PPN WPP-RI 714
6 PP.Tulehu Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
7 PP. Salahutu Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
8 PP. Haria Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
9 PP. Amahai Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
10 PP. Masohi Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
11 PP. Tehoru Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
12 PP. Banda Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
13 PP. Tamher Timur Maluku Kab. Seram Bagian Timur PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
14 PP. Tual Maluku Kota Tual PPN PPN PPN PPN WPP-RI 714
15 PP. Dobo Maluku Kab. Kep. Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
16 PP. Benjina Maluku Kab. Kepulauan Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
17 PP. Kalar Kalar Maluku Kab. Kep. Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
18 PP. Warabal Maluku Kab. Kepulauan Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
19 PP. Klishatu Maluku Kab. Maluku Barat Daya PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
20 PP.Wetar Maluku Kab. Maluku Barat Daya PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
21 PP. Penambungan Maluku Kab. Maluku Tenggara PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
22 PP. Ukularang Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
23 PP. Kelvik Taar Maluku Kota Tual PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
24 PP. Panambulai (Jambu Air) Maluku Kab. Kepulauan Aru PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
25 PP. Opin Maluku Kab. Maluku Tengah PPI PPI PPI PPI WPP-RI 714
26 PP. Lairngangas Maluku Kab. Maluku Tenggara - - PPI PPI WPP-RI 714
3
4
76 5
: PPN 1
: PPP
: PPI
1
2
1
3
Laut Arafuru 1
4
1
5
1
61
7
RENCANA PELABUHAN PERIKANAN DALAM
NO NAMA PELABUHAN PROPINSI KOTA/KABUPATEN 5 TAHUN 10 TAHUN 20 TAHUN WPP
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
1 PP. Waharia Papua Kab. Nabire PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
2 PP. Waropen Papua Kab. Waropen PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
3 PP. Korem Papua Kab. Biak Numfor PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
4 PP. Sauribu Papua Kab. Biak Numfor PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
5 PP. Wadibu Papua Kab. Biak Numfor PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
6 PP. Fandoi Papua Kab. Biak Numfor PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
7 PP. Biak Papua Kab. Biak Numfor PPI PPP PPN PPS WPP-RI 717
8 PP. Demta Papua Kab. Jayapura - - PPI PPI WPP-RI 717
9 PP. Waiya Depapre Papua Kab. Jayapura PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
10 PP. Hamadi Papua Kota Jayapura PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
11 PP. Tanjung Ria Papua Kota Jayapura PPI PPI PPI PPI WPP-RI 717
12 PP. Poumako Papua Kab. Mimika PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
13 PP. Omor Papua Kab. Asmat PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
14 PP. Sumuraman Papua Kab. Mappi PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
15 PP. Wanam Papua Kab. Merauke PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
16 PP. Merauke Papua Kab. Merauke PPI PPP PPN PPS WPP-RI 718
17 PP. Sungai Bian Papua Kab. Merauke PPI PPI PPI PPI WPP-RI 718
Rangkuman Data dan Analisis
Data dan Informasi Analisis Konsep Renaksi Kurang data
Share PDB, ekspor, pertumbuhan ekonomi, Kondisi, Isu, Potensi dan Percepatan peningkatan Data pariwisata
produksi sektor perikanan; armada dan RT Tantangan sektor secara umum; perekonomian wilayah bahari; data industri
perikanan; Prediksi kebutuhan pengembangan timur dan peningkatan pengolahan ikan;
sektor secara umum; produksi kemaritiman;
Profil pelabuhan, data bongkar muat, proyeksi Kondisi, isu, potensi; Mendukung kehandalan Rencana Induk
perkembangan volume barang komoditi utama Sentra-sentra pengembangan pelabuhan dengan Pelabuhan masih
tahun 2020 dan 2030; rencana pengembangan terkait dengan pelabuhan akses ke Bandara, revisi; data
pelabuhan utama, pelabuhan pelayaran dan pelabuhan, kota-kota; bongkar muat tidak
pelabuhan penyeberangan. lengkap;
Sebaran pelabuhan perikanan; Analisis Pengembangan sentra
klustering pelabuhan perikanan; perikanan terpadu
dengan destinasi wisata.
Peta Infratruktur PU per provinsi th 2014 Ketersediaan infrastruktur
PDRB, pertumbuhan ekonomi, ekspor; Isu dan LQ; pertumbuhan; isu; analisis Kondisi infrastruktur
Potensi wilayah; tatrawil; profil wilayah; data kebutuhan pengembangan dan wilayah (
umum wilayah; dukungan infrastruktur; kewenangan
daerah ) tidak
Rencana, program dan pembangunan sedang Penilaian kesiapan daerah Kesinambungan
lengkap;
berjalan di daerah; program strategis;
Dokumen sektor : Destinasi Wisata Nasional Integrasi Kebijakan Pengembangan Prioritas pada kawasan Sasaran
prioritas; ; Rencana Induk Pelabuhan Nasional; Sektor, dan program strategis pengembanganTerpadu pembangunan
Rute Angkutan Penyeberangan; Rencana jangka menengah; dari beberapa destinasi wisata
Lintasan Penyeberangan; Sebaran KEK dan kepentingan sektor dan bahari 2015-2019
KI; Rencana Pembangunan Infrastruktur sinkron dengan program
strategis; Peta proyek strategis: waduk, PLTA, strategis.
Rencana Jejaring Transportasi Antarmoda Terintegrasi
Perpaduan jalur laut bebas hambatan, jejaring jalan, ferry penyeberangan,
dan short sea shipping akan membentuk jaringan nautical freeway yang
menjadi kunci konektivitas Indonesia.
Pelabuhan Hub Internasional di Kuala Tanjung untuk Peran Palu – Sulawesi Tengah :
Wilayah Indonesia Barat dan Bitung Untuk Wilayah Pusat Distribusi Provinsi
Indonesia Timur.
Tol Laut sebagai basis utama arah pengembangan Peran Merauke - Papua:
kemaritiman dan logistik nasional Pusat Distribusi Provinsi
Short Sea Shipping sebagai backbone dari Transportasi
Barang Nasional
8
SEBARAN PELABUHAN PERIKANAN EKSISTING DI INDONESIA
STATUS OPERASIONAL
0% 0% KLAS PENGELOLA
SUDAH BELUM
PPS 6 - PUSAT
PPN 15 - PUSAT
PPP 46 - 1 PUSAT, 45 DAERAH
PPI 600 147 DAERAH
SWASTA 2 - SWASTA
TOTAL 669 147
Operasional : PP telah melakukan pelayanan untuk operasional kapal (tambat labuh, bongkar muat dan jasa lainnya)
Belum Operasional : fasilitas belum memadai /SDM Terbatas/Kelembagaan belum terbentuk
Prediksi Angkutan Niaga
• Perkiraan terjadi perubahan penting terutama pada 4 komoditi perdagangan yaitu BBM,
minyak sawit, angkutan peti kemas, dan batubara.
1. Komoditi BBM peningkatan skala besar;
2. CPO peningkatan 800 %
3. Angkutan peti kemas 500 %
4. Batubara peningkatan 300 % ; sejak 2015 cenderung menurun.
(Kementerian Perhubungan, disalin dari Laporan INDEC 2015, halaman 66)
• Pada tahun 2020 lalu lintas peti kemas Indonesia akan meningkat lebih dari dua kali lipat
volume tahun 2009 dan akan kembali meningkat dua kali lipat pada tahun 2030;
Pengembangan terminal peti kemas sangat diperlukan di berbagai lokasi pelabuhan;
• Peningkatan volume peti kemas juga akan menimbulkan kebutuhan pengembangan pelabuhan
peti kemas sebagai pelabuhan hub baru, baik di bagian barat maupun di timur Indonesia,
seperti Kuala Tanjung dan Bitung sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012
tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.
• Pertumbuhan lalu lintas curah kering dan cair yang lebih rendah menunjukkan bahwa total
tonase muatan hanya akan meningkat sampai dengan 50% pada tahun 2020 dan 50% lagi
pada tahun 2030.
Prediksi Bangkitan lalu Lintas
Perkiraan Volume Komoditas Menurut Wilayah Tahun 2030 ( dalam juta metrik ton )
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2015
Wilayah Peti BBM Batuba CPO Beras Kakao Ikan
kemas ra
Sumatera bagian 56,6 14,4 0 92,0 0,8 0 0
Utara
Kalimantan Barat 7,2 1,8 100,0 9,5 0,1 0 0