Anda di halaman 1dari 19

-

“PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-


PULAU TERDEPAN SEBAGAI SABUK EKONOMI
MARITIM BERBASIS KELAUTAN DAN PERIKANAN”
INDONESIA ADALAH NEGARA KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA
Terdiridari16.056 PulaudanPanjangGarisPantai95.181 km

25%
Wilayah
Daratan
1,9 Juta 𝑘𝑚2 75%
Wilayah Perairan
5,8 Juta 𝑘𝑚2
EKONOMI MARITIM & BELT EKONOMI MARITIM*)

Ekonomi Maritim adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari


struktur perekonomian yang bergerak pada transportasi dan
perhubungan laut, pelabuhan (termasuk industry perkapalan),
perikanan, pariwisata bahari, energi dan pertambangan lepas
pantai, serta sumber daya manusia di sektor maritime.

Belt Ekonomi Maritim adalah desain pembangunan ekonomi yang


berorientasi maritime dengan penekanan pada pembangunan
jaringan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang menghubungkan
pusat-pusat produksi dan perdagangan antara pulau-pulau kecil dan
kota pantai
*Sumber : Buku Pembangunan Ekonomi Maritim di Indonesia (Prof.Dr.Laode M.Kamaluddin:2002)
Model Praktis Ekonomi Maritim
Platform: Belt Ekonomi Maritim
Berbasis Pulau-Pulau Kecil dan Kota-Kota Pantai

“Nilai Sebuah Pulau tidak ditentukan oleh besar kecilnya suatu


pulau tapi lebih ditentukan oleh nilai ekonominya”

Hak Cipta Laode M K


No. 020476, 4 November 1999
X1 • Perikanan

X2 • Pelabuhan

X3 • Transportasi Y=F(Xn) Outcome


Y= Ekonomi Kesejahteraan
X4 • Industri Perkapalan
Maritim

X5 • Wisata Bahari

X6 • Mineral

X7 • SDM

X8 • Jasa Bahari

Xn • ………………………..
Hak Cipta Laode M K
No. 020476, 4 November 1999
Peta 538 Pelabuhan Perikanan Indonesia

http://pipp.djpt.kkp.go.id/
Penurunan Jumlah Produksi karena Banyak
Nelayan berhenti melaut diakibatkan Hasil

01 tangkapan yang tidak terserap (Harga Anjlok).

Dampak Pembatasan Wilayah


Terhadap Logistik Perikanan dan
Kegiatan pariwisata berbasis pesisir atau laut yang Dampak Distribusi Hasil Perikanan baik untuk

04 02
sebelumnya ramai, tiba-tiba mendadak sepi. Jutaan Covid-19 Domestik dan Non-Domestik.
pekerja terancam dirumahkan karena sebagian pada (Disrupsi Supply-Chain)
besar kawasan wisata bahari ditutup atau tak ada
lagi wisatawan yang berkunjung ke sana. Ekonomi
Maritim

03
Akibat berhentinya banyak aktivitas, potensi peningkatan
aktivitas penangkapan ikan dengan cara ilegal, tak
dilaporkan, dan tak diatur (IUUF) juga diprediksi akan
terjadi. Pelaku kapal ikan asing (KIA) yang memanfaatkan
momen itu tidak lain adalah dari negara tetangga di
sekitar Indonesia
STRATEGI PEMERINTAH
DALAM MENJAGA STABILITAS
EKONOMI MARITIM PADA MASA PANDEMI COVID-19
1. Pendataan untuk produksi perikanan (baik tangkap dan budidaya), jaringan dan kapasitas sarana
prasarana infrastruktur cold storage.
2. Kemudahan restrukturisasi pinjaman terkait pembayaran angsuran pinjaman/margin dari Badan
Layanan Usaha-Lembaga Penguatan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU-LPMUKP).
3. Perlindungan kepada Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Contoh program siaga nelayan yang berisi
bakti sosial, bakti usaha, dan bakti sehat perikanan untuk nelayan)
4. Pengembangan perizinan sektor kelautan dan perikanan berbasis online serta memperpendek waktu
pengurusan surat izin usaha pengolahan (SIUP) menjadi tiga hari.
5. Perluasan penerima manfaat untuk kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Ikan (Gemarikan).
6. Kerjasama dengan Kemensos, Mengusulkan agar produk ikan masuk sebagai salah satu bahan
pokok penting dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT).
7. Fokus untuk mempercepat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk sektor kelautan dan
perikanan, terutama perikanan tangkap. Proses tersebut akan dikawal melalui penyuluh perikanan
yang bertugas untuk mendampingi proses sampai tuntas
8. Optimalisasi pelaksanaan Sistem Resi Gudang (SRG) ikan atau dikenal dengan sistem tunda jual.
9. Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga, perwakilan maskapai, perwakilan shipping line,
perwakilan trucking, perwakilan agen cargo, pelaku usaha perikanan dan stakeholder terkait lainnya
dalam rangka mendorong efisiensi distribusi perikanan melalui transportasi darat, udara dan laut.
10. Dalam melaksanakan pengawasan di wilayah laut, Pemerintah Indonesia juga tetap menerapkan
protokol kesehatan yang berlaku di tengah pandemi COVID-19. Upaya itu dilakukan, karena sektor
LANGKAH STRATEGIS YANG PERLU DIAMBIL DALAM RANGKA
PEMULIHAN EKONOMI MARITIM SETELAH MASA PANDEMI

1. Menerapkan penggunaan BigData Kelautan dalam rangka penguatan


kebijakan yang lebih cepat serta terstruktur dan berdasarkan data
realtime.
2. Optimalisasi produktivitas sarana prasarana perikanan tangkap,
penyediaan infrastruktur tangkap yang terintegerasi, optimalisasi
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan berbasis wilayah
pengelolaan perikanan (WPP).
3. Kegiatan pariwisata berbasis pesisir atau laut saat ini perlu dilengkapi
dengan protokol kesehatan. Dalam kondisi saat ini dapat dimanfaatkan
dengan melakukan konservasi ekosistem pesisir.
4. Meningkatkan daya tahan Rantai Pasok dan meningkatkan akses
kelancaran logistik.
5. Diperlukan pengembangan Industri Perikanan di Kota Pantai
(Township) sehingga tercipta ketahanan ketenagakerjaan dalam
bidang kelautan.
Pengolahan Hasil Laut

Hak Cipta Laode M K


No. 020476, 4 November 1999
1000

Hak Cipta Laode M K


No. 020476, 4 November 1999

Anda mungkin juga menyukai