Anda di halaman 1dari 39

PROSPEK PEMGEMBANGAN DAN RESIKO INVESTASI PADA SEKTOR

PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh
Dr. Zulhamsyah Imran
Staf Pengajar Pada MSP FPIK-IPB dan Peneliti PKSPL IPB
Dr. Arif Satria
Dekan FEMA IPB

Focus Group Discussion


Penyiapan Shifting Strategi Sektor Perbankan dalam
Mendukung Sektor Ekonomi Prioritas
Jogjakarta, 17 Desember 2015

1
OUTLINE
1 JASTIFIKASI PEMBANGUNAN MARITIM: PENGEMBANGAN SEKTOR
KELAUTAN DAN PERIKANAN

2 PROYEKSI PERTUMBUHAN DAN PERMINTAAN SEKTOR PERIKANAN DAN


KELAUTAN

ARAHAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN


3 KELAUTAN DAN PERIKANAN

PELUANG, HAMBATAN DAN POTENSI RESIKO INVESTASI SEKTOR


4 KELAUTAN DAN PERIKANAN

PELUANG, HAMBATAN DAN POTENSI RESIKO INVESTASI SEKTOR


5 KELAUTAN DAN PERIKANAN

6 REKOMENDASI SHIFTING STRATEGIES PENGEMBANGAN


INVESTASI SEKTOR KELAUTAN & PERIKANAN

2
JASTIFIKASI PEMBANGUNAN MARITIM:
PENGEMBANGAN SEKTOR KELAUTAN
DAN PERIKANAN

3
Reorientasi Arah Pembangunan Setiap Era
ERA ORDE LAMA
Indonesia negara kepulauan pasca Deklarasi Djuanda 1957; PP Nomor 45/1959
tentang Nasionalisasi Perusahaan-perusahaan Maritim Belanda; Kementerian
Perindustrian Maritim (1965): Orientasi Maritim (industri perkapalan dan pelayaran)

ERA ORDE BARU


Institusi negara yang dibentuk di era orde lama ditiadakan atau dileburkan dengan
institusi lain. Perhubungan laut dilebur kepada Departemen Perhubungan. Sumber
daya ikan bergabung dengan Departemen Pertanian :Wacana Maritim Redup

ERA REFORMASI (Presiden Gus Dur s/d SBY)


Presiden Gus Dur membentuk Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (Cikal
Bakal Pembentukan Kementerian Kelautan & Perikanan: Wacana pengelolaan
sumberdaya perikanan menguat

ERA REFORMASI (Presiden Jokowi)


Visi Poros Maritim Dunia: Integrasi Tata Kelola Pembangunan
Kelautan, Pembangunan Maritim (Industri perkapalan, pelayaran, jasa dan bangunan
kelautan dan Perikanan (pengelolaan sumberdaya perikanan dan konservasi
perairan laut, lahirnya institusi Kementerian Koordinator Kemaritiman (+Sumberdaya)

4
Negara Kepulauan Terbesar di Dunia

LUAS DARAT LUAS LAUT


2
1,9 juta km2 5,8 juta km
(25%) (75%)
LAHAN DARAT
72% PERAIRAN TAWAR

28%
• Jumlah pulau 17.504, terdaftar di PBB 13.466 pulau INDONESIA NEGARA BAHARI DAN
• Garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km)
KEPULAUAN
TERBESAR DI DUNIA
Sumber: data dan informasi geospasial, 2013
5
Potensi Lestari Dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan

Luas Produksi Tingkat


MSY (juta
Jenis Kegiatan Perikanan Perairan 2014 Pemanfaata
ton/tahun)
(juta km2) (juta ton) n (%)

A. Perikanan Tangkap 6.2


1. Laut 5.8 6.5 5.7 87.7
2. Perairan Umum 0.54 0.9 0.42 46.7
B. Perikanan Budidaya 13.3
1. Laut 0.24 42.0 8.4 19.9
2. Tambak (Payau) 0.01 10.0 2.34 23
3. Perairan Umum dan
Tawar 0.14 5.7 2.56 44,91
TOTAL 6.73 65.9 19.4 29,43
Sumber: Statistik Kelautan dan Perikanan 2014 dan Diolah

6
Produksi Komoditas Utama Budidaya 2009-2014

• Kenaikan rata-rata 29.78% (2009-2014


• Produksi budidaya yang meningkat sangat signifikan adalah kerapu
(44.38%), rumput laut (33.23%), dan udang (19.25%)
• Meningkatnya kontribusi produksi udang berasal dari berkembangnya budidaya
udang vanamei, produksi per ha dapat mencapai 10-12 ton (Lampung dan
NTT)
7
Estimasi Nilai Ekonomi Sektor Perikanan Dan Kelautan Indonesia

NILAI EKONOMI
NO SEKTOR EKONOMI Kementerian
(MILYAR USD/TH)

1. Perikanan Tangkap 12 KKP


2. Perikanan Budidaya 80 KKP
3. Industri Pengolahan Hasil Perikanan 100 KKP
4. Industri Bioteknologi Kelautan 180 KKP
5. ESDM 210 ESDM
6. Parawisata Bahari 60
7. Transportasi Laut 30
8. Industri dan Jasa Maritim: Garam 200 KKP
9. Coastal Forestry 8 KLK
10. Sumber Daya Wilayah Pulau Kecil 120 KKP
11. Sumber daya Non-Konvensional 200 KKP
Total 1.200
55% dari 11 sektor dikelola dan dikembangkan pada
Kementerian Kelautan dan Perikanan
8
Kehati Sumberdaya Ikan & Karang Tinggi

• Kaya Kehati SDPL, (590 jenis ikan


dan 396 jenis karang);
• 14 % Karang Dunia berada di
Perairan Indonesia;
• Penghasil Perikanan Karang
Konsumsi Hidup Terbesar di Dunia;
32.000 metric ton/year (WWF
Annual Report, 2012)

9
JUMLAH TANGKAPAN
JUMLAH TANGKAPAN INDONESIA
TUNA INDONESIA
DI WILAYAH
DI WILAYAH RFMO
REGIONAL
ORGANIZATION (RFMO)
FISHERIES MANAGEMENT

Jenis Ikan
RFMO JUMLAH TANGKAPAN Yellow Fin
Big Eye Tuna Skipjack
Tuna
Total 25.963 162.363 104.452
IOTC Indonesia 278 13.741 435
Persentase (%) 1,1 8,5 0,4
Total 59.126 1.292.160 325.300
WCPFC Indonesia 2.028 48.431 11.987
Persentase (%) 3,4 3,8 3,7
Sumber : WCPFC (2012), IOTC (2012)

Sumber : KKP (2013)

10
Nilai Total Potensi Ekonomi Sektor Perikanan Dan Kelautan

Total potensi ekonomi sebelas sektor Kelautan Indonesia: US$


1,2 triliun/tahun atau 7 kali lipat APBN 2015 (Rp 2.000 triliun =
US$ 170 miliar) atau 1,2 PDB Nasional saat ini.
Lapangan kerja: 40 juta orang atau 1/3 total angkatan kerja
Indonesia.
Pada 2014 kontribusi ekonomi kelautan bagi PDB Indonesia baru
22%. Negara-negara lain dengan potensi kelautan lebih kecil
(seperti Thailand, Korsel, Jepang, Maldives, Norwegia, dan
Islandia), kontribusinya > 30%. Sumber: Dahuri (2015)

11
Potensi Ekonomi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan

 Perikanan Tangkap: ± US$ 15,1 m/tahun


 Budidaya Laut : ± US$ 46,7 m/tahun
 Peraian Umum: ± US$ 1,1 m/tahun
 Budidaya Tambak: ± US$ 10 m/tahun
 Budidaya Air Tawar: ± US$ 5,2 m/tahun

Sumber: KKP (2013) 12


Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013

2013
No. Indikator Kinerja Utama % 2014
Target Realisasi *
1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan
(%/thn) 7,00 6,90 99 6,97

2. Produksi Kelautan dan Perikanan (juta ton) 17,49 19,42 111 20,72
 Perikanan tangkap 5,862 6,12 100 6,20
 Perikanan budidaya 11,63 13,30 117 14,52
 Garam rakyat 0,545 1,16 191 2.5
3. Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan 110 104,84 95 102,72
4. Tingkat Konsumsi Ikan Dalam Negeri (kg/kapita/thn) 35,14 35,62 101 37,89

5. Nilai Ekspor Hasil Perikanan (US$ miliar) 4,5 4,16 92 4,64


6. Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara
mitra (kasus) < 10 < 10 100 < 10

7. • Luas Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang dikelola 3,6 juta ha 3,647 juta ha 101 7.8
secara berkelanjutan (juta ha)
• Jumlah penambahan kawasan konservasi perairan (ha) 500 ribu ha 689 ribu ha 138 875 ribu ha
8. Jumlah pulau-pulau kecil, termasuk pulau-pulau terluar yang
dikelola (pulau) 60 62 103 30

9. Wilayah Perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan yang


merusak SDKP (%) 41 46,35 113 38,63%

Sumber: Data Statistika Kelautan dan Perikanan (2015)

13
PROYEKSI PERTUMBUHAN
DAN PERMINTAAN SEKTOR
PERIKANAN DAN KELAUTAN

14
Kontribusi PDB Perikanan thd PDB Nasional 2010-2014

• PDB Perikanan tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional dgn kontribusi
2,34% pada 2014, cenderung mengalami peningkatan dalam periode 2010-2014
• Laju pertumbuhan PDB tahun 2014:
 Perikanan : 6,45% (2013); 7,66% (2014)
 Pertanian : 3,27% (2013); 3,71% (2014)
 Nasional : 5,82% (2013); 5,02% (2014)
• Apabila dibandingkan dengan tahun 2013, nilai PDB Perikanan naik sebesar 17,28%,
yakni dari Rp. 210 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp. 247 triliun pada tahun 2014
• Sumber kontribusi: perikanan, industry pengolahan, ekstraksi garam, konstruksi bangunan
perikanan dan kelautan, perdagangan besar dan eceran, jasa wisata tirta
15
Perkembangan Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)

• Ekspor hasil perikanan telah mengarah pada produk bernilai tambah ditandai dengan
meningkatnya harga rata-rata produk
• Nilai ekspor hasil perikanan tahun 2014 meningkat sebesar 19% dibanding dengan tahun
2013, dengan nilai ekspor tertinggi terjadi pada komoditas udang
• Terdapat surplus neraca perdagangan sebesar USD 3,08 miliar pada tahun 2014
• Impor dikendalikan dengan baik, impor tahun 2014 turun 33,5% dibandingkan tahun 2013
• Nilai ekspor tahun 2014 belum dapat memenuhi target antara lain disebabkan (a) Terjadi
beberapa kasus penolakan ekspor, (b) Semakin ketatnya persyaratan ekspor (SHTI), (c)
Embargo Rusia, serta (d) Kualitas pencatatan data ekspor (daerah perbatasan & harga)

16
Peningkatan Produksi Perikanan

25.00 25.00

19.56
20.00 20.00

15.50
15.00 13.65 15.00
Perikanan Budidaya (rumput laut)
Juta ton

Juta ton
11.66 Perikanan Budidaya (Ikan/Udang)

10.00 10.00
Perikanan Tangkap
Total Produksi

5.00 5.00

0.00 0.00
2 010 2011 2012 2013

• Produksi perikanan budidaya meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan


produksi perikanan tangkap.
• Mininkat 6,7% menjadi 20,7 juta ton (6,2 juta ton perikanan budidaya dan 14,5
juta ton perikanan tangkap) pada 2014 dari 19,56 juta ton pada 2013 Produksi
perikanan tahun 2013 naik sebesar 26,2 % dibanding tahun 2012.
17
Tercapainya Swasembada
TERCAPAINYA Garam Konsumsi
SWASEMBADA GARAM KONSUMSI

URAIAN ton
Pasokan tahun 2013 1.961.308,49
• Sisa produksi tahun 2012 641.700,95
• Produksi tahun 2013 1.319.607,54
- Petambak PUGAR 1.041.472,55
- Petambak NON PUGAR 122.134,99
- PT. Garam 156.000,00
Kebutuhan Garam Konsumsi 1.440.000,00
Surplus 521.308,49
• Sejak tahun 2012 telah terjadi swasembada garam konsumsi
• Berdasarkan rilis dari BMKG, masa produksi tahun 2013 hanya 1,5 bulan,
sehingga dilakukan revisi target dari 1,8 juta ton menjadi 0,545 juta ton
• Tahun 2013 terdapat surplus produksi garam konsumsi sebesar 0,52 juta ton
• Walau belum ada data yang dirilis resmi, produksi garam tahun 2015 akan
meningkat mengingat musim kemarau yang panjang
18
ARAHAN KEBIJAKAN
NASIONAL PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

19
Pentahapan RPJP 2015-2019

RPJM VI
RPJM III (2020 – 2024)
RPJM II (2015 – 2019) Mewujudkan
(2010 – 2014) masyarakat
RPJM I Memantapkan
Indonesia yang mandiri,
(2004 – 2009) Memantapkan pembangunan
secara menyeluruh maju, adil dan makmur
penataan kembali melalui percepatan
Menata kembali NKRI, dengan menekankan
NKRI, meningkatkan pembangunan di segala
membangun Indonesia pembangunan
kualitas SDM, bidang dengan struktur
yang aman dan damai, keunggulan kompetitif
membangun perekonomian yang
yang adil dan perekonomian yang
kemampuan iptek, kokoh berlandaskan
demokratis dengan berbasis SDA yang
memperkuat daya keunggulan kompetitif.
tingkat kesejahteraan tersedia, SDM yang
saing
yang lebih baik. berkualitas, serta
perekonomian
kemampuan iptek

Kabinet Kerja dengan


Visi Poros Maritim

20
Arah Pembangunan Maritim Kabinet Kerja 2015-2019

Visi Kabinet Kerja (RPJM 2015-2019)


“Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong-royong”
Dari 7 misi, 3 diantaranya berkaitan langsung dengan pembangunan maritim
 Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
 Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
 Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
4 Agenda Utama
 Pembangunan kedaulatan maritim,
 Pengelolaan sumberdaya alam dan jasa kelautan berkelanjutan,
 Pembangunan infrastruktur maritim, dan
 Penguatan sumber daya manusia (SDM), iptek, dan budaya maritim.
Sumber: Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
21
Landasan Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
1. Kedaulatan dalam politik
2. Berdikari dalam ekonomi
3. Kepribadian dalam kebudayaan

Pancasila 1 Juni
Trisakti Nawa Cita
1945

Arah Pembangunan
Kelautan dan
Perikanan

Orientasi paradigma
pembangunan (paradigm
shift) ke arah
pembangunan berbasis
kelautan dan kepulauan

Sektor Unggulan Nasional:


Pertumbuhan Kemaritiman dan Kelautan Pemerataan
dan Kedaualtan Pangan

Modernisasi

22
Arah Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015-2019
Potensi Lingkungan Strategis Tantangan & Masalah

VISI: Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia


yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional

MISI: Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability),


Kesejahteraan (Prosperity)

23
Key Performance Indikator Pembangunan Sektor Kelautan & Perikanan

KPI 2015 2016 2017 2018 2019


Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00 7,05 7,10 7,15 7,20
Nilai peningkatan ekonomi KP 0,59 0,69 0,79 0,90 1,00
Produksi perikanan (juta ton) 24,12 26,04 30,29 32,93 39,97
Produksi garam rakyat (juta ton) 3,3 3,6 3,8 4,1 4,5
Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) 5,86 6,82 7,62 8,53 9,54
Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 40,9 43,88 47,12 50,65 54,49
Persentase peningkatan PNBP dari 5 7,5 10 12,5 15
sektor KP (%)
Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri 5 10 15 20 25
Sumber: Permen KP Nomor 25/Permen-KP/2015

24
PELUANG, HAMBATAN DAN POTENSI
RESIKO INVESTASI SEKTOR
KELAUTAN DAN PERIKANAN

25
Peluang Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan

Nilai ICOR 7 Sektor Kelautan dan Perikanan (Tridoyo 2013)

• Indikator peluang investasi sector kelautan dan perikanan dapat dinilai dari nilai ICOR
• Kisaran nilai ICOR 3,31-4,02
• Semakin rendah nilai ICOR, semakin efisien dan semakin tinggi peluang investasinya
• Skala prioritas: pariwisata bahari, perikanan, jasa kelautan lainnya, industry maritime,
angkutan laut, pertambangan, bangungan laut
26
Beberapa Jenis Peluang Investasi Sektor Perikanan

• Skala kecil: < 5 GT


Perikanan • Skala sedang: 8-30 GT
• Skala Besar/Industri: > 60 GT
Tangkap • Alat Tangkap
• Pelabuhan, Bengkel, Shipyard, dan dok

• Tambak: tradisional plus, semi intensif,


intensif, dan super intensif
• KJA: kerapu, kakap, lobster, dan
Perikanan vanamei
• Rumput laut: rakit, dan tali
Budidaya • Mutiara
• Budidaya Ikan Hias
• Budidaya Sidat
Perikanan • Budidaya Tuna

• Sarana: pabrik es, SPDN, Cold Storage,


Transportasi
• Pengolahan Ikan asin
Pengolahan • Rumput laut kering
Hasil • Dodol rumput laut
• Tepung ikan dan garam
Perikanan • Agar-agar dan alkinat
• Ikan pindang, asap dan kayu
• Ikan teri rebus dan kering

• Obat-obatan
Bioteknologi • Bioebergi
Perikanan • Komestika
• Tulang dan gigi artifisial

27
Beberapa Contoh Nilai Investasi Sektor Perikanan

Perikanan Tangkap
No Jenis Kegiatan Investasi (Rp. 000) Keuntungan (Rp. 000) BCR PP (/ Tahun)
Perahu motor tempel + 1 Alat Tangkap
1 32.800- 39.000 44.599 (Selama 10 bulan) 1.15 0.80
(1GT)
2 Kapal Motor + 1 Alat tangkap (5 GT) 150.000 -193.000 55.883 (Selama 10 bulan) 1.18 3.45
3 Kapal Motor + 1 Alat tangkap (10 GT) 196.000 - 250.000 271.778 (Selama 10 Th ) 1.05 26.49 % (IRR)

4 Kapal Motor + 1 Alat tangkap (30 GT) 1.010.000 - 1.578.441 29. 450 - 36.306 (/th) 72 Trip (2 th)
5 Alat Tangkap
Pukat Udang (5 GT) 4,100 846 1.10 0.34
Pengumpul Kerang (5GT) 4,400 2,895 1.78 0.16
Payang (5-10 GT) 24,000 15,881 1.78 0.16
Jaring Insang Hanyut (5 GT) 24,100 19,748 2.00 0.14
Jaring Insang Lingkar 23,800 5,168 1.15 0.25
Handline 8,400 8,375 1.89 0.15
Bubu 9,200 5,816 1.74 0.16
Pukat Pantai 7,500 10,216 1.04 0.30
Diolah dari berbagai sumber

28
Beberapa Contoh Nilai Investasi Sektor Perikanan

Perikanan Budidaya

No Jenis Kegiatan Investasi (Rp. 000) Keuntungan (Rp. 000) BCR PP (/ Tahun)
1 Tambak Udang (/ha) 31.500 - 33012 12.402 (/musim) 1.37 3.94
2 Rumput Laut (/unit) 4.840 - 14.761 10.661 - 29.803 (musim) 1.39 3.78
3 KJA Kerapu (/unit) 25.000 - 50.000 19.550 - 31.971 (musim) 1.71 3.65
4 Budidaya Karang Hias 72,136 58.431 (4 th)
5 Budidaya Kepiting Lunak 30.000 - 35.920 6.080 -21.000 (1 th) 1.61
6 Budidaya Tiram Mutiara 12.280.000 - 20.000.000 9.563.635 - 10.842.685 (4 th) 1.91

29
Beberapa Contoh Nilai Investasi Sektor Perikanan

Pengolahan Hasil Perikanan

No Jenis Kegiatan Investasi (Rp. 000) Keuntungan (Rp. 000) BCR PP (/ Tahun)
1 Usaha Pemindangan Ikan 212.020 - 2.500.000 67.296.149 (/Bln) 1.07
2 Usaha Pengasinan Ikan (Industri) 1.500.000 - 3.000.000 920.620.000 (thn) 1.12 3.60

Industri Rumput Laut Olahan (ATC)


3 2,160,000 72.496 - 2.100.000 (/bln) 1.98 2.93
E.Cottoni
4 Industri Fillet Ikan 2,772,455 27.135. (/Th) 1.05 3.8
5 Industri Pengalengan Ikan 6.466.962. 3.097.031 (/th) 1.22 2.5

30
Hambatan dalam Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan

Sistem finansial. Kebijakan sector perbankan atau lembaga keuangan di

1 Indonesia yang sebagian besar keuntungannya diperoleh dari penempatan


dana di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), untuk pembiayaan industri maritim
sangat tidak mendukung. Akibatnya bunga pinjaman sangat tings.Berkisar
antara 11-12 persen per tahun dengan 100 persen kolateral (senilai pinjaman).
Beban dari Pajak Pertambahan Nilai. Kepmmkeu No 370/KMK.03/2003

2 tentang Pelaksanaan Pajak Pertambalnn Nilai yang Dibebasknn atas impor


dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu dan/atau Penyerahan Jasa
Kena Pajak Tertentu, bahwa sektor perkapalan mendapat pembebasan
pajak, Narrrun, semua pembebasan pajak itu kembali harus dibayar jika
melanggar
pasal'I..6, Gntang Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang pada impor
Buruknya kualitas sumber daya maritim Indonesia menyebabkan
3 biaya langsung industri maritim menjadi tinggi, terutama pelaku industry
perikanan
Persoalan klasifikasi industri maritim di tangan Badan Usaha Milik Negara

4 (BUMN) dengan kendali Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungary


PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), membuat industri maritim Indonesia
semakin terpuruk
31
Potensi Resiko Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan

• Gejala overfishing di beberapa wilayah perairan laut Indonesia telah


mengalami : Laut Arafura, Laut Jawa, dan Selat Malaka
• Praktik-praktik IUU fishing yang terjadi di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), baik oleh kapal-kapal
perikanan Indonesia (KII) maupun oleh kapal-kapal perikanan asing
(KIA): US$ 10–23,5 miliar (Agnew dkk, 2005)
• Masalah perbatasan laut merupakan salah satu kendala dalam
pengawasan sumberdaya perikanan dan kelautan di wilayah Perairan
Indonesia akan bermuara kepada pencurian ikan
• Hasil tangkapan dan budidaya tergantung musim
• Dalam pengembangan perikanan budidaya, masih dihadapkan pada
permasalahan implementasi kebijakan tata ruang dan rencana
zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terbatasnya prasarana
saluran irigasi, terbatasnya ketersediaan dan distribusi induk dan benih
unggul, kesiapan dalam menanggulangi hama dan penyakit, penyediaan
fasilitas kolam dan air yang baik serta permasalahan bahan baku pakan
dan kestabilan harga, serta tingginya harga pakan.
32
Potensi Resiko Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan

• Rendahnya produktifitas perikanan budidaya juga disebabkan


karena struktur pelaku usaha perikanan budidaya adalah skala
kecil/tradisional (± 80%), dengan keterbatasan aspek permodalan,
jaringan teknologi dan pasar.

• Serangan hama dan penyakit ikan/udang, serta adanya pencemaran


yang mempengaruhi kualitas lingkungan perikanan budidaya.

• Semakin meningkatnya kegiatan lalu lintas hasil perikanan membawa


konsekuensi meningkatnya risiko masuk dan tersebarnya hama dan penyakit
ikan berbahaya serta masuknya hasil perikanan yang dapat merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia.

• Hama dan penyakit, negara mitra dagang seperti Uni Eropa, China, Rusia,
Canada, Korea, Vietnam dan Norwegia, semakin memperketat persyaratan
jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan (health, quality and
safety assurance)

33
Potensi Resiko Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan

• Usaha pegaraman masih tradisional, minimnya infrastruktur, dan tata niaga garam yang
belum mendukung

• Struktur armada penangkapan ikan yang masih didominasi oleh kapal berukuran kecil,
belum optimalnya integrasi sistem produksi di hulu dan hilir, serta masih terbatasnya
penyediaan sarana dan prasarana secara memadai.

• Lemahnya daya saing dan produktivitas adalah kualitas SDM dan kelembagaannya

• Masih adanya keterbatasan dukungan permodalan usaha dari pihak perbankan dan
lembaga keuangan lainnya kepada para nelayan/pembudidaya. Nelayan/pembudidaya ikan
masih mengalami kesulitan mengakses permodalan atau kredit akibat terkendala oleh
pemenuhan persyaratan prosedural perbankan

• Bencana alam dan perubahan iklim dapat berdampak serius terhadap kegiatan
pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan, seperti kenaikan muka air laut (sea
level rise) yang dapat menyebabkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan sebagian
wilayah/lahan budidaya di wilayah pesisir, intrusi air laut ke daratan, peningkatan dan
perubahan intensitas cuaca ekstrim (seperti badai, siklon, banjir) yang berpengaruh
terhadap kegiatan penangkapan dan budidaya ikan, serta kerusakan sarana dan
prasarana.

34
Potensi Resiko Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan

• Kemiskinan, dan kondisi kesejahteraan para nelayan dan pelaku usaha


untuk dapat memenuhi kebutuhan dengan pendapatan yang diperolehnya masih
sangat terbatas.

• Menghadapi MEA 2015, utamanya adalah belum adanya perlindungan


terhadap pelaku usaha UMK untuk meningkatkan daya saing melalui sinergi
lintas sector (termasuk dalam mengakses sumber pembiayaan), perlindungan
terhadap pasar domestik, dan sertifikasi produk.

• Tumpang tindih pemanfaatan lahan di wilayah pesisir antara perikanan dan


industri

• Degradasi ekosistem di wilayah pesisir (mangrove, terumbu karang, dan


padang lamun)

• Potensi pencemaran di wilayah pesisir (tailing, industry, organik, dan sampah)

• Tumpahan minyak dan air balas, terutama pada jalur-jalur pelayaran


internasional

35
REKOMENDASI SHIFTING STRATEGIES
PENGEMBANGAN INVESTASI SEKTOR
KELAUTAN DAN PERIKANAN

36
Rekomendasi shifting strategies pengembangan investasi sektor
kelautan dan perikanan

• Perubahan visi pembangunan yang komprehensif antara pembangunan laut dan darat
harus diikuti komitment yang kuat untuk pengembangan perekonomian yang
kuat, mandiri, adil dan makmur Menuju poros maritime dunia;
• Pemerintah memberikan komitmen dan keberpihakan yang konsisten pada
pembangunan ekonomi berbasis maritim serta manfaatkannya untuk kesejahteraan
masyarakat Indonesia yang tersebar dari wilayah nusantara.
• Penataan aspek hukum dan peraturan yang menjamin kepentingan pelaksanaan UUD
1945 khususnya pasal 33 diarahkan kepada penataan undang-undang dan peraturan
yang harmonis dalam memajukan maritim Indonesia.
• Peningkatan kesadaran dan kerjasama antar pemangku kepentingan kelautan nasional
termasuk didalam penataan kelembagaan negara dibidang kelautan dan menata
kelembagaan di daerah sesuai dengan amanat UU Nomor 23 Tahun 2014
• Mempersiapkan rencana zonasi wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil sesuai
dengan amanah UU Nomor 26 Tahun 2007, UU Nomor 27 Tahun 2007 dan UU Nomor
23 Tahun 2014 untuk akserasi pemanfaatan dan pengelolaan wilayah dan sumberdaya
wilayah pesisir dan laut

37
Rekomendasi shifting strategies pengembangan investasi sektor
kelautan dan perikanan

• Peningkatan investasi di bidang kelautan dan maritim melalui kebijakan fiskal dan
moneter yang progresive berbasiskan kepentingan nasional sehingga investasi dapat
berkembang dan mendorong pertumbuhan sektor ekonomi unggulan yang dapat
meningkatkan kemakmuran;
• Pengembangan investasi kelautan dan perikanan harus berorientasi kepada
pengembangan matapencaharian masyarakat pesisir dan usaha kecil dan menengah
berbasis pada pendekatan ekosistem;
• Mengembangkan konektivitas antar pulau melalui prasarana dan sarana
perhubungan, telekomunikasi, dan energi untuk memudahkan masyarakat berinteraksi
dan berkomunikasi dalam mengembangkan potensi maritim yang mendorong
aktivitas sektor ekonomi unggulan, khususnya pariwisata bahari dan masyarakat
pulau;
• Penyusunan grand design pembangunan bidang kelautan yang terdiri dari
perikanan, pariwisata bahari, industri maritim, pertambangan dan energi, transportasi
laut, bangunan kelautan dan jasa kelautan yang berpihak pada pengembangan
sumberdaya manusia Indonesia di masa yang akan datang.

38
TERIMAKASIH
zulhamsyah.imran@gmail.com

The author has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate. 39

Anda mungkin juga menyukai