PENDAHULUAN
1. Latar belakang
tidak mencakub 37% dari spesies ikan didunia (Kantor Menteri Negara
jenis ikan bernilai ekonomis tinngi antara lain : Tuna, Cakalang, Udang, Tongkol,
indonesia bekerja sebagai nelayan dengan rincian 2.573.300 jiwa sebagai nelayan
dilaut dan 753.600 jiwa di perairan umum. (Data Statistik Perikanan Tangkap
Indonesia, 2005).
salah satu komoditas utamam yang di eskpor keluar negeri. Dengan potensi yang
1
tumbuh fluktuatif. Kendati demikian, nilai PRDB Simeulue dari tahun ke tahun
cenderung meningkat.
daerah kepulauan yang dikelilingi garis pantai yang panjang, Simeulue kaya akan
potensi perikanan dan kelautan. Potensi perikanan di daerah tersebut terdiri dari
ikan tangkapan laut dan budidaya. Di samping itu, juga terdapat potensi kelautan
selain ikan, seperti pantai yang indah, terumbu karang, rumput laut, dan
kandungan minyak dan gas bumi lepas pantai yang belum dieksplorasi. Banyak
jenis ikan tangkapan laut dan budidaya yang terdapat di Simeulue, diantaranya
Lemuru, Ekor kuning, Alu-alu, Pari, Cumi- cumi, Gurita, Teri, Kepiting, Kakap,
Lobster, Teripang, Hiu, dan ikan lainnya. (BPS Kabupaten Simeulu, 2016).
kategori perikanan yang memiliki nilai produksi yang tinggi. Berdasarkan data
statistik dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue tahun 2017 hasil
Jumlah produksi pada tahun 2017 baik itu ikan maupun gurita memiliki
hasil perikanan yang cukub banyak, salah satunya yaitu gurita. Gurita di Simeulue
sangat lah diminati oleh masyarakat karena daging gurita yang sangar gurih dan
memiliki kandungan gizi rendah kalori dan lemak sehingga membuat harganya
semakin tinggi maka dari itu masyarakat nelayan di simeulue memiliki ide untuk
menciptakan alat untuk menangkap gurita sebagai alat bantu untuk mudah
menangkap gurita.
2
1.1. Rumusan Masalah Penelitian
Alafan?
Alafan.
kecamatan Alafan.
kecamatan Alafan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
produksi hasil tangkapan per unit usaha dalam kegiatan perikanan tangkap.
ekonomi dalam bidang penangkapan atau pengumpulan hewan atau tanaman air
yang hidup di laut atau perairan umum secara bebas. Pemanfaatan sumberdaya
jangka waktu yang relatif lama. Ketentuan Umum Undang-Undang No. 9 Tahun
upaya termasuk kebijakan dan non kebijakan yang bertujuan agar sumberdaya itu
produksi gurita Indonesia pada tahun 2010 sebesar 10860 ton, terbesar keempat di
Asia (Jereb et al. 2016). Pada bulan Mei 2017, Indonesia melakukan ekspor
4
Republik Indonesia 2017). Potensi sumberdaya gurita Indonesia cukup tinggi dan
(Allison, Bush, Leschen, & Williams, 2016). Hal senada juga diungkapkan
layanan pendukung untuk industri perikanan. Oleh karena itu perdagangan global
ikan yang akan menjadi bagian penting dari transisi menuju perikanan
2.1.3. Gurita
delapan lengan yang menempel pada kepala, memiliki mulut berbentuk paruh,
memiliki dua baris penghisap (suckers) di bawah tiap lengan, dan memiliki lengan
hectocotylus pada jenis jantan (Thomas 2014). Gurita dapat ditemukan di perairan
laut di seluruh dunia (Conners dan Jorgensen 2007 dalam Bagaskoro, 2018 ),
genus ini berasal dari bahasa Yunani octo (delapan) dan podos (kaki). Menurut
Bouchet dan Gofas (2015), jumlah spesies gurita pada genus Octopus mencapai
5
301 spesies.Terdapat dua spesies valid gurita anggota genus Octopus yang
ditemukan di Indonesia, yaitu Octopus cyanea (Ghofar 1999) dan Octopus pyru
Pada tahun 2015 nilai ekspor hasil perikanan ditargetkan sebesar USD
5,86 miliar. Secara kumulatif nilai ekspor hasil perikanan Indonesia periode
Desember 2015), atau tercapai 67,41%. Komoditas utama ekspor hasil perikanan
tahun 2015 adalah udang (41%), TTC (15%), kepiting/rajungan (8%), rumput laut
tahun 2015 menurun 14,87% apabila dibandingkan dengan nilai ekspor tahun
2014, yang mencapai USD 4,64 miliar. Namun demikian beberapa komoditas
USA dari Indonesia mencapai 26,71% (dalam volume) dan 31,49% (dalam nilai).
Dalam hal ini Thailand dan Filipina bahkan menunjukan pertumbuhan yang
6
Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Per Jenis Komoditas Tahun 2015
Volume Nilai
NO Komoditas
( Ton ) ( USD 000 )
1 Udang 193,133 1,627,052
2 Tuna-Tongkol-Cakalang 173,140 587,699
3 Kepiting-Rajungan 23,926 314,180
4 Rumput Laut 216,356 210,790
5 Cumi-cumi-sotong-gurita 98,993 212,649
6 Tilapia 14,735 89,817
7 Lobster 2,578 30,873
8 Kerapu 7,035 33,396
9 Ikan hias 1,465 19,658
10 Mutiara 29 31,239
11 Kekerangan 7,812 20,759
Lainnya 345,557 778,280
12 1,084,757
Jumlah 3,956,392
paling cepat, berenang dengan baik dan terbang paling tinggi. Semua ini karena
keberadaan kerangka yang terbuat dari bahan keras dalam tubuh mereka, misal
bagi otot-otot yang menegang dan mengendur, yang dapat melakukan gerakan
belakang. Ini dikarenakan struktur tubuh mereka yang tidak bertulang. Gurita
berjalan melintasi bebatuan dan lembah curam di laut dalam. Kulit bagian dalam
gurita tersusun atas banyak lapisan otot yang saling bertumpukan. Susunan otot
7
yang saling memperkuat dan saling menyeimbang ini memungkinkan gurita
semua invertebrata sepenuhnya bertubuh lunak atau tak berpenyangga. Ada yang
berkulit luar keras. Kulit ini bukan hanya berperan sebagai pelindung tetapi juga
dapat membentuk semacam kerangka di luar tubuh, seperti siput dan remis besar.
Sebagian besar binatang tanpa tulang belakang berukuran kecil. Banyak yang
hidup di air, yang mendukung mereka. Pada lahan yang kering, binatang besar tak
pulih dan sumber daya alam yang tidak dapat pulih, sumber daya yang dapat pulih
mamalia laut), rumput laut ( seaweed ), padang lamun ; hutan mangrove; dan
terumbu karang. Sedangkan sumberdaya tak dapat pulih antara lain, mencakub
minyak dan gas, bijih besi, pasir timah, bauksit, dan mineral serta bahan tambang
Gurita dan ikan teri merupakan salah satu makanan laut yang banyak
tujuan ekspor gurita dan ikan teri adalah Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan,
Taiwan, dan Hong Kong. Indonesia saat ini berada di peringkat ke-11 sebagai
8
pengekspor gurita ke Jepang pada tahun 2012 (Vietnam Association of Seafood
tangkap Sulawesi Tenggara (KKP, 2010), sejak tahun 2007 sampaidengan 2009,
volume ekspor gurita mencapai 3.104 ton. Adapun pada tahun 2009, terjadi
penurunan sebesar 32% dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 1.242 ton.
tangkapan nelayan karena pengaruh cuaca yang kurang baik sehingga nelayan
Sesuai dengan namanya, jenis alat pancing ini ditujukan untuk menangkap
gurita (octopus). Kita tahu, gurita merupakan salah satu komuditi mahal bagi
harganya cukup “waaah”.pancing gurita ini sangat spesifik, karena pada badan
alat pancingnya terdapat sekian banyak mata kail yang melengkung dan mencuat
ke atas. Melalui tali pancing yang panjang, maka alat pancing yang bermata
banyak tersebut diturunkan pada lokasi yang diduga banyak dihuni gurita, yang
umumnya pada karang bergua-gua batu, sedikit disebelah atas mata pancing
tersebut ditautkan beberapa ikan umpan pada tali pancing. Manakala gurita tengah
Gurita memang sudah lama dikenal sebagai makanan dari laut, tetapi
belum memasyarakat seperti hewan kerabatnya antara lain cumi-cumi dan sotong.
9
Beberapa penelitian ilmiah membuktikan bahwa Cephalopoda merupakan hewan
laut yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang bergizi karena
mengandung protein dengan kadar yang lebih tinggi, dibandingkan dengan zat-zat
lain yang terdapat didalam hewan tersebut. Selain itu daging Cephalopoda juga
mengandung lemak, kalsium, fosfor dan zat organik lain. Di beberapa negara
seperti Jepang, Spanyol, Italia dan Filipina, gurita telah benar-benar dikenal
sebagai makanan, walaupun belum dikenal secara luas. Penduduk Indonesia yang
sebagai bahan pangan. Penangkapan gurita dilakukan pada saat air laut surut
rendah dengan cara mengais di rataan terumbu yang nyaris tanpa air. Selain
dikonsumsi sendiri sebagian dari hasilnya dijual di pasar lokal dalam keadaan
10
BAB III.
METODE PENELITIAN
3.2. Alat
Adapun alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar
kuisioner, buku tulis, pulpen dan kamera foto. tempat penelitian yaitu di
Kecamatan Alafan.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
1. Data Primer adalah data yang di peroleh atau dikumpulkan langsung dari
kecamatan Alafan.
2. Data Skunder adalah Data yang diperoleh atau di kumpulkan oleh orang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini, biasanya
11
3.4. Analisis Data
yang ada. Data tersebut kemudian dianalisis dan disajikan ke dalam bentuk tabel.
dilapangan. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden
Data Skunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada. Contoh data skunder misalnya cacatan atau dokumntasi perusahaan berupa
gaji, laporan keuangan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari referensi,
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
yang lain.
12
3.5. Rancangan Pengolahan Data
13
DAFTAR PUSTAKA
Bouchet P, Gofas S. 2015. Octopus Cuvier, 1798 [internet]. [diacu 2017 Juni 2].
Tersedia
Jereb P, Roper CFE, Norman MD, Finn J. 2016. Cephalopods of the World - An
Annotated and Illustrated Catalogue of Cephalopod Species Known to
Date. Volume ke-3. Roma (IT): FAO. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
14