JAKARTA 2010
NATIONAL PLAN OF ACTION (NPOA) SHARK AND RAY MANAGEMENT Cetakan Pertama, November 2010
Penyusun : Kosasih Siti Kamarijah Liliek Farida Sugeng Prayogi Panca Berkah Graydam
Diproduksi oleh: Direktorat Sumberdaya Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Gedung Mina Bahari II lt. 10 Jl. Medan Merdeka Timur no. 16, Jakarta 10110 Telepon: +62 21 3453008
KATA SAMBUTAN
International Plan of Action (IPOA) untuk konservasi beberapa jenis ikan cucut yang telah
FOREWORD
Fisheries resources has the nature of common property rights, where the use of fisheries resources can be used in the same time by more than one individual. Therefore, each type of utilization that would provide a relatively good level of profitability, would lead to the use of a strong pressure of resources so that if it is not managed well will tend to lead to excessive utilization and did not rule out the possibility of threats to the continuity of the life of fish resources. Shark (sharks and rays) are included in the sub-group Elasmobranchii of the group
Cartilaginous fishes. Currently, more than 200 species of shark in the world, as many as 84
species have been identified in Indonesia. The habitat varies from inshore to trench. Shark have low fecundity, mature at a relatively old age, contains a long time and live longer (to reach 45-50 years). In terms of fishing, shark is one of the commodities of high economic value, especially fins so that the higher the level of fishing, the more vulnerable populations. Therefore, in 1999, the Committee on Fisheries Agency for Food and Agriculture Organization (FAO) has approved the International Plan Of Action (IPOA) Shark for conservation and management of shark, and all countries are encouraged to develop national action called by the National Plan Of Action (NPOA). Indonesia through the Ministry of Marine Affairs and Fisheries in this regard the Directorate General of Capture Fisheries has compiled NPOA-Shark, which is one form of support to the International Plan of Action (IPOA) Shark for conservation of several species of fish that have been prepared by FAO. Thank you to the Director of Fish Resources and his staff and to all those who have helped resolve this NPOA-Shark, hopefully can be used as a reference for the management of sharks (shark and ray) in Indonesia.
KATA PENGANTAR
NPOA-Shark ini tidak statis namun dinamis, oleh karena itu penyempurnaan terus
menerus merupakan kesempurnaan dari NPOA-Shark. Penyempurnaan akan dilakukan melalui pengkajian implementasi dari NPOA dimaksud. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat untuk pengelolaan Shark (Ikan Cucut dan Pari) di Indonesia.
PREFACE
National Plan Of Action of the Shark (NPOA-Shark) is a national action plan for conservative management of shark and rays in Indonesia which is derived from the International Plan Of Action of the Shark (IPOA-Shark). This book contains about the current conditions, issues, action plans for implementation in the management of shark in Indonesia. NPOA-Shark is not static but dynamic, and therefore continuous improvement is the perfection of NPOA-Shark. Improvements will be done through the assessment of NPOA implementation intended. Hopefully this book useful for the management of the Shark (Shark and Rays) in Indonesia.
I. INTRODUCTION In 1999 the International Plan of Action for the Conservation and
I. PENDAHULUAN Dalam tahun 1999, Rencana Aksi Internasional untuk konservasi dan
Management of Sharks (IPOA-Sharks) was ratified by the Committee of Fisheries (COFI) of the Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). Although voluntary, all shark and ray fishing States are encouraged to implement the IPOA-Sharks by developing Shark Assessment Reports (SARs) and National Plans of Action (NPOAs). The latter should aim to improve species-specific catch and landings data collection, monitoring and management of shark fisheries. The IPOA also recognizes the importance of international collaboration on data collection and management of transboundary, straddling, highly
pengelolaan ikan cucut dan pari (IPOA Sharks) telah disahkan oleh Komite
Perikanan Badan Organisasi Pangan Dunia (FAO) Walaupun bersifat sukarela, semua negara penangkap cucut dan pari didorong untuk melaksanakan IPOA - Sharks
melalui pengembangan kajian cucut dan pari serta Rencana Aksi Nasional (NPOA). Tujuan akhirnya adalah untuk
memperbaiki tangkapan spesifik per jenis, pengumpulan data pendaratan, monitoring dan pengelolaan perikanan cucut dan pari. IPOA juga mengakui pentingnya kerjasama internasional untuk pengumpulan data dan pengelolaan lintas batas, stok bersama, stok cucut dan pari laut lepas serta beruaya jauh. Dokumen NPOA Indonesia ini
migratory and high seas shark and ray stocks. The document of NPOA-Indonesia include the important areas relating to conservation and management of shark and ray internationally. The scope includes the position of geography, biodiversity, distribution, endemic species, aspects of shark and ray fisheries which will be done at national and regional levels. Regional coordination is also needed to implement effectively NPOA implementation.
mencakup hal-hal yang penting terkait dengan konservasi dan pengelolaan cucut dan pari secara internasional. Adapun cakupannya meliputi posisi geografi, jenis
endemik, aspek perikanan cucut dan pari yang akan dilakukan pada tingkat nasional dan regional. Koordinasi regional juga dibutuhkan untuk melaksanakan
II. RECENT STATUS OF SHARK AND RAY FISHERIES a. Shark and ray in general is by catch.
b. Generally the fishing equipment to
II. KONDISI PERIKANAN CUCUT DAN PARI SAAT INI a. Perikanan cucut dan pari umumnya merupakan pada hasil
tangkapan sampingan. b. Alat tangkap yang umumnya untuk menangkap cucut dan pari antara lain rawai tuna, jaring insang, pukat ikan dan udang, dsb. c. Jenis-jenis cucut dan pari di
catch a shark and ray among others longline, gill nets, trawl for fish and shrimp, etc. c. The types of shark and rays in Indonesia consists of more than 200 species and some of the commercial catches (attached). d. All parts of the body used (fin, liver, bone, skin, meat, etc.). e. In every province there is a landing place for shark and ray fisheries. f. The tendency decline in production and species of shark and ray
Indonesia berjumlah lebih dari 200 jenis dan sebagian merupakan hasil tangkapan komersial (terlampir) d. Semua bagian tubuh dimanfaatkan (sirip, hati, tulang, kulit,
daging,dsb) e. Di setiap propinsi terdapat tempat pendaratan untuk perikanan cucut dan pari f. Ada kecenderungan penurunan
III. ISSUES General problems sharks and rays, including: a. Taxonomy and identification of species. b. Accuracy of catch data and fishing effort. c. Socioeconomic. d. The high market demand for the product.
Taksonomi dan identifikasi jenis. Akurasi data hasil tangkapan dan upaya penangkapan.
c. d.
terhadap produk
e.
Informasi perikanan cucut dan pari yang benar terkait dan dengan
utilization and management is still limited. f. There are still catching a small shark / weight approximately 0.5 kg.
f.
pengelolaan
Masih ada penangkapan cucut yang berukuran kecil / berat kurang lebih 0.5 kg
IV. KEY ACTIONS Based on the above issues, the main activities that will be classified in six actions: 1. Review status of shark and ray fisheries in Indonesia a. National or Province b. Regional (SEAFDEC, ACIAR, IOTC, CCSBT, WCPFC, etc.) c. International (UN, FAO,
IV. AKSI-AKSI POKOK Berdasarkan diatas, kegiatan permasalahan pokok tersebut akan
yang
Nasional atau Propinsi Regional (SEAFDEC, ACIAR, IOTC, CCSBT, WCPFC, dsb)
c.
Internasional
(PBB,
FAO,
2. Compilation of methods and data collection process The collection and exchange of data a. Facilitate data collection of shark and ray fisheries and fisheries monitoring at
2. Penyusunan metode dan proses pengumpulan data Pengumpulan dan pertukaran data
a.
monitoring
perikanan
national and regional levels and encourage the usage of shared data.
b. Have the same approach at the national and regional levels for shark and ray management together. c. Improve data collection
b.
Memiliki
pendekatan
yang
upaya sesuai
dengan hasil tangkapan yang didaratkan dalam suatu format. Basis data merupakan sebuah kebutuhan sebagai komitmen jangka mendukung perikanan. panjang untuk
management.
Requirements database is intended for: Ensuring the data in accordance with the
classification standards. Ensuring the accuracy of the data. Ensuring the integration of data and consistency of internal data. Providing easy access and facilitate the -
dengan standar klasifikasi Menjamin akurasi data Menjamin dan data Memberikan akses kemudahan data dan integrasi data
konsistensi
internal
memfasilitasi keterpaduannya.
e.
possibilities of economic utilization of fishery and non-consumption. f. By catch whether utilized or the waste must be
f.
Hasil
tangkapan baik
sampingan yang
(bycatch)
recorded.
Improving specific data a. Ensure that where possible the processes for accuracy catch data shark and ray using the observer,
Menjamin kemungkinan
bahwa
dimana
proses-proses
untuk akurasi data tangkapan cucut dan pari menggunakan observer, monitoring dan atau program-program penelitian
monitoring and or fisheries independent programs. b. Make a field guide and poster for the effectiveness of identification. These
b.
research
perikanan independen. Membuat panduan lapangan dan poster untuk keefektifan identifikasi. Panduan ini harus memasukan nama-nama lokal.
c.
guidelines should include local names. c. Improve skills for identification fishermen,
Meningkatkan
keahlian
identifikasi jenis bagi nelayan, observer, perikanan peneliti dan staf serta
mengembangkan komunikasi.
3. Development of shark and ray research a. Building a time series for use in analyzing biodiversity. b. Determination strategies to of survey overcome
Membangun series/runtun
data waktu
time untuk
biodiversity issues. c. Develop a study of knowledge about life cycles, distribution, habitat mapping, etc.
keanekaragaman hayati.
c.
kajian siklus
distribusi,
pemetaan
habitat, dll.
d. Conducting feasibility study for the implementation ecosystem base fisheries management for the shark and ray fisheries in Indonesia. e. Plan, collect and analyze
d.
pengelolaan
fisheries data from shark and ray fishing vessels, such as: The number, type and size of ships Characteristics fishing selectivity Seasonal patterns in the fishing The locality of fishing in relation to the distribution of the stock and other fleets (including historically) Navigation tools and of the and
Merencanakan,mengumpulkan dan menganalisa data perikanan dari kapal penangkap cucut dan pari, seperti : Jumlah, jenis dan ukuran kapal Karakteristik alat tangkap dan selektivitasnya Pola musim penangkapan Penangkapan lokal terkait dengan penyebaran dari
equipment
sejarahnya) Alat bantu navigasi dan teknologi cucut dan pari Hasil Tangkapan penangkapan
pemanfaatan
cucut
the
management
langkah-
and
ray
fisheries
Perikanan
cucut
dan
pari
berkelanjutan
a.
Melaksanakan
monitoring
monitoring of shark and ray resources, including: Preparations resources System of utilization Chain of trade
b.
secara berkala terhadap sumber daya cucut dan pari, meliputi : - Sediaan sumber daya - Pola pemanfaatan - Rantai perdagangan Rasionalisasi penangkapan
Memanfaatkan hasil penelitian sebagai salah satu dasar untuk menetapkan pengelolaan. tujuan-tujuan
research as one basis for setting objectives. d. Repairing methods are sound
e. d.
management
Perbaikan metode penangkapan yang berwawasan lingkungan Melaksanakan langkah-langkah pengelolaan yg tepat (sesuai dengan kebijakan pengelolaan Sumber Daya Ikan)
management
Fisheries Resources).
Protection
of
biodiversity,
Perlindungan hayati,
habitat,
struktur ekosistem.
a.
c.
Establish
recovery
c. Menetapkan program-program pemulihan untuk jenis cucut dan pari yang populasinya
berkurang.
d.
Melakukan
pelarangan
perdagangan dan penangkapan serta penerapan sangsi bila mendapatkan tertentu yang cucut jenis
application
sanctions
berukuran
dibawah 60 Cm / 0.5 Kg
5. Concern
would
increase
the
shark and ray fisheries. a. Building information center. b. Enhance understanding of the management of shark and ray fisheries. c. Ecotourism development.
Pengembangan ekowisata
6. Institutional Strengthening a. Facilitate monitoring program, dissemination of information and joint training for the
6. Penguatan Kelembagaan
a.
assessment and management of shark and ray resources. b. Establish communication consultation effective and mechanisms
b.
bersama untuk pengkajian dan pengelolaan sumber daya cucut dan pari. Menjalin komunikasi efektif dan antara mekanisme semua konsultasi pemangku
kepentingan.
c. Implement
IPOA
Shark,
c.
Melaksanakan
IPOA
Shark,
Indonesia and improve the regional management of shark and ray and protection of endangered species in regional fisheries organizations, and
memperbaiki
pengelolaan
regional cucut dan pari dan perlindungan jenis terancam di organisasi perikanan regional, dan di bawah peraturan
V. IMPLEMENTATION OBSERVATION
AND
DAN
progress reports NPOA conducted once every 1 year. 3. NPOA implementation assessment should be done every 5 years, so that new information will always be available, the same thing to review some of the action required.
penerapan NPOA dilakukan setiap 1 tahun sekali. 3. Pengkajian implementasi NPOA sebaiknya dilakukan setiap 5
tahun, sehingga informasi baru akan selalu tersedia, sama hal pada peninjauan beberapa aksi yang dibutuhkan.
VI. CLOSING Compiled NPOA-Shark is one form of Indonesia support for IPOAShark. Completion of this NPOA will continue to be done by reviewing implementation, so the latest
Carcharhinus sorrah
Galeocerdo cuvieri
Isurus oxyrinchus
Sphyrna lewini
Carcharhinus falciformis
Pseudocarcharias kamoharai
Alopias pelagicus
Isurus paucus
Prionace glauca
Squantina sp.
Rhina ancylostoma
Alopias superciliosis
Mustelus antarcticus
Carcharhinus brevipina
Nama Lokal : Hiu Super Nama International : Long nosed grey shark
Squalidae sp.
Trygon sephen
Nama Lokal : Pari Kelapa / Pari Kikir Nama International : Cowtail ray
Manta japonica
Rhinobatos typus
Tahun Aksi Subbagian Aksi Pokok 2010 a. Nasional atau Propinsi 1. Meninjau ulang status perikanan Cucut dan Pari di Indonesia b. Regional (SEAFDEC, ACIAR, IOTC, CCSBT, WCPFC, dsb) c. Internasional (PBB, FAO, IUCN, CITES, dsb) * * * 2011 * * * 2012 * * * 2013 * * * 2014 * * * PRPT-BRKP SDI-DJPT SDI-DJPT KOORDINATOR PUSAT SDI, LIPI KP3K, BRKP, LIPI KP3K, BRKP, LIPI, PUSKITA-SEKJEN
PELAKSANA DAERAH dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan INSTANSI TERKAIT perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan
a. Menfasilitasi pengumpulan data cucut dan pari serta monitoring perikanan pada tingkat nasional dan regional dan mendorong pengunaan data bersama. b. Memiliki pendekatan yang sama pada tingkat nasional dan regional untuk sumberdaya cucut dan pari bersama c. Memperbaiki upaya pengumpulan data sesuai dengan hasil tangkapan yang didaratkan dalam suatu format 2. Penyusunan metode dan proses pengumpulan data d. Basis data merupakan sebuah kebutuhan sebagai komitmen jangka panjang untuk mendukung pengelolaan perikanan. Kebutuhan basis data tersebut ditujukan untuk : Menjamin data sesuai dengan standar klasifikasi Menjamin akurasi data Menjamin intergrasi data dan konsitensi internal data Memberikan kemudahan akses data dan memfasilitasi keterpaduannya.
SDI-DJPT
dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan
perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan
* *
* *
* *
* *
* *
SDI-DJPT SDI-DJPT
SDI-DJPT
e. Mengkaji kemungkinan sosial ekonomi perikanan dan pemanfaatan non konsumsi f. Hasil tangkapan sampingan (bycatch ) baik yang dimanfaatkan maupun di buang harus dicatat a. Membangun data time series untuk digunakan dalam menganalisa keanekaragaman hayati b. Penentuan strategi survey untuk mengatasi permasalahan keanekaragaman hayati c. Mengembangkan kajian pengetahuan tentang siklus hidup, distribusi, pemetaan habitat, dan lain-lain d. Melakukan kajian kelayakan (feasibility study ) untuk pelaksanaan pengelolaan berbasis ekositem (ecosystem base fisheries management ) untuk perikanan cucut dan pari di Indonesia 3. Pengembangan penelitian Cucut dan Pari e. Merencanakan, mengumpulkan dan menganalisa data perikanan dari kapal penangkap cucut dan pari, seperti : Jumlah, jenis dan ukuran kapal Karakteristik alat tangkap dan selektivitasnya Pola musim dalam penangkapan Penangkapan lokal terkait dengan penyebaran dari stok dan kapal lainnya (termasuk didalamnya sejarahnya) - Alat bantu navigasi dan teknologi penangkapan cucut - Hasil Tangkapan sampingan (by-catch ) yang dibuang f. Mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi sosial ekonomi pemanfaatan cucut dan pari g. Mengembangkan informasi sumberdaya, jenis yang dilindungi dan biologi genetika
* *
* *
* *
* *
* *
SDI-DJPT SDI-DJPT
dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan
perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
PRPT-BRKP
SDI, LIPI
* *
* *
* *
* *
* *
PRPT-BRKP PRPT-BRKP
dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan
perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan
Tahun Aksi Subbagian Aksi Pokok 2010 a. Melaksanakan monitoring secara berkala terhadap sumberdaya cucut dan pari, meliputi : - Sediaan sumberdaya - Pola pemanfaatan - Rantai perdagangan Perikanan cucut dan pari berkelanjutan 4. Menyempurnakan langkahlangkah pengelolaan b. Rasionalisasi penangkapan dengan sumberdaya c. Memanfaatkan hasil penelitian sebagai salah satu dasar untuk menetapkan tujuantujuan pengelolaan d. Perbaikan metode penangkapan yang berwawasan lingkungan e. Melaksanakan langkah-langkah pengelolaan yg tepat (sesuai dengan kebijakan pengelolaan SDI ) a. Menentukan jenis-jenis yang dilindungi dan habitatnya b. Menentukan dan melindungi daerah pemijahan cucut dan pari c. Menetapkan program-program pemulihan untuk jenis yang populasinya berkurang 2011 2012 2013 2014 KOORDINATOR PUSAT
SDI-DJPT
dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan dinas perikanan dan pelabuhan perikanan
perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan perguruan tinggi,NGO (WWF, CI,) dan Asosiasi Perikanan
* * * *
* * * *
* * * *
* * * *
* * * *
KP3K, BRKP, LIPI KP3K, BRKP, LIPI KP3K, BRKP, LIPI KP3K, BRKP, LIPI
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
a. Membangun pusat Informasi 5. Meningkatkan Kepedulian akan perikanan cucut dan pari b. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan perikanan cucut dan pari c. Pengembangan ekowisata a. Memfasilitasi program monitoring, penyebaran informasi dan pelatihan bersama untuk pengkajian dan pengelolaan sumberdaya b. Menjalin komunikasi efektif dan mekanisme konsultasi antara semua pemangku kepentingan. c. Melaksanakan IPOA Shark , terutama dengan negara-negara yang mempunyai kesepakatan dengan Indonesia dan memperbaiki pengelolaan regional cucut dan pari dan perlindungan jenisterancam di organisasi perikanan regional yang relevan, dan dibawah peraturan internasional yang relevan. 7. Monitoring dan Evaluasi
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
6. Penguatan Kelembagaan
* *
* *
* *
* *
* *
PUSDIKLAT-BPSDMKP PUSDIKLAT-BPSDMKP
PUSDIKLAT-BPSDMKP
SDI-DJPT