Shipping Lanes
The ocean’s asset value would dwarf the
US$ 5.2tn world’s largest sovereign wealth funds:
Productive Coastline
US$ 7.8tn
Carbon Absorption
US$ 4.3tn
3
Indonesia dan Dunia
Luas lautan dunia 361,132,000 km 2
2/3
(71% luas permukaan bumi) wilayah Indonesia
adalah lautan
Turun
44,9 %
Laut Indonesia terancam oleh praktek IUU Fishing
Potensi creeping
jurisdiction
2003 Agreement
Are convinced that there is a need for the world community to recognize the existence of
transnational organized crime in the global fishing industry and that this activity has a
serious effect on the economy, distorts markets, harms the environment and undermines
human rights.
Recognize that this transnational activity includes crimes committed through the whole
fisheries supply and value chain which includes illegal fishing, corruption, tax and customs
fraud, money laundering, embezzlement, document fraud and human trafficking.
BEBERAPA KAPAL IKAN ASING PELAKU IUU FISHING YANG
DITANGKAP DI INDONESIA
NIKA (PANAMA)
● FV Viking dimiliki oleh pemilik Spanyol melalui shell company di Seychelles, Panama, Hong Kong, dan Nigeria, dan
dioperasikan oleh agen di Asia Tenggara yang berdomisili di beberapa negara. FV Viking juga dioperasikan dari
Singapura untuk kru, logistik dan pembiayaan.
● FV Viking memalsukan beberapa dokumen, mengganti bendera lebih dari 10 kali, dan mengganti namanya lebih
dari 10 kali untuk menutupi operasinya. Setidaknya terdapat 25 bendera yang ditemukan dalam kapal FV Viking.
● FV Viking menargetkan Patagonian Toothfish, spesies bernilai tinggi yang dapat dijual sekitar US$30 per kilogram
RANTAI TINDAK KRIMINAL FV VIKING
PELANGGARAN HAM DALAM KASUS BENJINA
Ratusan anak buah kapal diperdagangkan untuk bekerja di kapal perikanan di Benjina
● 682 anak buah kapal teridentifikasi sebagai korban dari perdagangan manusia yang berasal dari Thailand,
Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Mereka mengalami kekerasan fisik dan mental, bekerja dalam kondisi
kerja yang buruk, dan dibayar dengan upah yang rendah.
● Salah satu pemilik kapal adalah perusahaan yang terdaftar di British Virgin Islands yang terafiliasi dengan
perusahaan Hong Kong yang dimiliki oleh 2 warga negara Thailand.
● Sebagian besar kapal perikanan di Benjina dibangun di Thailand dan setidaknya menggunakan bendera
Indonesia, Thailand, dan Papua New Guinea
● Menangkap ikan dari Indonesia yang kemudian dialihkan (transhipped) ke kapal Thailand dalam wilayah laut
Papua New Guinea.
SILVER SEA 2
Membantu penangkapan ikan secara ilegal melalui transhipment di laut
● Silver Sea 2 ditemukan melakukan transhipment ilegal dengan kapal penangkap ikan Indonesia di wilayah laut
Papua New Guinea untuk kemudian ikan tersebut diekspor secara ilegal ke Thailand.
● Diduga memiliki afiliasi dengan perusahaan perikanan yang melakukan perdagangan manusia dan perbudakan
modern di Benjina.
● Silver Sea 2 memalsukan dokumen perizinan yang dikeluarkan Papua New Guinea dan menonaktifkan AIS selama
transhipment dan selama perjalanannya dari Papua New Guinea ke Thailand untuk menghindari pemantauan dan
pengawasan.
RANTAI TINDAK KRIMINAL SILVER SEA 2
STS-50
Juga dikenal sebagai ANDREY DOLGOV, SEA BREEZE, dan AIDA
● STS-50 melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah konvensi CCAMLR, menargetkan Antarctic Toothfish.
● STS-50 ditemukan memalsukan spesies tangkapannya ketika diperiksa oleh otoritas Cina.
● STS-50 secara ilegal menggunakan bendera Togo ketika memasuki wilayah Indonesia.
● STS-50 dimiliki oleh pemilik Rusia yang bertempat tinggal di Korea Selatan. Pemilik kapal terdaftar sebagai
perusahaan di Belize.
● STS-50 berafiliasi dengan agen tenaga kerja yang di Indonesia yang menyediakan anak buah kapal Indonesia untuk
bekerja di atas kapal.
RANTAI TINDAK KRIMINAL STS-50
SUNRISE GLORY
● Sunrise Glory membawa 1,6 ton methamphetamine dan menggunakan izin perikanan Indonesia yang
dipalsukan.
● Sunrise Glory berbendera Singapura dan memiliki 4 warga negara Taiwan sebagai anak buah kapal.
MV NIKA
Kapal penangkap ikan diklaim sebagai kapal kargo umum, berasosiasi dengan STS-50
● MV NIKA melakukan pemalsuan identitas kapal dengan mendaftarkan diri di Panama sebagai kapal kargo umum.
Berdasarkan inspeksi lapangan, MV NIKA merupakan kapal penangkap ikan yang membawa alat tangkap (crab pot)
dan memiliki unit pengolahan ikan dalam kapal.
● MV NIKA menggunakan AIS dari kapal lain untuk menutupi identitasnya ketika memasuki South Georgia dan
Kepulauan Sandwich (dibawah yurisdiksi Inggris) dan berulang kali melakukan pemalsuan identitas ketika
memasuki wilayah ZEE Indonesia.
● MV NIKA dimiliki oleh perusahaan yang sama dengan STS-50.
RANTAI TINDAK KRIMINAL MV NIKA
● MV NIKA beroperasi melalui perusahaan di Marshall Islands, dimiliki oleh Rusia, dan dibantu oleh agen di Korea
Selatan.
● MV NIKA diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di South Georgia, Sandwich Islands, dan Falkland Island
(wilayah CCAMLR).
● MV NIKA mengklaim sebagai kapal kargo umum berdasarkan data pendaftarannya di Panama.
TIM INVESTIGASI MULTINASIONAL UNTUK MENANGANI KASUS MV NIKA
● Pada Juni 2019, INTERPOL mengirimkan laporan inspeksi yang ditulis oleh inspektur dari CCAMLR dan Inggris ke Indonesia,
memberitahukan mengenai kapal penangkap ikan bernama MV NIKA yang mengaku sebagai kapal kargo umum dibawah
bendera Panama.
● Berdasarkan permintaan dari Indonesia, MV NIKA diperiksa dan diselidiki oleh Multinational Investigation Support Team (MIST)
yang terdiri dari personel dari Indonesia, Australia, AS, INTERPOL, dan CCAMLR.
● Sebelum MV NIKA dihentikan, Panama mengirim permintaan resmi ke Indonesia pada 12 Juli 2019 untuk melakukan menaiki dan
memeriksa kapal untuk mencari kemungkinan pelanggaran, termasuk untuk mengkonfirmasi penipuan identitas yang dilakukan
TIM INVESTIGASI MULTINASIONAL UNTUK MENANGANI KASUS MV NIKA
Beberapa Kebijakan Indonesia
DALAM UPAYA PEMBERANTASAN IUU FISHING
Menetapkan
moratorium dan Kebijakan
Melakukan penenggelaman Meningkatkan Meningkatkan
melakukan analisis
ratifikasi Port kapal untuk kerjasama dan transparansi di
dan evaluasi terhadap
State Measures menimbulkan diplomasi bidang
kapal yang dibangun
Agreement efek jera internasional perikanan
di luar negeri
Ability to Detect
Kemampuan untuk Mendeteksi
Ability to Respond
40
PENERAPAN PENDEKATAN MULTI REZIM HUKUM
S I
N A
• Penerapan multidoor approach di bidang Iperikanan
R D dengan
dilakukan melalui penyidikan dan penuntutan
O O
menggunakan K
beberapa
M
peraturan
perundang-undangan;R U A I ?
• Memaksimalkan O
F Multidoor D
A approach melalui
A H E M
A K
pendayagunaan M
forum koordinasi;
AP
41
PENERAPAN PENDEKATAN MULTI REZIM HUKUM
U M I ?
O R D A
H F M A
K A M E
P A AS I
A I N
R D
O O
K
42
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI
Article 51 of Dutch Penal Code
Disposal Acceptance
Korporasi memiliki kewenangan Korporasi menerima
untuk mengintervensi atau perbuatan pelaku
mengendalikan perbuatan (termasuk kegagalan korporasi untuk
pelaku namun tidak namun mengambil tindakan yang wajar
kewenangan tersebut tidak untuk mencegah terjadinya
perbuatan pidana dan dilakukan
didayagunakan untuk mencegah
lebih dari 1 kali
terjadinya tindak pidana
(Arrest Hoge Raad (HR) 1 Juli 1981, NJ 1982, 80; HR 14 Januari 1992, NJ 1992, 413; HR 13
November 2001, NJ 2002, 219)
45
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI
Belanda (Arrest Hoge Raad terkait penerapan Article 51 (2) Dutch Penal Code)
‘Actus Reus’
Hoge Raad (Dutch Supreme Court) pada tahun 2003 menetapkan bahwa:
sebuah korporasi dapat dikenakan pertanggungjawaban pidana apabila terdapat
perbuatan pidana yang dapat secara wajar dikaitkan kepada korporasi (‘reasonable
attribution’).
47
PERJA NO. 28 TAHUN 2014
Ketentuan A.2
a. Didasarkan pada keputusan Pengurus Korporasi yang melakukan maupun turut
serta melakukan;
b. Untuk kepentingan korporasi baik karena pekerjaannya dan/atau hubungan lain;
c. Menggunakan SDM, dana, dan/atau segala bentuk dukungan atau fasilitas
lainnya dari korporasi;
d. Dilakukan oleh pihak ketiga atas permintaan atau perintah korporasi dan/atau Menganut teori
pengurus korporasi; Pertanggungjawaban
e. Dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha sehari-hari korporasi; Korporasi Belanda
f. Menguntungkan korporasi;
g. Diterima/biasanya diterima oleh korporasi tersebut;
h. Korporasi menampung hasil tindak pidana dengan subjek hukum korporasi, Terdapat elemen
dan/atau “DISPOSAL” dan
i. Segala bentuk perbuatan lain yang dapat dimintakan pertanggungjawaban “ACCEPTANCE”
kepada korporasi menurut undang-undang.
Ketentuan B.2
Memiliki kendali dan wewenang untuk mengambil langkah pencegahan tindak
pidana tersebut namun tidak mengambil langkah yang seharusnya.
48
Perbedaan antara
PERMA No 13/2016 dan PERJA No 28/2014
Kesimpulan: PERMA No 13/2016 mengatur secara lebih komprehensif mengenai tindak pidana
korporasi; sementara PERJA No 28/2014 mengatur lebih spesifik pada aspek lidik-sidik dan
penuntutannya. 49
Elemen
Transnational
Organized Crimes di
Sektor Perikanan
Pertemuan FishCrime Symposium 2018
IUU FISHING
Penegakan hukum atas pelanggaran/ketidakpatuhan terkait dengan kegiatan perikanan, meliputi:
● Penangkapan ikan tanpa izin
● Menggunakan alat penangkap ikan yang dilarang
● Tangkapan yang tidak dilaporkan
● Menangkap diluar area yang ditentukan
5. Peran kuat dari INTERPOL dan lembaga terkait lainnya (UNODC & IOM)
Memperkuat peran organisasi ini penting untuk memfasilitasi kerjasama penegakan hukum antara negara dalam
memerangi TOC di industri perikanan (kerjasama dalam bentuk penyediaan alat oleh INTERPOL, UNODC, dan IOM,
pemberitahuan, pertukaran informasi, bantuan investigasi, fasilitasi MIST, dan capacity building)
CONTOH PENERAPAN PRINSIP EKSTRATERITORIALITAS
U.S. Lacey Act § 3372. Prohibited Acts
“Offences other than marking offences it is unlawful for any person –
2) to import, export, transport, sell, receive, acquire, or purchase in interstate or foreign commerce - (A) any
fish or wildlife taken, possessed, transported, or sold in violation of any law or regulation of any State
or in violation of any foreign law …;
3) within the special maritime and territorial jurisdiction of the United States (as defined in section 7 of title
18) - (A) to possess any fish or wildlife taken, possessed, transported, or sold in violation of any law or
regulation of any State or in violation of any foreign law or Indian tribal law …”
2014
Kapal asing yang masuk semakin berkurang
2017
Kapal asing yang masuk semakin berkurang
2019
Jadi, apa yang dibutuhkan untuk memberantas IUU
fishing sebagai ancaman terhadap maritime
security?