RAJA AMPAT
“HEART OF THE CORAL TRIANGLE”
PROFIL KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
NASIONAL SUAKA ALAM PERAIRAN RAJA
AMPAT
PENASIHAT :
IKRAM M. SANGADJI
PENANGGUNGJAWAB :
RAHMAT HIDAYAT
LAYOUT :
JOSHUA ARGENTINO
DAFTAR KONTEN
DAFTAR KONTEN...................................................................... 3
JEJARING................................................................................. 25
Buku profil ‘Taman Wisata Perairan Gili Ayer, Meno dan Trawangan
merupakan bukti bahwa peran kawasan konservasi perairan sangat
penting, tidak hanya memberikan proteksi kepada kehidupan bawah
laut juga memberikan banyak manfaat kepada masyarakat yang
KATA PENGANTAR Kupang, Maret 2020
KEPALA
BALAI KAWASAN
KONSERVASI
PERAIRAN
NASIONAL KUPANG
Ir. Ikram M. Sangadji,
M.Si
Suaka Alam
Perairan (SAP)
Kepulauan Raja
Ampat Dan
Laut Sekitarnya
termasuk dalam
kawasan segitiga “Nature provides a free lunch, but only if we
karang dunia control our appetites”
(coral triangle) dan merupakan bagian kawasan penting
keanekaragaman hayati pesisir dan laut.Kawasan segitiga
karang ditandai dengan adanya 500 atau lebih jenis karang dan
merupakan pusat dari kelimpahan dan keragaman karang di
bumi. Kawasan segitiga karang ini meliputi 6 negara, yaitu
Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua New Guinea,
dan Kepulauan Solomon. Sumber daya hayati pesisir dan laut
yang tinggi dan luar biasa di kawasan segitiga karang
dapat menjadi sumber protein, pendapatan dan penghidupan
bagi lebih 120 juta masyarakat didalamnya yang tergantung
dari kegiatan perikanan.
Potensi karang dan
ikan karang yang
tinggi dengan kondisi
yang secara umum
masih baik, serta
pemandangan pantai “We abuse land because we regard it as a
dan pulau-pulau yang commodity belonging to us. When we see land
indah, menjadikan Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan as a community to which we belong, we may
Raja Ampat Dan Laut Sekitarnya sebagai salah satu tujuan begin to use it with love and respect”
wisata laut seperti kegiatan menyelam dan snorkeling yang
banyak dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara. Data
dari tahun ke tahun menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah
kunjungan wisatawan ke Suaka Alam Perairan (SAP)
Kepulauan Raja Ampat Dan Laut Sekitarnya di Provinsi Papua
Barat. Selain itu pendapatan dari conservation fee melalui tiket
masuk dan jumlah resort menunjukkan peningkatan.
EKOSISTEM KAWASAN (TERUMBU
KARANG, LAMUN, MANGROVE)
SAP Kepulauan
Raja Ampat
diketahui tipe
terumbu karang
yang ditemukan
terdiri dari “We don’t have to sacrifice a strong economy
karang tepi for a healthy environment”
(fringing reef) dan karang gosong (patch reef) dengan kontur
landai hingga curam (drop off). Kondisi pantai pada
pulau-pulau tersebut adalah pantai pasir putih, pantai berbatu,
pulau karst dan pantai bermangrove. Beberapa memiliki
ekosistem padang lamun. Persentase penutupan karang hidup
berkisar antara 0 – 70% dengan rata-rata persentase penutupan
sebesar 30.97%. Rata-rata penutupan karang mati sebesar
15.06%, patahan karang sebesar 18.50%, pasir sebesar 19.66%
dan penutupan biota lain sebesar 15.80%.
Sebagian terdapat
padang lamun dan
di beberapa tempat
terdapat mangrove
yang langsung
berbatasan dengan
lamun dan terumbu
karang di depannya
“A green environment produces a better life”
(blue water mangrove). Tipe terumbu karang di SAP
Kepulauan Raja Ampat dan Laut di Sekitarnya di Provinsi
Papua Barat adalah tipe terumbu karang tepi (fringing reef)
dengan kontur landai hingga curam. Terumbu karang hanya
terdapat di dangkalan dari 0 - 15 m, selebihnya adalah
berlumpur atau berpasir. Persentase penutupan karang hidup
berkisar antara 5- 50% dengan rata-rata persentase penutupan
sebesar 20.86%. Rata-rata penutupan karang mati sebesar
21.28%, patahan karang sebesar 19.06%, pasir sebesar 28.53%
dan penutupan biota lain sebesar 10.28%.
“Try to leave the earth a better place than
Secara umum dapat dikatakan rata-rata persentase penutupan
when you arrived”
karang hidup di SAP Kepulauan Raja Ampat dan Laut di
Sekitarnya di Provinsi Papua Barat sebesar 26.61%.
Dibeberapa tempat ditemukan kerusakan karang hingga 50%
penutupan patahan karang. Hal ini diduga kuat karena adanya
kegiatan perikanan tangkap yang tidak ramah lingkungan
meliputi bom dan potassium yang sampai sekarang masih
berlangsung.
BIOTA YANG DILINDUNGI
Kawasan
Konservasi
Perairan
dikelola
dengan
tujuan utama
pelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan. Pengelolaan KKPN tidak “When we heal the earth, we heal ourselves”
dapat dipisahkan dari peran masyarakat yang hidup didalam
dan sekitar Kawasan konservasi. Beragam aktifitas yang
dilakukan oleh masyarakat baik di daratan maupun di perairan
akan memberikan dampak pada sumberdaya alam di Kawasan
konservasi perairan. Salah satu indikator pengelolaan kawasan
konservasi perairan dapat dikatakan berhasil adalah jika
Kawasan Konservasi Perairan tersebut dapat memberikan
manfaat secara langsung kepada masyarakat yang tinggal di
dalam dan sekitar kawasan konservasi perairan.
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan
berkembang di kawasan pesisir. Masyarakat nelayan
kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut baik dengan
cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Masyarakat
pesisir terbentuk dari beragam kelompok sosial yang secara
umum dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok besar yaitu :
- kelompok pemanfaat langsung sumberdaya lingkungan
- kelompok pengolah hasil
- dan kelompok penunjang kegiatan ekonomi.
“Take care of the earth and she will take
Monitoring Sosial Ekonomi
care of you”
dan Pendataan
Pemanfaatan Perikanan
menjadi penting untuk
dilakukan oleh unit
pengelola Kawasan
konservasi agar dapat
memahami kondisi sosial ekonomi, permasalahan dan tindak
lanjut strategi pemecahan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat di Kawasan Konservasi Perairan.
KKPN
SAP
Kepulau
an Raja
Ampat
memiliki
4
kampung
didalamn
ya yaitu
“Let’s nurture the nature, so that we can
Kampung Meosmanggara, Kampung Bianci, kampung Mutus
have a better future”
dan Kampung Waisilip. Sementara itu terdapat 1 kampung
yang berada di sekitar KKPN SAP Kepulauan Raja Ampat
yaitu Kampung Manyaifun. Pada umumnya mata pencaharian
penduduk di kampung KKPN SAP Kepulauan Raja Ampat
adalah Nelayan dengan alat tangkap utama yaitu pancing.
Masyarakat melakukan penangkapan ikan menggunakan kapal
ketinting ataupun kapal berukuran 3-5 GT (Gross Ton)
dengan jarak yang berarti relatif dekat dengan bibir pantai
yang membuat kondisi ikan dikawasan ini relatif terjaga.
PEMANFAATAN PERIKANAN TANGKAP
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kelautan dan
Perikanan
Nomor 47
Tahun 2016,
Pemanfaatan Pariwisata Alam Perairan adalah segala sesuatu “Save the environment starting from your
yang berhubungan dengan wisata alam termasuk pengusahaan own action”
obyek dan daya Tarik serta usaha yang terkait wisata alam
perairan pada Kawasan Konservasi Perairan. Hal ini membawa
peluang usaha bagi masyarakat KKPN seperti Kampung
Salpele dan Kampung Saleo. Masyarakat sudah ada yang
melakukan usaha penyedia Homestay sebagai tempat turis
menginap. Dengan pamor Raja Ampat yang semakin menjadi
tujuan turis Internasional dan Nasional membuat usaha
penyedia Homestay menjadi peluang yang sangat menjanjikan.
Kampung
Saleo sudah
ada 3
Homestay
yang
beroperasi
yaitu
Homestay
Talaip, Homestay Prajas dan Homestay Pulau Quin. Pada saat
pendataan pelaku wisata Kampung Saleo tahun 2019 diperoleh data
wawancara dengan 2 orang pemilik Homestay Talaip dan Homestay
“We won’t have a society if we destroy the
Prajas. Berbeda dengan kebanyakan hotel/penginapan yang
menetapkan harga per kamar, Homestay di Kabupaten Raja Ampat environmen” t
Masyarakat
Kabupaten
Raja Ampat
sebagian
besar
merupakan
masyarakat
nelayan yang “The poetry of the earth is never dead”
menggantung
kan hidup
dari hasil laut.
Meskipun masyarakat asli Kabupaten Raja Ampat lebih banyak
merupakan nelayan tradisional dengan alat tangkap ramah lingkungan
tetapi Perairan Raja Ampat dengan kekayaan sumber daya perikanan
yang tinggi mengundang nelayan dari kota lain untuk turut
melakukan kegiatan penangkapan dengan alat tangkap yang kurang
ramah lingkungan.
Selain nelayan,
Kabupaten Raja
Ampat dengan
kekayaan alam
dan budayanya
yang tinggi juga
mengundang
turis domestic
dan internasional. Maka itu dibutuhkan pengawasan dari unit
pengelola Kawasan agar kegiatan pemanfaatan tersebut tidak ”Environmental pollution is an incurable
merusak lingkungan dan sumber daya yang ada. Tujuan disease. It can only be prevented”.
kegiatan Patroli Pemantauan dan Pengendalian Aktivitas
Pemanfaatan KKPN adalah :
1. Mengetahui aktivitas pemanfaatan perikanan di KKPN SAP
Raja Ampat
2. Melakukan pencatatan jumlah aktivitas pemanfaatan
pariwisata alam perairan di KKPN SAP Waigeo sebelah Barat
3. Melakukan pemeriksaan perizinan pemanfaat Kawasan
Konservasi Perairan
Bulan WNI WNA Total Kepulauan Wayag yang berada di dalam Kawasan Konservasi
Wisatawan
Perairan Nasional Suaka Alam Perairan Waigeo sebelah Barat
Januari merupakan salah satu destinasi favorit bagi wisatawan yang
318 146 464
berkunjung ke Kabupaten Raja Ampat. namun kawasan ini
Februari
302 239 541 juga dapat menjadi nilai negatif apabila kedatangan dan
Maret
372 284 656
aktivitas wisata yang dilakukan tidak sesuai dengan konsep
April
konservasi.Salah satu upaya pengelolaan Kawasan Konservasi
301 182 483
Perairan yang dilakukan oleh Balai KKPN Kupang selaku unit
Mei
61 286 347 pengelola KKPN SAP Kepulauan Waigeo sebelah Barat adalah
Juni dengan menempatkan satu orang staf lapangan di Pos Wayag
314 85 399
untuk memantau dan mencatat aktivitas pemanfaatan
Juli
151 42 193 pariwisata alam perairan yang terjadi di KKPN SAP Waigeo
Agustus
14 84 98 sebelah Barat khususnya di Kepulauan Wayag.
September
26 114 140
Oktober
116 175 291
Total
2246 1941 4187
INFRASTRUKTUR DAN SARPRAS
PENDUKUNG PENGELOLAAN KAWASAN
Kampung Saleo
Berdasarkan data BPS Raja Ampat 2018, Kampung Saleo
berjarak 52,62 Km dari Kota Waisai dan terdiri dari 2 RW dan
4 RT. Dari hasil monitoring Sosek diketahui bahwa jumlah
penduduk
Kampung
“Nature’s beauty is a gift that cultivates
Saleo pada
tahun 2019 appreciation and gratitude”
berjumlah
344 orang
yang terdiri
dari
penduduk pria 174 orang dan penduduk wanita 170 orang.
Luas Kampung Saleo adalah 191,66 Km2 sehingga kepadatan
penduduknya adalah 2 jiwa/Km2. Lembaga pemerintahan
Kampung Saleo dipimpin oleh Kepala Kampung yang dibantu
oleh Sekretaris Kampung, Bendahara dan 4 Kepala Urusan
(Kaur) yaitu Kaur Pemerintahan, kaur Umum, Kaur Kesra dan
Kaur Pembangunan. Kampung Saleo memiliki satu kantor
pemerintahan dan satu Balai pertemuan. Lembaga Pendidikan
yang ada di Kampung Saleo berjumlah 2 unit yaitu 1 Sekolah
Dasar yang memiliki 3 orang guru dan 1 PAUD yang memiliki
2 pengajar. Untuk Lembaga Kesehatan di Kampung Saleo
terdapat 1 unit Puskesmas pembantu (Pustu) dan 1 Posyandu.
“Nature never hurries. Atom by atom little
Tenaga Kesehatan yang ada di Kampung Saleo adalah 1 orang
by little she achieves her work”
Bidan, dan 1 Dukun Bayi. Sarana Penerangan di Kampung
Saleo didapatkan dari Genset kampung yang operasinya
bergantung pada kesediaan BBM di Kampung. Di Kampung
Saleo sudah ada sumber air bersih dari sumur galian
masyarakat, untuk sarana komunikasi telah ada tower
Telkomsel di Kampung Saleo yang memungkinkan adanya
akses komunikasi.
Kampung Mutus
Kampung Mutus terletak di bagian Barat Pulau Waigeo dan Puskesmas pembantu (Pustu) dan 1 Posyandu. Tenaga
termasuk ke dalam wilayah administratif Distrik Waigeo Barat Kesehatan yang ada di Kampung Mutus adalah 1 orang Bidan,
Daratan, Kabupaten Ampat, Provinsi Papua Barat. Kampung 1 orang Mantri dan 2 Dukun Bayi.
Mutus berjarak 49,38 Km dari Kota Waisai dan terdiri dari 1 Sarana Penerangan di Kampung Mutus didapatkan dari
Rukun Warga dan 3 Rukun Tangga. Dari hasil monitoring Genset kampung yang operasinya bergantung pada kesediaan
Sosek diketahui bahwa jumlah penduduk Kampung Mutus BBM di Kampung. Di Kampung Mutus sudah ada sumber air
pada tahun 2019 berjumlah 535 orang yang terdiri dari bersih dari sumur galian masyarakat, untuk sarana komunikasi
penduduk pria 286 orang dan penduduk wanita 249 orang. telah ada sinyal Telkomsel berkat Tower yang berada di Pulau
Luas Kampung Mutus adalah 367,52 Km2 sehingga kepadatan Manyaifun sehingga memberi akses komunikasi kepada
penduduknya adalah 1.45 jiwa/Km2. Lembaga pemerintahan penduduk di Kampung Mutus.
Kampung Mutus dipimpin oleh Kepala Kampung yang dibantu
oleh Sekretaris Kampung, Bendahara dan 4 Kepala Urusan
(Kaur) yaitu Kaur Pemerintahan, kaur Umum, Kaur Kesra dan
Kaur Pembangunan. Kampung Mutus memiliki satu kantor
pemerintahan tempat masyarakat melakukan pengurusan
administrasi yang dibutuhkan. Lembaga Pendidikan yang ada
di Kampung Mutus berjumlah 2 unit yaitu 1 Sekolah Dasar
yang memiliki 4 guru dan 1 Sekolah Menengah Pertama.
Untuk Lembaga Kesehatan di Kampung Mutus terdapat 1 unit
Kampung Bianci jiwa/Km2.
Kampung Bianci terletak di bagian Barat Pulau Waigeo dan
termasuk
ke dalam
wilayah
administra
tif Distrik
Waigeo
Barat
Daratan,
Kabupate “Adopt the pace of nature: her secret is
n Ampat, patience”
Provinsi Papua Barat. Kampung Bianci berjarak 52,46 Km dari
Kota Waisai dan terdiri dari 1 Rukun Warga dan 2 Rukun
Tangga. Dari hasil monitoring Sosek diketahui bahwa jumlah
penduduk Kampung Bianci pada tahun 2019 berjumlah 178
orang yang terdiri dari penduduk pria 104 orang dan
penduduk wanita 74 orang. Luas Kampung Bianci adalah
73,11 Km2 sehingga kepadatan penduduknya adalah 2,44
Lembaga pemerintahan Kampung Bianci dipimpin oleh Kepala
Kampung yang dibantu oleh Sekretaris Kampung, Bendahara
dan 4 Kepala Urusan (Kaur) yaitu Kaur Pemerintahan, kaur
Umum, Kaur Kesra dan Kaur Pembangunan. Kampung Bianci
memiliki satu kantor pemerintahan dan satu Balai pertemuan.
Lembaga Pendidikan yang ada di Kampung Bianci berjumlah 1
unit yaitu 1 Sekolah Dasar yang memiliki 3 orang guru.
Untuk Lembaga Kesehatan di Kampung Bianci terdapat 1 unit
Puskesmas pembantu (Pustu) dan 1 Posyandu. Tenaga
Kesehatan yang ada di Kampung Bianci adalah 1 orang Bidan,
dan 1 Dukun Bayi. Sarana Penerangan di Kampung Bianci
didapatkan dari Genset kampung yang operasinya bergantung
pada kesediaan BBM di Kampung. Di Kampung Bianci sudah
ada sumber air bersih dari sumur galian masyarakat dan
Fasilitas MCK. untuk sarana komunikasi telah ada sinyal
Telkomsel berkat Tower yang berada di Pulau Manyaifun
sehingga memberi akses komunikasi kepada penduduk di
Kampung Bianci.
Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang
Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
2020