Anda di halaman 1dari 42

Data Umum Wilayah Sarbagita

Ruang lingkup wilayah kawasan perkotaan sarbgita mencakup 15 kecamatan yang


terdiri atas :
a) seluruh wilayah Kota Denpasar yang mencakup 4 (empat) wilayah kecamatan, meliputi
Kecamatan Denpasar Utara, Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Selatan, dan
Kecamatan Denpasar Barat
b) sebagian wilayah Kabupaten Badung yang mencakup 5 (lima) wilayah kecamatan, meliputi
Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta, dan
Kecamatan Kuta Selatan
c) sebagian wilayah Kabupaten Gianyar yang mencakup 4 (empat) wilayah kecamatan, meliputi
Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Gianyar, dan Kecamatan Ubuddan
d) sebagian wilayah Kabupaten Tabanan yang mencakup 2 (dua) wilayah kecamatan, meliputi
Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri.
Luas Kawasan Metropolitan Sarbagita yaitu sebesar 73.267,43 Hektar dengan rincian sebagai
berikut :

No. Kabupaten/Kota kecamatan Luas (Ha) Kecamatan Luas (Ha)


1. Denpasar Denpasar 2.732,73 Denpasar Selatan 5.048,14
Utara
Denpasar 2.691,2 Denpasar Barat 2.439
Timur
Luas Kota denpasar 12.911,07
2. Kabupaten Abiansemal 6.824,76 Kuta 2.085,64
Badung Mengwi 8.587,55 Kuta Selatan 10.369,36
Kuta Utara 3.579,61
Luas Kabupaten Badung 31.446,92
3. Kabupaten Kukawati 5.466,79 Gianyar 5.18364
Gianyar Blahbatuh 3.909,59 Ubud 4.423,85
Luas Kabupaten Gianyar 18.983,86
4. Kabupaten Tabanan 4.438,5 Kediri 5.487,08
Tabanan
Luas Kabupaten Tabanan 9.925,58
Administrati dan geografis
Kota Denpasar
Kota Denpasar memiliki luas wilayah 127,78 km2 (2,27 persen) dari luas wilayah Provinsi Bali.
Secara administrasi Kota Denpasar terdiri dari 4 wilayah kecamatan terbagi menjadi 27 desa dan 16
kelurahan. Dari keempat kecamatan tersebut berdasarkan luas wilayah, Kecamatan Denpasar Selatan
memiliki wilayah terluas yaitu 49,99 km2 (39,12 persen). Denpasar Utara memiliki wilayah seluas 31,12
km2 (24,35 persen), dan Denpasar Barat dengan luas wilayah sebesar 24,13 km2 (18,88 persen).
Menurut letak geografis Kota Denpasar berada diantara 08 35’ 31”–08 44’ 49” Lintang Selatan dan 115
10’ 23”–115 16’ 27” Bujur Timur. Batas wilayah Kota Denpasar berbatasan dengan Kabupaten Badung
sebelah Utara, Barat dan Selatan sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan
Selat Lombok, secara rinci batas wilayah Kota Denpasar antara lain:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Mengwi dan Abiansemal (Kabupaten Badung).
b. Sebelah Timur : Kecamatan
Sukawati (Kabupaten Gianyar) dan
Selat Badung.
c. Sebelah Selatan : Kecamatan
Kuta Selatan (Kabupaten
Badung) dan Teluk Benoa.
d. Sebelah Barat : Kecamatan
Kuta Utara dan Kuta (Kabupaten
Badung).
Kabupaten Badung
Kabupaten Badung Terletak antara
08o14'20" - 08o50'48" Lintang
Selatan, dan 115o05'00" -
115o26'16" Bujur Timur, dengan
batas-batas :
Sebelah utara : Kabupaten Buleleng
Sebelah Timur : Bangli, Gianyar,
dan Kota Denpasar
Sebelah Selatan : Samudera
Indonesia
Sebelah Barat: Kabupaten Tabanan
Kabupaten Gianyar
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten dari sembilan Kabupaten/Kota yang terdapat di
Provinsi Bali. Kabupaten Gianyar memiliki luas wilayah 368 Km2 atau sekitar 6,53 % dari luas wilayah
Provinsi Bali. Bila dilihat dari luas wilayah per kecamatan, Kecamatan Payangan memiliki luas terbesar
mencapai 75,88 km2 atau 20,62 % dari luas Kabupaten, diikuti oleh Kecamatan Tegallalang 61,80 Km2
(16,79%), Kecamatan Sukawati 55,02 km2 (14,95%), Kecamatan Gianyar 50,59 km2 (13,75%),
Kecamatan Tampaksiring 42,63 Km2 (11,58%), dan Kecamatan Ubud 42,38 km2 (11,52 %), sedangkan
yang paling kecil adalah Kecamatan Blahbatuh 39,70 km2 (10,79%).
Secara geografis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80 18’ 48” – 80 38’ 58” Lintang Selatan, 1150 13’
29” – 1150 22’ 23” Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara :
Kabupaten Bangli
Sebelah Timur :
Kabupaten Klungkung
dan Kabupaten Bangli
Sebelah Selatan : Selat
Badung dan Samudera
Indonesia
Sebelah Barat :
Kabupaten Badung dan
Kota Denpasar
Kabupaten Tembanan
Kabupaten Tabanan. salah satu Kabupaten di Provinsi Bali. yang terletak di bagian tengah Pulau Bali
(pada arah timur barat) dan berada pada bagain selatan pegunungan Pulau Bali. Secara geografis terletak
diantara 08O14’30” – 08o30’07” LS dan 114o54’52” – 115o 12’57” BT.
Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan. meliputi :
• Sebelah Utara Kabupaten Buleleng;
• Sebelah Timur Kabupaten Badung;
• Sebelah Selatan Samudera Indonesia;
DataTopografi
1.1 Topografi Kota Denpasar
Kota Denpasar sebagian besar merupakan dataran rendah yang terbentang dari Selatan ke Utara.
Panjang pantai ± 11 Km, berupa perairan laut yang meliputi pantai padang Galak, pantai Sanur, serta
pantai Pulau Serangan. Wilayah Kota Denpasar secara umum beriklim laut tropis yang dipengaruhi
oleh angin musim.
1.2 Topografi Kabupaten Badung
Kabupaten Badung ketinggian tempat tertinggi barada di Kecamatan Petang (2.075 m) diatas
permukaan laut, terendah berda di Kecamatan Kuta ( 27m ). Ditinjau dari luas daerah terbangun
bahwa semakin ke utara, persentase nilai lahan terbangun semakin kecil. Hal ini memberi indikasi
bahwa secara fisik pembangunan berlangsung lebih cepat di bagian selatan, sehingga dapat dikatakan
bahwa makin ke selatan Kabupaten Badung, semakin bersifat Urban dan semakin ke utara akan
semakin Rural.
Kemiringan lereng Kabupaten Badung dapat dikelompokkan menjadi 7 (tujuh) yaitu :
1. kemiringan lereng 0 – 3%, merupakan daerah datar, umumnya merupakan daerah dataran aluvial
sungai, rawa dan pantai. Penyebarannya meliputi Kuta, Legian dan Benoa dengan luas daerah
22,01 km2 atau 5,64% dari luas daerah;
2. kemiringan lereng >3 – 5%, merupakan daerah landai, umumnya merupakan daerah dataran
aluvial sungai. Penyebarannya meliputi Jimbaran, Basangkasa dan Petinggan dengan luas daerah
3,12 km2 atau 3,93% dari luas daerah;
3. kemiringan lereng >5 – 10%, merupakan daerah bergelombang umumnya merupakan daerah
perbukitan bergelombang, penyebarannya meliputi daerah : Munggu, Dalung, Abianbase, Lukluk,
Mengwi dan Cemengan dengan luas daerah 109,9 km2 atau 28,19 % dari luas daerah;
4. kemiringan lereng >10 – 15%, merupakan daerah agak miring. Penyebarannya meliputi daerah
Sembung, Batangnyuh, Sangeh, Semuan, Getasan dan Pangsang dengan luas daerah 59,53 km2
atau 15,27% dari luas daerah;
5. kemiringan lereng >15 – 30%, merupakan daerah miring. Penyebarannya meliputi daerah
Unggasan, Pecatu, Kutuh, Petangan, Uluwatu dan Sawangan dengan luas daerah 93,33 km2 atau
23,94% dari luas daerah;
6. kemiringan lereng >30 – 70%, merupakan daerah sangat miring sampai curam. Penyebarannya
meliputi sekitar Plaga, Kladan dan Belok dengan luas daerah 75,49 km2 atau 19,36 % luas daerah
pemetaan;
7. kemiringan lereng > 70%, merupakan daerah yang sampai curam. Penyebarannya meliputi daerah
puncak G. Catur, dengan luas daerah 6,45 km2 atau 1,65% dari luas daerah.
1.3 Topografi Kabupaten Gianyar
Kabupaten Gianyar kondisi topografinya terbagi menjadi dua wilayah, dengan karakteristik yang
berbeda, bagian utara merupakan wilayah yang bergelombang, sedangkan pada bagian selatan
merupakan dataran rendah dan dataran pantai. Luas kemiringan lahan di Kabupaten Gianyar dapat
dikelompokan sebagai berikut :
• Datar (0 – 2 %) seluas 15.377 hektar
• Bergelombang (2 – 15 %) seluas 10.426 hektar
• Curam (15 – 40 %) seluas 5.754,50 hektar
• Sangat curam (diatas 40 %) seluas 5.242,50 hektar
1.4 Topografi Kabupaten Tambanan
Topografi Kabupaten Tabanan terletak pada ketinggian 0-2,276 m di atas permukaan laut dengan
rincian pada ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut merupakan daerah datar dengan kemiringan
2-15%, dan pada ketinggian 500-1000 m di atas permukaan laut adalah derah datar menurun ke
daerah miring dengan kemiringan 15-40%. Di daerah yang memiliki kemiringan 2-15% dan 15-40%
adalah daerah yang cukup subur di mana petani melakukan kegiatan pertanian untuk memenuhi
kebutuhan. Di daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut dan dengan
kemiringan 40% keatas adalah daerah berbukit dan curam, total 23.358 hektar atau 28,00% dari luas
lahan di Kabupaten Tabanan adalah sawah, sehingga Tabanan dikenal sebagai daerah pertanian atau
lumbung beras
Kabupaten Tabanan berada di daerah tropis dengan dua musim yang berbeda antara musim
kemarau dan musim penghujan dengan diselingi musim pancaroba. Temperatur udara bervariasi dan
juga ditentukan oleh ketinggian tempat, rata-rata berkisar 27,60 C. Keadaan pengairan dipengaruhi
oleh bentuk pantai dan curah hujan yang menjadi sumber penyimpanan air dan sumber pengairan
disamping danau yang luasnya 377 Ha terletak di Kecamatan Baturiti.
Data Hidrologi
2.1 Hidrologi Kota Denpasar
Kondisi Hidrologi kota Denpasar terdapat potensi sumber daya air meliputi: air hujan, air
permukaan (air sungai, air danau/waduk), air tanah/mata air maupun air laut. Air sungai di Kota
Denpasar mengalir memanjang dari Utara ke Selatan (parallel) dengan sungai-sungai utama
yaitu : Tukad Ayung, Tukad Mati, Tukad Badung, Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung.
AirDanau/waduk Kota Denpasar bersumber dari Waduk Muara Nusa Dua yang secara
administratif berada pada batas wilayah Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung. Keterdapatan
mata air di Kota Denpasar ditemukan di daerah aliran sungai pada bagian hulu dan \tengah Tukad
Badung, bagian hulu Tukad Mati, serta bagian hilir Tukad Ayung dengan debit yang relatif kecil
namun mempunyai kontribusi yang nyata terhadap kontinyuitas aliran sungai yang mewadahi.
Air laut berada di zone pantai atau pesisir, Kota Denpasar memiliki garis pantai di bagian Selatan
dan Timur mulai dari Serangan hingga Padanggalak sepanjang 36,6 km

2.2 Hidrologi Kabupaten Badung


Kabupaten Badung mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam sehingga secara
relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di Bali. Karakteristik
hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air tanah.
sungai utama Tukad Yeh Penet dan sungai-sungai lainnya yang sebagian diantaranya termasuk
dalam wilayah Kabupaten Tabanan. Karakteristik sungai-sungai di Kabupaten Badung, adalah
sebagai berikut :
a. Tukad Ayung
Tukad Ayung adalah sebuah system DAS yang menempati wilayah Kabupaten Bangli di
bagian hulunya, Kabupaten Badung dan Gianyar di bagian tengah serta bermuara di pantai
Padanggalak yang merupakan perbatasan wilayah Kota denpasar dan Kabupaten Gianyar.
Panjang sungai utama mencapai 62,50 km. Anak-anak sungai Tukad Ayung yaitu: Tukad
Pungsu, Tukad Bebunut, Tukad Yeh Song, Tukad Siap, Tokad Ngongkong, Tukad
Bangkung, Tukad Tegalanting, Tukad Kilap, dan lain-lainnya. Pemanfaatan air sungai Ayung
secara langsung dilakukan oleh sector kehidupan baik yang berada di wilayah Kabupaten
Badung, Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.
b. Tukad Mati
Tukad Mati adalah sebuah sistem DAS yang menempati wilayah Kabupaten Badung di
bagian hulu dan hilir, sementara bagian tengahnya melintasi kota Denpasar. Anak sungai
Tukad Mati paling sedikit yaitu terdiri dari Pangkung Lebak Muding dan Pangkung Danu.
Fungsi Tukad Mati saat ini selain untuk mengairi beberapa lahan sawah, terutama adalah
sebagai drainase kota.
c. Tukad Badung
Tukad Badung adalah sebuah sistem DAS yang menempati wilayah Kota Denpasar di bagian
hulu dan tengahnya, sedangkan bagian hilir menjadi batas antara wilayah Kabupaten Badung
dengan Kota Denpasar. Anak-anak sungainya seluruhnya ada di Kota Denpasar yaitu Tukad
Jurang, Tukad Langan, Tukad Medih, Tukad Urang dan Tukad Rarangan. Pada bagian hilir
Tukad Badung terdapat Waduk Estuary Nusa Dua yang mempunyai kemampuan untuk
melayani pasokan air bersih sebesar 300 lt/det yang selama ini dimanfaatkan untuk melayani
kebutuhan air di wilayah Badung Selatan.
d. Tukad Yeh Penet
Tukad Yeh Penet merupakan sistem DAS pada sisi Barat Kabupaten Badung yang berbatasan
dengan Kabupaten Tabanan. Pada sistem DAS ini terdapat beberapa anak sungai yang aliran
airnya bermuara pada Tukad Yeh Penet yaitu : Tukad Sungai, Tukad Dangkang, Tukad
Ulaman, Tukad Kedokan, Tukad Yeh Ge, Tukad Kajang, Tukad Ngingian, Tukad Bangka,
dan lain-lain.
Sungai-sungai lain, Beberapa sungai kecil yang langsung bermuara ditemukan di wilayah Kecamatan
Kuta yang selain berfungsi sebagai pemasok air irigasi, juga sebagai terminal drainase lingkungan,
seperti: Tukad Canggu, Tukad Pangi, Tukad Yeh Poh, dan lain-lainnya.
a. Sungai-sungai di Jazirah Nusa Dua
Sungai-sungai dijazirah Nusa Dua merupakan sungai musiman dengan pola aliran radial,
memancar keempat arah. Karakteristik pengaliran: panjang sungai rata-rata 5,44 km, luas daerah
tangkapan rata-rata 3,37 km2. Jumlah pengaliran ke Selatan lebih banyak, lebih panjang dan lebih
cepat, sementara jumlah DPS nya berimbang dengan yang kearah Utara. Sungai-sungai tersebut
antara lain Tukad Batumejan, Tukad Cengiling, Tukad Bualu, Tukad Nangka, Tukad Soma, dan
lain-lain
b. Air Tanah
Kondisi Kabupaten Badung secara umum di bagian Utara pada ketinggian di atas 400 m hingga
lebih merupakan daerah resapan utama bagi pengisian air tanah. Akifer air tanah di kabupaten
Badung mengikuti pola Bali Selatan secara umum. Akifer dangkal ditemukan pada kedalaman 30
– 50 m dengan formasi miring ke arah selatan. Sedangkan akifer tertekan atau air tanah dalam
ditemukan pada kedalaman 50-150 m.
Menurut pengelompokan kandungan air tanah yang dibuat dalam Peta Hidrogeologi Bali, di
Kabupaten Badung terdapat wilayah-wilayah dengan kandungan air tanah yang merentang atas
kondisi sebagai berikut : 1) daerah yang terpengaruh oleh air laut (air payau) meliputi wilayah
Jimbaran, Tanjung Benoa dan sekitarnya, 2) setempat kandungan air sangat sedikit sekali 0,1 lt/
det terdapat di wilayah Bukit Pecatu dan Nusa Dua, 3) setempat kandungan air besar 10 lt/det
terdapat di wilayah Kuta, Kuta Utara hingga sebagian kecamatan Mengwi, 4) setempat
kandungan sedang 5 lt/det terdapat di wilayah Abiansemal, dan 5) setempat kandungan sedikit
0,5 lt/det terdapat di wilayah Petang.
Kondisi kualitas air tanah berdasarkan pengujian terhadap beberapa sumur dangkal dan sumur
dalam di Badung Selatan menunjukkan bahwa air tanah masih memiliki kualitas golongan A.
Tetapi pada beberapa sumur sampel ditemukan bahwa air tanah sudah terasa asin karena intrusi
air laut dan terdapatnya pencemaran koli tinja.
c. Mata Air
Dalam keadaan yang memungkinkan, akibat adanya rekahan, celah atau bekerjanya fungsi
kaliparitas, maka air tanah akan muncul ke permukaan sebagai mata air.
Keterdapatan mata air di Kabupaten Badung menurut data Dinas Kehutanan dan Perkebunan
tahun 2005 ditemukan di beberapa tempat sebanyak 379 buah, dapat dilihat pada Kemanfaatan
mata air tersebut terutama adalah untuk fungsi sebagai pemasok air minum yang langsung
dimanfaatkan oleh lingkungan pemukiman, irigasi atau permandian.

2.3 Hidrologi Kabupaten Gianyar


Kondisi Hidrologi (pola Aliran sungai) di Kabupaten Gianyar menunjukan pola aliran
paralel (sejajar). Ciri-ciri dari pola aliran paralel adalah aliran sungai sejajar dengan lembah
dalam (dibagian hulu/utara) dan semakin ke hilir/selatan sungai makin melebar.
Kondisi air tanah bebas sangat dipengaruhi oleh besarnya intensitas curah hujan setempat dan
penggunaan lahan di sekitarnya. Hasil penelitian hidrogeologi yang dilakukan oleh menunjukkan
kondisi air tanah dan produktivitas akuifer (lapisan pembawa air) yang terdapat di Kabupaten
Gianyar adalah akuifer dengan aliran melalui celah dan ruang antar butir yang terdiri dari:
a. Akuifer produktivitas tinggi dan penyebarannya luas (akuifer dengan keterusan dan
kedalaman muka air sangat beragam, debit air umumnya > 5 lt/dt)
b. Akuifer dengan produktivitas sedang dan penyebaran luas (akuifer dengan keterusan dan
kedalaman muka air tanah sangat beragam, debit air umumnya < 5lt/dt)
c. Setempat akuifer produktif (akuifer dengan keterusan sangat beragam, umumnya air tanah
tidak dimanfaatkan karena dalamnya muka air tanah, setempat muka air tanah dapat diturap.
Sedangkan berdasarkan tinjauan Hidrogeologi Kabupaten Gianyar menunjukan bahwa kandungan
air tanah di Kabupaten Gianyar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:
 Kandungan air tanah besar dengan debit 10 lt/dt terdapat di bagian selatan,
 Kandungan air tanah sedang dengan debit 5 lt/dt tersebar di bagian tengah, dan
 Kandungan air tanah rendah dengan debit < 1 lt/dt terdapat di bagian utara daerah dataran
tinggi.
2.4 Hidrologi Tembanan
Kabupaten Tabanan mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam sehingga secara relatif
memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di Bali. Karakteristik
hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air tanah.
a. Sungai
Di wilayah Kabupaten Tabanan terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran sepanjang
tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai yang cukup luas dan
membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), yaitu :
1. Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas luasnya 100,82 km2. Daerah aliran sungai ini
sepenuhnya berada di Kabupaten Tabanan dan bermuara di perbatasan Desa Sudimara
dan Pangkung Tibah.
2. Daerah aliran Tukad Yeh Ho luasnya 135,76 km2. Semua daerah aliran sungai ini
terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di perbatasan Kecamatan
Selemadeg Timur dan Kerambitan.
3. Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya 152,9 km2. Semua daerah aliran sungai
terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di Surabrata, Desa
Lalanglinggah Kecamatan Selemadeg Barat.
Sungai-sungai besar lainnya yang bermuara di wilayah Kabupaten Tabanan yaitu Tukad Yeh
Sungi (panjang 40,5 km) bermuara di Desa Beraban (Kecamatan Kediri), Tukad Yeh Abe
(panjang 9,3 km) bermuara di perbatasan Kabupaten Tabanan dan Tabanan.Tukad Yeh Matan
(panjang 13,5 km) bermuara di perbatasan Desa Berembeng dan Tegalmengkeb, dan Tukad
Yeh Otan (panjang 24,0 km) bermuara di Desa Antap.
Dari sekian sungai yang ada di Kabupaten Tabanan baru tiga sungai yang telah
diinventarisasi memiliki potensi untuk dikembangkan melalui program penyadapan sungai
yaitu Tukad Balian, Tukad Yeh Empas dan Tukad Sungi. Tukad Balian mempunyai debit
aliran andal sebesar 380 lt/detik, Tukad Yeh Empas 200 lt/detik dan Tukad Sungi 430 lt/detik
sehingga total hasil penyadapan air sungai dari tiga sungai tersebut adalah 1.010 lt/detik atau
31,85 juta m3/tah.
Berdasarkan data curah hujan bulanan yang tercatat melalui alat pengukur curah hujan yaitu
penakar hujan dan pencatat hujan di seluruh stasiun yang ada di Kabupaten Tabanan (Balai
Meteorologi dan Geofisika Wilayah III) dilakukan simulasi dan diperoleh curah hujan dalam
bentuk Isohyet bulanan selama tahun 2004. Berdasarkan catchment area (CA) masing-masing
sub SWS, maka dapat dihitung potensi air permukaan di Kabupaten. Total ketersediaan air
permukaan yang masuk ke dalam sistem sungai di Kabupaten Tabanan mencapai 2.400.501
juta m3/tahun.
b. Danau dan Waduk
Kabupaten Tabanan memiliki sebuah danau dari empat danau yang ada di Provinsi Bali,
yaitu Danau Beratan. Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul pada ketinggian sekitar 200
m dpl, memiliki luas permukaan air 3,85 km2 dan luas daerah tangkapan air 13,4 km2. Danau
ini memiliki kedalaman rata-rata 12,8 m dan kedalaman maksimum 20 m, serta volume
airnya 49,22 juta m3.
Kabupaten Tabanan memiliki sebuah waduk yang baru saja dibangun pada tahun 2008
yaitu Waduk Telaga Tunjung. Waduk Telaga Tunjung terletak di Kecamatan Kerambitan
Kabupaten Tabanan dengan luas daerah tangkapan waduk 81,50 km2, volume tampungan
efektif 1.159.640 m3, dan luas genangan waduk 16,50 km2. Waduk ini dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi di Kecamatan Kerambitan dan sekitarnya serta sebagai
sumber air bersih.
c. Air Tanah
Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi bantuan dan struktur geologi yang ada di
bawah permukaan tanah. Formasi batuan dan struktur geologi akan mempengaruhi aquifer
yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tabanan struktur
hidrologinya tergolong memiliki akuifer tidak produktif yaitu debit kurang dari 2 lt/detik
sehingga tidak memungkinkan dikembangkan sebagai sumber air bersih. Demikian pula
kondisi di wilayah pesisir potensi air tanah secara kualitas tidak sesuai untuk kebutuhan air
bersih. Daerah yang hidrologinya sebagai akuifer produktif tinggi dengan debit lebih dari 10
lt/detik
Data Geologi
3.1 Kondisi Geologi Kota Denpasar
Kota Denpasar terdiri dari 3 (tiga) formasi batuan yakni:
• Formasi Selatan
Formasi ini tersingkap di semenanjung Bali bagian selatan dan Nusa Penida.
Karakteristik lahan pegunungan kapur selatan yakni terdiri atas koral dan marl, dimana
kapur koral berkembang menjadi topografi berbukit.
• Dataran Aluvial
Dataran aluvial merupakan daerah penimbunan (sedimentasi) dan pada dasarnya
terbentuk oleh proses fluvial (bentukan lahan terjadi akibat proses air mengalir baik yang
memusat (sungai) maupun oleh aliran permukaan bebas (Suprapto Dibyosaputro, 1997).
Wilayah ini meliputi Kuta dan Denpasar Selatan. Tofografi wilayah aluvial ini landai
hingga datar dan terdiri dari endapan material flovio vulkanik. Karakteristik tanah banyak
dipengaruhi oleh tumpukan material vulkanis yang mengalami pelapukan dan endapan
luapan air sungai yang membawa sedimen saat banjir sehingga struktur endapan pada
dataran aluvial berlapis horizontal pada elevasi yang rendah.
• Tufa dan Endapan Vulkanik Gunung Buyan, Bratan dan Batur
Endapan vulkanik ini menutupi hampir 70 % wilayah Kota Denpasar, berupa batuan
gunung api hasil dari yang terdiri dari tufa dan breksi, lahar, kerikil, pasir.

3.2 Kondisi Geologi Kabupaten Badung


Kondisi geologi Kabupaten Badung sebagian besar merupakan produk gunung
api muda yang terdiri dari breksi vulkanik, tufa pasiran dan endapan lahar. Sebagian kecil
daerah pesisir sekitar Kuta merupakan daerah alluvial endapan pantai yang tersusun dari
pasir, sedangkan di daerah selatan merupakan bukit kapur yang berasal dari batu
gamping, batu pasir gampingan dan napal.
Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Badung tergolong jenis Inceptisols berbahan
induk abu vulkan intermedier dan tuf. Sebagian lagi jenis tanah Andisol dari bahan induk
yang sama terdapat di daerah hutan lindung yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng.
Tanah Entisols terdapat di sekitar dataran pantai Kuta.Wilayah perbukitan kapur di
bagian selatan memiliki jenis tanah Alfisols dengan fisiografi pengangkatan (uplifit)
daerah pantai. Vertisols juga ditemukan di Canggu, Kerobokan yang mempunyai sifat
mudah mengembang dan mengempis.
3.3 Kondisi Geologi Kabupaten Gianyar
Kondisi Geologi Gianyar memiliki tipe iklim C adalah perbandingan antara rata-
rata bulan kering dan rata-rata bulan basah berkisar 33,3-60,0 % dan tipe iklim D berkisar
60,0-100,0%. Dengan demikian Kabupaten Gianyar sangat cocok untukawasan
budidaya, selanjutnya ditunjang lagi dengan banyaknya sebaran mata air di wilayah
Kabupaten Gianyar dan kalau ini dapat dikelola dengan baik Kabupaten Gianyar tidak
akan pernah kekurangan sumber air untuk aktivitas budidaya, baik untuk budidaya
tanaman pertanian maupun budidaya ikan.
Wilayah Kabupaten Gianyar tersusun oleh formasi geologi yang beragam.Batuan
tertua yang ditemukan adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Bratan dan Batur. Jenis
tanah secara umum yang terdapat di Kabupaten Gianyar adalahlatosol kekuningan,
regosol coklat kekuningan, regosol coklatkelabu dan regosol humus.

3.4 Kondisi Geologi Kabupaten Tembanan


Batuan tertua yang yang ditemukan adalah batuan hasil muntahan Gunung Api
Jembrana seperti Gunung Klatakan, Gunung Merbuk, dan Gunung Patas yang terdiri dari
lava, breksi dan tufa. Batuan ini menyelimuti daerah sekitar Kaliukir, Munduk,
Tinggading hingga Surebrata. Juga ditemui di dekat Desa Kerambitan. Batuan ini
terbentuk pada era kuarter bawah sekitar 6 juta tahun lalu. Batuan yang lebih muda
adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur yang terbentuk pada era
Kwarter. Batuan ini menutupi sekitar setengah Kabupaten Tabanan, terutama daerah
bagian Selatan. Sementara pada daerah pegunungan terdapat dua formasi batuan yaitu
batuan hasil ekstrusi Gunung Batukaru dan batuan gunung api dari kerucut–kerucut
subresen Gunung Pohen, Gunung Sangiang, dan Gunung Lesong.
Jenis-jenis batuan menurut luasnya di wilayah Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut
a. Batuan Gunung Berapi Batukaru, luasnya 120,79 km2 / (14,39%).
b. Tufa endapan lahar Buyan, Beratan dan Batur, luasnya 453,57 km2 / (54,04%).
c. Batuan Gunung Pohen dan Gunung Sangiyang, luasnya 136,50 km2/ (16,26%).
d. Batuan Gunung Api Jembrana, Breksi, Tufa dari Gunung Klatakan dan Batuan
e. tergabung, luasnya 118,42 km2/(14,11%).
f. Endapan Alluvial pada Danau Beratan, luasnya 0,38 km2 /(0,05%).
Data Klimatologi
4.1 Kondisi Klimitologi Kota Denpasar
Kota Denpasar beriklim tropis dengan dua musim (hujan dan kemarau). Berdasarkan klasifikasi
iklim Kota Denpasar termasuk iklim tipe A, Sebagai daerah tropis Kota Denpasar memiliki musim
kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim panca roba, dengan curah hujan berkisar antara 1 –
437 mm. Curah hujan yang paling rendah terjadi pada Bulan September yaitu sebesar 1 mm, sedangka
curah hujan yang paling tinggi terjadi pada Bulan Januari sebesar 437 mm. Suhu maksimum berkisar
antara 29,90C – 33,90C dan suhu minimum berkisar antara 22,70C – 25,60C. Temperatur tertinggi terjadi
di Bulan Desember dan terendah terjadi pada Bulan September dengan kelembaban udara berkisar antara
73 hingga 82 persen
.4.2. Kondisi Klimitologi Kabupaten Badung
Menurut pencatatan Dinas Pertanian yang diperoleh pada Badung Dalam Angka 2018, diketahui
bahwa rata-rata curah hujan di Kabupaten Badung sebesar 8.556 mm. Untuk tingkat kecamatan, curah
hujan paling tinggi terjadi di Kecanatan Petang yaitu sebaser 2.698 mm dan yang paling kecil terjadi di
Kecamatan Mengwi yang besarnya hanya 1.633 mm.

4.3. Kondisi Klimitologi Kabupaten Gianyar


Wilayah Gianyar sebagaimana halnya wilayah Bali secara umum beriklim laut tropis, yang
dipengaruhi oleh angin musim. Sebagai daerah tropis, di Gianyar terdapat musim kemarau pada sekitar
bulan April – September dan musim hujan sekitar bulan Nopember – Pebruari yang diselingi oleh musim
pancaroba. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Gianyar mencapai 270C, dengan suhu minimum rata-rata
240C dan suhu maksimum rata-rata 300C. Kelembaban udara rata-rata 75,50% berkisar antara 74%
hingga 77%. Sedangkan perkembangan keadaan iklim di Gianyar, dalam kurun waktu lima tahun,
menunjukkan rata-rata suhu udara berkisar antara 27,000–28,330C dengan kelembaban udara yang
mengalami penurunan dari 77,15% menjadi 75,50%.
4.2. Kondisi Klimitologi Kabupaten Tembanan
Kabupaten Tabanan berada di daerah tropis dengan dua musim yang berbeda antara musim
kemarau dan musim penghujan dengan diselingi musim pancaroba. Temperatur udara bervariasi dan juga
ditentukan oleh ketinggian tempat, rata-rata berkisar 27,60 C. Keadaan pengairan dipengaruhi oleh bentuk
pantai dan curah hujan yang menjadi sumber penyimpanan air dan sumber pengairan disamping danau
yang luasnya 377 Ha terletak di Kecamatan Baturiti.
Tipe iklim Kabupaten Tabanan secara umum termasuk tipe AW, yang merupakan iklim hujan
tropis bermusim. Tipe hujan dicirikan oleh turunnya hujan bermusim (bulan November sampai Mei), dan
adanya musim kemarau pada bulan April sampai September. Suhu rata-rata mencapai 270 C dengan suhu
terendah 240 C dan suhu tetinggi 300 C. Kelembaban udara berkisar antara 74-77% dan curah hujan
tahunan rata-rata berkisar antara 2.155-3.292 mm. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth dan Fergusson,
Kabupaten Tabanan secara dominan termasuk kedalam tipe iklim C dan D, hanya sebagian kecil
daerahnya termasuk ke dalam tipe iklim A yaitu wilayah pegunungan Batukaru dan Kawasan Bedugul
Pengaruh iklim, topografi dan pertemuan arus angin sangat mempengaruhi tingkat curah hujan yang
terjadi di wilayah Kabupaten Tabanan. Disamping itu perbedaan suhu yang terjadi juga mempengaruhi
tingkat curah hujan. Tingkat curah hujan yang terjadi pada tahun 2010 di wilayah Kabupaten Tabanan
rata-rata sebesar 3.669 mm/tahun, dimana curah hujan terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan.
Kecamatan Pupuan memiliki tingkat curah hujan yang paling tinggi sebesar 5.462 mm/tahun dan terendah
di Kecamatan Kediri sebesar 1.478 mm/tahun.

SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DENPASAR,BADUNG,GIANYAR DAN TABANAN


(SARBAGITA)

1. DENPASAR

a. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin

Kecamata Proyeksi Penduduk Kota Denpasar (Jiwa)


n Laki-laki Perempuan Jumlah
2020 2019 2018 2020 2019 2018 2020 2019 2018
Denpasar 159  156  152  152  149  146  311  305  299 
Selatan 170,0 080,0 770,0 420,0 300,0 280,0 590,0 380,0 050,00
0 0 0 0 0 0 0 0
Denpasar 82  81  80  79  78  77  162  160  157 
Timur 430,0 410,0 240,0 790,0 740,0 650,0 220,0 150,0 890,00
0 0 0 0 0 0 0 0
Denpasar 142  139  137  136  133  131  278  273  269 
Barat 010,0 830,0 450,0 010,0 810,0 580,0 020,0 640,0 030,00
0 0 0 0 0 0 0 0
Denpasar 107  106  104  103  101  99  211  207  204 
Utara 890,0 380,0 640,0 180,0 550,0 990,0 070,0 930,0 630,00
0 0 0 0 0 0 0 0
Kota 491  483  475  471  463  455  962  947  930 
Denpasar 500,0 700,0 100,0 400,0 400,0 500,0 900,0 100,0 600,00
0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : BPS Provinsi bali

b. Mata Pencaharian

Lapangan Usaha Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha (Jiwa)


Laki-laki Perempuan Jumlah
2013 2012 2011 2013 2012 2011 2013 2012 2011
Pertanian, Perkebunan, 282  285  291  263  286  265  545  572  556 
Kehutanan dan 487,0 905,0 570,0 340,0 780,0 045,0 827,0 685,0 615,0
Perikanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pertambangan & 4  4  7  4  3  5  9  7  12 
Penggalian 503,0 517,0 304,0 563,0 120,0 331,0 066,0 637,0 635,0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Industri Pengolahan 161  154  141  158  156  148  320  311  290 
722,0 697,0 797,0 833,0 528,0 335,0 555,0 225,0 132,0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Listrik, Gas dan Air 6  4  6  2  2  770,0 9  6  6 
705,0 162,0 089,0 450,0 185,0 0 155,0 347,0 859,0
0 0 0 0 0 0 0 0
Bangunan 177  159  158  33  26  27  211  185  185 
685,0 214,0 543,0 408,0 550,0 162,0 093,0 764,0 705,0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Perdagangan, Rumah 287  275  274  340  350  321  628  625  596 
Makan dan Hotel 700,0 001,0 912,0 885,0 301,0 615,0 585,0 302,0 527,0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Angkutan, 63  74  71  9  11  10  72  85  81 
Pergudangan dan 063,0 282,0 292,0 701,0 429,0 452,0 764,0 711,0 744,0
Komunikasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keuangan, Asuransi & 53  50  58  39  33  24  93  83  83 
Usaha Pesewaan 376,0 572,0 563,0 992,0 304,0 718,0 368,0 876,0 281,0
Bangunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jasa Kemasyarakatan, 222  229  207  160  161  184  383  390  391 
Sosial dan Perorangan 604,0 017,0 113,0 880,0 144,0 263,0 484,0 161,0 376,0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lainnya - - - - - - - - -
Jumlah 1 259  1 237  1 217  1 014  1 031  987  2 273  2 268  2 204 
845,0 367,0 183,0 052,0 341,0 691,0 897,0 708,0 874,0
0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. BADUNG

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk Menurut Kecamatan (Ribu Jiwa)


Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki + Perempuan
2020 2019 2018 2020 2019 2018 2020 2019 2018
Kuta 90,72 87,63 78,26 86,23 83,21 74,34 176,9 170,84 152,60
Selatan 5
Kuta 58,34 57,19 53,39 54,04 52,91 49,38 112,3 110,10 102,77
8
Kuta Utara 72,86 71,04 65,41 69,17 67,38 61,99 142,0 138,42 127,40
3
Mengwi 67,41 67,03 65,65 66,20 65,75 64,39 133,6 132,78 130,04
1
Abiansemal 46,16 46,04 45,51 46,47 46,30 45,77 92,63 92,34 91,28
Petang 12,91 12,97 13,08 12,69 12,75 12,83 25,60 25,72 25,91
Badung 348,40 341,9 321,3 334,8 328,3 308,7 683,2 670,20 630,00
0 0 0 0 0 0

b. Mata Pencaharian

Lapangan Usaha (2000) Pekerja Menurut Lapangan Usaha (Jiwa)


Laki-laki Perempuan Laki + Perempuan
2017 201 2015 2017 201 2015 2017 201 2015
6 6 6
Pertanian, Perkebunan, 17  - 20  14  - 11  3 168,00 - 32 
Kehutanan dan Perikanan 047,00 827,00 611,00 334,00 161,00
Pertambangan & Penggalian - - 121,00 - - - - - 121,00
Industri Pengolahan 13  - 14  13  - 19  26  - 34 
024,00 877,00 819,00 786,00 843,00 663,00
Listrik, Gas dan Air 1  - 661,00 - - - 1 251,00 - 661,00
251,00
Bangunan 19  - 25  4 492,00 - 4  24  - 30 
677,00 666,00 638,00 169,00 304,00
Perdagangan, Rumah Makan dan 78  - 75  61  - 66  140  - 141 
Hotel 709,00 666,00 626,00 309,00 335,00 975,00
Angkutan, Pergudangan dan 17  - 17  1 329,00 - 3  18  - 20 
Komunikasi 056,00 487,00 291,00 385,00 778,00
Keuangan, Asuransi & Usaha 10  - 13  7 765,00 - 9  18  - 22 
Pesewaan Bangunan 310,00 782,00 155,00 075,00 937,00
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 39  - 29  43  - 25  82  - 55 
Perorangan 420,00 798,00 093,00 418,00 513,00 216,00
Lainnya - - - - - - - - -
PDRB 196  - 198  146  - 139  343  - 338 
494,00 885,00 735,00 931,00 229,00 816,00

3. GIANYAR

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Kecamatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Orang)


laki-laki perempuan jumlah
2020 2019 2018 2020 2019 2018 2020 2019 2018
Sukawati 64  63  62  62  61  61  127  125  124 
370,00 560,00 780,00 680,00 910,00 270,00 050,00 470,00 050,00
Blahbatuh 36  36  36  36  35  35  72  72  71 
630,00 340,00 030,00 070,00 800,00 460,00 700,00 140,00 490,00
Gianyar 48  47  47  47  46  46  95  94  93 
100,00 740,00 380,00 210,00 840,00 460,00 310,00 580,00 840,00
Tampaksiring 24  24  24  24  23  23  49  48  48 
920,00 750,00 640,00 110,00 990,00 830,00 030,00 740,00 470,00
Ubud 37  37  37  37  36  36  74  74  73 
730,00 510,00 260,00 030,00 810,00 570,00 760,00 320,00 830,00
Tegallalang 27  27  26  26  26  26  54  53  53 
140,00 000,00 790,00 910,00 760,00 600,00 050,00 760,00 390,00
Payangan 21  21  21  21  21  21  43  43  43 
710,00 600,00 520,00 690,00 590,00 510,00 400,00 190,00 030,00
Kabupaten 260  258  256  255  253  251  516  512  508 
Gianyar 600,00 500,00 400,00 700,00 700,00 700,00 300,00 200,00 100,00

b. Mata Pencaharian
Lapangan Usaha tahun Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha (Orang)
Dasar 2000 laki-laki perempuan jumlah
2015 2014 2013 2015 2014 2013 2015 2014 2013
Pertanian, Perkebunan, 22  22  282  16  15  263  39  38  545 
Kehutanan dan Perikanan 902,00 870,00 487,00 366,00 228,00 340,00 268,00 098,00 827,00
Pertambangan & - - 4  597,00 - 4  597,00 - 9 
Penggalian 503,00 563,00 066,00
Industri Pengolahan 24  30  161  24  28  158  48  58  320 
357,00 552,00 722,00 522,00 314,00 833,00 879,00 866,00 555,00
Listrik, Gas dan Air 285,00 - 6  285,00 - 2  570,00 - 9 
705,00 450,00 155,00
Bangunan 26  15  177  3  3  33  29  19  211 
753,00 548,00 685,00 091,00 937,00 408,00 844,00 485,00 093,00
Perdagangan, Rumah 41  35  287  59  40  340  100  76  628 
Makan dan Hotel 093,00 512,00 700,00 211,00 834,00 885,00 304,00 346,00 585,00
Angkutan, Pergudangan 7  11  63  1  - 9  9  11  72 
dan Komunikasi 949,00 745,00 063,00 312,00 701,00 261,00 745,00 764,00
Keuangan, Asuransi & 4  4  53  3  3  39  7  7  93 
Usaha Pesewaan Bangunan 372,00 267,00 376,00 089,00 460,00 992,00 461,00 727,00 368,00
Jasa Kemasyarakatan, 26  27  222  20  25  160  47  53  383 
Sosial dan Perorangan 926,00 829,00 604,00 669,00 691,00 880,00 595,00 520,00 484,00
PDRB 154  148  - 129  117  - 283  265  -
637,00 323,00 142,00 464,00 779,00 787,00
PDRB - - 1 259  - - 1 014  - - 2 273 
845,00 052,00 897,00
4. TABANAN

a. Proyeksi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Wilayah Tabanan Proyeksi Penduduk Kabupaten Tabanan (Ribu Jiwa)


laki-laki perempuan jumlah
2020 2019 2018 2020 2019 2018 2020 2019 2018
Kabupaten Tabanan 222,40 221,20 220,20 225,60 224,50 223,30 448,00 445,70 443,50
Kecamatan Selemadeg 9,66 9,63 9,62 10,15 10,11 10,10 19,81 19,74 19,72
Kecamatan Selemadeg 10,57 10,56 10,53 11,09 11,06 11,05 21,66 21,62 21,58
Timur
Kecamatan Selemadeg 9,73 9,68 9,68 9,87 9,84 9,81 19,60 19,52 19,49
Barat
Kecamatan Kerambitan 19,39 19,35 19,30 19,97 19,90 19,83 39,36 39,25 39,13
Kecamatan Tabanan 37,76 37,51 37,32 37,92 37,75 37,50 75,68 75,26 74,82
Kecamatan Kediri 48,50 47,97 47,44 47,76 47,27 46,65 96,26 95,24 94,09
Kecamatan Marga 20,88 20,79 20,71 21,46 21,36 21,32 42,34 42,15 42,03
Kecamatan Baturiti 24,45 24,34 24,24 24,52 24,43 24,30 48,97 48,77 48,54
Kecamatan Penebel 21,86 21,84 21,82 23,09 23,03 23,04 44,95 44,87 44,86
Kecamatan Pupuan 19,60 19,53 19,54 19,77 19,75 19,70 39,37 39,28 39,24

b. Mata Pencaharian

Lapangan Usaha Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha (Jiwa)


laki-laki perempuan jumlah
2013 2012 2011 2013 2012 2011 2013 2012 2011
Pertanian, Perkebunan, 282  285  291  263  286  265  545  572  556 
Kehutanan dan Perikanan 487,00 905,00 570,00 340,00 780,00 045,0 827,00 685,00 615,00
0
Pertambangan & 4  4  7  4  3  5  9  7  12 
Penggalian 503,00 517,00 304,00 563,00 120,00 331,0 066,00 637,00 635,00
0
Industri Pengolahan 161  154  141  158  156  148  320  311  290 
722,00 697,00 797,00 833,00 528,00 335,0 555,00 225,00 132,00
0
Listrik, Gas dan Air 6  4  6  2  2  770,0 9  6  6 
705,00 162,00 089,00 450,00 185,00 0 155,00 347,00 859,00
Bangunan 177  159  158  33  26  27  211  185  185 
685,00 214,00 543,00 408,00 550,00 162,0 093,00 764,00 705,00
0
Perdagangan, Rumah 287  275  274  340  350  321  628  625  596 
Makan dan Hotel 700,00 001,00 912,00 885,00 301,00 615,0 585,00 302,00 527,00
0
Angkutan, Pergudangan 63  74  71  9  11  10  72  85  81 
dan Komunikasi 063,00 282,00 292,00 701,00 429,00 452,0 764,00 711,00 744,00
0
Keuangan, Asuransi & 53  50  58  39  33  24  93  83  83 
Usaha Pesewaan 376,00 572,00 563,00 992,00 304,00 718,0 368,00 876,00 281,00
Bangunan 0
Jasa Kemasyarakatan, 222  229  207  160  161  184  383  390  391 
Sosial dan Perorangan 604,00 017,00 113,00 880,00 144,00 263,0 484,00 161,00 376,00
0
Lainnya - - - - - - - - -
Jumlah 1 259  1 237  1 217  1 014  1 031  987  2 273  2 268  2 204 
845,00 367,00 183,00 052,00 341,00 691,0 897,00 708,00 874,00
0

Data Kepadatan Penduduk Denpasar,Badung,Gianyar dan Tabanan


(Sarbagita)
Kabupaten/Kota Luas Penduduk Kepadatan Kecamatan Kelurahan Desa
Wilayah (Jiwa) (Jiwa/km2)
(km2)
Kota Denpasar 127,78 638.548 4.997,25 4 16 27
Kab. Badung 418,62 468.346 1.118,79 6 16 46
Kab. Gianyar 368,00 492.757 1.339,01 7 6 64
Kab. Tabanan 1.013,88 466.647 460,26 10 - 133

BANYAKNYA HOTEL BERBINTANG DAN HOTEL NON BINTANG DI PROVINSI


BALI BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2018-2019

JUMLAH HOTEL

HOTEL HOTEL NON


NO. KABUPATEN/KOTA
BERBINTANG BINTANG
2018 2019 2018 2019

5 5 88 80
1 Jembrana
5 5 137 170
2 Tabanan

443 394 1890 1492


3 Badung

24 23 1060 1014
4 Gianyar

3 2 201 194
5 Klungkung

0 0 43 39
6 Bangli

8 8 295 313
7 Karangasem

17 20 288 321
8 Buleleng

46 50 321 289
9 Denpasar

551 507 4323 3912


Provinsi Bali

Sumber: Badan Pusat Statiktik Provinsi Bali, 2020

BANYAKNYA BIRO PERJALANAN WISATA DI PROVINSI BALI BERDASARKAN


KABUPATEN/KOTA PADA TAHUN 2018-2019
JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA
NO. KABUPATEN/KOTA

2018 2019

0 0
1 Jembrana

3 4
2 Tabanan

135 143
3 Badung

20 20
4 Gianyar

1 1
5 Klungkung

1 2
6 Bangli

1 2
7 Karangasem

1 1
8 Buleleng

243 243
9 Denpasar

405 416
Provinsi Bali

Sumber: Badan Pusat Statiktik Provinsi Bali, 2020


BANYAKNYA FASILITAS KESEHATAN BERUPA RUMAH SAKIT UMUM, RUMAH
SAKIT KHUSUS, RUMAH SAKIT BERSALIN, PUSKESMAS, KLINIK/BALAI
KESEHATAN, DAN POSYANDU DI PROVINSI BALI BERDASARKAN
KABUPATEN/KOTA TAHUN 2018-2019

JUMLAH FASILITAS KESEHATAN

NO. KABUPATEN/KOTA RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT


KHUSUS
2018 2019 2018 2019
4 4 0 0
1 Jembrana

8 8 0 0
2 Tabanan

3 Badung 6 7 2 2

4 Gianyar 6 6 0 0
5 Klungkung 4 4 0 0
6 Bangli 2 2 1 1
7 Karangasem 3 3 0 0
8 Buleleng 7 9 0 0
9 Denpasar 15 15 2 3
55 58 5 6
Provinsi Bali

Lanjutan tabel…

NO. KABUPATEN/KOTA
JUMLAH FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT PUSKESMAS


BERSALIN
2018 2019 2018 2019
0 0 10 10
1 Jembrana
2 Tabanan 1 1 20 20

3 Badung 0 0 13 13

4 Gianyar 0 0 13 13
5 Klungkung 0 0 9 9
6 Bangli 0 0 12 12

7 Karangasem 0 0 12 12

8 Buleleng 0 0 20 20

9 Denpasar 3 3 11 11

5 4 120 120
Provinsi Bali

Lanjutan tabel…

JUMLAH FASILITAS KESEHATAN

NO. KABUPATEN/KOTA KLINIK/BALAI POSYANDU


KESEHATAN
2018 2019 2018 2019
6 6 331 331
1 Jembrana
2 Tabanan 10 12 539 860

3 Badung 42 42 536 565

4 Gianyar 21 21 471 581


5 Klungkung 10 13 302 304
6 Bangli 7 7 259 356

7 Karangasem 6 7 231 682

8 Buleleng 8 11 498 715


47 43 278 460
9 Denpasar
157 162 3.445 4.854
Provinsi Bali
Sumber: Badan Pusat Statiktik Provinsi Bali, 2020

Kawasan yang memberikan dampak ekonomi/pertumbuhan di sarbagita:


Denpasar
a. Kawasan pusat kota
b. Kawasan sanur
c. Kawasan ubung kaja
d. Kawasan pulau serangan
e. Kawasan pelabuhan benoa
f. Kawasan pengembangan lc
marhaya
Gianyar
a. Kawasan pariwisata ubud
b. Kawasan pariwisata lebih
c. Kawasan perdagangan
sukawati
d. Kawasan argowisata
payangan
e. Kawasan wisata remaja
bukit jati
f. Kawasan perkotaan
tegalalang
g. Kawasan perkotaan
tapaksiring
h. Kawasan perkotaan gianyar
Tabanan
a. Kawasan perkotaan tabanan
b. Kawasan perkotaan banjera
c. Kawasan agropolitan baturiti
d. Kawasan agropolitan pupuan
e. Kawasan agropolitan
panebel
f. Kawasan agrowisata
jatiluwih
g. Kawasan efektif tanah lot
h. Kawasan efektif pariwisata
bedugul
i. Kawasan efektif pariwisata
soka
Badung
a. Kawasan bandar udara
ngurah rai
b. Kawasan pariwisata nusa
dua,tuban,dan kuta
c. Kawasan terminal tipe A
Mengwi
d. Kawasan sepanjang jalan
arteri primer
e. Kawasan perkotaan kuta
f. Kawasan perkotaan
mangapura
g. Kawasan perkotaan jimbaran
h. KDTWKp Pelaga dan
KDTWKp Belok Sidan
i. DTW Kabupaten
Sumber :sifataru.atrbpn.go.id/
Disbudpar.go.id

I. JUMLAH TERMINAL

Trans SARBAGITA Teminal/Halte/Shelter/Bus Stop

Trans Sarbagita adalah angkutan umum berjenis bus rapid transit (BRT)


di Denpasar, Indonesia yang mulai beroperasi pada 18 Agustus 2011 dibuat untuk
membangun kembali jaringan angkutan umum di Bali. Gagasan Trans Sarbagita telah
dicanangkan sejak tahun 1998, akan tetapi hal itu tidak terealisir lantaran Indonesia
diterpa krisis moneter yang berdampak pada anggaran yang diterima pemerintah propinsi.
Pada tahun 2014 Trans Sarbagita mengangkut sekitar 5.000 penumpang per hari dengan
mengoperasikan 25 armada bus. namun saat ini Trans Sarbagita hanya menggunakan 10
bus sedang Saat ini Trans Sarbagita beroperasi di empat koridor yakni Koridor 1 (Kota -
Garuda Wisnu Kencana pp) dan Koridor 2 (Batubulan - Nusa Dua pp) serta dua koridor
yang baru diluncurkan pada tahun 2015 yakni Koridor 7. Tabanan - Mengwi - Bandara
(sudah ditutup) dan Koridor 11. Mahendradatta - Sanur - Lebih (sudah ditutup). Harga
karcis Trans Sarbagita dipatok sebesar Rp 3.500 untuk orang dewasa dan Rp 2.500 untuk
pelajar/mahasiswa. Sementara itu frekuensi kedatangan bus yakni sekali dalam 30 menit -
60 menit walaupun keterlambatan masih sering terjadi. Trans Sarbagita beroperasi dari
pukul 05.00 hingga pukul 19.00.
II. JARINGAN JALAN

Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan Sarbagita, melliputi :

Jaringan Prasarana Strategis Kondisi Jaringan Prasarana Strategis KSN Sarbagita, meliputi

Sistem Jaringan Transportasi :

 Jaringan Jalan: Jalan Arteri, Jalan Kolektor Primer I, dan Jalan Bebas Hambatan
 Jaringan Prasarana Sarana Perhubungan :
 Prasarana Sarana Perhubungan Darat; Terminal Tipe A Mengwi, Sentra Parkir
Kuta, dan Bus Trans Sarbagita
 Prasarana Sarana Perhubungan Udara; Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
 Prasarana Sarana Perhubungan Laut; Pelabuhan Internasional Benoa
a) Jaringan Jalan Arteri Primer
 Tabanan-Mengwitani-Denpasar-Tohpati-Simpang Sidan
 Simpang Pesanggaran-Tugu Ngurah Rai-Bandara Ngurah Rai
 Akses menuju Terminal Mengwi
b) Jaringan Jalan Kolektor Primer I
 Simpang Tugu Ngurah Rai - Nusa Dua
 Simpang Kuta - Banjar Taman
 Mengwitani – Abansemal
 Mahendratta - Simpang Sunset Kuta
 Simpang Sidan – Lebih
 Terusan Gatit Subroto Barat – Canggu
 Sakah-teges-Ubud-Kedewatan-tegaltamu
 uruan-Mas
c) Jaringan Jalan Bebas Hambatan
 Kuta - Tanah Lot – Soka
 Canggu - Berikit - Batuan – Purnama
 Serangan-Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua-Tanjung Benoa
 Serangan – Tohpati
 Kuta - Bandara Ngurah Rai
 Kuta - denpasar – Tohpati

III. DATA VOLUME LALU LINTAS DI KAWASAN METROPOLITAN


SARBAGITA
Belum ada “Data Volume Lalu Lintas di Kawasan Metropolitan Sarbagita”.
IV. TRAYEK JENIS DAN JUMLAH ANGKUTAN UMUM, JUMLAH HALTE DAN
TITIK LOKASI HALTE DI KAWASAN METROPOLITAN SARBGITA

Pengembangan Angkutan Umum TRANS SARBAGITA

Melihat kondisi di atas dan memperhatikan faktor-faktor pemicunya, maka diperlukan adanya
terobosan kebijakan untuk menciptakan efisiensi pergerakan melalui pengembangan angkutan
umum massal berbasis “perpindahan penumpang bukan kendaraan” yang mampu menarik minat
pengguna jalan. Pengembangan angkutan umum ini telah termuat dan menjadi bagian yang
diamanatkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bali Tahun 2005-2025 dan juga dalam Peraturan
Daerah Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun
2009-2029 yang implementasinya dituangkan dalam ACTION PLAN dan dikemas dalam satu
program ROAD MAP “BACK TO PUBLIC TRANSPORT”, yang meliputi tahapan proses sbb.:

 2009-2010 : Meletakkan Landasan, Memantapkan Rencana dan Sosialisasi.


 2011-2013 : Mengenalkan Layanan, Membangun Citra.
 2014-2016 : Memantapkan dan Mengembangkan Layanan.
 2016-dst : Public Transport Jadi Pilihan melalui Pengembangan Layanan Berkelanjutan.

Dalam jangka panjang, pengembangan Angkutan Umum Trans SARBAGITA dimaksudkan


untuk menciptakan efisiensi perjalanan dan mampu menjangkau seluruh kawasan SARBAGITA
dengan konsep :

 Restrukturisasi jaringan trayek angkutan kota Denpasar dan sekitarnya (wilayah


SARBAGITA)
 Penggunaan kendaraan dengan kapasitas yang lebih besar dan lebih nyaman. • Berhenti
terbatas pada halte-halte yang ditentukan dan penerapan jadwal perjalanan.
 Tarif terjangkau.
 Penerapan satu manajemen pengelolaan melalui Sistem Pembelian Layanan (Buy the
Service) dengan pemberlakuan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Rencana jaringan trayek TRANS SARBAGITA meliputi jaringan trayek utama, trayek cabang
dan trayek ranting dengan perincian, sbb.:

Jaringan Trayek Utama (17 Trayek Dengan Bus Sedang/Besar) :

 Kota – GWK (Garuda Wisnu Kencana) PP


 Batubulan-Nusa Dua PP Via Sentral Parkir Kuta
 Sanur – Petitenget PP Via Civic Center/Nitimandala
 Sanur – Ubud PP Via Kedewatan
 Gianyar – Pesiapan PP Via Mengwi
 Sanur – Nusa Dua PP Via Bandara Ngurah Rai
 Mengwi – Bandara Ngurah Rai PP Via Kerobokan
 Mengwi – Pelabuhan Benoa PP Via Kota ; i) Mengwi – Batubulan PP Via Darmasaba
 Sanur – Canggu PP Via Kota
 Tegal – Mambal PP
 Sentral Parkir Kuta- Tanah Lot PP
 Sanur – Lebih PP Via Taman Safari
 Batubulan-Bandara Ngurah Rai PP Via Gatot Subroto
 Ubung-Sentral Parkir Kuta PP Via Buluh Indah/Mahendradata
 Mengwi – Batubulan PP Via Dalung
 Batubulan-Sentral Parkir Kuta PP Via Kota.

Ke-17 trayek utama rencananya akan didukung oleh 11 Trayek Cabang dan 25 Trayek Ranting,
sehingga jumlah trayek Trans Sarbagita keseluruhan 53 trayek:

Gambar: Peta Jaringan Trayek Bus SARBAGITA


Gambar : Peta titik lokasi Trans SARBAGITA Terminal/Halte/Shelter/Bus Stop

Tabel : Keterangan titik lokasi Trans SARBAGITA Terminal/Halte/Shelter/Bus Stop


Corridor 1 (Ngurah Corridor 1 (GWK - Corridor 2 Corridor 2 (Nusa Dua
Rai Stadium - GWK) Ngurah Rai Stadium): (Batubulan - Nusa - Batubulan):
Dua):
Ngurah Rai Stadium GWK Dalam (Garuda Terminal Batubulan BTDC 1
Wisnu Kencana
Inside)
Kamboja 1 (SMAN GWK Depan (Garuda Siulan BTDC 2
7) Wisnu Kencana Front
side)
Surapati 1 (SDN 14) Mekarsari 2 (Puri 2) Tohpati Nusa Dua 2
Sudirman 2 Udayana 5 2 Mantra 1 Bualu 2
Pesanggaran 1 Fakultas Ekonomi 2 Matahari Terbit 1 Mumbul 2
Pedungan 1 Udayana 4 2 Sindhu 1 Taman Griya 2
Pedungan 2 Udayana 3 2 SMP 9 1 Jimbaran 2
(Pemogan 2)
Tanah Kilap 1 Fakultas Pertanian 2 Tirtanadi Jimbaran 1
Dewa Ruci 1 Udayana 2 2 Danau Poso 1 Kedonganan 2
Patasari 1 Udayana 1 2 (Mc D) Kertha Petasikan 1 Kelan 2
Kelan 1 Jimbaran 1 Sakenan 1 Ngurah Rai Airport
(Via Bandara)
Kedonganan 1 Kedonganan 2 Serangan 1 Patasari 2
Jimbaran 1 Kelan 2 Pesanggaran 1 Dewa Ruci (Via
Central)
Udayana 1 (Mc D) Patasari 2 Pedungan 1 Kuta Central Parking
(Via Central)
Udayana 2 / Nirmala Tanah Kilap 2 Pedungan 2 Sunset Road Timur
(No Roof) (Pemogan 2) (Via Central)
Fakultas Pertanian 1 Pedungan 2 Tanah Kilap 1 Tanah Kilap 2
(Pemogan 2)
Udayana 3 1 Pedungan 1 Dewa Ruci 1 Pedungan 2
(Pemogan 2)
Rektorat (No Roof) Pesanggaran 2 Dewa Ruci (Via Pedungan 1
Central)
Udayana 4 1 Sanglah 1 Kuta Central Parking Pesanggaran 2
(Via Central)
Fakultas Ekonomi 1 Sudirman Sunset Road Timur Serangan 2
(Via Central)
Udayana 5 (Poltek) Diponegoro Patasari 1 Kertha Petasikan 2
Puri (No Roof) Surapati 2 Ngurah Rai Airport Danau Poso 2
(Via Bandara)
GWK Depan (Garuda Ngurah Rai Stadium Kelan 1 Tirtanadi 2
Wisnu Kencana Front
side)
GWK Dalam (Garuda Kedonganan 1 SMP9 2
Wisnu Kencana
Inside)
Jimbaran 1 Sindhu 2
Jimbaran 2 Matahari Terbit 2
Taman Griya 1 Padang Galak
Mumbul Prof I.B. Mantra
Bualu 1 (No Roof) Tohpati 2
Nusa Dua 1 Siulan 1
BTDC 1 Terminal Batubulan

V. AKSES JALAN PENGHUBUNG ANTAR TITIK PARIWISATA DI KAWASAN


METROPOLITAN SARBAGITA

Prasarana Sarana Penghubung Darat;

Terminal Tipe A Mengwi, Sentra Parkir Kuta, dan Bus Trans Sarbagita. Disamping Terminal
Regional Provinsi Bali, yaitu Terminal Tipe A Mengwi dibawah pengelolaan Balai Pengelola
Transportasi Darat (BPTD ) XII Wilayah Bali dan NTB, terdapat beberapa Terminal Tipe C,
lainnya di KSN Sarbagita, yaitu :

 Terminal Ubung Kec. Denpasar Utara, Ter. Kreneng Denpasar Timur, Ter. Tegal
Denpasar Barat
 Terminal Batubulan Kec. Sukawati, Ter. Gianyar
 Terminal Persiapan Kec Tabanan, Ter. Tanah Lot Kec. Kediri
VI. KONDISI SARANA PRASARANA PENUNJANG TRANSPORTASI DI
KAWASAN METROPOLITAN SARBAGITA
Tata Guna Lahan (TGL) dan Transportasi Wilayah Sarbagita
Secara geografis, letak kota Denpasar sangatlah strategis karena diapit oleh obyek-obyek
wisata ternama seperti Sanur, Kuta, Nusa Dua, Petitenget, Tanah Lot dan Uluwatu serta
pusat-pusat kesenian kawasan Ubud yang merupakan sentrasentra utama Kawasan
Pariwisata di Bali. Selain itu Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali juga menjadi
orientasi aktivitas pemerintahan, pendidikan dan perdagangan. Penyebaran lokasi-lokasi
kantorkantor Pemerintahan (Provinsi dan Kota Denpasar), kawasan perumahan dan
obyek-obyek wisata memunculkan fenomena pergerakan ulang-alik atau sering disebut
KOMUTER. Fenomena ini muncul terutama pada lintasan-lintasan antar kawasan
perumahan dan tempat-tempat kerja dengan volume perjalanan yang cukup besar,
khususnya pada waktu-waktu sibuk pagi dan sore hari, serta seringkali juga pada malam
hari. Dampaknya yang langsung dirasakan adalah munculnya kemacetan-kemacetan yang
terjadi pada hampir di semua jaringan jalan-jalan utama perkotaan. Merebaknya
kemacetan ini menyebabkan peningkatan waktu perjalanan, pemborosan energi serta
pencemaran udara yang selanjutnya dapat menyebabkan degradasi produktivitas
masyarakat dan kualitas lingkungan serta stress yang berlebihan. Namun, pemerintah
tidak bisa begitu saja melakukan pengaturan yang bersifat pembatasan penggunaan
kendaraan pribadi. Apalagi bila pemerintah tidak menyiapkan pilihan (alternatif) kepada
masyarakat berupa angkutan umum yang baik (aman, nyaman, mudah, tepat waktu,
menjangkau pusat-pusat kegiatan dan ekonomis/terjangkau). Gambaran kondisi sistem
transportasi kedepan, nampaknya kemacetan akan susah untuk ditekan apabila tidak
segera dicarikan solusinya., hal ini dipicu oleh faktor-faktor seperti: - Tidak seimbangnya
antara pertumbuhan kendaraan bermotor dan panjang ruas jalan yaitu 12,42% berbanding
2,28% per-tahun, sehingga menyebabkan ketimpangan antara kebutuhan pergerakan dan
kapasitas jalan yang tersedia semakin besar. - Buruknya kinerja angkutan umum dengan
indikasi mahalnya biaya perjalanan, tingginya perpindahan antar trayek, lamanya waktu
tunggu, serta tidak adanya kepastian pelayanan karena beroperasi tanpa jadwal. -
Rendahnya jangkauan lokasi pelayanan angkutan umum mengingat banyaknya kawasan
di wilayah SARBAGITA terutama kawasan pemukiman, pendidikan, perkantoran,
perdagangan yang tidak terjangkau oleh pelayanan angkutan umum. - Hal lain yang turut
memperburuk situasi adalah semakin mudahnya masyarakat memiliki kendaraan pribadi
khususnya sepeda motor dengan bermacam-macam kemudahan kepemilikan kendaraan.
Dengan kondisi ini, sampai saat ini, masyarakat cenderung tidak memilih angkutan
umum yang ada, karena memang tidak dapat diandalkan dan akan beralih menggunakan
kendaraan pribadi, sehingga pada akhirnya akan menambah beban perjalanan di masa-
masa mendatang.

Kondisi Sarana Prasarana Penunjang Transportasi di Kawasan Metropolitan Sarbagita


Fasilitas yang tersedia dalam pelayanan angkutan umum Trans Sarbagita (ketampakan
fisik) merupakan hal penting untuk diperhatikan agar bisa menarik hati masyarakat sebagai
pengguna layanan. Bus Trans Sarbagita juga telah semaksimal mungkin memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada penumpang, baik penumpang prioritas maupun tidak.
Meskipun masih ada masalah dalam pelayanan tersebut. Dalam menarik minat masyarakat
menggunakan angkutan umum Trans Sarbagita, diperlukan berbagai fasilitas penunjang,
dibawah ini ada beberapa sarana prasanan penunjang transportasi di sarbagita:

Anda mungkin juga menyukai