1. DENPASAR
b. Mata Pencaharian
2. BADUNG
b. Mata Pencaharian
3. GIANYAR
b. Mata Pencaharian
Lapangan Usaha tahun Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha (Orang)
Dasar 2000 laki-laki perempuan jumlah
2015 2014 2013 2015 2014 2013 2015 2014 2013
Pertanian, Perkebunan, 22 22 282 16 15 263 39 38 545
Kehutanan dan Perikanan 902,00 870,00 487,00 366,00 228,00 340,00 268,00 098,00 827,00
Pertambangan & - - 4 597,00 - 4 597,00 - 9
Penggalian 503,00 563,00 066,00
Industri Pengolahan 24 30 161 24 28 158 48 58 320
357,00 552,00 722,00 522,00 314,00 833,00 879,00 866,00 555,00
Listrik, Gas dan Air 285,00 - 6 285,00 - 2 570,00 - 9
705,00 450,00 155,00
Bangunan 26 15 177 3 3 33 29 19 211
753,00 548,00 685,00 091,00 937,00 408,00 844,00 485,00 093,00
Perdagangan, Rumah 41 35 287 59 40 340 100 76 628
Makan dan Hotel 093,00 512,00 700,00 211,00 834,00 885,00 304,00 346,00 585,00
Angkutan, Pergudangan 7 11 63 1 - 9 9 11 72
dan Komunikasi 949,00 745,00 063,00 312,00 701,00 261,00 745,00 764,00
Keuangan, Asuransi & 4 4 53 3 3 39 7 7 93
Usaha Pesewaan Bangunan 372,00 267,00 376,00 089,00 460,00 992,00 461,00 727,00 368,00
Jasa Kemasyarakatan, 26 27 222 20 25 160 47 53 383
Sosial dan Perorangan 926,00 829,00 604,00 669,00 691,00 880,00 595,00 520,00 484,00
PDRB 154 148 - 129 117 - 283 265 -
637,00 323,00 142,00 464,00 779,00 787,00
PDRB - - 1 259 - - 1 014 - - 2 273
845,00 052,00 897,00
4. TABANAN
b. Mata Pencaharian
JUMLAH HOTEL
5 5 88 80
1 Jembrana
5 5 137 170
2 Tabanan
24 23 1060 1014
4 Gianyar
3 2 201 194
5 Klungkung
0 0 43 39
6 Bangli
8 8 295 313
7 Karangasem
17 20 288 321
8 Buleleng
46 50 321 289
9 Denpasar
2018 2019
0 0
1 Jembrana
3 4
2 Tabanan
135 143
3 Badung
20 20
4 Gianyar
1 1
5 Klungkung
1 2
6 Bangli
1 2
7 Karangasem
1 1
8 Buleleng
243 243
9 Denpasar
405 416
Provinsi Bali
8 8 0 0
2 Tabanan
3 Badung 6 7 2 2
4 Gianyar 6 6 0 0
5 Klungkung 4 4 0 0
6 Bangli 2 2 1 1
7 Karangasem 3 3 0 0
8 Buleleng 7 9 0 0
9 Denpasar 15 15 2 3
55 58 5 6
Provinsi Bali
Lanjutan tabel…
NO. KABUPATEN/KOTA
JUMLAH FASILITAS KESEHATAN
3 Badung 0 0 13 13
4 Gianyar 0 0 13 13
5 Klungkung 0 0 9 9
6 Bangli 0 0 12 12
7 Karangasem 0 0 12 12
8 Buleleng 0 0 20 20
9 Denpasar 3 3 11 11
5 4 120 120
Provinsi Bali
Lanjutan tabel…
I. JUMLAH TERMINAL
Jaringan Prasarana Strategis Kondisi Jaringan Prasarana Strategis KSN Sarbagita, meliputi
Jaringan Jalan: Jalan Arteri, Jalan Kolektor Primer I, dan Jalan Bebas Hambatan
Jaringan Prasarana Sarana Perhubungan :
Prasarana Sarana Perhubungan Darat; Terminal Tipe A Mengwi, Sentra Parkir
Kuta, dan Bus Trans Sarbagita
Prasarana Sarana Perhubungan Udara; Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
Prasarana Sarana Perhubungan Laut; Pelabuhan Internasional Benoa
a) Jaringan Jalan Arteri Primer
Tabanan-Mengwitani-Denpasar-Tohpati-Simpang Sidan
Simpang Pesanggaran-Tugu Ngurah Rai-Bandara Ngurah Rai
Akses menuju Terminal Mengwi
b) Jaringan Jalan Kolektor Primer I
Simpang Tugu Ngurah Rai - Nusa Dua
Simpang Kuta - Banjar Taman
Mengwitani – Abansemal
Mahendratta - Simpang Sunset Kuta
Simpang Sidan – Lebih
Terusan Gatit Subroto Barat – Canggu
Sakah-teges-Ubud-Kedewatan-tegaltamu
uruan-Mas
c) Jaringan Jalan Bebas Hambatan
Kuta - Tanah Lot – Soka
Canggu - Berikit - Batuan – Purnama
Serangan-Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua-Tanjung Benoa
Serangan – Tohpati
Kuta - Bandara Ngurah Rai
Kuta - denpasar – Tohpati
Melihat kondisi di atas dan memperhatikan faktor-faktor pemicunya, maka diperlukan adanya
terobosan kebijakan untuk menciptakan efisiensi pergerakan melalui pengembangan angkutan
umum massal berbasis “perpindahan penumpang bukan kendaraan” yang mampu menarik minat
pengguna jalan. Pengembangan angkutan umum ini telah termuat dan menjadi bagian yang
diamanatkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bali Tahun 2005-2025 dan juga dalam Peraturan
Daerah Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun
2009-2029 yang implementasinya dituangkan dalam ACTION PLAN dan dikemas dalam satu
program ROAD MAP “BACK TO PUBLIC TRANSPORT”, yang meliputi tahapan proses sbb.:
Rencana jaringan trayek TRANS SARBAGITA meliputi jaringan trayek utama, trayek cabang
dan trayek ranting dengan perincian, sbb.:
Ke-17 trayek utama rencananya akan didukung oleh 11 Trayek Cabang dan 25 Trayek Ranting,
sehingga jumlah trayek Trans Sarbagita keseluruhan 53 trayek:
Terminal Tipe A Mengwi, Sentra Parkir Kuta, dan Bus Trans Sarbagita. Disamping Terminal
Regional Provinsi Bali, yaitu Terminal Tipe A Mengwi dibawah pengelolaan Balai Pengelola
Transportasi Darat (BPTD ) XII Wilayah Bali dan NTB, terdapat beberapa Terminal Tipe C,
lainnya di KSN Sarbagita, yaitu :
Terminal Ubung Kec. Denpasar Utara, Ter. Kreneng Denpasar Timur, Ter. Tegal
Denpasar Barat
Terminal Batubulan Kec. Sukawati, Ter. Gianyar
Terminal Persiapan Kec Tabanan, Ter. Tanah Lot Kec. Kediri
VI. KONDISI SARANA PRASARANA PENUNJANG TRANSPORTASI DI
KAWASAN METROPOLITAN SARBAGITA
Tata Guna Lahan (TGL) dan Transportasi Wilayah Sarbagita
Secara geografis, letak kota Denpasar sangatlah strategis karena diapit oleh obyek-obyek
wisata ternama seperti Sanur, Kuta, Nusa Dua, Petitenget, Tanah Lot dan Uluwatu serta
pusat-pusat kesenian kawasan Ubud yang merupakan sentrasentra utama Kawasan
Pariwisata di Bali. Selain itu Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali juga menjadi
orientasi aktivitas pemerintahan, pendidikan dan perdagangan. Penyebaran lokasi-lokasi
kantorkantor Pemerintahan (Provinsi dan Kota Denpasar), kawasan perumahan dan
obyek-obyek wisata memunculkan fenomena pergerakan ulang-alik atau sering disebut
KOMUTER. Fenomena ini muncul terutama pada lintasan-lintasan antar kawasan
perumahan dan tempat-tempat kerja dengan volume perjalanan yang cukup besar,
khususnya pada waktu-waktu sibuk pagi dan sore hari, serta seringkali juga pada malam
hari. Dampaknya yang langsung dirasakan adalah munculnya kemacetan-kemacetan yang
terjadi pada hampir di semua jaringan jalan-jalan utama perkotaan. Merebaknya
kemacetan ini menyebabkan peningkatan waktu perjalanan, pemborosan energi serta
pencemaran udara yang selanjutnya dapat menyebabkan degradasi produktivitas
masyarakat dan kualitas lingkungan serta stress yang berlebihan. Namun, pemerintah
tidak bisa begitu saja melakukan pengaturan yang bersifat pembatasan penggunaan
kendaraan pribadi. Apalagi bila pemerintah tidak menyiapkan pilihan (alternatif) kepada
masyarakat berupa angkutan umum yang baik (aman, nyaman, mudah, tepat waktu,
menjangkau pusat-pusat kegiatan dan ekonomis/terjangkau). Gambaran kondisi sistem
transportasi kedepan, nampaknya kemacetan akan susah untuk ditekan apabila tidak
segera dicarikan solusinya., hal ini dipicu oleh faktor-faktor seperti: - Tidak seimbangnya
antara pertumbuhan kendaraan bermotor dan panjang ruas jalan yaitu 12,42% berbanding
2,28% per-tahun, sehingga menyebabkan ketimpangan antara kebutuhan pergerakan dan
kapasitas jalan yang tersedia semakin besar. - Buruknya kinerja angkutan umum dengan
indikasi mahalnya biaya perjalanan, tingginya perpindahan antar trayek, lamanya waktu
tunggu, serta tidak adanya kepastian pelayanan karena beroperasi tanpa jadwal. -
Rendahnya jangkauan lokasi pelayanan angkutan umum mengingat banyaknya kawasan
di wilayah SARBAGITA terutama kawasan pemukiman, pendidikan, perkantoran,
perdagangan yang tidak terjangkau oleh pelayanan angkutan umum. - Hal lain yang turut
memperburuk situasi adalah semakin mudahnya masyarakat memiliki kendaraan pribadi
khususnya sepeda motor dengan bermacam-macam kemudahan kepemilikan kendaraan.
Dengan kondisi ini, sampai saat ini, masyarakat cenderung tidak memilih angkutan
umum yang ada, karena memang tidak dapat diandalkan dan akan beralih menggunakan
kendaraan pribadi, sehingga pada akhirnya akan menambah beban perjalanan di masa-
masa mendatang.