Anda di halaman 1dari 37

KONSEP LAPORAN AKHIR

Feasibility Study SPAM Ayung

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

Provinsi Bali memiliki luas daratan 563.566 Ha, terbagi dalam 9 wilayah
kabupaten/kota, 56 kecamatan, dan 704 desa/kelurahan (625 desa dan 79 kelurahan).
Provinsi Bali terdiri dari Pulau Bali sebagai pulau induk dengan pulau-pulau kecil lainnya
yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten
Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di wilayah
Kabupaten Buleleng, dengan keseluruhan garis pantai ± 529 km.

2.1. Kota Denpasar


2.1.1. Administrasi Wilayah
Kota Denpasar terletak di tengah-tengah Pulau Bali. Selain merupakan Ibukota
Daerah Tingkat II, Denpasar juga merupakan Ibukota Provinsi Bali, sekaligus sebagai pusat
pemerintahan, pendidikan, dan perekonomian. Letak yang sangat strategis ini sangatlah
menguntungkan, baik dari segi ekonomis maupun dari segi kepariwisataan, karena
merupakan titik sentral berbagai kegiatan, sekaligus sebagai penghubung dengan kabupaten
lainnya.
Kota Denpasar terletak diantara 08° 35" 31'-08° 44" 49' lintang selatan dan 115° 10"
23'-115° 16" 27' Bujur timur, dengan batas batas wilayah berikut:
Sebelah Utara : Kab. Badung
Sebelah Timur : Kab. Gianyar
Sebelah Selatan : Selat Badung dan Kab. Badung
Sebelah Barat : Kab. Badung
Luas wilayah Kota Denpasar adalah 127,98 km2 atau 127,98 Ha, yang merupakan
tambahan dari reklamasi Pantai Serangan seluas 380 Ha, atau 2,27 persen dari seluruh luas
daratan Provinsi Bali. Sedangkan luas daratan Provinsi Bali seluruhnya 5.632,86 Km2. Dari
luas tersebut, tata guna tanahnya meliputi tanah sawah 5.547 Ha dan lahan kering 10.001

II | 1
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Ha. Lahan kering terdiri dari tanah pekarangan 7.714 Ha, tanah tegalan 396 Ha, tanah
tambak/kolam 9 Ha, tanah sementara tidak diusahakan 81 Ha, tanah hutan 538 Ha , tanah
perkebunan 35 Ha, dan tanah lainnya 1.162 Ha.

Tabel 2.1. Luas Lahan di Kota Denpasar Per Kecamatan


No Kecamatan Tanah Sawah (Ha) Tanah Kering (Ha) Jumlah (Ha)
1 Denpasar Barat 299 10 309
2 Denpasar Timur 586 23 609
3 Denpasar Selatan 754 2018 2772
4 Denpasar Utara 955 4038 4993
Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Denpasar

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Denpasar

II | 2
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Gambar 2.2. Peta Tata Ruang Kota Denpasar


2.1.2. Iklim
Kota Denpasar termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin
musim, sehingga memiliki musim kemarau dengan angin timur (Juni-Desember) dan
musim hujan dengan angin barat (September-Maret) dan diselingi oleh musim pancaroba.
Suhu rata-rata berkisar antara 25,4°C - 28,5°C, dengan suhu maksimum jatuh pada bulan
Januari, sedangkan suhu minimum pada bulan Agustus.
2.1.3. Topografi
Ditinjau dari topografi, secara umum keadaan Kota Denpasar miring ke arah
selatan, dengan ketinggian berkisar antara 0-75 meter di atas permukaan laut. Morfologi
landai dengan kemiringan lahan sebagian besar berkisar antara 0%-5%, namun di bagian
tepi, kemiringannya bisa mencapai 15%.

II | 3
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.1.4. Geologi
Kondisi geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala
Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu
gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh batu gamping yang kemudian
membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi
pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah
pengendapan itu muncul di atas permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi
pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya.
Umumnya sesar ini terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan berupa bahan yang berasal dari
endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut sebagian dari batuan
muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan
karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan.
Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan gunung api
dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-mula kaldera Buyan-
Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami gerakan yang
menyebabkan pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke
permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang
tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian Utara. Stratigrafi regional
berdasarkan Peta Geologi Bali, geologi Bali tergolong masih muda. Batuan tertua
kemungkinan berumur Miosen Tengah.
Menurut Purbohadiwidjoyo, (1974). dan Sandberg, (1909) dalam K.M
Ejasta,(1995), secara geologi Pulau bali masih muda, batuan tertua berumur miosen. Secara
garis besar batuan di Bali dapat dibedakan menjadi beberapa satuan yaitu:
1. Formasi Ulakan
Formasi ini merupakan formasi tertua yang berumur Miosen Atas, terdiri dari setumpuk
batuan yang berkisar dari lava bantal dan breksi basal dengan sisipan gampingan. Nama
formasi Ulakan diambil dari nama kampung Ulakan yang terdapat di tengah sebaran
formasi itu.

II | 4
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Bagian atas formas ulakan adalah formasi Surga terdiri dari tufa, nafal, dan batu pasir.
Singkapan yang cukup luas terdapat dibagian tengah daerah aliran sungai Surga. Disini,
batuan umumnya miring ke arah selatan atau sedikit ke tenggara (170-190o) dengan
kemiringan lereng hingga cukup curam (20-50o). Singkapan lain berupa jendela yang
terdapat di barat daya Pupuan, dengan litologi yang mirip.
2. Formasi Selatan
Formasi ini menempati semenanjung Selatan. Batuannya sebagian besar berupa batu
gamping keras. Menurut Kadar, (1972) dalam K.M Ejasta, (1995) tebalnya berkisar 600
meter, dan kemiringan menuju keselatan antara 7-10o. Kandungan fosil yang terdiri dari
Lepidocyclina emphalus, Cycloclypeus Sp, Operculina Sp, menunjukan bahwa batuan
berumur Miosen. Selain di semenanjung selatan, formasi ini juga menempati Pulau
Nusa Penida.
3. Formasi Batuan Gunung Api Pulaki
Kelompok batuan ini berumur pliosin, merupakan kelompok batuan beku yang
umumnya bersifat basal, terdiri dari lava dan breksi. Keberadaannya terbatas di dekat
Pulaki. Meskipun dipastikan berasal dari gunung api, pusat erupsinya tidak lagi dapat
dikenali. Di daerah ini, terdapat sejumlah kelurusan yang berarah barat-timur,
setidaknya sebagian dapat dihubungkan dengan persesaran. Mata air panas yang
terdapat di kaki pegunungan, pada perbatasan dengan jalur datar di utara, dapat
dianggap sebagai salah satu indikasi sisa vulkanisme, dengan panas mencapai 470 C dan
bau belerang agak keras.
4. Formasi Prapatagung
Kelompok batuan ini berumur Pliosen, menempati daerah Prapatagung di ujung barat
Pulau Bali. Selain batu gamping, dalam formasi ini terdapat pula batu pasir gampingan
dan napal.
5. Formasi Asah
Kelompok batuan ini berumur Pliosen menyebar dari barat daya Seririt ke timur, hingga
di barat daya Tejakula. Pada lapisan bawah umumnya terdiri dari breksi yang
berkomponen kepingan batuan bersifat basal, lava, dan obsidian. Batuan ini umumnya
keras karena perekatnya biasanya gampingan. Dibagian atas, terdapat lava yang

II | 5
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

biasanya menunjukkan rongga, kadang-kadang memperlihatkan lempengan, dan


umunya berbutir halus. Biasanya nampak struktur bantal yang menunjukkan suasana
pengendapan laut.
6. Formasi Batuan Gunung Api Kuarter bawah
Kwarter di Bali didominasi oleh batuan yang bersal dari kegiatan gunung api.
Berdasarkan morfologinya, dapat diperkirakan bahwa bagian barat pulau Bali ditempati
oleh bentukan tertua yang terdiri dari lava, breksi, dan tufa. Batuan bersifat basal, tetapi
sebagian terbesar bersifat andesit. Semua batuan vulkanik tersebut dirangkum ke dalam
Batuan Gunung Api Jembrana. Berdasarkan kedudukannya, terdapat sedimen yang
mengalasinya, umur formasi ini termasuk dalam kuarter bawah. Seluruhnya merupakan
kegiatan gunung api daratan.
Pada daerah Candikusuma sampai Melaya, terdapat banyak bukit rendah yang
merupakan terumbu yang terbentuk pada alas konglomerat dan diatasnya menimbun
onggokan ke dalam formasi Palasari, suatu bentukan muda karena pengungkitan
endapan di sepanjang tepi laut.
7. Formasi Batuan Gunung Api Kuarter
Kegiatan vulkanis pada kuarter menghasilkan terbentuknya sejumlah kerucut yang
umumnya kini telah tidak aktif lagi. Gunung api tersebut menghasikan batuan tufa dan
endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur, batuan gunung api Gunung Batur, batuan
gunung api Gunung Agung, batuan gunung api Batukaru, lava dari gunung Pawon dan
batuan gunungapi dari kerucut-kerucut subresen Gunung Pohen, Gunung Sangiang, dan
Gunung Lesung. Gunung api-gunung api tersebut dari keseluruhannya hanya dua yang
kini masih aktif, yaitu Gunung Agung dan Gunung Batur di dalam Kaldera Batur.

2.1.5. Curah Hujan


Selama tahun 2013 curah hujan yang terjadi berdasarkan pemantauan Stasiun
Geofisika Sanglah, Denpasar berada pada keadaan rata-rata. Curah Hujan yang cukup
tinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember. Tabel 3.2 dibawah ini menunjukkan angka
curah hujan setiap bulan di kota Denpasar.

II | 6
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Tabel 2.2. Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka Normal
Setiap Bulan di Kota Denpasar (mm) 2013
Curah Hujan
No. Bulan
Realisasi Normal Perbedaan Persentase
1 Januari 516,2 320 196,2 38,0
2 Februari 142,1 268 -125,9 -88,6
3 Maret 137,4 248 -110,6 -80,5
4 April 55,9 173 -117,1 -209,5
5 Mei 143,5 118 25,5 17,8
6 Juni 168,8 24 144,8 85,8
7 Juli 99,2 28 71,2 71,8
8 Agustus 0,4 22 -21,6 -5400,0
9 September 14,8 45 -30,2 -204,1
10 Oktober 17,0 97 -80,0 -470,6
11 Nopember 231,5 220 11,5 5,0
12 Desember 277,1 338 -60,9 -22,0
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2014

2.1.6. Kependudukan
A. Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk tahun 2000, penduduk kota
Denpasar pada tahun 2013 berjumlah 846.200 jiwa yang terdiri dari 432.000
penduduk laki-laki (51,35%) dan 414.200 penduduk perempuan (48,65%).
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah kecamatan Denpasar
Selatan dengan penduduk sebesar 266.420 jiwa atau sebesar 31,48% dari seluruh
penduduk Denpasar yang diikuti oleh Kecamatan Denpasar Barat 245.580 jiwa
(30,51%), Kecamatan Denpasar Utara 187.690 jiwa (23,80%) dan Kecamatan
Denpasar Timur 146.510 jiwa (17,57%).
Kepadatan penduduk di kota Denpasar pada tahun 2013 telah mencapai 6622
jiwa per km2. Angka ini merupakan angka tertinggi di Propinsi Bali. Dari 4
kecamatan, yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Denpasar
Barat (10.296 jiwa per km2). Kemudian Kecamatan Denpasar Timur (6.567 jiwa
per km2), Kecamatan Denpasar Utara (5.973 jiwa per km2) dan Kecamatan
Denpasar Selatan (5.329 jiwa per km2). Sedangkan untul sex rationya secara

II | 7
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

umum penduduk laki-laki di kota Denpasar lebih banyak dari penduduk


perempuan. Hal ini terlihat dari angka sex ratio kota Denpasar sebesar 104.
Secara keseluruhan, kependudukan kota Denpasar dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Kota Denpasar
Luas Wilayah Penduduk Sex
No Kecamatan Jumlah/Total
(Km2) Laki Perempuan ratio
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Denpasar Selatan 49.99 136090 130330 266420 104
2 Denpasar Timur 22.31 74460 72050 146510 103
3 Denpasar Barat 24.06 125470 120110 245580 105
4 Denpasar Utara 31.42 95980 91710 187690 105
Jumlah Total
2013 127.78 432000 414200 846200 104
2012 127.78 425800 408100 833900 104
2011 127.78 411637 392268 804905 105
2010 127.78 403293 385296 788589 105
2009 127.78 329718 320044 649762 103
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2014

B. Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan menjadi prioritas dalam upaya peningkatan
jumlah sekolah, guru dan murid Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Kota Denpasar pada tahun
2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.4. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Denpasar


Banyaknya
Jenis Sekolah
Sekolah/Universitas Guru/Dosen Murid/Mahasiswa
Taman Kanak-kanak 230 1569 17125
Sekolah Dasr/MI 227 3815 87370
SLTP/MTs 63 2301 36393
SMU/K 66 2964 35121
Perguruan Tinggi 24 1343 20187
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2014

II | 8
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.2. Kabupaten Badung


2.2.1. Letak dan Luas Wilayah
Secara geografis Kabupaten Badung terletak antara 8⁰ 14’ 20”- 8⁰ 50’ 48” Lintang
Selatan, 115⁰ 05’ 00” - 115⁰ 26’ 16” Bujur Timur, dengan luas wilayah 418,52 km2 atau
sekitar 7,43 % dari daratan Pulau Bali dan terbagi atas 6 wilayah kecamatan. Dari 6
kecamatan, Kecamatan Petang memiliki luas terbesar yaitu 115 km2, sedangkan Kecamatan
Kuta merupakan kecamatan terkecil dengan luas 17,52 km2.
Batas-batas wilayah kabupaten Badung secara lengkap adalah :
 Utara : Kabupaten Buleleng
 Timur : Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, Kota Denpasar
 Barat : Kabupaten Tabanan
 Selatan : Samudera Indonesia
Tabel 2.5. Luas Wilayah Kabupaten Badung Per Kecamatan
No Kecamatan Luas Wilayah (km2)
1 Kuta Selatan 101,13
2 Kuta 17,52
3 Kuta Utara 33,86
4 Mengwi 82
5 Abiansemal 69,01
6 Petang 115
Sumber : Kabupaten Badung Dalam Angka, 2014

2.2.2. Topografi
Kabupaten Badung terletak pada ketinggian 0-2.075 meter dari permukaan laut.
Dengan rincian pada Kecamatan Kuta Selatan terletak pada ketinggian 28 meter dari
permukaan laut, Kecamatan Kuta terletak pada ketinggian 27 meter dari permukaan laut,
Kecamatan Kuta Utara terletak pada ketinggian 65 meter dari permukaan laut, Kecamatan
Mengwi terletak pada ketinggian 0-350 meter dari permukaan laut, Kecamatan Abiansemal
terletak pada ketinggian 75-350 meter dari permukaan laut dan Kecamatan Petang terletak
pada ketinggian 275-2075 meter dari permukaan laut.

II | 9
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.2.3. Iklim dan Curah Hujan


Seperti halnya Indonesia pada umumnya Kabupaten Badung mengalami dua musim
yaitu musim kemarau dan penghujan, antara lain dipengaruhi oleh adanya arus angin yang
melintasi suatu daratan serta banyak tidaknya kandungan uap air. Relaisasi curah hujan di
bawah normal terjadi pada bulan Februari serta juni sampai November. Sedangkan curah
hujan di atas normal terjadi pada bulan Januari, Maret sampai Mei, dan pada bulan
Desember. Perbedaan angka curah hujan dari bulan ke bulan cukup tinggi dibandingkan
dengan angka normal. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 820
mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 20 mm.
Untuk perbandingan suhu udara di Kabupaten Badung selama tahun 2013, keadaan
suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 31,50 C, sedangkan suhu
terendah terjadi pada bulan September yaitu sebesar 29,10 C. suhu minimum tertinggi
terjadi pada bulan Maret dan April yaitu 25,10 C dan terendah terjadi pada bulan Juli dan
Agustus yaitu 23,40C.
Kelembaban udara di Kabupaten Badung berkisar antara 77% - 84%. Kelembaban
tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 84% sedangkan terendah terjadi pada bulan
Agustus, September dan Oktober yaitu 77%.

II | 10
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Tabel 2.6. Curah Hujan dan Hari hujan pada Stasiun Pengamatan di Kabupaten Badung
Nomor dan Tempat Stasiun Pencatat
Kuta Selatan Kuta Kuta Utara Mengwi Abiansemal Petang
No. Bulan
Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
1 Januari 820 24 - - 473 19 534 27 481 21 349 30
2 Februari 87 8 - - 105 6 127 8 111 9 248 19
3 Maret 136 11 - - 46 3 104 8 197 13 258 27
4 April 170 11 - - 8 1 185 8 243 13 316 18
5 Mei 149 11 - - 228 5 152 8 144 12 267 24
6 Juni 343 6 - - 279 3 240 12 275 13 216 28
7 Juli 143 10 - - 34 7 145 14 189 13 91 22
8 Agustus 20 2 - - - - 4 4 12 3 11 11
9 September - - - - - - 13 4 42 7 39 9
10 Oktober - - - - - - 27 4 95 4 5 3
11 Nopember 108 7 - - 209 11 345 12 151 17 318 23
12 Desember 516 17 - - 450 12 515 18 684 20 433 30
Jumlah 2582 107 - - 1832 67 2391 127 2391 145 2551 244
rata-rata 215 9 - - 153 6 199 11 199 12 213 29
Sumber : Kabupaten Badung Dalam Angka, 2014

II | 11
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.2.4. Kependudukan
A. Penduduk
Berdasarkan proyeksi penduduk dan sensus penduduk 2010, jumlah
penduduk kabupaten Badung pada tahun 2013 sebanyak 589 ribu jiwa yang
terdiri dari 300,4 ribu jiwa penduduk laki-laki dan 288,6 ribu jiwa penduduk
perempuan, meningkatnya 2,51 persen dibandingkan dengan proyeksi
penduduk tahun 2012 yang hanya sebanyak 575 ribu jiwa.
Penduduk terbesar secara tidak merata diseluruh wilayah kecamatan di
kabupaten Badung. Jumlah penduduk paling banyak terdapat di kecamatan
Kuta Selatan yaitu sebanyak 134,5 ribu jiwa atau sekitar 22,84 persen dari
total penduduk di kabupaten Badung. Sementara itu kecamatan Petang
merupakan wilayah dengan penduduk paling sedikit yaitu sebesar 26,2 ribu
jiwa atau sekitar 4,44 persen dari total penduduk Kabupaten Badung.
Sebagai salah satu daerah tujuan migrant di provinsi Bali, rata-rata kepadatan
penduduk di Kabupaten Badung cukup tinggi yaitu mencapai 1407 jiwa/km2
dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terjadi di kecamatan Kuta yang
mencapai 5426 jiwa/km2. Sementara kepadatan penduduk terendah terjadi di
Kecamatan Petang yang hanya sebesar 227 jiwa/km2. Kepadatan penduduk
sangat mempengaruhi kondisi social dan keamanan di masing-masing
wilayah.
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk (jiwa) Menurut Kewarganegaraan di Kabupaten
Badung Tahun 2013
Luas Wilayah Jumlah Penduduk (000 Jiwa)
No Kecamatan
(km2) Laki Permp. Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kuta Selatan 101,13 69,0 65,5 134,5
2 Kuta 17,52 49,4 45,7 95,1
3 Kuta Utara 33,86 59,6 56,4 116,1
4 Mengwi 82 64,2 62,9 127,1
5 Abiansemal 69,01 45,0 45,2 90,1
6 Petang 115 13,2 12,9 26,2
Jumlah Total
2013 418,52 300,4 288,6 589,0
2012 418,52 293,2 281,8 575,0
2011 418,52 278,8 274,9 560,9
2010 418,52 278,8 267,9 546,7

II | 12
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2009 418,52 195.2 193.3 388.2


Sumber : Kabupaten Badung Dalam Angka, 2014
Tabel 2.8. Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Badung
Tahun
2010-2012
Tingkat Kemiskinan 2010 2011 2012
Garis Kemiskinan (Rp/Kap/bl) 312.602 346.460 383.985
Jumlah Penduduk miskin 17.700 14.630 12.830
% Penduduk Miskin 3,23 2,62 2,16
Indeks Kedalaman kemiskinan 0,39 0,27 0,33
Indeks Keparahan Kemiskinan 0,06 0,05 0,08
Sumber : Kabupaten Badung Dalam Angka, 2014

B. Pendidikan
Pembangunan pendidikan diupayakan untuk mencerdaskan masyarakat, untuk
itu peningkatan sarana dan prasarana pendidikan mutlak diperlukan untuk
menunjang kebersihan pembangunan di bidang pendidikan. Di kabupaten
Badung pada tahun 2013 terdapat 181 Taman Kanak-kanak, 274 Sekolah
Dasar/Mardrasah Ibtidaiyah, 50 SMP, 19 SMA dan 22 SMK, dengan jumlah
siswa masing-masing Taman Kanak-kanak sebanyak 1127 orang, sekolah
dasar/Madrasah Ibtidiah 61284 orang, SMP sebanyak 23827 orang, SMA
sebanyak 10399 orang dan untuk SMK sebanyak 13235 orang.
Tabel 2.9. Jumlah Fasilitas dan Daya Tampung Pendidikan di Kabupaten Badung
Banyaknya
Jenis Sekolah
Sekolah Guru/dosen Murid/mahasiswa
Taman Kanak-kanak 181 996 11227
Sekolah Dasar/MI 274 3623 61284
SLTP/MTs 50 1831 23827
SMU 19 861 10399
SMK 22 1095 11609
Sumber : Kabupaten Badung Dalam Angka, 2014

II | 13
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.3. Kabupaten Tabanan


2.3.1. Letak Wilayah dan Luas Wilayah
Kabupaten Tabanan terletak di bagian selatan pulau
Bali yang secara geografis berada pada posisi 8⁰
14’ 30”- 8⁰ 30’ 07” Lintang Selatan, 114⁰ 54’ 52”
- 115⁰ 12’ 57” Bujur Timur. Wilayah ini cukup
strategis karena berdekatan dengan Ibukota
Propinsi Bali yang berjarak 25 km dengan waktu
tempuh ± 45 menit dan dilalui oleh jalur arteri yaitu
jalur antar propinsi.
Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan secara lengkap adalah :
 Utara : Kabupaten Buleleng
 Timur : Kabupaten Badung
 Barat : Kabupaten Jembrana
 Selatan : Samudera Indonesia
Luas Kabupaten Tabanan sebesar 839.33 km2 atau 14,90 persen dari luas Propinsi
Bali. Berdasarkan besarnya wilayah, maka Kabupaten Tabanan termasuk
Kabupaten terbesar kedua di Propinsi Bali setelah Kabupaten Singaraja.

Tabel 2.10. Luas Wilayah Kabupaten Tabanan per Kecamatan, Prosentase


Terhadap Kabupaten Tabanan dan Propinsi Bali, 2013
No Kecamatan Luas Wilayah % Terhadap % Terhadap
(km2) Kab. Tabanan Prop. Bali
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Selemadeg 52,05 6,20 0,92
2 Kerambitan 42,39 5,05 0,75
3 Tabanan 51,4 6,12 0,91
4 Kediri 53,6 6,39 0,95
5 Marga 44,79 5,34 0,80
6 Baturiti 99,17 11,82 1,76
7 Penebel 141,98 16,92 2,52
8 Pupuan 179,02 21,33 3,18
9 Selemd. Barat 120,15 14,31 2,13
10 Selemd. Timur 54,78 6,53 0,97
Jumlah Total 839,33 100,00 14,90
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, 2014

II | 14
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

(Luas wilayah km2)


Selemadeg
54.78 52.05
42.39
51.4 Kerambitan
120.15 53.6 Tabanan

44.79 Kediri
179.02
99.17 Marga

141.98 Baturiti
Penebel
Pupuan
Selemd. Barat

Gambar 2.3. Grafik pembagian luas wilayah di Kabupaten Tabanan Per


Kecamatan (km2)

2.3.2. Penggunaan Tanah


Bila dilihat dari penguasaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada, sekitar 221,84
km2 (26,43%) wilayah Kabupaten Tabanan merupakan lahan persawahan dan 617,49
km2 (73,57%) merupakan lahan bukan sawah.
Dari 73,57 persen lahan bukan sawah, 99,89 persen diantaranya merupakan
lahan kering yang sebagian besar berupa tegal, kebun, dan hutan negara, sisanya 0,11
persen adalah lahan lainnya seperti kolam, tambak dan rawa-rawa.
2.3.3. Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan dengan adanya
dataran tinggi di bagian utara wilayah Tabanan dan dataran rendah di bagian selatannya.
Kabupaten Tabanan bagian utara merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian
tertinggi berada pada puncak Gunung Batukaru, yaitu setinggi 2.267 meter dari
permukaan laut. Dan di bagian selatan Kabupaten Tabanan merupakan daerah pantai
yang berupa dataran rendah.
2.3.4. Curah Hujan
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan Iklim, topografi dan
pertemuan arus angin. Dari topografinya, Kabupaten Tabanan merupakan daerah
pegunungan dan pantai. Ini mengakibatkan perbedaan suhu di masing-masing daerah
wilayah Kabupaten Tabanan. Perbedaan suhu tersebut pada akhirnya dapat
mempengaruhi tingkat curah hujan.

II | 15
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Dari dua stasiun pencatat curah hujan yang aktif di Kabupaten Tabanan, curah
hujan yang tertinggi di tahun 2013 terjadi pada bulan januari, april, dan bulan september
hingga desember. Hal tersebut artinya pada bulan-bulan bersangkutan, frekuensi curah
hujannya tinggi.
Untuk lebih rincinya, jumlah curah hujan dan banyaknya curah hujan yang
dicatat oleh masing-masing stasiun pengamat di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:

II | 16
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Tabel 2.11. Banyaknya Curah Hujan Per Stasiun Pencatat di Kabupaten Tabanan Tahun 2013
Stasiun Bulan
No
Pencatat Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Selemedeg 504 224 220 243 115 269 137 5 28 100 269 471
2 Kerambitan 519 292 239 153 195 182 17 36 332 210 432
3 Kediri 424 355 152 45 307 98 27 32 68
4 Baturiti 399 250
5 Penebel 408 289 273 298 294 178 220 45 41 347 530
6 Pupuan 463 599 260 295 323 93 15 94 410 978
7 Sel. Barat 433 285 73 178 102 269 197 31 162
8 Sel. Timur 584 259 317 121 127 225 47 85 180
Jumlah
2013 1667 1351 218 191 232 311 122 22 171 374 1610 2479
2012 93 67 361 150 79 10 95 24 68 862 1065 2266
2011 385 270 217 348 276 227 204 993 3221 3044 3618 2821
2010 385 270 217 348 276 227 204 1126 3434 3082 4098 2753
2009 379 453 285 197 282 24 202 15 1664 1638 1257 2013
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, 2014

BAB III-17
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.3.5. Kependudukan
A. Penduduk
Penduduk merupakan aset pembangunan bila mereka dapat diberdayakan
secara optimal. Disamping itu, penduduk juga dapat menjadi beban
pembangunan apabila kualitas penduduk atau sumber daya manusianya
rendah. Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2013, penduduk
Kabupaten Tabanan tercatat berjumlah 48.033 jiwa dengan laju
pertumbuhan alaminya sebesar 0,10 %. Dari 448.033 Jiwa, 225.652
(49,70%) diantaranya merupakan penduduk laki-laki dan 225.380 jiwa
(50,30%) merupakan penduduk perempuan.

Tabel 2.12.Jumlah Penduduk WNI dan WNA di Kabupaten Tabanan Menurut


Jenis Kelamin Per Kecamatan Pada Akhir Tahun 2013
Penduduk
Luas Wilayah
No Kecamatan Laki- Jumlah/Total
(km2) Perempuan
laki
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Selemadeg 52,05 10826 11146 21972
2 Kerambitan 42,39 19775 20242 40017
3 Tabanan 51,4 33453 33456 66909
4 Kediri 53,6 39327 38644 77971
5 Marga 44,79 21588 22189 43777
6 Baturiti 99,17 26190 25789 51986
7 Penebel 141,98 24594 25991 50585
8 Pupuan 179,02 21471 21211 42682
9 Selemd. Barat 120,15 12092 12127 24219
10 Selemd. Timur 54,78 11057 11171 22228
Jumlah Total
2013 839,33 220373 221973 442346
2012 839,33 219308 221557 440865
2011 839,33 215335 217984 433319
2010 839,33 209855 212872 422727
2009 839,33 208427 211565 419992
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, 2014

C. Pendidikan
Salah satu indikator yang menentukan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) adalah tingkat pendidikan yang tinggi. Dengan tingkat pendidikan

II-18
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

yang tinggi, diharapkan kualitas SDMnya juga tinggi. Dewasa ini


pendidikan tidak lagi dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), melainkan
dimulai dari tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK).
Jumlah sekolah TK di Kabupaten Tabanan pada tahun 2013 terdapat
sebanyak 226 buah dengan jumlah murid sebanyak 5.311 orang. Jumlah SD
sebanyak 331 buah dengan jumlah murid dan guru masing-masing sebanyak
38.371 dan 3.555 orang. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
jumlah murid SLTP di Kabupaten Tabanan sebanyak 42 buah. Dari 19.345
murid SLTP terdapat 1.750 orang guru. Untuk sekolah menengah atas
(SMU dan SMK), jumlah murid di Kabupaten Tabanan mengalami
peningkatan yaitu dari 13.104 orang di tahun 2012 menjadi 13.356 orang di
tahun 2013. Jumlah pengajar yang mengajar di sekolah menengah atas dan
sekolah kejuruan adalah sebanyak 1664 orang guru.
Di kabupaten Tabanan terdapat 4 perguruan tinggi yang merupakan
Perguruan Tingga Swasta (PTS). Jumlah mahasiswa di Kabupaten Tabanan
pada tahun 2013 terjadi penurunan dari 2.351 orang di tahun 2012 menjadi
2.065 orang di tahun 2013.
Tabel 2.13.Jumlah Fasilitas Dan Daya Tampung Pendidikan Di Kabupaten
Tabanan Tahun 2013
Banyaknya
Jenis Sekolah
Sekolah Guru/Dosen Murid
Taman Kanak-kanak 226 467 5311
Sekolah Dasar/MI 331 3555 38371
SLTP/MTs 42 1750 19345
SMU/K 33 1664 13356
Perguruan Tinggi Swasta 4 153 2351
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, 2014

2.4. Kabupaten Gianyar


2.4.1. Administrasi Wilayah
Gianyar merupakan salah satudari sembilan Kabupaten/Kota diPropinsi Bali,
terletak antara 08°18'48" - 08° 38'58" Lintang Selatan115°13'29" - 115°22'23" Bujur
Timur.dengan luas wilayah 36.800 Ha, Bagian terluas wilayah Kabupaten Gianyar
(20,25%) terletak pada ketinggian 250 - 950 meter dari permukaan laut. Terdapat 12
buah sungai melintasi wilayah Gianyar Sebagian besar air sungai dimanfaatkan sebagai

II-19
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

irigasi persawahan. Gianyar tidak memiliki gunung berapi. Luas Kabupaten Gianyar
36.800 Hektar atau 6,53% dari luas Bali secara keseluruhan. Keadaan sampai akhir
tahun 2010 luas sawah 14.790 Ha. Tanah kering 21.839 Ha dan tanah lainnya berupa
Rawa-rawa, Tambak, kolam/ tebat/ empang uasnya 171 Ha.
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kabupaten Bangli
Sebelah timur : Kabupaten Bangli dan Klungkung
Sebelah selatan : Samudra Indonesia
Sebelah barat : KabupatenBadung dan Kota Denpasar
Secara administratif, Kabupaten Gianyar dengan ibu kota Gianyar terdiri dari 7
Kecamatan dan 64 desa/kelurahan dengan 504 banjar (dusun) dan 43 lingkungan.
Tabel 2.14.Luas Wilayah Kabupaten Gianyar Per Kecamatan
No. Kecamatan Jumlah Desa Luas Wilayah (km2)
1. Sukawati 12 55,02
2. Blahbatu 9 39,7
3. Gianyar 12 50,59
4. Tampaksiring 8 42,63
5. Ubud 7 42,38
6. Tegallalang 7 61,8
7. Payangan 9 75.88
JUMLAH 64 368,00
Sumber: Gianyar Dalam Angka, 2014

II-20
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Gambar 2.4. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Gianyar

II-21
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.4.2. Kependudukan
A. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Gianyar pada tahun 2013 berdasarkan hasil
proyeksi penduduk adalah sebesar 48600 orang, terdiri atas penduduk laki-
laki sebanyak 245500 orang dan penduduk perempuan 240600 orang.
Jumlah rumah tangga pada tahun 2013 sebanyak 102086 rumah tangga.
Sex ratio pada tahun 2013 adalah 101,99. Artinya setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 101 perempuan. Kalau kita cermati sex ratio tertinggi
terdapat di kecamatan Sukawati dan terendah di Kecamatan Payangan.
Kepadatan penduduk Gianyar adalah 1321 jiwa/km2 pada tahun 2013.
Kepadatan tertinggi ada diKecamatan Sukawati (2109 jiwa/km2), sedangkan
kepadatan penduduk tereandah di Kecamatan Payangan (533 jiwa/km2).
Tabel 2.15.Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar per Kecamatan Tahun 2011
Penduduk Jumlah Sex Kepadatan
No Kecamatan
Laki Perempuan Total Ratio setiap km2
1 2 4 5 6 7 8
1 Sukawati 58250 57250 116060 102,72 2109
2 Blahbatu 34410 34410 68260 101,65 1719
3 Gianyar 45370 45370 89840 102,02 1776
4 Tampaksiring 23870 23080 46950 103,42 1101
5 Ubud 35980 35290 71270 101,96 1682
6 Tegallalang 25940 25690 51630 100,97 835
7 Payangan 21020 20970 41990 100,24 553
Jumlah Total
2013 245400 240400 48600 101,99 1321
2012 244600 240000 484600 101,85 1317
2011 241209 235919 477128 101,90 1297
2010 237493 232284 469777 101,88 1277
2009 199057 198920 397977 100,07 1081
Sumber : Kabupaten Gianyar Dalam Angka, 2014

B. Pendidikan
Banyaknya sekolah, guru dan murid di kabupaten Gianyar dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

II-22
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Tabel 2.16.Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid serta Rata-rata Guru dan Murid
Per Sekolah di Kabupaten Gianyar Keadaan Bulan Agustus 2013

Banyaknya Rata-rata
Jenis Sekolah
Sekolah Guru Murid Guru Murid
Taman Kanak-kanak 123 678 8193 5,51 66,61
Sekolah Dasar/MI 291 3311 48075 11,38 165,21
SLTP/MTs 46 1774 22593 38,57 491,20
SMK 28 1556 13820 55,57 493,60
SMU/MA 15 659 7726 43,93 515,07
Sumber : Kabupaten Gianyar Dalam Angka, 2014

2.5. Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita


2.5.1. Rencana Struktur Ruang
Aspek-aspek pembentuk struktur ruang kawasan antara lain adalah kegiatan
perkotaan, prasarana dan sarana serta, khusus di kawasan SARBAGITA
kegiatan pariwisataan menjadi pembangkit kegiatan, sehingga menjadi bagian
dari struktur ruang kota. Rencana Struktur Ruang Kawasan Metropolitan
SARBAGITA adalah seperti ditampilkan pada gambar berikut ini.

Gambar 2.5. Rencana Struktur Ruang Kawasan Metropolitan SARBAGITA

II-23
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.5.2 Arahan Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan Perkotaan


Secara garis besar, pembagian wilayah pengembangan ini dimaksudkan agar
fokus pengembangan dan pembangunan dapat lebih maksimal untuk setiap
wilayah pengembangan yang tentunya terintegrasi dan komprehensif dalam
kerangka pengembangan Kawasan Perkotaan Sarbagita. Arahan pembagian
wilayah pengembangan di Kawasan Metropolitan Sarbagita dapat dilihat pada
Tabel 2.17 dan Gambar 2.6.

Tabel 2.17 Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Metropolitan Sarbagita

Komponen Pembentuk
No. Fungsi Lokasi
Struktur
1 Pusat-pusat Pelayanan Kota Inti Denpasar dan Kuta.
Gianyar, Tabanan,
Kota Satelit
Badung (Kaw. Perkotaan
Semarapurai, dan
Jimbaran.
2 Distribusi Penduduk dan Ruang Terbuka Target Ruang Terbuka
Skenario Kawasan total wilayah 55% dan di
Terbangun Kota Inti 35%.
Pengaturan kepadatan
tinggi di Kota Denpasar
dan Kuta dan terus
Pengaturan Distribusi
menurun di Kota Hirarki 1
dan Kepadatan Penduduk
dan 2, kawasan semi
perkotaan dan ke arah luar
kota.
3 Kawasan Pusat  Kawasan Pariwisata
Pembangkit Pergerakan Nusa Dua, Kuta, Ubud,
Kawasan dengan
Lebih, Tanah Lot.
Kegiatan Utama
Pariwisata  Obyek wisata lainnya
yang tersebar di seluruh
kawasan
Pusat Pendidikan Tinggi
Jimbaran
(UNUD)
4 Sistem jaringan Gilimanuk-Mengwi-
transportasi Denpasar-Kusamba-
Jalan Arteri Primer Padangbai, Lingkar Barat,
Canggu-Bringkit-Batuan-
Purnama, Kerobokan-
Tanah Lot, Kerobokan-
Canggu, Tohpati-
Kusamba- Padangbai,
Serangan-Tohpati, dan

II-24
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Komponen Pembentuk
No. Fungsi Lokasi
Struktur
Bandara-Kuta-Denpasar-
Tohpati.
Jalan Kolektor Primer Jl. Sunset Road, Mas-
Kemenuh-Buruan, dan
Terminal Cargo-Jl. A.
Yani.
Jalan Arteri Sekunder Jalan Utama dalam Kota
Denpasar, Bad.ung,
Gianyar dan Tabanan.
Bandar Udara Bandar Udara Ngurah Rai
Pelabuhan Laut Pelabuhan Benoa
Sumber: RTR Kawasan Metropolitan Sarbagita

Gambar 2.6. Skenario Komposisi Proporsi Ruang Terbuka Tiap Kecamatan


Tahun 2029

II-25
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Sesuai dengan analisis struktur tata ruang, struktur tata ruang Kawasan
Metropolitan Sarbagita mempertimbangkan aspek-aspek kesesuaian lahan dan
lokasi, budaya setempat, peluang pengembangan ekonomi, efisiensi transportasi,
ketersediaan lahan dan dukungan masyarakat. Struktur tata ruang kawasan
dalam konteks intra wilayah adalah sebagai berikut.
1. Pola orientasi ruang tetap berpedoman pada konsepsi Tri Hita Karana dan
falsafah budaya setempat dalam penataan fungsi ruang maupun jaringan
pergerakan.
2. Pengembangan beberapa ruas jalan baru yang diintegrasikan dengan jalan
arteri primer dan kolektor primer dan jalan fungsi sekunder yang telah ada di
Kawasan Metropolitan Sarbagita untuk meningkatkan aksesibilitas yang
merata ke seluruh pusat-pusat kegiatan dan ke luar Kawasan Metropolitan
Sarbagita sekaligus mengurangi beban transportasi di Kota Denpasar yang
didukung sistem terminal penumpang yang berhirarki.
3. Hirarki pusat-pusat pelayanan mengacu pada analisis hirarki pusat-pusat
kegiatan yaitu Denpasar dan Kuta sebagai Kota Inti yang ditunjang oleh
empat kota sub sistem I yaitu Gianyar, Badung, Tabanan, Jimbaran serta
kota-kota ibukota kecamatan serta kota baru atau pusat kawasan pariwisata.
4. Khusus untuk Jimbaran, ditetapkan sebagai sub sistem I dikarenakan
Kawasan Kuta Selatan ini sangat berkembang melalui kegiatan pariwisata
yang berskala nasional dan internasional terutama di Nusa Dua. Oleh karena
itu, kawasan ini ditetapkan sebagai sub sistem I dengan fungsi pelayanan
utama sebagai kawasan pariwisata, tidak diarahkan untuk pelayanan fungsi
pemerintahan.
5. Pola pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan kawasan ruang terbuka
hijau atau jalur hijau yang telah ditetapkan dalam perda masing-masing
kabupaten/kota, serta lahan pertanian sawah beririgasi merupakan limitasi
pengembangan dan harus dijaga kelestariannya dan target kawasan terbuka
secara total adalah 55% dan khusus untuk Kota Inti adalah 35%.
6. Pengembangan kawasan pariwisata tetap mempertahankan yang telah ada dan
membatasi dan mengendalikan dengan ketat pengembangan baru di Wilayah
Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, dan pengarahan pada kawasan efektif

II-26
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

pariwisata di Kabupaten Gianyar dan Tabanan sesuai dengan Rencana Tata


Ruang yang berkaitan.

2.5.3 Rencana Kepadatan dan Distribusi Penduduk


Berdasarkan analisis kependudukan, dan potensi permasalahan yang ada, maka
isu utama kependudukan adalah upaya pengendalian penduduk Kawasan
Metropolitan Sarbagita. Muara dari pengendalian dalam tata ruang adalah
penentuan arahan kepadatan penduduk dalam suatu kawasan. Beberapa
pertimbangan untuk menentukan arahan kepadatan penduduk di Kawasan
Metropolitan Sarbagita adalah sebagai berikut.
1. Angka kepadatan penduduk eksisting baik kasar maupun bersih.
2. Arahan pola pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita dalam bentuk
skenario pemanfaatan ruang terbangun dan nonterbangun.
3. Angka proyeksi penduduk pada akhir tahun perencanaan yang dikaitkan
dengan daya tampung lahan permukiman yang diskenariokan di masing-
masing kawasan.

Tabel 2.18. Rencana Distribusi dan Persebaran Penduduk Per Kecamatan di


Kswasan SARBAGITA Tahun 2029
Luas Kondisi Ls Skenario Skenario Target Luas Jml Pdd Kepadatan
No KABUPATEN/KOTA Wilayah Terbangun R. Terbangun R. Terbuka Terbangun Tahun 2029 Kotor Bersih
(Ha) 2008 (%) 2029 (%) 2029 (%) (Ha) (Jiwa) (Jw/Ha) (Jw/Ha)
I Tabanan
1. Kec. Tabanan 5.140 28,44% 40,0% 60,0% 2.056 58.553 11 28
2. Kec. Kediri 5.360 15,39% 30,0% 70,0% 1.608 78.206 15 49
Sub Total Tabanan 10.500 21,78% 30,0% 70,0% 3.664 136.759 13 37
II Badung -
3. Kec. Kuta Selatan 10.113 39,99% 50,0% 50,0% 5.057 114.971 11 23
4. Kec. Kuta 1.752 75,97% 80,0% 20,0% 1.402 82.866 47 59
5. Kec. Kuta Utara 3.386 33,49% 45,0% 55,0% 1.524 87.727 26 58
6. Kec. Mengwi 8.200 21,07% 32,0% 68,0% 2.624 138.741 17 53
7. Kec. Abiansemal 6.901 14,10% 23,0% 77,0% 1.587 104.833 15 66
Sub Total Badung 30.352 30,34% 40,2% 59,8% 12.193 529.138 17 43
III Denpasar -
8. Kec. Denpasar Selatan 4.999 51,83% 62,0% 38,0% 3.099 230.094 46 74
9. Kec. Denpasar Timur 2.254 53,99% 62,0% 38,0% 1.397 151.587 67 108
10. Kec. Denpasar Barat 2.413 76,05% 80,0% 20,0% 1.930 231.722
11. Kec. Denpasar Utara 3.112 70,34% 60,0% 40,0% 1.867 188.851 61 101
Sub Total Denpasar 12.778 61,29% 64,9% 35,1% 8.294 802.254 63 97
IV Gianyar
11. Kec. Sukawati 5.502 18,27% 30,0% 70,0% 1.651 98.501 18 60
12. Kec. Blahbatuh 3.970 13,19% 27,0% 73,0% 1.072 69.249 17 65
13. Kec. Gianyar 5.059 20,02% 30,0% 70,0% 1.518 81.213 16 54
14. Kec. Ubud 4.238 23,08% 30,0% 70,0% 1.271 69.492 16 55
Sub Total Gianyar 18.769 18,76% 29,4% 70,6% 5.512 318.455 17 58
Kaw Metropolitan
SARBAGITA 72.399 31,57% 41,0% 59,0% 29.663 1.786.606 25 60
Sumber: RTR Kawasan Metropolitan Sarbagita

II-27
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Kebutuhan perumahan berbanding lurus dengan pertambahan penduduk di suatu


wilayah, dalam hal Kawasan Metropolitan Sarbagita. Kebutuhan penyediaan
perumahan dipertimbangkan sebagai salah satu arahan dalam menentukan
kepadatan penduduk yang direncanakan agar dapat seimbang dengan
pertumbuhan kota. Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan perumahan di Kawasan
Metropolitan Sarbagita dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.19. Jumlah dan Luas Lahan Perumahan di Kawasan Metropolitan
Sarbagita Tahun 2029

Daya Rencana Distribusi Daya Kebutuhan


No Kabupaten/Kota Tampung Tampung Perumahan Rumah
Lahan (Ha) Tahun 2029 (Ha) Tahun 2029
1 Kota Denpasar 703 442 41.973
2 Kabupaten Badung 3.104 1.309 71.573
3 Kabupaten Gianyar 1.427 815 41.663
4 Kabupaten Tabanan 1.311 432 20.016

Luas Keb. Lahan 6.545 2.999 175.226


Sumber: RTR Kawasan Metropolitan Sarbagita

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah dan luas kebutuhan lahan perumahan yang
akan dibangun pada Tahun 2029, dijadikan pula sebagai bahan pertimbangan
untuk mengarahkan sebagian kawasan terbangun yang telah diskenariokan
terutama untuk kawasan permukiman di Kawasan Metropolitan Sarbagita, di
mana pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Denpasar diarahkan untuk menampung pembangunan rumah dengan tipe 1
(besar) dan 3 (menengah) karena terkendala dengan harga lahan yang tinggi
dan mencegah terjadinya konversi lahan pertanian basah yang masih ada di
Wilayah Kota Denpasar, sehingga rumah dengan tipe 6 (kecil) akan
didistribusikan ke kota-kota yang menjadi hinterlandnya (Badung-Gianyar-
Tabanan).
2. Badung-Gianyar-Tabanan akan menerima porsi penyediaan rumah tipe 6
(masing-masing 20%) dengan asumsi daya tampung lahan masih memadai
dan memungkinkan untuk pengembangan kawasan permukiman di Wilayah
Metropolitan Sarbagita.

II-28
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Kebijaksanaan pengendalian kependudukan di Kawasan Metropolitan Sarbagita


adalah sebagai berikut.
1. Pemantapan tertib administrasi kependudukan terpadu di seluruh Wilayah
Sarbagita (4 kab./kota) melalui kerjasama antarwilayah, instansi pemerintah
dan desa adat .
2. Pengendalian penduduk melalui program disinsentif bagi para pendatang baru
khususnya pada wilayah-wilayah yang kepadatannya telah melampaui
ambang batas daya tampung wilayah.
3. Pengendalian penduduk melalui pengawasan dan pengendalian aktivitas
ekonomi terkait dengan tempat, waktu, dan aktivitas secara tegas dan
peraturan serta sangsi yang jelas.
4. Kepadatan penduduk direncanakan untuk dapat mengakomodir semua
kebutuhan penduduk baik dari segi penyediaan perumahan, pemenuhan
fasilitas, kapasitas pelayanan utilitas, dan kenyamanan pergerakan masyarakat
dalam bekerja, sekolah, memenuhi kesehatan, pariwisata, dan rekreasi,
sehingga perencanaan penataan ruang dapat lebih maksimal dalam
implementasinya.

2.5.4 Rencana Fasilitas Pelayanan Perkotaan


Rencana fasilitas pelayanan perkotaan di Kawasan Metropolitan Sarbagita
terkait kepada fasilitas pendukung kegiatan penduduk, antara lain pendidikan,
kesehatan, peribadatan, perdagangan, dan lain-lain. Fasilitas ini pun diarahkan
untuk dapat terintegrasi dengan struktur pusat-pusat pelayanan yang telah
direncanakan dengan tujuan agar tingkat pelayanannya dapat berjalan maksimal
dan tidak menimbulkan persoalan tata ruang dalam penyediaannya.

1. Pendidikan

Pendidikan tingkat perguruan tinggi di Wilayah Metropolitan Sarbagita telah


dipenuhi kebutuhannya oleh keberadaan Universitas Udayana. Hal tersebut
karena kebutuhan perguruan tinggi merupakan fasilitas dengan skala regional
wilayah yang biasanya ditempatkan di ibukota wilayah pengembangan, dalam
hal ini Universitas Udayana terletak di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan.
Keberadaan perguruan tinggi tersebut pun menjadikan Wilayah

II-29
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Pengembangan Kuta Selatan berfungsi sebagai kawasan pendidikan terutama


tingkat perguruan tinggi sehingga dapat menjadi salah satu orientasi
pemenuhan kebutuhan pendidikan skala regional.
Untuk kebutuhan fasilitas pendidikan yang lain berdasarkan hasil analisis,
diperoleh hasil bahwa untuk kebutuhan fasilitas pendidikan di Kawasan
Metropolitan Sarbagita sampai dengan Tahun 2029 ada yang membutuhkan
penambahan dan ada yang tetap (dalam artian tidak membutuhkan
penambahan fasilitas).

2. Kesehatan

Rumah Sakit Sanglah merupakan rumah sakit pemerintah dengan kapasitas


pelayanan skala regional yang juga mempunyai standar pelayanan
Internasional tetap dipertahankan. Rumah sakit skala kabupaten/kota adalah
RSU Wangaya, RSU Kapal, RSU Tabanan dan RSU Sanjiwani yang
berfungsi sebagai rumah sakit kabupaten/kota. Beberapa rumah sakit swasta
pendukung tersebar terutama di Kota Denpasar. Penyediaan rumah sakit yang
berskala internasional pun perlu dipertimbangkan mengingat bahwa Bali
khususnya Kawasan Metropolitan Sarbagita merupakan daerah tujuan
pariwisata dan kegiatan lainnya yang memiliki skala internasional, sehingga
diperlukan pengembangan rumah sakit internasional. Hal ini mengingat pula
bahwa kapasitas pelayanan Rumah Sakit Sanglah yang sampai dengan saat ini
telah dirasakan overload dan aksesibilitas yang terbatas.

3. Peribadatan

Kegiatan peribadatan untuk umat Hindu tetap dipertahankan dan dijaga radius
kesuciannya, sedangkan tempat peribadatan bagi pemeluk agama lain
disesuaikan dengan kebutuhan dan mendapatkan persetujuan masyarakat dan
desa adat setempat. Tempat pembakaran mayat (setra) atau kuburan baik bagi
pemeluk agama Hindu dan agama lainnya tetap mempertahankan yang telah
ada.

II-30
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

4. Perdagangan

Pengembangan pasar grosir diarahkan pada lokasi yang memiliki akses


langsung ke jalan arteri primer atau arteri sekunder dan tidak berada di dalam
kota, untuk menghindari pencampuran lalulintas aktivitas grosir dan aktivitas
kegiatan kota. Direncanakan juga pengembangan pasar grosir di Ubung Kaja
(Kota Denpasar) untuk skala regional (Sarbagita). Selanjutnya pasar grosir
pendukung lainnya adalah Pasar Badung (skala Kota Denpasar), Pasar
Gianyar, Pasar Tabanan dan untuk Kabupaten Badung alternatifnya adalah di
Blumbungan (Desa Sibangkaja, bila jalan arteri Beringkit-Batuan terwujud).
Rencana pengembangan pusat perdagangan regional (Pasar Grosir Kabupaten
Badung) di kawasan Blumbungan (Sibangkaja) dengan pertimbangan
Kabupaten Badung belum memiliki pasar grosir, yang alternatif lokasinya
terletak di tengah-tengah wilayah kabupaten dan berada di sisi jalan arteri
primer.
Pasar-pasar yang telah ada tetap dipertahankan sesuai fungsi pelayanan yang
lebih kecil, dan ditingkatkan kualitasnya secara bertahap dari sisi tata
bangunan dan lingkungan sesuai skala yang dimiliki serta menyediakan lahan
parkir yang memadai. Tumbuhnya pasar-pasar desa adat diharapkan berada
juga berada pada lokasi-lokasi yang tidak menganggu kelancaran arus
lalulintas. Perdagangan lainnya adalah mempertahankan pasar-pasar khusus
skala regional yang ada seperti Pasar Hewan Beringkit dan Pasar Seni
Sukawati.

5. Rekreasi dan Olahraga

a. Pengembangan kegiatan rekreasi baru, mengingat keterbatasan fasilitas


rekreasi skala kota yang dimiliki, yaitu dengan mengembangkan sebagian
bekas Puspem Badung (terutama yang hancur) sebagai kawasan rekreasi,
tempat bermain anak, taman lalu lintas, dan lain-lainnya.
b. Merangsang diaktifkannya Kawasan Rekreasi Padang Galak, pemantapan
rekreasi pantai di Sanur, Pantai Semawang, Pantai Mertasari (peningkatan
kualitas parkir dan pelayanan lainnya), dan Pantai Kuta sebagai rekreasi
publik masyarakat kota.

II-31
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

c. Pemantapan ruang terbuka Lapangan Puputan Badung sebagai tempat


rekreasi dan Lapangan Puputan Margarana sebagai tempat rekreasi dan
berolahraga, serta pengembangan ruang-ruang terbuka baru di tiap kawasan
sebagai sarana rekreasi dan olahraga.
d. Pengembangan stadion olahraga baru untuk mendukung GOR Ngurah Rai
yang kapasitas dan lokasinya kurang mendukung untuk penyelenggaraaan
olah raga skala nasional dan internasional. Untuk lebih jelasnya kebutuhan
pengembangan fasilitas pendukung di Kawasan Sarbagita tahun 2029 dapat
dilihat pada Tabel 4.4

II-32
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Tabel 2.20. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pendukung Di Kawasan Metropolitan Sarbagita Tahun 2029

Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Perdagangan


Puskesmas
No. Kota/Kabupaten/Kecamatan Pasar & Pusat
TK SD SMP SMA R. Bersalin Puskesmas Apotik dgn Rawat Kel. Toko
Pertokoan Pertokoan
Inap

1 Kota Denpasar
Denpasar Selatan 307 153 31 10 8 8 8 1 77 8 1
Denpasar Timur 202 101 20 7 5 5 5 1 51 5 1
Denpasar Barat 309 154 31 10 8 8 8 1 77 8 1
Denpasar Utara 252 126 25 8 6 6 6 1 63 6 1
Jumlah 1070 535 107 36 27 27 27 4 267 27 4
2 Kabupaten Badung
Kuta Selatan 153 77 15 5 4 4 4 1 4 4 1
Kuta 110 55 11 4 3 3 3 0 3 3 0
Kuta Utara 117 58 12 4 3 3 3 0 3 3 0
Mengwi 185 92 18 6 5 5 5 1 5 5 1
Abiansemal 140 70 14 5 3 3 3 1 3 3 1
Jumlah 706 353 71 24 18 18 18 3 18 18 3
3 Kabupaten Gianyar
Sukawati 131 66 13 4 3 3 3 0 3 3 0
Blahbatuh 92 46 9 3 2 2 2 0 2 2 0
Gianyar 108 54 11 4 3 3 3 0 3 3 0
Ubud 93 46 9 3 2 2 2 0 2 2 0
Jumlah 425 212 42 14 11 11 10 0 10 10 0
4 Kabupaten Tabanan
Kecamatan Tabanan 100 50 10 3 3 3 3 0 3 3 0
Kecamatan Kediri 104 52 10 3 3 3 3 0 3 3 0
Jumlah 204 102 20 7 5 5 6 0 6 6 0
SARBAGITA 2404 1202 240 80 60 60 60 7 301 60 7
Sumb er: RTR Kawasan Metropolitan Sarb agita

II-33
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.5.5 Arahan Pengembangan Sistem Jaringan Utilitas


1. Prasarana Jaringan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih Kawasan SARBAGITA di dasarkan kepada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Air Minum. Berdasarkan hasil analisis
ketersediaan dan kebutuhan air maka pemenuhan kebutuhan di kawasan
SARBAGITA dapat memenuhi pasok keb utuhan air minum sampai dengan
akhir tahun perencanaan. Lokasi bangunan pengambilan air baku yang
direncanakan di sesuaikan dengan skenario pemenuhan kebutuhan yaitu sesuai
dengan skenario rekomendasi Studi BUIP dan skenario pokok yang
dikembangkan oleh Tim Studi JICA.
Konstruksi dan kapasitas yang diperlukan bangunan penyadap sumber air baku
serta sistem pengaliran transmisi akan disesuaikan dengan pemanfaatan air baku.
Sistem terpadu sesuai rekomendasi Studi BUIP yaitu Sistem USPO dan Sistem
terpadu sesuai dengan skenario JICA dimana air bakunya disadap dari lokasi:
1. Sungai Unda (700 lt/dt);
2. Sangsang (100 lt/dt);
3. Petanu (500 lt/dt);
4. OoS (210 lt/dt);
5. Sistem Barat : Lokasi bangunan sadap di Sungai Penet dengan kapasitas 300
Lt/det;
6. Sitem Tengah : Lokasi pada Dam Ayung kapasitas 1800 Lt/det;
7. Sistem Timur : Lokasi sungai Tetanu atau Tukad Unda atau Waduk Muara
Tahap II Kapasitas 800 Lt/det;
8. Tabanan : Lokasi Sungai Yeh Ho Waduk telaga Tunjung Kapasitas 300 Lt/det
9. Sistem Utara : Lokasi Tukad Ayung Kapasitas pelayanan 200 Lt/det.

2. Sistem penyediaan air bersih


Berdasarkan skenario perencanaan pada uraian sebelumnya bahwa rencana
pembuatan bangunan pengambilan (penyadap) air baku sampai dengan akhir
tahun perencanaan akan di bangun sebanyak 9 buah terdiri dari:

II -34
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

1. Sungai Unda (700 lt/dt), direncanakan akan menggunakan 2 buah pipa sadap
dengan debit yang sama.
2. Sangsang (100 lt/dt).
3. Petanu (500 lt/dt), direncanakan akan menggunakan 2 buah pompa sadap
dengan 1 buah pompa cadangan.
4. OoS (210 lt/dt).
5. Sistem Barat : Lokasi bangunan sadap di Sungai Penet dengan kapasitas 300
Lt/det, direncanakan akan menggunakan 1 buah pompa sadap.
6. Sitem Tengah : Lokasi pada Dam Ayung kapasitas 1800 Lt/det, menggunakan
3 buah pipa sadap.
7. Sistem Timur : Lokasi sungai Tetanu atau Tukad Unda atau Waduk Muara
Tahap II Kapasitas 800 Lt/det, menggunakan 2 buah pompa sadap.
8. Tabanan : Lokasi Sungai Yeh Ho Waduk telaga Tunjung Kapasitas 300
Lt/det, menggunakan 1 buah pompa sadap.
9. Sistem Utara :Lokasi Tukad Ayung Kapasitas pelayanan 200 Lt/det.
Perencanaan teknis unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air
baku menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan
distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem transimisi distribusi (pipa
transmisi dari unit produksi menuju reservoir). Hal ini terjadi karena transmisi
distribusi pada dasarnya harus dirancang untuk dapat mengalirkan debit aliran
untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan pipa transmisi air baku dirancang
mengalirkan kebutuhan maksimum. Pipa transmisi sedapat mungkin harus
diletakkan sedemikian rupa dibawah level garis hidrolis untuk menjamin aliran
sebagaimana diharapkan dalam perhitungan agar debit aliran yang dapat dicapai.

II -35
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

Gambar 2.7. Peta Sebaran Sumber Air Baku /Air Bersih di Sarbagita

II -36
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung

2.6 Rencana Daerah Pelayanan


Berdasarkan rencana distribusi dan sebaran penduduk di kawasan SARBAGITA
adalah seperti pada table berikut ini.
Tabel 2.21. Distribusi dan Sebaran Penduduk di Kawasan Sarbagita
No Kabupaten / Kota Luas Jumlah Penduduk Kepadatan
Wilayah sampai Tahun 2033 (Jiwa/Ha)
I Tabanan
1. Kec. Tabanan 5,140 159,777 31.09
2. Kec. Kediri 5.360 170,834 31.87
Sub Total Tabanan 10,500 330,613 31.48
II Badung
3. Kec. Kuta Selatan 10,113 547,349 54.12
4. Kec. Kuta 1,782 387,010 217.18
5. Kec. Kuta Utara 3,386 472,470 139.54
6. Kec. Mengwi 8,200 517,234 63.08
7. Kec. Abiansemal 6,901 366,663 53.13
Sub Total Badung 30,352 2,290,727 75,47
III Denpasar
8. Kec. Denpasar Selatan 4,999 768,900 153.81
9. Kec. Denpasar Timur 2,254 422,834 187.59
10. Kec. Denpasar Barat 2,413 708,756 293.72
11. Kec. Denpasar Utara 3,112 541,682 174,06
Sub Total Denpasar 12,778 2,442,174 191.12
IV Gianyar
12.Kec. Sukawati 5,502 222,860 40.51
13. Kec. Blahbatuh 3,970 131,074 33.01
14. Kec. Gianyar 5,509 172,512 31.31
15. Kec. Ubud 4,238 136,854 32.29
Sub Total Gianyar 18,769 663,299 35.34
Kws. Metropolitan 72,399 5,726,814 79.10
Sarbagita
Sumber : RTRW Sarbagita dan hasil Analisis (2015)

II -37

Anda mungkin juga menyukai