BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Provinsi Bali memiliki luas daratan 563.566 Ha, terbagi dalam 9 wilayah
kabupaten/kota, 56 kecamatan, dan 704 desa/kelurahan (625 desa dan 79 kelurahan).
Provinsi Bali terdiri dari Pulau Bali sebagai pulau induk dengan pulau-pulau kecil lainnya
yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten
Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di wilayah
Kabupaten Buleleng, dengan keseluruhan garis pantai ± 529 km.
II | 1
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Ha. Lahan kering terdiri dari tanah pekarangan 7.714 Ha, tanah tegalan 396 Ha, tanah
tambak/kolam 9 Ha, tanah sementara tidak diusahakan 81 Ha, tanah hutan 538 Ha , tanah
perkebunan 35 Ha, dan tanah lainnya 1.162 Ha.
II | 2
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II | 3
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
2.1.4. Geologi
Kondisi geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala
Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu
gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh batu gamping yang kemudian
membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi
pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah
pengendapan itu muncul di atas permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi
pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya.
Umumnya sesar ini terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan berupa bahan yang berasal dari
endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut sebagian dari batuan
muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan
karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan.
Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan gunung api
dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-mula kaldera Buyan-
Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami gerakan yang
menyebabkan pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke
permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang
tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian Utara. Stratigrafi regional
berdasarkan Peta Geologi Bali, geologi Bali tergolong masih muda. Batuan tertua
kemungkinan berumur Miosen Tengah.
Menurut Purbohadiwidjoyo, (1974). dan Sandberg, (1909) dalam K.M
Ejasta,(1995), secara geologi Pulau bali masih muda, batuan tertua berumur miosen. Secara
garis besar batuan di Bali dapat dibedakan menjadi beberapa satuan yaitu:
1. Formasi Ulakan
Formasi ini merupakan formasi tertua yang berumur Miosen Atas, terdiri dari setumpuk
batuan yang berkisar dari lava bantal dan breksi basal dengan sisipan gampingan. Nama
formasi Ulakan diambil dari nama kampung Ulakan yang terdapat di tengah sebaran
formasi itu.
II | 4
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Bagian atas formas ulakan adalah formasi Surga terdiri dari tufa, nafal, dan batu pasir.
Singkapan yang cukup luas terdapat dibagian tengah daerah aliran sungai Surga. Disini,
batuan umumnya miring ke arah selatan atau sedikit ke tenggara (170-190o) dengan
kemiringan lereng hingga cukup curam (20-50o). Singkapan lain berupa jendela yang
terdapat di barat daya Pupuan, dengan litologi yang mirip.
2. Formasi Selatan
Formasi ini menempati semenanjung Selatan. Batuannya sebagian besar berupa batu
gamping keras. Menurut Kadar, (1972) dalam K.M Ejasta, (1995) tebalnya berkisar 600
meter, dan kemiringan menuju keselatan antara 7-10o. Kandungan fosil yang terdiri dari
Lepidocyclina emphalus, Cycloclypeus Sp, Operculina Sp, menunjukan bahwa batuan
berumur Miosen. Selain di semenanjung selatan, formasi ini juga menempati Pulau
Nusa Penida.
3. Formasi Batuan Gunung Api Pulaki
Kelompok batuan ini berumur pliosin, merupakan kelompok batuan beku yang
umumnya bersifat basal, terdiri dari lava dan breksi. Keberadaannya terbatas di dekat
Pulaki. Meskipun dipastikan berasal dari gunung api, pusat erupsinya tidak lagi dapat
dikenali. Di daerah ini, terdapat sejumlah kelurusan yang berarah barat-timur,
setidaknya sebagian dapat dihubungkan dengan persesaran. Mata air panas yang
terdapat di kaki pegunungan, pada perbatasan dengan jalur datar di utara, dapat
dianggap sebagai salah satu indikasi sisa vulkanisme, dengan panas mencapai 470 C dan
bau belerang agak keras.
4. Formasi Prapatagung
Kelompok batuan ini berumur Pliosen, menempati daerah Prapatagung di ujung barat
Pulau Bali. Selain batu gamping, dalam formasi ini terdapat pula batu pasir gampingan
dan napal.
5. Formasi Asah
Kelompok batuan ini berumur Pliosen menyebar dari barat daya Seririt ke timur, hingga
di barat daya Tejakula. Pada lapisan bawah umumnya terdiri dari breksi yang
berkomponen kepingan batuan bersifat basal, lava, dan obsidian. Batuan ini umumnya
keras karena perekatnya biasanya gampingan. Dibagian atas, terdapat lava yang
II | 5
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II | 6
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Tabel 2.2. Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka Normal
Setiap Bulan di Kota Denpasar (mm) 2013
Curah Hujan
No. Bulan
Realisasi Normal Perbedaan Persentase
1 Januari 516,2 320 196,2 38,0
2 Februari 142,1 268 -125,9 -88,6
3 Maret 137,4 248 -110,6 -80,5
4 April 55,9 173 -117,1 -209,5
5 Mei 143,5 118 25,5 17,8
6 Juni 168,8 24 144,8 85,8
7 Juli 99,2 28 71,2 71,8
8 Agustus 0,4 22 -21,6 -5400,0
9 September 14,8 45 -30,2 -204,1
10 Oktober 17,0 97 -80,0 -470,6
11 Nopember 231,5 220 11,5 5,0
12 Desember 277,1 338 -60,9 -22,0
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2014
2.1.6. Kependudukan
A. Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk tahun 2000, penduduk kota
Denpasar pada tahun 2013 berjumlah 846.200 jiwa yang terdiri dari 432.000
penduduk laki-laki (51,35%) dan 414.200 penduduk perempuan (48,65%).
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah kecamatan Denpasar
Selatan dengan penduduk sebesar 266.420 jiwa atau sebesar 31,48% dari seluruh
penduduk Denpasar yang diikuti oleh Kecamatan Denpasar Barat 245.580 jiwa
(30,51%), Kecamatan Denpasar Utara 187.690 jiwa (23,80%) dan Kecamatan
Denpasar Timur 146.510 jiwa (17,57%).
Kepadatan penduduk di kota Denpasar pada tahun 2013 telah mencapai 6622
jiwa per km2. Angka ini merupakan angka tertinggi di Propinsi Bali. Dari 4
kecamatan, yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Denpasar
Barat (10.296 jiwa per km2). Kemudian Kecamatan Denpasar Timur (6.567 jiwa
per km2), Kecamatan Denpasar Utara (5.973 jiwa per km2) dan Kecamatan
Denpasar Selatan (5.329 jiwa per km2). Sedangkan untul sex rationya secara
II | 7
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
B. Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan menjadi prioritas dalam upaya peningkatan
jumlah sekolah, guru dan murid Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Kota Denpasar pada tahun
2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
II | 8
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
2.2.2. Topografi
Kabupaten Badung terletak pada ketinggian 0-2.075 meter dari permukaan laut.
Dengan rincian pada Kecamatan Kuta Selatan terletak pada ketinggian 28 meter dari
permukaan laut, Kecamatan Kuta terletak pada ketinggian 27 meter dari permukaan laut,
Kecamatan Kuta Utara terletak pada ketinggian 65 meter dari permukaan laut, Kecamatan
Mengwi terletak pada ketinggian 0-350 meter dari permukaan laut, Kecamatan Abiansemal
terletak pada ketinggian 75-350 meter dari permukaan laut dan Kecamatan Petang terletak
pada ketinggian 275-2075 meter dari permukaan laut.
II | 9
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II | 10
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Tabel 2.6. Curah Hujan dan Hari hujan pada Stasiun Pengamatan di Kabupaten Badung
Nomor dan Tempat Stasiun Pencatat
Kuta Selatan Kuta Kuta Utara Mengwi Abiansemal Petang
No. Bulan
Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
1 Januari 820 24 - - 473 19 534 27 481 21 349 30
2 Februari 87 8 - - 105 6 127 8 111 9 248 19
3 Maret 136 11 - - 46 3 104 8 197 13 258 27
4 April 170 11 - - 8 1 185 8 243 13 316 18
5 Mei 149 11 - - 228 5 152 8 144 12 267 24
6 Juni 343 6 - - 279 3 240 12 275 13 216 28
7 Juli 143 10 - - 34 7 145 14 189 13 91 22
8 Agustus 20 2 - - - - 4 4 12 3 11 11
9 September - - - - - - 13 4 42 7 39 9
10 Oktober - - - - - - 27 4 95 4 5 3
11 Nopember 108 7 - - 209 11 345 12 151 17 318 23
12 Desember 516 17 - - 450 12 515 18 684 20 433 30
Jumlah 2582 107 - - 1832 67 2391 127 2391 145 2551 244
rata-rata 215 9 - - 153 6 199 11 199 12 213 29
Sumber : Kabupaten Badung Dalam Angka, 2014
II | 11
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
2.2.4. Kependudukan
A. Penduduk
Berdasarkan proyeksi penduduk dan sensus penduduk 2010, jumlah
penduduk kabupaten Badung pada tahun 2013 sebanyak 589 ribu jiwa yang
terdiri dari 300,4 ribu jiwa penduduk laki-laki dan 288,6 ribu jiwa penduduk
perempuan, meningkatnya 2,51 persen dibandingkan dengan proyeksi
penduduk tahun 2012 yang hanya sebanyak 575 ribu jiwa.
Penduduk terbesar secara tidak merata diseluruh wilayah kecamatan di
kabupaten Badung. Jumlah penduduk paling banyak terdapat di kecamatan
Kuta Selatan yaitu sebanyak 134,5 ribu jiwa atau sekitar 22,84 persen dari
total penduduk di kabupaten Badung. Sementara itu kecamatan Petang
merupakan wilayah dengan penduduk paling sedikit yaitu sebesar 26,2 ribu
jiwa atau sekitar 4,44 persen dari total penduduk Kabupaten Badung.
Sebagai salah satu daerah tujuan migrant di provinsi Bali, rata-rata kepadatan
penduduk di Kabupaten Badung cukup tinggi yaitu mencapai 1407 jiwa/km2
dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terjadi di kecamatan Kuta yang
mencapai 5426 jiwa/km2. Sementara kepadatan penduduk terendah terjadi di
Kecamatan Petang yang hanya sebesar 227 jiwa/km2. Kepadatan penduduk
sangat mempengaruhi kondisi social dan keamanan di masing-masing
wilayah.
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk (jiwa) Menurut Kewarganegaraan di Kabupaten
Badung Tahun 2013
Luas Wilayah Jumlah Penduduk (000 Jiwa)
No Kecamatan
(km2) Laki Permp. Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kuta Selatan 101,13 69,0 65,5 134,5
2 Kuta 17,52 49,4 45,7 95,1
3 Kuta Utara 33,86 59,6 56,4 116,1
4 Mengwi 82 64,2 62,9 127,1
5 Abiansemal 69,01 45,0 45,2 90,1
6 Petang 115 13,2 12,9 26,2
Jumlah Total
2013 418,52 300,4 288,6 589,0
2012 418,52 293,2 281,8 575,0
2011 418,52 278,8 274,9 560,9
2010 418,52 278,8 267,9 546,7
II | 12
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
B. Pendidikan
Pembangunan pendidikan diupayakan untuk mencerdaskan masyarakat, untuk
itu peningkatan sarana dan prasarana pendidikan mutlak diperlukan untuk
menunjang kebersihan pembangunan di bidang pendidikan. Di kabupaten
Badung pada tahun 2013 terdapat 181 Taman Kanak-kanak, 274 Sekolah
Dasar/Mardrasah Ibtidaiyah, 50 SMP, 19 SMA dan 22 SMK, dengan jumlah
siswa masing-masing Taman Kanak-kanak sebanyak 1127 orang, sekolah
dasar/Madrasah Ibtidiah 61284 orang, SMP sebanyak 23827 orang, SMA
sebanyak 10399 orang dan untuk SMK sebanyak 13235 orang.
Tabel 2.9. Jumlah Fasilitas dan Daya Tampung Pendidikan di Kabupaten Badung
Banyaknya
Jenis Sekolah
Sekolah Guru/dosen Murid/mahasiswa
Taman Kanak-kanak 181 996 11227
Sekolah Dasar/MI 274 3623 61284
SLTP/MTs 50 1831 23827
SMU 19 861 10399
SMK 22 1095 11609
Sumber : Kabupaten Badung Dalam Angka, 2014
II | 13
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II | 14
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
44.79 Kediri
179.02
99.17 Marga
141.98 Baturiti
Penebel
Pupuan
Selemd. Barat
II | 15
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Dari dua stasiun pencatat curah hujan yang aktif di Kabupaten Tabanan, curah
hujan yang tertinggi di tahun 2013 terjadi pada bulan januari, april, dan bulan september
hingga desember. Hal tersebut artinya pada bulan-bulan bersangkutan, frekuensi curah
hujannya tinggi.
Untuk lebih rincinya, jumlah curah hujan dan banyaknya curah hujan yang
dicatat oleh masing-masing stasiun pengamat di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
II | 16
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Tabel 2.11. Banyaknya Curah Hujan Per Stasiun Pencatat di Kabupaten Tabanan Tahun 2013
Stasiun Bulan
No
Pencatat Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Selemedeg 504 224 220 243 115 269 137 5 28 100 269 471
2 Kerambitan 519 292 239 153 195 182 17 36 332 210 432
3 Kediri 424 355 152 45 307 98 27 32 68
4 Baturiti 399 250
5 Penebel 408 289 273 298 294 178 220 45 41 347 530
6 Pupuan 463 599 260 295 323 93 15 94 410 978
7 Sel. Barat 433 285 73 178 102 269 197 31 162
8 Sel. Timur 584 259 317 121 127 225 47 85 180
Jumlah
2013 1667 1351 218 191 232 311 122 22 171 374 1610 2479
2012 93 67 361 150 79 10 95 24 68 862 1065 2266
2011 385 270 217 348 276 227 204 993 3221 3044 3618 2821
2010 385 270 217 348 276 227 204 1126 3434 3082 4098 2753
2009 379 453 285 197 282 24 202 15 1664 1638 1257 2013
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, 2014
BAB III-17
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
2.3.5. Kependudukan
A. Penduduk
Penduduk merupakan aset pembangunan bila mereka dapat diberdayakan
secara optimal. Disamping itu, penduduk juga dapat menjadi beban
pembangunan apabila kualitas penduduk atau sumber daya manusianya
rendah. Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2013, penduduk
Kabupaten Tabanan tercatat berjumlah 48.033 jiwa dengan laju
pertumbuhan alaminya sebesar 0,10 %. Dari 448.033 Jiwa, 225.652
(49,70%) diantaranya merupakan penduduk laki-laki dan 225.380 jiwa
(50,30%) merupakan penduduk perempuan.
C. Pendidikan
Salah satu indikator yang menentukan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) adalah tingkat pendidikan yang tinggi. Dengan tingkat pendidikan
II-18
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II-19
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
irigasi persawahan. Gianyar tidak memiliki gunung berapi. Luas Kabupaten Gianyar
36.800 Hektar atau 6,53% dari luas Bali secara keseluruhan. Keadaan sampai akhir
tahun 2010 luas sawah 14.790 Ha. Tanah kering 21.839 Ha dan tanah lainnya berupa
Rawa-rawa, Tambak, kolam/ tebat/ empang uasnya 171 Ha.
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kabupaten Bangli
Sebelah timur : Kabupaten Bangli dan Klungkung
Sebelah selatan : Samudra Indonesia
Sebelah barat : KabupatenBadung dan Kota Denpasar
Secara administratif, Kabupaten Gianyar dengan ibu kota Gianyar terdiri dari 7
Kecamatan dan 64 desa/kelurahan dengan 504 banjar (dusun) dan 43 lingkungan.
Tabel 2.14.Luas Wilayah Kabupaten Gianyar Per Kecamatan
No. Kecamatan Jumlah Desa Luas Wilayah (km2)
1. Sukawati 12 55,02
2. Blahbatu 9 39,7
3. Gianyar 12 50,59
4. Tampaksiring 8 42,63
5. Ubud 7 42,38
6. Tegallalang 7 61,8
7. Payangan 9 75.88
JUMLAH 64 368,00
Sumber: Gianyar Dalam Angka, 2014
II-20
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II-21
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
2.4.2. Kependudukan
A. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Gianyar pada tahun 2013 berdasarkan hasil
proyeksi penduduk adalah sebesar 48600 orang, terdiri atas penduduk laki-
laki sebanyak 245500 orang dan penduduk perempuan 240600 orang.
Jumlah rumah tangga pada tahun 2013 sebanyak 102086 rumah tangga.
Sex ratio pada tahun 2013 adalah 101,99. Artinya setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 101 perempuan. Kalau kita cermati sex ratio tertinggi
terdapat di kecamatan Sukawati dan terendah di Kecamatan Payangan.
Kepadatan penduduk Gianyar adalah 1321 jiwa/km2 pada tahun 2013.
Kepadatan tertinggi ada diKecamatan Sukawati (2109 jiwa/km2), sedangkan
kepadatan penduduk tereandah di Kecamatan Payangan (533 jiwa/km2).
Tabel 2.15.Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar per Kecamatan Tahun 2011
Penduduk Jumlah Sex Kepadatan
No Kecamatan
Laki Perempuan Total Ratio setiap km2
1 2 4 5 6 7 8
1 Sukawati 58250 57250 116060 102,72 2109
2 Blahbatu 34410 34410 68260 101,65 1719
3 Gianyar 45370 45370 89840 102,02 1776
4 Tampaksiring 23870 23080 46950 103,42 1101
5 Ubud 35980 35290 71270 101,96 1682
6 Tegallalang 25940 25690 51630 100,97 835
7 Payangan 21020 20970 41990 100,24 553
Jumlah Total
2013 245400 240400 48600 101,99 1321
2012 244600 240000 484600 101,85 1317
2011 241209 235919 477128 101,90 1297
2010 237493 232284 469777 101,88 1277
2009 199057 198920 397977 100,07 1081
Sumber : Kabupaten Gianyar Dalam Angka, 2014
B. Pendidikan
Banyaknya sekolah, guru dan murid di kabupaten Gianyar dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
II-22
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Tabel 2.16.Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid serta Rata-rata Guru dan Murid
Per Sekolah di Kabupaten Gianyar Keadaan Bulan Agustus 2013
Banyaknya Rata-rata
Jenis Sekolah
Sekolah Guru Murid Guru Murid
Taman Kanak-kanak 123 678 8193 5,51 66,61
Sekolah Dasar/MI 291 3311 48075 11,38 165,21
SLTP/MTs 46 1774 22593 38,57 491,20
SMK 28 1556 13820 55,57 493,60
SMU/MA 15 659 7726 43,93 515,07
Sumber : Kabupaten Gianyar Dalam Angka, 2014
II-23
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Komponen Pembentuk
No. Fungsi Lokasi
Struktur
1 Pusat-pusat Pelayanan Kota Inti Denpasar dan Kuta.
Gianyar, Tabanan,
Kota Satelit
Badung (Kaw. Perkotaan
Semarapurai, dan
Jimbaran.
2 Distribusi Penduduk dan Ruang Terbuka Target Ruang Terbuka
Skenario Kawasan total wilayah 55% dan di
Terbangun Kota Inti 35%.
Pengaturan kepadatan
tinggi di Kota Denpasar
dan Kuta dan terus
Pengaturan Distribusi
menurun di Kota Hirarki 1
dan Kepadatan Penduduk
dan 2, kawasan semi
perkotaan dan ke arah luar
kota.
3 Kawasan Pusat Kawasan Pariwisata
Pembangkit Pergerakan Nusa Dua, Kuta, Ubud,
Kawasan dengan
Lebih, Tanah Lot.
Kegiatan Utama
Pariwisata Obyek wisata lainnya
yang tersebar di seluruh
kawasan
Pusat Pendidikan Tinggi
Jimbaran
(UNUD)
4 Sistem jaringan Gilimanuk-Mengwi-
transportasi Denpasar-Kusamba-
Jalan Arteri Primer Padangbai, Lingkar Barat,
Canggu-Bringkit-Batuan-
Purnama, Kerobokan-
Tanah Lot, Kerobokan-
Canggu, Tohpati-
Kusamba- Padangbai,
Serangan-Tohpati, dan
II-24
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Komponen Pembentuk
No. Fungsi Lokasi
Struktur
Bandara-Kuta-Denpasar-
Tohpati.
Jalan Kolektor Primer Jl. Sunset Road, Mas-
Kemenuh-Buruan, dan
Terminal Cargo-Jl. A.
Yani.
Jalan Arteri Sekunder Jalan Utama dalam Kota
Denpasar, Bad.ung,
Gianyar dan Tabanan.
Bandar Udara Bandar Udara Ngurah Rai
Pelabuhan Laut Pelabuhan Benoa
Sumber: RTR Kawasan Metropolitan Sarbagita
II-25
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Sesuai dengan analisis struktur tata ruang, struktur tata ruang Kawasan
Metropolitan Sarbagita mempertimbangkan aspek-aspek kesesuaian lahan dan
lokasi, budaya setempat, peluang pengembangan ekonomi, efisiensi transportasi,
ketersediaan lahan dan dukungan masyarakat. Struktur tata ruang kawasan
dalam konteks intra wilayah adalah sebagai berikut.
1. Pola orientasi ruang tetap berpedoman pada konsepsi Tri Hita Karana dan
falsafah budaya setempat dalam penataan fungsi ruang maupun jaringan
pergerakan.
2. Pengembangan beberapa ruas jalan baru yang diintegrasikan dengan jalan
arteri primer dan kolektor primer dan jalan fungsi sekunder yang telah ada di
Kawasan Metropolitan Sarbagita untuk meningkatkan aksesibilitas yang
merata ke seluruh pusat-pusat kegiatan dan ke luar Kawasan Metropolitan
Sarbagita sekaligus mengurangi beban transportasi di Kota Denpasar yang
didukung sistem terminal penumpang yang berhirarki.
3. Hirarki pusat-pusat pelayanan mengacu pada analisis hirarki pusat-pusat
kegiatan yaitu Denpasar dan Kuta sebagai Kota Inti yang ditunjang oleh
empat kota sub sistem I yaitu Gianyar, Badung, Tabanan, Jimbaran serta
kota-kota ibukota kecamatan serta kota baru atau pusat kawasan pariwisata.
4. Khusus untuk Jimbaran, ditetapkan sebagai sub sistem I dikarenakan
Kawasan Kuta Selatan ini sangat berkembang melalui kegiatan pariwisata
yang berskala nasional dan internasional terutama di Nusa Dua. Oleh karena
itu, kawasan ini ditetapkan sebagai sub sistem I dengan fungsi pelayanan
utama sebagai kawasan pariwisata, tidak diarahkan untuk pelayanan fungsi
pemerintahan.
5. Pola pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan kawasan ruang terbuka
hijau atau jalur hijau yang telah ditetapkan dalam perda masing-masing
kabupaten/kota, serta lahan pertanian sawah beririgasi merupakan limitasi
pengembangan dan harus dijaga kelestariannya dan target kawasan terbuka
secara total adalah 55% dan khusus untuk Kota Inti adalah 35%.
6. Pengembangan kawasan pariwisata tetap mempertahankan yang telah ada dan
membatasi dan mengendalikan dengan ketat pengembangan baru di Wilayah
Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, dan pengarahan pada kawasan efektif
II-26
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II-27
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah dan luas kebutuhan lahan perumahan yang
akan dibangun pada Tahun 2029, dijadikan pula sebagai bahan pertimbangan
untuk mengarahkan sebagian kawasan terbangun yang telah diskenariokan
terutama untuk kawasan permukiman di Kawasan Metropolitan Sarbagita, di
mana pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Denpasar diarahkan untuk menampung pembangunan rumah dengan tipe 1
(besar) dan 3 (menengah) karena terkendala dengan harga lahan yang tinggi
dan mencegah terjadinya konversi lahan pertanian basah yang masih ada di
Wilayah Kota Denpasar, sehingga rumah dengan tipe 6 (kecil) akan
didistribusikan ke kota-kota yang menjadi hinterlandnya (Badung-Gianyar-
Tabanan).
2. Badung-Gianyar-Tabanan akan menerima porsi penyediaan rumah tipe 6
(masing-masing 20%) dengan asumsi daya tampung lahan masih memadai
dan memungkinkan untuk pengembangan kawasan permukiman di Wilayah
Metropolitan Sarbagita.
II-28
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
1. Pendidikan
II-29
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
2. Kesehatan
3. Peribadatan
Kegiatan peribadatan untuk umat Hindu tetap dipertahankan dan dijaga radius
kesuciannya, sedangkan tempat peribadatan bagi pemeluk agama lain
disesuaikan dengan kebutuhan dan mendapatkan persetujuan masyarakat dan
desa adat setempat. Tempat pembakaran mayat (setra) atau kuburan baik bagi
pemeluk agama Hindu dan agama lainnya tetap mempertahankan yang telah
ada.
II-30
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
4. Perdagangan
II-31
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II-32
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Tabel 2.20. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pendukung Di Kawasan Metropolitan Sarbagita Tahun 2029
1 Kota Denpasar
Denpasar Selatan 307 153 31 10 8 8 8 1 77 8 1
Denpasar Timur 202 101 20 7 5 5 5 1 51 5 1
Denpasar Barat 309 154 31 10 8 8 8 1 77 8 1
Denpasar Utara 252 126 25 8 6 6 6 1 63 6 1
Jumlah 1070 535 107 36 27 27 27 4 267 27 4
2 Kabupaten Badung
Kuta Selatan 153 77 15 5 4 4 4 1 4 4 1
Kuta 110 55 11 4 3 3 3 0 3 3 0
Kuta Utara 117 58 12 4 3 3 3 0 3 3 0
Mengwi 185 92 18 6 5 5 5 1 5 5 1
Abiansemal 140 70 14 5 3 3 3 1 3 3 1
Jumlah 706 353 71 24 18 18 18 3 18 18 3
3 Kabupaten Gianyar
Sukawati 131 66 13 4 3 3 3 0 3 3 0
Blahbatuh 92 46 9 3 2 2 2 0 2 2 0
Gianyar 108 54 11 4 3 3 3 0 3 3 0
Ubud 93 46 9 3 2 2 2 0 2 2 0
Jumlah 425 212 42 14 11 11 10 0 10 10 0
4 Kabupaten Tabanan
Kecamatan Tabanan 100 50 10 3 3 3 3 0 3 3 0
Kecamatan Kediri 104 52 10 3 3 3 3 0 3 3 0
Jumlah 204 102 20 7 5 5 6 0 6 6 0
SARBAGITA 2404 1202 240 80 60 60 60 7 301 60 7
Sumb er: RTR Kawasan Metropolitan Sarb agita
II-33
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II -34
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
1. Sungai Unda (700 lt/dt), direncanakan akan menggunakan 2 buah pipa sadap
dengan debit yang sama.
2. Sangsang (100 lt/dt).
3. Petanu (500 lt/dt), direncanakan akan menggunakan 2 buah pompa sadap
dengan 1 buah pompa cadangan.
4. OoS (210 lt/dt).
5. Sistem Barat : Lokasi bangunan sadap di Sungai Penet dengan kapasitas 300
Lt/det, direncanakan akan menggunakan 1 buah pompa sadap.
6. Sitem Tengah : Lokasi pada Dam Ayung kapasitas 1800 Lt/det, menggunakan
3 buah pipa sadap.
7. Sistem Timur : Lokasi sungai Tetanu atau Tukad Unda atau Waduk Muara
Tahap II Kapasitas 800 Lt/det, menggunakan 2 buah pompa sadap.
8. Tabanan : Lokasi Sungai Yeh Ho Waduk telaga Tunjung Kapasitas 300
Lt/det, menggunakan 1 buah pompa sadap.
9. Sistem Utara :Lokasi Tukad Ayung Kapasitas pelayanan 200 Lt/det.
Perencanaan teknis unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air
baku menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan
distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem transimisi distribusi (pipa
transmisi dari unit produksi menuju reservoir). Hal ini terjadi karena transmisi
distribusi pada dasarnya harus dirancang untuk dapat mengalirkan debit aliran
untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan pipa transmisi air baku dirancang
mengalirkan kebutuhan maksimum. Pipa transmisi sedapat mungkin harus
diletakkan sedemikian rupa dibawah level garis hidrolis untuk menjamin aliran
sebagaimana diharapkan dalam perhitungan agar debit aliran yang dapat dicapai.
II -35
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
Gambar 2.7. Peta Sebaran Sumber Air Baku /Air Bersih di Sarbagita
II -36
KONSEP LAPORAN AKHIR
Feasibility Study SPAM Ayung
II -37