LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
BAB II
PENDEKATAN DAN METODELOGI
2.1. Umum
Dengan didasari atas konsistensi pemahaman dan penyampaian tanggapan
Kerangka Acuan Kerja, selanjutnya konsultan membuat usulan inovasi terhadap
penyempurnaan dari KAK serta menyusun pendekatan dan metode pelaksanaan
yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan
untuk kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan
yang paling pokok adalah dengan pendekatan operasional, pendekatan teknis dan
penyusunan metodologi pelaksanaan pekerjaan. Uraian teknis pelaksanaan
pekerjaan ini menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pendekatan teknis merupakan merupakan pendekatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka
harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Dimana bagan ini berisikan
tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan
jadwal pelaksanaan pekerjaan harus perpatokan pada Bagan Alir Pelaksanaan
Pekerjaan tersebut.
Untuk pelaksanaan Pekerjaan akan melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin
ilmu yang berkaitan dengan proyek dan sesuai dengan ketetapan personil pada
Kerangka Acuan Kerja. Untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaan akan
didukung oleh fasilitas penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem
kerja yang seefisien mungkin.
II - 1
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
2. Pendekatan Operasional
Konsultan akan memberikan jasa-jasa teknis secara efesien dan efektif dalam
pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini, dan beberapa langkah yang dilakukan
meliputi :
a. Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim yang merupakan
tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi yang diperlukan.
b. Modulus Kerja yaitu semua pekerjaan perencanaan akan ditangani oleh
konsultan dan secara proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi dengan
direksi pekerjaan dan instansi terkait untuk memberikan hasil yang maksimal.
c. Sistem Komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap
aktivitas perencanaan dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam
melaksanakan tugas tetap mengacu pada standar kerja jasa konsultasi.
3. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis terdiri dari beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
konsultan perencana, yaitu :
1. Standar Teknis
Adapun standar teknis yang digunakan sebagai dasar dalam Perencanaan
Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar Kabupaten
Buleleng, antara lain:
a. Daftar Standar Biaya Langsung Personil pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Provinsi Bali Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2018.
b. Standar-standar teknis yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pekerjaan
konstruksi.
2. Spesifikasi Teknis
II - 2
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
3. Data Dasar
Data dasar yang diperlukan dalam Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM
Desa Munduk Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Data yang dibutuhkan
adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat
dari hasil pengukuran di lapangan, dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum Kabupaten Buleleng yang telah ada, sedangkan data sekunder adalah
data yang sudah ada yang berkaitan dengan lokasi kegiatan khususnya yang
berhubungan dengan Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk
Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.
4. Studi-Studi Terdahulu
Kegiatan Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng mengacu pada hasil studi atau kegiatan terdahulu.
Studi – studi terdahulu yang dipakai sebagai acuan untuk pekerjaan ini yaitu
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Buleleng.
II - 3
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
Menyadarkan masyarakat akan arti pemanfaatan air bersih yang sehat tetapi
hemat.
Dalam Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng secara umum, hendaknya merupakan penjabaran dari
Program Pembangunan Daerah dan Pola Dasar Pembangunan Daerah, sehingga
keberadaan Renstra ini sangat penting bagi pelaku penyediaan air bersih Bali
sebagai pedoman/acuan teknis arah pengembangan pemanfaatan sumber daya air
di Propinsi Bali sehingga diharapkan dapat mengemban misi dan mewujudkan visi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam Rencana Strategis (Renstra) Penyediaan
Air Bersih Propinsi Bali Tahun 2013-2018 selain ditetapkan hal-hal pokok seperti
visi, misi dan arah kebijakan strategis juga ditetapkan program strategis
pembangunan daerah yang menjadi prioritas selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke
depan.
Visi dari Penyediaan Air Bersih Bali adalah “Terwujudnya kemanfaatan sumber
daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat berlandaskan
Tri Hita Karana”. Misi Satuan Kerja Sementara Penyediaan Air Bersih Bali tahun
2006 – 2011 adalah :
1. Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayahnya
berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air dengan memperhatikan
kepentingan provinsi sekitarnya.
2. Menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota.
3. Menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya.
4. Menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilyaah sungai
lintas kabupaten/kota.
5. Melaksanakan pengelolaan sumber air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya.
6. Mengatur, menetapkan dan memberi ijin atas penyediaan, peruntukan,
penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota.
II - 4
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 5
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 6
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 7
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 8
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
Industri
Kebutuhan khusus
d. Karakteristik kebutuhan air suatu daerah yang menggambarkan variasi
kebutuhan air harian yaitu kebutuhan rata-rata maksimum dan kebutuhan
puncak.
e. Jumlah air yang hilang
Dari pertimbangan di atas terlihat bahwa kependudukan merupakan faktor
penting dalam penentuan kebijakan penyediaan prasarana perkotaan termasuk
pembuatan prakiraan kebutuhan air minum. Parameter kependudukan yang
harus dicermati meliputi jumlah, kepadatan, laju pertambahan dan sebaran.
Jumlah penduduk akan menentukan jumlah kebutuhan air yang harus
dipenuhi. Tingkat kepadatan penduduk memberikan indikasi perlunya sistem
perpipaan diterapkan pada daerah yang bersangkutan. Hal ini mengingat
bahwa meningkatnya kepadatan penduduk akan meningkatkan kompleksitas
permasalahan termasuk permasalahan air minum.
Perencanaan kebutuhan air yang memenuhi syarat tentunya harus dapat
digunakan untuk dapat melayani seluruh warga masyarakat dimulai saat
perencanaan sampai suatu kurun waktu tertentu. Untuk ini maka informasi
tentang laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan dalam perencanaan
prasarana air minum. Terakhir keadaan sebaran penduduk perlu pula diketahui
untuk menentukan penentuan sistem jaringan yang akan digunakan baik yang
menyangkut sistem jaringan maupun dalam sistem distribusinya.
Berkaitan dengan target pelayanan, maka penyediaan prasarana air minum
selain untuk memenuhi kebutuhan domestik atau kebutuhan rumah tangga
bagi warga masyarakat baik melalui sambungan langsung maupun melalui
kran umum, juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air pada berbagai
fasilitas perkotaan seperti fasilitas umum, fasilitas bisnis/perdagangan maupun
untuk memenuhi kebutuhan industri dan kebutuhan khusus.
Kriteria perencanaan teknis yang akan digunakan menyangkut proyeksi
kebutuhan air bersih adalah:
a. Kebutuhan Air untuk Rumah Tangga (Domestik)
II - 9
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 10
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 11
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 12
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 13
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 14
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
b. Syarat kimia
Zat-zat kimia yang terlarut dalam air minum yang berlebihan selain akan
bersifat racun juga dapat merusak material beton, pipa alat-alat rumah tangga
dan lain-lain. Oleh sebab itu perlu adanya pembatasan kandungan zat-zat
kimia yang diantaranya yaitu:
1) Derajat keasaman (pH) dan Kesadahan jumlah (Total hardness)
pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan
asam atau basa suatu larutan. Dalam penyediaan air, pH merupakan salah
satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat
keasaman air akan sangat mempengaruhi aktifitas pengolahan yang akan
dilaksanakan, misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi,
pelunakan air dan dalam pencegahan korosi.
Sebagai suatu faktor lingkungan, derajat keasaman merupakan salah satu
faktor yang sangat penting karena pH dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroba dalam air. Sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan baik
dalam pH 6,0 – 8,0, selain itu pH juga akan menyebabkan perubahan
kimiawai dalam air. Apabila pH lebih besar atau lebih kecil dari itu akan
menyebabkan terjadinya korosifitas pada pipa-pipa air yang terbuat dari
logam.
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya tanah
dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah
II - 15
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
tanah lapis atas (topsoil) tebal dan ada pembentukan batu kapur. Air
lunak berasal dari daerah lapisan tanah atas tipis dan tidak terjadi
pembentukan batuan kapur. Kesadahan total adalah kesadahan yang
disebabkan karena air mengandung kation Ca++ dan Mg++ dalam jumlah
yang berlebihan. Air sadah tidak enak diminum selain itu dapat
mengurangi efektifitas kerja sabun dan deterjen.
2) Zat organik (sebagai KMnO4)
Zat organik yang terdapat dalam air diantaranya berasal dari alam
(misalnya minyak nabati, serat-serat minyak, lemak hewan, alkohol
sellulose, gula, pati dan sebagainya), dari sintesa (misalnya berbagai
persenyawaan dan buah-buahan yang dihasilkan dari proses-proses
dalam pabrik), dari fermentasi (misalnya alkohol acetone, glyserol,
antibiotik, asama-asam dan sejenisnya yang berasal dari kegiatan
mikroorganisme terhadap bahan-bahan organik).
Zat organik dalam air disebabkan karena air buangan dari rumah tangga,
pertanian, industri dan pertambangan seperti diterangkan diatas,
keberadaannya dalam air dapat diukur dengan angka permanganatnya
(KMnO4). Pengaruh kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh
penyimpangan terhadap standar ini adalah timbulnya bau yang tidak
sedap dan dapat menyebabkan sakit perut.
3) Gas CO2 agresif
Hasil dari perombakan zat organik oleh bakteri tertentu akan
menghasilkan zat mineral yang salah satunya adalah CO2 agresif. Zat ini
larut dalam air sehingga dapat mengakibatkan korosif pada pipa-pipa air
yang terbuat dari logam. Gas CO2 ini dapat dihilangkan dengan proses
aerasi dan pembubuhan CaO atau kedua-duanya.
4) Besi (Fe)
Unsur besi dalam air dalam jumlah tetentu sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk pembentukan sel darah merah, akan tetapi kelebihan pada
unsur ini akan menimbulkan bau dan perubahan warna menjadi kemerah-
II - 16
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
merahan sehingga air tidak enak diminum, selain itu juga dapat
membentuk endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian.
5) Mangan (Mn)
Kandungan unsur mangan dalam air yang menyimpang dapat
menimbulkan noda-noda pada benda yang berwarna putih, menyebabkan
bau dan rasa pada minuman dan juga dapat menyebabkan kerusakan
pada hati.
Keracunan kronis memberi gejala susunan syaraf: insomnia, kemidian
lemah pada kaki dan otot muka seerti beku sehingga tampak seperti
topeng, bila terkapar terus maka bicaranya lambat, monoton, terjadi
hyper-refleksi, clonus pada platella dan tumir, dan berjalan seperti
penderita parkinsonism.
6) Fluorida (F)
Apabila jumlah fluor didalam air kecil (0,6 mg/lt) dapat dipakai sebagai
pencegah penyakit gigi yang paling efektif tanpa mengganggu kesehatan.
Akan tetapi apabila kadarnya terlalu tinggi (diatas 2 ppm), maka akan
mengakibatkan timbulnya fluorisitas pada gigi. Sedangkan bila terlalu
rendah (dibawah 1 ppm), dapat menimbulkan pengrusakan gigi pada
anak-anak atau dental caries.
7) Tembaga (Cu)
Dalam jumlah kecil, unsur tembaga dibutuhkan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pembentukan sel darah merah, namun dalam jumlah
yang besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah dan
kerusakan pada hati.
8) Arsen (As)
Arsen yang terdapat di dalam air berasal dari persenyawaan-
persenyawaan arsen yang banyak digunakan sebagai insektisida (lead
arsenate, calcium arsenate). Persenyawaan arsen merupakan salah satu
racun sistemik yang paling penting dan dapat berakumulasi dalam tubuh.
Arsen dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dan
kemungkinan dapat menyebabkan kanker kulit, hati dan saluran
empedu.
II - 17
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
9) Timbal (Pb)
Sebagaimana logam berat lainnya Pb dan persenyawaannya adalah
racun. Timbal merupakan yang dikenal dengan pemasukan tiap hari
melalui makanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Akibat
yang ditimbulkan akan diperkuat dengan terakumulasinya unsur ini
dalam tubuh manusia yang akhirnya akan menghambat reaksi-reaksi
enzim dalam tubuh. Konsentrasi standar yang diperbolehkan untuk air
minum oleh Depkes RI adalah 0,1 mg/lt.
10) Cyanida (CN)
Konsentrasi yang melebihi standar yang ditetapkan akan menimbulkan
gangguan pada metabolisme oksigen, sehingga jaringan tubuh tidak
mampu mengubah oksigen, dan juga dapat meracuni hati. Konsentrasi
CN dalam air minum sebesar 0,05 mg/lt masih dianggap tidak
membahayakan.
11) Air Raksa (Hg)
Kandungan air raksa dalam air yang melebihi standar maksimum dapat
meracuni sel-sel tubuh, merusak ginjal, hati dan saraf. Selain itu dapat
juga menyebabkan keterbelakangan mental dan serebral palsy pada bayi.
Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan oleh Depkes RI yaitu
sebesar 0,001 mg/lt.
12) Nitrat, Nitrit dan Amoniak
Air minum yang mengandung nitrat, nitrit dan amoniak menunjukkan
bahwa air tersebut tercemar oleh kotoran. Kelebihan unsur-unsur tersebut
akan mengakibatkan terbentuknya methalmoglobine yang dapat
menghalangi peredaran oksigen dalam tubuh.
13) Sulfat
Ion-ion sulfat yang terdapat dalam air bersih dapat bersenyawa dengan
kalsium, membentuk kalsium sulfat. Sulfat dalam air bersih umumnya
berasal dari buangan-buangan industri.
14) Chlorida
II - 18
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
Kadar chlorida lebih besar dari 200 ppm dapat menimbulkan rasa asin
jika air tersebut diminum. Kehadiran zat chlor yang tinggi secara tiba-
tiba dalam air menandakan masuknya air kotor (sewage).
c. Syarat Radioaktif
Sinar radioaktif dapat mengakibatkan timbulnya kontaminasi radioaktif pada
lingkungan dan dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel pada tubuh manusia.
Zat-zat radioaktif dapat bersatu dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan
biologis atau terlarut dalam air. Oleh karena itu keberadaannya dalam air
minum perlu dibatasi. Dalam standar kualitas dari Depkes RI telah ditetapkan
bahwa kandungan sinar alfa maksimal yaitu 10-9 mc/ml dan kandungan sinar
beta maksimal adalah 10-8 mc/ml.
d. Syarat Mikrobiologi
Pencemaran lingkungan oleh kontaminan-kontaminan biologi harus dicegah
karena dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat. Sehingga air
minum harus terbebas dari kuman parasit dan bakteri pathogen sama sekali
serta bakteri golongan E.coli sampai melebihi batas-batas yang telah
ditentukan yaitu 1 coli atau 100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari
usus besar (feaces) dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air
diantaranya yaitu:
Bakteri typhsum
Vibrio colerae
Bakteri dysentriae
Entamoeba hystolotica
Bakteri enteritis
II - 19
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 20
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
5. Kapasitas Sistem
Kapasitas sistem dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah
tangga/domestik ditambah dengan kebutuhan untuk non domestik. Kebutuhan
rumah tangga dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk, persentase
pelayanan dan besarnya konsumsi kebutuhan. Sedangkan kebutuhan air non
domestik dihitung berdasarkan konsumsi kebutuhan air bersih tiap unit dan
jumlah unit fasilitas. Disamping hal-hal di atas, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan antara lain :
a. Kebocoran/kehilangan air
Kebocoran atau kehilangana air direncanakan sebesar 20% dari kapasitas
produksi. Kebocoran tersebut meliputi pemakaian air di instalasi,
kehilangan pada unit transmisi, kehilangan pada reservoir dan kebocoran
pada jaringan distribusi.
b. Kapasitas pengambilan air baku
Kapasitas pengambilan sumber air baku disesuaikan dengan kapasitas
produksi atau debit kebutuhan hari maksimum.
c. Fluktuasi kebutuhan air bersih
Kebutuhan rata-rata meliputi pemakaian domestik dan non domestik,
sedangkan pemakaian hari maksimum diperkirakan sebesar 1,15 kali
kebutuhan rata-rata dan pemakaian jam puncak diperkirakan sebesar 1,75-
2 kali pemakaian rata-rata.
d. Jaringan pipa transmisi
Jaringan pipa transmisi direncanakan untuk dapat mengalirkan air sesuai
dengan kapasitas hari maksimum.
e. Kapasitas reservoir distribusi
Kapasitas reservoir distribusi direncanakan untuk dapat menampung sisa
kapasitas produksi pada saat pemakaian jam minimum dan mampu
mensuplai pada saat pemakaian jam puncak.
Perencanaan penyediaan air baku dilakukan dengan pengembangan sistem
penampungan dengan reservoir. Kapasitas reservoir ditentukan oleh
beberapa hal yaitu debit sumber mata air, besarnya kemampuan reservoir
II - 21
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 22
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
Dalam sistim perpipaan air minum meliputi transmisi dan distribusi terdapat
aksesoris pipa dan bangunan pelengkap pipa, antara lain:
a. Gate Valve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate valve dapat menutup
dan membagi aliran ke bagian lainnya dalam pipa distribusi.
b. Air Release Valve (katup angin)
Valve ini berfungsi untuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran
ketika ada akumulasi udara atau memasukkan udara ketika tekanan air
dalam pipa menjadi negatif. Katup angin dipasang pada tiap bagian dari
jalur pipa tertinggi dan mempunyai tekanan lebih rendah dari 1 atm, karena
udara cenderung terakumulasi di tempat itu.
Air valve seharusnya:
1) Diletakkan pada titik puncak pada jalur pipa.
2) Dipakai dua (Double Type) jika diameter pipa 400 mm ke atas.
3) Dipasang stop valve antara air valve dan jalur pipa.
Valve/katup diletakkan setiap jarak 3 km pada jalur pipa yang menurun
atau menaik.
4) Posisinya harus lebih tinggi dari tinggi muka air tanah untuk mencegah
kemungkinan polusi.
c. Blow off Valve (Katup Pembungan Lumpur)
Blow off biasanya dipasang pada titik mati atau titik terendah dari jalur
pipa dan di tempat-tempat sebelum jembatan untuk mengeluarkan kotoran
atau endapan yang terdapat pada jalur pipa. Masuknya kotoran dalam pipa
antara lain dapat terjadi pada saat pemasangan pipa, perbaikan pipa atau
kotoran yang berasal dari karat pipa. Jalur pipa setelah blow off dipasang
valve.
d. Check Valve
Valve ini dipasang bila pengaliran diinginkan satu arah. Biasanya chek
valve dipasang pada pipa tekanan antara pompa dan gate valve, tujuannya
bila pompa mati maka pukulan akibat aliran balik tidak merusak pipa.
II - 23
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
Diperlukan bila jalur pipa harus memotong sungai, jalan kereta api dan
pipa yang memotong jalan, untuk memberikan keamanan pada pipa.
f. Thrust Block
Dalam perencanaan jaringan pipa distribusi thrust block diperlukan pada
pipa yang mengalami baban hidrolik yang tidak seimbang, misalnya pada
pergantian diameter, akhir pipa dan belokan. Gaya-gaya ini akan
menggeser jaringan pipa dari kedudukan semula, jika hal ini dibiarkan
lama-lama dapat merusak pipa pada sambungan-sambungannya.
Oleh karena itu gaya-gaya tersebut harus ditahan dengan cara memasang
angker-angker blok (thrust block) pada sambungan pipanya, menjaga agar
fitting tidak bergerak, umumnya lebih praktis memasang thrust block
setelah saluran ditimbun dengan tanah dan dipadatkan sehingga menjamin
mampu menahan galian/gaya hidrolik atau beban lain. Thrust block
hendaknya dipasang pada sisi parit untuk menahan gaya geseran atau
menggali sebuah lubang masuk ke dalam dinding parit. Gaya gaya yang
dibebankan pada thrust block diantaranya adalah:
1) Tumpuan Belokan
Selain harus dapat menahan gaya berat pipa dan isinya, juga harus
dapat menahan gaya yang berasal dari perubahan aliran fluida yang
membelok.
2) Tumpuan Sebelum dan Sesudah Katup
Karena aliran zat cair menimbulkan gaya pada katup maka dapat
diletakkan pipa dekat katup. Pipa didekat katup harus dapat menahan
berat pipa, berat katup, berat fluida dalam pipa dari katup serta gaya F
yang ditimbulkan tekanan zat cair.
3) Tempat dimana pipa berubah diameter
4) Tempat dimana pipa berakhir
5) Tempat dimana diperkirakan timbul gaya dorong misalkan pada
sambungan-sambungan, katup-katup.
6) Tempat dimana terjadi persimpangan pipa (tee).
g. Meter Tekan
II - 24
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja pompa.
Kontrol perlu dilakukan untuk:
1) Menjaga keamanan distribusi
2) Menjaga keamanan tekanan kerja pompa dan
3) Menjaga kontinuitas tekanan dalam sistem.
h. Meter Air
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga
sebagai alat pendeteksi besarnya kebocoran. Meter air dipasang pada setiap
sambungan rumah, setelah/outlet reservoar, outlet IPA/sistem produksi
yang dipasang secara kontinyu.
i. Penyeberangan Sungai
Jika menyeberangi suatu sungai ada tiga konstruksi pilihan yaitu:
1) Pipa diletakkan pada jembatan (pipe supported on abridge) konstruksi
ini sering dipergunakan. Jika jembatan umum tersedia untuk
mendukung pipa, kondisi ini paling ekonomis dan senang dipakai.
Jalur pipa selalu digantung dibawah papan kerangka jembatan atau
jarang ditempatkan diatas papan kerangka tersebut. Jembatan harus
cukup kuat untuk menahan beban pipa tersebut. Ketika jembatan
eksisting tidak tersedia maka jembatan harus dibangun. Dalam kasus
tersebut air valve, thrust block, fleksible joint penting untuk dipasang.
2) Jembatan pipa (pipe beam bridge)
Ketika rentangan jembatan kecil dan panjang pipa dapat merintangi
sungai, pipa ini sendiri dapat digunakan sebagai jembatan. Metode ini
harus mendapat persetujuan dari kantor pemerintah yang bersangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) pipa steel disarankan untuk jembatan pipa
b) pipa harus didukung pada struktur bagian atas pinggir sungai
c) semua belokan pipa disarankan sudutnya lebih kecil dari 45o dan
belokan harus dipasang thrust block.
d) tembok penahan diperlukan pada bagian upstream dan downstream
dari jembatan pipa.
II - 25
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 26
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 27
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
Bina program/CK
Populasi kota >1.000.000 50 50 60 - 60 - - 120 120
500.000-1.000.000 50 50 60 - 40 - - 100 100
100.000-500.000 50 50 60 - 30 - - 90 90
20.000-100.000 50 50 45 - 15 - - 60 60
3.000-20.000 50 50 30 - 15 - - 45 45
Desa - - 20 - 110 - - 30 30
DAB/CK 1
Populasi kota >1.000.000 120 30 50 50 120 60 72 20 48 240 1,15 276
500.000-1.000.000 170 30 50 50 100 40 40 20 35 175 1,15 210
100.000-500.000 150 30 50 50 90 30 27 20 29 146 1,15 168
20.000-100.000 90 30 50 50 60 20 12 20 18 90 1,15 104
3.000-20.000 60 30 50 50 45 5 23 20 12 60 1,10 66
Desa - - - - 60 - - - - 60 - 60
DAB/CK 1
Populasi kota>1.000.000 210 30 80 20 174 60 104 20 70 348 1,15 400
500.000-1.000.000 170 30 80 20 142 40 57 20 50 249 1,15 256
100.000-500.000 150 30 80 20 126 30 38 20 41 205 1,15 236
20.000-100.000 90 30 80 20 78 20 16 20 24 118 1,15 136
3.000-20.000 60 30 80 20 54 5 2,7 20 14 71 1,15 78
Desa - - - - 60 - - - - 60 - 60
Keterangan:
CK = Direktorat Jenderal Cipta Karya, PU; DAB = Direktorat Air Bersih, PU; SR = Sambungan Rumah; TA = Terminal Akhir; Loh = Liter per orang per hari
II - 28
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
1. Pekerjaan Persiapan
II - 29
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 30
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
2. Kegiatan Survey
Kegiatan survey merupakan tahap pengumpulan data primer yang dilakukan
langsung di lokasi kegiatan dengan tujuan meliputi:
1) Untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang kondisi dan potensi
sumber air (air sungai, mata air dan air tanah) dilakukan melalui survei
langsung ke lokasi dan informasi dari instansi terkait.
2) Mengetahui kondisi pemenuhan kebutuhan air minum eksisting dan
permasalahannya dilakukan dengan survei langsung ke lokasi dan informasi
dari instansi terkait.
II - 31
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 32
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 33
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 34
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 35
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 36
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 37
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
Dimana :
D = jarak horisontal dari tempat berdiri alat ke titik detil
Tg.h = tangent helling
II - 38
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
Ti = tinggi alat
Bt = benang tengah
h = beda tinggi antara tempat berdiri alat ke titik detil
b. Survei Hidrometri
Survei hidrometri dilaksanakan untuk mendapatkan data debit dan data
kualitas air dari sumber air baku yang akan dikembangkan di daerah
tersebut. Adapun kegiatan ini meliputi:
1) Mengumpulkan data hasil pengukuran debit yang sudah ada (dari Satuan
Kerja Irigasi Bali). Tujuannya adalah untuk mengetahui debit sumber air
yang direncanakan sebagai sumber air baku.
2) Pengambilan sampel air pada sumber air baku yang akan dimanfaatkan
sebanyak 2 (dua) sampel dengan botol sampel untuk selanjutnya ditest
kualitas airnya di laboratorium.
3) Pengujian dan analisa kualitas air.
Meliputi kegiatan pengambilan sample untuk pengujian kualitas air
sumber air baku yang akan dikembangkan di daerah tersebut. Adapun
kegiatan ini meliputi :
II - 39
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 40
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
1) Data Hidrologi
Data hidrologi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah :
Peta tata guna lahan
Peta Rupa Bumi Skala 1 : 25.000 yang dikeluarkan oleh Badan Informasi
Geospasial.
Peta Daerah Aliran sungai
Peta Geohidrologi
Data Klimatologi yang mewakili daerah studi
Data hujan dari stasiun hujan yang berapa di sekitar lokasi pekerjaan
Data debit sungai dan data sedimen sungai
Data daerah layanan
2) Data Desain
Peta Geologi Regional skala 1 : 250.000
Data Geologi Teknik yang ada
3) Sosial Ekonomi Kependudukan dan Lingkungan
Data kependudukan dan sosial ekonomi sekitar daerah studi dengan
mengumpulkan data sekunder Kabupaten dan Kecamatan Dalam Angka
yang dikeluarkan oleh Biro Statistik.
Data Administrasi dan Rencana Tata Ruang Wilayah di lokasi Studi
4) Kebutuhan Data
Dalam upaya perencanaan air minum, diperlukan suatu data yang akurat
mengenai sumber air baku, jaringan pelayanan eksisting yang terdiri dari
jaringan primer, sekunder dan tersier dan data lainnya. Secara ringkas
mengenai kebutuhan data dalam perencanaan air minum dapat dilihat pada
Tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.4 Kebutuhan Data dan Institusi yang Terkait dalam Perencanaan Prasarana Air
Minum
II - 41
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 42
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 43
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 44
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 45
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng
II - 46