Anda di halaman 1dari 46

Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar

LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

BAB II
PENDEKATAN DAN METODELOGI

2.1. Umum
Dengan didasari atas konsistensi pemahaman dan penyampaian tanggapan
Kerangka Acuan Kerja, selanjutnya konsultan membuat usulan inovasi terhadap
penyempurnaan dari KAK serta menyusun pendekatan dan metode pelaksanaan
yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan
untuk kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan
yang paling pokok adalah dengan pendekatan operasional, pendekatan teknis dan
penyusunan metodologi pelaksanaan pekerjaan. Uraian teknis pelaksanaan
pekerjaan ini menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pendekatan teknis merupakan merupakan pendekatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka
harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Dimana bagan ini berisikan
tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan
jadwal pelaksanaan pekerjaan harus perpatokan pada Bagan Alir Pelaksanaan
Pekerjaan tersebut.
Untuk pelaksanaan Pekerjaan akan melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin
ilmu yang berkaitan dengan proyek dan sesuai dengan ketetapan personil pada
Kerangka Acuan Kerja. Untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaan akan
didukung oleh fasilitas penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem
kerja yang seefisien mungkin.

2.2. Pendekatan Kegiatan


1. Pendekatan Perundangan
Referensi hukum yang mendasari penyusunan perencanaan detail ini adalah:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

II - 1
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

2. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum (SPAM)
3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27 Tahun
2016 tentang Penyelenggaraa Sistem Penyediaan Air Minum.
5. RTRW Kabupaten Buleleng

2. Pendekatan Operasional
Konsultan akan memberikan jasa-jasa teknis secara efesien dan efektif dalam
pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini, dan beberapa langkah yang dilakukan
meliputi :
a. Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim yang merupakan
tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi yang diperlukan.
b. Modulus Kerja yaitu semua pekerjaan perencanaan akan ditangani oleh
konsultan dan secara proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi dengan
direksi pekerjaan dan instansi terkait untuk memberikan hasil yang maksimal.
c. Sistem Komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap
aktivitas perencanaan dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam
melaksanakan tugas tetap mengacu pada standar kerja jasa konsultasi.

3. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis terdiri dari beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
konsultan perencana, yaitu :
1. Standar Teknis
Adapun standar teknis yang digunakan sebagai dasar dalam Perencanaan
Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar Kabupaten
Buleleng, antara lain:
a. Daftar Standar Biaya Langsung Personil pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Provinsi Bali Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2018.
b. Standar-standar teknis yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pekerjaan
konstruksi.
2. Spesifikasi Teknis

II - 2
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Spesifikasi teknis yang digunakan berdasarkan pada standar perencanaan yang


dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, baik secara langsung maupun tidak
langsung berkaitan dengan Pekerjaan Perencanaan Teknis Pengembangan
SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng

3. Data Dasar
Data dasar yang diperlukan dalam Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM
Desa Munduk Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Data yang dibutuhkan
adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat
dari hasil pengukuran di lapangan, dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum Kabupaten Buleleng yang telah ada, sedangkan data sekunder adalah
data yang sudah ada yang berkaitan dengan lokasi kegiatan khususnya yang
berhubungan dengan Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk
Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.

4. Studi-Studi Terdahulu
Kegiatan Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng mengacu pada hasil studi atau kegiatan terdahulu.
Studi – studi terdahulu yang dipakai sebagai acuan untuk pekerjaan ini yaitu
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Buleleng.

2.3. Konsep Perencanaan


Azas yang digunakan di dalam upaya penyediaan air bersih pada kawasan
Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini adalah kepedulian, keadilan,
kemanusiaan, kebersamaan, kesehatan, keberlanjutan, keterbukaan dan
keterjangkauan. Oleh karena itu prinsip-prinsip yang harus dianut adalah upaya
agar masyarakat dapat dengan mudah dan murah dalam mendapatkan air bersih
yang sehat dengan cara:
 Mendekatkan lokasi pengambilan air bersih.
 Memudahkan akses mendapatkan air bersih berdasarkan kebutuhan
masyarakat.
 Mendorong kemandirian masyarakat dan Pemda Kabupaten.

II - 3
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

 Menyadarkan masyarakat akan arti pemanfaatan air bersih yang sehat tetapi
hemat.
Dalam Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng secara umum, hendaknya merupakan penjabaran dari
Program Pembangunan Daerah dan Pola Dasar Pembangunan Daerah, sehingga
keberadaan Renstra ini sangat penting bagi pelaku penyediaan air bersih Bali
sebagai pedoman/acuan teknis arah pengembangan pemanfaatan sumber daya air
di Propinsi Bali sehingga diharapkan dapat mengemban misi dan mewujudkan visi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam Rencana Strategis (Renstra) Penyediaan
Air Bersih Propinsi Bali Tahun 2013-2018 selain ditetapkan hal-hal pokok seperti
visi, misi dan arah kebijakan strategis juga ditetapkan program strategis
pembangunan daerah yang menjadi prioritas selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke
depan.
Visi dari Penyediaan Air Bersih Bali adalah “Terwujudnya kemanfaatan sumber
daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat berlandaskan
Tri Hita Karana”. Misi Satuan Kerja Sementara Penyediaan Air Bersih Bali tahun
2006 – 2011 adalah :
1. Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayahnya
berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air dengan memperhatikan
kepentingan provinsi sekitarnya.
2. Menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota.
3. Menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya.
4. Menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilyaah sungai
lintas kabupaten/kota.
5. Melaksanakan pengelolaan sumber air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya.
6. Mengatur, menetapkan dan memberi ijin atas penyediaan, peruntukan,
penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota.

II - 4
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

7. Mengatur, menetapkan dan memberi rekomendasi teknis atas penyediaan,


pengambilan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada
cekungan air tanah lintas kabupaten/kota.
8. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar kabupaten/kota dalam pengelolaan
sumber daya air.
9. Membantu kabupaten/kota pada wilayahnya dalam memenuhi kebutuhan
pokok masyarakat atas air.
10. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan
sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota.
11. Memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada
pemerintah kabupaten/kota

2.4. Kriteria Perencanaan


Sistem penyediaan air bersih yang direncanakan secara garis besar didasarkan
pada kriteria perencanaan yang mengikuti buku “Pemberdayaan Petunjuk
Teknis Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan“ yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya dengan beberapa
modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan wilayah yang
direncanakan.
Selain pedoman teknis diatas, Rencana Sistem Penyediaan Air Bersih yang
tertuang dalam RTRW Propinsi Bali , juga akan dijadikan dasar / acuan bagi
Perencanaan detail Penyediaan Air bersih. Program dan sasaran pelayanan air
bersih Provinsi Bali menitikberatkan kepada cakupan pelayanan perkotaan sebesar
90% dan cakupan pelayanan perdesaan sebesar 70%.
Batasan-batasan secara teknis mengacu kepada hasil penelitian, pengalaman
dilapangan, literatur dan kondisi daerah dimana sistem penyediaan air bersih akan
diterapkan yaitu :
1. Kapasitas sumber air baku harus lebih besar dari kebutuhan harian maksimum.
2. Fluktuasi pemakaian air terdiri dari rata-rata, maksimum, puncak dan
minimum. Pada hari-hari tertentu dalam satu bulan ada pemakaian lebih dari
hari-hari biasa, pemakaian ini biasa disebut pemakaian harian maksimum,
sedangkan pada jam-jam tertentu dalam satu hari ada pemakaian berlebih,

II - 5
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

kebutuhan ini disebut kebutuhan jam puncak, sebaliknya ada pemakaian


kurang dari pemakaian rata-rata tiap jam, pemakaian ini disebut kebutuhan
minimum.
3. Pipa transmisi direncanakan harus mampu mengalirkan air pada kebutuhan air
hari maksimum.
4. Sistem perpipaan distribusi dihitung berdasarkan pemakaian jam puncak.
analisa Sistem perpipaan distribusi menggunakan dasar persamaan Hazen-
William.
5. Kapasitas reservoir harus mampu mengimbangi fluktuasi pemakaian, dengan
demikian maka reservoir tersebut harus mampu menampung seluruh sisa
pemakaian minimum untuk digunakan pada saat pemakaian jam puncak
Kapasitas reservoir diperkirakan sebesar (15-20)% dari kapasitas produksi.
6. Tekanan maksimum dalam pipa induk direncanakan sebesar 120 m kolom air,
tekanan maksimum ini berkaitan dengan batasan kecepatan aliran, spesifikasi
dari tekanan kerja pipa, fitting dan perlengkapannya.
7. Sisa tekanan minimum di setiap titik pada Sistem pipa induk tidak boleh
kurang dari 10 m kolom air, hal ini untuk menjamin aliran sampai pada
konsumen serta optimasi kapasitas pengaliran.
8. Kecepatan aliran dalam pipa berkisar antara 0.3 – 3,0 m / dt, apabila kecepatan
kurang dari 0,3 m/dt menyebabkan pengendapan partikel/sedimen dalam pipa
sedangkan apabila kecepatan melebihi 3 m/dt akan menyebabkan pipa cepat
aus dan menimbulkan headloss yang besar.
Kriteria Perencanaan secara lebih detail dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

II - 6
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Tabel 2. 1 Kriteria Perencanaan Penyediaan Air Bersih Kabupaten/Kota


No Item Kriteria Catatan
1 Lingkup Pelayanan Perkotaan 90 %
2 Lingkup Pelayanan Perdesaan 70 %
3 Perioda Perencanaan 20 tahun
4 Kecepatan aliran pada pipa 0,3 – 3 m/dt
5 Tekanan maksimum pada pipa baja 120 m kolom air
6 Kekasaran pipa (C) 100
7 Kapasitas reservoir 30 % Kebutuhan rata-rata
per hari + Kebocoran
Sumber: Ditjen Cipta Karya
Secara lebih rinci, kriteria perencanaan teknis yang akan digunakan menyangkut
perencanaan ini adalah :
1. Penduduk
Perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang merupakan salah satu
faktor yang akan menentukan kapasitas produksi system penyediaan air baku
yang direncanakan. Dengan menggunakan data jumlah penduduk tahun 2012
s/d 2016 akan diketahui prosentase pertumbuhan penduduk, maka proyeksi
jumlah penduduk dari tahun 2023 s/d 2038 akan dihitung dengan mencoba
beberapa metode yang umum digunakan yaitu :
a. Metode Geometrik
Metode ini dengan persamaan Geometriknya adalah sebagai berikut :
Pn = Po x (1 + r)n
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk tahun yang diperkirakan (jiwa)
Po = Jumlah penduduk awal tahun perkiraan (jiwa)
n = Jumlah tahun
r = Angka pertumbuhan penduduk
b. Metode Arithmatik
Dalam perkembangannya cendrung konstan dari tahun ke tahun. Metode
ini dengan persamaan sebagai berikut :
Pn = Po + n(Pr)
Dimana :
Pn = Proyeksi penduduk tahun ke - n
Po = Jumlah penduduk pada akhir tahun data

II - 7
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Pr = Pertambahan jumlah penduduk/tahun


n = Jumlah tahun proyeksi dihitung dari akhir tahun data
Dengan berdasarkan metode perhitungan tersebut di atas, maka akan dihitung
laju pertambahan penduduk. Selanjutnya akan dipilih hasil perhitungan dari
salah satu metode tersebut untuk dijadikan sebagai dasar perhitungan proyeksi
jumlah penduduk. Pemilihan metode perhitungan antara lain didasarkan
kepada pertumbuhan alami dari tahun data.
Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk dari tahun 2012 – 2016
didapatkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Banjar
sebesar 0,58%. Dari data jumlah dan perkembangan penduduk di atas maka
akan dilakukan proyeksi penduduk 20 tahun ke depan yaitu sampai tahun
2038. Metode proyeksi yang digunakan untuk proyeksi penduduk tersebut
adalah metode geometri. Penggunaan metode ini didasarkan pada hasil uji
korelasi dari data penduduk selama 5 (lima) tahun terakhir, dimana uji korelasi
dengan metode geometri menunjukkan hasil paling mendekati 1.

2. Proyeksi Kebutuhan Air


Penyediaan air di daerah studi direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air
baku meliputi air bersih penduduk (domestik) dan fasilitas umum, dengan
demikian maka diperhitungkan dengan mempertimbangkan faktor yang dapat
menunjang atau menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih.
Kebutuhan air minum suatu daerah dianalisis berdasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu:
a. Jumlah penduduk saat perencanaan sampai dengan akhir tahun
perencanaan.
b. Target pelayanan yaitu rasio pelayanan air minum yang diperhitungkan
berdasarkan julah penduduk yang akan mendapatkan pelayanan air minum
sesuai dengan anjuran pemerintah.
c. Jenis pelayanan dan satuan kebutuhan air untuk:
 Rumah tangga baik sambungan langsung maupun kran umum
 Fasilitas sosial
 Fasilitas perdagangan (niaga)

II - 8
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

 Industri
 Kebutuhan khusus
d. Karakteristik kebutuhan air suatu daerah yang menggambarkan variasi
kebutuhan air harian yaitu kebutuhan rata-rata maksimum dan kebutuhan
puncak.
e. Jumlah air yang hilang
Dari pertimbangan di atas terlihat bahwa kependudukan merupakan faktor
penting dalam penentuan kebijakan penyediaan prasarana perkotaan termasuk
pembuatan prakiraan kebutuhan air minum. Parameter kependudukan yang
harus dicermati meliputi jumlah, kepadatan, laju pertambahan dan sebaran.
Jumlah penduduk akan menentukan jumlah kebutuhan air yang harus
dipenuhi. Tingkat kepadatan penduduk memberikan indikasi perlunya sistem
perpipaan diterapkan pada daerah yang bersangkutan. Hal ini mengingat
bahwa meningkatnya kepadatan penduduk akan meningkatkan kompleksitas
permasalahan termasuk permasalahan air minum.
Perencanaan kebutuhan air yang memenuhi syarat tentunya harus dapat
digunakan untuk dapat melayani seluruh warga masyarakat dimulai saat
perencanaan sampai suatu kurun waktu tertentu. Untuk ini maka informasi
tentang laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan dalam perencanaan
prasarana air minum. Terakhir keadaan sebaran penduduk perlu pula diketahui
untuk menentukan penentuan sistem jaringan yang akan digunakan baik yang
menyangkut sistem jaringan maupun dalam sistem distribusinya.
Berkaitan dengan target pelayanan, maka penyediaan prasarana air minum
selain untuk memenuhi kebutuhan domestik atau kebutuhan rumah tangga
bagi warga masyarakat baik melalui sambungan langsung maupun melalui
kran umum, juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air pada berbagai
fasilitas perkotaan seperti fasilitas umum, fasilitas bisnis/perdagangan maupun
untuk memenuhi kebutuhan industri dan kebutuhan khusus.
Kriteria perencanaan teknis yang akan digunakan menyangkut proyeksi
kebutuhan air bersih adalah:
a. Kebutuhan Air untuk Rumah Tangga (Domestik)

II - 9
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Kebutuhan air untuk rumah tangga/domestik ialah pemakaian air untuk


aktivitas di lingkungan rumah tangga. Penyediaan air baku untuk
keperluan rumah tangga dihitung dengan berdasarkan :
 Jumlah penduduk
 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
 Cara/sistem pelayanan air
 Konsumsi/pemakaian air (lt/org/hari)
b. Tingkat Pelayanan Air Bersih
Beberapa parameter yang dipakai dalam menentukan tingkat pelayanan air
bersih yang akan direncanakan meliputi:
 Konsumsi/pemakaian air bersih
Untuk konsumsi/pemakaian air bersih domestik sesuai dengan kategori
kota ditentukan untuk SR sebesar 120 L/dt dan KU sebesar 30 L/dt.
Konsumsi/pemakaian air ini juga disesuaikan dengan data pemakaian
air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
 Jumlah jiwa per sambungan
Jumlah jiwa per sambungan rumah dihitung berdasarkan jumlah rata-
rata untuk SR sebesar 6 jiwa/sambungan dan KU sebesar 100
jiwa/sambungan, disesuaikan dengan jumlah SR dan KU yang
digunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Tabel 2.2 Standar Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik


Perkotaan
Kebutuhan air domestik 125 - 150 lt/ kapita/hari
Kebutuhan air non domestik 15 -20 %
Kehilangan 20 % dari kebutuhan air domestik dan non domestik
Cakupan pelayanan 70 - 90 %
Perdesaan
Kebutuhan air domestik 100 - 125 lt/ kapita/hari
KU : 30 lt/kapita/hari
Kebutuhan air non domestik 15 -20 %
Kehilangan 5 % dari kebutuhan air domestik dan non domestik
Cakupan pelayanan 75 %
Sumber : Petunjuk Teknis Sistem Penyediaan Air Bersih, Departemen PU, Direktorat Jendral Cipta
Karya

c. Kebutuhan Air untuk Non Domestik


Yang dimaksud sebagai kebutuhan air untuk keperluan non domestik ialah
pemakaian air di luar pemakaian untuk rumah tangga. Termasuk ke dalam

II - 10
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

kelompok kebutuhan air untuk keperluan non domestik meliputi niaga,


kesehatan, sosial, perkantoran, pendidikan, peribadatan dam industry
(termasuk hotel, restoran dan lainnya). Kebutuhan air non domestik
dihitung sebesar 20% dari kebutuhan air domestik.
d. Kehilangan Air
Kehilangan air dapat diartikan sebagai selisih antara banyaknya air yang
disediakan (water supply) dengan air yang dikonsumsi (water
consumption). Dalam setiap penyediaan air bersih, sangat sulit sekali untuk
menghindari terjadinya kemungkinan kehilangan air dari sistem.
Kehilangan air yang terjadi bisa disebabkan oleh faktor teknis maupun non
teknis. Kehilangan air yang bersifat teknis disebabkan oleh kebocoran pipa
distribusi atau kerusakan meter air. Sedangkan kehilangan air yang bersifat
non teknis misalnya adanya pencurian air dari pipa distribusi air minum.
Untuk itu dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, selalu
diperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinan
terjadinya kehilangan air. Umumnya besarnya kehilangan air tersebut
diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhan air total. Berdasarkan data
laporan teknik PDAM Kabupaten Buleleng pada bulan April tahun 2014,
besarnya kehilangan air sebesar 26,65%. Untuk itu dalam perencanaan ini
digunakan besar kehilangan air sebesar 20%, dimana persentase
kehilangan air ini merupakan persentase ideal kehilangan air. Besar
kehilangan air ini diperkirakan konstan mulai awal sampai tahun rencana.
Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untuk masyarakat konsumen
tidak terganggu bila terjadinya kehilangan air baik yang disebabkan oleh
faktor teknis maupun non teknis.
e. Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air pada waktu hari maksimum dan fluktuasi
pemakaian air pada saat jam puncak. Yang dimaksud dengan fluktuasi
pemakaian air bersih pada saat jam puncak adalah sebagai berikut :
 Selama sehari ada jam-jam tertentu dimana penggunaan air bersih lebih
tinggi dari pemakaian per jam rata-rata. Pemakaian air pada jam

II - 11
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

tertinggi inilah yang disebut sebagai pemakaian jam puncak, yang


biasa terjadi pada pagi dan sore hari.
 Sedangkan yang dimaksud dengan fluktuasi pemakaian air bersih pada
waktu hari maksimum adalah selama setahun ada hari-hari tertentu
dimana pemakaian air lebih tinggi dari pemakaian air per hari rata-rata.
Pemakaian inilah yang disebut pemakaian air pada hari maksimum.
Bila tidak ada data yang lengkap, yang menunjukkan beberapa faktor
pengali untuk pemakaian air hari maksimum dan jam puncak, maka faktor-
faktor tersebut diambil dari Standar Cipta Karya, yaitu:
- Hari maksimum = 1,15 x Kebutuhan rata-rata
- Jam puncak = 1,75 x Kebutuhan rata-rata

3. Parameter Kualitas Air Baku


Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku. Unit
air baku terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/
penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan,
dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.
Dalam usaha pengolahan air baku, banyak sumber air baku yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air. Untuk mengetahui mutu air yang
baik untuk air minum, maka mutu air baku tersebut harus sesuai dengan
standar kualitas mutu air, apabila ternyata mutu air tersebut telah diperiksa
tidak memenuhi standar yang ada, maka unsur-unsur didalam air tersebut
harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air minum, karena
jika tidak diolah akan membahayakan kesehatan manusia dan akan
mempengaruhi peralatan-peralatan untuk mendistribusikan air.
Unsur-unsur tersebut baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun bakteriologis,
tidak diperkenankan melebihi standar yang dibuat berdasarkan percobaan-
percobaan yang telah dilakukan sebelumnya. Standar-standar (yang dibuat
oleh organisasi dan instansi yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
baik internasional maupun nasional) tersebut dibuat berdasarkan atas beberapa
pertimbangan, seperti ketahanan tubuh manusia, keadaan lingkungan dan
sebagainya. Standar-standar yang banyak dikenal di Indonesia adalah standar
WHO dan Departemen Kesehatan RI.

II - 12
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Air mengandung senyawa pencemar baik sebatas yang dijinkan maupun


sampai pada kadar yang membahayakan. Kebanyakan air sungai mengandung
sisa atau limbah dari perumahan, pertanian dan industri. Apakah air tersebut
kelihatan jernih atau keruh, setiap air yang akan dikonsumsi sebagai air minum
harus dibersihkan dan dimurnikan. Pengolahan air ditujukan untuk memenuhi
standar kualitas air minum sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 yang merupakan standar kualitas air
minum di Indonesia.
Proses pengolahan air minum tergantung dari kualitas air baku asal air itu
diperoleh dari air tanah, air sungai, air danau, air laut, air hujan dan air limbah
atau air buangan. Saat ini pada umumnya masih digunakan air baku yang
berasal dari air tanah dan air permukaan. Hal ini dikarenakan biaya operasinya
relatif murah jika dibandingkan dengan pengolahan air hujan atau air laut.
Parameter-parameter fisik seperti kekeruhan, warna, bau dan sebagainya
dibatasi atas dasar estetika. Sedang parameter kimia, biologis dan radioaktif
dibatasi atas dasar kesehatan manusia. Oleh karena itu Departemen Kesehatan
Republik Indonesia telah menetapkan parameter-parameter standar kualitas air
minum. Parameter-parameter kualitas air tersebut seperti berikut:
a. Syarat fisik
Dalam hal ini akan diperoleh pengertian yang lebih jauh mengenai unsur-unsur
yang terdapat pada syarat fisik kualitas air minum (suhu, warna, bau, rasa dan
kekeruhan), khususnya dalam hubungan dengan dicantumkannya unsur
tersebut dalam standar kualitas.
1) Suhu
Suhu air minum sama dengan suhu kamar (berkisar antara 20C – 26C).
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya toksitas bahan kimia dalam
air dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air.
Atas dasar itulah suhu dijadikan sebagai salah satu standar kualitas air
minum yang berguna untuk :
 Menjaga kualitas air minum yang dibutuhkannya oleh masyarakat.
 Menjaga derajat toksitas dan kelarutan bahan-bahan pollutant yang
mungkin terdapat dalam air, serendah mungkin.

II - 13
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

 Menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidak


menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam
air.
2) Warna
Intensitas warna dalam air diukur dengan satuan unit warna standar, yang
dihasilkan oleh 1 mg/lt platina cobalt dengan cara membandingkannya.
Berdasarkan sifat-sifat penyebabnya, warna dalam air dibagi dalam 2 jenis,
yaitu warna sejati dan warna semu. Warna sejati disebabkan oleh koloida-
koloida organik atau zat-zat terlarut. Sedang warna semu disebabkan oleh
suspensi partikel-partikel penyebab kekeruhan. Air yang berwarna dalam
batas tertentu akan mengurangi segi estetika dan tidak dapat diterima oleh
masyarakat, sehingga menimbulkan kemungkinan pencarian sumber air
lain yang kurang aman. Penetapan standar warna ini diharapkan bahwa
semua air minum yang diperuntukkan masyarakat akan dapat langsung
diterima oleh masyarakat.
3) Bau dan rasa
Air yang memenuhi standar kesehatan harus terbebas dari bau yang
biasanya disebabkan oleh bahan-bahan organik yang membusuk serta
karena senyawa kimia seperti phenol. Biasanya bau dan rasa terjadi karena
proses dekomposisi bahan organik didalam air. Pengukuran bau biasanya
dinyatakan dalam TON (Threshold Odor Number), yaitu jumlah pelarutan
suatu sampel dengan air yang bebas bau untuk dideteksi dengan tes bau.
Dalam pengolahan air, bau-bau biasanya berasal dari sumber-sumber
biologis seperti alga, pembusukan zat-zat organik dan bakteri.
Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalam air
ini diantaranya adalah timbulnya kekhawatiran bahwa air yang berbau dan
berasa ini masih mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksis,
sehingga hal ini akan mendorong masyarakat untuk mencari sumber lain
yang kurang terjamin kesehatannya.
4) Kekeruhan (Turbidity)
Air dikatakan keruh jika air tersebut mengandung begitu banyak partikel
bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa yang

II - 14
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini


antara lain yaitu: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik dan partikel-
partikel kecil yang tersuspensi lainnya. Kekeruhan biasanya disebabkan
karena butiran-butiran halus yang melayang (koloid). Penyimpangan
terhadap standar kualitas kekeruhan akan menyebabkan gangguan estetika
dan mengurangi efektifitas desinfeksi air.
5) Jumlah zat padat terlarut
Jumlah zat padat terlarut dapat memberi rasa yang tidak enak pada lidah,
rasa mual yang disebabkan karena natrium sulfat, magnesium sulfat dan
dapat menimbulkan cardia disease toxemia pada wanita hamil.

b. Syarat kimia
Zat-zat kimia yang terlarut dalam air minum yang berlebihan selain akan
bersifat racun juga dapat merusak material beton, pipa alat-alat rumah tangga
dan lain-lain. Oleh sebab itu perlu adanya pembatasan kandungan zat-zat
kimia yang diantaranya yaitu:
1) Derajat keasaman (pH) dan Kesadahan jumlah (Total hardness)
pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan
asam atau basa suatu larutan. Dalam penyediaan air, pH merupakan salah
satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat
keasaman air akan sangat mempengaruhi aktifitas pengolahan yang akan
dilaksanakan, misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi,
pelunakan air dan dalam pencegahan korosi.
Sebagai suatu faktor lingkungan, derajat keasaman merupakan salah satu
faktor yang sangat penting karena pH dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroba dalam air. Sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan baik
dalam pH 6,0 – 8,0, selain itu pH juga akan menyebabkan perubahan
kimiawai dalam air. Apabila pH lebih besar atau lebih kecil dari itu akan
menyebabkan terjadinya korosifitas pada pipa-pipa air yang terbuat dari
logam.
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya tanah
dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah

II - 15
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

tanah lapis atas (topsoil) tebal dan ada pembentukan batu kapur. Air
lunak berasal dari daerah lapisan tanah atas tipis dan tidak terjadi
pembentukan batuan kapur. Kesadahan total adalah kesadahan yang
disebabkan karena air mengandung kation Ca++ dan Mg++ dalam jumlah
yang berlebihan. Air sadah tidak enak diminum selain itu dapat
mengurangi efektifitas kerja sabun dan deterjen.
2) Zat organik (sebagai KMnO4)
Zat organik yang terdapat dalam air diantaranya berasal dari alam
(misalnya minyak nabati, serat-serat minyak, lemak hewan, alkohol
sellulose, gula, pati dan sebagainya), dari sintesa (misalnya berbagai
persenyawaan dan buah-buahan yang dihasilkan dari proses-proses
dalam pabrik), dari fermentasi (misalnya alkohol acetone, glyserol,
antibiotik, asama-asam dan sejenisnya yang berasal dari kegiatan
mikroorganisme terhadap bahan-bahan organik).
Zat organik dalam air disebabkan karena air buangan dari rumah tangga,
pertanian, industri dan pertambangan seperti diterangkan diatas,
keberadaannya dalam air dapat diukur dengan angka permanganatnya
(KMnO4). Pengaruh kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh
penyimpangan terhadap standar ini adalah timbulnya bau yang tidak
sedap dan dapat menyebabkan sakit perut.
3) Gas CO2 agresif
Hasil dari perombakan zat organik oleh bakteri tertentu akan
menghasilkan zat mineral yang salah satunya adalah CO2 agresif. Zat ini
larut dalam air sehingga dapat mengakibatkan korosif pada pipa-pipa air
yang terbuat dari logam. Gas CO2 ini dapat dihilangkan dengan proses
aerasi dan pembubuhan CaO atau kedua-duanya.

4) Besi (Fe)
Unsur besi dalam air dalam jumlah tetentu sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk pembentukan sel darah merah, akan tetapi kelebihan pada
unsur ini akan menimbulkan bau dan perubahan warna menjadi kemerah-

II - 16
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

merahan sehingga air tidak enak diminum, selain itu juga dapat
membentuk endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian.
5) Mangan (Mn)
Kandungan unsur mangan dalam air yang menyimpang dapat
menimbulkan noda-noda pada benda yang berwarna putih, menyebabkan
bau dan rasa pada minuman dan juga dapat menyebabkan kerusakan
pada hati.
Keracunan kronis memberi gejala susunan syaraf: insomnia, kemidian
lemah pada kaki dan otot muka seerti beku sehingga tampak seperti
topeng, bila terkapar terus maka bicaranya lambat, monoton, terjadi
hyper-refleksi, clonus pada platella dan tumir, dan berjalan seperti
penderita parkinsonism.
6) Fluorida (F)
Apabila jumlah fluor didalam air kecil (0,6 mg/lt) dapat dipakai sebagai
pencegah penyakit gigi yang paling efektif tanpa mengganggu kesehatan.
Akan tetapi apabila kadarnya terlalu tinggi (diatas 2 ppm), maka akan
mengakibatkan timbulnya fluorisitas pada gigi. Sedangkan bila terlalu
rendah (dibawah 1 ppm), dapat menimbulkan pengrusakan gigi pada
anak-anak atau dental caries.
7) Tembaga (Cu)
Dalam jumlah kecil, unsur tembaga dibutuhkan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pembentukan sel darah merah, namun dalam jumlah
yang besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah dan
kerusakan pada hati.
8) Arsen (As)
Arsen yang terdapat di dalam air berasal dari persenyawaan-
persenyawaan arsen yang banyak digunakan sebagai insektisida (lead
arsenate, calcium arsenate). Persenyawaan arsen merupakan salah satu
racun sistemik yang paling penting dan dapat berakumulasi dalam tubuh.
Arsen dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dan
kemungkinan dapat menyebabkan kanker kulit, hati dan saluran
empedu.

II - 17
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

9) Timbal (Pb)
Sebagaimana logam berat lainnya Pb dan persenyawaannya adalah
racun. Timbal merupakan yang dikenal dengan pemasukan tiap hari
melalui makanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Akibat
yang ditimbulkan akan diperkuat dengan terakumulasinya unsur ini
dalam tubuh manusia yang akhirnya akan menghambat reaksi-reaksi
enzim dalam tubuh. Konsentrasi standar yang diperbolehkan untuk air
minum oleh Depkes RI adalah 0,1 mg/lt.
10) Cyanida (CN)
Konsentrasi yang melebihi standar yang ditetapkan akan menimbulkan
gangguan pada metabolisme oksigen, sehingga jaringan tubuh tidak
mampu mengubah oksigen, dan juga dapat meracuni hati. Konsentrasi
CN dalam air minum sebesar 0,05 mg/lt masih dianggap tidak
membahayakan.
11) Air Raksa (Hg)
Kandungan air raksa dalam air yang melebihi standar maksimum dapat
meracuni sel-sel tubuh, merusak ginjal, hati dan saraf. Selain itu dapat
juga menyebabkan keterbelakangan mental dan serebral palsy pada bayi.
Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan oleh Depkes RI yaitu
sebesar 0,001 mg/lt.
12) Nitrat, Nitrit dan Amoniak
Air minum yang mengandung nitrat, nitrit dan amoniak menunjukkan
bahwa air tersebut tercemar oleh kotoran. Kelebihan unsur-unsur tersebut
akan mengakibatkan terbentuknya methalmoglobine yang dapat
menghalangi peredaran oksigen dalam tubuh.

13) Sulfat
Ion-ion sulfat yang terdapat dalam air bersih dapat bersenyawa dengan
kalsium, membentuk kalsium sulfat. Sulfat dalam air bersih umumnya
berasal dari buangan-buangan industri.
14) Chlorida

II - 18
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Kadar chlorida lebih besar dari 200 ppm dapat menimbulkan rasa asin
jika air tersebut diminum. Kehadiran zat chlor yang tinggi secara tiba-
tiba dalam air menandakan masuknya air kotor (sewage).
c. Syarat Radioaktif
Sinar radioaktif dapat mengakibatkan timbulnya kontaminasi radioaktif pada
lingkungan dan dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel pada tubuh manusia.
Zat-zat radioaktif dapat bersatu dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan
biologis atau terlarut dalam air. Oleh karena itu keberadaannya dalam air
minum perlu dibatasi. Dalam standar kualitas dari Depkes RI telah ditetapkan
bahwa kandungan sinar alfa maksimal yaitu 10-9 mc/ml dan kandungan sinar
beta maksimal adalah 10-8 mc/ml.

d. Syarat Mikrobiologi
Pencemaran lingkungan oleh kontaminan-kontaminan biologi harus dicegah
karena dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat. Sehingga air
minum harus terbebas dari kuman parasit dan bakteri pathogen sama sekali
serta bakteri golongan E.coli sampai melebihi batas-batas yang telah
ditentukan yaitu 1 coli atau 100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari
usus besar (feaces) dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air
diantaranya yaitu:
 Bakteri typhsum
 Vibrio colerae
 Bakteri dysentriae
 Entamoeba hystolotica
 Bakteri enteritis

II - 19
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

4. Rencana Daerah Layanan


Sistem penyediaan air bersih direncana memenuhi kebutuhan domestik dan
non domestik untuk Desa yang sampai saat ini belum terlayani maksimal oleh
sistem penyediaan air bersih yang memadai, yaitu Desa Munduk Kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng. Daerah ini secara topografi memiliki elevasi yang
cukup tinggi dengan keberadaan sumber di sekitar daerah ini dengan elevasi
yang lebih rendah.
Dalam menentukan daerah pelayanan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
 Mengingat bahwa prasarana penyediaan air minum harus dapat melayani
sejak perencanaan hingga suatu kurun waktu tertentu, maka
perencanaannya harus mengacu pada skenario perkembangan kota yang
telah dibuat. Rencana pengembangan daerah perkotaan dan rencana tata
guna tanah yang mana daerah pengembangan tersebut akan termasuk
dalam daerah pelayanan.
 Kepadatan penduduk, merupakan faktor penting yang mempengaruhi
kebutuhan. Daerah-daerah dimana kepadatan penduduk kecil dibandingkan
dengan biaya pemasangan pipa distribusi biasanya tidak dimasukkan ke
dalam daerah pelayanan dipandang dari sudut keuangan pengadaan air.
 Konstruksi jalan-jalan umum, konstruksi atau pelebaran jalan akan
mempengaruhi pengembangan komersil, pengembangan daerah
perumahan dan bentuk-bentuk lainnya dari pengembangan daerah
perkotaan sehingga rencana daerah pelayanan akan dibuat berdasarkan
rencana konstruksi jalan-jalan tersebut.
Tidak semua penggunaan yang terdapat di daerah pelayanan akan dilayani
dengan air minum. Hal ini terjadi karena tidak semua penduduk yang bersedia
memberikan kompensasi biaya terhadap pelayanan air minum yang diberikan.
Selain itu, hal ini berhubungan dengan pemasangan sambungan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah akan berkeberatan karena menyangkut
biaya/retribusi sehingga mereka akan mengambil dari sumur-sumur dangkal
dan bagi masyarakat yang air tanahnya tidak baik akan menggunakan air dari
kran-kran umum yang tersedia.

II - 20
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

5. Kapasitas Sistem
Kapasitas sistem dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah
tangga/domestik ditambah dengan kebutuhan untuk non domestik. Kebutuhan
rumah tangga dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk, persentase
pelayanan dan besarnya konsumsi kebutuhan. Sedangkan kebutuhan air non
domestik dihitung berdasarkan konsumsi kebutuhan air bersih tiap unit dan
jumlah unit fasilitas. Disamping hal-hal di atas, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan antara lain :
a. Kebocoran/kehilangan air
Kebocoran atau kehilangana air direncanakan sebesar 20% dari kapasitas
produksi. Kebocoran tersebut meliputi pemakaian air di instalasi,
kehilangan pada unit transmisi, kehilangan pada reservoir dan kebocoran
pada jaringan distribusi.
b. Kapasitas pengambilan air baku
Kapasitas pengambilan sumber air baku disesuaikan dengan kapasitas
produksi atau debit kebutuhan hari maksimum.
c. Fluktuasi kebutuhan air bersih
Kebutuhan rata-rata meliputi pemakaian domestik dan non domestik,
sedangkan pemakaian hari maksimum diperkirakan sebesar 1,15 kali
kebutuhan rata-rata dan pemakaian jam puncak diperkirakan sebesar 1,75-
2 kali pemakaian rata-rata.
d. Jaringan pipa transmisi
Jaringan pipa transmisi direncanakan untuk dapat mengalirkan air sesuai
dengan kapasitas hari maksimum.
e. Kapasitas reservoir distribusi
Kapasitas reservoir distribusi direncanakan untuk dapat menampung sisa
kapasitas produksi pada saat pemakaian jam minimum dan mampu
mensuplai pada saat pemakaian jam puncak.
Perencanaan penyediaan air baku dilakukan dengan pengembangan sistem
penampungan dengan reservoir. Kapasitas reservoir ditentukan oleh
beberapa hal yaitu debit sumber mata air, besarnya kemampuan reservoir

II - 21
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

yang akan direncanakan untuk menampung kapasitas produksi dari sumber


mata air yang dikaitkan dengan besarnya proyeksi kebutuhan air.
V = (30 % x 86.400 dt/hr x K )/1.000 m3/lt
Dimana :
V = volume reservoir rencana (m3)
K = kebutuhan air rata-rata
f. Jaringan pipa induk distribusi
Jaringan pipa induk distribusi direncanakan mampu mengalirkan air bersih
pada saat pemakaian jam puncak.
Secara lebih rinci batasan-batasan perencanaan yang digunakan antara
lain :
 Kapasitas sistem perpipaan dirancang untuk memenuhi kebutuhan air
pada jam puncak dan hari maksimum.
 Kecepatan aliran dalam pipa direncanakan minimum 0,3 m/dt dan
maksimum 3,0 m/dt. Sisa tekanan minimum yang dikehendaki pada
jaringan pipa induk pada titik kritis minimal 10 m kolom air atau 1
atm.
 Daerah pelayanan dibagi menjadi blok-blok pelayanan dan kebutuhan
air tiap blok disesuaikan dengan kebutuhan air bagi penduduk dan
aktifitas yang berada dalam blok tersebut.
 Kelas pipa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan tekanan
air yang melalui pipa tersebut.
g. Kapasitas aliran dalam pipa
Kecepatan aliran minimum dalam pipa direncanakan sebesar 0,5 m/dt,
sedangkan kecepatan aliran maksimum direncanakan sebesar 3 m/dt.
h. Koefisien kekasara pipa
Dasar perhitungan kapasitas hidrolis baik pada pipa transmisi maupun
distribusi menggunakan koefisien kekasaran pipa (koefisien Hazen-
Williem) sebagai berikut:
 pipa PVC baru : 120-140
 pipa baja baru : 100-120

6. Sistem Perpipaan Air Minum

II - 22
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Dalam sistim perpipaan air minum meliputi transmisi dan distribusi terdapat
aksesoris pipa dan bangunan pelengkap pipa, antara lain:
a. Gate Valve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate valve dapat menutup
dan membagi aliran ke bagian lainnya dalam pipa distribusi.
b. Air Release Valve (katup angin)
Valve ini berfungsi untuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran
ketika ada akumulasi udara atau memasukkan udara ketika tekanan air
dalam pipa menjadi negatif. Katup angin dipasang pada tiap bagian dari
jalur pipa tertinggi dan mempunyai tekanan lebih rendah dari 1 atm, karena
udara cenderung terakumulasi di tempat itu.
Air valve seharusnya:
1) Diletakkan pada titik puncak pada jalur pipa.
2) Dipakai dua (Double Type) jika diameter pipa 400 mm ke atas.
3) Dipasang stop valve antara air valve dan jalur pipa.
Valve/katup diletakkan setiap jarak 3 km pada jalur pipa yang menurun
atau menaik.
4) Posisinya harus lebih tinggi dari tinggi muka air tanah untuk mencegah
kemungkinan polusi.
c. Blow off Valve (Katup Pembungan Lumpur)
Blow off biasanya dipasang pada titik mati atau titik terendah dari jalur
pipa dan di tempat-tempat sebelum jembatan untuk mengeluarkan kotoran
atau endapan yang terdapat pada jalur pipa. Masuknya kotoran dalam pipa
antara lain dapat terjadi pada saat pemasangan pipa, perbaikan pipa atau
kotoran yang berasal dari karat pipa. Jalur pipa setelah blow off dipasang
valve.
d. Check Valve
Valve ini dipasang bila pengaliran diinginkan satu arah. Biasanya chek
valve dipasang pada pipa tekanan antara pompa dan gate valve, tujuannya
bila pompa mati maka pukulan akibat aliran balik tidak merusak pipa.

e. Bangunan Perlintasan Pipa

II - 23
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Diperlukan bila jalur pipa harus memotong sungai, jalan kereta api dan
pipa yang memotong jalan, untuk memberikan keamanan pada pipa.
f. Thrust Block
Dalam perencanaan jaringan pipa distribusi thrust block diperlukan pada
pipa yang mengalami baban hidrolik yang tidak seimbang, misalnya pada
pergantian diameter, akhir pipa dan belokan. Gaya-gaya ini akan
menggeser jaringan pipa dari kedudukan semula, jika hal ini dibiarkan
lama-lama dapat merusak pipa pada sambungan-sambungannya.
Oleh karena itu gaya-gaya tersebut harus ditahan dengan cara memasang
angker-angker blok (thrust block) pada sambungan pipanya, menjaga agar
fitting tidak bergerak, umumnya lebih praktis memasang thrust block
setelah saluran ditimbun dengan tanah dan dipadatkan sehingga menjamin
mampu menahan galian/gaya hidrolik atau beban lain. Thrust block
hendaknya dipasang pada sisi parit untuk menahan gaya geseran atau
menggali sebuah lubang masuk ke dalam dinding parit. Gaya gaya yang
dibebankan pada thrust block diantaranya adalah:
1) Tumpuan Belokan
Selain harus dapat menahan gaya berat pipa dan isinya, juga harus
dapat menahan gaya yang berasal dari perubahan aliran fluida yang
membelok.
2) Tumpuan Sebelum dan Sesudah Katup
Karena aliran zat cair menimbulkan gaya pada katup maka dapat
diletakkan pipa dekat katup. Pipa didekat katup harus dapat menahan
berat pipa, berat katup, berat fluida dalam pipa dari katup serta gaya F
yang ditimbulkan tekanan zat cair.
3) Tempat dimana pipa berubah diameter
4) Tempat dimana pipa berakhir
5) Tempat dimana diperkirakan timbul gaya dorong misalkan pada
sambungan-sambungan, katup-katup.
6) Tempat dimana terjadi persimpangan pipa (tee).

g. Meter Tekan

II - 24
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja pompa.
Kontrol perlu dilakukan untuk:
1) Menjaga keamanan distribusi
2) Menjaga keamanan tekanan kerja pompa dan
3) Menjaga kontinuitas tekanan dalam sistem.
h. Meter Air
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga
sebagai alat pendeteksi besarnya kebocoran. Meter air dipasang pada setiap
sambungan rumah, setelah/outlet reservoar, outlet IPA/sistem produksi
yang dipasang secara kontinyu.
i. Penyeberangan Sungai
Jika menyeberangi suatu sungai ada tiga konstruksi pilihan yaitu:
1) Pipa diletakkan pada jembatan (pipe supported on abridge) konstruksi
ini sering dipergunakan. Jika jembatan umum tersedia untuk
mendukung pipa, kondisi ini paling ekonomis dan senang dipakai.
Jalur pipa selalu digantung dibawah papan kerangka jembatan atau
jarang ditempatkan diatas papan kerangka tersebut. Jembatan harus
cukup kuat untuk menahan beban pipa tersebut. Ketika jembatan
eksisting tidak tersedia maka jembatan harus dibangun. Dalam kasus
tersebut air valve, thrust block, fleksible joint penting untuk dipasang.
2) Jembatan pipa (pipe beam bridge)
Ketika rentangan jembatan kecil dan panjang pipa dapat merintangi
sungai, pipa ini sendiri dapat digunakan sebagai jembatan. Metode ini
harus mendapat persetujuan dari kantor pemerintah yang bersangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) pipa steel disarankan untuk jembatan pipa
b) pipa harus didukung pada struktur bagian atas pinggir sungai
c) semua belokan pipa disarankan sudutnya lebih kecil dari 45o dan
belokan harus dipasang thrust block.
d) tembok penahan diperlukan pada bagian upstream dan downstream
dari jembatan pipa.

II - 25
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

e) tempat jalan kaki harus dibangun sepanjang jembatan pipa untuk


pemeriksaan dan perbaikan.
3) Siphon
Metode ini juga sering dipergunakan secara luas dibandingkan dengan
jembatan pipa. Konstruksi siphon tidak begitu sulit. Hal yang perlu
diperhatikan dalam konstruksi hampir sama dengan jembatan pipa.
j. Sambungan
Sambungan dan kelengkapan pipa yang sering digunakan untuk
penyambungan pipa antara lain:
1) Bell Spigot (Spigot socket)
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam suatu bell (socket) pipa
lainnya. Untuk menghindari kebocoran, menahan pipa serta
kemungkinan defleksi (sudut sambungan berubah), maka sambungan
dilengkapi dengan gasket.
2) Flange Joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan yang
dekat dengan instalasi pipa. Sebelum kedua flange disatukan dengan
mur baut maka diantara flange disisipkan packing untuk mencegah
kebocoran.
3) Ball Joint
Digunakan untuk sambungan dari pipa dalam air.
4) Increacer dan reducer
Increacer digunakan untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke
diameter besar (arah aliran dari diameter kecil ke besar). Reducer untuk
menyambung dari diameter besar ke diameter kecil.
5) Bend dan Tee
Bend merupakan belokan dengan sudut belokan pipa sebesar 90°, 45 o,
22,5°, dan 11,5°, sedangkan Tee untuk menyambung pipa pada
percabangan.
6) Tapping Band
Dipasang pada pipa yang perlu disadap untuk dialihkan ke tempat lain.
Dalam hal ini pipa distribusi dibor dan tapping dipasang dengan baut

II - 26
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

disekeliling dengan memeriksa agar cincin melingkar penuh pada


sekeliling lubang dan tidak menutup lubang tapping. Apabila dimensi
peyadapan terlalu besar, maka pipa distribusi dapat dipotong
selanjutnya dipasang tee atau perlengkapan yang sesuai.
Standar kriteria desain penyediaan air minum meliputi kebutuhan air
domestik, non domestik, kehilangan air, kebutuhan puncak dan kebutuhan
total berdasarkan jumlah penduduk. Jumlah penduduk di Kabupaten
Banjar pada tahun 2016 sebanyak 68.960 jiwa. Namun demikian, mengacu
pada standar kriteria desain, beberapa standar kebutuhan air saat ini di
Kecamatan Banjar termasuk dalam kriteria desain Direktorat Air
Bersih/Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk populasi kota 20.000-
100.000 jiwa. Beberapa standar desain tersebut, seperti kehilangan air
sebesar 20% dan faktor kebutuhan jam pucak sebesar 1,75. Sedangkan
untuk standar kebutuhan air domestik, kebutuhan air domestik rara-rata di
Kabupaten Buleleng adalah 120 lt/orang/hari. Secara lebih jelas, standar
kriteria desain penyediaan air ditunjukkan pada Tabel 2.3.

II - 27
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Tabel 2.3 Standar Kriteria Desain Penyediaan Air

Domestik Non Domestik Kehilangan

Jumlah Kebutuhan Kebutuhan


Uraian Kriteria
Loh Puncak Jumlah
Loh SR TA
Loh SR Loh (Rerata) % Dom Loh % Jumlah Loh
TA % %

Bina program/CK
Populasi kota >1.000.000 50 50 60 - 60 - - 120 120
500.000-1.000.000 50 50 60 - 40 - - 100 100
100.000-500.000 50 50 60 - 30 - - 90 90
20.000-100.000 50 50 45 - 15 - - 60 60
3.000-20.000 50 50 30 - 15 - - 45 45
Desa - - 20 - 110 - - 30 30

DAB/CK 1
Populasi kota >1.000.000 120 30 50 50 120 60 72 20 48 240 1,15 276
500.000-1.000.000 170 30 50 50 100 40 40 20 35 175 1,15 210
100.000-500.000 150 30 50 50 90 30 27 20 29 146 1,15 168
20.000-100.000 90 30 50 50 60 20 12 20 18 90 1,15 104
3.000-20.000 60 30 50 50 45 5 23 20 12 60 1,10 66
Desa - - - - 60 - - - - 60 - 60

DAB/CK 1
Populasi kota>1.000.000 210 30 80 20 174 60 104 20 70 348 1,15 400
500.000-1.000.000 170 30 80 20 142 40 57 20 50 249 1,15 256
100.000-500.000 150 30 80 20 126 30 38 20 41 205 1,15 236
20.000-100.000 90 30 80 20 78 20 16 20 24 118 1,15 136
3.000-20.000 60 30 80 20 54 5 2,7 20 14 71 1,15 78
Desa - - - - 60 - - - - 60 - 60

Keterangan:
CK = Direktorat Jenderal Cipta Karya, PU; DAB = Direktorat Air Bersih, PU; SR = Sambungan Rumah; TA = Terminal Akhir; Loh = Liter per orang per hari

II - 28
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

2.5. Tahapan dan Metode Pelaksanaan


Tahapan dan metode pelaksanaan diuraikan sebagai dasar dan tata cara
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan
dan seluruh kegiatan dapat dikoordinir dan dipantau dengan mudah.

2.5.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Secara Umum


Tahapan proses perencanaan dari awal sampai akhir mempertimbangkan tenaga,
alat, metode dan waktu, yang meliputi :
1. Tahapan kegiatan pendahuluan dengan sasaran tersusunnya laporan
pendahuluan berisi rencana kerja penelitian lapangan dan pemilihan lokasi
yang akan dilakukan servey pendahuluan dan orientasi/tinjauan lapangan
serta berisi rencana kerja, metode dan volume pelaksanaan yang akurat
sesuai dengan kondisi lapangan untuk masing-masing kegiatan survey.
2. Tahapan kegiatan survey dan investigasi serta evaluasi dan analisa data,
dimana sasarannya adalah tersediannya data lapangan untuk dianalisa dan
dievaluasi :
a. Survey lokasi reservoir;
b. Survey tanah;
c. Sondir.
3. Tahap penyusunan detail desain meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Penggambaran detail desain;
b. Penyusunan BOQ dan RAB;
c. Penyusunan nota desain dan desain pendukung.
Kegiatan-kegiatan tersebut diatas pada pekerjaan ini juga akan dilakukaan
asistensi dan diskusi sebagai kontrol dan arahan direksi terhadap pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang telah dan akan akan dilanjutkan.

2.5.2 Metodelogi Pelaksanaan Pekerjaan


Metode pelaksanaan merupakan uraian teknis pelaksanaan untuk setiap tahapan
kegiatan dalam pekerjaan ini. Dalam metode pelaksanaan ini seluruh kegiatan
diuraikan sebagai berikut:

1. Pekerjaan Persiapan

II - 29
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Pada prinsipnya metode pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Kerangka


Acuan Kerja (TOR). Sebelum memulai pekerjaan, langkah awal yang
dilakukan adalah melakukan persiapan-persiapan yang berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang meliputi:
a. Persiapan Administrasi
Kegiatan ini merupakan persiapan surat menyurat dan dokumen yang akan
diperlukan dalam pengumpulan data dan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Selain itu juga perlu disiapkan surat pengantar dari Pemberi Kerja untuk
pelaksanaan kunjungan lapangan.
b. Mobilisasi dan Koordinasi Tim Pelaksana
Segera setelah Konsultan menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPK)
diterbitkan oleh Pemberi Tugas, Konsultan akan mengerahkan personil yang
akan terlibat dalam penanganan pekerjaan. Persiapan mobilisasi dan
koordinasi terhadap semua potensi dan sumber daya perusahaan khususnya
personil untuk menghadapi proyek sangat mutlak dibutuhkan. Koordinasi
Intern antar anggota Tim Pelaksana akan segera dilakukan agar pekerjaan
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan urutan pekerjaan akan dibahas bersama,
sehingga diharapkan semua tenaga ahli dapat mengerti dan memahami
tugasnya masing – masing. Untuk lebih memantapkan pelaksanaan
pekerjaan, koordinasi dengan Pemberi Tugas khususnya Direksi Pekerjaan
juga akan dilakukan untuk memperoleh satu sikap pandangan agar rencana
dan pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan serta sesuai dengan
schedule pelaksanaan yang disediakan. Mengingat jenis pekerjaan yang
ditangani akan terkait dengan instansi lain, maka koordinasi dengan berbagai
instansi terkait dalam masalah ini juga akan dilakukan baik dengan instansi
pemerintah maupun swasta sehingga diharapkan produk yang dihasilkan
nantinya dapat optimal. Selain itu, dalam koordinasi intern juga akan
dibahas mengenai jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasan personil
dan jadwal peralatan.

II - 30
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

c. Pengumpulan Data Awal


Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan mengumpulkan
data-data awal berupa buku-buku referensi, peraturan/ketentuan/standard
teknis yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini. Data – data
tersebut akan dikumpulkan konsultan dari lingkungan proyek maupun dari
instansi – instansi terkait lainnya.
d. Studi Literatur
Untuk memperoleh hasil yang semaksimal mungkin, pada tahap ini
konsultan akan melakukan studi meja dan literature sesuai dengan yang
dibutuhkan, termasuk dalam hal ini pengumpulan data – data awal yang ada.
Dengan menggunakan data dan laporan yang telah berhasil dikumpulkan,
konsultan akan segera melakukan seleksi, tabulasi, kategorisasi, evaluasi dan
analisa data tersebut. Hasil dari kajian awal ini akan dipergunakan untuk
memberikan kerangka pokok pelaksanaan pekerjaan berikutnya, diantaranya
pekerjaan survey lapangan termasuk jenis data – data lanjutan yang akan
dibutuhkan.
e. Pembuatan dan Penyusunan Program Kerja
Kegiatan penyusunan program kerja termasuk jadwal penugasan dan
persiapan/penyusunan instrumen survey. Adapun program kerja meliputi :
 Organisasi Pelaksanaan
 Bagan Alir Kegiatan (Flow Chart)
 Jadwal Pelaksanaan
 Jadwal Personil
 Jadwal Peralatan dan Bahan.

2. Kegiatan Survey
Kegiatan survey merupakan tahap pengumpulan data primer yang dilakukan
langsung di lokasi kegiatan dengan tujuan meliputi:
1) Untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang kondisi dan potensi
sumber air (air sungai, mata air dan air tanah) dilakukan melalui survei
langsung ke lokasi dan informasi dari instansi terkait.
2) Mengetahui kondisi pemenuhan kebutuhan air minum eksisting dan
permasalahannya dilakukan dengan survei langsung ke lokasi dan informasi
dari instansi terkait.

II - 31
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

3) Mengetahui kondisi site dan topografi daerah layanan dilakukan melalui


survei topografi/pengukuran di lokasi pekerjaan untuk pembuatan skema/lay
out sistem penyediaan air baku (trase jaringan transmisi dan rencana lokasi
penempatan bangunan penunjang.
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal di lapangan untuk mengetahui dan
menginventarisasi kondisi eksisting, meliputi :
a. Survey Topografi
Survey ini dilakukan untuk mendapatkan peta situasi rencana jalur jaringan
pipa, peta situasi site untuk bangunan penunjang (broncaptering, reservoir,
jembatan pipa, BPT). dengan lingkup kegiatan meliputi :
1) Pengukuran situasi rencana jalur/trase jaringan pipa, rencana site
bangunan dengan skala 1 : 500 dan 1 : 1000. Potongan memanjang
(Long Section) dan melintang site (Cross Section) dengan skala
horisontal 1 : 1000 dan vertikal 1 : 200.
2) Perhitungan dan penggambaran
Metode Pelaksanaan :
Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting, melakuka identifikasi
dan inventory data untuk rencana pengembangan meliputi kegiatan
pengukuran dan pemetaan untuk sistem perpipaan, rencana IPA, reservoir,
sistem pipa transmisi dan pipa distribusi induk dan bangunan penunjang
lainnya.
1) Pemasangan Patok
Pemasangan patok meliputi patok Bench Mark (BM), Control Point (CP)
dan patok kayu sebagai patok bantu dengan rincian sebagai berikut :
a) Bench Mark ( BM )
Bench Mark yang terbuat dari beton menggunakan tulangan dengan
ukuran 20 cm x 20 x cm x 100 cm untuk BM. BM dilengkapi dengan
baud yang diberi tanda silang pada bagian atasnya sebagai titik
centering, serta diberi penamaan pada bagian samping menggunakan
tegel. BM ini dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang
muncul di atas tanah lebih kurang 20 cm.
b) Control Point ( CP )

II - 32
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Control Point dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm terbuat dari cor


semen, dipasang dengan tujuan untuk memberikan acuan arah
azimuth dari BM terpasang. Control point ini dipasang dengan posisi
saling terlihat dengan BM terpasang.
Pemasangan Bench Mark ini diikuti dengan pemasangan Control
Point (CP) sebagai arahan untuk menentukan azimuth titik tersebut.
BM dan CP dipasang pada tempat yang stabil, aman dan mudah
dalam pencariannya.
c) Patok Bantu
Patok bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat pengukuran
poligon, situasi, cross section dan diantara tempat berdiri alat
waterpas. Patok ini dibuat dari kayu dengan ukuran 3 cm x 5 cm x 40
cm. Patok kayu ini pada bagian atasnya dipasang paku payung
sebagai penanda centering titik tempat berdiri alat atau titik berdiri
rambu pada pengukuran waterpass. Untuk memudahkan penentuan
patok, perlu juga diberikan peng-kodean atau penamaan masing-
masing patok kayu tersebut dengan nama, huruf atau nomer.

2) Pengukuran Poligon Utama


Dalam pengukuran dan pemetaan suatu areal digunakan kerangka dasar
pengukuran yang disebut poligon. Poligon merupakan rangkaian segi
banyak yang digunakan untuk menentukan posisi horisontal dengan
melakukan pengukuran sudut, asimuth dan jarak (sisi) yang dilakukan
dari titik awal sampai titik akhir pada rangkaian yang dikehendaki.
Tahapan pengukuran poligon yang dilakukan adalah :
a) Poligon diukur dengan cara poligon tertutup (closed traverse).
b) Setiap BM eksisting maupun BM dan CP baru, dilalui pengukuran
poligon.
c) Poligon diukur menggunakan Theodolite T2 untuk poligon utama.
d) Sudut diukur minimal dalam 2 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan
Luar Biasa, dengan ketelitian bacaan sudut terkecil 5”.

II - 33
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

e) Pengukuran sudut dilakukan dengan cara mengeset sudut pada Awal


Pengukuran, contoh 0o, 45o, 90o dan seterusnya, untuk mempermudah
Perhitungan.
f) Untuk Pengukuran Jarak pada Poligon Utama menggunakan alat
digital untuk mengurangi paktor kesalahan Bacaan seperti DT 1000.
g) Jarak mendatar diukur minimal 3 (tiga) kali ke muka dan 3 (tiga) kali
ke belakang.
h) Kesalahan penutup sudut harus lebih Besar dari 10 “  n, dimana n
adalah jumlah setasiun berdiri alat.
i) Pengamatan Matahari dilakukan dengan cara ditadah, pada pagi hari
Jam 07 s/d Jam 08 dan Sore hari pada Jam 15 s/d 16, dimana
pengamatan dilakukan dipatok BM dengan memakai Acuan dipatok
Cp atau dipatok Poligon yang lain.
j) Kesalahan linier untuk Poligon Utama yang dicapai harus lebih besar
dari 1 : 10.000.
k) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan
sistematis, jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali
didekatnya, serta tidak diperbolehkan melakukan koreksi
menggunakan tinta koreksi.
l) Pekerjaan hitungan Poligon Utama harus diselesaikan di lapangan,
agar bila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan
pengukuran kembali hingga benar.
m) Perataan hitungan poligon dilakukan dengan perataan metode
Bouwditch.

3) Pengukuran Poligon Cabang


Pengukuran Poligon Cabang dilakukan karena terlalu luasnya areal
pengukuran atau banyaknya pepohonan yang menghalangi sehingga
tidak dapat terkaper situasi dari poligon utama, kalau dilakukan terlalu
banyak titik-titik bantu yang menimbulkan kesalahan data-data
pengukuran yang akhirnya menimbulkan kesalahan patal. Maka
dilakukan pengukuran poligon cabang supaya hasil pengukuran lebih

II - 34
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

akurat, dan mempunyai satu sistem dengan poligon utama. Pengukuran


poligon cabang dilakukan sebagai berikut :
a) Poligon harus diukur dengan awalan pada titik poligon utama dan
diakhiri pada titik poligon utama pula.
b) Setiap BM eksisting maupun BM dan CP baru dilalui pengukuran
poligon.
c) Poligon harus diukur menggunakan alat Theodolite T2.
d) Sudut diukur minimal dalam 1 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan
Luar Biasa, dengan ketelitian bacaan sudut 20”.
e) Untuk Pengukuran Jarak pada Poligon Cabang menggunakan alat
digital untuk mengurangi faktor kesalahan menggunakan peta ukur
dan dicek dengan jarak optis.
f) Jarak mendatar diukur minimal 2 (dua) kali ke muka dan ke
belakang.
g) Kesalahan penutup sudut harus lebih Besar dari 20 “n, dimana n
adalah jumlah setasiun berdiri alat.
h) Kesalahan linier yang dicapai harus lebih Besarl dari 1 : 7.000.
i) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan
sistematis, jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali
didekatnya, serta tidak diperbolehkan melakukan koreksi
menggunakan tinta koreksi.
j) Pekerjaan hitungan poligon cabang harus diselesaikan di lapangan,
agar bila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan
pengukuran kembali hingga benar.
k) Perataan hitungan poligon dilakukan dengan perataan metode
Bouwditch.

4) Pengukuran Sipat Datar


Rute pengukuran waterpass mengikuti rute pengukuran poligon utama
dengan pembagian loop seperti pengukuran poligon. Pengukuran
Kerangka Kontrol Vertikal atau waterpass ini, harus diukur dengan
spesifikasi sebagai berikut :

II - 35
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

a) Kerangka Kontrol Vertikal harus diukur dengan cara loop, dengan


menggunakan alat waterpass Wild Nak-2.
b) Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar
dari 50 meter.
c) Baud-baud tripod ( statip ) tidak boleh longgar, sambungan rambu
harus lurus betul serta perpindahan skala rambu pada sambungan
harus tepat, serta rambu harus menggunakan nivo rambu.
d) Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada saat
pengukuran.
e) Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500 sampai
dengan maksimal 2750.
f) Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas,
benang tengah dan benang bawah.
g) Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang, serta semua
BM eksisiting dan BM baru terpasang harus dilalui pengukuran
waterpass.
h) Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan
sama dengan jarak belakang.
i) Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan pada jalur
terbuka pengukuran dilakukan pergi-pulang dan double stand.
j) Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7 mm D,
dimana D adalah jumlah panjang jalur pengukuran dalam kilometer.
k) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan
sistematis, jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali
didekatnya, serta tidak diperbolehkan melakukan koreksi
menggunakan tinta koreksi.
l) Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan, agar
bila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan
pengukuran kembali hingga benar.

5) Pengukuran Sipat Datar Memanjang

II - 36
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Tujuan dari pengukuran ini adalah mengetahui Tinggi (Elevasi) titik-titik


potok dari permukaan tanah yang dilewati poligon utama. dan berguna
untuk penggambaran garis kontur. hasil dari pengukuran ini adalah
berupa data Elevasi dari titik-titik (patok) atau Ketinggian dari
permukaan tanah.
Ketentuan atau kaidah yang harus dipenuhi dalam melaksanakan
pengukuran sipat datar profil memanjang sama dengan kaidah dalam
pengukuran sipat datar melintang. Alat ukur yang akan digunakan dalam
pekerjaaan ini adalah alat ukur waterpass tipe WILD NAK. Detail yang
diukur adalah ketinggian patok-patok kayu yang telah dipasang
sebelumnya dan ketinggian permukaan tanah pada patok tersebut.

6) Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang


Pengukuran sifat datar profil melintang dilakukan untuk mengetahui
bentuk irisan melintang dari alur sungai Palaran. Pengambilan titik-titik
detail penampang harus serapat mungkin dan diikatkan pada titik
poligon. Jarak pengukuran profil melintang dari as embung Kurang lebih
50 meter kanan dan kiri atau sampai mencapai elevasi 10 meter dari as
rencana embung. Jarak selang maksimum 50 meter sedangkan kalau ada
belokan jarak harus disesuaikan sehingga belokan yang ada dapat
tergambarkan.
Tujuan pengukuran sifat datar profil adalah mengetahui profil atau
tampang tubuh tanah dari suatu trace, sungai, jalan, Sistem pipa,alur
bangunan dan lain-lain. Sifat datar profil dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
a) Sifat datar profil memanjang
Sifat datar profil memanjang adalah pekerjaan sifat datar sepanjang
sumbu yang ditentukan untuk memperoleh gambaran tinggi titik-titik
pada sumbu tersebut.
b) Sipat datar profil melintangSipat datar profil melintang adalah
pengukuran sipat datar yang tegak lurus pada sipat datar profil
memanjang.

II - 37
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

7) Pengukuran Detil Situasi


Pengukuran detail situasi dilakukan dari patok poligon utama, poligon
cabang dan titik bantu, guna mendapatkan titik-titik koordinat, ketentuan
yang harus disituasi diantaranya,rumah, jalan, alur,gorong–gorong,
jembatan, tiang listrik, tiang telpon jalan setapak dan sebagainya.
Pengukuran situasi harus serapat mungkin guna mendapatkan garis
kontur yang sesuai dengan geometrik areal pengukuran, untuk
mendapatkan gambaran secara detail kondisi tampungan, sehingga
nantinya diperoleh informasi besarnya tampungan dari peta yang dibuat,
cocok dengan kondisi lapangan. Alat yang digunakan untuk pengukuran
situasi umumnya yang biasa dipakai adalah Theodolit dan satu set bak
ukur. Untuk ketentuan yang harus disituasi sampai mencapai elevasi 10
meter dari as saluran sehingga hasilnya situasinya tidak terbuang. Detail
situasi dapat dihitung dengan Metode Sudut Kutub.
dimana :
P1,P2,P3 = titik poligon, P2 sebagai titik berdiri alat
A,B,C = titik detil
1,2,3 = sudut ikatan detil A,B dan C terhadap sisi P2- P1
Sedangkan untuk beda tinggi titik detil didapat dengan menggunakan
persamaan Metode Tachymetri seperti gambar berikut :

Slope Distance (Ds) A


Dtg.h Bt
h B
Horizontal Distance (Dh)
Hi h
D

Gambar 2. 1 Pengukuran dengan Metode Tachymetri

Dimana :
D = jarak horisontal dari tempat berdiri alat ke titik detil
Tg.h = tangent helling

II - 38
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

Ti = tinggi alat
Bt = benang tengah
h = beda tinggi antara tempat berdiri alat ke titik detil

8) Pengukuran Cross Section


Pengukuran cross section, dilakukan dengan spesifikasi sebagai berikut:
a) Cross section diukur dengan interval 25 m sepanjang pantai.
b) Penampang melintang diukur dengan mengambil detil yang mewakili
dan sesuai dengan skala yang digunakan.
c) Lebar pengukuran cross section adalah sampai pada elevasi walkway.
d) Pada setiap titik cross section dipasang patok kayu ukuran 3 cm x 5
cm x 40 cm dan di atasnya diberi paku sebagai titik acuan
pengukuran.
e) Setiap center line titik cross section dipakai juga sebagai pengukuran
long section.
Pengukuran cross section dilakukan dengan menggunakan alat
Theodolite T1.

b. Survei Hidrometri
Survei hidrometri dilaksanakan untuk mendapatkan data debit dan data
kualitas air dari sumber air baku yang akan dikembangkan di daerah
tersebut. Adapun kegiatan ini meliputi:
1) Mengumpulkan data hasil pengukuran debit yang sudah ada (dari Satuan
Kerja Irigasi Bali). Tujuannya adalah untuk mengetahui debit sumber air
yang direncanakan sebagai sumber air baku.
2) Pengambilan sampel air pada sumber air baku yang akan dimanfaatkan
sebanyak 2 (dua) sampel dengan botol sampel untuk selanjutnya ditest
kualitas airnya di laboratorium.
3) Pengujian dan analisa kualitas air.
Meliputi kegiatan pengambilan sample untuk pengujian kualitas air
sumber air baku yang akan dikembangkan di daerah tersebut. Adapun
kegiatan ini meliputi :

II - 39
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

 Pengambilan sample air.


 Pengujian dan Analisa kualitas air.
Keluaran dari kegiatan ini, yaitu :
 Data hasil pengujian kualitas air sesuai dengan standar baku mutu
untuk air minum.
 Acuan dalam perencanaan instalasi pengolahan air (Water Treatment
Plant)
Pengambilan sample air pada sumber air baku yang akan dimanfaatkan
sebanyak 2 (dua) sample dengan botol sample untuk selanjutnya ditest
kualitas airnya di laboratorium.
 Kualitas air untuk domestik sangat diperlukan dalam rangka
menjamin kesehatan, karena adanya kemungkinan pencemaran air
yang disebabkan oleh permukiman.
 Penyediaan air minum harus sesuai dengan persyaratan untuk
kebutuhan air minum penduduk.
 Penelitian terhadap air baku yang layak untuk dikonsumsi penduduk,
ternak maupun tanaman harus dengan mengadakan penelitian kualitas
air di Laboratorium.
 Parameter kualitas air sebagaiman yang diteliti di laboratorium
meliputi parameter Fisika, parameter Kimia (kimia organik,
mikrobiologi dan radioaktif).
Hasil analisa laboratorium dibandingkan dengan standar kualitas air yang
dikeluarkan oleh Lembaga terkait.

c. Pengumpulan Data Sekunder


Pengumpulan semua data hasil pekerjaan yang pernah dilakukan terkait
dengan studi yang dilaksanakan, antara lain:
 Bali Water Resources Studi For Human Setilement Needs IUIDP April
1989.
 Studi P3KT Daerah Bali
 Studi Pengembangan dan Konservasi Sumber Air Bali, Maret 1995.
 Rencana Pengembangan Daerah yang telah ada dan disusun oleh
Pemerintah Daerah (RDTR Daerah).

II - 40
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

 Studi Perencanaan Air Baku Air Minum Provinsi Bali 2010.

1) Data Hidrologi
Data hidrologi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah :
 Peta tata guna lahan
 Peta Rupa Bumi Skala 1 : 25.000 yang dikeluarkan oleh Badan Informasi
Geospasial.
 Peta Daerah Aliran sungai
 Peta Geohidrologi
 Data Klimatologi yang mewakili daerah studi
 Data hujan dari stasiun hujan yang berapa di sekitar lokasi pekerjaan
 Data debit sungai dan data sedimen sungai
 Data daerah layanan
2) Data Desain
 Peta Geologi Regional skala 1 : 250.000
 Data Geologi Teknik yang ada
3) Sosial Ekonomi Kependudukan dan Lingkungan
 Data kependudukan dan sosial ekonomi sekitar daerah studi dengan
mengumpulkan data sekunder Kabupaten dan Kecamatan Dalam Angka
yang dikeluarkan oleh Biro Statistik.
 Data Administrasi dan Rencana Tata Ruang Wilayah di lokasi Studi
4) Kebutuhan Data
Dalam upaya perencanaan air minum, diperlukan suatu data yang akurat
mengenai sumber air baku, jaringan pelayanan eksisting yang terdiri dari
jaringan primer, sekunder dan tersier dan data lainnya. Secara ringkas
mengenai kebutuhan data dalam perencanaan air minum dapat dilihat pada
Tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4 Kebutuhan Data dan Institusi yang Terkait dalam Perencanaan Prasarana Air
Minum

No. Data Karakteristik Data Sumber Data


1. Sumber air minum yang Mata air PDAM
dipergunakan Air tanah
Air permukaan

II - 41
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

No. Data Karakteristik Data Sumber Data


2. Sumber air minum
• Mata Air Topografi Dinas Pertanahan
Litologi batuan
Struktur geologi
• Air Permukaan Curah hujan DPU Kota
Morfologi DAS Ditjen Pengairan
Geologi DAS Badan Meteorologi
Kondisi fisik DAS dan Geofisika
Kondisi Lingkungan DAS Dinas Pertanahan
• Air Tanah Ketebalan Aquifer Ditjen Pengairan
Litologi batuan
3. Kondisi sumber air minum Kuantitas sumber air PDAM
Kualitas sumber air
Kontinuitas sumber air
4. Ketersediaan air baku Jarak dan beda tinggi sumber DPU Kota
air PDAM
Debit optimum sumber
Kualitas pemakaian sumber
saat ini
5. Kapasitas sumber air Kapasitas terpasang PDAM
Kapasitas terpakai
Kapasitas distribusi
Tingkat kebocoran
Kapasitas yang belum
dimanfaatkan
6. Inventarisasi sarana dan Jumlah dan macam PDAM
prasarana Kondisi keberadaan
7. Pembiayaan Pemeliharaan rutin PDAM
Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan darurat
Perbaikan berat
8. SDM pelaksana SDM dalam struktural PDAM
organisasi
SDM pendukung kegiatan
9. Sistem jaringan distribusi Topografi daerah layanan Dinas Pertanahan
• Sistem Tata letak kawasan layanan Dinas Tata Kota dan
tertutup Permukiman
• Sistem PDAM
percabangan
10. Sistem jaringan pembawa Topografi Dinas Pertanahan
• Gravitas Jarak sumber dan daerah PDAM
i layanan
• Pemomp
aan
• Gravitas

II - 42
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

No. Data Karakteristik Data Sumber Data


i dan pemompaan

11. Instalasi pengolahan air Jenis air baku PDAM


• Instalasi Kualitas air baku
konvensional Debit
• Instalasi
khusus
• Gravitas
i dan pemompaan
12. Reservoir Debit air olahan PDAM
• Reservoi Sistem operasi instalasi
r bawah tanah Variasi kebutuhan air
• Reservoi Sistem pengaliran
r menara
• Service
reservoir
13. Penduduk yang terlayani Jumlah penduduk yang PDAM
dilayani
Jumlah sambungan rumah
Jumlah hidran umum
Jumlah kran umum
Jumlah terminal air

14. Kependudukan Jumlah penduduk BPS


Kepadatan penduduk
Tingkat pendapatan
penduduk
15. Tipologi kota Metropolitan Bappeda
Kota Besar
Sedang
Kecil
16. Prasarana jalan Konstruksi jalan umum DPU Kota
Konstruksi pelebaran jalan
17. Target area Kawasan permukiman PDAM
Kawasan perkantoran &
pendidikan
Kawasan
perdagangan/perekonomian
Kawasan fasilitas
umum/sosial
Kawasan industri
18. Peran serta masyarakat Survai primer

II - 43
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

No. Data Karakteristik Data Sumber Data


19. Koordinasi terkait dengan PDAM, DPU Kota,
instansi terkait berkaitan Dinas Tata Kota dan
dengan pelaksanaan Permukiman
kegiatan
3. Identifikasi dan Evaluasi Data
Tahapan analisa data dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif,
meliputi:
a. Analisa Hidrologi
Dalam analisa hidrologi dilakukan evaluasi sumber air baku, dan besarnya
tingkat konsumsi air/kebutuhan air (proyeksi kebutuhan air minum). Dalam
analisa hidrologi ini nantinya dipakai sebagai acuan terhadap pemanfaatan air
untuk kebutuhan air minum dari potensi debit yang ada agar tidak mengurangi
suplai air minum yang ada.
Diameter pipa bekisar antara 200 mm dan 600 mm. Diameter harus dipilih
untuk menjamin agar kecepatan aliran maksimum tidak melapaui 2,5
m/detik dalam keadaan kebutuhan jam maksimum.
1. Tekanan
Tekanan minimum dalam sistem pipa sekunder adalah 10 m di atas
permukaan tanah.
2. Kemiringan Pipa
Bukan hal yang lazim untuk memasang pipa distribusi dengan kemiringan
tertentu pada pipa-pipa yang diameternya berkisar antara 200 mm sampai
400 mm. Pipa berdiameter 500 mm dan 600 m harus dipasang dengan
kemiringan ± 0,002. Pipa berdiameter 400 mm atau lebih kecil dapat
dipasang mengikuti garis permukaan tanah.
b. Perencanaan Resevoar
Kapasitas reservoir distribusi direncanakan untuk dapat menampung sisa
kapasitas produksi pada saat pemakaian jam minimum dan mampu mensuplai
pada saat pemakaian jam puncak. Untuk itu diperkirakan sebesar 17.5% dari
kapasitas produksi.
c. Penggambaran Disain
Penggambaran hasil desain dilaksanakan berdasarkan dimensi hasil
perencanaan yang telah dihitung untuk selanjutnya dituangkan dalam gambar

II - 44
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

detail dengan berdasarkan pada ketentuan-ketentuan dan pedomanan/kreteria


perencanaan.

5. Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat


Dengan berdasarkan gambar rencana kemudian dilakukan perhitungan kuantitas
pekerjaan, penyusunan analisa harga satuan berdasarkan harga upah dan bahan
di lokasi pekerjaan, penyusunan rencana anggaran biaya, dan Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS). Selain itu, mempersiapkan Dokumen Pengadaan Standar,
yang terdiri dari :
 BAB I : Umum
 BAB II : Pengumuman Pelelangan
 BAB III : Instruksi Kepada Peserta
 BAB IV : Lembar Data Pemilihan ( LDP)
 BAB V : Lembar Data Kualifikasi (LDK)
 BAB VI : Bentuk Dokumen Penawaran
 BAB VII : Petunjuk Pengisian Formulir Kualifikasi
 BAB VIII : Tata Cara Evaluasi kualifikasi
 BAB IX : Bentuk Kontrak
 BAB X : Syarat-syarat Umum Kontrak
 BAB XI : Syarat-syarat Khusus kontrak
 BABXII : Spesifikasi Teknis, KAK dan/ Gambar
 BAB XIII : Daftar Kuantitas dan Harga
 BAB XIV : Bentuk Dokumen Lain

6. Penyusunan dan Penyerahan Laporan


Beberapa laporan yang disusun dan diserahkan selama waktu kontrak, meliputi :
a. Laporan Perencanaan
Laporan ini berupa hasil pengumpulan data, hasil peninjauan ke lapangan,
program kerja konsultan, fakta dan analisa yang akan dipakai sebagai acuan
dalam pembuatan desain, masalah yang ada dan solisinya, serta hasil
pekerjaan yang sudah dikerjakan. Laporan ini dibuat sebanyak 3 (tiga) buku
dengan ukuran kertas A4 dan diserahkan saat berakhirnya pekerjaan.

II - 45
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM Desa Munduk Kecamatan Banjar
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Buleleng

b. Gambar Rencana (A3)


Gambar Perencanaan ini berisi seluruh produk gambar rencana yang
direncanakan yang harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku dengan ukuran
kertas A3 dan diserahkan pada akhir masa kontrak.
c. Dokumen Pengadaan/Lelang
Dokumen ini berisikan tentang Dokumen Pengadaan yang sesuai dengan
Perpres 70 Tahun 2012 serta Spesifikasi dari semua jenis item pekerjaan,
yang harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku dengan ukuran kertas A4 dan
diserahkan pada akhir masa kontrak.
d. Rencana Anggaran Biaya
Berisikan laporan hasil volume dan perkiraan biaya pekerjaan fisik yang
harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku dengan ukuran kertas A4 dan
diserahkan pada akhir masa kontrak.
e. Bill of Quantity
Berisikan laporan hasil volume dan perkiraan biaya pekerjaan fisik yang
harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku dengan ukuran kertas A4 dan
diserahkan pada akhir masa kontrak
f. Soft Copy File
Soft Copy seluruh hasil perencanaan ( Auto Cad, World, Excel, Mapinfo dll)
yang dituangkan dalam Compact Disk (CD) sebanyak 3 (tiga) keping dengan
kualitas CD yang baik.

II - 46

Anda mungkin juga menyukai