2.1 FISIOGRAFI
Secara fisiografi pulau Bali merupakan pulau paling barat dari deretan kepulauan Nusa
tenggara dan hanya dapat dibedakan menjadi dua bagian utara dan bagian selatan.
Menurut Van Bemmelen (1919) bagian Selatan merupakan Zone Pegunungan Selatan
disusun oleh batu gamping berumur neogen tua, dan Bagian Utara merupakan Zone
Depresi dijumpai gunung api muda berumur kwarter. Rangkaian kepulauan sepanjang
2000 km disebelah timur Pulau Jawa ini menurut Hamilton (1979) adalah merupakan
suatu sistem yang disebut Busur Banda. Deretan kepulauan vulkanis ini mempunyai
bentuk melengkung dan berakhir disekitar Laut Banda Maluku. Kegiatan vulkanis atau
aktivitas gunung api tersebut menyebabkan terbentuknya lapisan tebal batuan gunung api,
sebagaimana batuan penyusun Pulau Bali.
2.2 GEOMORFOLOGI
Geomorfologi Regional Pulau Bali secara umum dapat dikelompokkan menjadi 4 satuan
Geomorfologi yaitu:
- Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial Utara
- Satuan Geomorfologi Gunung api Bali Tengah
- Satuan Geomorfologi Dataran Sedimen Selatan
- Satuan Geomorfologi Karst.
II-1
Penyelidikan Geolistrik Di Shortcut 5-6 Desa Wanagiri
Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
2.3 MORFOLOGI
Kabupaten Buleleng berada di belahan utara Pulau Bali, memanjang dari barat ke timur,
dengan batas-batas di sebelah barat Kabupaten Jembrana, di sebelah selatan Kabupaten
Tabanan, Badung, dan Bangli serta di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten
Karangasem. Sedangkan di sebelah Utara berbatasan dengan laut Jawa dan Bali.
Kabupaten Buleleng memiliki luas wilayah 1.365, 88 Km2 atau 24,25 % dari luas
Provinsi Bali, dengan panjang pantai ± 157 Km. Secara administrasi Kabupaten Buleleng
terdiri dari 9 Kecamatan, 129 Desa, 19 Kelurahan, dan 169 Desa Adat.
II-2
Penyelidikan Geolistrik Di Shortcut 5-6 Desa Wanagiri
Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
Letak Kabupaten Buleleng secara geografis berada pada posisi 8o, 03’ 40” – 8o, 23’ 00”
Lintang Selatan dan 114o, 25’ 55” – 115o 27’ 28” Bujur Timur.
TOPOGRAFI
IKLIM
Wilayah Kabupaten Buleleng mempunyai iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim
yang berganti setiap 6 bulan. Buleleng termasuk pada daerah bayang-bayang hujan, dengan
curah hujan berkisar antara Bulan Oktober - Bulan April, sedangkan musim panas berkisar
antara Bulan April - Bulan Oktober. Kondisi Buleleng yang Nyegara Gunung, dimana di
bagian selatan merupakan perbukitan dan pegunungan menjadikan curah hujan ataupun
intensitas hujan relatif lebih tinggi di wilayah Buleleng bagian Selatan, boleh dikatakan
hampir tidak ada bulan-bulan kering terutama di sekitar Danau Tamblingan dan Danau
Buyan.
II-3
Penyelidikan Geolistrik Di Shortcut 5-6 Desa Wanagiri
Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
batuan karbonat, dimulai dari bawah dengan batuan lempung-napalan dan teratasnya
gamping.
Diatas formasi Ulakan terdapat formasi Sorga (Ms) yang terdiri atas tufa napal dan
batupasir. Singkapan yang cukup luas terdapat dibagian tengah Daerah Aliran Sungai
Sorga. Batuan umumnya miring kearah selatan dan sedikit tenggara ( 170o – 190o )
dengan kemiringan sedang hingga cukup curam ( 20 o – 50o). Kandungan fosil banyak
mirip dengan yang terdapat pada formasi Ulakan, sehingga umurnya diperkirakan Miosen
Tengah.
Diatas formasi Sorga terdapat formasi Selatan (Msl) yang terutama tersusun oleh
batugamping, yang berumur Miosen-Pliosen. Formasi ini menempati Semenanjung
Selatan. Formasi ini menmpati Semenanjung Selatan, yaitu Jazirah bukit dan Pulau Nusa
Penida. Perlapisan yang jelas tidak tampak.
Formasi lainnya digolongkan dalam Batuan Gunung api Pulaki (Pp), yakni sekelompok
batuan beku yang umumnya bersifat basal yang terdiri atas lava dan breksi. Sebarannya
terbatas didekat Pulaki dibagian Barat laut Pulau Bali. Didaerah ini terdapat sejumlah
kelurusan (lineament) yang berarah baratlaut dan dapat dikenali dalam potret udara
setidaknya sebagian, dapat dihubungkan dengan adanya proses penseseran.
II-4
Penyelidikan Geolistrik Di Shortcut 5-6 Desa Wanagiri
Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
Ketidak Selarasan
Pliosen(?) Formasi Asah, lava breksi, tufa batuapung dengan isian rekahan bersifat
gampingan.
Formasi Prapat Agung, batu gamping, batu pasir gampingan, napal.
Miosen-Pliosen Batuan Gunung api Pulaki, Lava, Breksi.
2.5 GEOLOGI
Geologi daerah kawasan Kabupaten Tabanan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
terdiri dari batuan gunung api dan alluvium dimana susunan batuannya dari yang tertua
sampai dengan yang termuda adalah sebagai berikut :
Batuan Formasi Asah :
Satuan batuan yang tersingkap didaerah penelitian terdiri dari lava, breksi dan tufa,
batu apung.
Batuan lava tersebut adalah sebagai batuan dasar yang membentuk pegunungan dan
menurun sampai kearah pedataran pantai/aluvium dan tufa pasiran, batu apung
dengan isian rekahan bersifat gampingan. Batuan Formasi Asah terebut berumur
Pliosen Atas.
Batuan Gunung Api Buyan - Bratan Purba dan Batur Purba :
Batuan tersebut berumur Kuarter dimana batuannya adalah lava, dimana hasil
penyelidikan terdahulu secara visual sifat fisiknya : komposisi batuan adalah
basaltic, membentuk struktur kekar berlembar yang cukup intensif, warna hitam,
tekstur Afanitik dan sebagian porfiritik. Batuan ini dari sifat fisiknya dapat
meluluskan air dari bidang kekarnya.
II-5
Penyelidikan Geolistrik Di Shortcut 5-6 Desa Wanagiri
Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
Endapan Aluvium :
Batuan endapan pantai yang termuda (berumur Kwarter Atas) dan sampai sekarang
masih berlangsung proses pengendapannya, dimana batuannya adalah hasil dari
rombakan dan terdiri dari endapan pantai seperti pasir, kerikil, lempung, cangkang -
kerang dan fragmen batuan beku yang telah mengalami pelapukan dan transportasi
kedaerah yang lebih rendah dan relatif datar.
Kebutuhan masyarakat akan air minum di Kabupaten Badung terus meningkat. Sebagian
besar dikonsumsi/ pemakaiannya untuk rumah tangga disusul oleh usaha/Industri. Bila
jumlah penduduk tersebut diatas dikaitkan dengan kebutuhan akan air bersih, maka perlu
untuk dibedakan antara keperluan yang satu dengan yang lainnya yaitu antara lain
kebutuhan air domestik (rumah tangga) dan kebutuhan air non domestik yang terdiri dari
kebutuhan air untuk industri, akomodasi pariwisata (hotel, pondok wisata, restaurant,
pencucian mobil) dan untuk fasilitas umum lainnya seperti perkantoran, pendidikan,
kesehatan/puskesmas, tempat ibadah, pasar dan lain-lain. Penyediaan air bersih adalah
merupakan bagian dari pada fasilitas-fasilitas prasarana yang harus terus
dikembangkan.Walaupun daerah tersebut dapat dikatakan memiliki sumber air yang
cukup, namun peningkatan kebutuhan air baku yang setiap tahunnya mengalami
peningkatan terus, seirama dengan lajunya jumlah pertumbuhan penduduk, dan juga dari
berbagai sektor, sehingga menimbulkan persaingan kebutuhan akan sumber-sumber air
yang akhirnya diperlukan perencanaan yang cermat, agar semua kebutuhan dapat
dipenuhi secara cukup dan dapat didistribusikan secara merata.
2.7 Industri
Daerah Kabupaten Tabanan merupakan daerah pariwisata yang umumnya memanfaatkan
sumber air untuk berbagai fasilitas seperti air irigasi dan non irigasi (domestik/rumah
tangga dan non domestik/industri, akomodasi pariwisata/hotel, dan fasilitas umum
II-6
Penyelidikan Geolistrik Di Shortcut 5-6 Desa Wanagiri
Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
2.9 Hidrogeologi
2.9.1 Tinjauan Umum
Hidrogeologi adalah ilmu yang membahas masalah sumber air bawah tanah yang
bertalian dengan cara penyebaran, pengaliran, sifat kimia dan potensi sumber air bawah
tanah dalam hubungannya dengan lingkungan geologi.
Air bawah tanah yang dimaksudkan adalah semua air yang terdapat dalam lapisan
pengandung air dibawah permukaan tanah, termasuk didalamnya mata air yang muncul
secara ilmiah diatas permukaan tanah.
Air bawah tanah itu dipisahkan menjadi air tanah tak tertekan (dangkal) dan air tanah
tertekan (dalam). Air tanah tak tertekan adalah air tanah yang terdapat akuifer yang pada
bagian bawahnya dibatasi lapisan kedap air sedangkan bagian atasnya tidak ditutupi
lapisan kedap air. Sedangkan air tanah tertekan air tanah yang terdapat pada akuifer yang
dibatasi lapisan kedap air dibagian atas maupun bawahnya.sedangkan air tanah yang
muncul dipermukaan tanah secara alami disebut mata air atau rembesan.
Parameter pembentukan air tanah ini adalah air hujan yang meresap ketanah didaerah
imbuhnya (recharge area) dan sebagian tersimpan didalam akuifer serta sebagian lagi
keluar secara alami didaerah luar (discharge area).
2.9.2 Akuifer
II-7
Penyelidikan Geolistrik Di Shortcut 5-6 Desa Wanagiri
Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
Batuan yang menutupi daerah penyelidikan terdiri atas beberapa jenis batuan yang
masing-masing mempunyai kesarangan dan kelulusan yang berbeda-beda. Berdasarkan
hal itu, daerah ini dipisahkan menjadi 2 (dua) sistem akuifer yakni :
1. sistem akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir
2. sistem akuifer dengan aliran meialui celahan dan ruang antar butir.
2.9.4 Sistem akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir.
Batuan penyusun akuifer ini terdiri atas ragam batuan klastika dari batuan folkanik seperti
Lempung, Pasir Tufaan, Pasir Halus batuan ini umumnya bersifat padu kecuali batuan
terlapukan. Kesarangan dan kelulusan termasuk tinggi.
II-8