Anda di halaman 1dari 14

MORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA

PULAU BALI 1. Letak Geografis, Batas Administrasi, dan Luas Wilayah Secara
geografis Provinsi Bali terletak pada 8 3'40" - 8 50'48" Lintang Selatan dan 114 25'53" - 115
42'40" Bujur Timur. Pulau Bali merupakan daerah kepulauan nusantara bagian tengah dan
dikelilingi oleh laut. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan
yang memanjang dari barat ke timur. Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok.

BATAS FISIK PULAU BALI

Utara : Laut Bali Timur : Selat Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat) Selatan :
Samudera Indonesia Barat :Selat Bali (Propinsi Jawa Timur) Secara administrasi, Provinsi Bali
terbagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung,
Gianyar, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang juga merupakan
ibukota provinsi. Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu
Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung,
Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas
total wilayah Provinsi Bali adalah 5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km.

Topografi Provinsi Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi
sebagian besar wilayah. Relief Pulau Bali merupakan rantai pegunungan yang memanjang dari
barat ke timur. Di antara pegunungan itu terdapat gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung
Agung (3.142 m) dan Gunung Batur (1.717 m). Beberapa gunung yang tidak aktif lainnya
mencapai ketinggian antara 1.000-2.000 m.

6 Rantai pegunungan yang membentang di bagian tengah Pulau Bali menyebabkan wilayah ini
secara geografis terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu Bali Utara dengan dataran
rendah yang sempit dari kaki perbukitan dan pegunungan dan Bali Selatan dengan dataran
rendah yang luas dan landai. Ditinjau dari kemiringan lerengnya, Pulau Bali sebagian besar
terdiri atas lahan dengan kemiringan antara 0-2 % sampai dengan 15-40 %. Selebihnya adalah
lahan dengan kemiringan di atas 40 %.
7 Ditinjau dari ketinggian tempat, Pulau Bali terdiri dari kelompok lahan sebagai berikut: 1.
Lahan dengan ketinggian 0-50 m di atas permukaan laut mempunyai permukaan yang cukup
landai meliputi areal seluas 77.321,38 ha. 2. Lahan dengan ketinggian 50-100 m di atas
permukaan laut mempunyai permukaan berombak sampai bergelombang dengan luas 60.620,34
ha. 3. Lahan dengan ketinggian 100-500 m di seluas 211.923,85 ha didominasi oleh keadaan
permukaan bergelombang sampai berbukit. 4. Lahan dengan ketinggian 500-1.000 m di atas
permukaan laut seluas 145.188,61 ha. 5. Lahan dengan ketinggian di atas 1.000 m di atas
permukaan laut seluas 68.231,90 ha.

8 4. Morfologi Morfologi wilayah Provinsi Bali terdiri dari daerah dataran rendah pantai, sungai,
rawa, danau, dataran vulkanik, serta dataran sendimen yang berbentuk landai dengan kemiringan
0-5 % dan ketinggian berkisar 0-25 m di atas permukaan laut. Kondisi morfologi ini mempunyai
tingkat erosi permukaan yang kecil, dan beberapa tempat merupakan daerah abrasi serta proses
pengendapan aktif, terutama di daerah Teluk Benoa, Singaraja, dan Gilimanuk.

9 Peta Geomorfologi Bali Jalan Jalan Kolektor Jalan Lainnya Jalan arteri Sungai Sungai Anotasi
Anotasi Hidrologi Daratan Geomorfologi Marin Fluvial Vulkanik Struktural Dedudasional Karst
Laut, Sungai, Danau Raster Citra Raster

10 Karst : 90 % Marin : 6 % Vulkanik : 1 % Daratan : 2 %

11 Daerah perbukitan dengan relief halus hingga kasar dengan kemiringan landai hingga terjal
(2-70 %) pada ketinggian 0-1.380 meter di atas permukaan laut, terutama pada tebingtebing
sungai yang memiliki kemiringan yang terjal (>70 %). Batuannya terdiri dari batuan sedimen
(pasir kompak dan konglomerat) dan batuan vulkanik tua yang terdiri dari breksi gunung api,
lava, tufa yang bersifat keras dan kompak. Tingkat erosi permukaan kecil sampai besar. Pada
daerah berrelief sedang, abrasi cukup kuat dengan beberapa tempat merupakan daerah
berkemungkinan longsor terutama pada batuan dasar konglomerat dan pada tebing-tebing yang
terjal.

12 Pegunungan berelief halus sampai kasar, batuannya terdiri dari endapan vulkanik dari
Gunung Buyan - Beratan dan Gunung Batur berupa lahar yang bersifat agak kompak dan batuan
vulkanik dari Gunung Agung berupa tufa dan lahar yang bersifat agak lepas. Daerah ini
mempunyai kemiringan antara 0-70 % dan beberapa tempat memiliki kemiringan terjal, terutama
pada tebing sungai. Daerah ini terletak pada ketinggian antara 200-300 meter di atas permukaan
laut. Tingkat erosi permukaan tergolong kecil sampai besar, sedangkan abrasi masih aktif untuk
pegunungan berelief halus hingga sedang

13 7. Keadaan Alam dan Penduduk Keadaan alam Pulau Bali memanjang dari barat ke timur
yang dikelilingi oleh lautan. Pantai-pantai di Bali merupakan dataran rendah yang sempit,
kecuali bagian selatan. Pantai-pantai yang terkenal antara lain: Pantai Sanur, Pantai Kuta,
Bedugul, Tanjung Benoa, dan lain-lain. Pegunungan di Bali membentang dari barat ke timur, di
antaranya: Gunung Merbuk, Gunung Patas, Gunung Batur, Gunung Abang, Gunung Bratan, dan
Gunung Agung. sekitar 70% penduduk di Bali Selatan bekerja dengan bercocok tanam.
Sebaliknya, di Bali Utara lahan pertaniannya sempit, sehingga penduduk Bali Utara lebih banyak
menanam tanaman perkebunan, di antaranya: kopi, teh, tebu, dan kelapa.

14 Kepulauan Nusa Tenggara Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal,
yang merupakan perluasan busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang membujur dari timur
sampai pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores,
Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali. Sedangkan dibagian selatan dibentuk oleh pulau-
pulau Timor, Roti, Sawu, Raijua dan Dana. Punggungan geantiklinal tersebut bercabang di
daerah Sawu. Salah satu cabangnya membentuk sebuah ambang yang turun ke laut melewati
Raijua dan Dana, berakhir ke arah punggungan bawah laut di selatan Jawa. Cabang lain
merupakan rantai penghubung dengan busur dalam yang melintasi daerah dekat Sunda.

16 Citra Raster Peta Geomorfologi NTB Jalan Jalan Kolektor Jalan Lainnya Jalan arteri Sungai
Sungai Anotasi Anotasi Hidrologi Daratan Geomorfologi Tidak ada data Vulkanik Fluvial Marin
Laut, Sungai, Danau Dedudasional Struktural Karst Raster

17 Daratan : 3 % Laut, Sungai, Danau : 1 % Vulkanik : 90 % Denudasional : 5 % Karst : 1 %

18 Peta Geomorfologi NTT Jalan Jalan Kolektor Jalan Lainnya Jalan arteri Sungai Sungai
Anotasi Anotasi Hidrologi Daratan Geomorfologi Vulkanik Karst Dedudasional Fluvial
Struktural Laut, Sungai, Danau Raster Citra Raster
19 Daratan : 10 % Vulkanik : 36 % Karst : 6 % Struktural : 45 % Laut, Sungai, Danau : 3 %

20 a. Palung Belakang Di sebelah timur Flores dibentuk oleh bagian barat basin Banda selatan.
Di sebelah utara Flores dan Sumbawa terbentang laut Flores, yang dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu: 1) Laut Flores Barat laut, berupa dataran (platform) yang luas dan dangkal, yang
menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan dangkalan Sunda. 2) Basin Flores Tengah,
berbentuk segitiga dengan puncak terletak di sebelah selatan volkan Lompobatang, yang
berhubungan dengan depresi Walanae. Sedangkan dasarnya terletak di sepanjang pantai utara
Flores, yang merupakan bagian terdalam (-5140). 3) Laut Flores Timur terdiri dari punggungan
dan palung diantaranya, yang menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan punggungan
bawah laut Batu Tara.

22 b) Busur Dalam Busur dalam Nusa Tenggara merupakan kelanjutan dari Jawa menuju Busur
Dalam Banda. Di Nusa Tenggara merupakan punggungan geantiklinal. Selat diantara pulau di
bagian barat dangkal dan menjadi lebih dalam ke arah timur. Fisiografi Sumbawa yang khas
adalah adanya depresi yang memisahkan geantiklinal menjadi beberapa bagian, diantaranya
berupa teluk di bagian timur. Teluk tersebut dipisahkan dari laut oleh pulau Mojo yang
memberikan sifat khas dari depresi antar pegunungan pada puncak geantiklinal.

23 c) Palung Antara dengan Sumba Palung ini berada di antara busur dalam volkanis Jawa-Bali-
Lombok dan punggungan dasar laut sebelah selatan Jawa. Bagian terdalam terdapat di selatan
Lombok, bercabang dua ke arah timur menjadi dua cabang yaitu sebelah utara dan selatan
Sumba. Cabangcabang ini merupakan penghubung antara palung sebelah selatan Jawa dan Basin
Sawu antara Flores timur dan Roti. d) Busur Luar Pulau-pulau di nusa tenggara yang termasuk
busur luar adalah: Dana, Raijua, Sawu, Roti, Seman dan Timor. Punggungan dasar laut dari
selatan Jawa muncul sampai 1200 m dibawah permukaan laut, selanjutnya turun ke arah timur
sampai 4000 m. Palung antara tersebut sebagian terangkat. Selanjutnya sumbu geantiklinal itu
naik lagi sampai ke pulau-pulau Sawu, Dana, Raijua, dan Sawu

24 e) Palung Depan Palung depan Jawa dari sistem pegunungan Sunda itu membentang ke arah
timur. Sampai di Sumba kedalamannya berkurang dan di sebelah selatan Sawu melengkung ke
timur laut sejajar dengan Timor. Sampai di pulau Roti dipisahkan oleh punggungan (1940 m)
terhadap palung Timor.
A. Kondisi geologi pulau bali

Kondisi geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala Miosen
Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping. Di
bagian selatan terjadi pengendapan oleh batu gamping yang kemudian membentuk Formasi
Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih
halus.

Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas permukaan laut.
Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian
tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini terbenam oleh bahan batuan organik
atau endapan yang lebih muda. Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan
berupa bahan yang berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di barat
laut sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke barat
pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan
tersesarkan.

Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan gunung api dari
barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-mula kaldera Buyan-Bratan
dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami gerakan yang menyebabkan
pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut dan
Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian
selatan lebih landai dari bagian Utara. Stratigrafi regional berdasarkan Peta Geologi Bali geologi
Bali tergolong masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.

Menurut Purbohadiwidjoyo, (1974). dan Sandberg, (1909) dalam K.M Ejasta,(1995), secara
geologi pulau bali masih muda, batuan tertua berumur miosen. Secara garis besar batuan di Bali
dapat dibedakan menjadi beberapa satuan yaitu:
Ø Formasi Ulakan

Formasi ini merupakan formasi tertua berumur Miosen Atas, terdiri dari stumpuk batuan yang
berkisar dari lava bantal dan breksi basal dengan sisipan gampingan. Nama formasi Ulakan
diambil dari nama kampung Ulakan yang terdapat di tengah sebaran formasi itu.

Ø Formasi Selatan

Formasi ini menempati semenanjung Selatan. Batuannya sebagian besar berupa batugamping
keras. menurut Kadar, (1972) dalam K.M Ejasta, (1995) tebalnya berkisar 600 meter, dan
kemiringa menuju keselatan antara 7-10o . kandungan fosil yang terdiri dari Lepidocyclina
emphalus, Cycloclypeus Sp, Operculina Sp, menunjukan berumur Miosen. Selain di
semananjung selatan, formasi ini juga menempati Pulau Nusa Penida.

Ø Formasi Batuan Gunungapi Pulaki

Kelompok batuan ini berumur pliosin, merupakan klompok batuan beku yang umumnya bersifat
basal, terdiri dari lava dan breksi. Sebenarnya terbatas di dekat Pulaki. Formasi Prapatagung

Klompok batuan ini berumur Pliosin, menempati daerah Prapatagung di ujung barat Pulau Bali.
Selai batugamping dalam formasi ini terdapat pula batu pasir gampingan dan napal.

Ø Formasi Asah .

mso-fareast-theme-font: minor-latin;">Klompok batuan ini brumur Pliosen menyebar dari


baratdaya Seririt ke timur hingga di baratdaya Tejakula.

Pada lapisan bawah umumnya terdiri dari breksi yang beromponen kepingan batuan bersifat
basal, lava, obsidian. Batuan ini umumnya keras karena perekatnya biasanya gampingan.
Dibagian atas tedapat lava yang kerapkali menunjjukan rongga, kadang-kadang memperlihatkan
lempengan dan umunya berbutir halus. Kerpakali Nampak struktur bantal yang menunjukan
suasana pengendapan laut.

Ø Formasi batuan gunungapi kuarter bawah


Kwarter di Bali di Dominasi oleh batuan bersal dari kegiatan gunung api. berdasarkan
morfologinya dapat diperkirakan bahwa bagian barat pulau Bali ditempati oleh bentukan tertua
terdiri dari lava, breksi dan tufa.

Ø Formasi batuan gunungapi kwarter

Kegiaan vulkanis pada kwarter menghasilkan terbentuknya sejumlah kerucut yang umumnya
kini telah tidak aktif lagi. Gunungapi tersebut menghasikan batuan tufa dan endapan lahar
Buyan-Beratan dan Batur, batuan gunungapi Gunung Batur, batuan gunungapi Gunung Agung,
batuan gunungapi Batukaru, lava dari gunung Pawon dan batuan gunungapi dari kerucut-kerucut
subresen Gunung Pohen, Gunung Sangiang dan gunung Lesung. Gunungapi-gunungapi tersebut
dari keseluruhannya hanya dua yang kini masih aktif yaitu Gunung Agung dan Gunung Batur di
dalam Kaldera Batur.

GENESA BAHAN GALIAN DI PULAU BALI

a) Kompleks daerah vulkanik Bali.

Vulkanisme ialah peristiwa alam yang berhubungan dengan pembentukan gunung api, yaitu
pergerakan magma di kulit bumi (litosfer) menyusup ke lapisan lebih atas atau keluar permukaan
bumi.

Komplek daerah volkanik di Bali dapat dibagi menjadi empat komplek yaitu:

ü Komplek Vulkanik di Bali Bagian Barat.

Wilayah ini meliputi daerah pegunungan mulai dari Gunung Patas kearah barat sampai dekat
Gilimanuk. Puncak-puncak separti gunung kelatakan, gunung sangiang, gunung Merbuk, dan
Gunung Mesehe termasuk didalam unit ini. Jenis batuannya lava breksi, batu pasir, dan tufa
merupakan bahan induk tanah yang terbentuk di daerah yang bertofografi barat ini.

ü Komplek Gunungapi Buyan – Beratan


Gunung Buyan - Beratan adalah komplek pegunungan di bagian tengah Bali, dan puncak-
puncak gunung yang saat dapat kita lihat seperti membentengi daerah tersebut merupakan bagian
dari gunungapi Beratan Buyan purba.

ü Gunung api Batur

Menurut Kemmerling, (1918) dan Stehn, (1928) dalam I.S. Sutawidjaja, dkk, (1990). Kaldera
Batur merupakan ketel raksasa berukuran 13,8 x 10 km. Kaldera ini tertutup dari segala arah,
merupakan salah satu kaldera terbesar dan terindah di dunia (van Bemmelen, 1949) dalam (I.S.
Sutawidjaya, 1990). Pematang kaldera tingginya berkisar antara 1267 m 2152 m (Puncak G.
Abang).

Komplek Gunung Agung dan Gunung Seraya

Komplek ini terletak pada bagian timur pulau Bali dengan titik tertinggi sekaligus titik tertinggi
di Bali setinggi 3.148 m (dpal) dan terakhir meletus pada Maret 1963. merupakan komplek
gunungapi yang cukup luas. Disebelah timur klungkung terdapat medan lahar yang cukup luas
dari hasil letusan gunung Agung. Timbunan lahar yang sangat luas juga terdapat di lereng utara
Gunung Agung, mulai dari Batudawa disebelah barat Culik, dekat Tianyar

ü Depresi Karangasem

Terdapat disebalah barat daerah Gunung Seraya. Daerah ini lebih hijau dibandingkan dengan di
sekitarnya. Ini disebabkan karena daerah ini mendapat rembesan air tanah yang keluar dari
lapisan-lapisan tanah Gunung Agung, dan sungai-sungai pada daerah ini tidak kering pada
musim kemarau.

ü Gugusan bukit Sidemen

Terdapat di sebelah barat depresi Karangasem, terdiri dari barisan bukit-bukit yang renadah,
dengan tinggi tidak melebihii 800 m. gugusan Bukit Sidemen ini dipisahkan dengan gunung
Gunung Agung oleh sebuah pelana yang dinamakan Sebetan. Sedangkan material bukit ini
terdiri dari lapisasn breksi.

Proses terbentuknya emas di pulau bali


Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa
endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan
pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas
dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser.

Daerah keterdapatan emas di pulau bali

Emas di bali terdapat di desa celuk dan Budakeling terletak di Kabupaten Karangasem

Kegunaan

a) Sebagai perhiasan

b) Sebagai kesehatan gigi

c) Sebagai perlengkapan pesawat ruang aangkasa

d) Produksi perangkat elektronik

e) Bahan membuat penghargaan

f) Terapi kecantikan

Proses terbentuknya mangan di pulau bali

Mangan dapat terbentuk akibat kontak metasomatisme yaitu proses kontak yang terjadi antara
bebatuan dengan air panas (hydrothermal) atau fluida lainnya atau perubahan kimia pada batuan
oleh larutan hydrothermal yang umumnya berasosiasi dengan metamorfisme kontak dan
membentuk mined deposits atau endapan yang dapat ditambang

Daerah keterdapatan mangan di pulau bali terdapat di desa celuk dan Budakeling terletak di
Kabupaten Karangasem

Kegunaan

Mangan memiki beberapa kegunaan diantaranya:


a) Sebagai produk besi-baja

b) Sebagai campuran aluminium

c) Sebagai industri baterei kering

d) Sebagai bahan pembuatan keramik dan gelas

e) Untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi.

f) memberi warna lembayung pada kaca.

3. Tembaga (Cu)

Proses terbentuknya daerah kterdapatan

Tembaga (Cuprum, Cu) itu jenis mineral (logam) yang berada di atau bercampur dengan
tanah. Jadi, tahap pertamanya adalah menemukan kawasan yang mengandung Cu. Tanah yang
mengandung Cu itu kemudian digali dan dipisahkan. Yang diambil dari pemisahan itu disebut
bijih.

Bijih Cu biasanya membentuk senyawa oksida, sulfida dan karbonat. Bijih bisa juga membentuk
pirit tembaga (CuFeS2), Cu galena (Cu2S), kuprit (Cu2O), malasit [Cu(OH)2.CuCO3], dan
azurit [Cu(OH) 2.2CuCO3]. Yang paling banyak ditemukan di alam adalah bijih tembaga-besi
sulfida(CuFeS2), merupakan campuran besi sulfida dan tembaga sulfida.

Keterdapatan tembaga di pulau bali

di bali terdapat di desa celuk dan Budakeling terletak di Kabupaten Karangasem

Kegunaanya yaitu:

a) Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo

b) Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal
c) Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi methanol menjadi
metanal.

d) Digunakan untuk menambah kekuatan dan kekerasan mata uang dan perkakas – perkakas
yang terbuat dari emas dan perak.

e) Dalam industri, tembaga banyak digunakan dalam industri cat, industri fungisida serta
dapat digunakan sebagai katalis, baterai elektroda, sebagai pencegah pertumbuhan lumut,
turunan senyawa – senyawa karbonat banyak digunakan sebagai pigmen dan pewarna kuningan.

STRUKTUR GEOLOGI PULAU BALI

Struktur geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala
Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu
gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh batu gamping yang kemudian membentuk
Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen
yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas
permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan
berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini terbenam oleh bahan
batuan organik atau endapan yang lebih muda. Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara
terjadi endapan berupa bahan yang berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi
Asah. Di barat laut sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin
ke barat pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen
terangkat dan tersesarkan. Kegiatan gunungapi lebih banyak terjadi di daratan, yang
menghasilkan gunungapi dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-
mula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami gerakan
yang menyebabkan pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke
permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang tidak
simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian Utara. Stratigrafi regional berdasarkan Peta
Geologi Bali. Geologi Bali tergolong masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen
Tengah.
TUGAS

GENESA BAHAN GALIAN

Oleh

HERI BUDIANSYAH

NIM : 41502A0021

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

FAKULTAS TEKNIK

PRODI TEKNIK D3. PERTAMBANGAN

2016

Anda mungkin juga menyukai