Anda di halaman 1dari 21

Morfometri DAS

Pengertian DAS

 Daerah Aliran Sungai (DAS)


adalah suatu wilayah daratan
yang secara topografi dibatasi
oleh punggung-punggung
pegunungan yang merupakan
batas topografi sebagai tempat
menampung dan menyimpan air
hujan yang kemudian
menyalurkannya (air, sedimen,
dan unsur hara) ke muara
melalui sungai utama (outlet).
Fungsi DAS

a. Sebagai satu kesatuan bentang lahan


DAS, meliputi: fungsi keruangan dan
fungsi produksi
b. Sebagai satu kesatuan hidrologis sebagai
tempat berlangsungnya proses hidrologi
untuk mengubah input menjadi output
c. Sebagai satu kesatuan ekosistem yaitu
sebagai tempat interaksi/interelasi antara
komponen-komponen ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem
ekologi yang terdiri atas komponen-
Ekosistem DAS komponen yang saling berintegrasi
sehingga membentuk satu kesatuan.
Komponen ekosistem terdiri dari
komponen biotik dan abiotik yang saling
mempengaruhi satu sama lain.
Sifat ekosistem tergantung dari
jumlah dan jenis komponen yang
menyusunnya. Sementara, besar kecilnya
ekosistem bergantung pada batas dan
pandangan yang diberikan dalam
ekosistem tersebut.
Manusia adalah salah satu
komponen yang penting dan sangat
dinamis karena dalam menjalankan
aktivitasnya seringkali mengakibatkan
dampak pada salah satu komponen
lingkungan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi ekosistem secara
keseluruhan. Gangguan tersebut pada
dasarnya adalah gangguan pada arus
materi, energi, dan informasi antar
komponen ekosistem yang tidak seimbang
(Odum, 1972).
Pembagian Ekosistem DAS

a. Daerah Hulu (Upperland)


merupakan daerah konservasi
mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi
bukan daerah banjir
pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola
drainase
daerah dengan kemiringan lereng besar (> 15%)
jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan
daerah ini sangat peka terhadap kerusakan
sehingga masalah utama adalah perlindungan

b. Daerah Tengah (Middle Land) c. Daerah Hilir (Lowerland)


 merupakan daerah transisi antara karakteristik  merupakan daerah pemanfaatan
 kerapatan drainase lebih kecil
biogeofisik daerah hulu dan hilir  kemiringan lereng kecil sampai sangat kecil (< 8%)
 masalah utama daerah ini adalah perlindungan  di beberapa tempat merupakan daerah banjir
dan pemanfaatan  pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan
irigasi
 jenis vegetasi didominasi tanaman pertanian kecuali
daerah estuaria yang didominasi oleh hutan
bakau/gambut
Pola Aliran Sungai
 Pola aliran suatu sungai besar dapat terbentuk oleh sungai-sungai yang lainnya yang secara bersama-sama
mengalirkan/mengeringkan air membuat jaringan kerja drainase. Dalam suatu DAS, sungai-sungai (baik utama maupun
cabang) secara keseluruhan membentuk suatu pola jaringan. Umumnya dipengaruhi oleh struktur geologi daerah. Pola aliran
DAS tidak selalu sama antara DAS yang satu dengan DAS yang lain bahkan dalam satu DAS dapat terbentuk beberapa pola
aliran yang dikendalikan oleh struktur geologi seperti kekar, jenis kemiringan lapisan, lipatan, dsb.
 Menurut penelitian yang dilakukan dalam skala DAS, pola aliran berpengaruh terhadap kerapatan dalam menentukan besar
debit puncak dan waktu lamanya.
 Arthur D. Howard telah mengklasifikasikan pola aliran sungai dalam beberapa kategori yaiti pola dasar, modifikasi pola dasar
dan gabungan modifikasi pola dasar. Dengan demikian setiap pola mencerminkan struktur dan proses yang mengontrolnya.
Telah dikenal 8 pola dasar aliran sungai yaitu:
Pola Sungai
a. Dendritik
pola aliran dengan cabang-cabang sungai menyerupai garis penampang atau pertulangan daun. Pola berbentuk cabang/mendaun ini
umumnya terbentuk pada lapisan sedimen mendatar sedimen-sedimen yang satu jenis, atau batuan yang mempunyai resistensi yang
sama.
b. Rektangular
Pola berbentuk menyudut ini hampir sama dengan trelis, hanya jumlah sungai yang lebih sedikit / orde sungai sedikit. Pola aliran ini
umumnya di wilayah batuan beku. Bentuk alur sungai ini lurus mengikuti struktur patahan dengan ditandai bentuk sungai yang tegak
lurus. Pola sungai rektengular biasanya berkembang pada batuan yang resisten terhadap erosi, tipe erosi cenderung seragam, namun
dikontrol oleh kekar dua arah dengan sudut yang saling tegak lurus.
c. Trelis
Pola berbentuk pagar ini terbentuk pada daerah batuan sedimen yang miring / terlipat / pada daerah batuan sedimen yang terubah.
Dapat juga pada daerah dengan patahan dan sesar yang saling tegak lurus atau pada daerah dengan bukit-bukit sejajar.
Pola Aliran Sungai
d. Radial
Pola aliran radial adalah pola sungai dengan aliran
yang arahnya terdistribusi atau menyebar secara
radial dari ketinggain tertentu menuju daerah
bawah. Bentuknya menyerupai gunung berapi atau
puncak intrusi magma.
e. Pola Aliran Radial Sentripetal
Pola sungai radial sentripetal adalah pola yang
bentuknya berlawanan dengan pola radial. Pola ini
membentuk alur sungai yang mengarah ke tempat
yang cekung.
f. Pola Aliran Pararel
Pola aliran sungai pararel adalah pola aliran yang
terdapat di daerah yang sangat luas denga
kemiringan yang curam. Kemiringan ini
menyebabkan gradien sungai menjadi besar
sehingga mengalirkan air ke tempat terendah
dengan bentuk jalur yang hampir lurus. Pola ini
dapat ditemukan di kawasan daratan pantai yang
masih muda dengan lereng asli yang kemiringannya
mengarah ke laut.
Pola Aliran Sungai
f. Anular
Pola berbentuk cincin ini terletak di daerah sekitar bumbungan (kubah). Pola aliran ini merupakan
bentuk variasi dari pola sungai beraliran radial. Pola annular dapat ditemukan pada daerah dome
g. Pola Aliran Pinnate
Pola aliran pinnate adalah pola aliran air sungai yang pada bagian mura anak sungai membentuk sudut
lancip dengan induk sungai. Sungai jenis ini dapat ditemukan di bukit-bukit yang memiliki lereng terjal.
Morfometri DAS
Morfometri DAS merupakan ukuran
kuantitatif karakteristik DAS yang
terkait dengan aspek geomorfologi
suatu daerah. Karakteristik ini terkait
dengan proses pengatusan (drainase)
air hujan yang jatuh di dalam DAS.
Parameter tersebut adalah luas DAS,
bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan
aliran, pola aliran, dan gradien
kecuraman sungai.
Morfometri DAS
 Morfometri DAS, didefinisikan sebagai aspek kuantitatif suatu bentuk lahan.
Morfometri DAS merupakan suatu cara untuk mengetahui nilai kuantitatif
jaringan sungai. Pada morfometri umumnya berkaitan dengan topografi,
batuan dan iklim suatu daerah. Unsur morfometri DAS sendiri diantaranya
adalah luas, panjang, lebar, bentuk dan orde tingkat percabangan
sungai, kerapatan sungai serta pola pengaliran sungai. Metode yang
digunakan dalam kajian ini bersifat deskriptif dari data sekunder Sungai S
 Analisis kuantitatif dari sistem DAS penting untuk dilakukan agar karakteristik
DAS dapat diketahui
LUAS DAS

a) Luas DAS
DAS merupakan tempat pengumpulan
presipitasi ke suatu sistem sungai. Luas
daerah aliran dapat diperkirakan
dengan mengukur daerah tersebut pada
peta topografi.
Panjang dan Lebar DAS

Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke arah hulu
sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar DAS adalah perbandingan antara luas DAS
dengan panjang sungai induk.

Lebar = Luas DAS/Panjang Sungai Induk


Kemiringan DAS

Gradien atau kemiringan sungai dapat


diperoleh dengan persamaan sebagai
berikut:

g = Jarak Vertikal/Jarak Horisontal

Ket :
g = Gradien Sungai
J. Vertikal = Beda tinggi antara hulu
dengan hilir (m)
J. Horisontal = Panjang sungai induk (m)
BENTUK DAS

b) Bentuk DAS
Bentuk DAS mempengaruhi waktu
konsentrasi air hujan yang mengalir menuju
outlet.
Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin
singkat waktu konsentrasi yang diperlukan,

sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang


terjadi. Sebaliknya semakin lonjong bentuk
DAS,
waktu konsentrasi yang diperlukan semakin
lama sehingga fluktuasi banjir semakin
rendah.
Bentuk DAS
Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk
menentukan bentuk DAS dapat diketahui dngan
terlebih dahulu menentukan nilai Rc nya.

Rc = 4пA/P2

dengan
Rc = Basin circularity
A = Luas DAS (m2)
P = Keliling (m)
п = 3,14
Jaringan sungai
 Jaringan sungai dapat mempengaruhi besarnya debit aliran
sungai yang dialirkan oleh anak-anak sungainya.
 Parameter ini dapat diukur secara kuantitatif dari nisbah
percabangan yaitu perbandingan antara jumlah alur sungai
orde tertentu dengan orde sungai satu tingkat di atasnya.
 Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nisbah
percabangan berarti sungai tersebut memiliki banyak anak-
anak sungai dan fluktuasi debit yang terjadi juga semakin
besar.
 Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam
urutannya terhadap induk sungai pada suatu DAS. Semakin
banyak jumlah orde sungai, semakin luas dan semakin
panjang pula alur sungainya. Orde sungai dapat ditetapkan
dengan metode Horton, Strahler, Shreve, dan Scheidegger.
 Namun pada umumnya metode Strahler lebih mudah
untuk diterapkan dibandingkan dengan metode yang lainnya.
 Berdasarkan metode Strahler,alur sungai paling hulu yang
tidak mempunyai cabang disebut dengan ordepertama (orde
1), pertemuan antara orde pertama disebut orde kedua (orde
2), demikian seterusnya sampai pada sungai utama ditandai
dengan nomor orde yang paling besar
Jaringan Sungai
Kerapatan aliran sungai
Kerapatan aliran sungai menggambarkan kapasitas penyimpanan air
permukaan dalam cekungan-cekungan seperti danau, rawa dan badan
sungai yang mengalir di suatu DAS. Kerapatan aliran sungai dapat
dihitung dari rasio total panjang jaringan sungai terhadap luas DAS yang
bersangkutan. Semakin tinggi tingkat kerapatan aliran sungai, berarti
semakin banyak air yang dapat tertampung di badan-badan sungai.
Kerapatan aliran sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan
banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut dapat
diperoleh dengan persamaan:
Dd = L/A
Dengan
Dd= indeks kerapatan aliran sungai (km/km )
L= jumlah panjang sungai termasuk panjang anak-anak sungai (km)
A= luas DAS (km )
Berdasarkan indeks tersebut dapat dikatakan bahwa indeks kerapatan
sungai menjadi kecil pada kondisi geologi yang permeable, tetapi
menjadi besar untuk daerah yang curah hujannya tinggi.
Disamping itu, jika nilai kerapatan aliran sungai:
< 1 mile/mile (0.62 km/km ), maka DAS akan sering
mengalamipenggenangan
> 5 mile/mile (3.10 km/km ), maka DAS akan sering
mengalami kekeringan
Jaringan Sungai

Tingkat percabangan sungai


Untuk menghitung tingkat percabangan sungai
dapat digunakan rumus:

Rb = Nu/Nu+1

Dengan :
Rb = Indeks tingkat percabangan sungai
Nu = jumlah alur sungai untuk orde ke u
Nu + 1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1
Analisis Morfometri
 Interaksi antara kondisi geomorfologi dengan karakteristik hidrologi dapat
dicerminkan dari kondisi morfometri DAS. Akhir-akhir ini banyak peneliti
menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai alat yang sangat
bermanfaat untuk melakukan analisis morfologi DAS. Salah satu aplikasi
dari paramater mofometri DAS adalah untuk menduga respon hidrologi
terhadap curah hujan di kawasan tersebut.
 Analisis morfometri dapat menjadi langkah awal dalam memahami
dinamika suatu DAS. Selain itu, morfometri dapat menjadi salah satu cara
untuk mengetahui proses dan karakteristik dari suatu DAS, serta
Kerapatan Aliran

Anda mungkin juga menyukai