MAKALAH
Geomorfologi Indonesia
Oleh:
S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
Oktober 2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pulau Papua secara administratif terletak pada posisi 130° 19’BT –
150° 48’ BT dan 10° 19’ LS – 10° 43’ LS. Pulau ini terletak di bagian paling
timur Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan
Papua Nugini. Irian Jaya merupakan ekspresi permukaan dari batas utara
deformasi blok Kontinen Australia dan Lempeng Pasifik.
Kenampakan Pulau Papua digambarkan sebagai seekor burung yang
terbang ke arah barat dengan mulut terbuka. Pulau papua merupakan daerah
yang sangat kompleks secara geologi yang melibatkan interaksi antara 2
lempeng, yaitu lempeng Australia dan lempeng Pasifik. Struktur tertua di
Papua berasal dari pergerakan lempeng pada Zaman Paleozoikum dan hanya
terdapat sedikit data yang terekam yang dapat menjelaskna fase tektonik pulau
tersebut. Geologi Papua dipengaruhi oleh dua elemen tektonik yang saling
bertumbukan dan serentak aktif pada zaman Kenozoikum. Adanya aktivitas
tektonik pada zaman Miosen Akhir menyebabkan pola struktur pada pulau ini
menjadi sangat rumit dan khas. Fase tektonik pada zaman tersebut
menyebabkan terjadinya orogenesa melanesia dan telah membentuk fisiografi
Papua yang ada saat ini.
Secara fisiografis, Van Bemmelen (1949) membagi Papua menjadi 3 bagian
utama yaitu: Bagian Kepala Burung, bagian Tubuh Burung dan bagian Ekor
Burung dan beberapa pendapat lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah geomorfologi Pulau Papua ?
2. Bagaimanakah geomorfologi Kepulauan Aru dan Crhistmast ?
3. Bagaimana morfoekologi pulau papua ?
C. Tujuan
1. Mengetahui geomorfologi Pulau Papua.
2. Mengetahui geomorfologi Kepulauan Aru dan Crhistmast.
3. Morfoekologi pulau papua.
PEMBAHASAN
c. Bagian Ekor
Mulai 143,5o BT garis-garis arah umum fisiografinya menjadi barat
laut-tenggara. Bagian timur menunjukan beberapa bentang alam yang
berbeda dengan dataran utama. Di antara rangkaian timur laut dan
rangkaian tengah terbentang sebuah depresi yang ditandai oleh lembah-
lembah Ramu dan Markham. Ke arah timur zona ini melintas sampai
Teluk Huon dan rangkaian tengah, dimana rangkaian Victoi Emanuel
merupakan bagian yang relatif sempit dari sistem Pegunungan Lengan
Papua.
Perbedaan antara rangkaian tengah di bagian barat daratan utama pada
suatu pihak dan bagian timur serta ekor di pihak lain adalah dibentuk oleh
perluasan volkanisme Tertier dan Kuarter di bagian timur tersebut. Pada
bagian utara geantiklinal terdapat unsur volkan lain, seperti Gunung
Lamington, Trafalgal, Victory Goropu, dan Gunung Dayman. Jalur
vulkanis membujur sejajar sampai ke ujung tenggara ekor Papua. Jalur
tersebut merupakan zone dalam yang volkanis dari sistem orogen,
sedangkan zone luar yang tidak vulkanis merupakan pulau-pulau
Trobriand dan Eoodlark yang terletak sampai di sebelah utaranya.
2. Jalur Sesar dan Lipatan
Berikut ini adalah gambar jalur sesar dan lipatan yang ada di Papua
yang kelompok temukan.
1. Kesimpulan
Geomorfologi P. Irian Jaya / Papua dapat dibagi menjadi 3, yaitu
(1) Bagian kepala dan leher burung
(2) Bagian batang / daratan
(3) Bagian ekor burung
Kepulauan Aru terdiri dari empat pulau besar dan 85 pulai kecil
disekelilingnya. Kepulauan ini terletak di laut Arafura (dangkalan Sahul),
tetapi merupakan pengecualikan, karena pemebtukan kepulauan ini
dipengaruhi oleh proses-proses orogenetik termuda di Indonesia.
Pulau Natal (Crhismast) terletak kurang lebih 300 km arah selatan
Pulau Jawa. Pulau ini mempunyai ketinggian sekitar 364 mdpl, dengan
diameter 14.5 – 19 km dan luas 161 km2 Pulau mempunyai cliff abrasi
pada semua pantainya dan merupakan puncak dari kepulauan vulkanis
bawah laut, yang muncul dari kedalaman 4500-5000 m.
Daftar pustaka
1. Munawaroh, Moony. 2011. Geomorfologi Papua, (online),
(https://id.GEOMORFOLOGI%20INDONESIA/geomorfologi
%20papua/be%20a%20GEOGRAPH%20%20GEOMORFOLOGI
%20PAPUA.htm), diakses 8 Februari 2016.
2. Rauf, Cindra. 2015. Geomorfologi Pulau Papua, (online),
(https://id./geomorfologi%20papua/Cindra%20Rauf
%20%20geomorfologi%20pulau%20papua.htm), diakses 10
Februari 2016.
3. Abrauw, RD. 2012. TEKTONISME DAN GEOMORFOLOGI
PAPUA, (online), (https://id./GEOMORFOLOGI
%20INDONESIA/geomorfologi%20papua/Geographer
%20%20TEKTONISME%20&%20GEOMORFOLOGI
%20PAPUA.htm), diakses 10 Februari 2016
4. Mega. 2013. Geologi dan Geomorfologi Pulau Papua, (online),
(https://id.GEOMORFOLOGI%20INDONESIA/geomorfologi
%20papua/mega%20%20geologi%20dan%20geomorfologi
%20pulau%20papua.htm), diakses 12 Februari 2016
5. Anggara Mukti, Riza. 2014. Geomorfologi Papua, (online),
(https://id.GEOMORFOLOGI%20INDONESIA/geomorfologi
%20papua/Rizal%20Anggara%20Mukti%20%20Geomorfologi
%20Papua.htm), diakses 15 Februari 2016
6. Tozpenk, Supriadi. 2011. Tentang Papua, (online),
(https://id./GEOMORFOLOGI%20INDONESIA/geomorfologi
%20papua/Goresan%20Pena%20di%20Tanah%20Papua
%20%20Tentang%20Papua.htm), diakses 17 Februari 2016