Indikator:
Menganalisis karakteristik wilayah daratan Indonesia
Menganalisis wilayah perairan Indonesia
Nama Siswa : Muhamad Fikri Revi Kusuma
Mata Pelajajaran : Geografi
Kelas : XI
1. Sumatera
Topografi Pulau Sumatera
Geologi
Sebagai pulau, Jawa secara geologi relatif muda. Pembentukan dimulai
dari periode Tersier. Sebelumnya, kerak bumi yang membentuk pulau ini
berada di bawah permukaan laut. Aktivitas orogenis yang intensif sejak
kala Oligosen dan Miosen mengangkat dasar laut sehingga pada
kala Pliosen dan Pleistosen wujud Pulau Jawa sudah mulai terbentuk.
Sisa-sisa dasar laut masih tampak, membentuk fitur sebagian besar
kawasan karst di selatan pulau ini.
Van Bemmelen membagi Pulau Jawa dalam tujuh satuan fisiografi
sebagai berikut.
TOPOGRAFI SULAWESI
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia,
Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil
(Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat
kompleks. Kumpulan batuan dari busur kepulauan, batuan bancuh,
ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa bersama proses
penunjaman, tubrukan, serta proses tektonik lainnya
Geologi sulawesi
Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya
sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua
rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan system
pegunungan sunda ).Sehingga, hamper seluruhnya terdiri dari
pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan
di antara pulau- pulau besar di Indonesia
Topografi Papua
Wilayah Pulau Papua seluas 786 ribu km2. Wilayah Pulau
5. Papua
Papua terdiri atas Indonesia dan Papua Nugini. Kota dengan
permukaan tertinggi di Papua berada di Kabupaten Puncak Jaya,
sedangkan kota dengan permukaan terendah di Papua berada di
Kota Merauke.
Geologi Papua
Secara umum, geologi Papua dipengaruhi dua elemen tektonik
besar yang saling bertumbukan dan amat aktif, yaitu lempeng
Samudra Pasifik-Caroline dengan Lempeng Indo-Australia. Saat
ini Lempeng Samudra Pasifik-Caroline bergerak ke barat
dengan kecepatan 7,5 sentimeter (cm) per tahun, sedangkan
Lempeng Benua Indo-Australia bergerak ke utara dengan
kecepatan 10,5 cm per tahun. Selain dua lempeng besar itu, juga
terdapat banyak lempeng mikro, misalnya blok Biak dan blok
Mamberano.
Lempeng mikro itu terdesak ke utara dan selatan akibat
pengaruh Australia dan Pasifik. Akibatnya, terbentuk lipatan-
lipatan di daratan Papua seperti jalur anjak Mamberamo
(Mamberamo Thrust Belt) yang memicu gempa pada Selasa.
"Mamberamo Thrust Belt ini adalah rumah bagi gempa-gempa
sesar naik karena seringnya dilanda gempa besar," kata Irwan.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono
mengatakan, beberapa gempa di zona sesar ini antara lain pada
1916 dengan kekuatan M 8,1, tahun 1926 dengan kekuatan M
7.9, 1971 sebesar M 8,1, dan 1989 sebesar M 6,0.