Anda di halaman 1dari 8

Pertemuan Dua: Karakteristik Wilayah Darat dan Perairan Indonesia

Indikator:
Menganalisis karakteristik wilayah daratan Indonesia
Menganalisis wilayah perairan Indonesia
Nama Siswa : Muhamad Fikri Revi Kusuma
Mata Pelajajaran : Geografi
Kelas : XI

Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)


a. Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas
b. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa
c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati antara guru dengan siswa.

1. Jelaskanlah karakteristik pulau-pulau di Indonesia menurut topografi dan


geologinya berikut ini

Nama Pulau Penjelasan

1. Sumatera
Topografi Pulau Sumatera

Pulau Sumatera memiliki topografi atau bentuk muka bumi yang


berbeda antara wilayah barat dan timur nya. Pada bagian barat pulau,
terbentang Bukit Barisan yang membujur dari utara hingga ke selatan.
Diantaranya terdapat gunung berapi yang masih aktif, seperti Gunung
Kerinci yang ada di Provinsi Jambi.

Sedangkan pada daerah Timur Pulau Sumatera banyak dijumpai


sungai dan rawa. Sungai yang mengalir biasanya merupakan sungai
besar yang bermuara pada pantai timur Sumatera. Contoh sungai nya
adalah : Sungai Asahan (Sumatera Utara), Sungai Musi (Sumatera
Selatan), Sungai Siak (Riau), dan Sungai Enim (Sumatera Selatan).

Selain sungai, pulau sumatera juga memiliki banyak danau, yaitu


Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Laut Tawar (Aceh), Danau
Singkarak (Sumatera Barat, Danau Ranau (Sumatera Selatan), dan
Danau Tes (Bengkulu).
Geologi Pulau Sumatera

Pulau Sumatera terbagi menjadi beberapa wilayah geologi. Sumatera


bagian barat terpengaruh oleh lempeng samudera, sedangkan pada
sumatera bagian timur terpengaruh oleh lempeng benua. Wilayah
Geologi di Pulau Sumatera di bagi menjadi tiga region, yaitu :

Wilayah Geologi Sumbar. Struktur yang berkembang di Provinsi


Sumatera Barat adalah struktur lipatan dan struktur sesar Barat Laut
menuju Tenggara.
Wilayah Geologi Sumteng. Struktur geologi pada Sumatera Tengah
merupakan wilayah cekungan sedimentasi tersier.
Wilayah Geoloogi Sumsel. Merupakan daerah cekungan yang berasal
dari kegiatan tektonik yang berkaitan erat dengan peristiwa
penunjaman Lempeng India Australia yang bergerak ke arah Utara
hingga ke Timur Laut, terhadap Lempeng Eurasia yang relatif tidak
bergerak.

Topografi Pulau Kalimantan memiliki karakteristik yang


2. Kalimantan bervariasi. Sebagian besar wilayah Pulau Kalimantan adalah
wilayah perbukitan atau pegunungan, yaitu sebanyak 39,69%
luas wilayah. Sedangkan luas wilayah daratannya adalah
35,08%, wilayah pantai sebesar 11,73% , daratan aluvial seluas
12,47% dan topografi lainnya sebesar 0,93% dari luas
wilayahnya.

Geologi Pulau Kalimantan


Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara Pulau Jawa. Di
pulau ini terdapat tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan
Brunei Darussalam. Pulau Kalimantan memiliki puncak
tertinggi, yaitu Gunung Kanibalu yang terletak di Sabah,
Malaysia. Sedangkan deretan pegunungan Maratus membujur
dari arah Utara hingga Selatan. Selain pegunungan, Pulau
Kalimantan memiliki beberapa aliran sungai yang besar,
diantaranya adalah Sungai Kapuas di Kalimantan Barat dan
Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.
3. Jawa
Topografi
Pulau Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dan merupakan pulau
terluas ke-13 di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar hampir 160 juta,
pulau ini pulau berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah
satu tempat terpadat di dunia. Meskipun hanya menempati urutan terluas
ke-5, Pulau Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Angka ini turun
jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai
80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan penduduk di Pulau
Jawa secara persentase diakibatkan perpindahan penduduk (transmigrasi)
dari pulau Jawa ke seluruh Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak
di Jawa bagian Barat Laut (tepatnya di ujung paling barat Jalur Pantura).
Jawa adalah pulau yang relatif muda dan sebagian besar terbentuk dari
aktivitas vulkanik. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran
yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini, dengan dataran
endapan aluvial sungai di bagian utara. Pulau Jawa dipisahkan oleh selat
dengan beberapa pulau utama, yakni pulau Sumatra di barat laut,
pulau Kalimantan di utara, pulau Madura di timur laut, dan pulau Bali di
sebelah timur. Sementara itu di sebelah selatan pulau Jawa
terbentang Samudra Hindia.

Geologi
Sebagai pulau, Jawa secara geologi relatif muda. Pembentukan dimulai
dari periode Tersier. Sebelumnya, kerak bumi yang membentuk pulau ini
berada di bawah permukaan laut. Aktivitas orogenis yang intensif sejak
kala Oligosen dan Miosen mengangkat dasar laut sehingga pada
kala Pliosen dan Pleistosen wujud Pulau Jawa sudah mulai terbentuk.
Sisa-sisa dasar laut masih tampak, membentuk fitur sebagian besar
kawasan karst di selatan pulau ini.
Van Bemmelen membagi Pulau Jawa dalam tujuh satuan fisiografi
sebagai berikut.

1. Pegunungan Selatan, merupakan zona gamping bercampur sisa


aktivitas vulkanis dari kala Miosen yang mengalami beberapa
pengangkatan hingga periode Kuarter.
2. Zona vulkanis dari periode Kuarter, dengan gunung-gunung api
tinggi, sering kali dengan puncak di atas 2000 m dari permukaan
laut, membentang dari barat sampai ujung timur.
3. Depresi Tengah, membentuk poros cekungan sebagai poros
utama pulau, dengan dua depresi besar: depresi Bandung dan
depresi Solo
4. Zona antiklinal Tengah, terdiri dari endapan-endapan kala
Miosen sampai Pleistosen, dimulai dari Gunung Karang terus ke
timur melewati Bogor, lembah Serayu, lalu Pegunungan Kendeng,
terus sampai ke pantai utara Besuki.
5. Depresi Randublatung, merupakan depresi kecil memanjang di
utara Pegunungan Kendeng, terbentuk dari endapan laut dan
daratan.
6. Antiklinorium Rembang-Madura, merupakan formasi
perbukitan gamping di pantai utara Jawa Timur dan membentuk
hampir semua bagian Pulau Madura
7. Dataran aluvial pesisir utara (Jalur Pantura) yang terbentuk dari
delta dan endapan lumpur, merupakan daratan paling muda
4. Sulawesi

TOPOGRAFI SULAWESI
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia,
Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil
(Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat
kompleks. Kumpulan batuan dari busur kepulauan, batuan bancuh,
ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa bersama proses
penunjaman, tubrukan, serta proses tektonik lainnya

Geologi sulawesi
Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya
sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua
rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan system
pegunungan sunda ).Sehingga, hamper seluruhnya terdiri dari
pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan
di antara pulau- pulau besar di Indonesia

Topografi Papua
Wilayah Pulau Papua seluas 786 ribu km2. Wilayah Pulau
5. Papua
Papua terdiri atas Indonesia dan Papua Nugini. Kota dengan
permukaan tertinggi di Papua berada di Kabupaten Puncak Jaya,
sedangkan kota dengan permukaan terendah di Papua berada di
Kota Merauke.

Sebesar 71% wilayah di Papua merupakan hutan hujan tropis


yang susah untuk didatangi oleh manusia. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya lembah dan pegunungan tinggi. Akibat
kondisi wilayah yang berbeda-beda, persebaran penduduk
menjadi tidak rata karena menyesuaikan dengan kondisi wilayah
yang dapat ditempati.

Geologi Papua
Secara umum, geologi Papua dipengaruhi dua elemen tektonik
besar yang saling bertumbukan dan amat aktif, yaitu lempeng
Samudra Pasifik-Caroline dengan Lempeng Indo-Australia. Saat
ini Lempeng Samudra Pasifik-Caroline bergerak ke barat
dengan kecepatan 7,5 sentimeter (cm) per tahun, sedangkan
Lempeng Benua Indo-Australia bergerak ke utara dengan
kecepatan 10,5 cm per tahun. Selain dua lempeng besar itu, juga
terdapat banyak lempeng mikro, misalnya blok Biak dan blok
Mamberano.
Lempeng mikro itu terdesak ke utara dan selatan akibat
pengaruh Australia dan Pasifik. Akibatnya, terbentuk lipatan-
lipatan di daratan Papua seperti jalur anjak Mamberamo
(Mamberamo Thrust Belt) yang memicu gempa pada Selasa.
"Mamberamo Thrust Belt ini adalah rumah bagi gempa-gempa
sesar naik karena seringnya dilanda gempa besar," kata Irwan.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono
mengatakan, beberapa gempa di zona sesar ini antara lain pada
1916 dengan kekuatan M 8,1, tahun 1926 dengan kekuatan M
7.9, 1971 sebesar M 8,1, dan 1989 sebesar M 6,0.

Anda mungkin juga menyukai