Anda di halaman 1dari 7

Geologi Pulau Maluku | annisa nur fadhilah

1 of 7

https://annisanf94.wordpress.com/2013/06/27/geologi-pulau-maluku/

annisa nur fadhilah


GEOGRAPHY AND "YOU"

Jun

27

Geologi Pulau Maluku


PEMBAHASAN
1. MORFOLOGI DAN FISIOGRAFIS MALUKU
Kepulauan Maluku adalah gugusan pulau-pulau yang terletak di sebelah
timur Indonesia, memiliki panjang 180 kilometer dari utara ke selatan dan
lebar 70 kilometer dari barat ke timur. Berdasarkan keadaan geologis dan
fisiografisnya dapat dibagi menjadi dua provinsi, yakni Halmahera bagian
barat dan Halmahera bagian timur laut tenggara. Halmahera bagian barat
merupakan provinsi yang tersusun dari busur vulkanik Ternate dan
Halmahera Barat, sedangkan Halmahera bagian timur laut tenggara
merupakan provinsi yang tersusun dari melange. Secara garis besarya,
Maluku dapat dibagi menjadi dua bagian yakni Maluku Utara dan maluku
Selatan. Maluku Utara sebgaian dihubungkan dengan rangkaian pulau-pulau
Asia Timur, dan sebagian sistem Melanesia, sedangkan Maluku Selatan
(Busur banda) merupakan suatu bagian dari Sistem Pegunungan Sunda..
1. Maluku Utara
Merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau vulkanik dan
pulau non vulkanik. Pulau vulkanik menempati bagian barat, yakni Pulau
Ternate, Pulau Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare, Pulau Makian, dan Pulau
Sangihe. Sedangkan pulau non-vulkanik yaitu Pulau Bacan, Pulau Kasiruta,
Pulau Talaud, dan Pulau Obi.
2. Maluku Selatan
Merupakan Busur Banda, yakni sistem kepulauan yang membentuk busur
yang mengelilingi tapal kuda basin Laut Banda yang membuka ke arah
barat. Sistem Kepulauan Maluku Selatan dibedakan menjadi busur dalam
vulkanik dan busur luar non-vulkanis. Busur dalam vulkanis terdiri dari
pulau-pulau kecil (kemungkinan puncak gunungapi bawah laut/seamount)
seperti Pulau Damar, Pulau Teun, Pulau Nila, Pulau Serua, Pulau Manuk, dan
Kepulauan banda. Sedangkan busur luar non-vulkanis terdiri dari beberapa

3/31/2015 5:02 PM

Geologi Pulau Maluku | annisa nur fadhilah

2 of 7

https://annisanf94.wordpress.com/2013/06/27/geologi-pulau-maluku/

pulau yang agak luas dan membentuk kompleks-kompleks kepulauan,


antara lain Kepulauan Leti, Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar,
Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Kapulauan Watu Bela, Pulaua Seram, dan
Pulau Buru.
Morfologinya hampir sama dengan Pulau Sulawesi yakni memiliki 4 lengan
dan bentuknya seperti huruf K, yang membedakan adalah skalanya. Pulau
Halmahera memiliki ukuran sepertiga dari Pulau Sulawesi dan luas
permukaannya sepersepuluh dari Pulau Sulawesi. Teluk antar lengan dan
teluk Kau berada di timur laut, teluk Buli di sebelah timur, dan teluk Weda
di sebelah selatan.
Pada dasarnya Kepulauan Maluku ini memiliki topografi yang bergunung dan
berbukit, kecuali di pantai sebelah timur di lengan tenggara umumnya
adalah daerah banjir. Pegunungan yang ada di Kepulauan Halmahera ini
menjulang dari timur laut barat daya dengan relief yang beraneka, yakni
berada pada kisaran 500 meter hingga 1.000 meter. Bukit Solat merupakan
pegunungan tertinggi yang menjulang dengan ketinggian 1.508 meter di
bagian tengah pulau.
TEKTONIK MALUKU
Pulau Halmahera dan beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya yang berada
di Indonesia bagian Timur merupakan pertemuan 3 (tiga) lempeng yakni
lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Samudera Philipina.
Bagian utara Halmahera adalah lempeng samudera Philipinayang menunjam
ke bagian bawah Philipina sepanjang palung Philipina yang merupakan
suaty konfigurasi busur kepulauan sebagai hasil tabrakan lempeng di bagian
barat pasifik. Pulau ini dicirikan dengan Double Arc System yang dibuktikan
dengan adanya endapan vulkanik di lengan barat dan non-vulkanik di
lengan timur.
Secara geologi dan tektonik Halmahera sangat unik, hal ini karena pulau
Halmahera terbentuk melalui pertemuan 3 (tiga) lempeng besar yakni
Eurasia, pasifik, dan Indo-Australia yang terjadi sejak zaman kapur.
Halmahera bagian selatan menunjukkan pergerakan miring sesar Sorong ke
arah barat yang bersamaan dengan lempeng Indo-Australia struktur lipatan
berupa sinklinal dan antiklinal terlihat jelas pada Formasi Weda yang
berumur Miosen Tengah hingga Pliosen Awal. Sumbu lipatan berarah UtaraSelatan, Timur Laut-Barat Daya, dan Barat Laut-Tenggara.
Struktur sesar yang sering terjadi adalah sesar normal dan sesar naik,
umunya berarah Utara-Selatan dan Barat Laut-Tenggara. Kegiatan tektonik
di Pulau halmahera sudah terjadi sejak zaman Kapur Awal dan Awal Tersier,
ketidakselarasan antara batuan berumur Paleosen-Eosen dengan batuan
berumur Eosen-Oligosen Awal mencerminkan kegiatan tektonik sedang
berlangsung kemudian diikuti kegiatan gunung api. Sesar naik akibat
tektonik terjadi pada zaman Eosen-Oligosen, sedangkan tektonik terakhir

3/31/2015 5:02 PM

Geologi Pulau Maluku | annisa nur fadhilah

3 of 7

https://annisanf94.wordpress.com/2013/06/27/geologi-pulau-maluku/

terjadi pada zaman Holosen berupa pengangkatan terumbu dan adanya


sesar normal yang memotong batu gamping.
Pada pembahasan di atas telah dijelaskan bahwa Maluku dibagi ke dalam 2
(dua) bagian, yakni utara dan selatan. Pembagian itu tentu saja
menciptakan kegiatan tektonisme yang berbeda antara utara dan selatan.
Maluku utara pada dasarnya dibentuk oleh dua sistem punggung yang
memusat yakni:
Membatasi basin Sulawesi yang cembung ke timur.
Membatasi bagian tengah kelompok Halmahera.
Sedangkan Maluku Selatan (Busur Banda) dibatasi oleh busur dalam
(adanya vulkanisme aktif) dan busur luar (bebas dari vulkanisme). Basin
Banda sendiri terdiri dari bagian utara dan selatan, dimana bagian utara
terletak diantara Sulawesi dan Buru sedangkan bagian selatan terletak di
bagian barat dan Manuk sebelah timur. Antara Maluku utara dan Maluku
selatan dipisahkan oleh sebuah punggungan yang arahnya timur-barat
membujur dari lengan timur Sulawesi ke kepala burung Papua melalui
banggai, sula, gomumu (sebelah selatan obi), dan misool. Ambang antara
Maluku utara dan maluku selatan dalam pandangan geo tektonik
merupakan batas pemisah antara sistem orogen pasifik barat dan sistem
pegunungan sunda.
KONDISI TANAH MALUKU
Maluku adalah daerah kepulauan dengan jumlah yang relatif banyak dan
beragam dari pulau besar hingga kecil. Kebaragaman pulau di Maluku ini
tidak sama dengan keragaman tanahnya, sebab tanah di pulau Maluku
memiliki ciri yang sama yakni.
Tanah di pulau Maluku ini berasal dari pelapukan bahan induk ultra basa
dan basa, dimana itu merupakan penciri bahwa pelapukan batuan di pulau
Maluku berlangsung secara leteritic yakni mengandung besi, nikel, dan
kobalt, dengan warna relatif seragam yakni merah. Tekstur tanah di pulau
Maluku adalah lempung dengan prosentase butir halus mencapai 94% dan
hanya sedikit yang bertekstur pasir, yakni 36%. Pelapukan yang terus
menerus terjadi tadi menimbulkan tubuh tanah yang tebal di bagian tengah
pulau, yakni 20 meter dari permukaan tanah. Jenis tanah yang tersebar di
daerah Maluku antara lain tanah mediteran, tanah podzolik, tanah
kompleks, tanah latosol, tanah regosol, tanah aluvial, dan tanah podzolik
alivium undak.
GEOLOGI MALUKU
Karakteristik geologi pulau Maluku ialah bahwa batuan di daerah tersebut
merupakan batuan sedimen, metamorf, dan batuan beku yang tersebar
hampir merata di setiap gugus pulau. Hal ini karena pulau Maluku terbentuk
pada 50-70 juta tahun yang lalu pada periode Neogeon dan Paleoceen. Hal

3/31/2015 5:02 PM

Geologi Pulau Maluku | annisa nur fadhilah

4 of 7

https://annisanf94.wordpress.com/2013/06/27/geologi-pulau-maluku/

ini juga karena dipengaruhi oleh letak pulau Maluku yang berada diantara
lempeng Indo-Australia, Pasifik, Laut Filipina dan Laut Banda sehingga
menimbulkan adanya gunung api baik yang masih aktif atau yang sudah
tidak aktif.
GEOLOGI MALUKU UTARA
Sebagian besar provinsi Maluku Utara terutama bagian tengah dan utara
merupakan daerah pegunungan. Namun secara geologi bukan pegunungan
yang seragam, artinya bahan penyusunnya bervariasi. Berdasarkan
pendekatan geografis, kesamaan budaya, kecenderungan alam dan
orientasi, maka Pulau Maluku dibedakan menjadi 6 (enam) gugus pulau
dimana masing-masing gugus memiliki bagian dan variasi geologi serta
jenis tanah yang dominan. Berikut sebaran geologi, variasi, dan jenis tanah
menurut gugus pulau di Maluku:
Gugus

Cakupan

Pulau
GP. I

Bagian

Variasi Geologi

Geologi

Jenis Tanah
Dominan

Buru, Seram,

Batuan

Aluvium, gamping Regosol,

Ambon Lease,

Sedimen

terumbu, koral,

alluvial, gleisol,

napal, batu pasir,

kambisol, litosol,

Gorom, Geser.

batu konglomerat, rensina,


tufa bersusun

brunizem, dan

andesit dan basalt. podsolik.

Filit, skist dan


kuarsit.

Batuan
Metamorf
GP. II

Kep. Kei dan

Batuan

Aluvium, batu

Regosol,

Kep. Kesui

Sedimen

gamping terumbu, alluvial, gleisol,


konglomerat, batu kambisol, litosol,
pasir kuarsa dan

rensina,

kapur.

brunizem, dan
podsolik.

Filit, skist, kuarsit,

3/31/2015 5:02 PM

Geologi Pulau Maluku | annisa nur fadhilah

5 of 7

https://annisanf94.wordpress.com/2013/06/27/geologi-pulau-maluku/

granit, grandiorit
dan riolit.
Batuan
Metamorf

GP. III

Kep. Aru

Batuan

Aluvium, batu

Regosol,

Sedimen

gamping terumbu, alluvial, gleisol,


konglomerat, batu kambisol, litosol,
pasir kuarsa dan

rensina,

batu kapur.

brunizem, dan
podsolik.

GP. IV

Kep. Tanibar,

Batuan

Aluvium, batu

Regosol,

Larat, Waliaru,

Sedimen

gamping terumbu, alluvial, gleisol,

Selaru, Selu,

konglomerat, batu kambisol, litosol,

Sera, dan Molu

pasir kuarsa, batu rensina,


kapur, koral, granit, brunizem, dan
grandiorit, dan

podsolik.

riolit.

Batuan ultra basa


andesit dan diorit

Batuan
Metamorf
dan Beku
GP. V

Kep. Babar dan Batuan

Aluvium, batu

Sermata

gamping terumbu, alluvial, gleisol,

Sedimen

Regosol,

konglomerat, batu kambisol, litosol,


pasir kuarsa, batu rensina,
kapur, koral, granit, brunizem, dan
grandiorit, dan

podsolik.

riolit.

Batuan Metamorf
dan Beku

3/31/2015 5:02 PM

Geologi Pulau Maluku | annisa nur fadhilah

6 of 7

https://annisanf94.wordpress.com/2013/06/27/geologi-pulau-maluku/

Batuan
Metamorf
dan Beku
GP. VI

Pulau Damar,

Batuan

Aluvium, batu

Regosol,

Romang, leti,

Sedimen

gamping terumbu, alluvial, gleisol,

Moa, lakor, Kisar

konglomerat, batu kambisol, litosol,

dan Wetar

pasir kuarsa, batu rensina,


kapur, koral, granit, brunizem, dan
grandiorit, dan

podsolik.

riolit.

Batuan Metamorf
dan Beku

Batuan
Metamorf
dan Beku

Pegunungan yang membujur di Pulau Maluku bagian utara dan timur laut
juga berbeda susunan batuannya. Pegunungan di bagian utara umunya
didominasi oleh formasi gunungapi (andesit dan batuan beku basalt),
sedangkan bagian timur laut didominasi oleh batuan beku asam, basa,
ultrabasa, dan batuan sedimen. Di semenanjung utara Maluku ada gunung
api aktif dan non-aktif yang di bagian ini tidak ditemukan dataran aluvial.
Tetapi saat memasuku kawasan kao, ditemukan dataran aluvial dan
vulkanik yang berombak.
Ada kesamaan diantara pulau Morotai dan pulau Maluku bagian utara,
dimana kesamaannya adalah sama-sama memiliki gunung-gunung dengan
material penyusun batuan sedimen dan beku basa. Hal ini berlainan dengan
pulau Maluku bagian selatan, dimana gunung-gunung yang terbentuk
umumnya didominasi oleh material sedimentasi batu napal dan batu
gamping. Kawasan sepanjang pantai barat Maluku terdapat sejumlah pulau
besar dan kecil yakni pulau ternate bagian utara hingga obi bagian selatan,
dimana pulau-pulau kecil itu umumnya merupakan daerah vulkanik yang
tersusun dari bahan andesit dan beku basaltic.
GEOLOGI MALUKU SELATAN

3/31/2015 5:02 PM

Geologi Pulau Maluku | annisa nur fadhilah

7 of 7

https://annisanf94.wordpress.com/2013/06/27/geologi-pulau-maluku/

Maluku Selatan merupakan bagian dari pulau Maluku yang tersusun dari
endapan laut dangkal yang diperkirakan berumur Pliosen-Plistosen sampai
Holosen. Batuan penyusunnya terdiri dari batu gamping, napal, dan
endapan alluvium. Formasi batuan penyusun daerah Maluku Selatan dimulai
dari yang paling muda ialah:
Formasi Manumbai
Formasi Wasir
Formasi Alluvium
Sejarah terbentuknya Maluku Selatan ialah pada zaman miosen bawah, hal
ini dibuktikan dengan pengendapan batu gamping dan napal yang
berlangsung sampai zaman miosen tengah. Pada zaman miosen atas hingga
pliosen bawah, terjadi pengangkatan yang berakibat zona pengendapan
berubah menjadi laut dangkal dengan adanya pengendapan napal dan batu
gamping yang termasuk dalam formasi manumbai.

Share this:

Be the first to like this.

Leave a Reply

Blog at WordPress.com. | The Reddle Theme.

3/31/2015 5:02 PM

Anda mungkin juga menyukai