Anda di halaman 1dari 6

Geologi Pulau Maluku

PEMBAHASAN
1. MORFOLOGI DAN FISIOGRAFIS MALUKU
Kepulauan Maluku adalah gugusan pulau-pulau yang terletak di sebelah timur Indonesia,
memiliki panjang 180 kilometer dari utara ke selatan dan lebar 70 kilometer dari barat ke
timur. Berdasarkan keadaan geologis dan fisiografisnya dapat dibagi menjadi dua
provinsi, yakni Halmahera bagian barat dan Halmahera bagian timur laut tenggara.
Halmahera bagian barat merupakan provinsi yang tersusun dari busur vulkanik Ternate
dan Halmahera Barat, sedangkan Halmahera bagian timur laut tenggara merupakan
provinsi yang tersusun dari melange. Secara garis besarya, Maluku dapat dibagi menjadi
dua bagian yakni Maluku Utara dan maluku Selatan. Maluku Utara sebgaian dihubungkan
dengan rangkaian pulau-pulau Asia Timur, dan sebagian sistem Melanesia, sedangkan
Maluku Selatan (Busur banda) merupakan suatu bagian dari Sistem Pegunungan Sunda..
1. Maluku Utara
Merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau vulkanik dan pulau non
vulkanik. Pulau vulkanik menempati bagian barat, yakni Pulau Ternate, Pulau Tidore,
Pulau Moti, Pulau Mare, Pulau Makian, dan Pulau Sangihe. Sedangkan pulau non-vulkanik
yaitu Pulau Bacan, Pulau Kasiruta, Pulau Talaud, dan Pulau Obi.
2. Maluku Selatan
Merupakan Busur Banda, yakni sistem kepulauan yang membentuk busur yang
mengelilingi tapal kuda basin Laut Banda yang membuka ke arah barat. Sistem
Kepulauan Maluku Selatan dibedakan menjadi busur dalam vulkanik dan busur luar nonvulkanis. Busur dalam vulkanis terdiri dari pulau-pulau kecil (kemungkinan puncak
gunungapi bawah laut/seamount) seperti Pulau Damar, Pulau Teun, Pulau Nila, Pulau
Serua, Pulau Manuk, dan Kepulauan banda. Sedangkan busur luar non-vulkanis terdiri
dari beberapa pulau yang agak luas dan membentuk kompleks-kompleks kepulauan,
antara lain Kepulauan Leti, Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru,
Kepulauan Kai, Kapulauan Watu Bela, Pulaua Seram, dan Pulau Buru.
Morfologinya hampir sama dengan Pulau Sulawesi yakni memiliki 4 lengan dan
bentuknya seperti huruf K, yang membedakan adalah skalanya. Pulau Halmahera
memiliki ukuran sepertiga dari Pulau Sulawesi dan luas permukaannya sepersepuluh dari
Pulau Sulawesi. Teluk antar lengan dan teluk Kau berada di timur laut, teluk Buli di
sebelah timur, dan teluk Weda di sebelah selatan.
Pada dasarnya Kepulauan Maluku ini memiliki topografi yang bergunung dan berbukit,
kecuali di pantai sebelah timur di lengan tenggara umumnya adalah daerah banjir.
Pegunungan yang ada di Kepulauan Halmahera ini menjulang dari timur laut barat daya
dengan relief yang beraneka, yakni berada pada kisaran 500 meter hingga 1.000 meter.

Bukit Solat merupakan pegunungan tertinggi yang menjulang dengan ketinggian 1.508
meter di bagian tengah pulau.
TEKTONIK MALUKU
Pulau Halmahera dan beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya yang berada di Indonesia
bagian Timur merupakan pertemuan 3 (tiga) lempeng yakni lempeng Australia, lempeng
Eurasia dan lempeng Samudera Philipina. Bagian utara Halmahera adalah lempeng
samudera Philipinayang menunjam ke bagian bawah Philipina sepanjang palung Philipina
yang merupakan suaty konfigurasi busur kepulauan sebagai hasil tabrakan lempeng di
bagian barat pasifik. Pulau ini dicirikan dengan Double Arc System yang dibuktikan
dengan adanya endapan vulkanik di lengan barat dan non-vulkanik di lengan timur.
Secara geologi dan tektonik Halmahera sangat unik, hal ini karena pulau Halmahera
terbentuk melalui pertemuan 3 (tiga) lempeng besar yakni Eurasia, pasifik, dan IndoAustralia yang terjadi sejak zaman kapur. Halmahera bagian selatan menunjukkan
pergerakan miring sesar Sorong ke arah barat yang bersamaan dengan lempeng IndoAustralia struktur lipatan berupa sinklinal dan antiklinal terlihat jelas pada Formasi Weda
yang berumur Miosen Tengah hingga Pliosen Awal. Sumbu lipatan berarah Utara-Selatan,
Timur Laut-Barat Daya, dan Barat Laut-Tenggara.
Struktur sesar yang sering terjadi adalah sesar normal dan sesar naik, umunya berarah
Utara-Selatan dan Barat Laut-Tenggara. Kegiatan tektonik di Pulau halmahera sudah
terjadi sejak zaman Kapur Awal dan Awal Tersier, ketidakselarasan antara batuan
berumur Paleosen-Eosen dengan batuan berumur Eosen-Oligosen Awal mencerminkan
kegiatan tektonik sedang berlangsung kemudian diikuti kegiatan gunung api. Sesar naik
akibat tektonik terjadi pada zaman Eosen-Oligosen, sedangkan tektonik terakhir terjadi
pada zaman Holosen berupa pengangkatan terumbu dan adanya sesar normal yang
memotong batu gamping.
Pada pembahasan di atas telah dijelaskan bahwa Maluku dibagi ke dalam 2 (dua) bagian,
yakni utara dan selatan. Pembagian itu tentu saja menciptakan kegiatan tektonisme
yang berbeda antara utara dan selatan. Maluku utara pada dasarnya dibentuk oleh dua
sistem punggung yang memusat yakni:
Membatasi basin Sulawesi yang cembung ke timur.
Membatasi bagian tengah kelompok Halmahera.
Sedangkan Maluku Selatan (Busur Banda) dibatasi oleh busur dalam (adanya vulkanisme
aktif) dan busur luar (bebas dari vulkanisme). Basin Banda sendiri terdiri dari bagian
utara dan selatan, dimana bagian utara terletak diantara Sulawesi dan Buru sedangkan
bagian selatan terletak di bagian barat dan Manuk sebelah timur. Antara Maluku utara
dan Maluku selatan dipisahkan oleh sebuah punggungan yang arahnya timur-barat
membujur dari lengan timur Sulawesi ke kepala burung Papua melalui banggai, sula,
gomumu (sebelah selatan obi), dan misool. Ambang antara Maluku utara dan maluku
selatan dalam pandangan geo tektonik merupakan batas pemisah antara sistem orogen
pasifik barat dan sistem pegunungan sunda.

KONDISI TANAH MALUKU


Maluku adalah daerah kepulauan dengan jumlah yang relatif banyak dan beragam dari
pulau besar hingga kecil. Kebaragaman pulau di Maluku ini tidak sama dengan
keragaman tanahnya, sebab tanah di pulau Maluku memiliki ciri yang sama yakni.
Tanah di pulau Maluku ini berasal dari pelapukan bahan induk ultra basa dan basa,
dimana itu merupakan penciri bahwa pelapukan batuan di pulau Maluku berlangsung
secara leteritic yakni mengandung besi, nikel, dan kobalt, dengan warna relatif seragam
yakni merah. Tekstur tanah di pulau Maluku adalah lempung dengan prosentase butir
halus mencapai 94% dan hanya sedikit yang bertekstur pasir, yakni 36%. Pelapukan
yang terus menerus terjadi tadi menimbulkan tubuh tanah yang tebal di bagian tengah
pulau, yakni 20 meter dari permukaan tanah. Jenis tanah yang tersebar di daerah Maluku
antara lain tanah mediteran, tanah podzolik, tanah kompleks, tanah latosol, tanah
regosol, tanah aluvial, dan tanah podzolik alivium undak.
GEOLOGI MALUKU
Karakteristik geologi pulau Maluku ialah bahwa batuan di daerah tersebut merupakan
batuan sedimen, metamorf, dan batuan beku yang tersebar hampir merata di setiap
gugus pulau. Hal ini karena pulau Maluku terbentuk pada 50-70 juta tahun yang lalu
pada periode Neogeon dan Paleoceen. Hal ini juga karena dipengaruhi oleh letak pulau
Maluku yang berada diantara lempeng Indo-Australia, Pasifik, Laut Filipina dan Laut
Banda sehingga menimbulkan adanya gunung api baik yang masih aktif atau yang sudah
tidak aktif.
GEOLOGI MALUKU UTARA
Sebagian besar provinsi Maluku Utara terutama bagian tengah dan utara merupakan
daerah pegunungan. Namun secara geologi bukan pegunungan yang seragam, artinya
bahan penyusunnya bervariasi. Berdasarkan pendekatan geografis, kesamaan budaya,
kecenderungan alam dan orientasi, maka Pulau Maluku dibedakan menjadi 6 (enam)
gugus pulau dimana masing-masing gugus memiliki bagian dan variasi geologi serta
jenis tanah yang dominan. Berikut sebaran geologi, variasi, dan jenis tanah menurut
gugus pulau di Maluku:
Gugus
Pulau
GP. I

Cakupan

Bagian
Geologi

Buru, Seram, Ambon Batuan


Lease, Gorom, Geser. Sedimen

Variasi Geologi
Aluvium, gamping
terumbu, koral, napal,
batu pasir, batu
konglomerat, tufa
bersusun andesit dan
basalt.

Jenis Tanah
Dominan
Regosol, alluvial,
gleisol, kambisol,
litosol, rensina,
brunizem, dan
podsolik.

Batuan
Metamorf

Filit, skist dan kuarsit.

Batuan
Sedimen

Aluvium, batu gamping


terumbu, konglomerat,
batu pasir kuarsa dan
kapur.
Batuan
Metamorf

GP. II

GP. III
GP. IV

Kep. Kei dan Kep.


Kesui

Batuan
Kep. Aru
Sedimen
Kep. Tanibar, Larat, Batuan
Waliaru, Selaru, Selu, Sedimen
Sera, dan Molu

Filit, skist, kuarsit,


granit, grandiorit dan
riolit.

Aluvium, batu gamping


terumbu, konglomerat,
batu pasir kuarsa dan
batu kapur.
Aluvium, batu gamping
terumbu, konglomerat,
batu pasir kuarsa, batu
kapur, koral, granit,
grandiorit, dan riolit.

Batuan ultra basa


andesit dan diorit

Regosol, alluvial,
gleisol, kambisol,
litosol, rensina,
brunizem, dan
podsolik.

Regosol, alluvial,
gleisol, kambisol,
litosol, rensina,
brunizem, dan
podsolik.
Regosol, alluvial,
gleisol, kambisol,
litosol, rensina,
brunizem, dan
podsolik.

Batuan
Metamorf dan
Beku
Batuan
Sedimen

Aluvium, batu gamping


terumbu, konglomerat,
batu pasir kuarsa, batu
kapur, koral, granit,
grandiorit, dan riolit.

GP. V

Kep. Babar dan


Sermata

Batuan
Metamorf dan Batuan Metamorf dan
Beku
Beku
Batuan
Sedimen

Regosol, alluvial,
gleisol, kambisol,
litosol, rensina,
brunizem, dan
podsolik.

Aluvium, batu gamping


terumbu, konglomerat,
batu pasir kuarsa, batu
kapur, koral, granit,
grandiorit, dan riolit.

GP. VI

Pulau Damar,
Romang, leti, Moa,
lakor, Kisar dan
Wetar

Batuan
Metamorf dan Batuan Metamorf dan
Beku
Beku

Regosol, alluvial,
gleisol, kambisol,
litosol, rensina,
brunizem, dan
podsolik.

Pegunungan yang membujur di Pulau Maluku bagian utara dan timur laut juga berbeda
susunan batuannya. Pegunungan di bagian utara umunya didominasi oleh formasi
gunungapi (andesit dan batuan beku basalt), sedangkan bagian timur laut didominasi
oleh batuan beku asam, basa, ultrabasa, dan batuan sedimen. Di semenanjung utara
Maluku ada gunung api aktif dan non-aktif yang di bagian ini tidak ditemukan dataran
aluvial. Tetapi saat memasuku kawasan kao, ditemukan dataran aluvial dan vulkanik
yang berombak.

Ada kesamaan diantara pulau Morotai dan pulau Maluku bagian utara, dimana
kesamaannya adalah sama-sama memiliki gunung-gunung dengan material penyusun
batuan sedimen dan beku basa. Hal ini berlainan dengan pulau Maluku bagian selatan,
dimana gunung-gunung yang terbentuk umumnya didominasi oleh material sedimentasi
batu napal dan batu gamping. Kawasan sepanjang pantai barat Maluku terdapat
sejumlah pulau besar dan kecil yakni pulau ternate bagian utara hingga obi bagian
selatan, dimana pulau-pulau kecil itu umumnya merupakan daerah vulkanik yang
tersusun dari bahan andesit dan beku basaltic.
GEOLOGI MALUKU SELATAN
Maluku Selatan merupakan bagian dari pulau Maluku yang tersusun dari endapan laut
dangkal yang diperkirakan berumur Pliosen-Plistosen sampai Holosen. Batuan
penyusunnya terdiri dari batu gamping, napal, dan endapan alluvium. Formasi batuan
penyusun daerah Maluku Selatan dimulai dari yang paling muda ialah:
Formasi Manumbai
Formasi Wasir
Formasi Alluvium
Sejarah terbentuknya Maluku Selatan ialah pada zaman miosen bawah, hal ini dibuktikan
dengan pengendapan batu gamping dan napal yang berlangsung sampai zaman miosen
tengah. Pada zaman miosen atas hingga pliosen bawah, terjadi pengangkatan yang
berakibat zona pengendapan berubah menjadi laut dangkal dengan adanya
pengendapan napal dan batu gamping yang termasuk dalam formasi manumbai.

Anda mungkin juga menyukai