Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN RENCANA INDUK

PEMBANGUNAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA (KSP I)


I.

LATAR BELAKANG
Kabupaten

Gunungkidul

merupakan

salah

satu

dari

(lima)

Kabupaten/Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang


beribukota di Wonosari, dengan luas wilayah + 1.485,36 Km2 atau +
46,63% dari keseluruhan luas wilayah DIY, dengan garis pantai + 70
Km. Posisi koordinat Kabupaten Gunungkidul adalah : 1100 21 1100
50 Bujur Timur dan 70 46 80 09 Lintang Selatan. Kabupaten
Gunungkidul ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
-

Sebelah Utara

: Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo,

Jawa Tengah
-

Sebelah Selatan : Samudera Hindia

Sebelah Barat

: Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, D.I

Yogyakarta
-

Sebelah Timur

: Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

Sebagian wilayah di Kabupaten Gunungkidul secara administrasi


terbagi dalam 18 Kecamatan dan terdiri dari 144 desa, dengan ibukota
Kabupaten di Wonosari. Jarak aksesbilitas dengan Kota Yogyakarta +
40 Km ke arah tenggara.
Secara geologis Kabupaten Gunungkidul tersusun dari 4 (empat) unit
formasi antara lain : Unit Formasi Kebo, Formasi Butak, Formasi
Semilir, dan Formasi Nglanggeran.
Kabupaten Gunungkidul merupakan dataran tinggi yang berbukitbukit, dengan topografi keadaan tanahnya secara garis besar dibagi
dalam 3 (tiga) zone/wilayah pengembangan yaitu :
1. Wilayah Pengembangan Utara
Disebut zone Batur Agung dengan ketinggian antara 200-700 meter
di atas permukaan air laut, kondisi lahan berbukit-bukit dan
cirinya terdapat sungai diatas tanah, terdapat sumber air tanah,
dapat digali sumur dengan kedalaman 6-12 meter dari permukaan
tanah. Adapun jenis tanahnya vulkanis lateristik dengan batuan

induksit dan andesit. Wilayah zone ini meliputi Kecamatan Patuk,


Nglipar, Gedangsari, Ngawen, Semin dan Ponjong bagian utara,
seluas + 42.283 Ha.
2. Wilayah Pengembangan Tengah
Disebut zone Ledoksari dengan ketinggian antara 150-200 meter di
atas permukaan air laut, di saat kemarau panjang zone ini masih
terdapat air, jenis tanahnya magalit, terdapat sungai di atas tanah,
air tanah terdapat pada kedalaman 60-120 meter dari permukaan
tanah. Wilayah zone ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari,
Karangmojo, Semanu bagian utara dan Ponjong bagian tengah,
seluas + 27.908 Ha.
3. Wilayah Pengembangan Selatan
Disebut zone Pegunungan Seribu dengan ketinggian 100-300 meter
di atas permukaan laut. Keadaan berbukit-bukit karang kapur serta
banyak telaga, goa dan luweng dan juga tidak terdapat sungai dan
kebanyak di dalam tanah/di bawah air tanah. Wilayah ini meliputi
Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Panggang, Purwosari,

Paliyan,

Saptosari, Rongkop, Girisubo, Semanu bangian selatan dan Ponjong


bagian selatan, seluas + 78.344 Ha. Berpotensi besar terhadap
wisata alam pantai, goa, pegunungan Karst dan budaya sejarah.
Sebagaimana

umumnya

Gunungkidul

ini

karakteristik

cenderung

kering.

tanah
Kabupaten

di

Kabupaten
Gunungkidul

mempunyai jenis tanah seperti berikut :


-

Lotosol merupakan tanah dengan ciri-ciri mempunyai warna


merah hingga kuning, kandungan bahan organiknya sedang
sehingga cocok untuk menanam tanaman Palawija, Ketela, Padi,
Dan lain sebagainya. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah:
Patuk, Gedangsari, Ngawen, Semin, Ponjong

Kompleks Litosol dan Mediteran Merah merupakan hasil


pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru
terbentuk sehingga mempunyai butiran yang besar, jenis tanah
ini miskin akan unsur hara, sehingga tanah ini kurang subur.
Tanaman yang cocok ditanam di daerah ini adalah tanaman

yang besar di hutan. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah:


Panggang,

Saptosari,

Tepus,

Semanu,

Rongkop,

Ponjong,

Purwosari, Tanjungsari dan Girisubo.


-

Asosiasi Mediteran Merah dan Renzina merupakan hasil


pelapukan dari bebatuan kapur di daerah dengan curah hujan
yang tinggi, tanah ini miskin unsur hara. Jenis tanah ini banyak
terdapat di daerah : Ngawen, Nglipar, Karangmojo, Semanu,
Wonosari, Playen, Paliyan.

Grumusol Hitam banyak terdapat di daerah : Playen, Wonosari,


Paliyan dan Ponjong.

Asosiasi Latosol Merah dan Litosol banyak terdapat di daerah


: Semin, Patuk dan Playen.

Sumber-sumber air sungai di atas tanah yang terdapat 14 sungai,


Sumber bawah tanah dengan potensial air + 3.180 liter/detik, Telaga
sebanyak 234 buah, dengan luas genangan 4.946 ha, Bendung/Dam
sebanyak : 41 buah, dengan rata-rata luas genangan 2-4 Ha, Mata air
sebanyak 252 buah, dilestarikan dan dilindungi dan juga dari Sumur
dengan kedalaman 6-25 meter.
II.

PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pengertian
Wisata adalah: kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Wisatawan adalah: orang yang melakukan wisata, dan Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Kegiatan wisata merupakan sebuah interaksi sosio-kultural di daerah
tujuan wisata, sebab di dalamnya terkandung interaksi antara hosts
(tuan rumah) dengan guests (wisatawan). Interaksi di antara mereka
akan terlaksana dalam konteks pencarian dan penyediaan perbedaan

suasana serta lebih nyata lagi dilakukan atas dasar pertukaran


ekonomi. Daerah tujuan wisata yang selanjutnya disebut Destinasi
Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau
lebih wilayah administratif
wisata,

fasilitas

masyarakat

umum,

yang

yang di dalamnya terdapat daya tarik


fasilitas

saling

terkait

pariwisata,
dan

aksesibilitas

melengkapi

serta

terwujudnya

kepariwisataan.
Ruang Lingkup Pembangunan Kepariwisataan meliputi pembangunan
industri pariwisata; pembangunan destinasi pariwisata; pebangunan
pemasaran pariwisata dan pembangunan kelembagaan pariwisata.
Keterlibatan dan peran serta pemerintah terhadap pengembangan
pariwisata di suatu daerah adalah hal yang sangat penting.
Visi Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul yang
tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 3
Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Daerah

Kabupaten

Gunungkidul

Tahun

2014-2025

adalah

Terwujudnya Gunungkidul sebagai Destinasi Pariwisata yang unggul


berbasis alam didukung budaya yang berkelanjutan, berdaya saing
menuju masyarakat maju, mandiri, dan sejahtera. Dari visi tersebut
terjabar dalam misi- misi, yaitu :
a. mengembangkan

Industri

Pariwisata

yang

berdaya

saing,

kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung


jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya;
b. mewujudkan
budaya

yang

Destinasi
aman,

Pariwisata
nyaman,

berbasis
menarik,

alam

didukung

mudah

dicapai,

berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan daerah, dan


masyarakat;
c. mengembangkan Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul,
dan

bertanggung

jawab

untuk

meningkatkan

kunjungan

wisatawan nusantara dan mancanegara; dan


d. mengembangkan organisasi Pemerintah Daerah, swasta dan
masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme

operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong


terwujudnya pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan.
Tujuan

pembangunan

kepariwisataan

Kabupaten

Gunungkidul

meliputi :
a. mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan
perekonomian daerah;
b. meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata;
c. mengkomunikasikan

Destinasi

Pariwisata

Daerah

dengan

menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien, dan


bertanggung jawab; dan
d. mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola
pariwisata yang mampu mensinergikan Industri Pariwisata,
Pembangunan Destinasi Pariwisata dan Pemasaran Pariwisata
secara profesional, efektif, dan efisien.
Sasaran pembangunan kepariwisataan meliputi :
a. terwujudnya Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan
perekonomian daerah melalui peningkatan investasi di bidang
Pariwisata,

kerjasama

antar

usaha

Pariwisata,

perluasan

lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung pelestarian


lingkungan dan pemberdayaan masyarakat;
b. meningkatnya kualitas dan kuantitas daya tarik Wisata yang
aman dan nyaman;
c. terwujudnya peningkatan jumlah kunjungan Wisatawan;
d. terwujudnya peningkatan produk domestik regional bruto di
bidang Kepariwisataan;
e. terwujudnya peningkatan

penerimaan pendapatan asli daerah

(PAD);
f. terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan citra daerah sebagai Destinasi Pariwisata;
g. tersedianya fasilitas pendukung Kepariwisataan yang handal;
h. terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan
profesional;

i. terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang


mampu

menyinergikan

Kawasan

Pariwisata,

pembangunan
dan

Pemasaran

Industri

Pariwisata,

Pariwisata

secara

profesional, efektif, dan efisien;


j. terwujudnya

masyarakat

sadar

Wisata

untuk

mendukung

tercapainya Sapta Pesona; dan


k. terwujudnya Pariwisata sebagi sektor unggulan dan prioritas
pembangunan daerah.
Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gunungkidul di bagi
dalam 6 (enam) Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Daerah, yaitu :
1. Kawasan Strategis Pariwisata I (KSP I) berupa Pembangunan
Daya Tarik Wisata unggulan alam pantai dengan pendukung
Wisata budaya.
2. Kawasan Strategis Pariwisata II (KSP II) berupa pembangunan
Daya Tarik Wisata unggulan alam pantai dengan pendukung
Wisata kuliner olahan hasil laut.
3. Kawasan

Strategis

Pariwisata

III

(KSP

III)

berupa

pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam pantai


dengan

pendukung

Wisata

pendidikan,

konservasi,

dan

petualangan.
4. Kawasan

Strategis

Pariwisata

IV

(KSP

IV)

berupa

pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam pegunungan


dengan

pendukung

Wisata

pendidikan,

konservasi

dan

petualangan.
5. Kawasan Strategis Pariwisata V (KSP V) berupa pembangunan
Daya Tarik Wisata unggulan alam bentang alam karst dengan
pendukung Wisata petualangan.
6. Kawasan

Strategis

Pariwisata

VI

(KSP

VI)

berupa

pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam pegunungan


dengan pendukung wisata budaya.

III.

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN


1. Pembangunan kepariwisataan belum dapat dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan.
2. Infrastruktur, sarana dan aksesbilitas serta informasi pariwisata
belum memadai.
3. Kelembagaan

masyarakat

dalam

pembangunan

kepariwisataan

belum dapat berjalan dengan optimal.


4. Pembangunan kepariwisataan belum bisa menunjukan karakterstik
lokalitas
IV.

MAKSUD dan TUJUAN


1. Maksud
Penyusunan Rencana Induk Kawasan Strategi Pariwisata Daerah dan
Rencana Detail Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah.
2. Tujuan
Menyusun perencanaan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Daerah dan Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah.

V.

SUMBER DANA
Untuk pelaksanaan kegiatan ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan
dan

Belanja

tercantum

Daerah

dalam

(APBD)

DPA

Dinas

Daerah

Istimewa

Kebudayaan

Yogyakarta

dan

yang

Kepariwisataan

Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2015.


VI.

TENAGA AHLI
Dalam penyusunan kegiatan sumber daya manusia yang dibutuhkan
adalah :
1. Tenaga Ahli
No

Posisi
Ketua Tim
Anggota

Pendidikan
Sarjana
Strata
Perencanaan/Planologi
Sarjana Strata 1
Lingkungan, Teknik
Lingkungan, Biologi
Lingkungan

Keahlian
2 Ahli
Perencanaan
Minimal 5 Tahun
Ahli Lingkungan,
Pengalaman Minimal
3 Tahun

Anggota
2
3

Sarjana Strata 1 Teknik Ahli


Perhubungan/
Sipil
Transportasi
Pengalaman Minimal
3 Tahun
Sarjana
Strata
1 Ahli
Pariwisata,
Pariwisata
Pengalaman Minimal
3 Tahun
Sarjana Strata 1 Ilmu Ahli
Sosial
dan
Sosial dan Budaya
Budaya, Pengalaman
Minimal 3 Tahun
Sarjana Strata 1 Ilmu Ahli
Ekonomi,
Ekonomi
dan
Study Pengalaman Minimal
Pembangunan
3 Tahun

Anggota
4
Anggota
5
Anggota
6

2. Tenaga Pendukung
N

Posisi

Pendidikan

Keahlian

o
Administrasi
1

SLTA/Sederajat

Administrasi/Keuangan

SLTA/Sederajat

Surveyor Ekosistem

SLTA/Sederajat

Surveyor Sosekbud

SLTA/Sederajat

Operator Komputer

/Keuangan
Surveyor
2
Ekosistem
Surveyor
4
Sosekbud
Operator
5
Komputer

VII.

RUJUKAN PERATURAN
Rujukan

peraturan

dalam

pelaksanaan

pekerjaan

ini

sekurang-

kurangnya meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
3. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17
Tahun 2012 tentang Penetapan Bentang Alam Kawasan Karst;

6. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1


Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2025;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2010-2030;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 Tahun 2014
tentang

Rencana

Induk

Pembangunan

Kepariwisataan

Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014-2025.


VIII. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi dalam penelitian ini melalui pendekatan kualitatif dan
kuantitatif

dengan

menggunakan

data

primer

dan

sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei dan


wawancara dengan menggunakan instrumen yang sudah disepakati
bersama antara Pemberi Tugas dengan Penyedia Jasa Konsultansi.
Data-data sekunder berupa data-data jumlah obyek wisata yang ada
dan masih mungkin dikembangkan, pemetaan potensi lingkungan dan
sarana prasarana obyek wisata.

Responden dalam penelitian ini

berasal dari instansi-instansi terkait dan masyarakat. Responden


tersebut, sekurang-kurangnya berasal dari Dinas yang membidangi
urusan

Pariwisata

di

lingkungan

Pemerintah

DIY,

Kabupaten

Gunungkidul, dan masyarakat sekitar kawasan obyek wisata. Adapun


tahapan pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Melakukan

persiapan

pelaksanaan

menyangkut

penyusunan

program kerja (alur pikir dan jadwal), penyusunan instrumen


pendataan (kuesioner, peralatan, bahan dan tenaga) yang akan
dilibatkan.
2. Tahap Pengumpulan Data
a. Melakukan pengumpulan data primer melalui survey lapangan

terhadap kawasan/lingkungan yang berpotensi dan segi:

Potensi fungsi kawasan/lingkungan

Potensi ekonomi/sosial/budaya masyarakatnya

Kondisi

fisik

kawasan/lingkungan

yang

berupa

prasarana/sarana dan fasilitasnya

Karakteristik potensi daya tarik wisata.

b. Melakukan pengumpulan data sekunder dari institusi terkait


seperti instansi pemerintah yang ada di pusat maupun daerah,
perguruan tinggi, lembaga masyarakat baik formal/informal
seperti adat, yang berupa:

Peta-peta

Rencana tata ruang

3. Tahap kompilasi dan pemrosesan data


Melakukan

kompilasi

data

dan

melakukan

analisis

data

menggunakan teknik-teknik analisis kuantitatif dan kualitatif serta


membuat kesimpulan hasil analisis dan menyajikan prioritas dan
alternatif serta prioritas.

IX.

Tahap Analisis dan Justifikasi

Tahap Penyusunan Skenario

Tahap Penyusunan Rencana Detail

Tahap Penyusunan Rencana dan Program Pembangunan

Tahap Penyusunan Program Investasi

Tahap Penyusunan Administrasi Pengendalian & Rencana

Tahap Penyusunan Arahan Daerah

RUANG LINGKUP KEGIATAN


Ruang Lingkup kegiatan berupa Kawasan Strategis Pariwisata I (KSP
I) berupa Pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam pantai
dengan pendukung Wisata budaya meliputi pengembangan Daya
Tarik Wisata Pantai Parangendog, Pantai Watu Gupit, Pantai Bekah,
Pantai Grigak, Pantai Gesing, Pantai Ngunggah, Pantai Ngedan,
Pantai

Nguyahan,

Pantai

Ngobaran,

Pantai

Ngrenehan,

Pantai

Torohudan,

Goa Langse, Goa Cerme, Pesanggrahan Gembirowati,

Wonongobaran, Pertapaan Kembang Lampir, Sendang Beji, Cupu


Panjolo, Hutan Wisata Turunan, kesenian tradisional dan pelestarian
adat budaya setempat, pengembangan Desa Wisata dan Desa
Budaya;
X.

KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya
Rencana Induk Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata dan
Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata I yang meliputi Kawasan
Pembangunan Pariwisata :
a. Pantai Parangendog, Pantai Watu Gupit, Pantai Bekah, Pantai Grigak,
Pantai Ngunggah, Pantai Ngedan, Pantai Nguyahan, Pantai Torohudan
sebagai kawasan Wisata pantai berbasis relaksasi dan petualangan;
b. Pantai Gesing, Pantai Ngrenehan, sebagai kawasan Wisata berbasis
pendaratan ikan;
c. Pantai Ngobaran, sebagai kawasan Wisata pantai berbasis budaya,
dan keagamaan;
d. Goa Cerme sebagai kawasan Wisata susur goa dan budaya;
e. Hutan Wisata Turunan sebagai kawasan Wisata berbasis konservasi
dan pendidikan;
f. Goa

Langse,

Pesanggrahan

Gembirowati,

Sendang

Beji,

Wonongobaran, Pertapaan Kembang Lampir, dan Cupu Panjolo


sebagai kawasan Wisata budaya;
g. Kesenian Tradisional Gejog Lesung, Jaran Jambul, Reog, dan
Jathilan;
h. pelestarian adat dan budaya Rasulan, Sedekah laut, dan Labuhan;
i. pengembangan Desa Wisata dan Desa Budaya sebagai kawasan
wisata pantai didukung budaya; dan
j. pengembangan Daya Tarik Wisata Hasil Buatan Manusia sebagai
Kawasan Wisata didukung budaya.

k. Wilayah Panggang dan perbatasan Purwosari dengan Kabupaten


Parangtritis didorong menjadi pusat perdagangan, peristirahatan,
hiburan, wahana rekreasi dan perhotelan.
XI.

PERALATAN DAN MATERIAL PENYEDIA JASA


Penyedia Jasa Konsultasi minimal harus memiliki:
1. Komputer
2. Laptop
3. Alat Tulis
4. Alat komunikasi
5. Transportasi
6. Peralatan Survei dan Pemetaan

XII.

LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


Hak dan Kewajiban Pihak Penyedia Jasa Konsultasi :
1. Menerima

pembayaran

untuk

pelaksanaan

pekerjaan

sesuai

dengan harga yang telah ditentukan dalam SPMK.


2. Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana dari pihak PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan SPK.
3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada pihak
pemberi pekerjaan.
4. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam SPK.
5. Memberikan

keterangan-keterangan

yang

diperlukan

untuk

pemeriksaan yang dilakukan oleh PPK.


6. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam SPK.
7. Penyedia Jasa Konsultansi setuju bahwa selama pelaksanaan
kontrak, penyedia Jasa Konsultansi dinyatakan tidak berwenang
untuk

melaksanakan

jasa

konsultansi

barang yang tidak sesuai dengan SPK.

maupun

mengadakan

8. Penyedia Jasa Konsultansi dilarang baik secara langsung maupun


tidak langsung melakukan kegiatan yang akan menimbulkan
pertentangan kepentingan (con flict of interest) dengan kegiatan
yang merupakan tugas penyedia Jasa Konsultansi.
9. Mendapatkan ijin penelitian dari pihak yang berwenang.
XIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pihak Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan semua hasil
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya selambat-lambatnya 90
(sembilan puluh) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah
Mulai

Kerja

(SPMK),

sehingga

memenuhi

persyaratan

yang

ditetapkan sesuai dengan batas waktu pelaksanaan.


2. Pekerjaan harus sudah dimulai paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
sesudah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani.
3. Pihak Penyedia Jasa harus menyesuaikan diri dan dapat mengikuti
jadwal pelaksanaan.

XIV. PERSONIL
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan harus menyiapkan
tenaga

profesional

dalam

jumlah

yang

cukup

dan

memenuhi

persyaratan yang ditinjau dari lingkup pekerjaan maupun tingkat


kompleksitas pekerjaan. Tenaga profesional tersebut ialah personal
berlatar belakang pendidikan Sarjana Strata (S1) dan Strata 2 (S2)
untuk Ketua Tim di prioritaskan.
1. Ketua Tim/Ahli Perencanaan Wilayah atau Planologi
Ketua Tim adalah seorang Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota
atau Planologi lulusan perguruan tinggi berprestasi baik dan
berpengalaman miminal 3 tahun yang memiliki keahlian dan
kemampuan dalam bidang pengorganisasian, perencanaan dan
perancangan kota serta mempunyai kemampuan untuk melakukan
analisis.

Ketua Tim yang akan menjalankan tugasnya, disamping mempunyai


keahlian dibidangnya juga harus mempunyai kemampuan yang
kuat dalam berkomunikasi dan manajerial, mempunyai reputasi
yang baik dan berhasil dalam integrasi dan koordinasi dengan
Pemerintah Daerah, pendamping dan pihak/unsur terkait serta
masyarakat.
2. Tenaga Ahli Lingkungan
Minimal

seorang

Lingkungan

Sarjana

Teknik

Lingkungan

atau

Biologi

dengan pengalaman bidang pengelolaan lingkungan

hidup dengan pengalaman minimal 3 tahun. Tugas ahli lingkungan


adalah menumpulkan data primer atau sekunder dan mengkaji
kondisi lingkungan hidup di ruang lingkup pekerjaan
3. Tenaga Ahli Perhubungan
Minimal seorang Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman bidang
jaringan

transportasi

atau

perhubungan

dengan

pengalaman

minimal 3 tahun. Tugas ahli perhubungan adalah mengumpulkan


data primer atau sekunder dan mengkaji kondisi jaringan di lokasi
daya tarik wisata dan antar daya tarik wisata.
4. Tenaga Ahli Pariwisata
Minimal seorang Sarjana Pariwisata dengan pengalaman bidang
pariwisata khusunya pengembangan destinasi pariwisata dengan
pengalaman minimal 3 tahun. Tugas ahli pariwisata adalah
mengumpulkan data primer atau sekunder dan mengkaji kondisi
destinasi pariwisata
5. Tenaga Ahli Sosial Budaya
Minimal seorang Sarjana Sosial dengan pengalaman bidang analisis
sosial

dan

pengembangan

masyarakat

dalam

perencanaan

pembangunan dengan dengan pengalaman minimal 3 tahun. Tugas


ahli sosial budaya adalah mengumpulkan data primer atau
sekunder dan mengkaji kondisi sosial budaya di lokasi pekerjaan.

6. Tenaga Ahli Ekonomi


Adalah seorang Sarjana Ekonomi dengan pengalaman bidang
analisis

ekonomi

pengalaman

dan

minimal

menyusun
3

tahun.

program

Tugas

ahli

investasi

dengan

ekonomi

adalah

mengumpulkan data primer atau sekunder dan mengkaji kondisi


ekonomi di lokasi pekerjaan.
Tenaga Ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a)

Memiliki

Nomor

Pokok

Wajib

Pajak

(NPWP)

dan

bukti

penyelesaian kewajiban pajak;


b)

Tenaga Ahli lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta yang


telah diakreditasi oleh instansi yang berwenang atau yang lulus
ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang ijazahnya
telah

disahkan/diakui

oleh

instansi

pemerintah

yang

berwenang di bidang pendidikan tinggi;


c)

Mempunyai pengalaman kerja profesional di bidangnya seperti


yang dipersyaratkan dalam KAK dan dibuktikan dengan bukti
otentik hitam di atas putih.

XV. LAPORAN
1. Laporan pendahuluan yang memuat telaah dari Kerangka Acuan
Kerja diserahkan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja setelah
diterbitkannya

Surat

Perintah

Mulai

Kerja

(SPMK)

dibuat

sebanyak 5 (lima) buku yang sebelumnya diberikan dalam bentuk


draft 3 eksemplar dan soft copy untuk dibahas.
2. Laporan antara yang memuat data primer dan data pendukung
diserahkan paling lambat 50 (lima puluh) hari kerja setelah
diterbitkannya

Surat

Perintah

Mulai

Kerja

(SPMK)

dibuat

sebanyak 5 (lima) buku yang sebelumnya diberikan dalam bentuk


draft 3 eksemplar dan soft copy untuk dibahas.

3. Draf laporan akhir yang memuat hasil analisis dan rekomendasi


diserahkan paling lambat 65 (enam puluh lima) hari kerja setelah
diterbitkannya

Surat

Perintah

Mulai

Kerja

(SPMK)

dibuat

sebanyak 30 (tiga puluh) buku yang sebelumnya diberikan dalam


bentuk draft 3 eksemplar dan soft copy untuk dibahas.
4. Laporan Akhir, yang memuat hasil akhir analisis dan rekomendasi
diserahkan paling lambat 73 (tujuh puluh tiga) hari kerja setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dibuat sebanyak
30 (tiga puluh) buku beserta soft copy dan executive summary.
5. Peta sebaran lokasi Kawasan Pembangunan Pariwisata 1: 25.000
XVI.

PENUTUP
KAK Penyusunan Rencana Induk Kawasan Strategis Pariwisata ini
merupakan pedoman bagi konsultan. Keberlangsungan usaha kawasan
pariwisata perlu mengedepankan kaidah-kaidah dalam pengelolaan
lingkungan hidup agar usaha pariwisata tersebut dapat lestari.
Wonosari, Mei 2015
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan
Kabupaten Gunungkidul
Pejabat Pembuat Komitmen

Anda mungkin juga menyukai