Anda di halaman 1dari 30

TIGA STRATEGI YANG DITERAPKAN PEMERINTAH INDONESIA

DALAM MEMBANGUN SEKTOR PERIKANAN

KEDAULATAN
(Sovereignty)

KESEJAHTERAAN KEBERLANJUTAN
(Prosperity) (Sustainability)
Total luas Kaltara: 72.275 km2 (7.227.500 ha)
Luas mangrove ecosystem : 166.222,41 ha (2,29 %)
Luas tambak : 149,958 ha
Panjang pantai : 3,519.19 ha
Luas laut : 743,23 ha

1. Tiger shrimp
2. Mud crab
3. Sea weed
NO. JENIS DATA NOMINAL SATUAN
A. Data Primer
1 Produksi Perikanan
a. Perikanan Tangkap 25,306 Ton
b. Perikanan Budidaya 333,720 Ton
2 Panjang Pantai 3,519.19 Km
3 Luas Potensi Budidaya 520,277.62 Km2
4 Luas Laut 743,233 Ha
5 Luas Perairan Umum Daratan (PUD) 921.528 Ha
6 Luas Tambak 149,958 Ha
7 Luas Kolam 363,014 Ha
8 Luas Ekosistem Mangrove 166,222.41 Ha
B. Data Sekunder
1 Jumlah tempat pelelangan ikan 4 Unit
2 Jumlah kapal sampai dengan 5 GT 5,898 Unit
3 Jumlah Nelayan Kecil dalam Wilayah Kabupaten 9,285 Orang

4 Jumlah Rumah Tangga Pembudidaya Ikan (Rumah Tangga Pembudidaya) 19,033 RTP
5 Jumlah Pulau-Pulau Kecil 167 Pulau

Sumber: DKP Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015


Kabupaten/Kota Luas (Ha)

Bulungan 59,103.63

Kota Tarakan 591.29

Nunukan 82,641.62

Tana Tidung 23.986.41

Luas Total 166,222.95

Sumber: DKP Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015


Sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 199 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah, akselerasi ekonomi di daerah meningkat
signifikansalah satunya di sektor budidaya perikanan. Luas lahan
budidaya perikanan khususnya provinsi kalimantan utara
didominasi oleh 4 sektor budidaya perikanan, yakni: tambak
udang, kolam budidaya ikan, budidaya rumput laut dan jaring
apung laut, namun luasan lahan tambak masih mendominasi
budidaya perikanan di provinsi kalimantan utara.
Udang windu (komoditi andalan di sektor perikanan) di
provinsi kalimantan utara merupakan salah satu jenis udang
yang disukai banyak orang baik dalam negeri maupun luar
negeri. Hal ini dikarenakan ukurannya yang besar dan
dagingnya yang lebih manis dari udang lainnya.
Keberadaan udang windu di indonesia saat ini memang
hampir kalah bersaing dengan udang vaname. Meskipun
harganya sedikit lebih tinggi dari udang vaname, namun udang
windu dinilai lebih sulit dalam proses budidayanya. Karenanya,
udang vaname saat ini menjadi primadona budidaya udang di
indonesia.
Direktur jenderal perikanan budidaya kementerian kelautan dan
perikanan (KKP) slamet subijakto menjelaskan, meski petani banyak yang
berminat untuk membudidayakan udang vaname, namun udang windu
justru dinilai memiliki peluang pasar lebih besar. Dengan kondisi tersebut,
KKP akan mendorong peningkatan produksi udang windu dari sekarang
hingga ke depan.
Udang windu merupakan udang asli indonesia yang harus tetap
dikembangkan. Meskipun saat ini, produksinya masih kalah dengan udang
vaname, tetapi pasar untuk udang windu masih terbuka lebar, sehingga
tetap perlu didukung dengan ketersediaan induk dan benih yang kontinyu.
AREA TAMBAK DAN STATUS LAHAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Luas Tambak Luas (Ha)
Kalimantan Utara 149.958

Area Tambak dalam Status Kawasan Hutan Luas (Ha)

Tambak dalam APL (Area Penggunaan Lain) 78.592

Tambak dalam HP (Hutan Produksi) 70.707

Tambak dalam HPK (Hutan Produksi Konversi) 659


Tambak dalam HP

Tambak dalam HPK

Tambak dalam APL


AREA TAMBAK DAN STATUS LAHAN TIAP KOTA/KABUPATEN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
1. KOTA TARAKAN

Luas Tambak Luas (Km2) Luas (Ha)


Tarakan 16,25 1.624,57

Area Tambak dalam Status Kawasan Hutan Luas (Km2) Luas (Ha)
Tambak dalam APL (Area Penggunaan Lain) 16,25 1.624,57

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Utara


Tambak dalam APL
AREA TAMBAK DAN STATUS LAHAN TIAP KOTA/KABUPATEN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2. KABUPATEN BULUNGAN

Luas Tambak Luas (Km2) Luas (Ha)


Bulungan 940,31 94.030,64

Area Tambak dalam Status Kawasan Hutan Luas (Km2) Luas (Ha)
Tambak dalam APL (Area Penggunaan Lain) 517,59 51.758,78
Tambak dalam HP (Hutan Produksi) 422,72 42.271,86

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Utara


Tambak dalam HP

Tambak dalam APL


AREA TAMBAK DAN STATUS LAHAN TIAP KOTA/KABUPATEN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
3. KABUPATEN NUNUKAN

Luas Tambak Luas (Km2) Luas (Ha)


Nunukan 186,28 18.627,80

Area Tambak dalam Status Kawasan Hutan Luas (Km2) Luas (Ha)
Tambak dalam APL (Area Penggunaan Lain) 106,43 10.643.13
Tambak dalam HP (Hutan Produksi) 79,85 79.84.67

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Utara


Tambak dalam APL

Tambak dalam HP
AREA TAMBAK DAN STATUS LAHAN TIAP KOTA/KABUPATEN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
4. KABUPATEN TANA TIDUNG

Luas Tambak Luas (Km2) Luas (Ha)


Tana Tidung 356,75 35.674,87

Area Tambak dalam Status Kawasan Hutan Luas (Km2) Luas (Ha)
Tambak dalam APL (Area Penggunaan Lain) 145,65 14.565.26
Tambak dalam HP (Hutan Produksi) 204,50 20.450,22
Tambak dalam HPK (Hutan Produksi Konversi) 6,59 659,39

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Utara


Tambak dalam APL

Tambak dalam HPK

Tambak dalam HP
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) memaparkan, hingga saat ini, Produksi udang
windu sebagian besar disumbang dari budidaya dengan sistem
tradisional hingga tradisional plus. Cara tersebut biasa ditemui di
Provinsi Kalimantan Utara.

Cara budidaya dengan sistem ini kita dukung karena selaras


dengan keberlanjutan. Ke depan, kita dukung dengan membenahi
saluran irigasi di tambak-tambak tradisional tersebut sehingga
kontinuitas produksi udang windu di wilayah ini dapat terwujud. Dari
seluruh provinsi yang mengembangkan budidaya udang windu, kaltara
masih memegang rekor sebagai sentra produksi udang windu nasional
Potensi kalimantan utara cukup besar
untuk pengembangan udang windu ini. Saat ini
yang perlu ditekankan adalah budidaya udang
windu dengan memperhatikan keberlanjutan, baik
keberlanjutan lingkungan maupun keberlanjutan
usaha. Dua hal ini harus berjalan beriringan,
menuju kejayaan udang windu seperti pada tahun
90-an.
Masalah yang menonjol adalah terjadinya degradasi
lingkungan pesisir akibat dari pengelolaan yang tidak benar,
penurunan mutu lingkungan pesisir akibatnya membawa dampak yang sangat
serius terhadap produktivitas lahan bahkan sudah sampai pada ancaman
terhadap kelangsungan hidup kegiatan budidaya tambak
udang. Permasalahan yang dihadapi oleh para petambak udang saat ini
sangat kompleks, antara lain penurunan produksi yang disebabkan oleh
berbagai penyakit, Legalitas Tambak, Kurangnya
Ketersediaan Benur yang berkualitas baik, Keamanan
Petambak.


Walau masuk dalam komoditas yang digenjot KKP, namun
budidaya udang windu hingga saat ini dinilai masih memiliki kerentanan
yang tinggi dibandingkan dengan udang vaname. Kerentanan tersebut,
karena udang windu masih gampang terserang penyakit atau virus yang
bisa menimbulkan kematian.
Direktur jenderal perikanan budidaya sudah mengakui tentang
kerentanan tersebut. Menurut dia, saat ini pihaknya akan terus
mensosialiasikan tata cara budidaya yang aman dan baik untuk udang
windu. Tata cara tersebut, menyangkut dengan kesehatan udang yang
sedang dibudidayakan dikaitkan dengan lingkungan sekitar. Melihat
kondisi fisik udang yang mati, kemungkinan karena ada serangan white
spot syndrome virus. Virus tersebut adalah jenis penyakit yang
menginfeksi organ penting dan menyebabkan kematian sampai 100%
dalam waktu 3-10 hari setelah adanya gross sign.
Semuanya ini merupakan dilematis bagi para petambak, pada
hal potensi sumberdaya alam pesisir yang dapat digarap untuk
dimanfaatkan sebagai tambak udang masih cukup besar.

Timbulnya permasalahan tersebut disebabkan oleh pengelolaan


kawasan pesisir yang tidak benar. Konsep pembangunan daerah
pesisir selama ini dilaksanakan sendiri-sendiri oleh berbagai pihak
yang berkepentingan sehingga sering terjadi benturan kepentingan.
Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah secara menyeluruh
yang melibatkan berbagai pihak yang berhubungan dengan
mengambil keputusan, hukum, sosial budaya dan ekonomi.
Budidaya tambak udang yang berlokasi di daerah pesisir
sangat berhubungan dengan kondisi tata ruang, sosial budaya,
keamanan dan ekonomi masyarakat pesisir tersebut. Oleh
karena itu pendekatan pemecahan masalah perlu digarap
secara terintegrasi. Pada saat itu sudah waktunya untuk
melaksanakan pendekatan dan isu bagi pembangunan
budidaya yang lestari dan bertanggungjawab melihat kenyataan
bahwa produksi udang di tanah air menurun drastis akibat dari
kesalahan pengelolaan. Para pengusaha tambak udang mulai
meninggalkan lahannya begitu saja karena menderita rugi terus
menerus.
Pemahaman terhadap budidaya yang berkelanjutan perlu
dikumandangkan di berbagai pihak, pemerintah perlu menetapkan
tindakan tindakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang
dan peraturan yang berkenaan dengan pengelolaan kawasan pesisir.
Pendekatan yang seimbang dan terinformasi dapat dilakukan untuk
memusatkan isu-isu perhatian terhadap konsep pembangunan budidaya
yang berwawasan lingkungan dan bertanggungjawab. Penyiapan
lingkungan yang kondusif untuk pembangunan budidaya berkelanjutan
adalah merupakan tangungjawab bersama, baik pemerintah berikut
lembaga-lembaganya, para ilmuwan sosial dan pengetahuan alam. Media
massa, lembaga keuangan, kelompok kepentingan khusus termasuk
asosiasi sosial dan sektor swasta produsen budidaya, pabrik serta
penyedia masukan, pengolah dan pedagang akuakultur.
Secara praktis di lapangan, pemecahan
permasalahan tersebut di atas dapat dilakukan
melalui berbagai pendekatan antara lain
pemilihan lokasi yang tepat, pemilihan spesies,
dan pemilihan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai