Anda di halaman 1dari 8

1

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN


USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
DENGAN POLA KERAMBA JARING APUNG (KJA)
DI KECAMATAN WARKUK RANAU SELATAN
KABUPATEN OKU SELATAN

The Incoming Analysis And Feasibility Study


Of Unsalted Fishery In Kja At South Warkuk Ranau
Of South OKU District

Fifian Permata Sari


Dosen Universitas Baturaja Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis
Email: fifianpermasari@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to analysed the incoming and the feasibility study of unsalted
fishery in KJA at South Warkuk Ranau District of South OKU Region. The
research done with purposive method, and the research method used case study
method. Simple random sampling as the sample method, taken 24 samples of 52
samples of South Warkuk Ranau. The research done in Ranau Lake of South
OKU District where it was the farmers usually depent on their lives from the
coffee plant. The result shown that the incoming from this business (unsalted
fishery) was 8.906.582 million rupiah in a month and the feasibility study shown
that this unsalted fishery had R/C 3,07 so with that value, it was very feasible for
farmers to go on this fishery.

Key words : Incoming, unsalted fishery, feasibility study

PENDAHULUAN nasional juga menjadi relatif rendah, yaitu


sekitar 7,6%. Oleh sebab itu harus ada
Sebagai Negara kepulauan dan upaya peningkatan pemanfaatan sumber
negara maritim, Indonesia memiliki daya perairan nusantara yang berorientasi
perairan yang sangat luas, dimana 75% ekspor dan pemenuhan gizi masyarakat.
dari luas Negara Indonesia berupa Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara
perairan laut dengan panjang pantai lain melalui pengembangan agribisnis
mencapai 81.000 km dan Zona Ekonomi perikanan dan membangun industri
Ekslusif (ZEE) seluas 5.800.000 km2, dan perikanan yang berdampak luas terhadap
merupakan perairan terbesar kedua setelah pengembangan ekonomi di daerah
Amerika Serikat. Dengan luas tersebut, sekitarnya (Dinas Kelautan dan Perikanan,
potensi lestari produksi perikanan 2011).
Indonesia mencapai 6,7 juta ton ikan per Upaya pemanfaatan sumber daya
tahun. Namun realisasi produksi perikanan Nusantara secara optimal
perikanan secara nasional hanya sekitar ternyata masih menghadapi berbagai
45% saja atau sekitar 3 juta ton per tahun. kendala, seperti permodalan, teknologi
Rendahnya produksi ini pada akhirnya penangkapan, keterampilan budidaya,
menyebabkan kontribusi sub sektor teknologi pengolahan dan penyediaan
perikanan pada perolehan devisa ekspor
2

armada penangkap ikan (Handayani, Kegiatan budidaya ikan dengan


2007). pola KJA di Kabupaten OKU Selatan
Budidaya perikanan yang telah berpusat di Kecamatan Warkuk Ranau
berkembang dan sangat prospektif selama Selatan. Kecamatan ini sangat strategis
ini adalah budidaya tambak (pola keramba untuk pengembangan budidaya ikan
jaring apung). Menurut Afrianto (2011), dalam KJA karena berada tepat di
pengembangan budidaya ikan dalam sepanjang Danau Ranau. Budidaya ikan
tambak pola keramba jaring apung (KJA) dalam KJA juga dikembangkan sebagai
menjadi alternatif untuk mengatasi alternatif diversifikasi usaha yang
kendala produksi ikan, dimana dari tahun dilakukan oleh masyarakat yang mayoritas
ke tahun harga jual dan produksi ikan sebagai petani kopi untuk menambah
dengan budidaya tambak atau keramba pendapatan keluarga. Usaha tambak ikan
semakin menjanjikan. Ditinjau dari sisi dengan pola keramba jaring apung di
pemasaran, peluang pengembangan Kecamatan Warkuk Ranau Selatan mulai
budidaya ikan dalam tambak masih sangat muncul pada akhir tahun 1998, dimana
terbuka karena laju pertumbuhan produksi pada masa itu banyak petani kopi yang
perikanan dunia yang masih didominasi hidup dalam kemiskinan karena terkena
oleh perikanan laut. (Anonimous, 2010). . imbas dampak krisis moneter. Harga kopi
Danau sebagai bagian dari yang rendah dan kondisi tanaman kopi tua
perairan umum juga mempunyai potensi yang kurang produktif menyebabkan
besar untuk dikembangkan usaha rendahnya pendapatan yang bisa diraih
budidaya ikan dalam keramba pola jaring petani. Dalam keadaan seperti ini, satu-
apung. Teknologi budidaya ikan dalam satunya jalan untuk menambah
keramba jaring apung (KJA) saat ini penghasilan keluarga adalah
sudah berkembang pesat di beberapa memanfaatkan sumber daya alam yang
danau dan waduk seperti Saguling, Cirata ada, yaitu Danau Ranau.
dan Jatiluhur, termasuk Danau Ranau Produksi ikan air tawar pada
(OKUS Sumatera Selatan). Pada Tahun 2013, berdasarkan Statistik Dinas
perkembangannya, budidaya ikan dalam Perikanan Kabupaten OKU Selatan dapat
KJA memegang penting dalam dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
pembangunan perikanan. Kebutuhan ikan
air tawar khususnya ikan konsumsi di
Pulau Jawa dan Sumatera sebesar 65%
berasal dari perikanan budidaya di KJA
(Handayani, 2007).
Pusat budidaya ikan dalam KJA
untuk daerah Jawa adalah Provinsi Jawa
Barat, dimana berdasarkan sensus tahun
2010 menunjukkan jumlah keramba jaring
apung mencapai 51.418 petak KJA
dengan jumlah pembudidaya sebanyak
2.828 orang (Anonimous, 2010).
Sedangkan untuk Sumatera Selatan
diwakili oleh Kabupaten OKU Selatan
dimana budidaya ikan dengan pola KJA
dikembangkan di sepanjang Danau Ranau
dengan jumlah KJA sebanyak 550 petak
KJA dengan jumlah pembudidaya
sebanyak 152 orang.
2

Tabel 1. Produksi ikan air tawar Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2013
Produksi/ Nilai/
No Kecamatan/District Production Values
(Ton) (Rp.000)
1 Mekakau Ilir 14.776 14.776
2 Banding Agung 59.104 59.104
3 BPR. Ranau Tengah 7.520 7.520
4 Warkuk Ranau Selatan 63.580 63.580
5 Buay Pemaca 12.800 12.800
6 Simpang 8.390 8.390
7 Buana Pemaca 14.500 14.500
8 Muaradua 59.112 59.112
9 Buay Rawan 20.310 20.310
10 Buay Sandang Aji 27.430 27.430
11 Tiga Dihaji 23.000 23.000
12 Buay Runjung 23.380 23.380
13 Runjung Agung 21.640 21.640
14 Kisam Tinggi 18.280 18.280
15 Muaradua Kisam 13.230 13.230
16 Kisam Ilir 28.260 28.260
17 Pulau Beringin 12.366 12.366
18 Sindang Danau 7.800 7.800
19 Sungai Are 10.440 10.440
Jumlah/Total 435.918 435.918
Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Tabel 1 menunjukkan produksi Rumusan Masalah


ikan air tawar tertinggi di Kabupaten Permasalahan yang diajukan
OKU Selatan adalah di Kecamatan pada penelitian ini, antara lain :
Warkuk Ranau Selatan dengan nilai 1. Berapa pendapatan petani dari
produksi 63.580 ton/thn. Hasil tersebut budidaya ikan pola keramba jaring
mayoritas berasal dari tambak ikan pola apung (KJA) di Kecamatan Warkuk
keramba jaring apung (KJA) di Ranau Selatan
sepanjang Danau Ranau. Perputaran 2. Apakah kegiatan budidaya ikan pola
modal pada usaha ini sangat cepat, KJA layak untuk terus diusahakan di
begitu juga dengan keuntungan yang Kecamatan Warkuk Ranau Selatan
dapat diraih oleh pembudidaya ikan pola
KJA, membuat banyak penduduk yang Tujuan dan Kegunaan
juga berstatus sebagai petani kopi Tujuan dari penelitian ini antara
menjadi sangat terbantu dalam lain :
menambah pendapatan keluarga. 1. Menganalisis pendapatan dari
Jumlah keramba jaring apung budidaya ikan pola keramba jaring
(KJA) dan potensi perikanan yang besar apung (KJA) di Kecamatan Warkuk
telah memberikan kontribusi dalam Ranau Selatan
kehidupan petani di sekitar Danau 2. Menganalisis kelayakan usaha
Ranau untuk meningkatkan budidaya ikan pola keramba jaring
pendapatannya. Hal inilah yang apung (KJA) di Kecamatan Warkuk
menarik untuk dikaji lebih lanjut Ranau Selatan
mengenai pendapatan dan kelayakan Kegunaan dari penelitian ini adalah
usaha budidaya ikan dengan pola KJA di untuk :
Kecamatan Warkuk Ranau Selatan 1. Memberikan informasi tentang
Kabupaten OKU Selatan. pendapatan yang diperoleh dari
2

budidaya ikan pola keramba jaring Metode Pengumpulan Data dan


apung (KJA) di Kecamatan Warkuk Pengolahan Data
Ranau Selatan Metode pengumpulan data yang
2. Memberikan informasi tentang dilakukan, meliputi data primer dan
kelayakan usaha budidaya ikan sekunder. Data primer diperoleh
dalam KJA di Kecamatan Warkuk langsung melalui pengusaha ikan dalam
Ranau Selatan keramba jaring apung (KJA). Data
sekunder diperoleh dari studi
Ruang Lingkup Penelitian kepustakaan dan instansi-instansi yang
Penelitian ini dilaksanakan di terkait dengan penelitian ini. Dengan
Kecamatan Warkuk Ranau Selatan metode ini, peneliti mengharapkan dapat
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, memperoleh informasi yang lengkap
dimana penentuan daerah dilakukan mengenai objek yang diteliti.
dengan sengaja (purposive). Dipilihnya Data yang telah diperoleh dari
daerah ini sebagai lokasi karena hanya lapangan diolah secara matematis,
di daerah ini yang banyak terdapat disajikan secara tabulasi, kemudian
budidaya ikan air tawar dengan pola dijelaskan secara deskriptif sesuai
keramba jaring apung (KJA). dengan tujuan penelitian ini.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan Untuk menjawab tujuan pertama
pada bulan Agustus 2014 sampai dengan penelitian ini digunakan pendekatan
September 2014. dengan rumus :
Pd = TR – TC
Metode Penelitian TR = Py . Y
Metode yang digunakan dalam TC = FC + VC
penelitian ini adalah metode studi kasus. Dimana :
Metode studi kasus adalah metode Pd = Pendapatan budidaya
penelitian yang sampel dari populasi ikan dalam KJA (Rp/ 4 bln)
yang melakukan kegiatan yang khas TR = Total penerimaan (Total
yakni berupa budidaya ikan dengan pola Revenue) (Rp/4 bln)
keramba, karena tidak semua tempat TC = Total biaya (Total Cost)
melakukan budidaya ikan dengan pola (Rp/4 bln)
keramba pada air tawar. Dengan Y = Produksi (Kg/4 bln)
metode ini, peneliti mengharapkan dapat Py = Harga ikan (Rp/kg)
memperoleh informasi yang lengkap PC = Biaya tetap (Rp/4 bln)
mengenai objek yang diteliti. VC = Biaya variabel (Rp /4 bln)

Metode Penarikan Contoh Untuk menjawab tujuan kedua


Metode penarikan contoh yang penelitian digunakan pendekatan dengan
digunakan adalah metode acak rumus :
sederhana (simple random sampling). 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 (𝑅𝑝 )
R/C = 𝑐𝑜𝑠𝑡 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑅𝑝 )
Dengan alasan, dimana usaha tersebut
homogen baik dari sisi pola yakni Dimana :
keramba, maupun jenis ikan yang R/C >1 berarti untung
dibudidayakan. Adapun jumlah populasi R/C = 1 berarti impas
pengusaha keramba di Kecamatan R/C <1 berarti rugi
Warkuk Ranau Selatan adalah 52 orang,
dan diambil 24 sampel yang homogen
(dalam hal ini hanya membudidayakan
jenis ikan Mujair saja).
3

Analisis Pendapatan dari Budidaya pembuatan keramba dapat dilihat pada


Ikan Mujair tabel
Produksi Tabel. Biaya Tetap Budidaya Ikan
Produksi adalah hasil yang Mujair Dengan Pola Keramba
diperoleh pengusaha ikan pada saat No Bahan Rata-
panen. Setiap pengusaha mengharapkan (rol/btg/kubik/kg) rata/keramba
usaha budidaya ikan tersebut akan (Rp)
mendapatkan keuntungan yang besar, 1 Bambu 750.000
hal tersebut dilihat dari bagaimana 2 Waring 2.688.541
3 Balok Kayu 4.745.833
mereka lebih meningkatkan pemerhatian
4 Tali 520.000
terhadap budidaya tersebut. Adapun 5 Paku 426.667
untuk melihat jumlah produksi dan rata- Total Biaya Tetap 9.131.041
rata produksi ikan dengan pola keramba Sumber: Data primer yang diolah, 2013
di Kecamatan Warkuk Ranau Selatan Dilihat dari Tabel 18 dapat
dapat dilihat pada tabel berikut. disimpulkan bahwa pengeluaran
tertinggi yaitu untuk pembelian balok
Tabel. Produksi dan Total Produksi kayu dengan total Rp 4.745.833, selain
No Keterangan Total kg/4 bln harga yang tinggi penggunaan balok
1 Jumlah Produksi 59.900
kayu juga banyak digunakan untuk
Ikan Mujair Pola
Keramba di pembuatan keramba tersebut,
2 Kecamatan 2.495,83 penggunaan waring juga banyak
Warkuk Ranau digunakan karena untuk membatasi
Selatan wilayah keramba, waring juga termasuk
Rata-rata pengeluaran dengan total harga tinggi
Produksi ikan per yaitu Rp 2.688.541. Sedangkan
pembudidaya penggunaan bambu, tali dan paku
Suber: Data primer yang diolah memang banyak digunakan untuk
Berdasarkan Tabel 15 diatas pembuatan keramba tetapi harganya
produksi ikan mujair di Kecamatan tidak telalu tinggi.
Warkuk Ranau Selatan sangatlah besar
dan dapat memenuhi kebutuhan ikan di b. Biaya Variabel
Kecamatan bahkan luar kecamatan. Biaya variabel yaitu biaya yang
Panen dilakukan setelah ikan berusia 4 dibutuhkan dalam budidaya ikan per
bulan karena untuk menghasilkan ikan sekali panen. Adapun untuk melihat
yang berkualitas, ikan tersebut biasanya biaya variabel didalam pembudidayaan
langsung dibeli pemborong di keramba dapat dilihat pada tabel berikut .
tersebut sehingga pengusaha ikan tidak
lagi mengeluarkan biaya transportasi. Tabel. Biaya Variabel Budidaya Ikan
Dengan Pola Keramba
Biaya Rata-
Biaya Tetap No Keterangan rata/keramba
Biaya tetap adalah biaya yang (Rp/4 bln)
penggunaanya tidak habis dalam satu 1 Tenaga Kerja 2.250.000
kali produksi dan besarnya tidak 2 Bibit 1.972.917
tergantung dari jumlah produk yang 3 Pakan 13.400.000
dihasilkan. Biaya tetap dalam penelitian 4 Obat-obatan 15.545
ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk Jumlah 17.638.462
pembuatan keramba. Adapun untuk Sumber: Data primer yang diolah, 2013
melihat bahan dan biaya tetap
4

Dari tabel diatas dapat ditarik Sumber: Data perimer yang diolah
kesimpulan bahwa dalam biaya variabel Dari Tabel diatas diketahui
biaya tertinggi yaitu biaya pakan, bahwa, penerimaan yang didapat dari
meskipun biaya pakan per kilo masih budidaya ikan mujair dengan pola
cukup terjangkau namun penggunaanya keramba di Kecamatan Warkuk Ranau
cukup tinggi yaitu 2 kali sehari. Selatan sebesar Rp.62.395.833 per
musim panen yaitu dalam jangka 4
Biaya Total bulan. Pendapatan yang bisa diperoleh
Biaya total produksi merupakan adalah Rp. 35.626.330/4 bulan atau rata-
seluruh biaya yang dikeluarkan rata Rp.8.906.582/bln.
pengusaha ikan dalam KJA untuk
menghasilkan produksi budidaya ikan, Analisis Kelayakan
biaya total yaitu biaya keseluruhan biaya Kelayakan
tetap dan biaya variabel. Untuk lebih
Dalam analisis kelayakan
jelas dapat dilihat pada Tabel 18.
budidaya ikan air tawar dalam KJA
Tabel 18. Biaya Total Budidaya Ikan
(dalam hal ini ikan mujair) digunakan
Dengan Pola Keramba
kriteria R/C ratio, suatu budidaya
No Keterangan Biaya (Rp/4 bln)
1 Biaya Tetap 9.131.041
dikatakan layak jika R/C ratio > 1.
2 Biaya Variabel 17.638.462 Adapun penghitungannya sebagai
Total 26.769.503 berikut.
penerimaan
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 R/C = biaya produksi
Dari Tabel 18 disimpulkan
bahwa biaya variabel lebih tinggi 62.395.833
daripada biaya tetap karena didalam = 20.330.712
kebutuhan budidaya biaya pakan sangat
tinggi dan juga biaya pemeliharaannya. R/C = 3,07
3. Penerimaan dan Pendapatan Hal ini menunjukkan bahwa
Secara umum penerimaan dalam budidaya ikan mujair dengan pola
usaha budidaya adalah jumlah dari hasil keramba menguntungkan dengan nilai
produksi dikalikan harga. Penerimaan R/C sebesar 3.07, artinya bahwa setiap
rata-rata yang diperoleh pengusaha ikan biaya yang dikeluarkan dalam budidaya
dalam KJA adalah Rp 62.395.833 per ikan mujair dengan pola keramba
empat bulan. sebesar Rp 1.00 maka diperoleh
Penerimaan pengusaha ikan pendapatan sebesar Rp 3.07. Dengan
sangat tinggi dan berhasilnya suatu penghitungan tersebut maka usaha
usaha budidaya, apabila mendapat budidaya ikan dengan pola keramba di
keuntungan tinggi dari budidaya yang Kecamatan Warkuk Ranau Selatan
dilakukan. Tingkat penerimaan usaha tersebut layak untuk diusahakan dan
budidaya dapat dilihat pada analisis dikembangkan.
dibawah ini.
Tabel. Penerimaan Budidaya Ikan Kesimpulan
Dengan Pola Keramba di Berdasarkan pada hasil
Kecamatan Warkuk Ranau penelitian yang dilakukan maka dapat
Selatan ditarik suatu kesimpulan sebagai
No Uraian Biaya berikut:
(Rp/4 bln) 1. Pendapatan yang bisa diperoleh
1 Produksi Total 2.495 dari usaha budidaya ikan air tawar
2 Harga 2.500 dengan pola KJA per bulan adalah
3 Penerimaan 62.395.833 Rp. 8.906.582.
4 Pendapatan 35.626.330
5

2. Setelah dilakukannya analisis Anonim, 2011. Budidaya Ternak Ikan


kelayakan dengan menggunakan Mujair
kriteria R/C ratio, menunjukkan http://blogspot.com/2011/04/cara-
bahwa budidaya ikan air tawar budidaya-ternak-ikan-mujair.html
(mujair) dengan pola keramba Annonymous. 2012. Evaluasi
jaring apung (KJA) layak untuk Pembangunan Sub Sektor
diusahakan dengan nilai R/C = 3,07 Perikanan dalam Pembangunan
Jangka Panjang Tahap 1. Jakarta.
Saran Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera
Selatan. 2011. Statistik
Berdasarkan hasil penelitian Perikanan Sumatera Selatan.
yang telah dilaksanakan, penulis Palembang.
menyarankan: Handayani, R. 2007. Optimalisasi
1. Sebaiknya pengusaha ikan dalam Distribusi Pemasaran Ikan Mas
KJA mampu menguasai teknis Hidup dari Waduk Cirata.
pemijahan sendiri sehingga benih Fakultas Perikanan dan Ilmu
atau bibit ikan tidak perlu membeli, Kelautan. IPB. Bogor.
sehingga keuntungan yang Husnan, 2003. Pembenihan dan
diperoleh bisa lebih tinggi. Perawatan Ikan Mujair. Badan
2. Sebaiknya perlu dilakukan Litbang Pertanian. Bogor.
pencatatan atau pembukuan secara Kadariah, 2003. Pembiayaan
cermat oleh pengusaha dalam Usahatani. Penebar
melakukan usaha budidaya ikan Swadaya.Yogyakarta.
mujair, agar bisa diketahui dengan Kartamihardja, 1997. Usaha
benar dan pasti mengenai tingkat Pembenihan Ikan Mujair di
pendapatan dan keuntungan yang Kecamatan Cengkaringan
diperoleh. Sleman. Skripsi S1. UPN
Yogyakarta.
Mantau, Z., Tutud, V., Rawung,. 2004.
DAFTAR PUSTAKA Budidaya Ikan Mas dan Nila
dalam Keramba Jaring Apung
Adiwalaga, A. 1995. Ilmu Usahatani Ganda di Desa Telap pada Pesisir
Indonesia. Yayasan Obor Danau Tondano. Prosiding.
Indonesia. Jakarta Seminar Nasional Badan Litbang
Afrianto dan Liviawaty, 2011. Beberapa Pertanian. Manado, 9-10 Juni
Metode Budidaya Ikan. Kanisius 2004. Badan Litbang Pertanian.
(Aggota IKAPI). Yogyakarta Jakarta.
Anonim, 2001. http://berita-11656- Muhammad. 2002. Kajian Ekonomi
budidaya-ikan-keramba- Rumah Tangga Nelayan di Jawa
berkembang-di-desa-sungai- Timur. Analisis Simulasi
ular.html Kebijakan, Pemanfaatan Sumber
Anonim, 2008. Status dan Permasalahan Daya. Disertasi PPS IPB. Bogor.
Pembenihan Ikan dan Udang di Pangemanan, Sudrajat, D., Andayani, B.
Indonesia 2002. Pengelolaan Ikan Secara
http://berita.permasalahan- Lestari di Waduk (Studi Kasus di
pembenihan-ikan-udang.html Perairan Waduk Cirata Jawa
Anonim, 2010. Kelayakan Usaha. Barat). IPB. Bogor.
http://blogspot.com/2010.kelayak Purwono, G. 1991. Alokasi Waktu dan
an-usaha-indonesia.html Produktivitas Nelayan di
Kecamatan Puger. Kabupaten
6

Jember. Tesis PPS UGM.


Jogjakarta.
Reniati. 1998. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Kerja
Produksi dan Pengeluaran Rumah
Tangga Nelayan. Tesis IPB.
Bogor.
Reniwati, et al, 1991. Pembenihan Ikan
Air Tawar. Kanisius (Aggota
IKAPI). Yogyakarta.
Suyatno, S.R. 1994. Nila dan Mujair.
PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutoyo. 2005. Peran Wanita dalam
Rumahtangga Nelayan Miskin di
Pedesaan Indonesia. Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian. IPB. Bogor.
Soekartawi. 1993. Prinsip dasar
Ekonomi Pertanian, Teori dan
Aplikasi. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Tohir, K.A. 1997. Pengantar Ekonomi
Pengaturan Pengusahaan Produksi
Pertanian. Erlangga. Jakarta.
Widiati, A dan Prihadi, T.H. 2000.
Pemilihan Lokasi dan Rancang
Bangun Pembenihan Ikan. Badan
Lirbang Pertanian. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai