Anda di halaman 1dari 46

TEKNOLOGI REHABILITASI

SUMBERDAYA PESISIR

REHABILITASI TERUMBU KARANG


KONSEP DASAR REHABILITASI &
RESTORASI TERUMBU KARANG
- REHABILITASI : PENGEMBALIAN FUNGSI
EKOLOGI (≠ KESELURUHAN)
- RESTORASI : PEMULIHAN SEPERTI SEDIAKALA
(KONDISI ASLI) (LAMB et al., 2003)
UU NO. 27 TAHUN 2007 TENTANG PWPPPK
UU NO. 1 TAHUN 2014 TENTANG PWPPPK
UU NO. 45 TAHUN 2009 TENTANG PERIKANAN

STRUKTUR, PRODUKTIVITAS DAN


KEANEKARAGAMAN JENIS ASLI
(PROSES & FUNGSI EKOLOGI KEMBALI ASLI
SEPERTI SEDIAKALA)
AKAR PERMASALAHAN KERUSAKAN
EKOSISTEM TERUMBU KARANG
 Masyarakat tidak
mengetahui arti dan nilai
penting dari ekosistem
terumbu karang
 Masyarakat tidak
memiliki alternatif lain
untuk memenuhi
kebutuhannya
 Keserakahan untuk
mendapatkan hasil
banyak dan cepat
FAKTOR –FAKTOR PENYEBAB
KERUSAKAN TERUMBU KARANG
Akibat Aktivitas Manusia
 Penambangan karang
 Pengeboman dan sianida
 Pencemaran dan sedimentasi
 Pembangunan pantai
 Pembangunan di darat
 Industri lepas pantai
 Permintaan meningkat

Akibat Alamiah
 Crown of Thorn
 Pemanasan global
STRATEGI REHABILITASI TERUMBU
KARANG (CORAL REEF)

 Pengembangan terumbu buatan/


CORAL REEFS FISH
SANCTUARY
 Pengembangan teknologi
budidaya laut
 Transplantasi karang (KAJI
DAMPAK + / -)
 Pengembangan pengelolaan
terumbu karang berbasis
masyarakat (Daerah Perlindungan
Laut Berbasis Masyarakat)
RANCANGAN ZONASI PERLINDUNGAN
TERUMBU KARANG (CORAL REEF)

INTI INTI INTI

Tahap 1

Tahap 2
Tahap 3
PROSES PENGELOLAAN TERPADU
DAERAH KONSERVASI ATAU KKLD
Spill-over:

INPUT REHABILITASI ZONA INTI


RKL Spill-
over:
Kondisi awal
SPAWNING
GROUND &
NURSERY
GROUND
RPL
Spill-over:
Emigrasi
RPL
Spill-over:
Pertumbuhan
RPLSpill-over:
penangkapan ikan

F
RPL
Spill-over:
pembaharuan di dalam
KAWASAN YANG
DIKELOLA
(RKL)
RPL
Ekspor larva &
telur
(DAMPAK
POSITIP
►►
SPILL OVER:

RPL DAMPAK POSITIP
SPILL OVER
Ekspor larva & telur:

◄◄
RPL SPILL OVER
Ekspor larva & telur: pertumbuhan & IMIGRASI

IMIGRASI


RPL DAMPAK POSITIP SPILL OVER
Ekspor larva & telur: RESTOKING UNTUK
KELESTARIAN F (FISHING)
PENENTUAN LOKASI REHABILITASI
TERUMBU KARANG (CORAL REEF)

RED LIST LOCATION (EKS PITRAL ATAU LOKASI


PRAKTIK POLA PENANGKAPAN DESTRUKTIF)

MENURUNNYA TUTUPAN KARANG

EKS LOKASI TERUMBU KARANG (CORAL REEFS)


TEKNIK TRANSPLANTASI
PENANAMAN FRAGMEN
KARANG
TEKNIK TRANSPLANTASI
ARTIFICIAL REEF
(Batasan Terumbu Buatan)
 Terumbu buatan pada dasarnya
adalah habitat baru dalam ruang
laut dan penyediaan lapisan
substrat bagi kawasan makan ikan,
krustasea dan moluska.
 Terumbu buatan adalah struktur
atau kerangka yang sengaja
dipasangkan ke dalam laut yang
ditujukan sebagai tempat
berlindung dan habitat bagi
organisme laut atau sebagai
pelindung pantai.
ARTIFICIAL REEF
(Fungsi Terumbu Buatan)
 Menarik dan mengumpulkan organisme sehingga
lebih mudah dan efisien upaya penangkapannya
 Melindungi organisme kecil, anak ikan dan ikan muda
terhadap pemanenan dan penangkapan yang lebih
dini;
 Melindungi kawasan asuhan terhadap cara-cara
pemanfaatan dan penangkapan yang bersifat
merusak; dan
 Dalam jangka panjang, meningkatkan produktivitas
alami melalui cara suplai habitat baru bagi ikan dan
organisme yang menempel permanen
ARTIFICIAL REEF
(Modul Terumbu Buatan)
Modul Bambu & Ban
 Jangka pendek berperan dalam pengumpulan ikan
 Sangat sesuai pada lokasi-lokasi yang terlindung dari
angin dan arus laut
Modul Hong (Konkret)
 Jangka panjang berperan sebagai habitat penyusun
terumbu karang
 Dapat ditempatkan pada lokasi dengan kondisi arus
deras

(Modul-Modul Artificial Reef)


TAMPAK SAMPING
TAMPAK ATAS
2.300 m
2.000 m 10

10

0.900 m

1.200 m
0.175m
DUA DIMENSI
1.2

m
00

00
m

1.2
2.000 m
2.300 m
1.000 m
1.200 m

2.3
00

m
m

00
2.3
DESAIN DAN KONSTRUKSI TERUMBU BUATAN DARI MODUL BETON
BEBERAPA BENTUK MODUL HABITAT BUATAN
TERBUAT DARI HIL BAN TRUK
FORMASI HABITAT BUATAN YANG TERDIRI DARI
BERBAGAI BENTUK MODUL UNTUK
REHABILITASI/REVITALISASI EKOSISTEM TERUMBU KARANG

- Luas minimal areal habitat buatan = 1,0 hektare yang terdiri


dari 400 – 500 Modul
- Keberadaan Modul-modul habitat buatan di dasar perairan
dapat berfungsi sebagai penghambat ilegal fishing
Catatan : untuk memasang rumpon dasar seluas lapangan sepak bola 100 X 100 meter dibutuhkan waktu
3 tahun anggaran; hal tersebut selain terbatas bahan yang tersedia, juga karena kegiatan ini
membutuhkan sosialisasi secara bertahap
agar tidak menimbulkan konflik sosial dikalangan nelayan
BENTUK MODUL RUMPON DASAR ALTERNATIF
DENGAN BAHAN PLASTIK DILAPIS PISTON
50 cm

Tinggi 2 meter
50 cm
BENTUK MODUL RUMPON DASAR
DENGAN BAHAN PLASTIK PISTON
KONSEP BIO - ROCK
 Biorock adalah suatu proses teknologi deposit elektro mineral
yang berlangsung di dalam laut, biasanya disebut juga dengan
teknologi akresi mineral. Pada tahun 1974 teknologi ini
dikembangkan oleh Prof. Wolf H. Hilbertz, seolang arsitek
berkebangsaan Jerman.
 Teknologi ini awalnya dikembangkan untuk mendapatkan
bahan bangunan jenis baru. Tetapi pada tahun 1988, Prof. Wolf
H. Hilbertz bertemu dengan dengan Dr. Thomas J. Goreau,
seorang ahli ekologi karang dari AS. Mereka mendirikan GCRA
(Global Coral Reef Alliance) dan mulai melakukan riset untuk
mengembangkan lagi teknologi biorock dengan fokus pada
perkembangbiakan, pemeliharaan dan restorasi terumbu
karang serta struktur proteksi pesisir.
MEKANISME KERJA BIO - ROCK
 Biorock bekerja menggunakan proses elektrolisis air laut, yaitu
dengan meletakkan dua elektroda di dasar laut dan dialiri dengan
listrik tegangan rendah yang aman sehingga memungkinkan
mineral pada air laut mengkristal di atas elektroda.
 Biorock dibentuk dengan menggunakan struktur ram besi non-
galvanisasi sebagai katoda dan karbon, timah atau titanium sebagai
anoda. Saat dialiri listrik, struktur biorock ini menimbulkan reaksi
elektrolitik yang mendorong pembentukan mineral di struktur
katoda.
 Mineral yang mengendap adalah kalsium karbonat dan magnesium
hidroksida. Kedua mineral ini penting karena merupakan struktur
dasar dari terumbu karang.
 Karena pengakresian mineral yang terjadi secara cepat, bibit
terumbu karang yang ditanamkan ke struktur biorock dapat tumbuh
secara cepat. Endapan mineral ini juga melekatkan struktur dengan
dasar laut dan memperkuat struktur.
DESAIN BIO - ROCK
DESAIN BIO - ROCK
BIO – ROCK BALI-INA
BIO – ROCK BALI-INA
BIO – ROCK BALI-INA
BIO – ROCK BALI-INA
KONSEP REEF BALL
 Reef Ball merupakan salah satu jenis terumbu buatan
yang media tempat tumbuh terumbu karang dibuat
seperti bola. Dalam pemanfaatannya bentuk reef ball
ada dua yaitu bola dan semi bola.
 Reef ball telah diterapkan di pulau Batam dalam
pelestarian terumbu karangnya, dan telah menghasilkan
hasil yang optimal dan siginifikan.
 Teknologi ini bermanfaat dalam upaya memecah
gelombang, memberikan media tumbuh terumbu karang
yang kokoh, serta lubang-lubang yang ada merupakan
tempat sebagai habitat hewan laut.
DESAIN REEF BALL

POLA PEMBUATAN REEF BALL


FISIK REEF BALL
PENURUNAN REEF BALL DI LAUT
REEF BALL WITH CORAL & ALGA
ASOSIATION
KONSEP ECOREEFS
(CERAMIC SNOWFLAKES)
“MEDIA TRANSPLANTASI YANG TERBUAT
DARI MODUL TERUMBU KARANG BUATAN
(ARTIFICIAL REEF)”
ECOREEFS (CERAMIC SNOWFLAKES)
TEKNIK KOMBINASI

PERPADUAN ATAU KOMBINASI BEBERAPA METODE


REHABILITASI TERUMBU KARANG
TRANSLOKASI KARANG

“PROSES PERPINDAHAN KARANG DARI SATU EKOSISTEM


TERUMBU KARANG KE EKOSISTEM TERUMBU KARANG
LAINNYA MELALUI MEDIA/PACKING DAN PROSES
AKLIMATISASI PADA LINGKUNGAN ALAMINYA”
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

SYUKRON JAZAKUMULLAHU KHAIRAN

Anda mungkin juga menyukai