Anda di halaman 1dari 15

Bioekologis Kepiting Biola (Uca spp.

)
Sebagai Dasar Pengelolaan Di Perairan
Tanjung Tiram Desa Poka Kecamatan Teluk
Ambon, Ambon.
Yafeth Anaktototy
2015-63-047

Dibimbing Oleh:

Prof.Dr.Ir. A.S.W. Retraubun,


M.sc
Dr. Ir. L. Siahainenia, M.si
Latar Belakang

Fauna krustacea yang merajai


ekosistem mangrove adalah kepiting
Mangrove merupakan ekosistem
Uca spp. yang banyak dijumpai di
yang kompleks terdiri atas flora dan
dataran lumpur, pinggiran hutan,
fauna daerah pantai, hidup sekaligus
tambak dan daerah bekas tebangan
di habitat daratan dan air laut, antara
mangrove. Uca spp. merupakan jenis
batas air pasang dan surut.
kepiting yang hidup dalam lubang
Ekosistem mangrove selain
atau berendam dalam substrat dan
melindungi pantai dari gelombang
merupakan penghuni tetap hutan
dan angin juga sebagai tempat yang
mangrove, kepiting Uca spp dapat
dipenuhi pula oleh kehidupan lain
beradaptasi dengan baik dalam
seperti mamalia, burung, ikan, dan
lubang galian karena air yang berada
crustacea. Salah satu crustacea yang
dalam lubang dapat membantu
hidup di mangrove adalah Uca spp. 
mengatur suhu tubuh melalui
evaporasi.
Rumusan
Masalah 1. Bagaimana aspek biologis
Kepiting Biola (Uca spp.) di
Perairan Tanjung Tiram Desa Poka,
perairan Tanjung Tiram Desa
merupakan salah satu perairan
Poka?
yang berada di Teluk Ambon Dalam,
Pulau Ambon, Karesteristik substrat
pada perairan tersebut dominan 2. Bagaimana karakteristik
lumpur berpasir yang ditumbuhi habitat Kepiting Biola (Uca
oleh kawasan ekosistem mangrove. spp.) di perairan Tanjung
Namun demikian belakangan ini Tiram Desa Poka?
telah terjadi berbagai aktivitas
pemanfaatan yang mengarah
kepada kerusakan ekosistem 3. Bagaimana bentuk
tersebut. Aktivitas pemanfaatan pemanfaatan di perairan
seperti pembuangan sampah, Tanjung Tiram Desa Poka?
tempat pendaratan perahu, dan
pemukiman dapat menyebabkan
4. Bagaimana
terjadinya penurunan kualitas merumuskan arahan
habitat untuk sumberdaya kepiting pengelolaan sumberdaya
biola, dan kerusakan daerah Kepiting Biola (Uca spp.)
asuhan untuk mencari makan berdasarkan aspek
biota ini. bioekologis di perairan
Tanjung Tiram Desa Poka?
TUJUAN

dasar pengelolaan.
Kepiting Biola (Uca spp.) sebagai
tentang aspek Bioekologis
ilmiah dalam bidang perikanan
-Menyediakan data dan informasi
Biola.
Biologis dan Ekologis Kepiting
informasi ilmiah tentang aspek
- Menyediakan data dan

MANFAAT
- Menganalisis aspek biologis
Kepiting Biola meliputi : Komposisi
spesies, Rasio Kelamin, Ukuran dan
Kepadatan
- Menganalisis karakteristik habitat
kepiting Biola.
- Mengidentifikasi bentuk
pemanfaatan
- Merumuskan arah pengelolaan
Sumberdaya Kepiting Biola
Berdasarkan Aspek Bioekologis
Metode Penelitian
Waktu dan Lokasi Penelitian Alat dan Bahan
Penelitian dilakukan pada september- Tabel pasang surut
Januari 2020 di Perairan Tanjung Tiram, GPS
Meter rol
Desa Poka Kecamatan Teluk Ambon Alat tulis menulis
Dalam Frame ukuran 1x1 M
Refraktometer
Thermometer
Kantong plastik
Karet gelang
Kamera
Kompor Gas
Buku identifikasi
Tropol
Kaliper
Sieve Shaker
Metode Pengumpulan Sampel 2. Data kepadatan
- Pengambilan data kepadatan dilakukan
Stasiun penelitian ditentukan secara acak pada 3 stasiun. Dimana tiap stasiun 3
sesuai pengamatan di lapangan yang transek dengan jarak transek 25 m dan
terdapat lubang galian kepiting Uca spp. kuadran 1x1 m
- letakkan kuadran 1x1 m pada transek
Prosesnya dilakukan melalui beberapa
dengan 10 kudaran pada tiap transek.
tahapan sebagai berikut: - Tiap Spesies yang di temukan pada tiap
kudran kemudian di catat hasilnya kemudian
di dokumentasi.

1. Kedalaman liang kepiting Uca spp.


- Pengambilan sampel dilakukan pada surut
terendah air laut. pengambilan sampel dilakukan
secara acak pada liang kepiting Uca. 3. Identifikasi Kepiting Biola (Uca
- 3 stasiun penelitian pada ekosistem mangrove spp.)
- Untuk mengidentifikasi liang kepiting harus di Teknik pengidentifikasian jenis Uca
pantau jarak sekitar 1 m. spp. dilakukan dengan cara
- Untuk melihat bentuk dan kedalaman dari liang mengamati bentuk/karakteristik/ciri
kepiting, tuangkan lilin pada liang yang diberi umum bentuk tubuh. Kepiting yang
tanda. lilin yang sudah mengering kemudian di telah dikumpulkan pada tiap stasiun,
gali menggunakan tropol, pada saat menggali diidentifikasi dengan menggunakan
harus hati –hati agar bentuk liang tidak patah. pedoman Murniati dan Pratiwi
- Hasil bentuk lubang kepiting kemudian diukur (2015) dan diperkuat dengan buku
total kedalaman liang/Total burrow deapth (TBD) identifikasi menurut Crane (1975).
dan diameter liang/Burrow diameter (BD).
4. Substrat
Pengambilan sampel substrat diambil pada
liang bioturasi galian kepiting Uca spp.
menggunakan pipa PVC dengan cara
menancapkan pipa pada substrat liang Metode Analisa Data
kepiting Uca spp. - Kepadatan spesies kepiting biola
(Uca spp.) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berdasarkan
Mulya (2000) :
Analisa Laboratorium Ki = Ni/A
- Analisa sampel substrat di laboratorium memiliki Keterangan :
tahapan-tahapan sebagai berikut : Ki : kepadatan spesies ke-i (ind/m2)
- Sampel substrat dikeringkan di bawah sinar matahari
Ni : jumlah spesies ke-I (ind)
untuk menghilangkan kadar air yang terkandung dalam tiap
sampel substrat. A : luas area (m2)
- Automatic sieve shaker disiapkan dengan susunan dari - Ukuran butiran sedimen dianalisis
ukuran besar sampai kecil, yaitu 4 mm, 2 mm, 1 mm, 0.425 menggunakan skala Wentworth dan
mm, 0.250 mm, 0.125 mm, 0.063 mm, 0.038 mm. untuk mengetahui dominasi dari
- Sampel substrat dituangkan di atas sieve shaker ukuran butiran sedimen
berukuran 4 mm atau yang lebih besar untuk memisahkan menggunakan formula :
partikel kerakal, kerikil, pasir, debu, dan lempung.
- Sieve shaker machine dinyalakan untuk menapis tekstur
 
partikel sedimen selama 5 menit.
- Setelah semua tekstur substrat tersaring, Berat masing-  
masing partikel substrat ditimbang menggunakan
timbangan digital kemudian dicatat.
Analisis Bentuk-Bentuk Pemanfaatan
Bentuk-bentuk pemanfaatan yang dilakukan
di perairan Tanjung Tiram Desa Poka
dianalisis dan diuraikan secara deskritif
sesuai dengan data dan informasi yang di
peroleh melalui pengamatan langsung di
lapangan.

Arahan Pengelolaan
Dalam merumuskan arahan pengelolaan
sumberdaya Kepiting Biola (Uca spp.) di
perairan Tanjung Tiram Desa Poka digunakan
metode alternativ atau solusi yang dibuat
dengan mempertimbangkan masalah yang
terjadi dalam bentuk-bentuk pemanfaatan,
kemudian dirumuskan arahan pengelolaannya.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Lokasi Karakteristik Lokasi
Penelitian Penelitian
Perairan Tanjung Tiram Desa Poka terletak di - stasiun 1 terdapat pada ujung dermaga
perairan teluk ambon dalam, memiliki potensi feri (masih terdapat mangrove) dengan
sumberdaya hayati laut, salah satu ekosistem pesisir substrat berlumpur berpasir
yang berada disepanjang pesisir pantai adalah - stasiun 2 terdapat pada daerah kawasan
ekosistem mangrove. mangrove dengan subtrat berlumpur
Pada penelitian ini terdapat 3 stasiun pada posisi berpasir
sebagai berikut : - stasiun 3 terdapat pada daerah mangrove
Stasiun 1, 03039’376” LS dan 128011’976” BT
dengan subtrat berpasir berlumpur.
Stasiun 2, 03039’282” LS dan 128011’925”BT
Stasiun 3, 03039’184” LS dan 128011’878”BT Rasio Kelamin Kepiting Biola (Uca
Komposisi Jenis Kepiting Biola (Uca
spp.)
spp.)
- Berdasarkan identifikasi kepiting Uca dari 3
Tabel. Jumlah Jenis Kepiting Biola
stasiun di temukan 352 individu yang (Uca spp.) Berdasarkan Rasio Kelamin
terdiri dari satu kelas, satu ordo, satu
family, satu genus dan tiga spesies yaitu
uca perpelexa, uca lactea, dan uca
mjoebergi.
- Spesies dengan jumlah individu terbanyak Chart Title
yaitu uca perplexa dengan jumla individu
sebesar 213 individu dan diikuti oleh 24%
spesies uca lactea dengan jumlah individu
sebesar 95. Spesies dengan jumlah Jantan
Betina
individu sedikit yaitu uca mjoebegi dengan 76%

jumlah individu sebesar 44 individu.


Kepadatan Jenis Kepiting Uca spp
- Kepadatan tertinggi tipe sex jantan dan

Kepadatan ind/m2
0.3
0.25
betina pada satasiun 1 2 dan 3 dimiliki oleh 0.2
0.15
kepiting Uca perpelexa jantan 65 individu 0.1
dengan kepadatan (0.288 ind/m2), betina 0.05 jantan
0
betina
23 individu dengan kepadatan (0.102
ind/m2)
- kepadatan terendah dimiliki oleh kepiting
Uca mjoebergi jantan 8 individu dengan
kepadatan (0.035 ind/m2), betina 3 individu
dengan kepadatan (0.013 ind/m2).

ntuk Liang Bioturbasi Kepiting Uca spp.


Penelitian yang dilakukan pada 3 stasiun
untuk melihat bentuk liang yang ditemukan
pada semua stasiun umumnya bentuk liang I,
J, L. bentuk liang yang banyak ditemukan
yaitu bentuk “I” dimana bentuk ini ditemukan
pada stasiun 1, stasiun 2, stasiun 3 untuk
jenis kepiting Uca perpelexa, Uca lactea, Uca
mjoebergi.diikuti dengan bentuk liang J, dan
L.
Tabel. Ukuran liang kepiting Uca spp.
DL (diameter liang), TKL (total kedalaman liang).

Ukuran Liang Bioturbasi


Kepiting Uca spp.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis Uca lactea yang
memiliki ukuran TKL yang paling besar dengan nilai 12.76 cm, di
ikuti Uca perpelexa dengan ukuran TKL 11.34 cm dan Uca
mjoebergi dengan ukuran TKL 10.22 cm. karena pada stasiun 1
sampai stasiun 3 tipe substratnya berpasir sesuai dengan kepiting
biola (Uca spp.). Menurut Hamidy (2010) tanah berpasir
mempermudah Uca spp. untuk membuat lubang dan kandungan
bahan organiknya juga melimpah, disebabkan kandungan serasah
yang tinggi.
 

Ukuran lebar karapas dan Penelitian yang dilakukan pada kepiting Uca spp. ukuran lebar karaps
total kedalaman liang. disesuaikan dengan diameter liang Uca spp. Karena pada diameter
liang biasanya lebih kecil dari lebar karapas karena fungsi liang bagi
Uca adalah sebagai tempat berlindung dari predator, tempat makan,
dan melakukan perkawinan. Pada permukaan substrat ukuran
diameter liang yang terlihat sedikit kecil akan tetapi bagian dalam
dari kepiting Uca lebih besar.
Struktur Substrat Pada Liang Galian Kepiting
Uca Spp Stasiun 2
0.038 silt 4 mm batu
Stasiun 1 2% 5%
0.063 pasir sangat halus 2 mm kerikil
6% 19%
2 mm kerikil 0.125 pasir halus
0.038
4 mmsilt
batu 3% 1%
0.063 pasir sangat3%
halus
8% 0.250 pasir sedang
15% 1 mm pasir sangat kasar 39%
0. 125 pasir halus 4%
0.425 pasir kasar
1% 9%
1 mm pasir sangat
kasar
0.250 pasir sedang
58% 11%
0.425 pasir kasar
17%

2 mm kerikil
Stasiun 32% Hasil analisa ukuran butiran substrat
1 mm pasir sangat menunjukan dominasi ukuran substrat pada
0.038 silt 4 mm batu kasar
1% 4% 4% stasiun 1, 2 dan 3 adalah 0.250 mm kategori
0.063 pasir sangat halus
10%
0.425 pasir kasar
8% (pasir sedang) masing-masing presentase
0.125 pasir halus
1% 57%,39%,70%. diikuti dengan 0.063 mm (pasir
sangat halus) dengan nilai presentase 15%,10%
pada (stasiun 1 dan 3). Menurut Hamidy (2010)
0.250 pasir sedang tanah berpasir mempermudah Uca spp. untuk
70%
membuat lubang dan kandungan bahan
organiknya juga melimpah, disebabkan
kandungan serasah yang tinggi.
arahan pengelolaan Kepiting Biola (Uca spp.)
berdasarkan aspek bioekologisnya di Perairan
Tanjung Tiram Desa Poka sebagai berikut :
Bentuk Aktivitas Pemanfaatan Di 1. Peranan pemerintah Negri untuk
Perairan Tanjung Tiram Desa Poka mengimbahu masyarakat dan memberi
aturan-aturan tentang pentingnya
Berdasarkan hasil penelitian di temukan pelestarian ekosistem mangrove serta
beberapa bentuk pemanfaatan yang dampak dari aktivitas masyarakat bagi
ekosistem mangrove, sehingga ekosistem
berlangsung di Perairan Tanjung Tiram mangrove terus di lestarikan dan biota tetap
Desa Poka. Beberapa masyarakat Desa terjaga dan terlindungi.
Poka yang sering melakukan aktivitas 2. Pada penambatan perahu sebaiknya
dilakukan pembuatan tiang pancang agar
seperti pengumpulan kerang (bameti), tidak menganggu proses pertumbuhan
penambatan perahu, dan pembuangan mangrove dan substrat dari kepiting biola
sampah. (Uca spp.)
  3. Perlu menyediakan tempat sampah yang
representatif sehingga masyarakat lebih
memilih membuang sampah ke tempat
sampah yang disediakan daripada
membuang sampah ke laut.
4. Perlu adanya kegiatan sosialiasi dan
penyuluhan tentang pentingnya peranan
kepiting biola (Uca spp.) terhadap ekosistem
mangrove. karena Kehadiran kepiting biola
Arahan Pengelolaan Sumberdaya (Uca spp.) memiliki peranan yang sangat
Kepiting Biola Berdasarkan Aspek penting bagi ekosistem mangrove, kepiting
Bioekologis Biola berperan sebagai detritus. Detritus
sendiri merupakan pengurai sampah,
tumbuh-tumbuhan ataupun hewan yang
sudah mati. Semakin banyak Kepiting Bola
(Uca spp.) maka semakin seimbang siklus
Kesimpulan
Dari hasil Penelitan yang dilakukan di perairan Tanjung Tiram
Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ditemukannya tiga jenis kepiting biola (Uca spp.) pada lokasi
Penelitian di perairan Tanjung Tiram Desa Poka, yaitu spesies Uca
preplexa, Uca mjoebergi, dan Uca lactea.
2. Pada 3 stasiun bentuk liang yang ditemukan yaitu bentuk liang
huruf I, J, L. stasiun 1 dengan kedalaman liang yang tertinggi dan
untuk stasiun 3 dengan kedalaman liang terendah yang
ditemukan. Habitat pada substrat berpasir. Untuk substrat pada 3
stasiun yang didominasi oleh 0.250 mm (pasir sedang).
3. Terdapat 3 bentuk pemanfaatan di perairan Tanjung Tiram Desa
Poka yaitu aktivitas pengumpulan (bameti), penambatan perahu,
dan pembuangan sampah.
4. Dirumuskan 4 arahan pengelolaan Kepiting Biola (Uca spp.) di
perairan Tanjung Tiram Desa Poka, untuk menjadi perhatian
khusus bagi pemerintah daerah karena Kepiting Biola (Uca
spp.) memiliki peranan yang sangat penting bagi ekosistem
mangrove. 
Saran
Perlu adanya penelitian lanjutan tentang Struktur Komunitas Kepiting Biola (Uca spp.)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai