Anda di halaman 1dari 12

Ekspedisi Anggota Kelompok Pemerhati Gua

Eksplorasi Gua di Kompleks Gua Gudawang, Jawa


Barat

KELOMPOK PEMERHATI GUA


HIMPUNAN MAHASISWA KONSERVASI
SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

Sekertariat : Tangkaran HIMAKOVA, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan


Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB
Telp/Faks. +62-251-621947
LEMBAR PENGESAHAN
EKSPEDISI KELOMPOK PEMERHARI GUA
HIMAKOVA
FAKULTAS KEHUTANAN IPB

Sekrettariat : HIMAKOVA, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan


dan Ekowisata, fakultas kehutanan IPB, PO.Box 168 Dramaga telp/fax ;
(0251)621125

Bogor, 2 Januari 2008

Sopian Hidayat Wirama Hypananda


Ketua HIMAKOVA Ketua Ekspedisi

Menyetujui,

Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, M.Sc.F

Pembina HIMAKOVA
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gua merupakan suatu fenomena yang terbentuk karena aliran air yang
menimpa bebatuan di daerah berkapur secara terus menerus dalam jangka waktu
yang lama, sehingga merombak struktur batuan dan menghasilkan lubang di
dalam tanah baik vertikal maupun horisontal dengan berbagai dekorasi di
dalamnya. Di indonesia sebagian besar merupakan daerah kapur yang mempunyai
potensi gua cukup besar, namun potensi ini belum tergali secara mendalam
ditambah lagi dengan adanya anggapan masyarakat bahwa gua merupakan tempat
yang keramat dan tidak boleh diganggu. Gua sebagai sumberdaya alam bawah
tanah mempunyai banyak manfaat. Dari segi ekologi, gua merupakan habitat bagi
beberapa satwa seperti kelelawar, wallet, jangkrik, dan ikan untuk gua yang
berair. Secara ekonomi sarang burung wallet yang ada di gua jika dijual akan
bernilai tinggi juga bermanfaat sebagai obat. Sedangkan kotoran kelelawar dapat
dijual dan berguna untuk penyediaan fosfat. Gua juga dapat digunakan sebagai
tempat wisata yang bisa menghasilkan keuntungan jika dilakukan pengelolaan
secara optimal. Peran gua dalam siklus hidrologi adalah sebgai pengatur dan
pemurnian air.
Kegiatan eksplorasi gua merupakan kegiatan pengamatan seluruh isi gua
baik komponen biotik maupun abiotiknya, termasuk hubungan gua dengan
kehidupan masyarakat sekitar. Bentuk kegiatan eksplorasi sendiri berupa
pemetaan, inventarisasi satwa gua, dan sosial ekonomi gua. Kegiatan pemetaan
gua bertujuan untuk memetakan lorong-lorong gua serta letak ornamen gua, flora,
dan fauna gua serta percabangan dalam gua. Inventarisasi satwa merupakan
kegiatan inventarisasi fauna gua yang terdapat dalam gua serta letaknya dalam
gua. Sosial ekonomi gua adalah kegiatan pencarian data ke masyarakat sekitar gua
tentang kemanfaatan gua beserta informasi sejarah mapaun mitos gua.
Kelompok Pemerhati Gua Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya
Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor (KPG HIMAKOVA IPB) mencoba
memetakan, menginventarisasi, dan melakukan pencarian data sosial ekonomi
masyarakat di kawasan Gua Gudawang dengan maksud untuk memenuhi syarat
sebagai anggota KPG juga untuk menambah keterampilan, dan hasilnya dapat
digunakan untuk pengembangan serta publikasi pariwisata alam Gua Gudawang.
1.2 Tujuan
Kegiatan Eksplorasi ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan setiap anggota KPG
HIMAKOVA IPB dalam pemetaan dan penelusuran gua
2. Memberikan nilai tambah berupa penerapan ilmu pengetahuan di
lapangan.
3. Memberikan informasi bagi pengembangan pariwisata di kawasan wisata
Gua Gudawang.
1.3Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini diharapakan memilki manfaat yaitu :
1. memberikan bukti otentik bagi penelusur gua, sebagai tim yang pernah
menelusurinya.
2. memberikan informasi mengenai gambaran gua sehingga dapat dijadikan
pertimbangan bagi pengembangan pengelolaan kawasan.
1.4 Dasar Kegiatan
Dasar kegiatan ini adalah SK KPG No. 01/KPG/V/2002 berupa kewajiban
bagi anggota baru KPG HIMAKOVA IPB untuk melakukan penelusuran dan
pemetaan gua sebagai prasyarat untuk memperoleh nomor anggota G-XII.
1.5 Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah anggota baru KPG HIMAKOVA IPB pada
khususnya dan anggota HIMAKOVA IPB pada umumnya serta lembaga yang
terkait dengan bidang kehutanan dan konservasi.
II. METODOLOGI
2.1 Tempat
Lokasi diadakannya kegiatan ini yaitu di Gua Sigaraan di kampung
Cipinang, Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, Bogor Barat.

2.2 Waktu
Waktu pelaksananaan dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 4 Januari 2008
2.3 Alat dan Bahan
Peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan ini yaitu :
a. Pemetaan
- kalkir
- Pensil
- clinometer
- Kompas
- Meteran
b. Inventarisasi satwa
- Jaring Kelelawar
- Plastik spesimen
- field guide kelelawar
- suntikan insulin
- alkohol
c.Sosial ekonomi gua
- kertas kuisioner
d. peralatan masuk gua
- helm
- cover all
- sepatu boot
- head lamp
- meja jalan
2.4 Data yang diambil
Data yang diambil terdiri dari fauna gua, pemetaan gua, suhu gua dan
dokumentasi (Tabel 1).
Tabel 1. Data yang diambil
No Data yang diambil Metode Alat dan bahan
1  Spesimen Inventarisasi  Botol specimen
 Jenis dan jumlah  Pinset
spesies  Kantong plastik
 Dokumentasi  Kantong Kelelawar
 Kuas
 Sarung tangan
 Alkohol 70%
 Aquades
 Jaring Kelelawar dan ikan
 Fieldguide kelelawar
 Kamera
2  Panjang gua Pemetaan  Kompas
 Lebar gua  Kllino meter
 Tinggi gua  Meteran
 Kemiringan lantai gua  Tali raffia
 Sudut kompas tiap  Tally sheet
stasiun  Papan jalan
 Milimeter block
 Kalkulator
 Alat tulis
3 Suhu gua Pengukuran Termometer
4 Ornamen gua Pengamatan dan Kamera
dokumentasi

2.5 Suhu dan Kelembaban Gua


Pengambilan data suhu dilakukan dengan menggunakan temometer basah
dan kering. Pengukuran dilakukan selama 30 menit dan dicatat tiap 10 menit. Data
yang didapatkan merupakan rata-rata pencatatan. Kelembaban didapat dengan
menggunakan tabel RH yang telah tersedia pada termometer. Data yang
digunakan untuk melihat tabel adalah suhu kering. Gua-gua yang dilakukan
pengambilan data suhu dan kelembaban yaitu Gua Mimpi, Gua Batu, Gua
Pattunuang dan Gua Leanglondrong, sedangkan pada Gua Salukkang kallang
tidak dilakukan pengukuran data suhu dan kelembaban karena karena gua ini
belum dikembangkan sebagai gua wisata.

2.6 Inventarisasi Fauna Gua


Cara Kerja
Inventarisasi fauna dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :
a. Penelusuran dilakukan oleh 10 orang dengan lima orang selaku tim surveyor
dan lima orang pembantu.
b. Pencarian dan pengambilan spesies dilakukan disepanjang lorong gua serta
tempat-tempat di dalam gua seperti lantai gua, dinding gua, langit-langit gua
dan juga di ceruk.
c. Spesies yang berukuran besar diambil dengan cara manual (tangan) ataupun
dengan pinset sedangkan spesies yang berukuran kecil diambil dengan
menggunakan kuas, kemudian dimasukkan kedalam botol spesimen atau
kantong plastik.
d. Untuk spesies yang sulit ditangkap surveyor hanya dapat mengabadikan
dengan foto.
e. Setelah inventarisasi selesai dilakukan, spesies dikeluarkan dari dalam
kantong plastik, dibersihkan dengan aquades, kemudian dimasukkan ke dalam
tabung spesimen yang telah berisikan alkohol 70%.
f. Pemberian label pada botol spesimen.
g. Pengidentifikasian spesies dengan mencocokkan ciri-ciri khusus spesies
melalui fieldguide.
h. Mencatat hasil identifikasi dan membuat laporan.
2.7 Pemetaan Gua
Cara Kerja
a. Survei dengan metode forward (forward method)
Metode arah survey yang digunakan dalam kegiatan pemetaan yaitu
forward method. Forward method yaitu suatu metode dimana pembaca alat dan
pencatat pada sistem stasiun pertama, seorang lagi sebagai target pada stasiun
kedua. Setelah pembacaan selesai, pembaca dan pencatat berpindah ke stasiun
kedua. Kemudian target pindah ke stasiun terakhir, sedangkan untuk pengukuran
pada saat pengumpulan data dimulai dari pintu gua sampai ujung lorong atau
dasar dari gua atau sampai terakhir.
b. Pelaksanaan Pemetaan Gua
Pada saat pelaksanaan pemetaan dilakukan beberapa tahap kegiatan, yaitu
sebagai berikut :
a) Penentuan stasiun oleh seorang leader.
b) Pembaca alat berada pada stasiun yang ditentukan oleh leader dan target
berada pada stasiun berikutnya.
c) Pembidikan dilakukan oleh pembaca alat terhadap target sekaligus
pengukuran jarak dan pembacaan alat.
d) Mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan gua oleh seorang deskriptor.
Kondisi yang dicatat antara lain mulut gua, penampang lintang gua, ornament
gua, dan sketsa lorong secara plan section.
e) Mencatat data-data hasil pembacaan alat dan pengukuran oleh seorang
pencatat.
f) Demikian seterusnya sampai stasiun terakhir sesuai dengan metode yang
digunakan (Forward Method)
c. Pembuatan peta
Pengolahan data hasil pembacaan dan pengukuran menggunakan software VCOM
32 dan penggambaran peta dengan menggunakan metode plan section.
III. KONDISI UMUM
Ekspedisi gua untuk wilayah Jawa barat dimulai pada hari Kamis 3 Januari
2008 dari Dramaga. Tim ekspedisi berjumlah 9 orang. Ekspedisi dilakasankan di
Gua Guadawang di daerah Bogor Barat sekitar 2 jam perjalanan dari dramaga
dengan menggunakan angkutan umum.
Tim berangkat sekitar pukul 8 pagi dari BNI cab. Dramaga. Tim akan
berada di lokasi 2 hari 1 malam. Sampai di lokasi Gua Gudawang diperkirakan
pukul 11.00 dan langsung menuju ke loket masuk gua dan segera mendirikan
tenda dan menyiapkan untuk masuk gua. Pukul 14.00 tim kan melakukan
pendataan sosek gua sampai pukul 5 sore. Istirahat dilakukan sampai pukul 19.00
dilanjutkan dengan penelusuran gua Sigaraan disertai pemetaan dan inventarisasi
fauna gua. Kegiatan diakhiri pada pukul 00.00 dilanjutkan istirahat. Acara pagi
dilanjutkan dengan sosial ekonomi gua difokuskan pada pengelolaan gua. Acara
diakhiri pada pukul 09.00 dan dilanjutkan dengan pulang kembali ke kampus.
GUA GUDAWANG
3.1 Sejarah
Gua Guadawang terletak di kampung Cipinang ditemukan 24 gua yang
tersebar di bagia Timur dan barat jalan desa. Nama gua kebanayakan diambil dari
keadaan awal saat ditemukan atau cerita mistik dari lokasi tersebut.
3.2 Kondisi Umum
Kawasan Gua Gudawang terletak di kampung Cipinang, dusus Argapura,
Kecamatan Cigudeg, Bogor Barat dibatasi oleh :
Barat : Desa Tipar
Timur : Gunung Binangkit dan Kampung Cimapang
Selatan : Gunung Rengganis
Utara : Kampung Cibangur
Kampung Cipinang dibagi menjdi 6 daerah yaitu Bolang,
Leuwiceuri,Tipar, dan Malangbong. Gua Gudawang terletak 8 km dari
persimpangan jalan raya Bogor – Jasinga Sepanjang jalan menuju lokasi
merupakan perkebunan sawit dan karet milik PTP. Jalan ini pun merupakan jalan
alternatif menuju Jakarta, Kalideres, dan Parung Panjang. Gua Guadawang
mempunyai luas±300 Ha, suhu sekitar 8-29 oC.
IV.ANGGARAN BIAYA
4.1 Pemasukan
Sumbangan anggota = Rp.180.000
Total = Rp.180.000
4.2 Pengeluaran
Kesekretariatan = Rp.10.000
Konsumsi = Rp.60.000
Publikasi Dokumentasi = Rp.20.000
Transportasi = Rp.80.000
Obat-obatan = Rp.10.000
Rp.180.000
V.PANITIA EKSPEDISI KPG “HIRA” HIMAKOVA IPB
3-4 JANUARI 2008

Pelindung : Dr. Ir. Sambas Basuni, MS


(Sekretaris Fakultas Kehutanan)
Pembina : Ir.Arzyana Sunkar, MSc
Penanggung jawab : Sopian Hidayat ( Ketua HIMAKOVA)
Zulfan ( Ketua KPG )
Ketua : Wirama Hypananda
Anggota : Rikto
Hajah Ainah
Serasi Marito
Fitri Handayani
Iska Gushilman
Irzal Fakhrozi
Ronald Andreas P.
Ino Haryanti
VI. PENUTUP
Demikian usulan kegiatan pendidikan dan Ekspedisi Kelompok Pemerhati
Goa HIMAKOVA IPB. Atas partisipasi dan Bantuan Semua pihak dalam
mempelancar kegiatan ini kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai