Vol. 1 no 1 : 1-9
Published online: 1 agustus 2020
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi perairan Pulau Maitara, Kota
Tidore Kepulauan, mengetahui kelayakan lokasi untuk pengembangan budidaya Ikan Kerapu
Bebek (Cromileptis altivelis) di perairan Pulau Maitara, Kota Tidore Kepulauan. Metode yang
digunaka dalam penelitian ini adalah metode survei lapangan dimana data yang didapatkan
dibahas secara deskriptif dan diseuaikan dengan standar baku mutu kualitas air ikan kerapu
bebek (Cromileptis altivelis). Kualitas air yang di teliti yakni terdiri atas dua parameter yaitu
Fisika dan Kimia, untuk parameter fisika terdiri dari kedalaman, suhu, kecepatan arus dan
kecerahan, sedangkan untuk parameter kimia yaitu salinitas, derajat keasaman (pH), oksigen
terlarut (DO), nitrat dan fosfat. Hasil analisis kelayakan lokasi pada satasiun I dan stasiun II
menunjukan nilai total skor sebesar 66 dimana nilai tersebut menunjukan nilai yang layak
marginal (S3) sebagai lokasi budidaya ika kerapu bebek.
Kata Kunci: Kerapu bebek, kelayakan lokasi, kualitas perairan, pulau maitara, evaluasi perairan.
Abstract
The purpose of this study was to determine the condition of the waters of Maitara
Island, Tidore Archipelago City, to determine the feasibility of the location for the development
of grouper duck (Cromileptis altivelis) cultivation in the waters of Maitara Island, Tidore Islands
City. The method used in this research is the field survey method where the data obtained is
discussed descriptively and adjusted to the water quality standards for Humpback Grouper
(Cromileptis altivelis). The quality of water studied consists of two parameters, namely Physics
and Chemistry, for physical parameters consisting of depth, temperature, current velocity and
brightness, while for chemical parameters, namely salinity, degree of acidity (pH), dissolved
oxygen (DO), nitrate and phosphate. The results of the feasibility analysis of the location at
station I and station II show a total score of 66, where this value shows a marginal feasible
value (S3) as a location for humpback grouper cultivation.
Key Word : Humpback grouper, feasibility of location, water quality, maitara island, water evaluation.
1
Hemyscyllium
Vol. 1 no 1 : 1-9
Published online: 1 agustus 2020
memberikan peranan yang lebih besar bebek hidup berukuran di atas 300 gram
sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi (Fahmawati, 2014).
penambah devisa, perbaikan pangan, dan gizi Pemilihan lokasi pengembangan budidaya
masyarakat, serta menjadikan lapangan ikan kerapu bebek tidak terlepas dari aspek
pekerjaan maupun dalam upaya peningkatan bioteknis budidaya, yang didalamnya
pendapatan masyarakat. Budidaya perikanan terdapat parameter kualitas perairan sebagai
yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia daya dukung lingkungan (carryng capacity)
sangat beragam. Keberagaman ini dan non-teknis berupa dukungan aksesibilitas
dipengaruhi oleh tingginya permintaan dan sosial-ekonomi masyarakat (Sirza dkk.,
konsumen terhadap komoditas perikanan 2016). Oleh karena itu, proposal penelitian ini
tertentu (Maolana dkk., 2017). hanya dibatasi pada aspek bioteknis, maka
Saat ini perkembangan budidaya ikan aspek non-teknis hanya berperan sebagai
laut semakin memberikan peluang yang besar informasi tambahan.
bagi para pelaku industri peikanan. Berbagai Pengembangan budidaya ikan kerapu
komuditas ikan yang mamiliki nilai ekonomis bebek yang akan diteliti adalah analisis
cukup tinggi mulai dikembangkan, kelayakan lokasi budidaya ikan kerapu bebek
diantaranya adalah : kerapu macan di perairan Maitara.
(Epinephelus fuscoguttatus), kerapu bebek Salah satu wilayah yang mempunyai potensi
(Cromileptes altivelis), kakap putih (Lates pengembangan budidaya kerapu bebek
calcalifer), bawal bintang (Trachinotus adalah perairan Maitara. Perairan Maitara
blochii), kakap merah (Lutjanus sp.), bandeng merupakan salah satu kawasan yang memiliki
(Chanos chanos), dan beberapa jenis ikan tingkat kesuburan tinggi dan berpotensi
lainnya (Rukmono dkk., 2010). untuk pengembangan berbagai komoditas
Kerapu bebek merupakan salah satu budidaya laut di Maluku Utara. Pulau Maitara
jenis ikan kerapu yang mempunyai prospek terletak diantara Pulau Ternate dan Tidore
pemasaran cukup baik dan mahal, terutama yang merupakan suatu lokasi strategis sentra
untuk pasar ekspor. Kerapu bebek pengembangan perikanan (Yuliana, 2008).
(Cromileptes altivelis), salah satu jenis ikan
yang mempunyai potensi untuk II. METODE
dibudidayakan memiliki nilai ekonomi yang Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus-
tinggi dengan harga Rp.100.000,00 – September 2019 di perairanPulau Maitara.
Rp.150.000,00 per kilogram bagi ikan kerapu Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3
berikut:
2
Hemyscyllium
Vol. 1 no 1 : 1-9
Published online: 1 agustus 2020
3
Hemyscyllium
Vol. 1 no 1 : 1-9
Published online: 1 agustus 2020
26,6
4
Hemyscyllium
Vol. 1 no 1 : 1-9
Published online: 1 agustus 2020
5
Hemyscyllium
Vol. 1 no 1 : 1-9
Published online: 1 agustus 2020
biologis di laut, seperti dalam proses selama penelitian ialah 7,50 - 7,57. Menurut
percampuran, konsentrasi oksigen terlarut Ghufran (2010), ikan kerapu bebek diketahui
dan penyebaran organisme laut (Knauss, sangat baik pertumbuhannya pada pH
1997 dalam Kalangi dkk., 2013). Secara normal air laut yaitu antara 6,0 – 8,2.
fisiologis, salinitas berkaitan erat dengan Nitrat adalah bentuk nitogen utama di
penyesuaian tekanan osmotik (Tangke dkk., perairan alami. Nitrat merupakan salah satu
2016). Salinitas selama penelitian berada nutrien yang penting dalam sintesa protein
pada kisaran 30 ppt. Menurut Hastari dkk. hewan dan tumbuhan (Effendi, 2003).
(2017), Ikan kerapu bebek menyukai hidup Menurut Landau (1995), kadar nitrat yang
di habitat perairan karang dengan salinitas baik bagi keperluan budidaya berkisar
30 ppt sampai 35 ppt. antara 0,02 ppm - 0,4 ppm. Hasil analisis
Oksigen terlarut (DO) adalah total menunjukan kisaran nitrat berada pada
jumlah oksigen yang terlarut di air. Oksigen 1,912 mg/l sampai 2,162 mg/l, kisaran nitrat
terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup ini melebihi ambang batas untuk biota air
untuk pernapasan, proses metabolisme atau dalam Keputusan Menteri Negara
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004.
energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Kisaran nitrat yang melebihi ambang
Disamping itu, oksigen dibutukan untuk batas baku mutu diduga karena terjadinya
oksidasi bahan–bahan organik dan proses dekomposisi bahan organik oleh
anorganik dalam proses aerobik (Hamuna bakteri akibat kebiasaan masyarakat sekitar
dkk., 2018). yang membuang sampah kelaut dan
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara mengendap didasar perairan. Proses
Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004, kadar dekomposisi oleh organisme pengurai juga
DO yang layak untuk biota laut bernilai lebih menghasilkan Nitrat. Proses tersebut
besar dari 5 mg/l. Kisaran DO selama merupakan proses Nitrifikasi.
penelitian antara 3,57 mg/l sampai 3,61 Nitrifikasi adalah proses oksidasi
mg/l. Menurut Evalawati dkk,, (2001), ikan ammonia menjadi nitrit dan nitrat. Proses ini
kerapu bebek dapat hidup layak dalam merupakan proses yang penting dalam siklus
karamba jaring apung dengan konsentrasi nitrogen dan berlangsung pada kondisi
oksigen terlarut >5 mg/l. aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit
Derajat keasaman atau pH merupakan dilakukan oleh bakteri nitrosomonas
salah satu parameter kimia yang cukup sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat
penting dalam memantau kestabilan dilakukan oleh nitrobacter (Effendi, 2003).
perairan (Simanjuntak, 2009). Derajat Sehingga menyebabkan kisaran nitrat
keasaman (pH) merupakan logaritma menjadi tinggi.
negative dari konsentrasi ion-ion hidrogen Fosfat merupakan salah satu senyawa
yang terlepas dalam suatu cairan dan nutrien yang sangat penting dilaut. Fosfat
merupakan indikator baik buruknya suatu dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan
perairan (Hamuna dkk., 2018). Ikan kerapu metabolisme fitoplankton dan organisme
bebek akan baik pertumbuhannya bila laut lainnya dalam menentukan kesuburan
dipelihara pada perairan dengan nilai pH perairan (Hamuna dkk., 2018). Jika
lebih besar dari 7 (Affan, 2012). Kisaran pH kandungan fosfat lebih dari 0,051 ppm maka
6
Hemyscyllium
Vol. 1 no 1 : 1-9
Published online: 1 agustus 2020
perairan bisa dikatakan baik (Wardoyo, Alfiah, 2009. Studi Kelayakan Perairan Pulau
2002). Hasil analisis menunjukan kisaran Pajenekang. [Skripsi]. Ujung
fosfat berada pada 0,106 mg/l sampai 0,135 Pandang: UNHAS.
mg/l. Anggraini, D.R., 2017. Analisis kelayakan
3.2. Kelayakan Lokasi Budidaya perairan untuk budidaya ikan kerapu
Kelayakan lahan merupakan salah satu bebek, cromileptes altivelis (randall,
aspek yang menentukan keberhasilan 1997) di perairan pulau tegal
kegiatan budidaya ikan kerapu bebek di kecamatan teluk pandan kabupaten
Pulau Maitara. Setelah dilakukan pesawaran. [Skripsi]. Fakultas
pengolahan data, pembobotan dan skoring pertanian universitas lampung
berdasarkan sistem penilaian kelayakan Bandar lampung.
perairan untuk budidaya ikan kerapu bebek Andarini, 2014. Studi Parameter Kimia Fisika
di KJA, maka hasil analisa kelayakan lokasi Perairan Pantai Muara Sungai untuk
(Tabel 6) pada satasiun I dan stasiun II Kelayakan Lahan Budidaya Tambak
sangat layak (S1). Udang di Kecamatan Sinjai Timur
Tabel 6. Hasil analisa kelayakan lokasi Kabupaten Sinjai. Universitas
budidaya ikan kerapu bebek di Pulau Hasanuddin. Makassar.
Maitara Anonim.(2004). Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun
Stasiun Klasifikasi Kelayakan 2004 Tentang Baku Mutu Air
I Sangat Layak (S1) Laut.http://hukum.unsrat.ac.id/
II Sangat Layak (S1) men/menlh_51_2004.pdf, diakses
IV. KESIMPULAN DAN SARAN tanggal 02 Juli 2014.
4.1. Kesimpulan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil (BBPBL) Lampung. 2001. Modul
kesimpulan sebagai berikut : Petunjuk Teknis Pembesaran Kerapu
1. Kondisi perairan menunjukan suhu bebek. Balai Besar Pengembangan
berada pada kisaran 26,6 - 26,9℃; Budidaya Laut Lampung. Lampung:
kecepatan arus 0,08 - 0,09 m/s; Departemen Kelautan dan Perikanan,
kedalaman 9 m; kecerahan >5 m; Direktorat Jendral Perikanan
salinitas 30 ppt; oksigen terlarut 3,57 - Budidaya, Balai Budidaya Laut.
3,61 mg/l; pH 7,5; nitrat 1,912 - 2,162 Barus, 2001. Studi Penyebaran Bahan
mg/l; dan fosfat 0,106 - 0,135 mg/l. Organik Pada Berbagai Ekosistem Di
2. Kelayakan lokasi pada satasiun I dan Perairan Pantai Pulau Bone batang.
stasiun II sangat layak (S1). Makassar: Universitas Hasanuddin.
Boyd, C. E. (1981). Water Quality
DAFTAR PUSTAKA Management Pond Fish Culture.
Akbar, S. dan Sudaryanto. 2002. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembenihan dan pembesaran ikan Perikanan
kerapu bebek bebek. Penebar Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Swadaya. Jakarta. 103hlm Pengelolaan Sumber Daya dan
7
Hemyscyllium
Vol. 1 no 1 : 1-9
Published online: 1 agustus 2020
8
Hemyscyllium
Vol. 1 no 1 : 1-9
Published online: 1 agustus 2020