Anda di halaman 1dari 24

SEMINAR PROPOSAL

PERANAN PADANG LAMUN SEBAGAI PELINDUNG BAGI ORGANISME


MAKROZOOBENTOS DIPERAIRAN PULAU LAE-LAE KOTA MAKASSAR

Pembimbing :
Dr.Ir.Rohani AR. M.Si (Pembimbing Utama)
Yayu A. La Nafie, ST. M.Sc (Pembimbing Kedua)

Konservasi Sumberdaya Hayati Laut


Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2008
PERANAN PADANG LAMUN SEBAGAI PELINDUNG BAGI ORGANISME
MAKROZOOBENTOS DIPERAIRAN PULAU LAE-LAE KOTA MAKASSAR
• Wilayah pesisir memiliki peranan yang sangat penting dan
potensial untuk dikembangkan. Namun kurangnya pengkajian
mendalam inventarisasi, sehingga membuat pengelolaan wilayah
pesisir sering dilupakan.
• Inventarisasi data potensi sumberdaya pesisir termasuk lamun
dan biota disekitarnya merupakan hal yang sangat penting,
karena dapat menjadi basis data dan informasi yang nantinya
dapat digunakan untuk perencanaan pengelolaan kawasan
pesisir.
• Padang lamun merupakan salah satu ekosistem di daerah pesisir
dan perairan laut dangkal. Dan hidup bermacam-macam biota
laut baik yang menetap maupun yang cuma sebagai pengunjung
setia (sementara).
• Makrozoobentos adalah salah satu bagian dari penyusun
berbagai ekosistem di alam termasuk pada ekosistem padang
lamun, dimana peranannya sangat penting terutama bagi
ekosistem yang ditempatinya.
• Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peranan padang
lamun sebagai pelindung bagi organisme makrozobentos
• Kegunaan dari penelitian ini yaitu dapat memberi data atau
informasi bagi penelitian selanjutnya dan dapat menjadi dasar
dalam mengambil kebijakan upaya pengelolaan, pemanfaatan dan
pelestarian wilayah pesisir khususnya pulau Lae-Lae kota
Makassar.

Penelitian ini dibatasi pada beberapa bagian, yaitu:


• Lamun dengan melihat persen penutupan dan kerapatan jenis.
• Makrozoobentos dengan melihat kepadatan jenis, kelimpahan,
relatif.
• Parameter lingkungan yang terdiri dari suhu, salinitas, DO,
kecepatan arus, pH, kecerahan,kedalaman, sedimen dan BOT
pada sedimen.
Penelitian ini dilaksanakan di perairan pulau Lae-Lae
kota Makassar dalam kurun waktu tiga bulan yakni
pada bulan Juni hingga Agustus 2008
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Rool meter
• Transek Kuadran
• Handrefraktometer
Bahan yang digunakan dalam
• Termometer
penelitian ini yaitu :
• GPS • Aquades
• Kantong sampel • Formalin atau alkohol 70%
• Sacchi disk
• Sieve Net
• Ph meter
• Kompas bidik
• stopwacth
• Do meter
• Tiang skala
• Layang-layang arus
• Alat selam dasar
• Alat tulis menulis
• Kamera
• Cool box
1. Tahap Persiapan
2. Penentuan Stasiun
3. Pengambilan Data terdiri dari :
a. Pengambilan data lamun (persen penutupan
dan kerapatan lamun).
b. Pengambilan sampel dan identifikasi
makrozoobentos
c. Pengukuran parameter lingkungan seperti
suhu, salinitas, kecepatan arus, pH,
kedalaman, kecerahan, DO, sedimen dan BOT
pada sedimen
1.Pengolahan data lamun
Estimasi persen penutupan lamun (Saito dan Atobe,
1970 dalam English dkk,1994)

C =
å ( mixfi )
å fi

Dimana : C = Persen penutupan lamun (%)


mi = Persen nilai tengah kelas ke i
fi = Frekuensi kemunculan jenis

-Kerapatan jenis lamun (Bengen,


2000)
D= ni/A
Dimana : D = Kerapatan jenis lamun (tegakan/m2)
ni = Jumlah tegakan jenis lamun ke-i
A = Luas area (m2)
2.Pengolahan data makrozoobentos
Kepadatan makrozoobentos
Kepadatan individu makrozoobentos dihitung
dengan menggunakan rumus Odum (1971):

ni
D =
A
Dimana :
D = Kepadatan makrozoobentos (ind/m2)
Ni = Jumlah makrozoobentos yang tersaring (ind)
A = Luas area (m2)
Kelimpahan relatif
ni
R X 100%
N

Dimana : R = Kelimpahan relatif


ni = Jumlah individu spesies ke i
N = Jumlah individu seluruh spesies
3. Pengolahan data parameter lingkungan
a. Pengukuran parameter Fisika Oseangrafi
Pengukuran kecepatan arus
V = x/t

Dimana : V = Kecepatan arus (meter / detik


x = Jarak (m)
t = Waktu (detik)

b. Pengolahan data Untuk Parameter Kimia Oseanografi


Pengukuran dan pengolahan data untuk parameter kimia
oseanografi seperti suhu, salinitas, pH, DO dilakukan
langsung dilapangan.
c. Pengolahan Data Untuk Analisis Sedimen

-Menghitung % berat sedimen


% Berat = Berat hasil ayakan / Berat awal x 100 %

- Menghitung % berat kumulatif


% Kumulatif = % Berat 1 + % Berat 2 + % Berat 3 + ……% Berat

d. Pengolahan Data Untuk Bahan Organik Total pada


sedimen
b( gram)  a( gram)
 100%
Bahan organik = berat sampel

Mineral/kadar abu = 100%  kadar abu


Dimana : b (gram) = berat cair
a (gram) = berat cawan
kosong
Dari semua data yang diperoleh akan disajikan secara
deskriptif dalam bentuk tabel, grafik dan gambar. Dan
akan diuji dengan menggunakan uji Anova dimana
dalam hal ini akan membandingkan dua variabel yang
menjadi fokus kajian penelitian yaitu lamun dan
makrozoobentos. Data Lamun dan makrozoobentos
yang diperoleh nantinya akan dianalisis guna melihat
hubungan diantara keduanya.
Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi studi literature, pengumpulan
data yang berhubungan dengan penelitian, survei
lapangan serta mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan selama penelitian di lapangan.
Penentuan Stasiun
Berdasarkan studi awal dan observasi maka ditentukan 2 stasiun
yaitu stasiun 1 berada disebelah timur pulau Lae-Lae sedangkan
untuk stasiun 2 berada di sebelah barat pulau Lae-Lae Kota
Makassar. Setiap stasiun merupakan keterwakilan dari penelitian
secara keseluruhan dimana setiap stasiun ditempatkan pada
wilayah yang ada lamun dan tidak terdapat lamun serta kondisi
perairan yang tidak jauh berbeda. Pada setiap stasiun masing-
masing terdiri dari 3 ulangan. Dimana pada setiap stasiun, transek
kuadran akan dipasang sebanyak 3 kali secara acak berdasarkan
keterwakilan penelitian secara keseluruhan. Pengambilan data
untuk lamun didasarkan pada pola sebaran dan tingkat kepadatan
lamun. Sedangkan untuk pengambilan sampel makrozoobentos
dilakukan pada stasiun pengamatan yang banyak dijumpai lamun
dan tidak dijumpai lamun dengan kondisi perairan yang tidak jauh
berbeda.
Pengambilan data lamun
1. Menentukan posisi stasiun pengamatan
2. Pada tiap stasiun pengamatan dipasang transek kuadran.
Pemasangan transek kuadran dipasang berdasarkan
keterwakilan dimana terdapat lamun dan tidak ditemukan
lamun serta kondisi perairan yang tidak jauh berbeda.
Transek kuadran dipasang pada tiap stasiun sebanyak 3
ulangan secara acak.
3. Mengestimasi persentase penutupan lamun dengan
menempatkan transek kuadran (50 x 50 cm).
4. Untuk pengamatan persen penutupan lamun dilakukan
dengan menghitung berapa persen suatu spesies menutupi
areal dalam tiap sub plot pengamatan. Dan untuk kerapatan
lamun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya
spesies yang terdapat dalam setiap plotnya.
Pengambilan sampel dan
identifikasi makrozoobentos

Sampel makrozoobentos diambil dengan menggunakan grab


sampler dengan kedalaman kurang lebih 30 cm pada setiap
transek kuadran dan dilakukan secara langsung pada setiap
stasiun pengamatan. Sampel yang telah diambil kemudian
disaring dengan menggunakan sieve net dan organisme
makrozoobentos yang tersaring diambil dan dimasukkan ke
dalam kantong sampel, kemudian diberi pengawet.
Identifikasi makrozoobentos dilakukan di laboratorium
dengan menggunakan buku identifikasi “Siput dan Kerang
Indonesia” karya Bunjamin Dharma tahun 1988 dan 1992.
Pengukuran parameter lingkungan

1. Suhu
Suhu diukur dengan menggunakan thermometer dan dilakukan
langsung di lapangan pada setiap stasiun pengamatan.
2. Salinitas
Salinitas diukur dengan menggunakan Handrefraktometer dan
dilakukan langsung di lapangan pada setiap stasiun
pengamatan.
3. Kecepatan arus
Kecepatan arus diukur dengan menggunakan layang-layang
arus, kompas bidik dan stop watch dan dilakukan langsung di
lapangan pada setiap stasiun pengamatan.
4. pH
pH diukur dengan menggunakan pH meter dan dilakukan
langsung di lapangan pada setiap stasiun pengamatan.
5. Kedalaman
Kedalaman diukur dengan menggunakan tiang berskala,
dimana alat ini ditenggelamkan tegak lurus hingga menyentuh
dasar perairan di setiap stasiun pengamatan.
6. Kecerahan
Kecerahan diukur dengan menggunakan sacchi disk dan
dilakukan langsung di lapangan pada setiap stasiun
pengamatan
7. DO (Oksigen Terlarut)
DO diukur dengan menggunakan DO meter dan dilakukan
langsung di lapangan pada setiap stasiun pengamatan.
8. Sedimen
Sampel sedimen diambil dilakukan dengan menggunakan alat
grab sampler pada setiap stasiun pengamatan. Sampel sedimen
yang telah diambil dimasukkan ke dalam kantong sampel dan
kemudian di bawa ke laboratorium untuk analisi selanjutnya.
(Hutabarat dan Evans 2000).
9. ahan Organik Total (BOT)
Sampel diambil pada setiap stasiun pengamatan kemudian
dimasukkan ke dalam kantong sampel yang selanjutnya dibawa
ke laboratorium untuk dianalisis.
Tabel 1. Analisis Substrat Berdasarkan Skala Wenworth (Hutabarat
dan Evans, 2000) :

Keterangan
Ukuran (mm)
Boulders (batu kasar) > 265
Gravel (kerikil) 2 -
265
Very course sand (pasir sangat kasar) 1 - 2
Course sand (Pasir kasar) 0,5 - 1
Medium sand (pasir agak kasar) 0,25 -
0,5
Fine sand (pasir agak halus) 0,125 - 0,25
Very fine sand (pasir halus) 0,0625 - 0,125
Silt (lanau, lempung) 0,0039 - 0,0625
Clay (lempung) <
0,0039
Tabel 2. Klasifikasi Penutupan Lamun
(Saito dan Atobe, 1970 dalam English dkk, 1994)

Bagian yang Persen yang Nilai tengah


Kelas
tertutupi lamun tertutup (%) (%) mi

5 ½ – semua 50 –100 75

4 1/4 - ½ 25 –50 37,5

3 1/8 – ¼ 12,5 - 25 18,75

2 1/16 – 1/8 6,25 – 12,5 9,3

1 < 1/16 < 6,22 3,13

0 Tidak ada 0 0
Tabulasi Data Daerah Padang Lamun

Jenis Makrozoobentos
Lamun
1 2 3 4 5

Lamun a
Lamun b
Lamun c

Keterangan =
- = Tidak ada
+ = Ada
++ = Melimpah
Tabulasi Data Daerah Tidak terdapat Lamun

Makrozoobentos

1 2 3 4 5

Keterangan =
- = Tidak ada
+ = Ada
++ = Melimpah

Anda mungkin juga menyukai