Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan ISSN 2655-8947

STUDI TEKSTUR DAN POLA SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN SUNGAI DUA


LAUT KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

STUDY OF TEXTURE AND SEDIMENT DISTRIBUTION PATTERNS IN THE


WATERS OF SUNGAI DUA LAUT, TANAH BUMBU DISTRICT SOUTH
KALIMANTAN PROVINCE

Muhammad Wibowo Joyoprawiro1*, Baharuddin1, Ira Puspita Dewi1


1
Program S1 Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani Km. 36, Banjarbaru, Indonesia
*Corresponding author: mwibowojoyoprawiro@gmail.com

ABSTRAK

Pantai Sungai Dua Laut yang merupakan pantai yang terdapat di bagian selatan Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan. Secara geografis pantai ini merupakan pantai terbuka yang berhadapan langsung dengan Laut
Jawa dan pada sisi timurnya terdapat Selat Laut. Terdapat juga beberapa aliran sungai yang bermuara di dekat
pantai ini yaitu Sungai Angsana, Sungai Bunati dan Sungai Dua Laut sedangkan pada bagian depan pantai ini pun
terdapat sebuah ekosistem terumbu karang dan adanya pengaruh dari Laut Jawa serta memiliki karakteristik tipe
pantai yang bervariatif. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada karakteristik substrat dan pola distribusi
sedimennya yang akan berdampak pada aktifitas serta keseimbangan ekosistem diperairan Sungai Dua Laut.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan penelitian untuk melihat tekstur dan pola sebaran sedimen
dengan menggunakan metode megaskopis dan granulometri di Perairan Sungai Dua Laut. Hasil Analisis sedimen
pada metode megaskopis ditemui ada lima jenis sedimen yang berwarna berbeda yakni diantaranya, jenis sedimen
pasir dengan warna abu-abu, jenis sedimen pasir dengan warna coklat dan jenis sedimen pasir sedikit berkerikil
dengan warna coklat muda. Dan untuk analisis granulometri nilai tengah atau D50 sedimen di perairan Sungai Dua
Laut ditemui tipe sedimen mS, Sand, sgS dan gS. Pada perairan tersebut didominasi oleh tipe sedimen sand. Nilai
sortasi sedimen ditemui kategori terpilah buruk dan kategori terpilah sangat buruk yang merupakan kategori yang
dominan. Nilai skewness ditemui kategori halus, , kategori simetri dan kategori sangat halus. Kategori yang
mendominasi pada perairan ini yakni kategori simetris. Nilai kurtosis sedimen ditemui kategori runcing, kategori
datar, kategori sangat datar dan kategori sangat amat datar. Kategori runcing merupakan kategori yang dominan.

Kata Kunci: Megaskopis, Granulometri, Tekstur, Pola Sebaran Sedimen

PENDAHULUAN
Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit, atau jenis erosi
tanah lainnya. Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, di
saluran air, sungai, dan waduk. Hasil sedimen (sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal
dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu. Hasil
sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen terlarut dalam sungai (suspended sediment) atau
dengan pengukuran langsung di dalam waduk, dengan kata lain bahwa sedimen merupakan pecahan,
mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media
udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material
yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia (Asdak, 2007).
Sedimen adalah material fragmental yang terjadi dari penghancuran batuan dan bahan-bahan
organik yang terendapkan oleh temaga air, angina atau es. Ada juga yang mendefinisikan sedimen

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


56
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan ISSN 2655-8947

merupakan kepingan material hasil pelapukan yang berasal dari batuan yang ditransportkan dan
diendapkan oleh air (Baharuddin dkk, 2018)
Pantai Sungai Dua Laut merupakan pantai yang terdapat di bagian selatan Kabupaten Tanah
Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis pantai ini merupakan pantai terbuka yang
berhadapan langsung dengan Laut Jawa dan disisi timur terdapat Selat Laut yang dimana pantai ini
menghadap ke arah tenggara. Terdapat juga beberapa aliran sungai yang bermuara di dekat pantai ini
yaitu Sungai Angsana, Sungai Bunati dan Sungai Dua Laut sedangkan pada bagian depan pantai ini pun
terdapat sebuah ekosistem terumbu karang serta memiliki tipe pantai berpasir dengan kelerengan yang
landai. Kondisi inilah yang menyebabkan pola sebaran sedimen di pantai ini beragam. Dalam hal ini
diperlukan analisis lebih lanjut dalam pola sebaran sedimen di Pantai Sungai Dua Laut.
Klasifikasi sedimen dapat diketahui dengan analisis statistik digunakan untuk memaparkan
distribusi frekuensi ukuran butir. Adapun parameter statistik ukuran butiran sedimen terdiri dari ukuran
butiran rata rata (mean grain size), sortasi atau standar deviasi (sorting), kemencengan atau
kecondongan (Skewness) serta derajat kepuncakan atau keruncingan (kurtosis). Analisis distribusi
ukuran butir sedimen dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik (kurva frekuensi kumulatif,
mean, sortasi, kurtosis dan Skewness) (Folk, 1974), penamaan sedimen dilakukan berdasarkan segitiga
sedimen menurut Shepard (1954) dalam Pettijohn (1975).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 – Desember 2020. Lokasi penelitian berada
di perairan Sungai Dua Laut Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan
Selatan.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan Selama Penelitian

No Alat Kegunaan
Alat Pengambilan Data Sedimen
1 GPS (Global Positioning System) Menentukan titik stasiun sampel
2 Kantong Sampel Menyimpan sampel sedimen
3 Kapal Alat transportasi pengambilan sedimen
4 Grab sampler Alat pengambilan sampel sedimen
5 Alat Tulis Mencatat data lapangan
Alat Analisis Data di Laboratorium
1 Kompor dan Oven Mengeringkan sampel sedimen
2 Ayakan Kering (sieve net) Menyaring sampel sedimen
3 Mortar dan stamper Menghaluskan sedimen
4 Timbangan digital Menimbang berat sampel sedimen
5 Beakers glass Wadah sampel sedimen kering untuk ditimbang
6 Sendok dan kuas Mengambil sempel sedimen kering dan membersihkan
sampel sedimen yang tersisa pada sieve net
7 Laptop Menganalisis dan mengolah data
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
57
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan ISSN 2655-8947

Perangkat Analisis Dan Pengolahan Data


1 Gradistat 8.0 Analisis data sedimen
2 Ms. Excel 2016, Surfer 13, Arc Pengolahan data sedimen
GIS 10.5, Global Mapper dan Ms.
Word 2016
No Bahan Keterangan
1 Peta Rupa Bumi Peta Lokasi
2. Peta Laut Pushidrosal Peta Kedalaman
Sumber: Data lapangan (2019)

Perolehan Data

Penentuan Lokasi Sampling


Lokasi sampling dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode Purposive
Sampling, yakni metode yang menentukan pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti
sesuai dengan tujuan penelitian serta mewakili lokasi studi dengan 34 lokasi sampling.

Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel

Sedimen
Pengambilan sampel sedimen dilakukan untuk mengetahui kondisi sebaran sedimen di perairan
tersebut. Peralatan yang digunakan berupa grab sampler. Grab sampler diturunkan ke dasar laut dalam
keadaan terbuka menggunakan tali, setelah sampai dasar laut alat tersebut akan menutup sambil
mengangkut sedimen ketika ditarik ke atas.

Kedalaman
Data kedalaman diperoleh dari Peta Pushidrosal (2015) dan Peta Lingkungan Pantai Indonesia
(BIG 2015) dan diolah menjadi peta kedalaman dengan menganalisis peta batimetri.

Analisis Data

Kedalaman
Analisis kedalaman diperoleh dari peta batimetri dari peta Pushidrosal dan diolah menjadi peta
kontur kedalaman mengenai tahapan pengolahan peta kontur kedalaman yaitu dengan menggunakan
Software Surfer 13 dan ArcGIS 10.5 untuk registrasi, digitasi, interpolasi dan melayout menjadi peta
kontur kedalaman.
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
58
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan ISSN 2655-8947

Sedimen
Analisis sampel sedimen dilakukan dengan dua metode yakni metode megoskopis dan
granulometri/ayakan kering. Analisis metodi megaskopis dilakukan dengan cara mengidentifikasi
secara umum jenis sampel sedimen meliputi warna, tekstur dan jenis sedimen yang di peroleh secara
langsung dari lokasi penelitian.
Analisis jenis sedimen berdasarkan ukuran butir dengan menggunakan metode granulometri
atau ayak kering. Pada metode ini sampel sedimen kering dihaluskan dengan menggunakan mortar dan
stamper, sampel sedimen ditimbang dengan berat 100 gram, kemudian sampel sedimen diayak dengan
menggunakan sieve net, alat ini dapat memisahkan sampel sedimen dari butiran kasar hingga halus
dengan ukuran >2 - <0.0063 mm, sampel sedimen ditimbang berdasarkan masing-masing ayakan serta
menjumlah hasilnya sebagai perbandingan berat awal dengan berat akhir.
Analisis sedimen diklasifikasi berdasarkan ukuran partikel sedimen (Tabel 3.2) dengan
persamaan menurut Wenworth (1922) dalam CHL (2006) mengklasifikasi sedimen berdasarkan ukuran
butirnya (Skala Wenworth) yakni lempung, lanau, pasir, kerikil, koral (pebble), cobble dan batu
(boulder) dengan mengembangkan.
Setelah didapatkan nilai phi dari masing masing fraksi sedimen, kemudian ditentukan beberapa
nilai phi yang merupakan nilai percentil, yaitu ϕ5, ϕ16, ϕ25, ϕ50, ϕ75, ϕ84 dan ϕ95 dengan menggunakan
grafik tertahan ayakan pada tiap stasiun. Selanjutnya nilai nilai phi pada masing-masing persentil yang
telah ditentukan, digunakan sebagai nilai input dan perhitungan parameter statistic sedimen.
Proses pengendapan ditafsirkan berdasarkan pendekatan parameter statistika yang meliputi rata-
rata (mean), keseragaman (sortasi), kecondongan (Skewness/SK) dan keruncingan (curtosis) yang
diperoleh dengan metode graphic (Folk dan Ward dalam Girsang dan Rifardi, 2014). Berikut persamaan
statistik dan klasifikasi parameter statistik menurut Folk dan Ward (Hidayati, 2017).

D50
Mean adalah nilai rata-rata dari ukuran diameter butir sedimen. Nilai mean dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:
𝜙 16 + 𝜙 50 + 𝜙 84
Mean = 3
Sortasi
Sortasi/sorting merupakan penyebaran ukuran partakel disekitar ukuran rata-ratanya. Berikut
rumus yang digunakan utuk menghitung sorting:
𝜙 84 − 𝜙 16 𝜙 95 − 𝜙 5
Sorting = 4
+ 6,6

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


59
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan ISSN 2655-8947

Skewness
Skewness digunakan untuk mengetahui derajat kemiringan distribusi sedimen. Berikut rumus
yang digunakan untuk menghitung Skewness:
𝜙 16 + 𝜙 84 − 2( 𝜙 50) 𝜙 5 + 𝜙 95 − 2( 𝜙 50)
Skewness = 2( 𝜙 84 − 𝜙 16)
+ 2( 𝜙 95 − 𝜙 5)

Curtosis
Curtosis menunjukan keruncingan atau kedataran distribusi dalam perbandinganya terhadap
distribusi normal. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung curtosis:
𝜙 95 − 𝜙 5
Curtosis = 2( 𝜙 95 − 𝜙 5)

Dapat dilihat klasifikasi perhitungan sortasi, Skewness dan curtosis berdasarkan nilai standar deviasi
sebagai berikut:

Tabel 2. Klasifikasi Penilaian Harga Dalam Metode Statistik


Sorting (g)
<0,35 Terpilah sangat baik
0,35 – 0,50 Terpilah baik
0,50 – 0,71 Terpilah lumayan baik
0,71 – 1,00 Terpilah sedang
1,00 – 2,00 Terpilah buruk
2,00 – 4,00 Terpilah sangat buruk
>4,00 Terpilah sangat amat buruk
Skewness (SKa)
+0,3 – +0,1 Skewness sangat halus
+0,1 – +0,3 Skewness halus
+0,1 – -0,1 simetris
-0,1 – -0,3 Skewness kasar
-0,3 – -0,1 Skewness sangat kasar
Sorting (g)
<0,67 Sangat Runcing
0,67 – 0,9 Runcing
0,9 – 1,11 Normal
1,11 – 1,5 Datar
1,5 – 3 Sangat datar
>3 Sangar amat datar
Sumber : Briggs . (1981) dalam Boggs , (1995)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Ukuran Butir Rata-Rata Sedimen (D50)


Berdasarkan hasil analisis secara spasial menunjukkan bahwa sebaran D50 diperairan didominasi
oleh pasir halus atau sand dengan luas 2137,39 Ha (44,54 %) dari total keseluruhan luasan 4752,76 Ha
yang tersebar ke arah laut, adapun pada daerah surut terendah tipe sedimen yang paling dominan yaitu
pasir halus juga atau sand dengan luas 281,61 Ha (73,11 %) dari luas total pada saat surut yang berikisar
385,21 Ha.

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


60
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan ISSN 2655-8947

Gambar 2. Peta Sebaran D50

Sortasi
Nilai sortasi yang dominan yakni pada kategori terpilah sangat buruk yang tersebar hampir
seluruh perairan Sungai Dua Laut dengan luas sekitar 4296,39 Ha (91,02%) dari total luas 4720,32 Ha

Gambar 3. Peta Sebaran Sortasi

Skewness
Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa sebaran Skewness di perairan Sungai Dua Laut yakni
didominasi pada kategori Skewness Simetris (-0,1 – 0,1) dengan luas 2448,07 Ha (51,86%) dari total
luasan 4720,32 Ha.

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


61
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan ISSN 2655-8947

Gambar 4. Peta Sebaran Skewness

Kurtosis
Berdasarkan hasil analisis spasial yang telah disajikan pada gambar dibahwah sortasi sedimen
di perairan Sungai Dua Laut yang paling mendominasi pada kategori runcing yakni dengan luas 3179,43
Ha (67,36%) dari total luasan 4720,32 Ha dengan kategori 0,7 µm – 0,9 µm.

Gambar 5. Peta Sebaran Kurtosis

Pembahasan
Berikut dapat menunjukkan bahwa sumber sedimen berasal dari laut akibat dari proses transportasi
hingga akhirnya terendap. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh arus yang bekerja pada wilayah tertentu untuk
melakukan pemilahan dan pengendapan ukuran butir tertentu sehingga mengakibatkan ukuran butir sedimen
yang tercampur secara acak dan penyebaran sedimen yang lebar atau meluas (Nugroho dan Basit, 2014).
Hal ini diduga bahwa sedimen terdistribusi normal yang mengalami proses pengendapan pada
kawasan perairan terutama pengaruh arus dan gelombang. Menurut Rifardi. (2012), bahwa Skewness
mencirikan ke arah mana dominan ukuran butir dari suatu populasi tersebut, mungkin simetri, condong ke arah
sedimen berbutir kasar atau condong ke arah berbutir halus. Sehingga Skewness dapat digunakan untuk

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


62
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan ISSN 2655-8947

mengetahui dinamika sedimentasi. Nilai Skewness positif menunjukkan suatu populasi sedimen condong
berbutir halus, sebaliknya Skewness negatif menunjukkan populasi sedimen condong berbutir kasar.
Berdasarkan hasil analisis spasial yang telah disajikan pada gambar 4.13 bahwa sortasi sedimen di
perairan Sungai Dua Laut yang paling mendominasi pada kategori runcing yakni dengan luas 3179,43 Ha
(67,36%) dari total luasan 4720,32 Ha dengan kategori 0,7 µm – 0,9 µm, adapun luasan yang paling
mendominasi pada wilayah daerah saat surut terendah pada kategori sangat datar dengan luas 182,57 Ha (52,79
%) dari total luas pada surut terendah 345,81 Ha dengan kategori 1,5 µm – 3 µm.

KESIMPULAN

Hasil analisis megaskopis menunjukkan bahwa jenis sedimen di perairan Sungai Dua Laut
termasuk jenis sedimen biogeneus, yang artinya sedimen ini bersumber dari sisa organisme dan
tumbuhan. Hasil analisis Granulometri menunjukan Nilai D50 di perairan Sungai Dua Laut didominasi
oleh tipe sedimen sand. Sebaran Nilai sortasi di perairan Sungai Dua Laut didominasi oleh kategori
terpilah sangat buruk. Hal ini menunjukkan bahwa di perairan tersebut sedimen tidak tersortir dengan
baik. Nilai skewness di perairan Sungai Dua Laut didominasi oleh kategori simetris. Hal ini
menunjukkan bahwa populasi sedimen pada perairan tersebut lebih mengarah ke butiran yang halus.
Nilai kurtosis di perairan Sungai Dua Laut didominasi oleh kategori runcing. Hal ini menunjukkan
bahwa penyortiran butir sedimen tidak berproses dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[CHL] Coastal Hydraulic Laboratory. (2006). Coastal Engineering Manual. Washington DC:
Department of the Army. U.S. Army Corp of Engineers.

Asdak.C, (2007). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University:Yogyakarta.

Baharuddin., Ira. P. D., Dafiuddin, S., Ulil, A., Hamdani. dan Nursalam. (2018). Bahan Ajar Pengantar
Osaonografi. ULM Banjarbaru

Folk, R.L. (1974). Petrology of Sedimentary Rocks. 3nd Edition Hemphill’s Bookstore. Austin.

Hidayati, N. (2017). Dinamika Pantai. (Malang: UB Media).

Nugroho S.H. & Basitt,A. (2014). Sebaran Sedimen Berdasarkan Analisis Ukuran Butir di Teluk Weda
Maluku Utara. Pusat Penelitan Laut Dalam, LIPI Ambon.

Rifardi. 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern. (Riau : Universitas Riau Press).

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


63

Anda mungkin juga menyukai