ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BENGKULU
1
KAJIAN ASPEK BIO-EKOLOGI IKAN SIDAT
(Anguilla spp) DI SUNGAI JENGGALU
Oleh :
Hermawan Susanto1), Dede Hartono2) dan Deddy Bakhtiar)
1)
Ringkasan dari hasil penelitian
2)
Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Kelautan UNIB
3)
Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan Sidat (Anguilla sp) salah satu jenis ikan masuk dalam golongan katadromous.
Ikan Sidat makan dan tumbuh menjadi besar terjadi di air tawar (Sungai). Sedangkan saat
memijah, ikan Sidat akan beruaya kembali ke laut. Ikan Sidat benilai ekonomis yang tinggi di
pasar internasional. Bahkan ikan Sidat (Anguilla spp) masuk kedalam ikan komoditas ekspor
terutama negara-negara Asia Timur, Eropa serta Amerika Serikat (Affandi dkk , 2013.
Menurut Rovara (2007), Indonesia memiliki sembilan jenis ikan Sidat dari sembilan
belas jenis Sidat yang telah ditemukan di Dunia. Ikan Sidat di Indonesia menyebar dimulai
dari sepanjang Pantai Barat Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua (Fahmi, 2015). Sedangkan pada Pantai Barat Sumatera terdapat 3 jenis
Sidat yaitu Anguilla bicolor-bicolor, Anguilla nebulosa dan Anguilla marmorat (Sugeha et al.
2008). Salah satu perairan yang menjadi tembat Sidat tumbuh berkembang ada di Kota
Bengkulu. SungaiMuara Jenggalu merupakan lokasi yang tepat bagi pertumbuhan ikan Sidat.
Sepanjang SungaiMuara Jenggalu belum ada nya bendungan irigasi sehingga kondisi
habitatnya mendukung untuk ruaya ikan Sidat. Menurut Watupongoh dan Krismono (2015),
Pembangunan bendungan di Sungaidapat memutuskan ruaya ikan Sidat sehingga menjadi
ancaman untuk ikan Sidat.
SungaiMuara Jenggalu, lokasi Muara berair payau dengan titik pertemuan aliran
Sungai Jenggalu dengan Samudera Hindia di Bengkulu. Perairan tawar dapat dibedakan
menjadi dua bagian yaitu perairan lentic dan perairan lotic. Perairan lentic adalah kumpulan
masa air yang relatif diam atau tenang seperti danau, situ, rawa, waduk atau telaga.
Sedangkan perairan lotic merupakan suatu habitat perairan yang mengalir seperti Sungaidan
kanal. Situ merupakan salah satu tipe perairan lotic, dalam kamus bahasa Indonesia diartikan
sebagai telaga atau danau (Marwoto dan Isnaningsih, 2014).
Dalam penelitian Ridwan (2015) dan Sinaga (2018), menemukan 1 jenis Sidat yaitu
Anguilla bicolor di perairan Sungai Jenggalu Kota Bengkulu. Sedangkan untuk di perairan
Sungai Jenggalu Kota Bengkulu belum adanya kajian Bio-Ekologi ikan Sidat yang lebih
mendalam. Pada penelitian Sinaga (2018) dia menganalisis komposisi jumlah hasil tangkapan
fingerling ikan Sidat. Informasi mengenai Bio-Ekologi ikan Sidat sangatlah penting sebagai
pengetahuan dasar untuk pengelolaan sumberdaya Sidat masing-masing daerah. Jadi peneliti
merasa penelitian tentang kajian bio-ekologi penting untuk sebagai pengetahuan dasar
pengelolaan sumberdaya Sidat di masa yang akan datang.
2
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SungaiMuara Jenggalu pada bulan Agustus 2020 dengan
titik koordinat : T1: S: 3o54,65” E: 102o19’10,1”, T2: S: 3o53’36,79” E: 102o18’48,7”, T3: S:
3o50’9,75” E: 102o17’52,43”. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 2.
3
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalama penelitian
No Bahan Kegunaan
1. Aquades Sterilisasi alat yang digunakan.
2. Es batu Obat bius Sidat.
3. Jarum pentul Menandai pangkal sirip agar terlihat jelas.
4. Sidat Sempel dalam penelitian.
5. Tisue Membersihkan alat yang telah digunakan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengikuti metode penangkapan
yang dilakukan oleh para nelayan dengan menggunakan alat tangkap Bubu. Pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan
sampel dilakukan secara purposif sampling dengan mengambil data hasil tangkapan selama 3
hari. Lokasi pengambilan sempel dapat di liat pada peta lokasi penelitiandan data morfometrik
Sidat yang diperoleh dari pengukuran di Laboratorium Perikanan Universitas Bengkulu
dengan dicocokkan pada karakter morfologi Sidat untuk tujuan mengidentifikasikan spesies.
Juga dilakukan pengujian parameter perairan dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif.
Prosedur Penelitian
Tahap persiapan ini dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai situasi kondisi
dan karakteristik lokasi penelitian yang akan dijadikan sebagai acuan pengambilan sample
data Ikan Sidat dan juga mempersiapkan alat dan bahan apa saja yang digunakan pada saat
penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu pengambilan sampel Sidat,
pengukuran parameter kualitas air, pembiusan Sidat, dan pengukuran morfologi Sidat TL
(Total Length), PDL (Pre Dorsal Length), dan PAL (Pre Anal Length).
Prosedur Kerja
Sempel ikan Sidat
Sempel ikan Sidat yang di gunakan 35 ekor dari hasil tangkapan selama 3 hari di
SungaiMuara Jenggalu Kota Bengkulu.
Hidrologi dan morfologi sungai
Dalam penelitian ini ada beberapa parameter perairan yang diukur diantaranya
adalah, Kecerahan, Kecepatan arus, derajat keasaman (pH), Salinitas, dan Suhu. Titik lokasi
pengukuran parameter perairan dilakukan di Sungai Jenggalu yang terdiri dari 3 titik
pengukuran dengan 3 kali pengukuran yakni pada pagi hari, siang hari, dan sore hari serta
diakukan 3 kali ulangan setiap pengukuran. Kemudian beberapa data morfologi yang diamati
yaitu: tipe substrat dasar perairan, kedalaman sungai, lebar sungai, dan bentuk morfologi
penampang sungai. Pengukuran dilakukan pada 3 titik pengamatan yang sama dengan
pengambilan data parameter perairan.
Pembiusan Sidat
Pembiusan ikan Sidat dilakukan untuk pengukuran morfologi Sidat yaitu: TL, PDL
dan PAL. Pembiusan dilakukan bertujuan menurunkan suhu tubuh ikan agar pingsan. Es
batu dan air dimasukan dalam ember, lalu Sidat sebanyak 10 ekor dimasukkan ke dalam
ember selama 10 menit atau sampai Sidat tidak bergerak (pingsan). Setelah Sidat pingsan bisa
langsung lanjut yaitu pengukuran morfologi Sidat TL, PDL dan PAL.
4
Pengukuran Morfologi Sidat
Sampel di letakan ke papan ukur yang terdiri dari kertas millimeter blok dan ditulis
nomor masing-masing sampel. Pengukuran morfometrik yang meliputi pengukuran TL,
PDL, dan PAL. Pengukuran bagian-bagian tubuh Sidat berdasarkan pengematan morfologi
eksternal dapat dilihat pada Gambar 3 (Sugeha et al., 2004).
Keterangan: n: Kecerahan
d1: Keladaman Secchi Disk
d2: Kedalaman Sungai
Pengukuran Kecepatan Arus dapat dilakukan dengan rumus berikut:
Q=V×A
6
Pada saat akan melakukan penangkapan ikan Sidat nelayan akan meletakan umpan
berupa cacing tanah kedalam bubu Sidat dengan kapasitas tertentu. Selain cacing tanah umpan
untuk bubu Sidat juga dapat menggunakan keong dan juga kerang hijau, hal ini sesuai dengan
pernyataan yang dikemukakan oleh Deelder (1970) bahwa ikan Sidat merupakan ikan
karnivor murni, dan juga menurut Samuel dan Susilo Adjie (2004) bahwa makanan ikan Sidat
di alam terdiri dari ikan, udang, hewan molusca, serangga, dan hancuran tumbuh-tumbuhan.
Namun, nelayan Sidat lebih memilih cacing sebagai umpan karena sumberdaya cacing lebih
mudah di dapatkan dari pada lainnya.
Hidrologi dan Morfologi Sungai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sungai Jenggalu Kota Bengkulu di
dapatkan hasil pengukuran hidrologi dan morfologi Sungaisebagai berikut (Tabel 3).
Tabel 3. Parameter Kualitas Air Sungai Jenggalu Kota Bengkulu
8
Jenis Sidat Berdasarkan Karakter Morfologi Eksternal
Dari hasil penelitian yang di lakukan di Sungai Jenggalu dengan pengambilan data
selama 3 hari, telah didapatkan sejumlah 35 ekor sampel ikan Sidat, Hasil range ADL%TL
ikan Sidat berkisar 0.93-4.33 dengan nilai mean ADL%TL sebesar 2.77 yang dapat dilihat
pada tabel (tabel 4).
Tabel 4. Karakter Morfologi Eksternal Ikan Sidat
10
5
0
25.5-27.5 27.6-29.6 29.7-31.7 31.8-32.8 32.9-34.9
TL (cm)
10
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R. Dan Riani, E. 1994. Studi Adaptasi Benih Ikan Sidat (elver) (Anguilla spp.) Pada
Berbagai Tingkat Salinitas. Bogor: Fakultas Perikanan-IPB. 47 hal.
Affandi, R., Budiardi, T., Wahju, R, I., Taurusman, A,A. 2013. Pemeliharaan ikan Sidat dengan
sistem air resirkulasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 18(1): 55-60.
Aoyama, J. 2009. Life History and Evolution of Migration in Catadromous Eels (Anguilla spp.).
Aqua-Bio Science Monograph (AMSM). 2(1): 1-42.
Deelder, C. L. 1970. Synopsis Of Biological Data On Eal, Anguilla Anguillaa. Netherlands Institute
For Fisheries Investigation. FAO, Rome. 41 P.
Effendie M. I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Dewi Sri. 110 hlm.
Fahmi, M. R. 2015. Short Communication: Conservation Genetic of Tropical Eel in Indonesian
Waters Based on Population Genetic Study. Balai Riset dan Pengembangan Budidaya Ikan
Hias. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Nasional. 1(1): 38-43.
Knights, B. 2006. “Agonistic Behaviour and Growth in The European Eel Anguilla Anguilla L., in
Relation to Warm Water Aquaculture”. Journal of Fish Biology. 1 (2) : 265-276.
Marwoto, R. M., dan Isnaningsih, N. R. 2014. Tinjauan keanekaragaman moluska air tawar di
beberapa situ di DAS Ciliwung-Cisadane. Berita Biologi, 13(2), 181-189.
Ridwan, M. 2015. Identifikasi hasil tangkapan anakan Sidat (Anguilla spp.) di Sungai Jenggalu , Kota
Bengkulu. Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.
Rovara, O. 2007. Karakteristik Reproduksi, Maskulinisasi dan Pematangan Gonad ikan Sidat Betina
(Anguilla bicolor bicolor). Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sadili, D., Kamal, M., Krismono., Sarmintohadi., Ramli, I., Miastro, O., Sri, R. P., Rasdiana, H.,
Annisa, S., Monintja, M., Terry, M. 2015. Rencana Aksi Konservasi (RAN) Konservasi Sidat.
Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Dierktorat Jendral Pengelolaan Ruang
Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan. Hal : 11-12.
Samsundari S, Wirawan GA. 2013. Analisis penerapan biofilter dalam sistem resirkulasi terhadap
mutu kualitas air budidaya ikan Sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Gamma 8(2): 86-97.
Samuel dan Susilo Adjie. 2004. Beberapa Aspek Biologi Ikan Sidat (Anguilla Spp.) Di
SungaiKetahun, Provinsi Bengkulu. Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Palembang. Jurnal
lImu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan. Vol2, Na. 1:3-40.
Sinaga, S. J. H. 2018. Analisis Hasil Tangkapan Ikan Sidat (Anguilla spp.) dengan alat tangkap Bubu
Bambu di Sungai Jenggalu . Kota Bengkulu. Skripsi. Fakultas Pertanian, Ilmu Kelautan.
Universitas Bengkulu.
Sriati. 1998. Telaah struktur dan kelimpahan populasi benih ikan Sidat, Anguilla bicolor, di muara
SungaiCimandiri, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 94hlm.
Sugeha, H. Y., 2010. Recruitment mechanism of the tropical anguillid glass eels in the Poso Estuary,
Central Sulawesi Island, Indonesia. J Fish Sci UGM XII (2) : 86-100.
Sugeha, H. Y., S. R. Suharti., S. Wouthuyzen and K. Sumadhiharga. 2008. Biodiversity, Distribution
and Abudance of the Tropical Anguillid Eels in The Indonesian Waters. LIPI-Oseanografi.
Jakarta. Jurnal Marine Research in Indonesia. 33(2): 129-137.
Sugeha, H. Y., S. Wouthuyzen dan D. Hadikunarso. 2004. Biodiversitas dan Kepadatan Ikan Sidat
Anguilla spp Fase Leptocephali Serta Kaitannya dengan Faktor Oseanografi di Makassar dan
Laut Sulawesi. Puslit Oseanografi LIPI. Jakarta.
Sugeha, H. Y., Susanti R. S, 2008 Discrimination and Distribution of Two Tropical Short Finned Eels
(Anguilla bicolor bicolor adn Anguilla bicolor pasifica) in the Indonesian Waters. The Nagisa
Westpac Congress; 1-14.
Tsukamoto, K. 2003. Evolution of the Freshwater Eels. Naturwissenshaften 84: 17-21.
Watupongoh, N. N. J., dan Krismono, K. 2015. Kebijakan Tentang Integrasi Aktivitas Penangkapan
Dengan Pembudidayaan Untuk Keberlanjutan Sumberdaya Ikan Sidat (Anguilla Spp) Di Das
Poso. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, 7(1), 37-44.
Yusuf, M.,. Darmoono, O. P., Mustofa. A., Fachri, F. R., Desyana, C. 2018. Penangkapan Benih
Sidat-Cara Penangkapan dan Penanganan Pasca-Tangkap. Better Management Practices. Edisi
1. WWF-Indonesia.
11