EKOLOGI LAUT
BUDIDAYA PADANG LAMUN
Mata Kuliah: Ekologi Laut
Dosen: Jumrodah, M,Pd
Anggota:
Ahmad Karim
1701140495
Cindy Kartika
1701140492
Emelia Afitri
1701140503
Lathifah Nor Thoybah
1701140482
Noor Alifah
1701140470
Penelitian ini yaitu pengamatan padang lamun yang lokasinya berada di desa
Bogam kabupaten Pangkalanbun. Tepatnya pengamatan padang lamun kami lakukan di
Gosong Beras Basah. Pengamatan ini dlakukan selama setengah hari yaitu mulai dari jam
07:00 sampai jam 13:47 pada tanggal 06 desember 2019. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
dapat mengidentifikasi padang lamun sebagai habitat alami dari sea urchin. Metode
pengambilan sampel secara purposive sampling yang mewakili seluruh lokasi penelitian.
Analisis sampel yang dilakukan adalah analisis struktur komunitas untuk menggambarkan
kondisi eksisting lamun dan metode skoring/bobot untuk mengestimasikan kondisi ekosistem
lamun. Saat pengamatan kami menemukan beberapa biota laut yang hidup disekitar lamun.
Spesies lamun yang kami temukan pada plot kami ada dua jenis yaitu Cimodocia retundata
dan Enhalus acoroides dan biotanya yaitu dua ekor bintang laut dan 3 ekor kerang.
Pengamatan padang lamun yang dilakukan pada saat praktikum, lokasi yang kami amati
kurang akan spesies lamun dan temuan biotanya. Lamun yang kami temuakan berukuran
pendek dan penutupannya sedikit. Diperlukan kemauan masyarakat untuk dapat merawat
ekosistem lamun dilaut, sehingga lingkungan perairan dapat terjaga dengan baik.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Lamun (Seagrass) merupakan tumbuhan, berbuah, berbunga, berdaun dan
berakar sejati yang tumbuh pada substrat berlumpur, berpasir dan berbatu yang hidup
terendam di dalam air laut. Lamun merupakan tumbuhan yang memiliki pembuluh
secara struktur dan fungsi yang sama dengan tumbuhan di darat. Ekosistem lamun
merupakan produsen primer dalam rantai makanan di perairan laut. Pertumbuhan,
morfologi, kelimpahan dan produktivitas primer lamun pada suatu perairan umumnya
ditentukan oleh ketersediaan zat hara fosfat, nitrat dan ammonium (Green dan Short
2003).
Di sisi lain, lamun juga peka dan terancam dari berbagai aktivitas manusia
seperti reklamasi pantai, pembangunan pelabuhan, pembuatan jeti, pemukiman
penduduk, limbah industri, dan tidak stabilnya garis pantai (Supriyadi 2008).
Umumnya daerah ini merupakan pantai yang dikelola menjadi lokasi wisata dan
pelabuhan kapal nelayan tradisional. Aktivitas 2 tersebut, baik secara langsung maupun
tidak langsung akan berdampak terhadap keseimbangan dan kelestarian ekosistem
lamun di kawasan pantai tersebut. Penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi
penyebaran ekosistem lamun dan kondisi lamun adalah dengan pemetaan. Dalam
analisis pemetaan diperlukan suatu sistem yang disebut dengan Sistem Informasi
Geografi (SIG) atau “Geographic Information System” (GIS). Arcview merupakan
salah satu perangkat SIG yang dapat memvisualisasikan, menyelidiki (explore),
menjawab (query) data yang berhubungan dengan data spasial maupun non-spasial dan
menganalisis data secara geografis dan sebagainya. Kombinasi antara SIG dan kajian
beberapa aspek ekologi dari komunitas lamun, seperti pola sebaran, persentase tutupan,
komposisi jenis dan struktur komunitas lamun dan biota asosiasinya akan sangat
bermanfaat dalam memberikan informasi keberadaan dan kelestarian ekosistem lamun
(Supriyadi 2010). Sejalan dengan pernyataan tesebut maka perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui dan mengidentifikasi penyebaran ekosistem lamun dan kondisi lamun
di perairan Bintan Timur Kepulauan Riau, khususnya mengetahui kondisi lamun dalam
kondisi baik atau dalam kondisi buruk.
2. Rumusan Masalah
a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi karakteristik ekosistem padang lamun sebagai
habitat landak laut
b. Mengidentifikasi peranan dan fungsi padang lamun sebagai habitat landak laut
c. Mengidentifikasi factor-factor eksternal yang mempengaruhi kelangsungan hidup
ekosistem padang lamun
3. Tujuan Masalah
a. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi karakteristik ekosistem padang lamun
sebagai habitat landak laut
b. Agar mahasiswa bisa mengidentifikasi peranan dan fungsi padang lamun sebagai
habitat landak laut
c. Agar mahasiswa bisa mengidentifikasi factor-factor eksternal yang mempengaruhi
kelangsungan hidup ekosistem padang lamun
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Dasar Teori
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan tingkat tinggi (Anthophyta) yang hidup dan
tumbuh terbenam di lingkungan laut; berpembuluh, berimpang (rhizome), berakar, dan
berkembang biak secara generatif (biji) dan vegetatif. Rimpangnya merupakan batang
yang beruas-ruas yang tumbuh terbenam dan menjalar dalam substrat pasir, lumpur dan
pecahan karang. Padang Lamun (seagrass bed) adalah hamparan tumbuhan lamun yang
menutupi suatu area pesisir/laut dangkal yang dapat terbentuk oleh satu jenis lamun
(monospecific) atau lebih (mixed vegetation) dengan kerapatan tanaman yang padat
(dense) sedang (medium) atau jarang (sparse). Ekosistem lamun (seagrass ecosystem)
adalah satu sistem (organisasi) ekologi padang lamun, di dalamnya terjadi hubungan
timbal balik antara komponen abiotik dan komponen biotik hewan dan tumbuhan.
Lamun dapat tumbuh di daerah pesisir dan lingkungan laut wilayah tropis dan
ugahari, kecuali pantai perairan kutub karena banyak tertutup es. Lamun tumbuh mulai
dari mintakat intertidal sampai kedalaman lebih kurang 90 m (Duarte 1991). Di perairan
Indonesia lamun umumnya tumbuh di daerah pasang surut dan sekitar pulau-pulau
karang (Nienhuis et al.1989). Tumbuh pada substrat dengan dasar lumpur, pasir
berlumpur, pasir dan pecahan karang.
Jumlah spesies lamun di dunia adalah 60 spesies, yang terdiri atas 2 suku dan 12
marga (Kuo and McComb 1989). Di perairan Indonesia terdapat 15 spesies, yang terdiri
atas 2 suku dan 7 marga. Jenis lamun yang dapat dijumpai adalah 12 jenis, yaitu
Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea. serrulata,
Haludole pinifolia, Halodule uninervis, Halophila decipiens, Halophila ovalis, Halophila
minor, Halophila spinulosa, Syringodium iseotifolium, dan Thalassodendron ciliatum.
Tiga jenis lainnya, yaitu Halophila sulawesii merupakan jenis lamun baru yang
ditemukan oleh Kuo (2007), Halophila becarii yang ditemukan herbariumnya tanpa
keterangan yang jelas, dan Ruppia maritima yang dijumpai koleksi herbariumnya dari
Ancol-Jakarta dan Pasir Putih-Jawa Timur.
1. Alat
No Nama Alat Jumlah
1 Ember 1 Buah
2 Pipa Float 1 Buah
3 Meteran 1 Buah
4 Ph meter 1 Buah
5 BOD 1 Buah
6 Termometer 1 Buah
7 Lux Meter 1 Buah
8 DO 1 Buah
9 Refrakto Meter 1 Buah
10 Jaring 1 Buah
11 Masker ,Kacamata Renang dan 1 Set
Kaki katak
12 Kertas anti air 1 Buah
13 Kamera 1 Buah
14 Selang alat bantu selam 1 Buah
15 Pensil 2B 1 Buah
16 Tali Rapia Secukupnya
2. Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 Lamun (Seagrass) Secukunya
3. Prosedur Kerja
1. Menentukan tempat pengamatan padang lamun (gosong beras basah)
2. Mempersiapkan alat dan bahan untuk persiapan praktikum
3. Berangkat menuju lokasi pengamatan padang lamun
4. Mengukur jangkawan pengamatan menggunakan meteran (100 m)
5. Mengambil plot dan meletakkannya dengan jarak 5 m secara zig-zag
6. Mengamati padang lamun pada area plot, jumlah lamun, spesies,dan biotanya
7. Mendokomentasi pengamatan padang lamun dgn kamera
8. Penulisan data hasil pengamatan pada lembar kerja
9. Presentasi hasil pengamatan dan kesimpulan
4. Desain atau Rancangan Pelaksanaan
Persiapan
PELAKSANAAN
PENYELESAIAN
2. Pengamatan kedua
Cymodocia 67 57 72 43
retundata
Pada ransek 2
plot dibagi
menjadi 4
70
2 Pasir 7 5 3 5 bagian
M
danjumlah
temuan lamun
Enhalus acoroides berbeda-beda
3 3 1 1
Hasil pengamatan, kami menemukan padang lamun dan beberapa biota yang
tinggal di padang lamun. Spesies lamun yang kami temukan pada plot kami ada dua jenis
yaitu Cimodocia retundata dan Enhalus acoroides dan biotanya yaitu dua ekor bintang
laut dan 3 ekor kerang.
Semua lamun memiliki lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalah
herbaceous, walaupun pada Thallasodendron ciliatum (percabangan simpodial) yang
memiliki rhizoma berkayu yang memungkinkan spesies ini hidup pada habitat karang
yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa hidup. Struktur rhizoma dan batang lamun
memiliki variasi yang sangat tinggi tergantung dari susunan saluran di dalam stele.
Rhizoma, bersama sama dengan akar, menancapkan tumbuhan ke dalam substrat.
Rhizoma seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan
memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif.
a. Substrat
Susbstrat keras umumnya jarang ditemukan di perairan laut dalam, sehingga tidak
begitu aneh bila lamun menjadi pilihan utama untuk dijadikan substrat oleh beberapa
biota yang berasosiasi termasuk Fauna Krustasea. Hal ini didasarkan atas
ditemukannya sejumlah bentuk yang berbeda dari cangkang fauna pada material
lamun yang disampek.
b. Tempat berlindung
Sejumlah spesimen dari Echinothambema ditemukan pada rhizome lamun, biota
tersebut menggunakan rhizome lamun hanya sebagai tempat berlindung. Kondisi ini
juga ditemukan pada beberapa jenis biota dari isopoda.
c. Makanan
Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa lamun merupakan makanan dari fauna
herbivoraus diperairan laut dalam yang berdekatan dengan daerah padang lamun
yang padat didaerah laut dangkal.
Padang lamun memiliki berbagai fungsi ekologi yang vital dalam ekosistem pesisir dan
sangat menunjang dan dan mempertahankan biodiversitas pesisir dan lebih penting
sebagai pendukung produktifitas perikanan pantai. Beberapa fungsi padang lamun yaitu:
1. Sebagai stabilisator perairan dengan fungsi sistem perakannya sebagai perangkap dan
penstabil sedimen dasar sehingga perairan menjadi lebih jernih.
2. Lamun menjadi sumber makanan lansung berbagai biota laut (ikan dan non ikan).
3. Lamun sebagai produser primer.
4. Komonitas lamun memberikan habitat penting dan perlindugan untuk sejumlah
spesies hewan.
5. Lamun memegang fungsi utama dalam daur ulang zat hara dan elemen-elemen
langka di lingkungan laut.
3. Diskusi Temuan
Temuan yang kami temukan pada praktikum padang lamun yang di gosong Beras
Basah yaitu lamun dengan 2 spesies yaitu Enhalus Acoroides dan Cymodocea Rutundata
serta biota bintang laut dan kerang.
Pengamatan padang lamun yang dilakukan pada saat praktikum, lokasi yang kami
amati kurang akan spesies lamun dan temuan biotanya. Lamun yang kami dapat pendek-
pendek dan penutupannya sedikit. Pada pengamatan kemaren praktikan juga kurang
komonikasi dengan asisten praktikum. Karena pada saat pengamatan awal praktikan
salah teknik dalam pengamatan lamun. Keterbatasan alat selam juga memperlambat
pengamatan sehingga harus bergantian.
C. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Lamun (Seagrass) merupakan tumbuhan, berbuah, berbunga, berdaun dan berakar
sejati yang tumbuh pada substrat berlumpur, berpasir dan berbatu yang hidup terendam
di dalam air laut. Dari hasil pengamatan kami menemukan beberapa biota laut yang
hidup disekitar lamun. Spesies lamun yang kami temukan pada plot kami ada dua jenis
yaitu Cimodocia retundata dan Enhalus acoroides dan biotanya yaitu dua ekor bintang
laut dan 3 ekor kerang. Lamun yang kami temuakan berukuran pendek dan
penutupannya sedikit. Hal ini menunjukan perlu adanya kemauan masyarakat untuk
dapat merawat ekosistem lamun dilaut, sehingga lingkungan perairan dapat terjaga
dengan baik.
b. Perbaikan
Padang lamun yang ada di gosong beras basah masih harus diperhatikan.
Karena dari hasil pengamatan banyak kawasan lamun yang rusak oleh aktifitas para
nelayan. Mungkin diberikan zona penangkapan ikan bagi para nelayan agar tidak
merusak kawasan padang lamun. Melakukan penanaman lamun pada tempat yang
kosong untuk menambah jumlahnya.
c. Referensi
Seprianti, R., Karlina, I., & Irawan, H. 2017. Laju Pertumbuhan Jenis Lamun
Thalassia Hemprichii Dengan Teknik Transplantasi Sprig Anchor Dan
Polybag Pada Jumlah Tegakan Yang Berbeda Dalam Rimpang Di Perairan
Kabupaten Bintan. Intek Akuakultur, 1(1), 56-70.
Assa, J. D., Wagey, B. T., & Boneka, F. B. 2015. Jenis-jenis ikan di padang lamun
pantai Tongkaina. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 3(2), 53-61.
Gosary, B. A. J., & Haris, A. 2013. studi kerapatan dan penutupan jenis lamun di
Kepulauan Spermonde. Diakses tanggal 20 januari 2020
Susanti, Zakiah dkk . 2014.Keragaman lamun (Seagrass) dipesisir Desa Lihunu Pulau
Bangka Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Jurnal MIPA UNSRAT Online 5(1) 20-24
Tangke, Umar. 2010. Ekosistem Padang Lamun. Jurnal Ilmiah agribisnis dan
perikanan. Volume 3 edisi 1 mei 2010. Diakses tanggal 20 januari 2020