dan Perikanan
Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto, Penfui 85001, Kotak Pos 1212, Tlp (0380) 881589
Email Korespodensi : novambipi@gmail.com
Abstrak - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui hubungan panjang dan berat ikan
hasil tangkapan utama dari alat tangkap bando yang dioperasikan di perairan bagian selatan,
Kabupaten Ende. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
terkait dengan pengukuran data panjang dan berat ikan terhadap sampel penelitian. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 39 ekor ikan dengan masing-masing jenis ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) 23 ekor diperoleh koefisien korelasi adalah sebesar 0,7756015
dan ikan marlin (Istiophoridae) 16 ekor diperoleh koefisien korelasi adalah sebesar
0,74225154, dimana hasil analisis nilai koefisien korelasi mendekati 1 menunjukkan bahwa
panjang total ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares), dan marlin (Istiophoridae)
mempengaruhi berat total ikan tersebut, artinya semakin besar nilai panjang total tubuh ikan
maka semakin besar pula nilai berat total tubuh ikan. Model pertumbuhan pada ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) diperoleh nilai b sebesar 2,4311447, hal ini menunjukkan bahwa
ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) mempunyai pertumbuhan allometrik negatif (b<3)
dimana pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan berat. Model pertumbuhan
pada ikan marlin (Istiophoridae) diperoleh nilai b sebesar 1,0154224 hal ini menunjukkan
bahwa ikan marlin (Istiophoridae) mempunyai pertumbuhan allometrik negatif (b<3) dimana
pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan berat.
Kata Kunci : Alat tangkap bando, Teluk Ippi Ende, hubungan panjang dan berat
Abstract - The purpose of this study was to determine the relationship between the length and
weight of the main fish caught from the bando fishing gear operated in the southern waters,
Ende Regency. The method used in this study is a quantitative method related to the
measurement of data on the length and weight of the fish for the research sample. Data analysis
used in this study is descriptive statistics. Based on the results of the study showed that of the
39 fish with each type of yellowfin tuna (Thunnus albacares) 23 tails obtained a correlation
coefficient of 0.7756015 and marlin fish (Istiophoridae) 16 tails obtained a correlation
coefficient of 0.74225154, where the results of the analysis of the correlation coefficient value
close to 1 indicate that the total length of yellow fin tuna (Thunnus albacares), and marlin
(Istiophoridae) affect the total weight of the fish, meaning that the greater the value of the total
body length of the fish, the greater the value of the total body weight of the fish. The growth
model for yellowfin tuna (Thunnus albacares) obtained a b value of 2.4311447, this indicates
that yellowfin tuna (Thunnus albacares) has a negative allometric growth pattern (b<3) where
growth in length is faster than growth in weight. The growth model for marlin fish
(Istiophoridae) obtained a b value of 1.0154224. This indicates that marlin fish (Istiophoridae)
has a negative allometric growth pattern (b<3) where growth in length is faster than growth
in weight.
Keywords: bando fishing gear, ippi ende bay waters, length and weight relationship
I. PENDAHULUAN
Kabupaten Ende memiliki wilayah klasifikasi alat tangkap hand line. Prinsip
perairan dengan kontribusi potensi pengoperasian penangkapan ikan dengan
produksi sumberdaya laut yang cukup menggunakan alat tangkap bando adalah
melimpah. Kabupaten Ende merupakan dengan menggunakan perahu sampan
daerah yang terletak di bagian tengah yang dilengkapi dengan alat bantu
Pulau Flores dan berbatasan langsung penangkapan seperti lampu petromaks,
dengan Laut Flores pada bagian utara pancing, ganco atau tombak, dan bubu
dan Laut Sawu di bagian selatan. Potensi (Yahya, 2011).
hasil tangkapan terbesar di Kabupaten Analisis hubungan panjang dan berat
Ende terdapat pada wilayah perairan ikan perlu dilakukan untuk mengetahui
bagian selatan, tepatnya berada pada pola pertumbuhan dan stok ikan.
Teluk Ippi Ende, oleh sebab itu tentunya Analisis hubungan panjang dan berat
dapat sangat mendukung pengembangan ikan dilakukan sebagai indikator biologi
sektor perekonomian dan mendukung dari kondisi perairan tersebut (Nurhayati
roda perekonomian melalui jalur laut. et al., 2016). Faktor kondisi merupakan
Salah satu teknologi penangkapan turunan terpenting dari pertumbuhan
yang memberikan kontribusi besar dengan menggambarkan kemontokan
dalam perolehan hasil tangkapan adalah ikan dalam eksternal. Salah satu faktor
alat tangkap bando. Alat tangkap bando eksternal yang dapat mempengaruhi
merupakan alat tangkap yang tergolong adalah makanan (Effendie, 2002).
tradisional dan sederhana karena hanya Berdasarkan uraian diatas, maka
terdiri dari penggulung dari bambu, tali tentunya menjadi hal penting untuk
pancing, kili-kili dan mata pancing. Alat dikaji guna memperoleh informasi yang
tangkap bando termasuk kedalam dapat digunakan sebagai pembelajaran
bagi peneliti, masyarakat, dan instansi Panjang dan Berat Ikan Hasil Tangkapan
terkait untuk mengambil langkah Utama Alat Tangkap Bando yang
penting dalam menentukan upaya dioperasikan di Perairan Bagian Selatan
pengelolaannya, sehingga penulis Kabupaten Ende, Provinsi Nusa
tertarik untuk melakukan penelitian Tenggara Timur.
terkait kajian Analisis Hubungan
4. Alat tulis menulis Digunakan untuk mencatat hasil yang diperoleh pada saat
penelitian
Bahan Kegunaan
atau fork length (FL), yaitu tangkapan utama alat tangkap bando di
mulut sampai ujung duri bagian Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur,
length (HL), yaitu ukuran lurus panjang dan berat ikan hasil tangkapan
50000
40000
30000
20000
10000
0
-10000 0 50 100 150 200 250
Panjang total (cm)
Gambar 8. Grafik Hubungan panjang total dan berat (A.) Tuna sirip kuning
(Thunnus albacares)
(B.) Marlin (Istiophoridae)
70000
y = -0,3128064 + 1,0154224x
60000 R² = 0,5513291
50000
Berat (gram) 40000
30000
20000
10000
0
0 50 100 150 200 250
Panjang total (cm)
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang mampu dibidik dengan tepat. Ikan tuna
diperoleh ialah ikan hasil tangkapan hidup berkelompok dan selalu berpindah
utama yang lebih dominan tertangkap tempat untuk mencari makanan dan
oleh alat tangkap bando di Perairan Teluk tempat berkembang, ikan tuna
Ippi terdapat pada ikan tuna sirip kuning merupakan spesies yang pada musim
(Thunnus albacares), dan kemudian yang tertentu melakukan migrasi mengikuti
terendah terdapat pada ikan marlin perubahan musim dan cuaca, sedangkan
(Istiophoridae). Hal ini dapat terjadi untuk ikan marlin sendiri hidup secara
karena ikan tuna merupakan jenis ikan soliter, namun juga sering ditemukan
pelagis yang memiliki naluri berburu secara berpasangan, tetapi ikan marlin
dengan kemampuan mengidentifikasi jarang ditemukan berkumpul dalam
target buruan dengan cukup baik, mulai kelompok besar, selain itu ikan marlin
dari dalam air bahkan hingga ikan yang adalah salah satu ikan yang sulit
sedang melompat diatas permukaan ditaklukan karena ukuran dan tenaganya
yang besar, serta sifatnya sangat agresif, lain yang mempengaruhi perbedaan
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan ukuran jenis ikan yang ditangkap, dimana
ikan malin susah untuk ditangkap oleh faktor tersebut berasal dari jenis alat
nelayan dibandingkan dengan ikan tuna. tangkap yang digunakan dalam hal ini
Tinggi dan rendahnya jumlah hasil adalah alat tangkap bando yang dimana
tangkapan dari masing-masing jenis ikan pada proses pengoperasian nelayan
hasil tangkapan utama pada alat tangkap setempat menggunakan ukuran mata
bando tersebut tentunya dipengaruhi juga pancing yang berbeda dan juga warna
oleh beberapa hal bahwa banyak dan umpan yang digunakan, berdasarkan
sedikitnya sumberdaya ikan di suatu informasi yang diperoleh dari nelayan
lingkungan perairan termasuk di perairan setempat bahwa ukuran mata pancing
bagian selatan Kabupaten Ende, Provinsi yang digunakan adalah nomor 4-6
Nusa Tenggara Timur tepatnya di sedangkan umpan yang digunakan adalah
perairan Teluk Ippi bergantung pada ikan kantung semar, ikan layang, dan ikan
beberapa hal diantaranya berhubungan kembung. Hal ini sesuai dengan yang
dengan sifat perikanan di daerah tropis dinyatakan Maspeke dkk., (2018) bahwa
yaitu bersifat multispesies sehingga keberhasilan operasi penangkapan ikan
dihuni oleh beranekaragam jenis ikan. dengan pancing termasuk pada alat
Setiap ikan memiliki ukuran yang tangkap bando sangat tergantung pada
berbeda-beda tergantung pada umur, jenis ukuran mata pancing dan warna umpan.
kelamin, dan keadaan lingkungan Umpan merupakan bagian penting dalam
hidupnya (aktivitas penangkapannya), konstruksi alat tangkap bando, sebab
faktor-faktor ligkungan yang dapat umpan menjadi penentu ikan hasil
mempengaruhi kehidupan ikan tangkapan. Menurut Muhazarin (2016)
diantaranya adalah makanan, paramater bahwa umpan merupakan salah satu
kualitas air seperti keruhan, suhu, pH, dan komponen penentu keberhasilan
salinitas. Faktor-faktor tersebut baik penangkapan ikan, sehingga syarat
secara sendiri-sendiri maupun bersama- umpan yang baik dalam operasi
sama mempunyai pengaruh yang sangat penangkapan termasuk pada alat tangkap
besar terhadap pertumbuhan ikan, bando adalah tahan lama atau tidak
terlepas dari hal tersebut terdapat faktor mudah rusak pada waktu di dalam air,
warna tubuhnya mengkilat, sehingga merupakan musim timur yang kondisi
mudah telihat oleh ikan yang ingin ombaknya relatif kecil sehingga nelayan
ditangkap, ukuran tubuhnya sesuai cenderung aktif melakukan aktivitas
dengan ukuran mulut ikan yang ingin penangkapan di setiap harinya. Kondisi
ditangkap dan merupakan makanan ini tentunya dapat memicu pada tinggi
kesukaan ikan yang ditangkap (Puspito, dan rendahnya jumlah tangkapan yang
2009). didapatkan (Kaplan et al., 2014).
Perbedaan jumlah hasil tangkapan Mengacu pada uraian ini, maka dapat
ikan pada suatu wilayah merupakan hal diketahui indikasi yang menjadi
yang mutlak terjadi. Karena hal tersebut penyebab terjadinya perbedaan tinggi dan
disebabkan oleh perubahan cuaca setiap rendahnya jumlah hasil tangkapan alat
tahun pada suatu wilayah mengalami tangkap bando ini adalah sebagai akibat
perbedaan sehingga dapat memberikan dari perubahan cuaca yang tidak stabil,
efek pada jumlah armada yang kerusakan alat tangkap dan armada yang
melakukan operasi penangkapan juga mengakibatkan terhambatnya operasi
berbeda, kemudian terjadinya kerusakan penangkapan ikan oleh nelayan di daerah
armada yang dapat memberikan efek setempat.
dimana hanya sebagian saja jumlah Penyebab variasi tinggi dan
armada yang melakukan operasi rendahnya jumlah hasil tangkapan adalah
penangkapan dan ada yang tidak dapat kemungkinan diakibatkan oleh operasi
melakukan operasi penangkapan. penangkapan ikan yang dilakukan oleh
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan nelayan tidak selalu mendapatkan hasil
Februari-Maret, dimana pada bulan yang sama atau bahkan tidak
November-Februari merupakan musim menghasilkan pada setiap waktu. Dimana
barat yang kondisi cuacanya tidak stabil jumlah hasil tangkapan bulan ini tentu
atau ombak dan gelombang yang besar berbeda dengan bulan sebelumnya,
maka pada saat-saat tertentu saja nelayan meskipun operasi penangkapan
melakukan aktivitas penangkapan dan dilakukan dengan upaya yang sama dan
bahkan ada juga yang sama sekali tidak daerah penangkapan yang sama, sehingga
melakukan aktivitas penangkapan terjadinya perbedaan komposisi jumlah
sedangkan pada bulan Maret-Oktober hasil tangkapan ini juga ada hubungannya
dengan keberadaan ikan di suatu dipengaruhi oleh mortalitas alami dan
perairan. Sebab untuk menjaga penangkapan. Selanjutnya Wiryawan et
kelangsungan hidupnya, ikan selalu al., (2020), juga melaporkan bahwa
bergerak dari suatu tempat ke tempat terjadinya penurunan stok sumberdaya
lainnya untuk mencari daerah dimana ikan di suatu perairan, diakibatkan oleh
ikan tersebut dapat bertahan hidup. Ikan aktivitas penangkapan yang lebih besar
akan menyenangi daerah yang kondisi dibandingkan dengan kemampuan
perairan sesuai dengan daya adaptasi rekruitmen stok sumberdaya. Terjadinya
tubuhnya, banyak makanan, dan aman rekruitmen atau penambahan stok ikan
dari predator. Pernyataan ini diperkuat diakibatkan oleh adanya stok ikan yang
dari temuan Saba et al., (2011) dan dibiarkan untuk memijah, begitupun
Ekayana dkk., (2017) bahwa perbedaan sebaliknya jika tidak terjadinya
jumlah komposisi hasil tangkapan ikan rekruitmen atau penurunan stok ikan di
erat kaitannya dengan kesuburan suatu suatu perairan, maka diakibatkan oleh
lingkungan perairan yang memiliki tidak adanya ikan yang dibiarkan untuk
ketersedian makanan yang cukup bagi memijah atau ikan tersebut ditangkap
ikan. secara terus menerus.
Faktor lainnya juga berdasarkan Merujuk pada berbagai uraian di atas,
laporan Sadiyah et al., (2014), bahwa maka dapat diketahui bahwa indikasi
tinggi dan rendahnya komposisi jumlah yang menjadi penyebab tinggi dan
hasil tangkapan jenis ikan sangat rendahnya komposisi hasil tangkapan
tergantung dari jumlah stok sumberdaya ikan pada alat tangkap bando yang
ikan yang ada dalam suatu lingkungan dioperasikan oleh nelayan di perairan
perairan. Hal ini diperkuat oleh bagian selatan Kabupaten Ende ini adalah
penjelasan Masrshal et al., (2019) dan sebagai akibat dari kondisi perikanan di
Sambah et al., (2021), bahwa daerah tropis termasuk di perairan
peningkatan stok sumberdaya di suatu Kabupaten Ende yang mempunyai sifat
perairan sangat dipengaruhi oleh multispesies, kondisi perairan dan musim
pertumbuhan, rekruitmen individu, di daerah penangkapan yang cenderung
begitupun juga dengan penurunan stok berbeda, jumlah keberadaan stok dari
sumberdaya di suatu perairan setiap jenis ikan, jumlah trip
penangkapan, perbedaan ukuran mata ikan tidak selalu bernilai tetap, nilainya
pancing dan juga sebagai akibat dari dapat berubah dan berbeda antara satu
kerusakan kapal penangkapan. Berbagai lokasi dengan lokasi lainnya, hal ini
indikasi seperti sifat perikanan yang dikarenakan faktor ekologis dan biologis.
multispesies, jumlah trip penangkapan, Hasil analisis data pada gambar 5
perbedaan ukuran mata pancing dan menunjukkan pola pertumbuhan dari 2
kerusakan kapal penangkapan ini tentu jenis ikan tangkapan utama yang
merupakan faktor yang secara jelas tertangkap di Perairan Teluk Ippi Ende,
ditemukan pada lokasi penelitian. diketahui bahwa model pertumbuhan
Sampel yang digunakan dalam pada ikan tuna sirip kuning (Thunnus
penelitian ini sebanyak 39 ekor dengan albacares) diperoleh nilai b sebesar -
panjang dan berat ikan hasil tangkapan 2,4311447, hal ini menunjukkan bahwa
utama yang diukur terdapat 5 karaktek ikan tuna sirip kuning (Thunnus
yaitu panjang total, panjang cagak, albacares) mempunyai pola
panjang baku, panjang kepala dan berat. pertumbuhan allometrik negatif (b < 3)
Seluruh hasil pengukuran panjang dan dimana pertumbuhan panjang lebih cepat
berat ikan dapat dilihat pada lampiran, daripada pertumbuhan berat, hal ini
sedangkan ukuran maksimum dan sesuai dengan Miazwir (2012) dan
minimum setiap panjang dan berat ikan Nugroho et al., (2018) yang mendapatkan
dapat lihat pada Tabel 2. Nilai standar bahwa ikan tuna sirip kuning yang
deviasi dari 5 ukuran panjang dan berat tertangkap di Samudera Hindia umumnya
ikan hasil tangkapan utama tersebut mempunyai pola pertumbuhan allometrik
bervariasi yang berarti sebaran data negatif (b < 3). Namun pada beberapa
sampel penelitian terjadi fluktuasi data hasil penelitian di perairan berbeda
yang tersebar jauh dari nilai rata-ratanya. mendapatkan pola pertumbuhan ikan
Pertumbuhan dapat dikatakan sebagai tuna sirip kuning yang berbeda. Hal
pertambahan ukuran panjang atau berat tersebut menjelaskan bahwa spesies ikan
dalam suatu waktu. Dalam hubungan yang sama dapat memiliki kemungkinan
panjang dengan berat maka berat dapat pola pertumbuhan yang berbeda.
dianggap sebagai suatu fungsi dari Kecepatan pertumbuhan ikan tuna sirip
panjang. Hubungan panjang dan berat kuning dipengaruhi oleh kualitas
perairan, pakan, suhu, dan pola arus, serta tidak berubah bentuknya dan
mortalitas (Tilohe dkk, 2014; Agustina pertambahan panjang ikan seimbang
dkk, 2019; Tumulyadi dkk, 2019). Selain dengan pertambahan beratnya. Apabila b
hal tersebut, penting untuk diketahui < 3 dinamakan alometrik negatif, yang
pertumbuhan ikan dan dinamika populasi berarti pertumbuhan panjangnya lebih
di setiap wilayah perairan sangat cepat dibandingkan pertumbuhan
berbeda-beda dapat disebabkan oleh beratnya, jika b > 3 dinamakan alometrik
perbedaan musim (Agustina dkk, 2019). positif yang menunjukkan bahwa
Jenning et al., (2001) menyatakan bahwa pertumbuhan beratnya lebih cepat
pertumbuhan ikan yang ditunjukkan oleh dibandingkan dengan pertambahan
nilai b bergantung pada faktor fisiologis panjangnya (Effendie, 1997). Dengan
dari ikan itu sendiri dan faktor merujuk pada penjelasan diatas maka
lingkungan (faktor oseanografi) dimana dapat diketahui bahwa dari hasil analisis
ikan tersebut berada. Dengan kata lain, hubungan panjang dan berat ikan tuna
pola pertumbuhan satu spesies ikan akan sirip kuning dan marlin terdapat
berubah berdasarkan habitat dan waktu. perbedaan pada nilai b dari kedua jenis
Perbedaan pola pertumbuhan dapat ikan hasil tangkapan utama tersebut,
disebabkan karena ukuran ikan hasil keragaman nilai eksponensial (b) antara
tangkapan yang berbeda. hubungan panjang dan berat antar spesies
Model pertumbuhan pada ikan marlin ikan diatas terakit erat dengan
(Istiophoridae) diperoleh nilai b sebesar perkembangan ontogenetik, perbedaan
1,0154224 hal ini menunjukkan bahwa umur, kematangan gonad, jenis kelamin,
ikan marlin (Istiophoridae) mempunyai letak geografis, dan kondisi lingkungan,
pertumbuhan allometrik negatif (b < 3) kepenuhan lambung, penyakit, dan
dimana pertumbuhan panjang lebih cepat tekanan parasit (Le Cren, 1951; Neff &
daripada pertumbuhan berat. Perhitungan Cargnelli, 2004; Ecoutin et al., 2005).
diatas menjelaskan bahwa nilai b Kondisi lingkungan yang dimaksud
merupakan hasil perhitungan dari pola adalah karakteristik perairan dalam
pertumbuhan ikan yang jika nilai b = 3 menunjang ketersediaan makanan dan
maka dinamakan dengan pola habitat yang sesuai. Faktor makanan yang
petumbuhan isometrik yang berarti ikan diambil akan mempengaruhi
pertumbuhan kematangan tiap individu untuk pertumbuhan ikan. Hasil analisis
dan keberhasilan hidupnya (Effendie, nilai multiple R yang diperoleh pada
2002). Keberadaan ikan di perairan penelitian ini mendekati 1 menunjukan
sangat dipengaruhi oleh kondisi bahwa panjang total ikan tuna sirip
lingkungan perairan. Faktor oseonografi kuning (Thunnus albacares), dan marlin
yang secara langsung dapat (Istiophoridae) mempengaruhi berat total
mempengaruhi keberadaan ikan adalah ikan tersebut, artinya semakin besar nilai
suhu, salinitas, dan arus perairan. Hal panjang total tubuh ikan maka semakin
tersebut terjadi karena ketersediaan besar pula nilai berat total tubuh ikan.
makanan pada perairan dapat digunakan Pertumbuhan merupakan suatu proses
untuk memprediksi penyebaran ikan-ikan yang terjadi di dalam tubuh organisme
pelagis. Dampak perubahan iklim pada yang menyebabkan perubahan ukuran
suatu tempat dapat mempengaruhi panjang dan berat tubuh dalam periode
terhadap sektor perikanan tangkap. waktu tertentu. Dari hasil perhitungan
Menurut Windarti (2020), jika nilai nilai F dapat dijelaskan bahwa terdapat
multiple R mendekati 1 artinya terdapat pengaruh panjang secara simultan
hubungan yang kuat antara panjang dan terhadap berat pada pertumbuhan ikan.
berat ikan, dan apabila nilai multiple R Pengamatan hubungan panjang dan
tidak mendekati 1 berarti hubungan berat ikan yang berada di perairan Teluk
antara panjang dan berat ikan bersifat Ippi termasuk dalam kategori ikan yang
lemah. Korelasi kuat berarti berat ikan pertumbuhannya terdiri dari kategori
akan bertambah seiring dengan pertumbuhan berat lebih cepat
bertambah panjang tubuh ikan. Korelasi dibandingkan dengan pertumbuhan
yang kuat juga disebabkan oleh karena panjang dan kategori pertumbuhan
ketersediaan makanan yang cukup dan panjang lebih cepat dibandingkan dengan
keadaan lingkungan yang mendukung pertumbuhan berat.
Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Herawati, T., Safitri, M.N., Junianto, J.,
Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. Hamdani, H., Yustiati, A., &
112 pp. Nurhayati, A. (2021). Karakteristik
Morfometrik dan Pola Pertumbuhan
Effendie MI. 1997. Metode biologi
Ikan Keting [(Mystus nigriceps
perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
(Valenciennes 1840)] di Hilir Sungai
112 hlm
Cimanuk Provinsi Jawa Barat. Zoo
Effendie, M. I. (2002). Fisheries
Indonesia, 30(1).
biology. Revised Edition. Yayasan
Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Heriyanto, T., Limbong, I., & Ariani, F.
(2020). Studi morfometrik ikan
Fadhil, R., Muchlisin, Z. A., & Sari, W.
kembung perempuan (Rastrelliger
(2016). Hubungan panjang-berat dan
brachysoma) dari hasil tangkapan
morfometrik ikan julungjulung
nelayan di Kecamatan Sorkam Barat,
(Zenarchopterus dispar) dari perairan
Kabupaten Tapanuli Tengah. Jurnal
pantai utara Aceh. Jurnal Ilmiah
Techno-Fish, 4(2), 72-84.
Mahasiswa Kelautan Perikanan
Unsyiah, 1(1). Jennings S, Kaiser M and Reynolds J. 2001.
Marine Fisheries Ecology. Oxford,
Fuadi, Z., Dewiyanti, I., & Purnawan, S.
Blackwell Science.
(2016). Hubungan Panjang Berat Ikan
Kalor, J. D., Paiki, K., & Rumahorbo, B. T.
yang Tertangkap di Krueng Simpoe,
(2022). Length-Weight Relationship
Kabupaten Bireun, Aceh (Doctoral
and Condition Factor of Yellowfin
dissertation, Syiah Kuala University).
Tuna (Thunnus albacares) from
Demta Coast, Jayapura Regency, evolution. International Journal of
Papua. Torani Journal of Fisheries Evolutionary Biology.
and Marine Science, 66-72.
Kotsanopoulos, K., Martsikalis, P. V.,
Kasim, R. W., Abbas, S., Juniartin, J., & Gkafas, G. A., & Exadactylos, A.
Amin, A. M. (2022). Pengembangan (2022). The use of various statistical
Bahan Ajar Brosur Berdasarkan Hasil methods for authenticity and
Analisis Morfometrik Jenis Ikan detection of adulteration in fish and
Hasil Tangkapan Nelayan. Al-Nafis: seafood. Critical Reviews in Food
Jurnal Biologi dan Pendidikan Science and Nutrition, 1-19.
Biologi, 2(1), 39-52.
Laka, R. T. (2017). Strategi Pengembangan
Kaplan, D. M., Chassot, E., Amandé, J. M., Kawasan Pesisir Melalui Komoditas
Dueri, S., Demarcq, H., Dagorn, L., Unggulan Di Kecamatan Pulau
Fonteneau, A. 2014. Spatial Ende-Kabupaten Ende (Doctoral
Management of Indian Ocean dissertation, ITN Malang).
Tropical Tuna Fisheries: Potential and
Langga, L. (2020). Analisis Pengembangan
Perspectives. ICES Journal of Marine
Usaha Produksi Ikan Pada Nelayan
Science: Journal du Conseil, 71(7),
Kecamatan Pulau Ende di Kabupaten
1728-1749p. DOI :
Ende. Analisis, 10(1), 65-75.
https://doi.org/10.1093/icesjms/fst23
3 Le Cren, C. P. 1951. Length-Weight
Kein, F. W., & Al Ayubi, A. (2022). Jenis- Relationship and Seasonal Cycle in
jenis Ikan Hasil Tangkapan Pada Alat Gonad Weight and Condition in The
Timur. Jurnal Bahari Papadak, 3(1), Lempoy, R., Rondonuwu, A. B., &