Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN PANJANG DAN BERAT JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN UTAMA

PADA ALAT TANGKAP BANDO YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN


BAGIAN SELATAN KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA
TENGGARA TIMUR

Anjelina Nova Mbipi1 , Ismawan Tallo2 , Chaterina Agusta Paulus2.


1 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Peternakan,
Kelautan dan Perikanan
Universitas Nusa Cendana
2Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Peternakan, Kelautan

dan Perikanan
Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto, Penfui 85001, Kotak Pos 1212, Tlp (0380) 881589
Email Korespodensi : novambipi@gmail.com

Abstrak - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui hubungan panjang dan berat ikan
hasil tangkapan utama dari alat tangkap bando yang dioperasikan di perairan bagian selatan,
Kabupaten Ende. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
terkait dengan pengukuran data panjang dan berat ikan terhadap sampel penelitian. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 39 ekor ikan dengan masing-masing jenis ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) 23 ekor diperoleh koefisien korelasi adalah sebesar 0,7756015
dan ikan marlin (Istiophoridae) 16 ekor diperoleh koefisien korelasi adalah sebesar
0,74225154, dimana hasil analisis nilai koefisien korelasi mendekati 1 menunjukkan bahwa
panjang total ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares), dan marlin (Istiophoridae)
mempengaruhi berat total ikan tersebut, artinya semakin besar nilai panjang total tubuh ikan
maka semakin besar pula nilai berat total tubuh ikan. Model pertumbuhan pada ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) diperoleh nilai b sebesar 2,4311447, hal ini menunjukkan bahwa
ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) mempunyai pertumbuhan allometrik negatif (b<3)
dimana pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan berat. Model pertumbuhan
pada ikan marlin (Istiophoridae) diperoleh nilai b sebesar 1,0154224 hal ini menunjukkan
bahwa ikan marlin (Istiophoridae) mempunyai pertumbuhan allometrik negatif (b<3) dimana
pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan berat.
Kata Kunci : Alat tangkap bando, Teluk Ippi Ende, hubungan panjang dan berat

Abstract - The purpose of this study was to determine the relationship between the length and
weight of the main fish caught from the bando fishing gear operated in the southern waters,
Ende Regency. The method used in this study is a quantitative method related to the
measurement of data on the length and weight of the fish for the research sample. Data analysis
used in this study is descriptive statistics. Based on the results of the study showed that of the
39 fish with each type of yellowfin tuna (Thunnus albacares) 23 tails obtained a correlation
coefficient of 0.7756015 and marlin fish (Istiophoridae) 16 tails obtained a correlation
coefficient of 0.74225154, where the results of the analysis of the correlation coefficient value
close to 1 indicate that the total length of yellow fin tuna (Thunnus albacares), and marlin
(Istiophoridae) affect the total weight of the fish, meaning that the greater the value of the total
body length of the fish, the greater the value of the total body weight of the fish. The growth
model for yellowfin tuna (Thunnus albacares) obtained a b value of 2.4311447, this indicates
that yellowfin tuna (Thunnus albacares) has a negative allometric growth pattern (b<3) where
growth in length is faster than growth in weight. The growth model for marlin fish
(Istiophoridae) obtained a b value of 1.0154224. This indicates that marlin fish (Istiophoridae)
has a negative allometric growth pattern (b<3) where growth in length is faster than growth
in weight.
Keywords: bando fishing gear, ippi ende bay waters, length and weight relationship

I. PENDAHULUAN
Kabupaten Ende memiliki wilayah klasifikasi alat tangkap hand line. Prinsip
perairan dengan kontribusi potensi pengoperasian penangkapan ikan dengan
produksi sumberdaya laut yang cukup menggunakan alat tangkap bando adalah
melimpah. Kabupaten Ende merupakan dengan menggunakan perahu sampan
daerah yang terletak di bagian tengah yang dilengkapi dengan alat bantu
Pulau Flores dan berbatasan langsung penangkapan seperti lampu petromaks,
dengan Laut Flores pada bagian utara pancing, ganco atau tombak, dan bubu
dan Laut Sawu di bagian selatan. Potensi (Yahya, 2011).
hasil tangkapan terbesar di Kabupaten Analisis hubungan panjang dan berat
Ende terdapat pada wilayah perairan ikan perlu dilakukan untuk mengetahui
bagian selatan, tepatnya berada pada pola pertumbuhan dan stok ikan.
Teluk Ippi Ende, oleh sebab itu tentunya Analisis hubungan panjang dan berat
dapat sangat mendukung pengembangan ikan dilakukan sebagai indikator biologi
sektor perekonomian dan mendukung dari kondisi perairan tersebut (Nurhayati
roda perekonomian melalui jalur laut. et al., 2016). Faktor kondisi merupakan
Salah satu teknologi penangkapan turunan terpenting dari pertumbuhan
yang memberikan kontribusi besar dengan menggambarkan kemontokan
dalam perolehan hasil tangkapan adalah ikan dalam eksternal. Salah satu faktor
alat tangkap bando. Alat tangkap bando eksternal yang dapat mempengaruhi
merupakan alat tangkap yang tergolong adalah makanan (Effendie, 2002).
tradisional dan sederhana karena hanya Berdasarkan uraian diatas, maka
terdiri dari penggulung dari bambu, tali tentunya menjadi hal penting untuk
pancing, kili-kili dan mata pancing. Alat dikaji guna memperoleh informasi yang
tangkap bando termasuk kedalam dapat digunakan sebagai pembelajaran
bagi peneliti, masyarakat, dan instansi Panjang dan Berat Ikan Hasil Tangkapan
terkait untuk mengambil langkah Utama Alat Tangkap Bando yang
penting dalam menentukan upaya dioperasikan di Perairan Bagian Selatan
pengelolaannya, sehingga penulis Kabupaten Ende, Provinsi Nusa
tertarik untuk melakukan penelitian Tenggara Timur.
terkait kajian Analisis Hubungan

II. METODE PENELITIAN


2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2023 berlokasi di perairan Teluk
Ippi-Ende.

2.2 Alat dan bahan


No. Alat Kegunaan

1. Meter Digunakan sebagai alat untuk mengukur panjang sampel


penelitian

2. Timbangan Digunakan sebagai alat untuk mengukur berat sampel


penelitian

3. Alat tangkap bando Digunakan sebagai objek penelitian

4. Alat tulis menulis Digunakan untuk mencatat hasil yang diperoleh pada saat
penelitian

5. Kamera Digunakan sebagai alat untuk mengambil gambar pada


saat penelitian

6. Laptop Digunakan untuk mengolah data hasil penelitian

Bahan Kegunaan

7. Ikan hasil tangkapan Digunakan sebagai sampel penelitian


utama

8. Buku identifikasi ikan Digunakan untuk mengidentifikasi jenis ikan hasil


tangkapan utama yang diperoleh pada saat penelitian
2.3 Metode Penelitian 2.4 Teknik Pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan metode Pengumpulan data pada penelitian ini
kuantitatif terkait dengan pengukuran dilakukan dengan menggunakan
data panjang dan berat ikan terhadap beberapa pendekatan diantaranya :
sampel penelitian dimana pengukuran • Obervasi
yang digunakan yaitu : • Dokumentasi
1. Panjang total atau total • Studi pustaka
length (TL), yaitu ukuran lurus
horizontal dari ujung mulut (tip of 2.5 Analisis data
the snout) sampai ujung ekor yang Data yang diperoleh dianalisis
paling panjang. dengan menggunakan data keterkaitan

2. Panjang cagak hubungan panjang dan berat ikan hasil

atau fork length (FL), yaitu tangkapan utama alat tangkap bando di

ukuran lurus horizontal dari ujung perairan bagian selatan, Kabupaten

mulut sampai ujung duri bagian Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur,

tengah ekor. tepatnya di perairan Teluk Ippi. Data

3. Panjang baku atau standard yang diperoleh dalam penelitian ini

length (SL), yaitu ukuran lurus dianalisis melalui analisis dengan

horizontal dari ujung mulut statistik deskriptif untuk

sampai pangkal ekor (hypural menggambarkan keadaan data, regresi

plate). linear, korelasi serta status allometrik

4. Panjang kepala atau head untuk menjelaskan tentang hubungan

length (HL), yaitu ukuran lurus panjang dan berat ikan hasil tangkapan

horizontal dari ujung mulut utama. Statistik deskriptif menjelaskan

hingga sisi paling belakang data dengan menguraikan atau

dari operculum. memberikan keterangan-keterangan

5. Berat total mengenai suatu data atau keadaan atau


fenomena (Heriyanto et al., 2020).
Adapun statistik deskriptif yang akan
diterangkan dalam hasil penelitian ini
meliputi nilai minimum, nilai
maksimum, rata-rata, standar deviasi, panjangnya. Biomassa ikan sering
varians, skewness, dan kurtosis. dihitung dari limpahan melalui
Hubungan panjang dan berat dari panjang.
ukuran panjang total, panjang cagak,
panjang baku, panjang kepala dan berat III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dianalisis dengan menggunakan uji A. Hasil
regresi linear dan uji korelasi antara 3.1 Gambaran Umum Lokasi
panjang total (PT) terhadap ukuran yang Penelitian
lainnya. Semua analisis tersebut Kabupaten Ende merupakan salah
dilakukan dengan menggunakan satu wilayah administratif yang ada
program Microsoft Excel dan juga di Provinsi Nusa Tenggara Timur
bantuan software SPSS versi 16.0. dengan luas laut ± 94,79 km2.
Dalam menganalisis panjang dan berat Kabupaten Ende merupakan
ikan digunakan formula yang wilayah di bagian tengah Pulau
dikemukakan oleh Effendie (1979) Flores yang berbatasan langsung
sebagai berikut : W = a.Lb dimana W = dengan laut di sebelah utara (Laut
berat (gr), L = panjang (cm) dan a,b = Flores) dan di sebelah selatan (Laut
konstanta. Logaritma persamaan Sawu). Teluk Ippi Ende sendiri
tersebut adalah Log W = Log a + b Log merupakan kawasan pesisir dan laut
L. Persamaan tersebut jika ditransfer di perairan selatan Kabupaten Ende,
dari persamaan eksponensial akan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di
menjadi garis lurus (regresi linear) sekitar kawasan wilayah ini terdapat
sebagai berikut : Y = a + bx, dimana Y = areal pelabuhan untuk kapal barang
berat (gr), x = panjang (cm) dan a,b = dan kapal penumpang, tempat
konstanta. berlabuhnya kapal nelayan dan
2.6 Hubungan Panjang dan Berat pemukiman penduduk yang
Hubungan panjang dan berat ikan sebagian besar berprofesi sebagai
adalah faktor penting dalam studi nelayan. Karena letak geografisnya
biologi ikan dan pendugaa stok (Sparre yang dikelilingi laut, Teluk Ippi
et al., 1989). Persamaan ini membantu memiliki potensi penangkapan ikan
dalam menduga berat ikan dari yang tinggi.
Hal ini tentunya dapat menunjang tangkap yang ramah akan
perekonomian masyarakat lingkungan. Dalam beberapa musim
Kabupaten Ende. tertentu masyarakat nelayan di
Dengan melihat adanya peluang perairan Teluk Ippi menggunakan
potensi sumberdaya kelautan dan alat tangkap bando dalam kegiatan
perikanan yang ada pada wilayah operasi penangkapan ikan, tetapi
perairan Teluk Ippi ini dapat selain alat tangkap bando
memikat para nelayan dari berbagai masyarakat nelayan disana juga
kalangan tertentu dimana salah menggunakan beberapa alat tangkap
satunya masyarakat nelayan yang lainnya, hal ini berguna untuk
ada di Kabupaten Ende untuk memenuhi kebutuhan hidup
melakukan berbagai macam masyarakat setempat dan sebagai
aktivitas di dalamnya agar dapat penyalur potensi hasil tangkapan
memanfaatkan potensi yang ada kepada konsumen (Yahya, 2011).
pada wilayah tersebut seperti 3.2 Jenis Hasil Tangkapan Utama
pemanfaatan dalam kegiatan operasi pada Alat Tangkap Bando
penangkapan ikan dengan Berdasarkan hasil pengamatan
menggunakan beragam alat tangkap dan identifikasi yang diperoleh
tertentu salah satunya adalah alat selama penelitian dengan
tangkap bando. merujuk pada buku petunjuk
Alat tangkap bando merupakan identifikasi Allen dan Stenee
alat tangkap yang termasuk dalam (2002), ISA dkk., (1998),
klasifikasi alat tangkap hand line Matsuura, dkk., (2000) dan
dengan desain yang sederhana Peristiwady (2006) yang diacu
karena hanya terdiri dari oleh Risamasu dkk., (2013),
penggulung dari bambu, tali ditemukan terdapat 2 spesies
pancing, kili-kili dan mata pancing. dengan jumlah sampel sebanyak
Selain itu alat tangkap ini juga 39 ekor diantaranya: (1) tuna sirip
masih sangat sederhana atau masih kuning (Thunnus albacares) 23
tergolong tradisional, sehingga ekor dan (2) marlin
dapat termasuk kedalam alat (Istiophoridae) 16 ekor
3.3 Morfometrik Jenis Ikan Hasil Tangkapan Utama Alat Tangkap Bando
SPESIES Karakter Nilai Nilai Rata- Standar
Morfometrik Minimum Maksimum rata Deviasi
TUNA SIRIP PT 54 193 137,08 32,59
KUNING PC 40 178 123,93 31,51
(Thunnus PB 33 173 116,73 31,36
albacares) PK 15 42 28,15 8,03
Berat 10000 85000 37152,17 19537,51
MARLIN PT 106 215 149,34 31,39
(Istiophoridae) PC 86 163 111,06 21,63
PB 76 156 104,75 22,37
PK 44 116 75,93 18,60
Berat 15000 62000 28375 14755,22

3.4 Hubungan Panjang dan


Berat Ikan Hasil Tangkapan
Alat Tangkap Bando
Berdasarkan hasil analisis regresi dan koefisien determinasi sebesar
linear menggunakan microsoft excel 0,6015577 yang berarti ada pengaruh
dan juga bantuan software spss versi signifikan antara variabel independen
16.0 terhadap pengukuran antara (panjang) terhadap variabel dependen
panjang dan berat ikan hasil tangkapan (berat) sebesar 60,15%. Diperoleh nilai
utama di perairan Teluk Ippi diperoleh F hitung sebesar 10,997 dan F tabel
nilai a ikan tuna sirip kuning (Thunnus sebesar 2,90 yang berarti F hitung > F
albacares) sebesar 1,3746266 dan nilai tabel dan menghasilkan keputusan
b sebesar 2,4311447 sehingga bahwa pola pertumbuhan ikan tuna
didapatkan persamaan regresinya sirip kuning adalah allometrik negatif
adalah Y = 1,3746266 + 2,4311447x . (b<3) dimana pertambahan panjang
Hasil dari analisis sidik ragam lebih cepat daripada pertumbuhan
(ANOVA) adalah 0,0 (sig. F < 0,05) berat.
Hasil dari pengukuran panjang dan (berat) sebesar 55,13%. Diperoleh nilai
berat ikan marlin (Istiophoridae) F hitung sebesar 4,511 dan F tabel
diperoleh nilai a sebesar -0,3128064 sebesar 3,26 yang berarti F hitung > F
dan nilai b sebesar 1,0154224 sehingga tabel dan menghasilkan keputusan
didapatkan persamaan regresinya bahwa pola pertumbuhan ikan marlin
adalah Y = -0,3128064 + 1,0154224x. adalah allometrik negatif (b<3) dimana
Hasil dari analisis sidik ragam pertambahan panjang lebih cepat
(ANOVA) adalah 0,04 (sig. F < 0,05) daripada pertumbuhan berat. Hasil
dan koefisien determinasi sebesar analisis hubungan panjang total dan
0,5513291 yang berarti ada pengaruh berat jenis ikan hasil tangkapan utama
signifikan antara variabel independen alat tangkap Bando dapat dilihat pada
(panjang) terhadap variabel dependen Gambar 8, gambar 9 dan Lampiran 1

Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)


90000
y = 1,3746266 + 2,4311447x
80000 R² = 0,6015577
70000
60000
Berat (gram)

50000
40000
30000
20000
10000
0
-10000 0 50 100 150 200 250
Panjang total (cm)

Gambar 8. Grafik Hubungan panjang total dan berat (A.) Tuna sirip kuning
(Thunnus albacares)
(B.) Marlin (Istiophoridae)
70000
y = -0,3128064 + 1,0154224x
60000 R² = 0,5513291

50000
Berat (gram) 40000
30000
20000
10000
0
0 50 100 150 200 250
Panjang total (cm)

Gambar 9. Grafik Hubungan panjang dan berat (B.) Marlin (Istiophoridae)

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang mampu dibidik dengan tepat. Ikan tuna
diperoleh ialah ikan hasil tangkapan hidup berkelompok dan selalu berpindah
utama yang lebih dominan tertangkap tempat untuk mencari makanan dan
oleh alat tangkap bando di Perairan Teluk tempat berkembang, ikan tuna
Ippi terdapat pada ikan tuna sirip kuning merupakan spesies yang pada musim
(Thunnus albacares), dan kemudian yang tertentu melakukan migrasi mengikuti
terendah terdapat pada ikan marlin perubahan musim dan cuaca, sedangkan
(Istiophoridae). Hal ini dapat terjadi untuk ikan marlin sendiri hidup secara
karena ikan tuna merupakan jenis ikan soliter, namun juga sering ditemukan
pelagis yang memiliki naluri berburu secara berpasangan, tetapi ikan marlin
dengan kemampuan mengidentifikasi jarang ditemukan berkumpul dalam
target buruan dengan cukup baik, mulai kelompok besar, selain itu ikan marlin
dari dalam air bahkan hingga ikan yang adalah salah satu ikan yang sulit
sedang melompat diatas permukaan ditaklukan karena ukuran dan tenaganya
yang besar, serta sifatnya sangat agresif, lain yang mempengaruhi perbedaan
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan ukuran jenis ikan yang ditangkap, dimana
ikan malin susah untuk ditangkap oleh faktor tersebut berasal dari jenis alat
nelayan dibandingkan dengan ikan tuna. tangkap yang digunakan dalam hal ini
Tinggi dan rendahnya jumlah hasil adalah alat tangkap bando yang dimana
tangkapan dari masing-masing jenis ikan pada proses pengoperasian nelayan
hasil tangkapan utama pada alat tangkap setempat menggunakan ukuran mata
bando tersebut tentunya dipengaruhi juga pancing yang berbeda dan juga warna
oleh beberapa hal bahwa banyak dan umpan yang digunakan, berdasarkan
sedikitnya sumberdaya ikan di suatu informasi yang diperoleh dari nelayan
lingkungan perairan termasuk di perairan setempat bahwa ukuran mata pancing
bagian selatan Kabupaten Ende, Provinsi yang digunakan adalah nomor 4-6
Nusa Tenggara Timur tepatnya di sedangkan umpan yang digunakan adalah
perairan Teluk Ippi bergantung pada ikan kantung semar, ikan layang, dan ikan
beberapa hal diantaranya berhubungan kembung. Hal ini sesuai dengan yang
dengan sifat perikanan di daerah tropis dinyatakan Maspeke dkk., (2018) bahwa
yaitu bersifat multispesies sehingga keberhasilan operasi penangkapan ikan
dihuni oleh beranekaragam jenis ikan. dengan pancing termasuk pada alat
Setiap ikan memiliki ukuran yang tangkap bando sangat tergantung pada
berbeda-beda tergantung pada umur, jenis ukuran mata pancing dan warna umpan.
kelamin, dan keadaan lingkungan Umpan merupakan bagian penting dalam
hidupnya (aktivitas penangkapannya), konstruksi alat tangkap bando, sebab
faktor-faktor ligkungan yang dapat umpan menjadi penentu ikan hasil
mempengaruhi kehidupan ikan tangkapan. Menurut Muhazarin (2016)
diantaranya adalah makanan, paramater bahwa umpan merupakan salah satu
kualitas air seperti keruhan, suhu, pH, dan komponen penentu keberhasilan
salinitas. Faktor-faktor tersebut baik penangkapan ikan, sehingga syarat
secara sendiri-sendiri maupun bersama- umpan yang baik dalam operasi
sama mempunyai pengaruh yang sangat penangkapan termasuk pada alat tangkap
besar terhadap pertumbuhan ikan, bando adalah tahan lama atau tidak
terlepas dari hal tersebut terdapat faktor mudah rusak pada waktu di dalam air,
warna tubuhnya mengkilat, sehingga merupakan musim timur yang kondisi
mudah telihat oleh ikan yang ingin ombaknya relatif kecil sehingga nelayan
ditangkap, ukuran tubuhnya sesuai cenderung aktif melakukan aktivitas
dengan ukuran mulut ikan yang ingin penangkapan di setiap harinya. Kondisi
ditangkap dan merupakan makanan ini tentunya dapat memicu pada tinggi
kesukaan ikan yang ditangkap (Puspito, dan rendahnya jumlah tangkapan yang
2009). didapatkan (Kaplan et al., 2014).
Perbedaan jumlah hasil tangkapan Mengacu pada uraian ini, maka dapat
ikan pada suatu wilayah merupakan hal diketahui indikasi yang menjadi
yang mutlak terjadi. Karena hal tersebut penyebab terjadinya perbedaan tinggi dan
disebabkan oleh perubahan cuaca setiap rendahnya jumlah hasil tangkapan alat
tahun pada suatu wilayah mengalami tangkap bando ini adalah sebagai akibat
perbedaan sehingga dapat memberikan dari perubahan cuaca yang tidak stabil,
efek pada jumlah armada yang kerusakan alat tangkap dan armada yang
melakukan operasi penangkapan juga mengakibatkan terhambatnya operasi
berbeda, kemudian terjadinya kerusakan penangkapan ikan oleh nelayan di daerah
armada yang dapat memberikan efek setempat.
dimana hanya sebagian saja jumlah Penyebab variasi tinggi dan
armada yang melakukan operasi rendahnya jumlah hasil tangkapan adalah
penangkapan dan ada yang tidak dapat kemungkinan diakibatkan oleh operasi
melakukan operasi penangkapan. penangkapan ikan yang dilakukan oleh
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan nelayan tidak selalu mendapatkan hasil
Februari-Maret, dimana pada bulan yang sama atau bahkan tidak
November-Februari merupakan musim menghasilkan pada setiap waktu. Dimana
barat yang kondisi cuacanya tidak stabil jumlah hasil tangkapan bulan ini tentu
atau ombak dan gelombang yang besar berbeda dengan bulan sebelumnya,
maka pada saat-saat tertentu saja nelayan meskipun operasi penangkapan
melakukan aktivitas penangkapan dan dilakukan dengan upaya yang sama dan
bahkan ada juga yang sama sekali tidak daerah penangkapan yang sama, sehingga
melakukan aktivitas penangkapan terjadinya perbedaan komposisi jumlah
sedangkan pada bulan Maret-Oktober hasil tangkapan ini juga ada hubungannya
dengan keberadaan ikan di suatu dipengaruhi oleh mortalitas alami dan
perairan. Sebab untuk menjaga penangkapan. Selanjutnya Wiryawan et
kelangsungan hidupnya, ikan selalu al., (2020), juga melaporkan bahwa
bergerak dari suatu tempat ke tempat terjadinya penurunan stok sumberdaya
lainnya untuk mencari daerah dimana ikan di suatu perairan, diakibatkan oleh
ikan tersebut dapat bertahan hidup. Ikan aktivitas penangkapan yang lebih besar
akan menyenangi daerah yang kondisi dibandingkan dengan kemampuan
perairan sesuai dengan daya adaptasi rekruitmen stok sumberdaya. Terjadinya
tubuhnya, banyak makanan, dan aman rekruitmen atau penambahan stok ikan
dari predator. Pernyataan ini diperkuat diakibatkan oleh adanya stok ikan yang
dari temuan Saba et al., (2011) dan dibiarkan untuk memijah, begitupun
Ekayana dkk., (2017) bahwa perbedaan sebaliknya jika tidak terjadinya
jumlah komposisi hasil tangkapan ikan rekruitmen atau penurunan stok ikan di
erat kaitannya dengan kesuburan suatu suatu perairan, maka diakibatkan oleh
lingkungan perairan yang memiliki tidak adanya ikan yang dibiarkan untuk
ketersedian makanan yang cukup bagi memijah atau ikan tersebut ditangkap
ikan. secara terus menerus.
Faktor lainnya juga berdasarkan Merujuk pada berbagai uraian di atas,
laporan Sadiyah et al., (2014), bahwa maka dapat diketahui bahwa indikasi
tinggi dan rendahnya komposisi jumlah yang menjadi penyebab tinggi dan
hasil tangkapan jenis ikan sangat rendahnya komposisi hasil tangkapan
tergantung dari jumlah stok sumberdaya ikan pada alat tangkap bando yang
ikan yang ada dalam suatu lingkungan dioperasikan oleh nelayan di perairan
perairan. Hal ini diperkuat oleh bagian selatan Kabupaten Ende ini adalah
penjelasan Masrshal et al., (2019) dan sebagai akibat dari kondisi perikanan di
Sambah et al., (2021), bahwa daerah tropis termasuk di perairan
peningkatan stok sumberdaya di suatu Kabupaten Ende yang mempunyai sifat
perairan sangat dipengaruhi oleh multispesies, kondisi perairan dan musim
pertumbuhan, rekruitmen individu, di daerah penangkapan yang cenderung
begitupun juga dengan penurunan stok berbeda, jumlah keberadaan stok dari
sumberdaya di suatu perairan setiap jenis ikan, jumlah trip
penangkapan, perbedaan ukuran mata ikan tidak selalu bernilai tetap, nilainya
pancing dan juga sebagai akibat dari dapat berubah dan berbeda antara satu
kerusakan kapal penangkapan. Berbagai lokasi dengan lokasi lainnya, hal ini
indikasi seperti sifat perikanan yang dikarenakan faktor ekologis dan biologis.
multispesies, jumlah trip penangkapan, Hasil analisis data pada gambar 5
perbedaan ukuran mata pancing dan menunjukkan pola pertumbuhan dari 2
kerusakan kapal penangkapan ini tentu jenis ikan tangkapan utama yang
merupakan faktor yang secara jelas tertangkap di Perairan Teluk Ippi Ende,
ditemukan pada lokasi penelitian. diketahui bahwa model pertumbuhan
Sampel yang digunakan dalam pada ikan tuna sirip kuning (Thunnus
penelitian ini sebanyak 39 ekor dengan albacares) diperoleh nilai b sebesar -
panjang dan berat ikan hasil tangkapan 2,4311447, hal ini menunjukkan bahwa
utama yang diukur terdapat 5 karaktek ikan tuna sirip kuning (Thunnus
yaitu panjang total, panjang cagak, albacares) mempunyai pola
panjang baku, panjang kepala dan berat. pertumbuhan allometrik negatif (b < 3)
Seluruh hasil pengukuran panjang dan dimana pertumbuhan panjang lebih cepat
berat ikan dapat dilihat pada lampiran, daripada pertumbuhan berat, hal ini
sedangkan ukuran maksimum dan sesuai dengan Miazwir (2012) dan
minimum setiap panjang dan berat ikan Nugroho et al., (2018) yang mendapatkan
dapat lihat pada Tabel 2. Nilai standar bahwa ikan tuna sirip kuning yang
deviasi dari 5 ukuran panjang dan berat tertangkap di Samudera Hindia umumnya
ikan hasil tangkapan utama tersebut mempunyai pola pertumbuhan allometrik
bervariasi yang berarti sebaran data negatif (b < 3). Namun pada beberapa
sampel penelitian terjadi fluktuasi data hasil penelitian di perairan berbeda
yang tersebar jauh dari nilai rata-ratanya. mendapatkan pola pertumbuhan ikan
Pertumbuhan dapat dikatakan sebagai tuna sirip kuning yang berbeda. Hal
pertambahan ukuran panjang atau berat tersebut menjelaskan bahwa spesies ikan
dalam suatu waktu. Dalam hubungan yang sama dapat memiliki kemungkinan
panjang dengan berat maka berat dapat pola pertumbuhan yang berbeda.
dianggap sebagai suatu fungsi dari Kecepatan pertumbuhan ikan tuna sirip
panjang. Hubungan panjang dan berat kuning dipengaruhi oleh kualitas
perairan, pakan, suhu, dan pola arus, serta tidak berubah bentuknya dan
mortalitas (Tilohe dkk, 2014; Agustina pertambahan panjang ikan seimbang
dkk, 2019; Tumulyadi dkk, 2019). Selain dengan pertambahan beratnya. Apabila b
hal tersebut, penting untuk diketahui < 3 dinamakan alometrik negatif, yang
pertumbuhan ikan dan dinamika populasi berarti pertumbuhan panjangnya lebih
di setiap wilayah perairan sangat cepat dibandingkan pertumbuhan
berbeda-beda dapat disebabkan oleh beratnya, jika b > 3 dinamakan alometrik
perbedaan musim (Agustina dkk, 2019). positif yang menunjukkan bahwa
Jenning et al., (2001) menyatakan bahwa pertumbuhan beratnya lebih cepat
pertumbuhan ikan yang ditunjukkan oleh dibandingkan dengan pertambahan
nilai b bergantung pada faktor fisiologis panjangnya (Effendie, 1997). Dengan
dari ikan itu sendiri dan faktor merujuk pada penjelasan diatas maka
lingkungan (faktor oseanografi) dimana dapat diketahui bahwa dari hasil analisis
ikan tersebut berada. Dengan kata lain, hubungan panjang dan berat ikan tuna
pola pertumbuhan satu spesies ikan akan sirip kuning dan marlin terdapat
berubah berdasarkan habitat dan waktu. perbedaan pada nilai b dari kedua jenis
Perbedaan pola pertumbuhan dapat ikan hasil tangkapan utama tersebut,
disebabkan karena ukuran ikan hasil keragaman nilai eksponensial (b) antara
tangkapan yang berbeda. hubungan panjang dan berat antar spesies
Model pertumbuhan pada ikan marlin ikan diatas terakit erat dengan
(Istiophoridae) diperoleh nilai b sebesar perkembangan ontogenetik, perbedaan
1,0154224 hal ini menunjukkan bahwa umur, kematangan gonad, jenis kelamin,
ikan marlin (Istiophoridae) mempunyai letak geografis, dan kondisi lingkungan,
pertumbuhan allometrik negatif (b < 3) kepenuhan lambung, penyakit, dan
dimana pertumbuhan panjang lebih cepat tekanan parasit (Le Cren, 1951; Neff &
daripada pertumbuhan berat. Perhitungan Cargnelli, 2004; Ecoutin et al., 2005).
diatas menjelaskan bahwa nilai b Kondisi lingkungan yang dimaksud
merupakan hasil perhitungan dari pola adalah karakteristik perairan dalam
pertumbuhan ikan yang jika nilai b = 3 menunjang ketersediaan makanan dan
maka dinamakan dengan pola habitat yang sesuai. Faktor makanan yang
petumbuhan isometrik yang berarti ikan diambil akan mempengaruhi
pertumbuhan kematangan tiap individu untuk pertumbuhan ikan. Hasil analisis
dan keberhasilan hidupnya (Effendie, nilai multiple R yang diperoleh pada
2002). Keberadaan ikan di perairan penelitian ini mendekati 1 menunjukan
sangat dipengaruhi oleh kondisi bahwa panjang total ikan tuna sirip
lingkungan perairan. Faktor oseonografi kuning (Thunnus albacares), dan marlin
yang secara langsung dapat (Istiophoridae) mempengaruhi berat total
mempengaruhi keberadaan ikan adalah ikan tersebut, artinya semakin besar nilai
suhu, salinitas, dan arus perairan. Hal panjang total tubuh ikan maka semakin
tersebut terjadi karena ketersediaan besar pula nilai berat total tubuh ikan.
makanan pada perairan dapat digunakan Pertumbuhan merupakan suatu proses
untuk memprediksi penyebaran ikan-ikan yang terjadi di dalam tubuh organisme
pelagis. Dampak perubahan iklim pada yang menyebabkan perubahan ukuran
suatu tempat dapat mempengaruhi panjang dan berat tubuh dalam periode
terhadap sektor perikanan tangkap. waktu tertentu. Dari hasil perhitungan
Menurut Windarti (2020), jika nilai nilai F dapat dijelaskan bahwa terdapat
multiple R mendekati 1 artinya terdapat pengaruh panjang secara simultan
hubungan yang kuat antara panjang dan terhadap berat pada pertumbuhan ikan.
berat ikan, dan apabila nilai multiple R Pengamatan hubungan panjang dan
tidak mendekati 1 berarti hubungan berat ikan yang berada di perairan Teluk
antara panjang dan berat ikan bersifat Ippi termasuk dalam kategori ikan yang
lemah. Korelasi kuat berarti berat ikan pertumbuhannya terdiri dari kategori
akan bertambah seiring dengan pertumbuhan berat lebih cepat
bertambah panjang tubuh ikan. Korelasi dibandingkan dengan pertumbuhan
yang kuat juga disebabkan oleh karena panjang dan kategori pertumbuhan
ketersediaan makanan yang cukup dan panjang lebih cepat dibandingkan dengan
keadaan lingkungan yang mendukung pertumbuhan berat.

IV. KESIMPULAN hasil penelitian menunjukkan dari 39


Berdasarkan hasil penelitian yang ekor ikan dengan masing-masing jenis
telah dilakukan di perairan Teluk Ippi- ikan tuna sirip kuning (Thunnus
Ende, maka dapat disimpulkan bahwa albacares) 23 ekor diperoleh koefisien
korelasi adalah sebesar 0,7756015 dan organisme, ketersediaan makanan dan
ikan marlin (Istiophoridae) 16 ekor kondisi lingkungan perairan. Semakin
diperoleh koefisien korelasi adalah tinggi nilai faktor kondisi menunjukkan
sebesar 0,74225154, dimana hasil adanya kecocokan antara ikan dengan
analisis nilai koefisien korelasi lingkungannya. Selain faktor kondisi
mendekati 1 menunjukkan bahwa lingkungan perairan, faktor lainnya
panjang total ikan tuna sirip kuning berasal dari alat tangkap yang digunakan
(Thunnus albacares), dan marlin masyarakat setempat, dimana seperti
(Istiophoridae) mempengaruhi berat total yang telah digambar pada penjelasan
ikan tersebut, artinya semakin besar nilai sebelumnya bahwa alat tangkap ini
panjang total tubuh ikan maka semakin merupakan alat tangkap yang ramah
besar pula nilai berat total tubuh ikan. lingkungan serta selektif untuk
Korelasi yang kuat juga disebabkan oleh digunakan.
karena ketersediaan makanan yang cukup
dan keadaan lingkungan yang DAFTAR PUSTAKA
mendukung untuk pertumbuhan ikan. Hal Agustina M, Setyadji, Tampubolon PARP.
ini menunjukkan bahwa perairan bagian 2019. Perikanan Tuna Sirip Kuning
selatan Kabupaten Ende masih dalam (Thunnus albacares) Pada Armada
keadaan seimbang yang artinya Tonda Di Samudera Hindia Selatan
tersedianya cukup makanan untuk ikan Jawa. Jurnal Bawal Vol 11(3):161-
tersebut atau kurangnya jumlah predator, 173
selain dipengaruhi oleh ketersediaan Apriani, Y. D., Rahmawati, N., Astriana, W.,
makanan dan kepadatan predator nilai & Fatiqin, A. (2021). Analisis
faktor kondisi juga dipengaruhi oleh Morfometrik dan Meristik Ikan
faktor biotik dan abiotik perairan, serta Genus Oreochromis sp. In Prosiding
dikelola atau tidaknya perairan tersebut. Seminar Nasional Biologi (Vol. 1,
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa No. 1, pp. 412-422).
kondisi perairan baik untuk mendukung
Coheny, A. R., Miswar, E., & Juanda, R.
pertumbuhan. Besarnya faktor kondisi
(2018). Komposisi Hasil Tangkapan
tergantung pada banyak hal antara lain
Jaring Insang (Gill Net) di Perairan
jumlah organisme yang ada, kondisi
Krueng Raya, Aceh Besar, Provinsi
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kelautan Perikanan Unsyiah, 3(3).
Guna, I. M. A. J., Watiniasih, N. L., &
Echem, R. T. (2016). Geometric Puspitha, N. L. P. R. (2021). Analisi
morphometric analysis of shape Karakter Morfometrik Ikan Tongkol
variation of Sardinella (Auxis sp.) yang Didaratkan di Pantai
lemuru. International Journal of Tianyar, Karangasem. Journal of
Advanced Research in Biological Marine and Aquatic Sciences, 7(2),
Sciences, 3(9), 91-97. 129-139.

Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Herawati, T., Safitri, M.N., Junianto, J.,
Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. Hamdani, H., Yustiati, A., &
112 pp. Nurhayati, A. (2021). Karakteristik
Morfometrik dan Pola Pertumbuhan
Effendie MI. 1997. Metode biologi
Ikan Keting [(Mystus nigriceps
perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
(Valenciennes 1840)] di Hilir Sungai
112 hlm
Cimanuk Provinsi Jawa Barat. Zoo
Effendie, M. I. (2002). Fisheries
Indonesia, 30(1).
biology. Revised Edition. Yayasan
Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Heriyanto, T., Limbong, I., & Ariani, F.
(2020). Studi morfometrik ikan
Fadhil, R., Muchlisin, Z. A., & Sari, W.
kembung perempuan (Rastrelliger
(2016). Hubungan panjang-berat dan
brachysoma) dari hasil tangkapan
morfometrik ikan julungjulung
nelayan di Kecamatan Sorkam Barat,
(Zenarchopterus dispar) dari perairan
Kabupaten Tapanuli Tengah. Jurnal
pantai utara Aceh. Jurnal Ilmiah
Techno-Fish, 4(2), 72-84.
Mahasiswa Kelautan Perikanan
Unsyiah, 1(1). Jennings S, Kaiser M and Reynolds J. 2001.
Marine Fisheries Ecology. Oxford,
Fuadi, Z., Dewiyanti, I., & Purnawan, S.
Blackwell Science.
(2016). Hubungan Panjang Berat Ikan
Kalor, J. D., Paiki, K., & Rumahorbo, B. T.
yang Tertangkap di Krueng Simpoe,
(2022). Length-Weight Relationship
Kabupaten Bireun, Aceh (Doctoral
and Condition Factor of Yellowfin
dissertation, Syiah Kuala University).
Tuna (Thunnus albacares) from
Demta Coast, Jayapura Regency, evolution. International Journal of
Papua. Torani Journal of Fisheries Evolutionary Biology.
and Marine Science, 66-72.
Kotsanopoulos, K., Martsikalis, P. V.,
Kasim, R. W., Abbas, S., Juniartin, J., & Gkafas, G. A., & Exadactylos, A.
Amin, A. M. (2022). Pengembangan (2022). The use of various statistical
Bahan Ajar Brosur Berdasarkan Hasil methods for authenticity and
Analisis Morfometrik Jenis Ikan detection of adulteration in fish and
Hasil Tangkapan Nelayan. Al-Nafis: seafood. Critical Reviews in Food
Jurnal Biologi dan Pendidikan Science and Nutrition, 1-19.
Biologi, 2(1), 39-52.
Laka, R. T. (2017). Strategi Pengembangan
Kaplan, D. M., Chassot, E., Amandé, J. M., Kawasan Pesisir Melalui Komoditas
Dueri, S., Demarcq, H., Dagorn, L., Unggulan Di Kecamatan Pulau
Fonteneau, A. 2014. Spatial Ende-Kabupaten Ende (Doctoral
Management of Indian Ocean dissertation, ITN Malang).
Tropical Tuna Fisheries: Potential and
Langga, L. (2020). Analisis Pengembangan
Perspectives. ICES Journal of Marine
Usaha Produksi Ikan Pada Nelayan
Science: Journal du Conseil, 71(7),
Kecamatan Pulau Ende di Kabupaten
1728-1749p. DOI :
Ende. Analisis, 10(1), 65-75.
https://doi.org/10.1093/icesjms/fst23
3 Le Cren, C. P. 1951. Length-Weight

Kein, F. W., & Al Ayubi, A. (2022). Jenis- Relationship and Seasonal Cycle in

jenis Ikan Hasil Tangkapan Pada Alat Gonad Weight and Condition in The

Tangkap Pole and Line di Perairan Perch (Perca fluviatilis). Journal of

Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Animal Ecology 20(2): 201-219.

Timur. Jurnal Bahari Papadak, 3(1), Lempoy, R., Rondonuwu, A. B., &

68-74. Bataragoa, N. E. (2020). Size, length-


weight relationship and condition
Kerschbaumer, M., & Sturmbauer, C. (2011).
factor of banggai cardinal fish,
The utility of geometric
Pterapogon kauderni Koumans, 1933
morphometrics to elucidate pathways
in Lembeh Strait North
of cichlid fish
Sulawesi. Jurnal Ilmiah of yellowfin tuna Thunnus albacares
PLATAX, 8(1), 30-36. (Bonnaterre, 1788) in Eastern Indian
Ocean. Jurnal Iktiologi Indonesia
Mojekwu, T. O., & Anumudu, C. I. (2015).
18:13-21.
Advanced techniques for
DOI: https://doi.org/10.32491/ jii.v1
morphometric analysis in
8i1.371
fish. Journal of Aquaculture
Research & Development, 6(8), 1-6.
Nurhayati, N., Fauziyah, F., & Bernas, S. M.
Molan, Y. L. (2022). Analisis Hubungan (2016). Hubungan panjang-berat dan
Panjang Dan Berat Ikan Tuna pola pertumbuhan ikan di muara
(Thunnus spp) Di TPI Amagarapati Sungai Musi Kabupaten Banyuasin
Larantuka. Sumatera Selatan. Maspari
Journal, 8(2), 111-118.
Murgas, L. D. S., Paulino, M. S., Palhares, P.
C., Miliorini, A. B., Alves, E., & de Patanda, M., Sala, R., & Manuputty, A.
Oliveira Felizardo, V. (2017). (2022). Pola Pertumbuhan Tuna Sirip
Ultrastructural and morphometric Kuning (Thunnus albacares) yang
analysis of gametes in neotropical didaratkan di PPN Palabuhanratu,
teleost fishes. Journal of Fisheries Sukabumi.
Sciences, 11(1), 56.
Paulus, C. A., & Fauzi, A. (2017). Factors
Muttaqin, Z., Dewiyanti, I., & Aliza, D. Affecting Sustainability of
(2016). Kajian hubungan panjang alternatives livelihood in coastal
berat dan faktor kondisi ikan nila community of Nembrala East Nusa
(Oreochromis niloticus) dan ikan Tenggara: An Application of
belanak (Mugil cephalus) yang MICMAC Method. Jurnal Ekonomi
tertangkap di Sungai Matang Guru, Pembangunan: Kajian Masalah
Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Ekonomi dan Pembangunan, 18(2),
Timur (Doctoral dissertation, Syiah 175-182.
Kuala University).
Puspito, G. (2009). Perubahan Sifat-sifat
Fisik Mata Jaringan Insang Hanyut
Nugroho SCI, Jatmiko, Wujdi A. 2018.
Setelah Digunakan 5, 10, 15, dan 20
Growth pattern and condition factor
Tahun. Jurnal Penelitian Seminar Nasional Ikan ke (Vol. 8, pp.
Sains, 12(3). 42-51).

Risamasu, F. J., Paulus, C. A., & Kangkan, A.


Putra, S. H. J., & Da Costa, E. (2021). Studi L. Tingkat Keramahan Lingkungan
Morfometrik Ikan Hasil Tangkapan Bagan Apung dan Gill Net yang
Nelayan Kawasan Teluk Beroperasi di Teluk Kupang Level of
Maumere. Jurnal Pembelajaran Environmentally Friendly of Floating
Biologi: Kajian Biologi dan Net and Gill Net which Operated in
Pembelajarannya, 8(1), 21-27. Kupang Bay.
Rahardjo, M. F., & Simanjuntak, C.P. (2008).
Saba, V. S., Friedrichs, M. A. M., Antoine, D.,
Hubungan Panjang dan Bobot dan
Armstrong, R. A., Asanuma, I.,
Faktor Kondisi Ikan Tetet, Johnius
Behrenfeld, M. J., Ciotti, A. M.,
belangerii Cuvier (Pisces :
Dowell, M., Hoepffner, N., Hyde, K.
Sciaenidae) di Perairan Pantai
J. W., Ishizaka, J., Kameda, T., Marra,
Mayangan, Jawa Barat. Jurnal Ilmu-
J., Melin, F., Morel, A., O’Reilly, J.,
Ilmu Perairan dan Perikanan
Scardi, M., Smith Jr., W. O., Smyth,
Indonesia, 15(2), 135-140.
T. J., Tang, S., Uitz, J., Waters, K.,
Rahmi, Y. (2021). Hubungan Panjang Berat Westberry, T. K. 2011. An
dan Faktor Kondisi ikan Seurukan, EvaluationoOf Ocean Color Model
Osteochilus vittatus (Valenciennes, Estimates of Marine Primary
1842) yang Terpapar Merkuri di Productivity In Coastal And Pelagic
Sungai Krueng Sabee, Kabupaten Regions Across The Globe. Journal of
Aceh Jaya (Doctoral dissertation, Biogeosciences, 8(2):489-503p. DOI
UIN Ar-raniry). : https://doi.org/10.5194/bg-8-489-
2011.
Risamasu, F. L. J., & Tallo, I. (2015).
Sadiyah, L., Dowling, N., Prisantoso, I. B.,
Komposisi Jenis dan Keragaman
Andamari, R., Proctor, C. 2014.
Hasil Tangkapan Bubu yang
CPUE Trends of the Indonesia’s Tuna
Dioperasikan Bersama Rumpon pada
Longline Fishery: Lessons Learned
Kedalaman Berbeda. In Prosiding
From a Trial Observer Program.
Indonesian Fisheries Research Fisika Sains dan Aplikasinya, 4(1), 1-
Journal. 20(1):37-47p. 7.
Safitri, T. G., Kurniawan, R., & Wiadnya, D.
Sudirman, (2013). Mengenal alat dan metode
G. R. (2021). Analisa Sebaran
penangkapan ikan (p. 257). PT.
Panjang dan Hubungan Panjang
Rineka Cipta. Jakarta.
Bobot Tuna Sirip Kuning Thunnus
Suryana, E., Elvyra, R., & Yusfiati, Y.
albacares (Bonnaterre, 1788) yang
(2015). Karakteristik Morfometrik
Didaratkan di Pelabuhan Benoa,
dan Meristik Ikan Lais (Kryptopterus
Bali. JFMR (Journal of Fisheries and
limpok, Bleeker 1852) di Sungai
Marine Research), 5(1), 35-41.
Tapung dan Sungai Kampar Kiri
Sari, S. P., & Jamu, M. E. (2023). Provinsi Riau (Doctoral dissertation,
Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Riau University).
Tenun Ikat di Desa Potunggo
Sparre, P., E. Ursin, and S. C. Venema. 1989.
Kabupaten Ende untuk
Introduction to Tropical Fish Stock
Meningkatkan Perekonomian
Assessment. Part 1. Manual. FAO
Keluarga di Masa Pandemi Covid
Fisheries Technical Paper. No. 306.1.
19. Media Bina Ilmiah, 17(6), 1149-
Rome, FAO.
1160.
Tambril. (2012, Rabu, Desember). Biologica:
Shasia, M., & Putra, R. M. (2021). Hubungan
Morfometri Ikan. Biologica.
Panjang-Berat dan Faktor Kondisi
http://tambril.blogspot.com/2012/12/
Ikan Gabus (Channa striata) di Danau
morfometri-ikan.html
Teluk Petai Provinsi Riau. Jurnal
Sumberdaya dan Lingkungan Tilohe, O., Nursinar, S., & Salam, A. 2014.

Akuatik, 2(1), 241-250. Analisis parameter dinamika populasi


ikan cakalang yang didaratkan di
Soares, C. F., Wahid, A., & Tanesib, J. L.
Pangkalan Pendaratan Ikan
(2019). Analisis Pasang Surut
Kelurahan Tenda Kota Gorontalo.
Menggunakan Metode Least Square
The NIKe Journal, 2(4).
di Wilayah Perairan Ende, Nusa
Tukan, M. K. G., & Tallo, I. (2021).
Tenggara Timur. Jurnal Fisika:
Hubungan Panjang dan Berat Ikan
Hasil Tangkapan Mini Purse Seine di
Perairan Teluk Kupang. Jurnal Yahyah. (2011). Alat Tangkap Bando.
Bahari Papadak, 2(2), 197-202. http://yahyahblog.blogspot.com/.
Diakses Tanggal 13 Oktober 2022.
Tumuyaldi, A., Sunardi, S., Bintoro, G.,
Yahya., T, Ismawan., Paulus, C. A., A. A,
Abiseka, H.T., & Prasetyo, A. T.
Aludin., A. Hadjrah., & S. A.
(2019). Studi Laju dan Pola
Muhammad. (2023). Fishing
Pertumbuhan Ikan Tuna Sirip Kuning
Technology of the “Bando" Handline
(Thunnus albacares) di Samudera
and the Composition of Catches in the
Hindia (Kasus Penangkapan Selatan
South Waters of Ende Regency of
Kabupaten Malang). Prosidig
East Nusa Tenggara Province,
Simposium Nasional Kelautan dan
Indonesia. Russian Journal of
Perikanan, 6.
Agricultural and Socio-Economic
Wibisono, A. (2012). Skripsi Studi Tentang Sciences, 134(2), 208-218.
Hubungan Panjang Berat Ikan Nila
Zawir, H. (t.t.). IV. Morfometrik dan
(Oreochromis niloticus) Yang
Meristik. Diambil 6 Oktober 2022,
Dibudidayakan Pada Karamba
dari
Jaring Apung di Perairan
https://www.academia.edu/6050382/I
Tawar (Doctoral dissertation,
V_Morfometrik_dan_Meristik
Universitas Brawijaya).

Wiryawan, B., Loneragan, N., Mardhiah, U.,


Kleinertz, S., Wahyuningrum, I. P.,
Pingkan, J., Wildan Timur, S. P.,
Duggan, D., Yulianto I. 2020. Catch
per Unit Effort Dynamic of Yellowfin
Tuna Related to Sea Surface
Temperature and Chlorophyll in
Southern Indonesia. Fishes Journal.
5(28): 5-16p. DOI :
https://doi.org/10.3390/fishes503002
8.
Wisudo, I. S. H. Wilayah Perairan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai