Anda di halaman 1dari 6

Nama : Bayu suryawan

NIM : 1803010108
Judul : ANALISIS LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DI SUNGAI PELUS
KABUPATEN BANYUMAS

1.1 Latar Belakang


. Sungai sebagai unsur penting bagi kehidupan manusia yaitu sebagai
penampung air hujan, pusat dari ekosistem, mencegah terjadinya banjir dan
sebagai sumber air irigasi. Daerah aliran sungai ini dapat menyebabkan terjadinya
erosi tanah karena beberapa faktor antara lain intensitas hujan yang tinggi dapat
menyebabkan kecepatan aliran meningkat sehingga akan tergerus atau terkikis
yang dikenal dengan nama erosi.
Erosi tidak dapat dihindari karena erosi merupakan proses alami. Dampak
dari erosi tanah adalah hilangnya lapisan subur permukaan tanah dalam aktivitas
pertanian, tergerusnya lapisan tanah, lepasnya butiran-butiran tanah sehingga
terjadi sedimentasi ke arah muara sungai yang mengakibatkan kapasitas aliran
pada sungai berkurang, kemungkinan terjadinya banjir lebih besar dan terjadinya
pengendapan pada daerah aliran sungai. Proses sedimentasi di perairan dapat
menimbulkan pendangkalan dan penurunan kualitas air dimana tingginya
konsentrasi sedimen dalam badan air akan menyebabkan kekeruhan.
Salah satu kasus akibat proses erosi yaitu di bagian pelus yang terletak di
Kabupaten Banyumas Selatan Kabupaten. Berdasarkan survei langsung di
lapangan, kondisi Sungai Pelus terbilang cukup memprihatinkan banayak terdapat
bangunan rumah dibagian tepi sungai dan kurangnya pepohonan dibagian tepi
sungai. Selain itu, masyarakat setempat belum mematuhi aturan-aturan
pemerintah tentang sungai dan sekitarnya. Oleh karenanya, akan ada dampak
negatif seperti meningkatnya bencana banjir, kekeringan dan pendangkalan akibat
erosi yang membuat tanah menyerap air berkurang dan itulah yang sekarang
terjadi dibagian hilir Sungai Pelus dimana terjadi pendangkalan sehingga kami
berasumsi telah terjadi erosi di sekitar sungai.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS LAJU EROSI DAN
SEDIMENTASI DAS SUNGAI PELUS KABUPATEN BANYUMAS”
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapa besar laju erosi yang terjadi pada beberapa penggunaan lahan
di bagian DAS Sungai Pelus ?
2. Berapa besar laju sedimentasi pada hilir sungai pelus?
3. Bagaimana tingkat bahaya erosi di setiap penggunaan lahan di bagian
Sungai Pelus ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui seberapa besar laju erosi yang terjadi pada
beberapa penggunaan lahan di bagian DAS Sungai Pelus.
2. Mengetahui besar laju Sedimentasi pada hilir sungai pelus
3. Untuk mengetahui bagaimana tingkat bahaya erosi di setiap
penggunaan lahan di bagian hilir Sungai Pelus.
1.4 Batasan masalah

1. Analisis laju erosi dengan metode Universal Soil Loss Equation (USLE)
2. Untuk analisis perhitungan sedimen dasar menggunakan metode Meyer-
Petter dan Muller (MPM), sedangkan perhitungan sedimen melayang
menggunakan metode United State Beureu Reclamation (USBR).
3. Pengambilan sampel sedimen dasar dan sedimen melayang dilakukan
masing-masing 1 sampel
4. Pengambilan sample sedimen dilakukan pada hilir sungai pelus
5. Pengambilan sample erosi dilakukakn di beberapa titik penggunaan lahan
DAS sungai pelus
Jurnal Pendukung
1 Judul PERBANDINGAN HASIL PREDIKSI LAJU EROSI DENGAN METODE USLE,
MUSLE, RUSLE BERDASAR LITERATUR REVIEW
Peneliti Dwi Mayanti Mega Lesmana
Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat erosi yang terjadi
dan laju erosi tanah serta arahan untuk melakukan konservasi
disekitar area penambangan dengan melihat parameter erosivitas
hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, Praktek
pengelolaan lahan,Serta praktek pengelolaan tanaman sehingga
dapat mengetahui tingkat erosi dan arah penyebaran erosi yang
terjadi di daerah penelitian dengan menggunakan pendekatan
metode USLE, metode MUSLE dan metode RUSLE serta memberikan
arahan untuk melakukan konservasi lahan.
Tahun 2020
Metode Usle, Musle,Rusele
Hasil Berdasarkan studi literatur dari berbagai jurnal mengenai laju erosi
tanah dengan metode USLE, MUSLE dan RUSLE maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Metode USLE mempunyai tingkat kelebihan yang
lebih baik untuk memprediksi laju erosi jika di bandingkan dengan
metode MUSLE dan metode
2 Judul ANALISIS EROSI PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) POMPONG
KABUPATEN BANGKA
Peneliti Abdul Rivai Suleman
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar erosi dan hasil
sedimentasi pada DAS Pompong.
Tahun Endang Setyawati Hisyam
Metode Musle
Hasil Berdasarkan perhitungan dengan metode Musle diperoleh besaran
erosi pada DAS Pompong yaitu sebesar 260,038 ton/ha/thn atau
2.002.603,816 ton/thn dengan klasifikasi bahaya erosi Kelas IV
(Berat). 2. Berdasarkan perhitungan dengan metode SDR (Sediment
Delivery Ratio) diperoleh nilai prakiraan hasil sedimen DAS
Pompongadalah sebesar 278.361,930 ton/thn. 3. Adapun
rekomendasi upaya konservasi lahan yang dapat dilakukan antara
lain: Konservasi vegetatif: disekitar pertanian lahan kering, pertanian
lahan kering bercampur semak, dan tanah terbuka diupayakan
pemberian mulsa (sisa tanaman, serasah, sampah, plastik atau
bahan-bahan lain) serta meningkatkan pertumbuhan tanaman
dengan pengaturan pola tanam dengan
mengkombinasikan tanaman kehutanan dan tanaman pertanian
untuk menutup permukaan tanah guna melindungi dari pukulan
langsung butiran hujan sehingga mengurangi terjadinya erosi percik
dan mengurangi laju erosi permukaan, daerah permukiman
diupayakan meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti
pepohonan dan rerumputan serta melakukan reboisasi atau
penanaman kembali pada lokasi penutup lahan pertambangan.
Konservasi mekanik : pembuatan teras bangku padalahan pertanian
lahan kering, pertanian lahan kering bercampur semak, semak
belukar dan permukiman sesuai dengan kemiringan garis kontur.
Untuk daerah permukiman juga dapat diterapkan dengan
pembuatan lubang resapan biopori.
3 Judul
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI PADA SALURAN IRIGASI DAERAH
IRIGASI SANREGO KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE PROVINSI
SULAWESI SELATAN ANALISIS LAJU SEDIMENTASI PADA SALURAN
IRIGASI DAERAH IRIGASI SANREGO KECAMATAN KAHU KABUPATEN
BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN
Peneliti Abdul Rivai Suleman
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju sedimentasi
(sedimentation-rate) di saluran primer, sekunder, dan tersier pada
Daerah Irigasi Sanrego berdasarkan 7 (tujuh) titik tinjau lokasi
pengukuran yang dilaksanakan di lapangan. Berdasarkan hal
tersebut di atas, maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut dengan
judul penulisan “Analisis Laju Sedimentasi Pada Saluran Irigasi
Daerah Irigasi Sanrego Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Provinsi
Sulawesi Selatan
Tahun 2019
Metode kuantitatif deskriptif

Hasil Berdasarkan hasil yang diperoleh seperti diuraikan dalam


pembahasan, maka dapat ditarik simpulan bahwa hasil dari lengkung
debit (Rating Curve) dengan menggunakan metode grafis adalah
semakin tinggi muka air, maka debit air pun akan semakin besar.
Dengan menggunakan kurva debit ini tinggi muka air dapat
digunakan untuk menentukan besar debit aliran di saluran pada
lokasi pengambilan sampel sedimen. Selain itu debit saluran juga
dapat digunakan untuk menduga besarnya endapan sedimen
(ton/hari). Dengan menggunakan metode pengukuran sesaat
diperoleh volume sedimen melayang (suspended load) sebesar : -
Saluran Primer Sanrego sebesar 4,253 kg/hari - Saluran Sekunder
Palakka sebesar 1,218 kg/hari - Saluran Sekunder Batu - Batu sebesar
0,0593 kg/hari. Saluran Tersier Palakka 1 sebesar 0,0403 kg/hari -
Saluran Tersier Palakka 2 sebesar 0,0155 kg/hari - Saluran Tersier
Batu - Batu 1 sebesar 0,000578 kg/hari - Saluran Tersier Batu - Batu 2
sebesar 0,0199 kg/hari Adapun kelas butir yang didapatkan dalam
penelitian ini adalah berupa dissolved material (bahan terlarut) yakni
berupa partikel yang sangat kecil dan dalam saluran partikelnya
melayang-layang atau partikel yang membuat air nampak keruh

Posisi penelitian : Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dalam penelitian kali ini
analisis laju erosi yang digunakan adalah metode USLE karena metode tersebut
mempunyai tingkat kelebihan yang lebih baik untuk memprediksi laju erosi jika di
bandingkan dengan metode MUSLE dan metode lainnya. Pada penelitian sebelunnya juga
belum terdapat tingkat bahaya yang terjadi akibat erodsi dan sedimentasi . Maka dari itu
pada penelitian kali ini penggunaan metode analisis laju erosi dan juga adanya tingkat
bahaya yang dapat terjadi menjadi faktor pembeda dari penelitian sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai