Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permasalahan sedimentasi waduk menjadi permasalahan umum pada waduk-waduk di Indonesia. Erosi lahan yang tinggi
menyebabkan operasional tersebut dengan meningkatnya sedimentasi sepanjang tahun. Pengikisan dan pengangkutan tanah tersebut
terjadi oleh media alami, yaitu air dan angin (Sitanala, 2010). Sumber utama sedimentasi waduk berasal dari erosi lahan di daerah
tangkapan waduk. Tanah yang terangkut tersebut akan terbawa masuk oleh aliran air yang dinamai sedimen, dimana sedimen ini akan
diendapkan di tempat yang aliran airnya melambat di dalam sungai, waduk, danau, reservoir, saluran irigasi, di atas tanah pertanian
dan sebagainya (Sitanala, 2010).
Sebagaimana yang terjadi pada Bendungan Sumi yang terletak di Desa Mangge, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima,
merupakan salah satu realisasi dari pemanfaatan potensi air yang tersedia. Bendungan sumi merupakan bendungan yang multi fungsi
yang dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi, pertanian dan perkebunan dengan luas genangan Waduk Sumi 155,60 Ha. Luas lahan
irigasi yang dimanfaatkan dari waduk ini sebesar 2.542 Ha, untuk mencakupi kebutuhan air irigasi tentu waduk perlu perhatian kusus
terutama masalah sedimentasi.
Semenjak Bendungan Sumi berfungsi sampai sekarang ini masalah sedimentasi merupakan salah satu masalah yang
perlu diperhatikan, karena adanya kecendrungan peningkatan endapan sedimen. Sedimen yang masuk ke dalam bendungan
sumi sebagian besar berasal dari erosi tanah yang terjadi di DAS nya, yang masuk ke dalam bendungan melalui alur-alur
sungai. Jika material sedimen yang terbentuk akibat erosi lahan tersebut masuk ke dalam aliran sungai dalam jumlah besar
maka akan menyebabkan laju sedimen yang masuk kedalam bendungan akan semakin besar pula bahkan akan melampui sedimen
rencana bendungan sumi. Sedimen yang mengendap di dasar bendungan Sumi mengakibatkan kapasitas tampungan efektif
bendungan akan mengalami penyusutan.
Oleh karena itu, sangat diperlukan Analisa Sedimen untuk mengetahui laju Sedimen tiap tahunnya, sehingga akan ada
pengendalian ataupun perbaikan maupun juga penambahan bangunan pengendali sedimen bendungan Sumi, demikian juga dengan
umur rencana bendungan akan mengalami percepatan seiring dengan berkurangnya kapasitas tampungan bendungan.
Metode yang dipakai pada studi ini untuk menganalisa laju sedimentasi pada bendungan sumi yaitu MUSLE (Mudified
Universal Soil Loss Equation). Pemilihan metode ini sesuai dengan permasalah yang terjadi dilokasi studi, dimana metode ini
memuat langkah-langkah yang spesifik dalam menganalisa laju sedimen pada waduk dengan bantuan Sofwere Arc Gis 10.3.
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai pedoman dalam pennyusunan tulisan ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Marhendi tentang Strategi pengelolaan Sedimentasi waduk. Dalam
penelitiannya tersebut diperoleh kesimpulan bahwa Tingginya sedimentasi umumnya berimbas pada problem
operasional waduk maupun umur operasi waduk, dan juga peningkatan sedimentasi didorong oleh tingginya erosi
lahan pada daerah tangkapan waduk itu sendiri (Marhendi Teguh, 2013:49)
2. Penelitian yang dilakukan oleh Indratmo Soekarno. Dalam penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa semakin lama
waduk beroperasi, maka semakin banyak sedimen yang akan mengedap didalam didalam waduk (Soekarno Indratmo,
2010:242).
1.2. Identifikasi Masalah

Analisis sedimentasi yang ada pada bendungan Sumi yang terletak di Desa Mangge, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima dengan

menggunakan metode MUSLE , dimana metode MUSLE merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menduga laju

sedimen/erosi.Model pendugaan erosi dapat digunakan dalam bentu persamaan empiris. Model predekdi erosi sendiri merupakan

contoh dari persamaan empiris yang salah satunya adalah pengembangan dari metode USLE yaitu MUSLE.

Pada model USLE hannya dapat dipredeksi rata-rata erosi tanah tahunan dalam jangka panjang dan tidak dapat menghitung deposisi,

sedimen dapat diperkirakan karena model MUSLE mengganti factor energy hujan (Rainfall Energi) menjadi factor aliran permukaan

(Runfall Energi). Predeksi hasil sedimen meningkat karena AMC (Antecedent Moisture Condition) sama halnya dengan energy hujan

(Zhang,2008). Factor runoff sebagai factor independen dalam pemodelan MUSLE dapat meningkat akurasi predeksi erosi tanah.

Secara umum persamaan MUSLE dapat dinyatakan dengan persamaan :

SY = 11,8 (QP.VQ) 0,56 K . LS . CPT .PKL ……………………………… 2-2

Dimana :

SY = Hasil sedimen tiap kejadian hujan

VQ = Volume aliran pada suatu kejadian hujan


QP = Debit Puncak

Menurut Suripin (2003), untuk DAS dengan tata guna lahan yang tidak homogen nilai debit puncak (Qp) dapat di hitung

dengan persamaan :

QP = 0.00278 I ............................................................................2-3

Dimana :

CI = Koefesien Aliran permukaan jenis penutupan tanah I

Ai = Luas lahan dengan jenis penutupan tanah I

I = Intesitas Hujan (mm/jam)

Volume aliran pada suatu kejadian hujan (VQ) dihitung dengan menggunakan persamaan :

VQ = Pe x Luas daerah aliran sungai./1000 ………………………..2-4

Limpasan permukaan (Surface Run Off/Direct Run Off) adalah lapisan yang selalu mengalir melalui permukaan tanah

(Sebelum dan sesudah mencapai saluran). Run Off adalah salah satu proses dimana hujan tidak mampu ditahan oleh tanah sehingga

air hujan akan membawa serta butiran tanah dan mennyebabkan pendangkalan di sungai Volume aliran permukaan.

Limpasan permukaan (Runoff) setelah diketahui besarnya nilai QP dan nilai Vq bisa didapatkan nilai R dengan rumus :
R = (Qq x Qp)b …………………………………………………….2-5

Dimana :

R = Limpasan Permukaan (runoff)

Qq = Volume aliran permukaan (m3)

Qp = Aliran Puncak (m3/S)

b = 0,56 (Konstan)

Pada daya dipersi dan daya transportasi air dapat diketahui oleh :

 Ketahanan tanah akan dipresi dan transportasi

 Efek seperti air hujan, kecepatan dan jumlah permukaan.


Sedangkan pennyebab dari terjadinya erosi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

 Eosi air yang biasanya diakibatkan oleh air misalnya air sungai, air laut, air danau, air hujan, air limpasan.

 Erosi angin biasanya terjadi didaerah padang pasir atau daerah yang sangat kering dan untuk pennyebabnya adalah angin.

Maka secara garis besar dapat diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bannyaknya partikel sedimen yang mengedap di waduk sumi, maka di perlukana perhitungan laju erosi dengan
menggunakan metode MUSLE.
2. Akibat banyaknya sedimen yang masuk ke waduk mempengaruhi kapasitas dan fungsi waduk.
3. Akibat dampak dari sedimen yang mengedap pada waduk sumi akan mempengaruhi umur rencana waduk.
4. Laju sedimen pada waduk yang semakin besar akan berdampak pada kebutuhan air irigasi, pertanian dan perkebunan.
1.3. Batasan Masalah
Mengacu pada permasalahan yang didapatkan pada penelitian ini, maka batasan masalah pada studi ini sebagai berikut :
1. Tidak merencanakan kembali tipe waduk pada bendungan sumi.
2. Tidak membahas desain kontruksi bendungan
3. Tidak membahas tentang Analisa Ekonomi
4. Lingkup pembahasan pada studi ini hannya difokuskan pada permasalahan sedimentasi waduk dengan menggunakan
metode MUSLE.
1.4. Rumusan Masalah
1. Berapa besar laju erosi sedimen pada waduk Sumi dengan menggunakan metode MUSLE.
2. Berapa besar transport sedimen yang terjadi di waduk Sumi.
3. Bagaimana metode penanganan laju sedimen di waduk Sumi.
4. Berapa lama perkiraan sisa umur efektif dari Waduk Sumi.

1.5. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan Manfaat dari studi ini adalah :
Tujuan
1. Untuk mengetahui besar laju Erosi pada Waduk Sumi
2. Untuk mengetahui berapa besar sedimen yang masuk kedalam waduk Sumi
3. Untuk mengetahui perkiraan sisa umur efektif waduk Sumi
Manfaat
Penulis berharap agar hasil dari studi ini dapat menambah wawasan tentang sedimen yang terjadi pada waduk Sumi
dan bisa menjadi sumbangsi bagi Instansi terkait tentang sedimen pada Waduk tersebut.

1.6. Lingkup Pembahasan

Didalam penulisan ini, penulis memfokuskan pada pembahasan berapa besar sedimen akibat Erosi yang masuk kedalam
waduk dan mempengaruhi umur efektif waduk dengan menggunakan Metode MUSLE, yang meliputi pembahasan sebagai berikut :
1. Analisa Hidrologi terdiri dari data Cura Hujan dan Uji Konsisten Data
2. Perhitugan Erosi dengan menggunakan metode MUSLE
3. Perhitungan Rasio pengangkutan Sedimen (Sediment delivery Ratio)
4. Analisis Volume Endapan Sedimen Pada Waduk Sumi
5. Sisah umur Efektif Waduk Sumi dengan menggunakan persamaan Empiris.
6. Analisa Erosi Sedimen Akan diselesaikan menggunakan metode MUSLE dengan bantuan Software ARC VIEW GIS 10.3.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Deskripsih Lokasi Studi

Lokasi merupakan tempat dimana studi itu dilakukan. Lokasi studi yang menjadi pusat penelitian disini yaitu terletak pada

Daerah Bendungan Sumi, dengan luas daerah genangan 155,60 Ha yang terletak di Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima. Wilayah

daerah ini merupakan daerah dataran tinggi yaitu dengan deretan pegunungan dengan hasil alam berupa produk perkebunan dan

petanian. Bendungan sumi memberikan potensi pemanfaatan yang sangat besar terhadap masyarakat yang mencakupi dua kecamatan

yaitu kecamatan sape, dan kecamatan lambu, dengan mayoritas kebutuhan air yaitu untuk daerah irigasi. Luas irigasi yang di

manfaatkan dari bendungan sumi sebesar 2.542 Ha.

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Lambu


Sumber : Sosbud_mds_bab 3.pdf
3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yang dimana metode kualitatif merupakan penelitian

yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan suatu permasalahan. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bersifat deskriptif dan menggunakan analisis. Penelitian KuaIitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data.

3.2.1. Pennyelesaian

1. Perhitungan curah hujan rata-rata (10 tahun terahir)

2. Perhitungan besar laju erosi pada Waduk Sumi dengan menggunakan meode MUSLE. Di tahap ini terdapat beberapa proses

antara lain :

 Mencari nilai Erodibilitas (K), factor panjang dan kemiringan lereng, (LS), dan factor penutupan lahan (CP) dengan

menggunakan data tata guna lahan, kemiringan lereng, jenis tanah yang kemudian di olah menggunakan Program

ArcGis 10.3.

 Perhitungan mengenai factor erosivitas hujan rata-rata (R).


 Analisa koefesien aliran permukaan jenis penutupan lahan (CI) dan luas dengan tutupan lahan (Ai).

 Analisa debit puncak dan volume aliran pada suatu kejadian hujan.

3. Sedimen Delivery Ratio (SDR)

4. Kondisi system waduk yang merupakan data tampungan waduk.

5. Sedimen daerah aliran waduk

3.3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang akan diambil pada pembahasan mengenai Analisis Sedimentasi Pada Bendungan Sumi Sape Dengan Metode

Statistik. Dimana pada penelitian ini mempertimbangkan beberapa hal yaitu hidrologi (curah hujan), Iengkung kapasitas, topografi Bendungan

Sumi, debit sedimentasi rencana tahunan Bendungan Sumi.

3.3.1. Sumber Data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang didapatkan dari divisi Hidrologi Kota Bima (BBWS

BIMA) maupun pengelola Bendungan Sumi sape, yang dimana data sekunder tersebut antara lain:
Tabel 3.1. Data Pendukung yang digunakan beserta sumbernya

No Uraian Sumber

1. Peta Topografi Waduk BBWS Bima

2. Data Luas daerah Genangan Waduk BBWS Bima

3. Data Kapasitas Waduk BBWS Bima

4. Data Hidrologi (Cura hujan) BBWS Bima

3.3.2. Pengumpulan Data

Metode-metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan variabel-variabel yang

akan digunakan, data-data tersebut selanjutnya akan diolah dan dianalisa sehingga didapatkan jawaban atas permasalahan-

permasalahan yang akan dikaji. Selain kebutuhan data, untuk menganalisa suatu permasalahan diperlukan teori konsep dasar dan alat

bantu yang memadai untuk menyelesaikan analisa tersebut.


3.3.3. Analisa Kebutuhan Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data pada penelitian. Berdasarkan sumbernya

data dibedakan menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung sumber asli atau pihak pertama. Data primer dapat berupa

subjek riset baik dari individu, kelompok, ataupun observasi dan pengujian. Dalam peneIitian ini tidak ada data primer yang

digunakan karena data yang didapatkan merupakan data dari divisi HidroIogi Kota Bima (BBWS BIMA)

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoIeh atau dikumpuIkan peneIiti dari berbagai sumber yang telah ada. Data

sekunder tersebut diperoleh dari berbagai sumber seperti buku laporan, jurnal, buku pedoman, dan internet. Data sekunder yang

digunakan untuk anaIisis sensitivitas sedimentasi pada Bendungan Sumi Sape meliputi:

1) Data curah hujan Bendungan Sumi Sape


2) Data Luas daerah Genangan Waduk Bendungan Sumi Sape

3) Data Peta topografi Bendungan Sumi Sape

4) Data Kapasitas Waduk

3.4. Data Teknis Bendungan Sumi Sape

Data teknis Bendungan Sumi adalah sebagai berikut :

a). Umum

1) Nama Bendungan : Sumi Sape

2) Lokasi Bendungan : Desa Mangge, Kec. Sape, Kab.Bima

3) Jenis Bendungan : Bendungan Urugan

4) Kapasitas tampungan Brutto : 19,40 Juta m3

5) Kapasitas tampungan Netto : 16,30 Juta m3

b). Data teknis Bangunan

a. Bendungan
1) Tipe Bendungan : Rockfill dengan inti tegak

2) Tinggi Maksimum : 45,00 m

3) Elevasi Mercu : 110,00 m

4) Panjang Mercu : 285,00 m

5) Lebar Mercu : 10,00 ,

6) Kemiringan Lereng : US 1:2.2, DS 1:1.8

7) Elevasi Dasar Sungai : 70,00 M

b. Waduk

1) Luas daerah tangkapan : 78,00 km2

2) Kapasitas tampungan Brutto : 19,40 Juta m3

3) Kapasitas tampungan Netto : 16,30 Juta m3

4) Luas daerah genangan : 155,60 Ha

5) Elevasi muka air banjir : 107,50 m

6) Elevasi muka air normal : 106,00 m


7) Elevasi muka rendah : 90,00 m

8) Debit banjir Q100 : 758,00 m3/detik

9) Debit banjir maksimum : 1.357,00 m3/detik

c). Cover Dam Hulu

1) Type : Rockfill dengan inti tegak

2) Elevasi Crest : 83,00 m

3) Panjang : 150,00 m

4) Lebar Crest : 6,00 m

5) Kemiringan Lereng : US 1:2.5, DS 1:2

d). Cover Dam Hilir

1) Type : Rockfill dengan inti tegak

2) Elevasi Crest : 75,00 m

3) Panjang : 75,00 m

4) Lebar Crest : 9,00 m


5) Kemiringan Lereng : US 1:2.5, DS 1:2

e). Sipilway

1) Type Mercu : Oge Tampa Pintu

2) Saluran Peluncur : Saluran Terbuka

3) Peredam Energi : Olakan USBR Type ll

4) Elevasi Mercu : 106,00 m

5) Lebar Mercu : 65,00 m

6) Kapasitas Debit (Q 1000) : 264,00 m


3.5. Foto Daerah Studi

Gambar 3.2. Tubuh Bendungan sumi


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.3. Tubuh puncak Bendungan sumi

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar 3.4. Daerah tangkapan waduk Sumi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.5. Puncak Bendungan Sumi


Sumber : Web Profil Bendungan Sumi
Gambar 3.6. Pelimpah (Spillway)
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.7. Genangan Pada Waduk Sumi


Sumber :Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.8. Kemiringan lereng
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.9. Sedimentasi yang mengedap di waduk sumi


Sumber : Dokumentasi Pribadi
3.6. Bagan Alir Mulai

Pengumpulan Data

Peta Tata Guna Lahan,Jenis Tanah, Data Teknis Waduk Meliputi :


Data Curah Hujan 10 dan Kemiringan Lereng 1. Data Genangan
Tahun Data Debit Daerah 2. Data Elevasi
Irigasi

Data Inflow Echosounding


Perhitungan Laju Erosi Metode Analisa Perhitungan Data
MUSLE : Menggunakan ArcGis 10.3
SY= 11,8 (QP.VQ)0,56.K.LS.CPT.PKL

Total Volume Sedimen


QS = 0,0864 C.QW

Sisa Umur Evektif Waduk


(T = V/(L.S.E)

Selesai
Gambar 3.10. Bagan Alir Penelitian
3.7. Bagan Alir Arc Gis 10.3

Mulai

1) Peta Tata Guna Lahan


2) Peta Kemiringan
Lereng
3) Peta Jenis Tanah

Analisa Menggunakan
ArcGIS 10.3

Menghitung Laju Erosi


Dengan Metode MUSLE

Mulai

Gambar 3.11. Bagan Alir Arc Gis 10.3

Anda mungkin juga menyukai