JURNAL ILMIAH
Disusun Oleh:
LUDVI MASITOH
NIM. 115060407111023 - 64
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2016
KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT
JURNAL
Disusun Oleh:
LUDVI MASITOH
NIM. 115060407111023-64
ABSTRAK
Bendungan Prijetan dibangun pada tahun 1906 dengan fungsi tunggal (single purpose)
yakni untuk irigasi. Bendungan ini mengairi 4600 ha sawah. Memiliki kapasitas
3
tampungan efektif 9.730.000 m dengan luas daerah aliran sungai 24,78 km2. Adanya erosi
yang terjadi di DAS, mempengaruhi kapasitas tampungan efektif waduk akibat adanya
sedimentasi hasil erosi.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya laju erosi yang terjadi di DAS Prijetan.
Sehingga nantinya akan diketahui kelas bahaya erosi yang terjadi di DAS Prijetan dan
mengetahui laju sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan alat bantu pemodelan
AVSWAT 2000.
Salah satu kemampuan AVSWAT adalah untuk memprediksi erosi dan sedimentasi
yang ada di DAS Prijetan. Besarnya debit pada DAS Prijetan mulai tahun 2001 sampai
dengan tahun 2014 sebesar 518,521 m3/dt, laju erosi rata –rata sebesar 8,881 ton/ha/th atau
sekitar 0,7149 mm/th dan sedimen sebesar 86,433 ton/th. Berdasarkan Kelas Bahaya Erosi,
DAS Prijetan memiliki Kelas Sangat Ringan sebesar 30,1% (727,392 ha), Kelas Ringan
sebesar 53,3% (1287,403 ha) dan Kelas Sedang sebesar 16,6% (400,167 ha).
ABSTRACT
Prijetan dam was built in 1906 with a single function which is for irrigation. This dam
to irrigate 4600 ha of rice fields. Having an effective storage capacity 9.73 million m3 with
an area of 24.78 km2 watershed. Their erosion in the watershed, affect the effective storage
capacity of reservoirs due to sedimentation of erosion.
This study aims to determine the magnitude of the rate of erosion in the watershed
Prijetan. So it will be known class of erosion that occurs in the watershed Prijetan and
knowing the rate of sedimentation in the dam Prijetan with modeling tools AVSWAT 2000.
One AVSWAT ability is to predict erosion and sedimentation in the watershed
Prijetan. The amount of discharge at watershed Prijetan from 2001 to 2014 amounted to
518.521 m3 / sec, average erosion rate of 8.881 tonnes / ha / yr, or about 0.7149 mm / yr
and sediment of 86.433 tons / year. Based Erosion Hazard Class, DAS Prijetan have a
Class Very Mild 30,1% (727.392 ha), Lightweight amounted to 53.3% (1287.403 ha) and
Class Average 16.6% (400.167 ha).
Solum
I(<15)
II(15- III(60- IV(180 V(>48 Metodologi Penelitian
Tanah 60) 180) -480) 0)
3.1 Lokasi Studi
Lokasi Daerah studi ini terletak di
Dalam Sub DAS Prijetan tepatnya di DAS
SR R S B SB
(>90) Bengawan Solo Hilir. Dengan luas DAS
2485,44 Ha. Studi ini dilakukan pada
Sedang
(60-90)
R S B SB SB program inspeksi besar balai keamanan
bendungan yang berlokasi di Desa Mlati,
Dangkal
S B SB SB SB Kecamatan Kedungpring, Kabupaten
(30-60) Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Secara
Sangat astronomis lokasi studi terletak pada
Dangkal B SB SB SB SB koordinat 7°13'15"S dan
(<30) 112°12'56"E.Secara administratif terletak
di Kabupaten Lamongan. Adapun batas-
Sumber: Utomo, 1994 batas administratif dari lokasi studi
Keterangan: adalah sebagai berikut :
SR : Sangat Ringan Sebelah Utara : Laut Jawa
SB : Sangat Berat Sebelah Selatan :Kab.Mojokerto
R : Ringan dan Kab. Jombang
B : Berat Sebelah Barat : Kabupaten Tuban
S : Sedang Sebelah Timur : Kabupaten Gresik
3.2 Data-data yang di Perlukan penyebaran distribusi tataguna lahan dan
1. Data curah hujan harian tahun jenis tanah pada DAS dan sub-DAS.
2001 s.d 2014 5. Pengolahan Database AVSWAT
2. Peta rupa bumi digital Indonesia 2000
skala 1 : 25.000 yang mencakup seluruh Memasukan titik lokasi stasiun hujan,
areal Sub-DAS Prijetan yang bersumber stasiun temperatur,data hujan, data
dari BAKORSURTANAL. kelembapan,suhu dan radiasi
3. Peta jenis tanah dan kedalaman matahari.memasukan parameter-
solum tanah untuk areal Sub-DAS parameter nilai faktor jenis tanah dan
Prijetan. tanaman.
4. Peta tataguna lahan Sub-DAS 6. Running Simulation
Prijetan. Output dari Model ini merupakan
respon hidrologi pada 3 tingkatan, yaitu
3.3 Langkah-langkah Studi di tingkat HRU, rata-rata sub-DAS dan
1. Pengolahan DEM hasil penelusuran di outlet Sub-DAS.
Pengolahan DEM dalam studi ini 7. Analisa Hasil Simulasi
bertujuan untuk mendapatkan Mendapatkan hasil keluaran
representasi topologi bumi dalam bentuk berupa nilai debit, erosi dan
DEM berformat grid/cell atau juga bisa sedimen tiap-tiap sub DAS.
disebut grid elevasi yang selanjutnya Melakukan pengecekan hasil
akan digunakan dalam pemodelan DAS konsentrasi sedimen bulanan hasil
dan analisa kemiringan lereng (grid simulasi dengan perhitungan
kemiringan lereng). DEM berformat grid konsentrasi sedimen bulanan hasil
bisa diperoleh dari proses konversi pengamatan.
topologi bumi dengan data dasar peta Mengkoreksi kesalahan-kesalahan
topografi digital yang diperoleh dari apabila hasil yang didapat jauh
BAKOSURTANAL dengan skala dari hasil pengamatan di
1:25000. lapangan.
2. Deliniasi DAS Melakukan kalibrasi sehingga
Deliniasi DAS atau biasa disebut hasil running simulasi mendekati
penelusuran batas DAS dilakukan dengan dengan hasil kenyataan di
bantuan extensions AVSWAT 2000. Pada lapangan.
tahapan ini, theme grid yang sudah
diidentifikasi dimasukkan ke dalam DEM HASIL DAN PEMBAHASAN
setup. mendefinisikan sungai dan outlet 4.1 Tahapan Pengolahan Data
dalam DEM. Proses ini akan 4.1.1 Penentuan Batas DAS dan
menghasilkan theme stream (sungai) dan Pembuatan DEM AVSWAT 2000
theme outlet (outlet sub DAS). Penentuan batas DAS pada studi ini
3. Pengolahan Peta Tataguna Lahan menggunakan bantuan software ArcView
dan Jenis Tanah GIS 3.3. Dalam menentukan batas DAS
Pendefinisian jenis Tataguna Lahan pada ArcView GIS 3.3 dibutuhkan bebe-
yang ada di DAS dan jenis tanah yang rapa extension sebagai alat bantu antara
ada di DAS. lain, Spatial Ana- lyst, 3D Analyst,
4. Pengolahan HRU Xtools dan AVSWAT 2000.
Menjalankan menu HRU Distribution
dari toolbar AVSWAT 2000 untuk 4.1.2 Pengolahan Data Hujan
memproses distribusi Hydrologic Data hujan yang digunakan dalam
Response Unit dari setiap sub DAS, studi ini adalah data hujan stasiun-stasiun
sehingga akan dihasilkan database tabel hujan di daerah kecamatan kedungpring.
Distrswat yang berisi informasi Banyaknya stasiun hujan yang digunakan
berjumlah 2 stasiun hujan. Dengan jangka dijelaskan pada gambar berikut ini :
waktu 14 tahun yakni antara 2001-2014. Koordinat : XPR = 634936,4700
-Stasiun Prijetan +50 YPR = 9198309,75000
-Stasiun Kedungpring +25 Kecamatan : Kedungpring
4.1.3 Uji Konsistensi Nama Stasiun : Prijetan
Data-data hujan harian tiap-tiap Elevasi : 53
stasiun selama 14 tahun terlebih dahulu Tanggal 2001 2002 2003 2004 2005
diuji kekonsistenan datanya dengan 1 0 0 4 27 0
teknik kurva massa ganda seperti yang 2 0 42 20 0 0
dijelaskan dalam bab kajian pustaka. Uji 3 0 4 17 0 0
ini bertujuan untuk membandingkan data 4 0 2 0 0 0
dari stasiun yang diamati dengan stasiun
sekitarnya.
Tabel 1 Uji Konsistensi Stasiun Hujan 4.1.5 Tataguna Lahan dan Jenis Tanah
Prijetan Kondisi sebaran tata guna lahan dan
Tahun kedungpring pridjetan Σ pridjetan rata2 pembanding Σ Pembanding
jenis tanah di wilayah DAS Prijetan
2001 89 121 121 89,00 89,00 disajikan dalam tabel dan gambar berikut
2002 88 71 192 88,00 177,00
2003 114 140 332 114,00 291,00
ini :
2004 66 77 409 66,00 357,00 Tabel 2 Sebaran Tataguna Lahan Sub DAS
2005 132 72 481 132,00 489,00
Prijetan
2006 114 86 567 114,00 603,00
2007 72 78 645 72,00 675,00 No Peruntukan Luas (Ha) Luas (KM) Luas (%)
2008 134 95 740 134,00 809,00
2009 56 72 812 56,00 865,00 1 Pemukiman 49,495 0,49495 1,945765
2010 115 80 892 115,00 980,00 2 Sawah Irigasi 9,671 0,09671 0,380189
2011 83 108 1.000 83,00 1.063,00 3 Sawah Tadah Hujan 194,059 1,9405 7,628909
2012 60 108 1.108 60,00 1.123,00 4 Kebun 448,698 4,48698 17,63932
2013 93 129 1.237 93,00 1.216,00 5 Semak Belukar 597,157 5,97157 23,47562
Sumber : Pengolahan Data 6 Ladang 807,89 8,0789 31,76002
7 Tanah Kosong/Padang Rumput 227,343 2,27343 8,93738
8 Danau/Bendungan 209,419 2,09419 8,232746
Total 2478,563 24,7856 100
Sumber : Hasil Analisa Spasial AVSWAT 2000