Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS POTENSI EROSI DAS PETAPAHAN

DAN SEDIMENTASI EMBUNG PETAPAHAN


Lukman Nul Hakim1), Mudjiatko2), Trimaijon2)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya J. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : lukman.nul@student.unri.ac.id

Abstract
Improper land use in petapahan watersheds can have an impact on increased surface flow.
It will also increase the potential for erosion and sedimentation in the watershed. erosion
and sedimentation will cause siltation in the reservoir of petapahan. it will have an impact
on the function and effective life of the reservoir. The estimation method used to predict the
erosion is Universal Soil Loss Equation (USLE) by utilizing Geographic Information
System (GIS). The analysis result shows that the potential of sedimentation transportation
that goes to Petapahan Reservoir is 294,8287 Ton / Year, so that there will be siltation of
3.7 mm / year.
Keywords: land use, erosion and sedimentation potential, siltation.
A. PENDAHULUAN Kampar. Sumber utama air pada Embung
Penggunaan lahan adalah hasil usaha Petapahan berasal dari aliran Sungai
manusia dalam mengelola sumber daya Petapahan yang merupakan anak sungai
yang tersedia untuk memenuhi berbagai dari Sungai Kampar. Sungai Petapahan
kebutuhannya. Jenis penggunaan lahan melintasi Kecamatan Kampar Kabupaten
pada suatu wilayah dapat diketahui Kampar, dan memiliki panjang lebih
dengan cara melihat langsung di lapangan kurang 6.74 km, serta memiliki luas
ataupun menggunakan bantuan Sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) lebih kurang
Informasi Geografis (SIG) dengan 11.93 km2.
memakai data citra satelit.
Kekeliruan dalam penggunaan dan
pemanfaatan sumber daya lahan, dapat
mengakibatkan terjadinya erosi tanah
yang berlebihan. Sebagian butiran tanah Bendungan Ptapahan
akibat erosi akan mengendap pada lahan
dan sebagian lainnya akan disalurkan ke Kondisi existing
Embung Petahan
sungai. Jika pada aliran sungai terdapat
embung/waduk maka akan terjadi
pengendapan (sedimentasi) pada embung
tersebut. Dengan demikian penggunaan
lahan yang tidak tepat pada DAS (Daerah
Aliran Sungai) dapat memberikan dampak
terhadap besarnya aliran permukaan, erosi Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
serta sedimentasi. (Sumber : SAS.Planet dan dokumentasi pribadi)
Embung petapahan adalah embung Pada penelitian yang dilakukan oleh
yang berfungsi sebagai persediaan air Hasibuan (2015) dengan menggunakan
dalam memenuhi kebutuhan air irigasi metode USLE, diperoleh hasil erosi yang
pertanian. Embung ini terletak di Desa masuk ke Embung Uwai adalah sebesar
Kampar Kecamatan Kampar Kabupaten 2330,637 m3/tahun sehingga akan terjadi

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 1


sedimentasi di embung setinggi 14,2 tanah yang dapat menyebabkan
mm/tahun. Erosi dan sedimentasi dapat berkurangnya kemampuan tanah untuk
juga terjadi pada Embung Petapahan. Hal menyerap dan menahan air hujan yang
ini sudah mulai terlihat pada kondisi jatuh diatas tanah.
existing Embung Petapahan yang sudah Dua peristiwa utama penyebab erosi
mulai ditumbuhi rerumputan. Sehingga tanah yaitu pelepasan dan pengangkutan.
perlu dilakukan kajian terhadap besarnya Dalam proses erosi, pelepasan butir tanah
potensi erosi pada DAS Petapahan yang mendahului peristiwa pengangkutan,
mengakibatkan sedimentasi di Embung tetapi pengangkutan tidak selalu diikuti
Petapahan. oleh pelepasan. Agen pelepasan tanah
Kajian erosi dan sedimentasi dengan yang penting adalah tetesan butir hujan
menggunakan metode USLE pada DAS yang jatuh di permukaan tanah. Tetesan
harus didukung dengan beberapa teori air hujan akan memukul permukaan
terkait yaitu : tanah, mengakibatkan gumpalan tanah
menjadi butir-butir yang lebih kecil dan
Daerah Aliran Sungai (DAS)
terlepas. Butir-butir tanah yang terlepas
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah tersebut sebagian akan terlempar ke udara
wilayah daratan yang merupakan satu (splash) dan jatuh lagi di atas permukaan
kesatuan dengan sungai dan anak-anak tanah, dan sebagian kecil akan mengisi
sungainya, yang berfungsi menampung, pori-pori kapiler tanah, sehingga akan
menyimpan, dan mengalirkan air yang menghambat proses infiltrasi.
berasal dari curah hujan ke danau atau ke
Model Pendugaan ErosiUSLE
laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas USLE adalah model erosi yang
di laut sampai dengan daerah perairan dirancang untuk memprediksi rata-rata
yang masih terpengaruh aktivitas daratan erosi tanah suatu areal dengan sistem
(UU No. 7 Tahun 2004). pertanaman dan pengelolaan lahan
Kerusakan Derah Aliran Sungai tertentu. Metode ini cocok digunakan
(DAS) dapat ditandai dengan menurunnya untuk pendugaan erosi dalam jangka yang
kemampuan menyimpan, manampung, lama. Metode ini juga memiliki
dan mengalirkan air hujan yang jatuh persamaan yang sederhana dan bersifat
dipermukaan DAS, sehingga dapat umum. Adapun persamaannya adalah
menyebabkan tingginya laju erosi lahan sebagai berikut:
dan debit dari sungai – sungainya. E = R . K . LS .C . P (1)
Adapun faktor utama penyebab kerusakan
DAS adalah penutupan vegetasi lahan dimana E = besarnya kehilangan tanah
permanen/hutan yang mengalami persatuan luas lahan (ton/ha/tahun), R =
kerusakan/kehilangan, pemanfaatan erosivitas curah hujan tahunan rata-rata
penggunaan lahan yang tidak sesuai (rainfall-runoff erosivity), K = indeks
dengan kemampuannya, tidak tepatnya erodibilitas tanah (soil erodibility), LS =
penerapan teknologi pengelolaan lahan di indeks panjang dan kemiringan lereng
kawasan DAS (Sinukaban, 2007). (slope length and slope steepness), C =
indeks pengelolaan tanaman (cropping
Erosi Tanah management), P = indeks upaya
Menurut Rauf (2011), erosi konservasi tanah/lahan.
merupakan peristiwa terangkutnya tanah Erosivitas Hujan (R)
atau bagian-bagian tanah dari satu tempat
ke tempat lain oleh media alami. Media Berdasarkan data curah hujan bulanan
alami yang berperan adalah air dan angin. maksimum, faktor erosivitas hujan (R)
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan dapat dihitung dengan mempergunakan

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 2


persamaan Lenvain (DHV, 1989 dalam (landcover) dan keterangan tutupan lahan
Bambang, 2011) sebagai berikut: pada peta sebagai satuan lahan ataupun
data yang langsung diperoleh dari
Rm = 2,2*(Rain)m1,36 (2)
lapangan. Model pendugaan potensi erosi
dapat dilihat dari besaran erosi yang
R= (3)
dinyatakan dalam jumlah tanah yang
dimana R = erosivitas curah hujan hilang dalam ton perhektar pertahun
tahunan rata-rata, Rm = Jumlah curah (ton/ha/thn) yang dapat dihitung dengan
hujan bulanan,(Rain)m = curah hujan formula USLE (Rauf, 2011)
bulanan (cm).
Sedimentasi
Erodibilitas Tanah (K)
Menurut Foster dan Meyer (1977)
Erodibilitas alami tanah merupakan dalam Jain,K.M, (2010) menyatakan
sifat kompleks yang tergantung pada laju bahwa erosi sebagai penyebab timbulnya
infiltrasi tanah dan kapasitas tanah untuk sedimentasi yang disebabkan oleh air
bertahan terhadap penghancuran agregat terutama meliputi proses pelepasan
(detachment) serta pengangkutan oleh (detachment), penghanyutan
hujan dan aliran permukaan. Besarnya (transportation), pengendapan
erodibilitas atau resistensi tanah juga (deposition), dan sedimentasi dari
ditentukan oleh karakteristik tanah seperti partikel-partikel tanah yang terjadi akibat
tekstur tanah, stabilitas agregat tanah, tumbukan air hujan dan aliran air.
kapasitas infiltrasi, dan kandungan Limpasan permukaan (overland flow)
organik dan kimia tanah. juga mengangkat bahan sedimen yang
Kemiringan Lereng (LS) terdapat di permukaan tanah, selanjutnya
dihanyutkan masuk kedalam alur-alur
Kemiringan dan panjang lereng adalah (rills), dan seterusnya masuk kedalam
dua unsur topografi yang paling selokan dan akhirnya ke sungai.
berpengaruh terhadap aliran permukaan Verstraten, dkk 2007 dalam Jain, 2010
dan erosi. Unsur lain yang mungkin memberikan suatu persamaan untuk
berpengaruh adalah konfigurasi, memprediksi rata – rata kapasitas
keseragaman dan arah lereng. Semakin angkutan sedimen di suatu lahan adalah
miring suatu lahan dan semakin panjang sebagai berikut:
lereng maka erosi akan semakin besar.
Panjang dan kemiringan lereng
mempunyai pengaruh yang besar terhadap TCi = K TCi R Ki (4)
perubahan bentuk muka bumi. dimana KTCi = koefisien kapasitas
angkutan sedimen (kg/ha/tahun), R =
Faktor Tutupan Lahan (C) dan
erosivitas curah hujan tahunan rata-rata, K
Konservasi Tanah (P)
= indeks erodibilitas tanah, A_s = luas
Faktor C ditunjukan sebagai angka sebaran kemiringan lereng, S = sebaran
perbandingan yang berhubungan dengan kemiringan lereng
tanah hilang tahunan pada areal yang
Koefisien kapasitas angkutan sedimen
bervegetasi dengan areal yang sama, jika
berdasarkan jenis kelas vegetasi yang
suatu areal kosong dan ditanami secara
terjadi pada masing – masing subdas
teratur, maka niilai faktor C berkisar
berdasarkan Normalized deifference
antara 0,001 pada hutan tak terganggu
vegetation index (NDVI) berdasarkan
hingga 1,0 pada tanah kosong yang tidak
Kidwell, 1990 dalam Jain, 2010.
ditanami. penentuan Indeks tutupan lahan
Persamaan koefisien merupakan fungsi
ini ditentukan dari peta tutupan lahan
eksponensial dari NDVI di suatu daerah

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 3


diperlihatkan pada persamaan yang Kampar. Sumber utama air pada Embung
diberikan oleh (Kidwell, 1990) dalam Petapahan berasal dari aliran Sungai
Jain, 2010 berikut ini. Petapahan yang merupakan anak sungai
dari Sungai Kampar. Sungai Petapahan
memiliki panjang lebih kurang 6.74 km,
K TCi = β* exp (5) serta memiliki luas Daerah Aliran Sungai
(DAS) lebih kurang 11.93 km2. Pada
dimana : ß adalah normalisasi kalibrasi umumnya DAS Petapahan ini ditutupi
yang bernilai 1. oleh lahan pertanian kering dan
perkebunan.
B. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian Diagram Alir Penelitian
Embung Petapahan terletak di Desa Analisa data yang dilakukan
Kampar Kecamatan Kampar Kabupaten digambarkan pada diagram alir seperti
pada gambar 2.

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 4


Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Faktor Erosivitas Hujan (R)
Hasil dari analisis data hujan bulanan
stasiun hujan pasar kampar selama 10
tahun diperoleh nilai erosivitas hujannya
adalah sebesar 1693,939. Nilai erosivitas
pada DAS Petapahan disebarkan secara
merata. Secara visual diperlihatkan pada
gambar 3.

Gambar 3. Peta Sebaran Erosivitas (R)

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 5


Nilai erosivitas pada DAS Petapahan Nilai faktor penutupan lahan (CP)
menunjukkan hujan yang terjadi pada diperoleh berdasarkan jenis penutupan
DAS Petapahan memiliki kemampuan lahan yang terdapat pada catchment area
ataupun energi untuk terjadinya erosi pada Embung Petapahan. Berikut ini sebaran
DAS yaitu sebesar 1693,939. penutupan lahan yang dihasilkan dari
perangkat SIG (Gambar 6.)
Faktor Erodibilitas Tanah (K)
Faktor erodibilitas digunakan untuk
melihat kemapuan tanah untuk tererosi.
Jenis tanah pada DAS Petapahan adalah
Paleudults dan Tropaquepts (Gambar 4.)

Gambar 6. Peta Penutupan Lahan

Analisa Sebaran Erosi


Berdasarkan perhitungan erosi
diperoleh peta sebaran erosi DAS
Petapahan yang dibagi menjadi 4
Gambar 4. Peta Jenis Tanah klasifikasi (Gambar 7.)

Faktor Panjang dan Kemiringan lereng


Faktor panjang dan kemiringan lereng
(LS) diperoleh berdasarkan data DEM.
Data DEM dianalisis dengan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Geografis (SIG) sehingga diperoleh peta
sebaran kemiringan lereng (Gambar 5.)

Gambar 7. Peta sebaran erosi


Sebaran erosi dibagi dalam 5 (lima)
kelompok sebaran erosi, dan rekapitulasi
seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Sebaran Erosi
Luasan Persentase
Gambar 5. Sebaran Kemiringan Lereng Kelas
Tingkat Erosi (A) A/Atotal
Erosi
(Ha) (%)
Faktor Penggunaan Lahan (CP) 1 Sangat Rendah 12,08 1,02

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 6


2 Rendah 831,77 70,00 Gambar 8. Penomoran Sub DAS
3 Sedang 320,02 26,93
4 Besar 24,31 2,05
Peta Sebaran Vegetasi
5 Sangat Besar - - Nilai sebaran vegetasi (NDVI) pada
Total 1188,18 100,00 DAS Petapahan memiliki nilai terkecil
-0,05 dan terbesar 0,15. Sebaran nilai
Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa NDVI dapat dilihat pada gambar 9.
erosi yang terjadi pada DAS Petapahan
berada pada kelas rendah atau pada erosi
kelas 2. Karena pada erosi kelas rendah
memiliki luasan yang paling besar yaitu
sebesar 831,77 Ha.

Endapan dan Penyaluran Sedimen


Untuk menentukan besar endapan
lahan dan penyaluran sedimentasi, yang
pertama kali dilakukan adalah membuat
alur angkutan sedimen dari suatu sub
DAS menuju sub DAS berikutnya. DAS
Petapahan dibagi menjadi 9 subdas. setiap
subdas diberi penomoran mlai dari 1 - 9.
Penomoran setiap subdas dapat dilihat pada Gambar 9. Peta sebaran vegetasi (NDVI)
gambar 8.
Nilai NDVI dipakai untuk menghitung
nilai koefisien kapasitas angkut pada
suatu sub DAS.

Sedimentasi yang Masuk ke Embung


Petapahan
Dari hasil erosi dan sedimentasi yang
terjadi di masing-masing sub DAS, dapat
diketahui berapa erosi lahan yang masuk
ke Embung Petapahan. Perhitungannya
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi sedimentasi


Sub Arah Tin Erosi Erosi+ Tin Tc Tout Sedimentasi
Tin(Ton/Tahun)
DAS Tout dari (Ton/Tahun) (Ton/Tahun) (Ton/Tahun) (Ton/Tahun) (Ton/Tahun)
9 6 - - 18507,4785 18507,4785 8146,5957 8146,5957 10360,8828
8 6 - - 5886,7531 5886,7531 645,8198 645,8198 5240,9333
7 3 - - 26198,4646 26198,4646 5651,5364 5651,5364 20546,9282
6 3 8,9 8792,4155 1947,7609 10740,1765 35,2710 35,2710 10704,9055
5 2 - - 4168,0054 4168,0054 506,7985 506,7985 3661,2069
4 2 - - 2299,9463 2299,9463 108,9797 108,9797 2190,9666
3 1 6,7 5686,8074 5581,3000 11268,1074 707,3151 707,3151 10560,7924
2 1 4,5 615,7783 2370,7628 2986,5411 95,3866 95,3866 2891,1545

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 7


1 Embung 2,3 802,7016 3528,4513 4331,1529 294,8287 294,8287 4036,3242

Berdasarkan hasil perhitungan memberikan volume sedimen sebesar


diketahui bahwa hasil erosi yang masuk 294,8287 Ton/tahun. Sehingga diperlukan
ke Embung Petapahan adalah 294,8287 sebuah rekondisi penutupan lahan
Ton/Tahun. Dengan luas Embung terutama tipe sebaran vegetasi yang akan
Petapahan 3,0279 Ha dan Specific mempengaruhi kapasitas angkutan
Gravity (Gs) tanah sebesar 2,66, maka sedimen ke Embung Petapahan.
sedimentasi ini setara dengan 110,8379 Adapun untuk mengurangi kapasitas
m3/Tahun. Sehingga akan terjadi angkut sedimen pada sub DAS 1 yang
sedimentasi di embung setinggi 3,7 masuk ke embung dapat dilakukan
mm/Tahun. Dalam 100 tahun Embung dengan cara melakukan rekondisi jenis
Petapahan akan mengalami pendangkalan vegetasi pada sub DAS 1 berupa pertanian
sebesar 0,37 meter. Estimasi perhitungan lahan kering campur semak dapat
tinggi pendangkalan ini diasumsikan dijadikan hutan kering sekunder sehingga
bahwa seluruh hasil erosi akan memperkecil nilai faktor penggunaan
mengendap secara merata di dasar lahan (CP) dan meningkatkan nilai indeks
Embung Petapahan dan tidak sebaran vegetasi lahan (NDVI). Semakin
memperhitungan volume sedimen yang baik indeks vegetasi (NDVI) akan
melayang dan volume sedimen dasar. semakin besar infiltrasi yang terjadi pada
Simulasi Rekondisi Penutupan Lahan lahan, sehingga kapasitas angkutan
sedimen akan berkurang. Adapun penulis
Berdasarkan hasil perhitungan erosi
melakukan simulasi perubahan tutupan
pada DAS Petapahan, diketahui bahwa
lahan pertanian lahan kering campur
nilai erosi yang sangat bepengaruh
semak pada Sub DAS 1 menjadi hutan
terhadap pendangkalan Embung
kering sekunder seperti pada gambar 10.
Petapahan terjadi pada sub DAS 1 yang

Gambar 10. Simulasi rekondisi penutupan lahan Sub DAS 1


Setelah melakukan simulasi perbedaan erosi yang terjadi pada sub
perubahan pada tutupan lahan pertanian DAS 1. Adapun perbedaan erosi yang
lahan kering campur semak menjadi hutan terjadi di tunjukkan pada tabel 3 dan tabel
kering sekunder maka diperoleh 4.

Tabel 3. Tabel erosi yang terjadi sebelum rekondisi penutupan lahan


Sub
R K LS CP A (Ha) E (Ton/Ha/Tahun) SE (Ton/Tahun)
DAS

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 8


1 1693,939 0,251 0,4 0,19 8,925 32,314 288,404
1 1693,939 0,27 1,4 0,19 0,606 121,659 73,749
1 1693,939 0,27 1,4 0,19 0,356 121,659 43,268
1 1693,939 0,27 1,4 0,19 0,304 121,659 36,985
1 1693,939 0,27 1,4 0,19 0,304 121,659 36,984
1 1693,939 0,27 0,4 0,19 87,715 34,760 3048,943
1 1693,939 0,27 0,4 0,19 0,003 34,760 0,119
Total 3528,451

Tabel 4. Tabel erosi yang terjadi setelah rekondisi penutupan lahan


Sub
R K LS CP A (Ha) E (Ton/Ha/Tahun) SE (Ton/Tahun)
DAS
1 1693,939 0,251 0,4 0,01 8,925 1,701 15,179
1 1693,939 0,27 1,4 0,01 0,606 6,403 3,882
1 1693,939 0,27 1,4 0,01 0,356 6,403 2,277
1 1693,939 0,27 1,4 0,01 0,304 6,403 1,947
1 1693,939 0,27 1,4 0,01 0,304 6,403 1,947
1 1693,939 0,27 0,4 0,01 87,715 1,829 160,471
1 1693,939 0,27 0,4 0,01 0,003 1,829 0,006
Total 185,708

Berdasarkan hasil simulasi sebaran vegetasi (NDVI). Perubahan nilai


rekondisi penutupan lahan, potensi erosi indeks sebaran vegetasi (NDVI) akan
yang terjadi pada DAS Petapahan akan berpengaruh terhadap kapasitas angkut
mengalami penurunan nilai dari 3528,451 dan sedimen yang masuk ke Embung
Ton/Tahun menjadi 185,708 Ton/Tahun. Petapahan. Adapun perbedaan kapasitas
Selain mempengaruhi penurunan erosi, angkutan sedimen yang terjadi pada sub
perubahan tutupan lahan pada sub DAS 1 DAS 1 akibat rekondisi penutupan lahan
juga akan mempengaruhi nilai indeks di tunjukkan pada tabel 5 dan tabel 6.

Tabel 5. Tabel kapasitas angkutan sedimen sub DAS 1 sebelum rekondisi


Sub A/A
R Ki Si NDVI A (ha) Ndvi*(A/Ato) K S
DAS Total
1 2 3 4 5 6 7 5*7 3*7 4*7
1 1693,9386 0,27 0,04 0,05 2,0880 0,0214 0,0011 0,0058 0,0009
1 1693,9386 0,251 0,04 0,05 0,0346 0,0004 1,78E-05 8,91E-05 1,420E-05
1 1693,9386 0,251 0,04 0 0,9188 0,0094 0 0,0024 0,0004
1 1693,9386 0,27 0,04 0 0,4534 0,0047 0 0,0013 0,0002
1 1693,9386 0,251 0,04 0,05 0,3563 0,0037 0,0002 0,0009 0,0001

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 9


1 1693,9386 0,251 0,04 -0,05 0,2537 0,0026 -0,0001 0,0007 0,0001
1 1693,9386 0,27 0,04 0,15 0,1193 0,0012 0,0002 0,0003 4,899E-05
1 1693,9386 0,27 0,12 0,05 0,1668 0,0017 8,57E-05 0,0005 0,0002
1 1693,9386 0,27 0,12 0,15 0,0000 0,0000 1,64E-09 2,955E-09 1,313E-09
1 1693,9386 0,27 0,04 0,15 0,0616 0,0006 9,49E-05 0,0002 2,532E-05
1 1693,9386 0,251 0,04 0,1 6,6433 0,0682 0,0068 0,0171 0,0027
1 1693,9386 0,27 0,12 0,1 1,4031 0,0144 0,0014 0,0039 0,0017
1 1693,9386 0,27 0,04 0,1 84,8653 0,8716 0,0872 0,2353 0,0349
Total 97,3642 1 0,0969 0,2684 0,0413
Ktc 0,8982
Kapasitas angkutan Sub DAS 1 (Tc1) (Kg/Ha/Tahun) 3028,1028
Kapasitas angkutan Sub DAS 1 (Tc1) (Ton/Tahun) 294,8287
Hasil erosi Sub DAS 1 (SE1) (Ton/Tahun) 3528,4513
Sedimentasi/endapan lahan di Sub DAS 1 (D1) (Ton/Tahun) 3233,6226

Tabel 6. Tabel kapasitas angkutan sedimen sub DAS 1 setelah rekondisi


Sub A/A
R Ki Si NDVI A (ha) Ndvi*(A/Ato) K S
DAS Total
1 2 3 4 5 6 7 5*7 3*7 4*7
1 1693,9386 0,27 0,04 0,55 2,0880 0,0214 0,0118 0,0058 0,0009
1 1693,9386 0,251 0,04 0,55 0,0346 0,0004 1,9524E-04 8,91E-05 1,420E-05
1 1693,9386 0,251 0,04 0,5 0,9188 0,0094 0,0047 0,0024 0,0004
1 1693,9386 0,27 0,04 0,5 0,4534 0,0047 0,0023 0,0013 0,0002
1 1693,9386 0,251 0,04 0,55 0,3563 0,0037 0,0020 0,0009 0,0001
1 1693,9386 0,251 0,04 0,45 0,2537 0,0026 0,0012 0,0007 0,0001
1 1693,9386 0,27 0,04 0,65 0,1193 0,0012 0,0008 0,0003 4,899E-05
1 1693,9386 0,27 0,12 0,55 0,1668 0,0017 9,42E-04 0,0005 0,0002
1 1693,9386 0,27 0,12 0,65 0,0000 0,0000 7,11E-09 2,955E-09 1,313E-09
1 1693,9386 0,27 0,04 0,65 0,0616 0,0006 4,11E-04 0,0002 2,532E-05
1 1693,9386 0,251 0,04 0,6 6,6433 0,0682 0,0409 0,0171 0,0027
1 1693,9386 0,27 0,12 0,6 1,4031 0,0144 0,0086 0,0039 0,0017
1 1693,9386 0,27 0,04 0,6 84,8653 0,8716 0,5230 0,2353 0,0349
Total 97,3642 1 0,5969 0,2684 0,0413
Ktc 0,2274
Kapasitas angkutan Sub DAS 1 (Tc1) (Kg/Ha/Tahun) 766,6628
Kapasitas angkutan Sub DAS 1 (Tc1) (Ton/Tahun) 74,6455
Hasil erosi Sub DAS 1 (SE1) (Ton/Tahun) 185,7080
Sedimentasi/endapan lahan di Sub DAS 1 (D1) (Ton/Tahun) 111,0625

Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6 setinggi 2.11 mm/Tahun. Dalam 100


diketahui bahwa kapasitas angkutan tahun Embung Petapahan akan
sedimen sub DAS 1 mengalami mengalami pendangkalan sebesar 0,21
penurunan nilai dari 294,8287 Ton/Tahun meter.
menjadi 169,9561 Ton/Tahun. Dengan
hasil erosi yang masuk ke Embung
Petapahan sebesar 169,9561 Ton/Tahun,
maka akan terjadi sedimentasi di embung

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 10


D. KESIMPULAN Yang Berbeda Terhadap Pemodelan
Berdasarkan perhitungan erosi dan Erosi Berbasis Raster. Bengkulu :
sedimentasi yang telah dilakukan, penulis Universitas Bengkulu
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut Hasibuan, Muhammad Hadi. 2015.
1. Nilai erosi yang sangat Analisis Sedimentasi Lahan Das
bepengaruh terhadap Embung Uwai Kabupaten Kampar
pendangkalan Embung Petapahan Menggunakan Metode Usle. Skripsi
terjadi pada sub DAS 1 yang Sarjana, Jurusan Teknik Sipil,
memberikan volume sediment Universitas Riau, Pekanbaru.
sebesar 294,8287 Ton/tahun.
2. Hasil erosi yang masuk ke Isma, Faiz. 2014. Analisis Potensi Erosi
Embung Petapahan adalah sebesar Pada Das Deli Menggunakan Sistem
294,8287 Ton/Tahun sehingga Informasi Geografis. Tesis Program
akan terjadi sedimentasi di Pasca Sarjana, Fakultas Teknik, USU,
embung setinggi 3,7 mm/Tahun, Medan.
dan dalam 100 tahun akan terjadi Jain,K.M. 2010.Estimation of
sedimentasi setebal 37 cm di dasar Sedimentasit Yield and Areas of Soil
embung. Erosion and Deposition for
3. Hasil simulasi rekondisi Watershead Prioritization using GIS
penutupan lahan menunjukkan and Remote Sensing. Indian : Indian
penurunan nilai CP yang Institute of Technology
berdampak pada penurunan erosi
sebesar 94,74% dari nilai awal Peraturan Pemerintah No. 150 tahun 2000
yaitu dari 3528,451 Ton/Tahun Tentang Pengendalian Kerusakan
menjadi 185,708 Ton/Tahun. Rauf.A,dkk.2011. Dasar – Dasar
4. Hasil simulasi rekondisi Pengelolaan Daerah Aliran
penutupan lahan menunjukkan Sungai.Medan : Universitas Sumatera
kenaikan nilai NDVI yang Utara
berdampak pada penurunan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
sedimentasi yang masuk ke
Tentang Sumber Daya Air
Embung Petapahan sebesar
74,68% dari nilai awal yaitu dari Sinukaban, N. 2007. Konservasi Tanah
294,8287 Ton/Tahun menjadi dan Air Kunci Pembangunan
74,6455 Ton/Tahun. Berkelanjutan. Direktorat Jendral
E. DAFTAR PUSTAKA RLPS dan Institut Pertanian Bogor.
Arsyad, S. 2010.Konservasi Tanah dan Bogor.
Air. Penerbit Institut Pertanian Bogor
Press, Bogor.
Bambang. S. 2011. Pengaruh Erosivitas
Hujan Yang Diperoleh Dari Rumus

JOM FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 11

Anda mungkin juga menyukai